Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

5 Things I Love About Nahla


IHIYYYYY. Karena orang bahagia kebanggaan maka kami bikin versi lain dari postingan #GesiWindiTalk ahad kemudian nyahahahaha. Mereka berdua kan bikin '5 Things I Love about Me', nah gue sama Nahla mah inginnya saling memuji gitu jadi bikinnya what we love about each other!

*duh kok jadi deg-degan alasannya ialah menyadari gue sering bitchy banget dan garang sama mereka-mereka ini, apa ada yang sanggup Nahla suka dari gue wtf*

By the way maaf banget ya #SassyThursday-nya bolong-bolong terus alasannya ialah kami ... sibuk. Iya bau sih alesannya tapi ya sibuk aja. Dan males HAHAHAHA.

Baca punya Nahla (yang isinya 5 kebanggaan buat gue) di sini yaaa:
annisast's forte 


Oke flashback sedikit dari kenal sama Nahla. Kenal sama Nahla pertama kali itu alasannya ialah gue liat postingan ia memperkenalkan diri di group Facebook KEB. Terus alasannya ialah gue menganggap nikah umur 17 dan punya anak umur 19 itu absurd maka tentu saja gue eksklusif email ia ngajak kenalan lol. Iya maklum anaknya emang ekstrovert banget.

Terus jadinya ketemuan dan ketemuan, chat dan chat hingga jadinya sadar woooo iya ya sering mikir sama hingga sering ngomong sesuatu bareng gitu lol. Tapi makin usang kenal makin sadar sih bila nggak sama-sama amat HAHAHA. Kalau lagi sama ya sama banget tapi bila lagi nggak ya nggak sama sekali.

Tapi ya, 2 tahun kenal, Nahla, Mba Windi, dan Gesi ialah orang-orang yang sanggup diajak ngomong apapun. Even the darkest secret, ehm. Udah ah apaan sih panjang-panjang amat intronya.

Ini ia 5 hal yang gue suka dari Nahla

🎻 Ngerti musik

Kalimat "ngerti musik" itu sungguh degrading sih sebenernya buat Nahla hahahaha. Iyalah, nahla main biola dari kecil gitu dan sering manggung di mana-mana. Sementara gue sama nada aja perjuangan banget agar sanggup temenan dan nggak fals. Tapi bila gue jadi Nahla ya, gue kayanya udah punya channel kaya juncurryahn gitu. KAYANYA LOH YAAAA HAHAHA.

🖌 Bisa gambar

INI LOH. Gue sebel sama orang yang sanggup combo gitu main alat musik, sanggup gambar, dan sanggup dance. Untung Nahla nggak sanggup dance sekalian ya bila nggak gue lebih sebel lah udah (apa ia sebenernya bisa? O____O).

Dan gambarnya tuh makin sini makin bagusss! Makin halus banget! Gih sana kalian semua pesen stiker dong sama Nahla! Gue sendiri nggak pesen sih alasannya ialah "aliran" gue nggak anime gitu hahaha. Gue lebih ke pencil/watercolor cute dreamy, fatwa buku kisah bawah umur gitu lah pokoknya hahaha.

Tapi satu hal, semua pilihan warnanya Nahla selalu gue suka! Karena kami spesifik banget sama warna, warna itu harus pas nomernya sekian, geser sedikit aja nggak mau. Kaprikornus bener-bener harus presisi. #perfeksionis

💔 Tidak mau menyakiti orang lain

Iya di balik Nahla yang terbaca garang dan seenaknya bila di blog, ia itu halus banget lohhh. Nahla paling sanggup pilih kata-kata agar jadi lembut banget gitu dan nggak bikin sakit hati orang. Sungguh sebaliknya dengan akyuuu.

