Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Bebe Yang Jijikan Dan Sensory Play

[LONG POST]


Kalau kalian udah usang baca blog saya niscaya tau kalau saya nggak pernah main sensory sama Bebe. Pertama, males. Kedua, males beres-beresnya. LHA HAHAHA.

Yaaa, saya mikirnya ya mainan itu bentuk mainan edukatif biasa aja. Terserah dong mau main sensory apa nggak? Toh banyak juga orang yang kecilnya nggak sensory play tapi pinter-pinter aja. Kaprikornus saya selalu menganggap main sensory itu opsional.

Sampai saya kena batunya sebab daycare dan preschool Bebe yang kini montessori!

Padahal beneran deh, saya pilih daycare dan preschool kini bukan sebab montessorinya. Karena Bebe masih 3 tahun, saya pokoknya pilih daycare yang sesuai kriteria daycare idaman aja. Rumah luas dan nyaman, ada halaman, mainan banyak, dan yang paling penting: kamar dan kelas DIPISAH.

Survey ke 7 daycare dengan preschool/program belajar, cuma ini yang masuk ke semua kriteria yang saya mau. KEBETULAN ternyata mereka montessori, oh ya udah anggap nilai plus aja dong ya.

Ternyata nggak! Karena montessori tandanya banyak main sensory! Dan Bebe nggak kenal apa itu sensory play! *NGGAK BISA SANTAI*

๐ŸŽ Foto yang hilang ๐ŸŒผ

Mistis yah sub-judulnya lol.

Tiap hari, miss dan teacher di daycare Bebe selalu kirim foto aktivitas seharian. Dan saya menyadari bahwa ada beberapa aktivitas di mana Bebe nggak ada fotonya. Awalnya saya mikir oh mungkin ia males kali. Soalnya sebab kelasnya tidak mengecewakan padat, dari awal masuk saya kasian sendiri sama Bebe.

Kaprikornus saya udah bilang sama Bebe “Be, kalau kau ngantuk atau nggak mau belajar, bilang sama miss aja ya. Tidur aja biar, bilang miss kau nggak mau belajar”

Orangtua macam apa ya yang nyuruh anaknya skip school begini HAHAHA. Abisan kasian ih anak kecil kok ya penuh planning gitu. Kali aja ia mau main ya boleh, gitu loh maksudnya. Karena anak lain semuanya udah mau 4 tahun gitu umurnya. Bebe paling kecil.

Padahal kegiatannya seru sih. Misal bulan ini temanya flora di sekitar kita, tema hari ini pepaya. Maka mereka jalan (NYEKER) ke taman liat pohon pepaya, pegang pohon pepaya, motong sendiri buah pepaya, makan sendiri. Kemudian menggambar dan melekat pepaya dan diakhiri dengan main dengan material montessori.

Nah foto Bebe suka ngilang di pecahan montessori! Ke mana dia!

Saya tanya ke gurunya, katanya "Xylo maunya main lari-larian aja bu, nggak mau disuruh pilih material". OOOHHH. Saya bilang "oh gitu ya udah nggak usah dipaksa ya miss"

YAKALI MASA MAU DIPAKSA.

๐ŸŽ Bebe ngamuk ๐ŸŒผ

Bebe di daycare gres nggak nangis sama sekali. Saya udah pernah kisah di sini: Bebe Sekolah!

Anaknya emang ekstrovert sih, dari hari pertama ia pribadi dapat mingle sama anak lain gitu. Kaprikornus nggak ada tuh drama “ibu nggak boleh kerja” sama sekali. Sampai suatu hari sehabis sebulan Bebe kesudahannya nangis. Karena …



tangannya kena lem.

YES PEOPLE. TANGAN KENA LEM.

Kaprikornus aktivitas di kelas hari itu ialah menempel. Bebe ogah-ogahan colek lem pake jari. Terus missnya iseng nyolekin lem ke punggung tangan Bebe. Kemudian ia sakit hati banget dan marah.

Dia lari keluar kelas dan keluar rumah. Nangis ngamuk di teras manggil-manggil ibu hingga ketiduran di dingklik teras zzz. Kenapa ia begitu? Karena ...

๐ŸŽ Bebe yang jijikan dan taat aturan ๐ŸŒผ

Sejak kecil, Bebe tuh udah geli sama tekstur. Dia nggak suka jalan di karpet garang atau rumput sintetis. Dia nggak suka saya pake jaket jins atau baju-baju yang ada teksturnya. Risihan lah padahal saya di rumah bukan yang hygiene freak gitu kenapa si Bebe demikian. Entahlah kupun kurang paham.

Jijikan ini combo sama taat aturan. Nggak tau deh antara anaknya memang bagus atau sebab kami tidak menegakkan hukum sambil marah-marah jadi ia malah nurut banget. Saya sama JG jarang (bukan nggak pernah lol) banget murka sama Bebe sebab ya untuk apa? Kaya percuma gitu. Kalau ngomong baik dapat ya kenapa harus murka gitu loh.

Paling simpel mah hingga kini Bebe nggak pernah coret-coret dinding sebab saya pernah kasih tahu kalau gambar ya di kertas. Kalau aturannya begitu ya ia nurut. Makanya hingga kini ia dapat main sepeda dengan gear lengkap itu sebab ya berdasarkan ia hukum naik sepeda emang gitu.

Terus kenapa saya bilang combo? Karena ada peraturan-peraturan yang jadi nyambung sama sumber kejijikan.

Contoh: “main ke luar HARUS pake sendal/sepatu ya Be!”

Maka si Bebe keluar rumah selalu pake sendal dan sepatu dan ia jadi jijik kalau nggak pake. Dari kecil banget kalau ada anak daycare lain yang lari keluar nggak pake sepatu, BEBE AMBILIN SEPATUNYA DAN DIPAKEIN KE ANAK ITU.

Contoh lain, semenjak kecil saya nggak pernah murka kalau ia numpahin makanan atau minuman, ia pribadi tau diri aja pribadi ambil lap dan lap sendiri. Hasilnya? Dia selalu hati-hati dan berusaha nggak numpahin apapun.

Yang mana hal-hal kaya gini ternyata susah kalau sekolahnya montessori.

Saya liatin ke Bebe foto temen-temennya yang main sensory dan nanya kok Bebe nggak mau main ini?

Misal mindahin air pake sponge ia jawab "nggak ah tar tangan saya lembap terus airnya tumpah-tumpah kena meja" (males ia nanti harus pel sendiri)

Main air di halaman sambil nyeker "nggak ah nanti kaki saya basah" (karena main di halaman seharusnya ya pake sendal dong ibu!)

Finger painting “nggak ah nanti tangan saya kotor” (tangan kalau kotor aja pribadi dicuci, ini kok malah sengaja dikotor-kotorin? kan dapat pake kuas!)

Mindahin biji-bijian pake sendok, jawabnya "aku jijik sama biji itu"

GOD.

๐ŸŽ Terus saya sedih ๐Ÿ˜Ÿ

Saya ngerasa gagal banget sebab kenapa sih Bebe kaya gitu? Saya beneran nggak apa-apa kalau Bebe skip kelas sebab ia ngantuk atau capek, tapi masa skip sebab jijik? Curhatlah sama geng kesayangan dan disuruh tes ini sama Gesi untuk nentuin ada yang ketinggalan nggak milestone-nya?

Saya coba dan nggak ada. Sampai 52 bulan juga Bebe masih oke. JG konsultasi sama temennya yang psikolog anak dan kesudahannya ditarik kesimpulan bahwa:

Bebe cuma kurang main sensory di rumah hhhh.

Malem itu juga saya bertekad dan mulai coba colek-colek lem di rumah. Random aja saya sama Bebe colek-colek lem ke kardus bekas susu. Nggak bikin apapun. Bebe awalnya resah gitu ngapain sih? Tapi saya cuekin aja dan saya colek-colek terus. Lama-lama ia ikut colek hingga beberapa menit kemudian ia mulai risih dan lari sendiri ke kamar mandi untuk basuh tangan. Saya diemin aja nggak paksa.

BESOKNYA DI SEKOLAH BEBE MAU COLEK LEM! Meskipun mukanya masih jijik dan beneran nyolek pake ujung telunjuk gitu. Hahaha. Nggak apa-apalah kemajuan.

Ternyata bener kata Gesi dan temennya JG, ia begitu sebab nggak terbiasa aja. (ya masa saya biasain jijik-jijikan sih? HAHAHA IBUNYA EMANG RESE)

Terus kemarin nyoba main kacang ijo dan tadi pagi sih ditanya Bebe bilang mau main biji-bijian di sekolah. Nggak tau deh hari ini, belum dikirim foto dan belum ketemu Bebe. SEMOGA BENERAN MAU YA.

Kaprikornus sesuai saran Gesi saya mau merencanakan mulai main sensory di rumah. Seminggu sekali mungkin (KALAU NGGAK MALES). Goalsnya belum akan sesuai teori kaya nyendokin dari kiri ke kanan blablabla, yang penting Bebe mau MEGANG dan NGINJEK dulu aja banyak sekali tekstur.

Soalnya sayang banget deh udah bayar sekolah terus Bebenya nggak mau ikut semua aktivitas cuma sebab nggak terbiasa melakukannya sama saya di rumah. Kaprikornus ibu peernya banyak banget ya. Banyak peer dan ogah rugi, ribet deh elah.

Tapi urusan hukum plus megang tekstur ini emang jadi bingungin sih. Misal ia makan jelly. Seharusnya makan jelly ya pake sendok dong ya supaya nggak lengket ke tangan. Tapi dalam rangka megang banyak sekali tekstur jadinya saya keluarin jelly dari cupnya dan taro aja di tangan ia terus Bebe resah "kok boleh saya pegang jelly? Nggak pake sendok aja ibu?"

GIMANA DONG BEEE. Akhirnya ya saya jawab "boleh deh, tapi abis itu harus pribadi basuh tangan ya!" Huhu. Padahal saya sendiri aja dapat risih banget tangan lengket apalagi mikirin harus nyeker di taman atau harus main pasir di pantai gitu oh no. No no no. T________T

*

Dan ya, untung aja Bebe preschool! Minimal saya jadi punya pembanding oh anak seumur ini harusnya sudah dapat apa. Kalau nggak mungkin saya akan tetep halu kalau Bebe anak paling hebat, padahal ternyata ya sama aja kaya anak lain hahaha.

“KOK MALAH BANDING-BANDINGIN ANAK SIH!”

Ya kalau milestone mah perlu dibandingin atuh. Kan udah terperinci umur sekian harus dapat apa minimalnya. Yang nggak perlu dibandingin itu urusan value di keluarga kan. Urusan mau minum susu apa nggak, toilet pembinaan umur berapa, disiplin duduk di high chair apa di lantai aja, dsb. Value keluarga mah beda-beda, tapi milestone sih udah ada standarnya kan.

Kaprikornus ya, itu aja! Next saya mau kisah juga soal Bebe yang mendadak penakut. Nanti yaaa!

See you!

-ast-

Bebe Dan Rasa Takut


Dulu waktu Bebe belum umur setahun, saya rasanya besar hati banget punya anak nggak penakut. Naik kuda-kudaan yang goyang-goyang itu sambil BERDIRI, naik perosotan tinggi berani padahal belum bisa jalan, ngapain juga Bebe oke-oke aja deh, nggak ada takutnya sama sekali.

Baru beberapa usang kemudian kusadari, Bebe ternyata bukan anak pemberani tapi waktu umur setahun mah emang belum nyampe aja otaknya alias belum bisa mendefinisikan apa itu rasa takut. HAHAHA

Dan sebagai ibu-ibu, ketidaktahuan kadang ditutup kebanggaaan. Bangga sama halu beda tipis padahal huhu.

Karena kerasa banget makin gede makin jadi penakut kan belum dewasa itu? Dan ini peer banget deh buat saya yang kompetitif.

Abisan saya maunya Bebe jadi anak yang benar-benar pemberani (bukan berdasarkan kebanggaan saya aja). Tapi ternyata pemberani ini spektrumnya luas banget! BANGET! Dan sebagai ibu ambisius ya saya maunya Bebe pemberani di segala lini kehidupan lah! *REPOT*

Untuk kehidupan sosial, Bebe termasuk anak yang pemberani. Meski kadang aib ngomong, tapi beliau nggak sungkan untuk ngajak anak lain yang gres ketemu main bareng. Apalagi bila anaknya keliatan pendiam gitu, beliau suka nyodorin mobil-mobilan terus mereka main bareng.

Makanya di daycare gres pun Bebe nggak punya kesulitan adaptasi. Kata missnya dari hari pertama beliau udah ceriwis aja dan dapat bangun diatas kaki sendiri banget kaya bank. Intinya saya besar hati beneran sama kemampuan sosialnya sebab terbukti! *apeu*

(Baca: Melarang Anak dengan Kata 'Jangan')

Nah tapi tentu saja Bebe takut sama hal lain.

Pas kemarin beli balance bike, beliau nangis-nangis di kendaraan beroda empat sebab nggak sabar pengen nyampe rumah dan coba sepedanya. Di mobil, sepeda yang belum dirakit itu beliau peluk. Nyampe rumah beliau coba 5 detik terus bilang “nggak ah saya takut jatuh” terus ditinggalin aja gitu main yang lain. WHY!

Besoknya saya eksklusif beli peralatan safety lengkap dan saya liatin video-video anak lain yang udah jago balance bike. Saya jelasin juga bila jatuh, tidak akan sakit sebab kan sudah aman. Seminggu deh prosesnya hingga beliau bener-bener mau nyoba balance bike-nya agak lama. Sebelumnya sih ya gitu aja, main 2 menit terus nggak mau dan main yang lain.

Sebelnya bila dibilangin tuh ngejawab! Misal gini:

Ibu: “Kamu kan mahir Be, niscaya bisalah naik sepeda”
Bebe: “Nggak ah saya nggak hebat. Aku takut jatuh terus sakit”

T________T


Karena jadi orangtua itu harus siap jadi motivator, maka ya saya sama JG terus-terusan kasih motivasi dan kalimat positif sama Bebe bila Bebe niscaya bisa naik sepeda. Sampai balasannya ya bisa. Sebelnya lagi bila udah bisa maka ia menuntut pujian.

“Aku udah bisa kebut loh ibu, saya mahir kan?”

IYA HEBAT IYAAA.

Tapi saya nulis ini sebab momen kemarin. Gong dari segala urusan penakut ini yakni Bebe ternyata takut banget naik monkey kafe di sekolah! Bentuknya gini, nggak tinggi-tinggi amat lah setinggi saya doang. Dan ada pegangannya.

source

Awalnya saya liat temen-temennya Bebe pada bisa semua naik monkey kafe ini. Manjat ke atas loh ya, manjat dari satu ujung ke ujung lainnya. Bahkan hingga anak umur 2 tahun aja udah pada bisa! Bebe ingin tau pengen nyoba juga tapi terus gres dua tangga beliau berhenti dan turun lagi. “Aku takut”

T________T

Saya rada nggak terima gitu sebab kenapa takut deh? Anak lain buktinya bisa! Saya nggak mau beliau jadi takut ketinggian kaya JG sebab waktu kecil JG selalu dihentikan main panjat-panjatan model gini.

Berhari-hari saya bawa monkey kafe ini sebagai topik pembicaraan dan puji sebagai anak pemberani. Model “kamu kan anak pemberani, niscaya bisa lah naik monkey bar” yang selalu dijawab dengan “aku nggak pemberani saya takut”.

T_______T

Sampai suatu hari saya nggak jemput, Bebe dijemput sama JG dan JG kirim foto Bebe lagi di atas monkey bar! KOK BISA!


JG bilang bila Bebe mau selamatin robot harus naik monkey kafe itu dulu. And it works! Kaprikornus selama ini beliau nggak mau naik itu kemungkinannya itu ada dua:

1. Bebe emang takut banget
2. Bebe nggak takut-takut amat tapi manja aja sebab ada ibu

(Baca: Bebe yang Romantis)

Karena bila ada ibu itu Bebe manja! Semua maunya sama ibu, semua maunya sambil dipeluk ibu, semua mendadak nggak bisa gitu hhhh.

Tapi ya saya jadi mencar ilmu juga. Bahwa rasa takut anak itu muncul sendiri tanpa ditakut-takuti, dan bisa dihilangkan dengan motivasi! #rhymes

Karena Bebe bener-bener nggak pernah ditakut-takuti siapapun tapi toh beliau takut juga. Dan Bebe hanya butuh seminggu motivasi hingga balasannya bisa melawan ketakutannya sendiri.

Ya tapi itu kan Bebe ya, nggak tau bila anak lain hahaha. Kalau anak kalian takut apaaa?

-ast-

Ketika Bebe Tanya Kenapa

Finally, Bebe is in WHY phase!


Kenapa finally, sebab saya udah sering banget liat anak yang nanya terus-terusan why why why terus ibu bapaknya pusing jawab. Makara ingin tau banget kapan ya Bebe akan nanya kenapa? Ternyata sebulan dua bulan belakangan sebenernya udah mulai tapi akhir-akhir ini makin intens sebab suka nguping pembicaraan saya dan JG! LUCU BANGET!

Well, lucu bagi saya yang nganggap anak nanya itu lucu sih. Sering banget saya liat orang bau tanah yang terang-terangan terganggu terus nyuruh diem. KASIAN. JANGAN GITU PLIS. JAWAB SEPENUH HATI PLIS. T_______T

Oke jadi awalnya ia hanya nanya “kenapa”:

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Be, nanti di kantor appa kau main sepeda ya!”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa ibu?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Ya semoga nggak bosan”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa ibu?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Soalnya nunggunya nanti lama”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa ibu?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kenapa coba?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Hehehe”

Kemudian ia kayanya ngerasa saya kurang maksimal jawabnya kalau cuma tanya kenapa jadi ia tanya satu kalimat utuh yang saya ucapkan terakhir! Dan nanyanya itu sepenuh hati dengan lisan ingin tahu!

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Bebe sama appa main ya, ini hari Sabtu tapi ibu kerja nih ada program kantor

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa hari Sabtu tapi ibu kerja ada program kantor?”

Spesifik banget kan itu pertanyaannya. Bebe kau balita atau penyidik KPK? *apeu*

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Iya di sekolah kau juga pernah kan hari Sabtu ada acara. Sekarang kantor ibu juga

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa sekarang kantor ibu juga?”

JAWAB APA YAAA ENAKNYAAAAA. Kalau udah gini saya sama JG biasanya udah ngikik aja.

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Ya ini nggak sering-sering kok, sekali-sekali aja

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa sekali-kali aja?”

*MELARIKAN DIRI KE NEW YORK MENYUSUL RANGGA UNTUK MEMBUAT KOPI AGAR TETAP TERJAGA*


❓ Kenapa sih anak 3 tahun nanya kenapa terus?

Karena anak 3 tahun itu sudah mulai mengerti lingkungan di sekitarnya itu sebagai sesuatu yang berbeda dari dirinya sendiri. Kalau dulu kan dunia itu ya ia aja, semua wacana dia. Kalau kini ia mulai ngerti bahwa ada hal-hal yang kok susah dimengerti ya? Maka ia bertanya:

... kenapa ibu?

Pertanyaan bagus sih sebab jawabannya dapat banyak sekali macam. Dari alasan hingga klarifikasi panjang lebar wacana kenapa matahari terbenam dan bukannya tenggelam. Padahal sama-sama menghilang. Kenapa matahari terbenam? Tenggelam kali?

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kalau karam itu ke dalam air

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa ke dalam air?”

Capek ya jawabnya? Kebayang deh duh apalagi buibu yang anaknya lebih dari satu, anak yang satu bayi, anak yang gede nanya kenapa-kenapa mulu. Pengen jambak sih nggak, cuma pengen nyisirin rambut ibu kan jadinya! #PengabdiSetanReference #padahalnontonajanggak

Tapi ya percayalah kalau ini kesempatan untuk meraih mimpimu setinggi langit keyakinan diri anak. Bahwa kalau anak bingung, maka tanya pada ibu. Berulang kali saya bilang pada Bebe "Be, pokoknya kalau kau ingin tau sesuatu, tanya ibu aja ya!"

Yang dijawab dengan: "KENAPA TANYA IBU AJA?"

HAHAHAHA

Daripada di masa depan ia kalau punya pertanyaan terus tanya orang lain atau googling sendiri? Tanya ibu dululah, biarkan ibu yang googling. LOL

Karena ya anggap aja ini sebagai starting point dari curiosity-nya. Dan saya sama JG selalu jawab seserius mungkin! Makin serius jawabannya, makin pusing dia, biasanya ia mikir dulu terus berhenti nanya why selanjutnya.

Contoh percakapan dengan tanggapan ekstrem yang akan menciptakan Bebe berhenti nanya kenapa:

๐Ÿ‘ฉ Ibu ke appa: “Wah, itu gedung apa sih kok diancurin gitu?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa gedung diancurin, ibu?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Mungkin sebab sudah bau tanah jadi mau dibentuk gedung baru

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa mau dibentuk gedung baru?”

๐Ÿ‘จ JG: “Karena kalau gedung bau tanah dibiarkan, nanti konstruksinya makin lemah, Be. Kalau konstruksi lemah nanti gedungnya nggak tahan, nanti kalau ada gempa kan bisa-bisa malah runtuh. Makara sebaiknya kalau gedung udah bau tanah ya diruntuhin dulu terus bikin yang gres blablabla *panjang banget pokoknya* …”

๐Ÿ‘ถ Bebe: *diam dengan muka mikir*

Hahahaha kasian tapi biarlah untuk melatih otaknya berpikir kritis dan BENAR. Karena kadang kita mikir kaya Bebe ngerti nggak ya kalau dijawab beneran? Tapi masa mau dijawab asal? Makara ya udah sih mau ia ngerti atau nggak ngerti ya jawab beneran aja. Paling mentok ia nanya lagi kan.

Saya dan JG mending jawab panjang lebar daripada jawab "ya sebab ibu bilang gitu!" alias "because I said so" sebab takut suatu hari ia balikin dengan "ya sebab saya mau!" Ribet deh nanti ah. Tahan-tahan deh, jangan hingga itu keluar.

Meskipun kadang percakapannya jadi nggak masuk nalar banget. Contoh:

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Ibu saya mau ini”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Boleh

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa boleh?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Yaaa, boleh aja kalau kamu mau

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa aku mau?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Nggak tau tadi katanya tadi kau mau?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa katanya tadi saya mau?”

LHAAAA. Mengapa saya harus terjebak di pembicaraan yang tak berujung dan entah di mana akan usai zzz.

Kalau udah capek banget jawab, tergampang yaitu dengan tanya balik dengan contoh pertanyaan ia dan pertanyaan kuntji "kenapa coba?", ini mancing anak mikir banget dan ia berhenti nanya sebab mikir keras lol.

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Ibu, punggung saya gatel. Kenapa punggung saya gatel ibu?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kenapa coba?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Karena digigit nyamuk

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kenapa digigit nyamuk?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Kenapa saya digigit nyamuk?”

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kenapa coba?”

๐Ÿ‘ถ Bebe: “Karena belum mandi

๐Ÿ‘ฉ Ibu: “Kenapa belum mandi?”

Bebe bingung. Ibu win!

Ah ya! Baru inget kalau pertanyaan “kenapa” ini berbarengan dengan pertanyaan "kok?" Sama juga bertanya sebab ia ingin tau aja. Dan curiousity ini sudah masuk ke pertanyaan seputar seksualitas:

"Kok ibu nggak ada t*titnya?"

"Kok ibu wanita tapi nggak hamil?"

JAWAB DENGAN BENAR YAAA. JANGAN JAWAB ASAL YAAA. Jawab sambil baca buku lebih lezat sebab ada gambarnya. Nanti soal menjawab pertanyaan semacam ini ditulis terpisah ya!

Atau pujian-pujian gombal yang tidak akan pernah dapat dilewati oleh JG sebab kalau JG yang ngomong saya paling rolling eyes hahaha.

"Kok ibu cantik?" *ASIK*

“Kok gambar ibu bagus banget sih!” *alah padahal mah ya gitu aja lol*

“Kok ibu kuat, ibu andal banget!” *IYA DONG BE!* *BANGGA*


Semoga Bebe cepet cerdik ya! Jangan lelah bertanya kenapa! Dan buat ibu-ibu yang anaknya lagi di why phase juga tips dari saya cuma satu aja sih: DIJAWAB YAAA PERTANYAAN ANAKNYAAAA!

Kasian soalnya huhu.

Buat yang masih main Twitter, saya bikin thread celetukan Bebe. Belum banyak sih cuma ya iseng aja daripada lupa. Dibikin blogpost mah kapan-kapan kan. Cek di sini ya!


See you!


Dan ini bonus gif Cinta dengan Dian Sastro masih kurus sebab ya pengen aja terserah gue sih elaahhh. Hahaha.

-ast-

Hal-Hal Yang Berubah Sesudah Pilkada Dki


Halo! Lama nggak nulis #SassyThursday dan sekalinya nulis topiknya pribadi yaaa gitulah. Jarang-jarang gue nulis politik di blog kan, tapi kali ini pengen aja nulis. Mungkin sanggup kasih pandangan lain, mungkin juga nggak. :)

Baca punya Nahla:

Oke jadi pasca urusan pilkada dan demo-demo itu, yang berubah bukan cuma gubernur Jakarta tapi juga BANYAK hal lainnya. Betapa efeknya besar banget dan membukakan mata

Apalagi pasca gubernur gres tiba-tiba bahas pribumi, sengaja atau tidak sengaja cuma makin menguatkan bahwa di posisi ini loh kita. Sementara banyak yang memperjuangkan kesetaraaan manusia, ini malah ras aja diungkit-ungkit terus. :(

Sedih sih tapi ya, duka aja dibilang kafir kali deh gue, terserahlah. Ini ia hal-hal yang gue rasakan sendiri berubah sesudah demo dan pilkada:

Orang jadi berani menawarkan diri bahwa ia paling "beragama"

Tidak apa-apa share soal agama di media sosial, yang jadi duduk kasus ialah dikala orang MEMAKSAKAN agama dan kepercayaan pada orang lain. Paksaan itu apapun bentuknya, ialah kondisi yang tidak nyaman.

Sementara yang terjadi ialah bikin status terus, komen sana-sini, copas terus di group WhatsApp mengajak ini itu alasannya ialah merasa benar. Tandanya kalian memaksa orang lain untuk ikut ambil bagian. Kalau tidak ambil bab maka orang itu kafir dan tidak membela agama. Wow, speechless.

Bertanya apa agama orang lain aja dianggap nggak sopan loh, ini mempertanyakan kepercayaan orang yang seagama. Sangat-sangat tidak sopan. Saking sebelnya, JG hingga nggak mau ngaku cuma supaya orang-orang ini kesel doang dan merasa "menang".

Kaprikornus (oke ini sebenernya agak cringey diceritain tapi biarlah supaya contoh) JG dari kecil rajin solat, dari SD rajin ke pengajian-pengajian (maklum anak Gerlong). Tapi ada orang-orang annoying yang menganggap JG "keliatannya" nggak beragama dan suka iseng aja gitu nanya "tadi jumatan nggak?"

YA NURUT NGANA? Ya udah sama JG dijawab "nggak ah, udah pernah" -_______- Karena itu pertanyaan annoying dan kejauhan gitu loh. Kemudian mereka negur lalala harusnya gini harusnya gitu. Orang-orang judgmental dan merasa paling ngerti agama gini loh yang nyebelin dan bikin nggak nyaman.

:(

Sebaliknya orang-orang jadi berani nunjukkin bila ia nggak beragama

Banyak temen-temen gue yang sebelumnya Islam tapi kemudian jadi "nggak ah, I'm done with religion". BANYAK. Karena mereka nggak kenal-kenal amat sama agama terus tiba-tiba dihadapkan pada Islam yang "begitu". Yang memaksa, yang rasis, yang sama sekali tidak damai. Ilfeel, aib sendiri kemudian bye beneran deh jadinya.

Kaprikornus bila kalian menganggap segala demo dan urusan Pilkada ini mengangkat nama Islam, ya mungkin di satu sisi benar. Tapi kalian juga harus tau bila ada sisi lain yang menganggap sebaliknya. Ya sisi yang kalian bilang kafir sih. 

Dan orang-orang ini jadi tidak mengajarkan agama pada anak-anaknya, atau justru mengajarkan semua agama. Supaya anaknya sanggup milih sendiri dan jadi nggak kaya mereka, harus berpuluh tahun hidup dengan agama turunan orangtua kemudian ilfeel sendiri gara-gara apa? Gara-gara Pilkada. Hiks. Sedih.

(Baca: Balita Ditanya Agamanya Apa: Agama dan Manusia)

Teman-teman minoritas jadi nggak nyaman


Kata Jessicha temen kantor gue "setelah urusan pribumi ini gue makin ngerasa gue Cina sih".

T______T

Ini jahat sih. Orang-orang ini juga dari zaman kakek neneknya udah di sini kali, sama kaya kalian, kenapa dibeda-bedakan sih? Bikin nggak nyaman banget.

Iri alasannya ialah mereka kaya? Karena mereka berkuasa? Ya kalian ke mana aja hingga nggak sanggup kaya dan berkuasa?

Lagian stereotyping banget sih bilang "Cina = kaya". Karena bila ia kaya dan ia keturunan Chinese maka kita bilang “ah pantes kaya, Cina sih”. Tapi bila orang Jawa kaya keluarga Sutowo kaya raya kita nggak bilang apa-apa, nggak bilang "ah pantes kaya, Jawa sih". Padahal mereka KAYA RAYA BANGET LOH. Berkuasa dan kuat juga.

Dan orang itu sanggup jadi kaya alasannya ialah kerja bukan alasannya ialah rasnya apa! Pun demikian dengan Ahok sanggup jadi pemimpin yang disukai banyak orang alasannya ialah ia KERJA.

*fyuh asing nulisnya capek banget gue*


Banyak yang jadi pengen pindah negara

Pindah ke Eropa gitu yang lebih tenang atau pindah ke mana pun yang orang rasisnya nggak sebanyak di sini dan di Amerika. T_______T Banyak yang jadi nyeletuk "duh rasanya pengen pindah negara aja" saking hopeless-nya sama negara ini.

Gue sama JG pengen banget sih dan hidup dari nol sebagai minoritas dan bukan pribumi. Terutama pengen Bebe sekolah di luar dari kecil aja supaya nggak sekolah di sini. Ingin membesarkan Bebe di lingkungan yang lebih kondusif.

Pengen pindah tapi keinginan yang terbatas keinginan KARENA NGGAK USAHA APA-APA. Nggak perjuangan dan sebenernya takut nggak sanggup survive alasannya ialah niscaya berat banget. Dasar pribumi! Kurang usaha!

Dan ya, yang paling kerasa dari hidup gue sendiri justru ini:

Batal sekolahkan Bebe di sekolah Islam

Sejak Bebe lahir, kami sudah punya incaran sekolah. Kebetulan sekolahnya sekolah Islam, SDIT lah. Sekolahnya bagus, inklusi, kami cocok sekali dengan metode belajarnya. Maka dana pendidikan pun dihitung menurut sekolah ini.

(Baca: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak)

Sampai tahun kemudian pas urusan Pilkada ini lagi panas-panasnya, kami pribadi diskusi dan tetapkan nggak jadi menyekolahkan Bebe ke sekolah Islam. Mulailah lagi pencarian SD Bebe. Kali ini goalsnya jelas, nggak homogen.

Karena sekolah Islam sudah niscaya semua muridnya Islam. Pilkada ini menyadarkan kami bahwa selain agama, penting sekali mengajarkan Bebe bila ia ialah bab dari dunia yang heterogen. Karena tidak semua orang sama dengan kita, dan tidak sama bukan berarti salah.

Malah pas lagi pusing-pusingnya cari sekolah, sempet kepikiran apa sekolahin di sekolah Kristen aja gitu ya supaya ia ngerasain jadi minoritas? Itu sebelum tau bahwa banyak juga ya SD yang nggak tanya agama anak apa. Ada dan itu cukup bikin lega sih.

Karena gue pernah tuh interview orang, ia SD di sekolah Islam populer di Jakarta tapi cuma hingga kelas 3, kelas 4 ia pindah dan hingga kuliah selalu di sekolah Katolik. Dia dipindahkan alasannya ialah ibunya melihat kecenderungan ia jadi judge agama lain sebagai agama yang salah. Ibunya nggak mau dan alhasil sekolahlah ia sebagai murid minoritas hingga ia kuliah. Sampai kini ia muslim, begitu pun dengan ibunya.

Mengingatkan diri untuk selalu mengajari anak wacana perbedaan

Ya, ngajarin Bebe mendapatkan perbedaan dan menghargai pilihan hidup orang lain itu jadi peer paling berat sih.

Gue paling jelasin wacana ukuran manusia, warna kulit, disabilitas, dan tidak ngasih gender pada warna atau mainan. Kaprikornus ya gue selalu bilang sama ia hal-hal yang ia tau aja misal "iya ada anak yang badannya kecil, ada yang badannya besar, tidak apa-apa. Kecil tidak apa-apa, besar juga tidak apa-apa".

Atau dikala ia mau beli buku mewarnai Princess ya gue beliin aja. Toh hingga kini juga warna favorit JG pink. Menyetarakan hal-hal dari yang paling sederhana dengan impian ia sanggup mendapatkan bahwa semua orang tidak sama.

Dan ya, pada dasarnya gue nggak mau ia jadi rasis dan judgmental. Bahwa sesuatu yang kita yakini benar, dihentikan hingga menyakiti orang lain.

*

Oke gitu aja sih. Kalian gimana? Ada imbas apa Pilkada sama kehidupan? Nggak ada banget nih yakin? :)

-ast-

When It's Only Jg & Ast #141 - #146


Hai! Pakabar kalian semua? Masih serius hidupnya? Nggak usah serius-serius lah, pacaran dulu aja. *sungguh joke lama* *aku tua*

Ini kompilasi percakapan saya dengan JG yang entahlah cuma sebagian kecil dari keremehan percakapan kami akhir-akhir ini.

#141 Rambut dan SIM

JG kemarin-kemarin sempet gondrong banget hingga kesel liatnya. Katanya pengen gondrong kaya dulu. Dulu pas awal pacaran, rambut ia emang kaya artis Korea gitu. Asli ngasih teladan foto Wooyoung 2PM ke salonnya hahaha.

Ajaibnya, kini rambutnya jadi tumbuh ke atas, nggak rapi lagi kaya dulu. Ternyata dulu dapat lepek rapi itu sebab ke mana-mana pake helm. Sekarang udah nggak motoran akibatnya rambutnya tumbuh ke atas melawan daya tarik bumi.

JG: "Rambut saya kok jabrik ya?"

Saya: "Iya kaya talang air belakangnya"

JG: "Biarlah kaya SIM"

Saya: "Apa yang kaya SIM?"

JG: "Rambut aku, diperpanjang"

T_______T

*

#142 GD Masuk Surga

Abis nonton konser G-Dragon, saya ceritain perihal video di mana orang-orang terdekat ngasih testimoni soal G-Dragon gitu. JG ngerti banget Bigbang btw.

Saya: "Sayang, di videonya ada yang bilang jikalau GD selalu bilang iya apapun yang ibunya minta"

JG: "Wah mungkin ia bahkan tidak bilang 'ah' pada ibunya. Cingcirining masuk surga"

“Maka sekali-kali janganlah kau menyampaikan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kau membentak mereka.” (QS. Al-Isra [17]: 23).

Inspiratif sekali ya suami aku. Eh GD maksudnya.


#143 Ultah

Beberapa hari sebelum ultah kami berdua yang cuma selang 1 hari, siang-siang JG nelepon. FYI kami tipe yang tidak merayakan apapun. APAPUN. Seringnya lupa.

JG: "Kamu ultah mau apa?"

Saya: "Nggak sih nggak pengen apa-apa?"

JG: "Bener nggak mau candle light dinner?"

Saya: "Alah apaan"

JG: "Candle light dinner lah kita"

Saya: "KAMU NANYA-NANYA GINI PENGEN DITANYA BALIK YA PENGEN HADIAH ULTAH APA?"

JG: "Iya hahahahaha tanya cepet tanya"

Saya: "Nggak mau bye" *TUTUP TELEPON*
*

#144 Bonus dan Istri Solehah

Di kantor JG, pengumuman bonus biasanya dapat dari sebulan sebelum lah. Dan menyerupai selayaknya kelas menengah, bonusnya belum cair, rencana udah lewat dari nominal bonus hahaha. Terjadilah percakapan ini. Yang atas JG lagi nyeritain ngapain aja di kendaraan beroda empat sama Bebe.

*Bebe waktu belum dapat ngomong "BESAR" bilangnya "BOSAL" jadi mereka main berantem di kendaraan beroda empat tapi pedang-pedangannya coklat. I know i know, biarkanlah lol*


*

#145 Uang di Celana

Nemu uang di celana itu harta karun!

Saya: "Sayang yeaayyy saya nemu uang di celana!"

JG: *nyanyi keluarga cemara* "HARTA YANG PALING BERHARGA! NIMU DUIT DI CALANA!"

T_______T

*

#146 I Love You too

Percakapan ketika akan tutup telepon tiap pagi sebab saya udah mulai kerja tapi ia neleponin muluuuu. Tapi jikalau nggak ditelepon protes hahaha.

JG: "ok i love you"

Saya: "Mmmm"

JG: "I LOVE YOU"

Saya: "MMMM"

JG: "Jawab 'too' aja boleh lah sayang ih"

Saya: "Nggak mau bye"

TUTUP TELEPON.

HAHAHAH #WIN

-ast-

Baca percakapan lainnya di sini: When It's Only JG & AST

Mengatur Keuangan Keluarga


Halo semuanya! Udah usang banget ya nggak nulis soal keuangan. Topik mengatur keuangan keluarga ini sebenernya jadi salah satu topik yang banyak direquest banget. Cuma saya maju mundur nulisnya alasannya ialah ah perasaan saya atur uang tiap bulan ya gitu aja.

Nggak mungkin atur macem-macem alasannya ialah duitnya nggak sebanyak itu juga hahahaha. Makin dikit duit makin dikit yang harus diatur dong? LOL. Tapi alasannya ialah banyak banget yang dm dan komen minta ditulis, baiklah saya coba ya!

Oiya, saya dan JG ialah penganut uang suami ialah milik bersama. Makara ya semua rekening suami dipegang bersama saya, kecuali rekening honor saya HAHAHAHA. Kalau JG mau beli sesuatu ya tinggal bilang niscaya dibeliin kok. Tinggal kasih aja ATM-nya atau dia pake kartu kredit dia dulu tar saya yang bayar (ya pake duit dia alias duit bersama lol).

Tiap bulan saya full yang atur uang, bayar-bayar segala macem. JG bahkan nggak pernah tau berapa tagihan kartu kredit atau apa KPR bulan ini udah dibayar apa belum? Semua di saya alasannya ialah saya bossy jadi seneng atur lol #controlfreakalert. Makara jika kalian tipe yang dikasih sekian sama suami, ya sesuaikan aja ya!

Kok dapat JG nggak pegang uang? Alkisah dulu pas pertama pacaran, saya gres tau dia nggak dapat atur duit hingga tagihan kartu kredit banyak banget! Pacaran sama saya pribadi saya atur dan tagihan cc lunas semua. Makara ya udah dari pacaran saya yang pegang uang. Karena dia simpel terpengaruhi sale dan anaknya males mikirin uang jadi mending saya yang atur. Toh mau beli apa juga dibeliin kok nggak pernah ditolak ya kecuali uangnya memang habis hahaha.

(Buat yang belum nikah ini harus dibahas banget loh, nanti uang akan siapa yang pegang! Kelarin dulu checklist ini ya!)

Makara ini cara cocok di saya dan mungkin nggak cocok di kalian. Adjust sana-sini nggak masalah. Asal nggak ganggu pos! Dan ini kayanya akan panjang, saya bagi jadi beberapa section ya!

๐Ÿ’ธ Pisahkan rekening tabungan dan rekening belanja ๐Ÿ’ฐ

SEKALI LAGI: HARUS DIPISAH REKENINGNYA! Makara minimal punya 2 rekening. Satu buat nabung, satu buat belanja sehari-hari.

Karena saya detail dan perfeksionis, maka saya punya 5 rekening supaya tidak saling mengganggu. Banyak? Lihat dulu kegunaannya, yummy deh punya banyak sesuai kegunaan gini. *enak nurut ngana hahaha*

๐Ÿ’ฐ BCA: Ini rekening honor JG, begitu gajian pribadi transfer bayar segala-galanya dan bagi ke rekening lain di bawah ini. Nanti sisanya akan pas untuk uang belanja sebulan. Belanja, jajan, makan, pulang ke Bandung, di sini semua. Bener-bener atm sehari-hari lah.

๐Ÿ’ฐ BNI: Dulu sebenernya honor JG ke BNI, jadi kartu kreditnya BNI. Nah tapi ternyata lebih yummy jika rekening kartu kredit terpisah sama rekening gaji. Tujuannya apa? Biar jika abis pake cc agak gede dapat pribadi transfer ke sini meskipun tagihan belum muncul.

Misal abis beli tiket pesawat 1,5juta, ya pribadi transfer ke sini 1,5juta. Atau beli sesuatu yang promo jika pake kartu kredit, ya pribadi bayar juga ke rekening ini. Makara bulan depan pas tagihan muncul, paling kurang receh-receh kaya beli makan, pulsa, Grab atau Uber gitu. Makara nggak kaget sama tagihan CC. Ya asal nggak makan 300ribu tapi 10 kali aja hahahaha. Tetep kaget jika gitu mah.

Caranya, catet semua pengeluaran kartu kredit! Saya punya notes di HP yang isinya list pengeluaran. Nggak perlu pake apps lah ribet. Di notes aja tinggal tulis misal pulsa 129ribu, makan di Shaburi 340ribu, dll. Makara pribadi keliatan udah pake seberapa banyak. Bulan depan jika udah dibayar tinggal hapus listnya, bikin lagi baru.

Oiya, kami cuma pake satu cc! Saya punya kartunya tapi cuma turunan dari cc JG aja jadi limit cuma setengahnya. Satu juga cukup banget kok, biaya tahunan cuma satu, plus tagihan jadi ke satu tempat, bayar sekaligus. Ayo kini ambil gunting, keluarin kartu kredit kedua dari dompet, dan gunting kartu kredit kalian jika punya lebih dari satu hahahaha.


(Tulisan usang dari tahun 2015 tapi relevan: tentang kartu kredit)


๐Ÿ’ฐ Commonwealth: Punya rekening di sini alasannya ialah reksadana saya di Commonwealth. Kami pakai reksadana yang manual dan bukan autodebet alasannya ialah nggak tau dapat autodebet hahahaha norak. Tapi nggak apa-apa sih, alasannya ialah udah dibudgetin kan sekian tiap bulan harus masuk reksadana, ya tinggal disiplin aja transfer manual.

Kalau lagi dapet uang lebih juga semua kami masukin dulu ke dana pendidikan (dapen) alasannya ialah ingin dapen SD buru-buru selesai! Tahun ini selesai sih. Harusnya dapen SD itu kan nabung di reksadana 6 atau 7 tahun (dari Bebe lahir hingga SD), tapi ini (akan) selesai di Bebe di umur 3,5 tahun aja. I’m so proud! HAHAHAHA Bodo amat nggak liburan bertahun-tahun yang penting uang SD Bebe aman. #priorities

Selain reksadana, rekening ini juga buat rekening tabungan. Sebenernya tabungan dana darurat sih, tapi alasannya ialah sering banget darurat ya kepake terussss. Makara jangan samakan dengan definisi dana darurat yang harus punya sekian kali honor ya! Itu saya nggak nyampe-nyampe hahahaha sesat banget.

Intinya jika ada uang lebih dan semua pos udah aman, saya masukin ke sini. ATM-nya nggak perlu dibawa-bawa. Darurat yang saya maksud ini kaya kendaraan beroda empat tiba-tiba harus turun mesin lah, ke bengkel lah, Bebe harus pindah daycare dan lupa mikirin uang pangkal lah, gitu-gitu loh.

๐Ÿ’ฐ Niaga: ini rekening KPR. ATM-nya mati, internet banking lupa password. Ya udah pasrah tiap bulan cuma transfer ke sini buat bayar cicilan rumah. Tiap bulan saya lebihin juga 50ribu jadi saya yakin ini rekening ada isinya tapi biarlah anggap uang kaget lol.

๐Ÿ’ฐ Mandiri: Nah ini rekening honor saya makanya ditaro terakhir hahahaha. Gaji saya nggak utuh sih dipake perintilan kaya beli listrik atau isi GoPay buat berdua gitu. Kalau utuh mah yummy banget hahaha. Gaji JG kurang banyak jika mau honor saya utuh, tapi ya nggak apa-apa lah toh saya juga kerja bahagia hati daripada termangu di rumah? Nggak kuaaattt.

Dari rekening ini saya biasanya belanja. Belanja itu kaya beli baju, beli mainan buat Bebe, beli sepatu, dll. Rekening ini juga buat rekening job dari blog, jika angkanya gede biasanya setengahnya saya masukin ke tabungan yang di Commonwealth itu. Kalau nggak gede-gede amat ya seketika abis lah dijajanin hahahaha.


Makara pisahkan rekening sesuai kebutuhan! Jangan ambil uang dari rekening yang bukan haknya!

๐Ÿ’ธ Buat list pengeluaran ๐Ÿ’ฐ 

Bagi dua, list pengeluaran bulanan dan tahunan. Bulanan sih biasanya udah khatam banget ya buibu, tahunan nih yang suka kagetan.

Bulanan, misalnya: semua cicilan (rumah, kendaraan beroda empat jika ada, dll), investasi, uang bulanan sekolah, listrik, internet, pulsa, koperasi, zakat gaji, gajian mbak, katering bulanan, bayar kartu kredit, apalagi sih ya pada dasarnya tagihan bulanan lah. Bayar ya pake honor bulan itu. Sisakan uang HANYA untuk makan di rekening belanja. Kemudian bagi empat atau lima sesuai jumlah ahad di bulan itu.

MISAL NIH YA. Setelah bayar segala macem, sisa untuk belanja harian 2juta, dibagi 4 jadi 500ribu seminggu. Tandanya seminggu cuma boleh abis 500ribu. Kalau sehari belanja 50ribu, 7 hari abis 350ribu. Weekend dapat jajan Rp 150ribu.

Tahunan, misalnya: pajak mobil/motor, STNK, zakat fitrah, kurban, PBB, asuransi tahunan, dll. Bayar pake apa? Pake THR atau penghasilan tahunan ibarat bonus dari kantor. Iya jadi pengeluaran bulanan dibayar dengan penghasilan bulanan, pengeluaran tahunan dibayar dengan penghasilan tahunan.

Intinya disiplin mingguan, bulanan, dan tahunan! *toyor diri sendiri*

(Detail alokasi THR dapat di baca di sini! THR UNTUK DIHABISKAN!)

KALAU ADA SISA BARU BELANJA! JANGAN BELANJA SEBELUM BAYAR CICILAN, TAGIHAN, DAN INVESTASI. Kalau punya uang urutannya yang pertama hutang, kedua investasi. Sisanya belanja.

Pengeluaran itu rutin kok! Makara hampir niscaya sama tiap bulan. Ya kadang ada yang kaget juga makanya harus punya tabungan untuk kondisi darurat. Nah selain pengeluaran rutin, satu lagi yang harus dibahas, asuransi.

๐Ÿ’ธ Asuransi ๐Ÿ’ฐ 

Asuransi itu PROTEKSI ya. PROTEKSI ITU PERLINDUNGAN. Makara saya nggak terima pertanyaan wacana asuransi pendidikan alasannya ialah males jelasinnya. Googling aja sendiri niscaya udah banyak yang bahas.

Yang paling penting dari segalanya itu asuransi kesehatan. Iya saya ngerti asuransinya Allah aja, ngertiiii banget. Tapi saya sendiri kerasa banget nggak pernah mikirin biaya rumah sakit alasannya ialah punya asuransi kesehatan.

Asuransinya dari kantor juga nggak apa-apa banget. Saya juga pake asuransi kantor JG kok. Cuma pastiin aja kita tau plafonnya, jatah rawat jalan berapa, rawat inap berapa. BPJS juga boleh, ya asal tahu persis plafonnya ya. Saya dari kantor BPJS tapi belum pernah pake alasannya ialah selalu pake asuransi kantor JG aja yang simpel tinggal liatin kartu asuransi.

Kan yummy tuh, begitu hamil pribadi pilih dokter yang sesuai plafon jadi tiap bulan dapat kontrol full dengan USG. Melahirkan juga tinggal sesuaikan kelas sesuai plafon. Anak demam tengah malem dan bikin khawatir ya pribadi ke UGD aja. Nggak perlu mikirin, duh bayarnya berapa ya, jika harus tes darah gimana ya, jika harus rawat inap gimana ya. Uang bulan ini cukup nggak ya.

Begicu.

Don’t get me wrong ya, meski sakit dikit pribadi ke rumah sakit, saya masih RUM kok. Bebe hampir nggak pernah minum obat, tapi ya yang penting ke dokter dulu, tahu penyebabnya dulu. Urusan obat dibayar apa nggak ya kita yang nentuin. Apalagi urusan obatnya diminum apa nggak, ya terserah ibunya laahhh.

Asuransi ini biar damai aja, peace of mind. Kasarnya jika sakit ya tinggal mikirin sembuh, nggak perlu mikirin bayarnya.

Yang kedua asuransi jiwa. Ini penting untuk tulang punggung keluarga. Yang kerja hanya suami, maka suami harus punya asuransi jiwa! Makara jika kalian istri-istri yang tidak berkarier, beli asuransi jiwa ya untuk suaminya! Beli asuransi jiwa murni aja. Tujuannya, jika suami meninggal (namanya umur ya T________T) kalian akan punya pegangan. Minimal sekolah belum dewasa nggak akan berantakan. Pakai uang tanggungan asuransi.

(Baca wacana tahap menyiapkan dana pendidikan di sini!)

Udah sih gitu aja alokasi uang. Simpel kok sebenernya alasannya ialah dilakukan berulang-ulang kan. Yang penting TERENCANA DAN LAKUKAN SESUAI RENCANA. Disiplin ialah kunci utama.

Dan nggak lah, saya juga nggak selalu mulus ngatur semuanya. Saya sering misal dalam 2 bulan keuangan awut-awutan semua, nggak dapat nabung sama sekali. Tabungan “dana darurat” tiba-tiba berkurang banyak banget alasannya ialah ya, belanja ini itu atau banyak pengeluaran tidak terduga. Tapi satu hal, sesusah apapun kita, jangan pernah otak-atik dana pendidikan anak!

NO!

Itu dulu aja! Karena nggak lucu lah spontan beli HP terus ngambilnya dari dana pendidikan. Gila lah itu mah jangan hingga tragedi ya! Boleh spontan beli sesuatu, ambil dari tabungan, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENYESALINYA.

Penyesalan akan berujung ngirit pada bulan berikutnya kok. Makara beberapa bulan sekali niscaya ada masanya splurge belanja terlalu banyak, tapi beberapa bulan berikutnya hemat seirit mungkin hingga nggak belanja apapun sama sekali. Seperti contohnya bulan ini hiks, akhir bulan kemudian terlalu spontan padahal pengeluaran darurat aja banyak banget hingga tabungan jadi tipis banget nget nget lol.

Namanya juga hidupppp.

Ralat: namanya juga hidup kelas menengah yang bertahan dari gajian ke gajian ya kaannn. Pantes kan banyak yang niat banget wirausaha, katanya bosan jadi karyawan. Wow sungguh orang-orang yang membutuhkan tantangan hidup banget alasannya ialah saya belum siap banget stres jadi bos harus mikirin honor orang *anaknya cemen* XD

Udah sih itu aja. Semoga ada yang terinspirasi!

Nanya-nanya boleh di komen atau dm Instagram ya! Nanti saya compile jadi blogpost selanjutnya!

Nggak terima pertanyaan di bawah ini, ini sering banget ditanya dan saya gundah jawabnya:

1. Reksadananya apa? Nggak berani rekomen alasannya ialah saya pun direkomen financial planner dulu. Belajar dulu aja seputar reksadana, akibatnya apa, dll. Jangan beli alasannya ialah ikut-ikutan! *judes* Paling simpel ke Commonwealth dateng terus tanya sama mbak-mbak cs-nya. Mereka mau kok ngeladenin pertanyaan kita termasuk nanya reksadana apa yang returnnya bagus.

2. Asuransi ini anggun nggak? Nggak tau alasannya ialah bukan distributor asuransi. Pastiin aja sesuai kebutuhan ya. Kalau butuhnya asji ya asji murni aja, nggak usah jadi ditambahi asuransi + investasi, investasi sendiri aja di reksadana ok!

-ast-

Update 30 Oktober:

Btw gres aja baca twitnya teh Ligwina Hananto dan ternyata dia pernah nulis ibarat banget sama goresan pena ini! Padahal waktu nulis ini saya belum baca goresan pena itu, cuma memang follow Twitternya entah dari kapan dan emang pake QM Financial sih tahun 2013 untuk ngatur uang. Makara mungkin udah ngeletek tanpa perlu nyontek lagi hahaha. Artikelnya teh Wina dapat dibaca di sini ya! Klik untuk baca pribadi dari expertnya!

Bebe Dan Toilet Pembinaan (2)

GOOD NEWS, PEOPLE! THE WAR HAS FINALLY ENDED!

Alhamdulillah ya ternyata postingan toilet pelatihan ini cuma ada  Bebe dan Toilet Training (2)
Alhamdulillah ya ternyata postingan toilet pelatihan ini cuma ada 3. TIGA DOANG SIH TAPI SETAHUN WOY.

T_______T

Iya saya cek postingan pertama pas psikolognya Bebe nyaranin toilet pelatihan itu bulan Oktober tahun lalu. Setahun banget nih prosesnya? Oh tentu tidak hahaha.


Baca dulu coba yang tahun kemudian agar ceritanya nyambung:
Makara waktu Februari itu ya paling tahan 2 ahad lah nggak pake diapers. Selanjutnya pake lagi sebab (kalau nggak salah) ketemu lagi kegiatan psikolog terus psikolognya ganti!

Terus hubungannya apa, ceu?

Intinya selama ini di daycare 3 bulan sekali ketemu sama psikolog namanya Mbak Diana, tapi kebetulan pas jadwalnya, Mbak Diana nggak dapat dateng. Makara daycare cari psikolog pengganti. Nah psikolog pengganti ini bilang bila sebaiknya, weaning dan toilet pelatihan itu jangan sekaligus nanti anaknya bingung.

Bagi kita mungkin hanya berhenti nenen dan berhenti pake diapers, tapi buat anak, keduanya ialah dua hal yang sangat besar dan mengubah hidup. Hal-hal besar kaya gini harus dilakukan satu per satu!

Wow, saya tercerahkan banget!

Karena sebelumnya Mbak Diana selalu menyemangati, ayo niatin weaning, ayo niatin toilet training, pokoknya peer semenjak Bebe umur dua tahun itu ya dua itu. Sebagai ibu ambisius ya saya niatkan dua-duanya lah walau berakhir di niat belaka hahaha. Praktiknya nanti dulu, yang penting Bebe udah terus dikasihtahu bahwa suatu hari ia tidak nenen dan tidak pakai diapers lagi.

Karena dibilang harus satu-satu, ya udah alhasil saya pakaikan ia diapers lagi dan fokus berhenti nenen dulu. Argumennya jelas, saya lebih pengen ia berhenti nenen dibanding pipis di kamar mandi hahaha. First thing first lah, yang ribet diduluin dulu lol.

Akhirnya nenen berhasil berhenti tanpa drama apapun tapi diapers masih terus dipake. Apalagi Bebe kemudian cacar air dan roseola infantum ya ampun ribet lah mikirin anak sakit terus ngompol.

(Baca: Bebe Menyapih Diri Sendiri dan Bebe Cacar Air)

Jadi gimana kok dapat Bebe nggak ngompol lagi? ๐Ÿ’†๐Ÿป

Gimana yaaaa. Beneran saya nggak pake teori apapun! Nggak pake toilet pelatihan dalam 24 jam lah, 3 hari lah, cuti lah, ini itu. Nggak sama sekali. Tau-tau dapat aja gitu bilang mau pipis.

Percaya nggak?

HAHAHAHAHA KAYA GAMPANG TAPI YA NGGAK SEGAMPANG ITU JUGA.

Ayo kita ingat-ingat kronologinya. Dan menyerupai biasa akan detail agar saya ingat dan dapat baca ulang. Yeay aye!

๐ŸŽŠ Lebaran

Abis libur lebaran, mbak daycare bilang “bu, pokoknya saya udah niatin masuk libur ini Xylo harus udah nggak pake pampers lagi”.

Oke siaaappp. Mbak daycare kadang lebih ambisius dari ibunya sih emang. Dia gemes sendiri sebab si Bebe ngompol itu lempeng, ga risih atau malu. Dari situ mulailah Bebe nggak pake diapers. Di rumah?

OH YA PAKE DONG.

Jangankan di rumah, pulang dari daycare aja udah dipakein diapers lagi sebab duile males amaaatt sama urusan ngompol. Tapi kata mbaknya, bila siang udah nggak pernah ngompol. Bukan sebab bilang, tapi sebab rajin diajak pipis.

Oke. Niatnya waktu itu sebelum pindah daycare dan mulai sekolah ia harus udah lepas diapers sebab saya takut dijudge ibu-ibu lain di sekolah. Hih masa anak udah preschool masih pake diapers? MALU KELES. GITU.

Takut dijudge sebagai ibu pemalas. Padahal emang iya, cuma ogah ngaku sama orang gres kenal HAHAHA.

๐ŸŽŠ Kenyataannya?

Dipikir-pikir kasian juga ya Bebe harus mikirin sekolah gres dan mikirin harus pipis di toilet. Pindah sekolah kan super big thing jadi ya nggak mungkin lah harus dua-dua dipikirin sama toilet training. Akhirnya selama sounding soal sekolah, saya pakein ia diapers lagi dan ngomong pake bahasa Indonesia. Takut ia stres.

(Dan ternyata sounding berhasil, pindah sekolah nggak drama. Ceritanya ada di sini: Bebe Sekolah! dan dongeng soal Bahasa Inggris di sini: Bebe dan Bahasa Inggris)

Ya udahlah saya terima di-judge hahahahahahaha. Hari pertama sekolah bawa diapers sebungkus. Dan ya, itu diapers pertama dan terakhir Bebe di sekolah. KYAAAAA.

๐ŸŽŠ The process

Dari awal saya jelasin ke gurunya bila Bebe di daycare usang udah lepas diapers. Cuma di rumah emang masih pake. Akhirnya selama di daycare, Bebe selalu terus dicoba ditanya sama missnya mau pipis nggak? Dan jawabannya selalu nggak. Saya tanya Bebe, kenapa sih bila pipis nggak mau bilang?

“Soalnya saya aib bilang sama miss bila mau pipis”

YA AMPUN.

Iya sih ya, sama orang belum kenal ngomong mau pipis gimana yaaa. Nggak dapat bilang “permisi bu, toilet di mana ya?” gitu kan. Karena nggak dapat pipis sendiri hahaha. Kasian Bebe.

Akhirnya saya biarin aja deh. Biar ia penyesuaian dan kenalan dulu sama sekolahnya. Cuma tiap weekend bila di rumah doang ya saya nggak pakein diapers. Ngompol ya ngompol. Kalau lagi jalan ke luar ya pakein diapers aja. Karena sayanya udah siap jadi ya nggak stres. Nggak dibikin pusing lagi.

Ini mungkin yang mba Windi bilang bahwa toilet pelatihan lah dikala anaknya siap. Bebe udah tau bila ia harus pipis di kamar mandi, cuma kadang last minute banget ngomong pipis jadi ya kelepasan pipis di celana.

Minggu ketiga di sekolah, udah nggak pake diapers. Dan udah nggak ngompol sebab rutin “dipaksa” diajak pipis. Cuma ya pas pulang ngompol di mobil. Sempet juga sekali ia main sama saya di teras luar, jongkok lihat semut, eh tiba-tiba paving blocknya basah. Pipis ia hahahaha. Terus ia shock bengong, mungkin masih lupa bila ia nggak pake diapers kan.

Dua kali ngompol di car seat, jadi pelajaran buat ibu yang kenapa sik oon amat nggak kepikiran bila HARUS pipis dulu lah di daycare sebelum pulang. Ya udah besoknya sebelum pulang pipis dulu. Setelah itu kondusif ternyata.

Tantangannya cuma tinggal malem pas tidur. Tapi saya udah nggak mikir apa-apa sih, lepas aja bodo amat. Seburuk-buruknya yang terjadi pun hanya ngompol kan.

Akhirnya dari riset harian, saya tau pattern-nya. Bebe tiap malem sebelum tidur selalu mandi, pipis dong pasti. Nah bila abis mandi minum susu sekotak, maka ia probabilitas ia ngompol akan sangat rendah. Tapi bila minum susu dua kotak, ia PASTI ngompol.

Ya udah kini saya kasih susunya sekotak doang. Mayan kan ngirit HAHAHAHA.

Terus ya udah gitu doang. Apaan sih ya nggak terang amat saya cerita.

Intinya kini udah hampir 2 bulan di daycare baru, Bebe udah dapat nahan pipis dan udah dapat bilang bila mau pipis. Udah nggak pernah ngompol sama sekali, udah nggak last minute ngomong mau pipis. Di mall dan di daerah umum juga kondusif jaya, jalanan macet pun ia dapat tahan.

Diingetin buat pipis cuma sekali pas berdiri tidur sebab ia biasanya masih mong gitu kan melamun jadi ya diingetin pipis gres pergi ke daycare.

Saya nggak beraninya bila ke daerah kaya CFD gitu, jadi ahad kemudian masih saya pakein diapers. Eh tapi terus ia bilang dong “ibu saya pake pampers ya? Aku boleh pipis di sini aja?” HAHAHAHA PINTAR. Terus ia pipis sambil berdiri di tukang baso lol.

Gitu doang. Gampang kan? Alah siapa bilang toilet pelatihan susah hahahahahaha. Tinggal lepasin aja diapersnya kok. Nggak perlu pelatihan pants segala soalnya ... mahal. Yang penting niat. Udah gitu aja. *SOMBONG TAK TERKIRA* hahaha

Selamat hari Rabu!

-ast-

Prioritas Kita-Kita Ini


Akhir-akhir ini saya lagi mikirin banget ihwal kelas ekonomi yang besar lengan berkuasa sangat banyak sama pilihan hidup. Kalau orang udah kaya turunan ke sekian, pilihan hidup itu banyak banget dan tinggal pilih aja.

Oh sekolah paling elok di Jakarta itu sekolah A, ya udah daftar! Eh buruk deng ayo cari sekolah ke luar negeri! Oh rumah sakit paling lezat untuk melahirkan itu rumah sakit B, sepakat deh lahiran di situ! Oh daerah main C lagi seru ya, tar ultah di sana deh ya!

Nggak perlu pake survey dulu berapa sih biayanya? Nggak perlu sibuk compare yang mana yang paling murah tapi kualitasnya paling bagus. Yang penting bagus!

Yang nanggung ya kelas menengah, kelas tengah-tengaaahh banget. Kita-kita ini sih sebenernya (yakin nggak ada pembaca keturunan dinasti sih hahahaha).

Saya nggak bisa liburan dan beli iPhone setahun sekali. Tapi ya bisa lah 3 tahun sekali. Masih bisa ngemall tiap minggu, masih bisa beli mainan, masih bisa nabung, masih bisa investasi. Tapi ya nggak bisa jika harus sewa Houbii buat ultah anak. 

Makara ya nggak kurang sih, nggak lebih juga, cukup aja alasannya semua ada pos budgetnya.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Kalau hingga sini kalian mulai mikir “ya udah bersyukur aja” sebenernya saya justru pengen bahas ihwal persoalan prioritas bagi orang-orang di kelas menengah.

Jadi bukan nggak bersyukur, tapi ya kepikiran aja orang-orang kaya kita yang bangkit di tengah banget. Uangnya ada, tapi selalu dihantui pertanyaan: buat apa dulu nih uangnya?

Iyes, salah satu membuktikan kelas menengah yakni sering nyeletuk “ah uang segitu daripada ini mending juga ini” ...

“Ah daripada beli iPhone X ya mending beli motor lah” *ya jika lo punya satu perusahaan spare part motor di Cikarang mah 20juta juga receh kali ah*

“Itu kendaraan beroda empat sport gitu bensinnya seboros apa ya?” *orang udah bisa beli kendaraan beroda empat sport harusnya sih udah nggak mikirin bensin ya*

“Duh jilbab masa 300ribu, mending makan Shaburi lah” *INI GUE DOANG KAYANYA LOL* *MAKAN IS LYFEEE*

Prioritas itu cuma berlaku buat kita-kita ini ya. *hela nafas*

Maaf banget, jika orang dari kelas ekonomi bawah kan yang saya tau sih sebenernya nggak muluk-muluk. Asal bisa makan, asal bisa sekolah kan gitu udah ngerasa cukup kan biasanya? Kita kelas menengah ini punya pilihan, tapi harus bikin prioritas.

PRIORITAS.

Trigger goresan pena ini sebenernya alasannya sodaranya JG di Bandung. Dia renovasi rumah hingga jadi glamor lah. Dia dongeng beli gorden aja hingga sekian juta (saya nggak tau harga gorden sih tapi gorden itu kain kan dan jika hingga angka juta-juta itu wow lah imo). Intinya rumahnya jadi elok banget, abis sekian ratus juta katanya.

Saya kepikiran banget alasannya apa? Karena anaknya dua dan keduanya dulu sekolah di PAUD deket rumah. Taman Kanak-kanak juga Taman Kanak-kanak biasa. SD nya SD negeri biasa. Nggak kepikiran cari sekolah alasannya berdasarkan beliau ya semua sekolah sama aja.

Sementara kami, rumah di Bandung nggak elok sama sekali. Nggak kepikiran renovasi lah pengen cepet lunas dulu aja, tar Bebe kelas 2 SD gres lunas itu rumah. Di Jakarta dan sekitarnya kami nggak mampu beli rumah lagi alasannya nggak ada uang buat uang mukanya hahahaha jadi ngontrak aja biar. Mobil bau tanah (udah 17 tahun loh umurnya) yang penting AC hirau taacuh dan mampu dibawa ke Bandung. 

(Baca: Tentang Karimun)

Kalau dihitung semenjak Bebe lahir hingga sekarang, uang daycare beliau cukup kok untuk renovasi rumah meskipun tanpa gorden juta-juta. Tapi karena saya dan JG percaya sekolah yakni modal segalanya. Jadi yaaa balik ke mana?

… PRIORITAS.

Selain urusan rumah, di level temen-temen bekerja dengan honor segini, saya yakni sedikit di antara mereka yang nggak punya tas branded yang jika foto di Instagram harus dipastikan logo brandnya kebawa lol. Baju aja udah ogah beli yang di atas 200ribu. Baju Bebe malah nggak ada yang lebih dari 100ribu, celana beliau bikin di tukang jahit satunya 10ribuan loh *BANGGA* *untung anakku cowok* ๐Ÿ˜‚

Pokoknya hidup rasanya udah ekonomis banget untuk ukuran kami dibanding sebelum nikah yang nggak pernah mikir buat ngeluarin uang.

Dan alasannya ya honor bulanan udah abis duluan buat bayar daycare, apalagi kini daycare + preschool, tiap bulan keluar gede banget lah kalian nggak akan percaya kami bisa dengan honor segini. Tapi iya kami bisa kok, alasannya kami merelakan yang lain.

Saya nggak akan stres alasannya nggak liburan atau nggak bisa #ootd di pojokan rumah ala Instagram, TAPI saya niscaya stres jika uang sekolah Bebe nggak kena target. Karena kini ya prioritasnya itu.

Uangnya nggak ada jika harus bikin rumah DAN sekolah. Atau beli tas mahal DAN sekolah. Kalian yang bisa punya semuanya, tandanya nggak satu level sama saya. Mungkin rumah atau kendaraan beroda empat dibeliin orangtua? Dibayarin liburan? Dibeliin HP? Atau masih terima uang rutin dari orangtua atau mertua? Karena jika kerja, bukan pengusaha, seumuran saya gini, satu industri, dijamin lah honor nggak sebegitu jauh bedanya, niscaya tetep harus milih. :)

Saya sama JG sih nggak pernah minta uang sama sekali sama orangtua alasannya ya pengen berdikari aja. Biar aja susah. Biar bisa tetapkan semua keputusan hidup sendiri juga, nggak ada intervensi atau perasaan nggak lezat hati ngerasa harus gini atau gitu alasannya abis dikasih kendaraan beroda empat misalnya.

Cuma ya sumber stres orang beda-beda. Mungkin sodaranya JG stres alasannya rumahnya nggak elok (karena rumah usang juga nggak jelek!) jadi ya prioritas beliau yakni bikin rumah. Mungkin juga temen saya tasnya mahal banget alasannya beliau merasa tas mahal bikin beliau lebih hepi.

Tapi suka jadi tergelitik *alah* jika ada temen yang barang pribadinya mahal-mahal, terus komen “ya ampun daycare-nya Xylo mahal amat”.

Saya kaya pengen bilang “lah itu emang tas lo nggak mahal? Gamis lo aja harganya sejuta itu emang nggak mahal? Mobil lo gres 2 tahun pun umurnya. Ya wajarlah jika lo nggak bisa afford daycare Bebe alasannya lo beli yang lain."


Prioritas orang beda-beda dan kesannya emang suka bikin shock kan ya. Pasti ada aja yang mikir "sekolah mahal tapi kendaraan beroda empat butut" ya padahal kami mikirnya "kalian kendaraan beroda empat elok tapi anak sekolah murah". 

Nggak apa-apalah ya saling menyindir asal DI DALAM HATI DAN CHAT PADA SUAMI SAJA HAHAHAHAHAHA.

๐Ÿ‘Œ

Kadang saya suka mikir worth it nggak sih bela-belain nggak punya apa-apa demi Bebe? Tapi ya seklasik apapun kedengerannya, apapun dilakukan demi anak kan? Kalian bikin rumah jadi nyaman juga niscaya demi anak kok. Beda bentuk belanjanya aja.

JG juga pernah bilang "Kita lakuin yang terbaik buat Bebe, jika hingga gedenya nanti beliau ternyata biasa aja atau nggak lebih baik dari kita, ya nggak apa-apa. Yang penting kita usahain yang terbaik dulu, kita nggak akan nyesel alasannya seburuk apapun beliau nantinya, itu yang terbaik yang bisa kita kasih."

Oh so true, I love you hahahaha.

Sadarilah bahwa ini semua yakni pilihan. Semua orang punya cara sendiri untuk nentuin prioritasnya. Jangan suka praktis wow sama orang lain alasannya ya sebagai kelas menengah kita-kita ini nggak bisa dapet semuanya kok. Itu sudah tertulis semenjak kita lahir hahaha.

You win some, you lose some, you can't have it all.

Yuk dipikirin baik-baik prioritas uangnya! Porsi terbesar uang kalian lari ke mana?

-ast-

Uang, Kontrol Diri, Dan Instagram


Saya tuh jika udah nulis satu topik niscaya jadi gatel pengen nulis ituuu terus nyambung alasannya ialah jadi kepikiran mau nulis dari angle lain. Kadang dapat juga alasannya ialah baca komen terus pribadi aha! moment gitu alasannya ialah dapat jadi inspirasi goresan pena baru.

Nah kali ini, trigger tulisannya dari komen Maya Rumi di postingan Mengatur Keuangan Keluarga:

"mbak nisa gimana caranya menahan diri untuk tak terpengaruhi dengan liburan? mbak nisa sering banget nih blg di blog,, sharing juga dong mbak tips n trik-nyaa"

Sebenernya jawabannya sederhana banget: uang.

Saya pernah baca quotenya siapa gitu bahwa kontrol paling besar itu ada di uang. Bisa didefinisikan sebagai uang dapat dapetin segalanya termasuk kekuasaan, tapi dapat juga diartikan bahwa kontrol paling simpel itu sebenernya uang.

Kami punya prioritas yang kami anggap lebih penting daripada liburan. Kami memang nggak mengalokasikan uang buat liburan sama sekali. Kan banyak tuh yang alokasi liburannya dari bonus kantor, kami dapet bonus paling belanja dikit terus 80% niscaya masuk dana pendidikan Bebe.

Bukan nggak terpengaruhi sama sekali loh ya, mau bangeeett. Tapi realistis aja, punya uang nggak banyak, jadi mesti bulatkan tekad, uang segini mau buat apa?

Saya nggak mau pulang liburan terus malah nyesel, pulang liburan terus murung lihat uang yang kepake, apalagi pulang liburan terus malah jadi punya utang. Makanya aku sih so far belum tertarik sama cicilan 0% buat liburan. Nggak masuk buat saya, liburannya seminggu bayar utangnya setahun? Kalau masuk buat kalian sih nggak apa-apa hahahaha.

Dan urusan uang zaman kini ini dipengaruhi Instagram banget loh! ๐Ÿ’ธ

Emang kampret ya Instagram ini. Dulu liat orang liburan di Facebook biasa aja kayanya, nggak jadi iri atau apa. Coba sekarang, seberapa banyak dari kalian yang jadi mau beli lipstik Make Over gara-gara postingan aku kemarin?

ITU BARU LIPSTIK.

Belum liat foto orang-orang liburan dan pake quote bahwa jadilah traveler jangan jadi turis, keliling dunia semoga lebih menikmati hidup lalala, hidup sederhana yang penting dapat backpacking keliling dunia, bucket list pengen ke sekian negara blablabla.

Pokoknya orang yang nggak pernah liburan dan nggak keliling dunia itu pengalamannya kurang. Instagram jadi salah satu motivasi orang untuk liburan semoga nggak stres dan terjebak rutinitas.

YAK SEKALI LAGI: GUE REALISTIS AJA SIH. *GETOK*

Saya sama JG kerja, nggak dapat cuti lama-lama. Kalau punya uang ya masih punya prioritas yang lain. Kalau ada waktu luang, udah capek banget ngurus rumah jadi ya tidur seharian aja atau makan di luar udah bikin happy banget. Remeh. Plus kami berdua nggak stres di kerjaan dan tidak merasa terjebak rutinitas jadi ya kalem aja.

Tapi kan ada ya yang emang seneng banget jalan gitu. Seneng banget traveling jadi rela melaksanakan apa aja demi dapat keluar dari rutinitas. Ya nggak apa-apa, tandanya kalian udah tau prioritas kalian buat apa.

Intinya liburan aja KALAU DUITNYA ADA DAN TIDAK MENGGANGGU POS LAIN APALAGI KALAU PUNYA ANAK. Itu doang.

*Atau jadi wartawan travel atau tekno lah, jalan-jalan terus niscaya hahaha*

Kalau kita pikirkan baik-baik, duduk kasus uang ini arahnya ke duduk kasus self control dan self acceptance.

Kalau kata Wikipedia, self control itu cara untuk mengatur emosi, pikiran, dan perbuatan. Ya udah jika gitu aturlah gimana caranya semoga uang yang ngontrol emosi, pikiran, dan perbuatan kita. Terdengar salah ya kok kita dikontrol uang. Tapi bener kok.

Oh jika nggak punya uang maka jangan simpel panas liat orang beli tas branded, oh alasannya ialah honor emang nggak cukup buat keliling Eropa ya unfollow orang yang liburan terus.

Karena Instagram ini bikin nggak terkendali banget. Bikin orang simpel ngerasa inferior, bikin orang ngerasa hidupnya kurang UANG terus hanya alasannya ialah membandingkan dengan hidup orang lain.

Urusan rumah aja. Wihhh banyak banget yang rumahnya bagus-bagus, jadi pengen ke Ikea, bela-belain jauh-jauh ke Ikea demi foto di lorongnya dan dapat foto-foto rumah untuk seterusnya.

Belum urusan baju, ih pengen baju itu soalnya dipake si A bagus banget. Urusan masak aja kini harus pake properti, MPASI harus dihias, dan liburan laahhh semoga feed nggak dalem ruangan terus dan ada biru-birunya langit. Pokoknya itinerary harus ke daerah yang Insta-worthy!


Kontrol diri kalian. Kalau udah ngerasa gitu terus, unfollow orang-orang yang bikin kalian iri atau delete aja Instagramnya sekalian. Toxic.

Kalian tau lah, aku juga dulu pernah gitu kok tapi terus capek. Dan jika aku “diperparah” sama blog kan. Makara seolah alasannya ialah blog banyak yang baca, aku ngerasa Instagram juga harus banyak yang follow dong! Kok dapat blog dibaca puluhan ribu orang tiap bulan tapi followers Instagram 2ribu terus!

Tips sana-sini juga bilang perihal niche blog lah, niche Instagram lah, seolah dari Instagram aku dapat kaya. Iya dapat jika lo Karin Novilda, nggak semua orang dapat kan padahal. Naif banget sih jika mikir semua orang bisa. Karena banyak yang foto Instagramnya bagus banget tapi followers cuma dikit. Makara ada faktor luck banget.

Belum lagi di komunitas atau group blogger itu niscaya pernah bahas tips meningkatkan secara optimal Instagram. Saya seolah jadi merasa "wah iya jika jadi blogger harus meningkatkan secara optimal Instagram juga dong". PADAHAL MAH KAN KATA SIAPA HARUS YA NGGAAAKKK?

Citra diri aku bergabung antara dongeng di blog dan foto Instagram. Sampai pada bilang weh annisast yang di blog judes itu ya (well maaf deh jika yang ini emang di dunia kasatmata juga hahaha), annisast niscaya kaya ya di stories kerjanya ngemall terus, annisast makan siang aja di Plaza Senayan, annisast posting make up terus niscaya koleksi make upnya banyak banget deh, annisast bayar daycare mahal gitu niscaya gajinya gede lalala.

Ini aku tau dari komen-komen dan temen-temen yang ngomong langsung. Padahal nggak ngerasa uang aku banyak sih kok dapat orang nganggep gitu? Setelah aku pikir-pikir oh itu alasannya ialah aku cenderung posting KELEBIHAN dan tidak posting KEKURANGAN.

(Baca lengkap obsesi aku pada Instagram di sini: Dear Ibu-Ibu Instagram)

Kalau makan sushi di PS gres deh masuk Instagram, jika makan di Pujasera belakang kantor ya nggak. Kalau kebetulan pake baju branded aja, difoto deh terus ditag brand-nya di Instagram, jika nggak branded ya nggak foto.

Sampai beli lensa gres yang bokeh demi feed. Properti dan lighting juga lengkap segala rupa. Stok foto make up tiap weekend semoga seminggu ke depan aman.

Who am I trying to impress?

NOBODY. Pengen keliatan keren aja di Instagram dan ngapain sih sebenernya ya? Seru sih stok dan susun foto, aku masih merasa itu seru TAPI CAPEK IH. Dulu aku nggak ikut CFD sama JG dan Bebe semoga aku dapat foto-foto di rumah, tapi wahhh kini mending keluar ya nemenin Bebe main sepeda.

Prioritas uang dapat dirapikan, tapi prioritas waktu sih bullshit. Pernah aku tulis di sini: Karena Saya Tidak Percaya Prioritas.

Bodo amat Instagram nggak punya stok foto cantik. Bodo amat followers nggak nambah-nambah. Saya udah di titik itu hahahaha. Dulu sih terlalu semangat. Anaknya gitu, jika lagi semangat semangat banget, begitu bosen ya udah bye.

Makara ya kini aku kalem aja, jika ada temen yang berpotensi bikin iri tapi nggak mau unfollow, jangan di-like semoga nggak nongol lagi di timeline. Jadinya aku jarang scroll timeline, upload jika lagi pengen aja, nggak lagi ngotot tiap hari. Foto-foto pake kamera sih tetep, cuma ya nggak sering diupload.

Ya sebagai blogger sih ngaruh ke personal branding ya. Karena jarang foto anggun ya jarang ditawarin produk make up. Kemarin masih ditawarin tapi sayanya udah males ngeluangin waktu. Ya udalah toh penghasilan utama kan masih gaji.

Karena ini udah menyangkut self acceptance.

Penerimaan diri ini bukan hanya soal fisik, tapi juga pencapaian hidup, dan kondisi keuangan! Instagram bikin self acceptance berserakan bagi pribadi yang kurang berpengaruh keimanannya. Saya ternyata di antaranya. Buktinya simpel banget terpengaruhi beli sesuatu cuma alasannya ialah liat orang pake di Instagram. KESEL. -_______-

Instagram udah layak ditinggalkan banget jika kita jadi malah sibuk mempertanyakan, kok ia di foto anggun sih niscaya alasannya ialah lighting bagus dan kamera mahal, kok ia udah dapat beli ini itu padahal mulai kerja di tahun yang sama, kok ia uangnya banyak sih tasnya mahal-mahal terus. Kok orang punya uang ya?

Padahal sebagian mungkin alasannya ialah mereka ialah orang-orang kaya saya, yang posting lebih-lebihnya terus. Dulu aku pernah nulis sih, ini waktu belum terobsesi Instagram: Karena Hidup Tak Seindah Foto Instagram.

Sekarang aku berusaha realistis aja. Kalau nggak punya uang ya bilang nggak punya uang, jika pusing nulis caption yang nggak usah jadi browsing quote orang hahaha, jika nggak punya foto ya nggak usah upload. Di blog juga sama. Kalau nggak pengen nulis ya nggak usah. Kalau mau murung ya nulis sedih, jangan kaya dulu kayanya tepat banget hingga jarang murung apalagi ngeluh nggak punya uang di blog hahahaha.

Kembali ke duduk kasus terpengaruhi liburan: waktu cuma punya segini, uang cuma punya segini, fokus pada tujuan yang REAL. Jangan kebanyakan liat orang liburan di Instagram!

Itu aja sih. Gimana berdasarkan kalian?

-ast-

Tips Sensory Play Untuk Ibu Males Beberes

Mari anggukkan kepala bersama-sama. Kalau males beberes kenapa harus aib mengakui coba hahahahaha apalagi kalau nggak punya ART kaya kami-kami ini, mainnya 15 menit, beres-beresnya lebih lama. Kan mending bobo masak!


Kalian udah tau lah ya, saya ialah golongan ibu-ibu malas main sensori di rumah. Ya maafkan diri ini tidak bisa jadi ibu sempurna. Sini kan kerja, nyampe rumah capek, nggak punya mbak. TERUS HARUS MAIN SENSORIII? OH NO. Kapan saya bobo-bobo selow sambil main henponnyaaaa? *plak*

Terus balasannya saya ditampar kenyataan bahwa saya yang banyak mau ini malah masukin si Bebe ke sekolah montessori. Udah mah mahal eh Bebe nggak mau main materialnya sebab jijik. Cerita lengkapnya di sini: BEBE YANG JIJIKAN DAN SENSORY PLAY

Oiya buat yang belum tau, ini definisi sensory play. COPAS LAH MALES AMAT NULIS ULANG HAHA.

Sensory play includes any activity that stimulates your young child's senses: touch, smell, taste, movement, balance, sight and hearing. Sensory activities facilitate exploration and naturally encourage children to use scientific processes while they play, create, investigate and explore. The sensory activities allow children to refine their thresholds for different sensory information helping their brain to create stronger connections to process and respond to sensory information. -- source

Nah sehabis nulis itu saya bertekad besar lengan berkuasa bahwa Bebe harus main di rumah supaya di sekolah ia mau main. Sekarang udah hampir sebulan, Bebe udah mau pilih material montessori di sekolah, bahkan kadang sehari pilih dua. Makara bener, ia nggak mau sebab nggak terbiasa aja.

TAPI KAAANNN. Sungguh tak bisa rasanya kalau berniat harus main "serius" malem pulang kerja, bukan begitu??? Memikirkan niatnya pun saya tak sanggup!

Maka ini saya kasih tips sensory play untuk ibu bekerja yang males beberes HAHAHA.

Nggak usah pikirin spot anggun buat foto Instagram

Iya ini ribet elah. Main ya main aja, mana malem pula mainnya kan, jadi nggak perlu pikirin daerah yang terperinci lah, daerah yang nggak terlalu acak-acakan lah.

Bulatkan tekadmu bahwa main sensori bukan untuk diupload pake hashtag, ikut-ikutan ibu lain, apalagi buat challenge. Satukan pikiranmu bahwa main sensori demi anak main sensori. *HALAH*

Dengan demikian maafkan saya sebab tidak ada foto Bebe main sensori di postingan ini. Foto di atas ialah foto di sekolah. XD

Sensory play tanpa main

Iya jadi nggak perlu niat duduk manis terus main. Misal nih ya, makan jelly. Sebelum dimakan, tanya dulu warnanya apa, jumlahnya berapa. Udah gitu suruh deh ia makan pake tangan. Naturally niscaya dimain-mainin dulu kok.

Begitu masuk mulut, tanya rasanya apa, suka apa nggak, lebih suka mana dengan masakan lain, ingatkan kalau jelly manis maka garem rasanya apa, dsb. Makara acara sehari-hari tapi sebenernya melatih inderanya juga kan.

Makara nggak perlu lah itu main jelly yang cuma dimain-mainin doang. Nggak perlu beberes juga kan!

Ini gue sotoy aja sih, tapi suka-suka dong ya nggak? Nggak ada hukum baku kan apa yang boleh dan apa yang nggak boleh? HAHAHA.

Main biji-bijian

Ini peer sih. Bisa diakali dengan mainnya JARANG-JARANG AJA HAHAHA. Saya main kacang ijo sama Bebe terus beres-beresnya ampuunnnn. Nyendokinnya sih 10 menit, setengah jam berikutnya ya diacak-acak. Tapi dari situ banyak pelajaran yang bisa kita petik:

- Main di ruangan yang kecil dan nggak banyak barang jadi biji-bijiannya nggak nyangkut sana-sini

- Biji-bijiannya jangan sekilo, 5 sendok makan aja yang penting semangkok dan bisa buat transferring.

- Ajak anak masak nasi. Dari ambil beras, tuang beras ke panci rice cooker, suruh pegang-pegang dulu, suruh cuci, hingga cetrekin magic com. Kurang sensori apa coba itu? Life skill banget wow!

Biji-bijian ini peer buat Bebe sebab berkaitan sama tekstur banget. Kalau udah mau pegang dan injek biji-bijian tandanya udah nyaman sama tekstur.

Oiya kali ada yang belum tau, untuk main transfer (mindahin sesuatu) pastikan dari KIRI ke KANAN ya. Makara nyendokin dari mangkok kiri ke mangkok kanan untuk melatih mata dan tangan membaca dan menulis di kemudian hari.

Main pom pom

Nah kalau tujuannya ialah transferring, memindahkan sesuatu dengan sendok atau jepitan, pake pom pom kecil aja. Ini lebih nggak acak-acakan dibanding biji-bijian. Yang penting anak mau duduk manis dan transfer kan? Bisa sekalian berguru warna dan ngitung juga.

Cuma ya kalau biji-bijian ngelatih motorik anak banget sih sebab ia akan super hati-hati nyendokinnya supaya nggak ada yang tumpah. Tapi ya, pom pom bisa jadi alternatif sebab beresinnya nggak repot.

Beli Bunchem

Ini bukan iklan tapi ini mainan seru banget deh. Di daycare Bebe yang usang ada Bunchem ini, eh kemarin daycare yang kini juga beli sekotak gede.

Ini kaya rambutan gitu, bisa nempel satu sama lain, warna-warni. Lengkap sudah buat main sensori, sebab ada teksturnya, bisa buat transfer, ngitung, jejerin terus tracing juga bisa banget!


Main air ya di kamar mandi!

Iyes. Tergampang dari segalanya ialah kalau mau main sesuatu yang melibatkan air maka mainnya di kamar mandi. Mainlah sebelum waktunya mandi jadi begitu selesai simpel beresin terus pribadi mandi.

Saya kasih Bebe jojodog (kursi) plastik yang kecil punya ia plus jojodog plastik yang gedean sebagai meja. Atau kalau kalian punya meja bangku plastik anak gitu BAWA AJA KE KAMAR MANDI. Meja Bebe kayu sih jadi nggak bisa dibawa.

Dengan air bisa main pake spons, bisa berguru campur warna primer pake pipet, bisa main bath paint (sabun campur pewarna masakan terus melukis di dinding), atau apapun yang berafiliasi sama air lah! Nggak perlu ngepel, nggak perlu ribet baju basah. Hahaha.

Makanan bukan mainan

Iyes banyak ibu-ibu yang nggak mau main sensori dengan alasan masakan bukan mainan. Bisa kookkk main sensori tanpa buang-buang makanan. Kaya kacang ijo kalau udah selesai main ya dimasak. Jelly ya dimakan.

Nggak usalah itu bikin oobleck yang dari tepung kanji itu demi memperkenalkan benda cair atau padat hahaha. Kita tak main oobleck pun mengerti kan mana air mana meja? HAHAHAHAHA Selain mainin makanan, jadinya messy banget!

Nggak usah juga main pasta untuk kenalin warna, main pasta boleh buat meronce atau menghitung, tapi ya jangan diinjek jadi kalau udah bisa dimasak juga pastanya. Nggak mubazir kan jadinya.

Kalau mau main tekstur lembek-lembek gitu pake slime aja. Pastikan anak udah nggak di fase oral tapi ya. Atau ya ditemenin supaya nggak dimakan. Pake Mad Mattr kaya punya saya juga baiklah kok untuk berguru bentuk dan role play masak-masakan.

Makara sebenernya bisaaaa banget main sensori tanpa pake makanan. Saya sih nggak yang strict banget soal masakan dan mainan ya tapi kali ajaaa ada yang prinsipnya kaya gitu. Semoga mencerahkan!

Btw foto di bawah ini Mad Mattr. Browsing deh! Seru!



*

Apalagi ya, gres segitu sih so far. Dan main ginian kalau sempet ajalah buibu, ribet beneran. Saya juga nggak tiap hari banget kok kalau lagi nggak terlalu capek aja. Cuma sebab goals-nya pengen Bebe buru-buru main di sekolah jadi ya udah kemarin rada ngotot mainnya agak sering. Kalau di sekolah udah mau main terus sih kayanya di rumah nggak akan main lagi hahahaha.

Oiya maaf kalau ada salah-salah sebab saya sendiri nggak pernah mendalami sensory play atau montessori. Kasih tau kalau ada yang salah yaaa!

Thank you dan selamat main sensori tanpa ribet beres-beres!

-ast-