Kalau gue kan tipe yang "katakan walau perih" nah Nahla tipe yang "katakan dengan sehalus mungkin tapi usahakan ia tetap menyadari kesalahannya" NYAHAHAHAHAHA. Terus bila ngerasa terlalu kasar, ia otomatis minta maaf. Beda dengan siapa? Dengan akyuuu. XD

Kaprikornus Gesi nih ya bila lagi butuh opini dengan bumbu kasih sayang, ia suka nggak peduli pendapat gue atau mba Windi apa. Pasti yang dicari Nahla. Nahla mana Nahla. Gitu. XD

👼 Empati

Ini samaan sama Gesi banget sih. Dua anak ini tipe yang simpel mewek simpel mellow terbawa perasaan. Tapi itu membangun tenggang rasa mereka gitu, jadi lebih sanggup lihat sisi konkret dari segala sesuatu and it's a good thing of course.

Bener-bener sanggup nyeimbangin gue yang apa-apa diliat semua sisi dulu dan ya, niscaya ada negatifnya dong. Makanya sering dibilang kurang empati.

💅 Manner


Nahla ialah anak tersopan santun 2017 versi annisast.com. Kalau ada temen gue yang sopan santunnya nilainya 100 maka itu ialah Mevlied Nahla. Sopan banget tipe yang bila di daerah umum ketawa itu maka ketawanya nggak ngakak dan mulutnya ditutup.

Kalau nggak sengaja ketawa ngakak? Maka ia minta maaf. Jalan anggun kaya princess, pake dress/rok ke mana-mana, behave banget lah pokoknya. Jauh banget sama di blog mah, Nahla irl is pemalu dan anak yang sangat manis.

Sementara Gesi dan gue? 180 derajat, mau ketawa hingga jongkok-jongkok juga nggak peduli. Hahaha.

*

Kaprikornus ya, itu dia. I love you, Nahla. I really do. 💛

-ast-

Detail ►

Pacaran Bertahun-Tahun, Nikah Atau Putus?

PUTUS! HAHAHAHA.

(ini typo harusnya kart bukan ksrt tapi kumalas edit lagi jadi anggap aja majalah, kalau udah terbit ga dapat diralat HAHAHA)

Iya jadi saya beberapa kali denger orang curhat atau bahkan komen di blog ini dengan pernyataan “aku udah pacaran x tahun, tapi masih nggak yakin mau nggak ya nikah sama dia?”

Ya putus lah kan udah terang tuh nggak yakin. Ini berdasarkan abang ini loh ya, yang pernah pacaran “cuma” 5 tahun terus putus. Hahahaha. Saya kalau pacaran emang lama-lama banget deh dari dulu, sama JG malah paling sebentar.

Alkisah zaman kuliah, saya gres putus sama pacar waktu Sekolah Menengan Atas padahal pacarannya udah 5 tahun. Sebagai anak yang disenggol aja curhat, ceritalah saya sama dosen. Dosen ini perempuan, umurnya 30 something lah waktu itu. Pinter, S2 (yaiya kan dosen ah), dan lezat diajak ngobrol. Beliau bilang apa?

“Tenang aja cha, saya juga pacaran dari Sekolah Menengan Atas 11 tahun putus kok. Nikah malah sama temen S2,” katanya kalem.

Wow wow sebuah pencerahan!

Kenapa pencerahan, alasannya yaitu dari dosen, dari dongeng saya sendiri, dari dongeng orang-orang, semua dapat ditarik benang merah yang sama. Apakah itu?

(Baca: Rumitnya Menikah)

Gini, pacaran usang itu ada dua macem:

🙋 Yang bertahan pacaran alasannya yaitu memang saling dukung dan berkembang sama-sama. Dari tahun ke tahun tetep punya selera yang sama, tetep dapat diskusi banyak hal, tetep ngerasa bahwa oiya she/he’s the one untuk dongeng segalanya. Nggak terbebani dengan apapun.

🙆 Yang bertahan pacaran alasannya yaitu terbiasa. Ya maklum kan bertahun-tahun ketemu orang yang sama, semua keluarga udah kenal, sama temen udah diajak nongkrong bareng alasannya yaitu udah kenal usang juga, hingga kawasan makan favorit aja udah ngerti kalau kita couple banget. Yang ini nih yang suka bikin blur, emang beneran cocok apa alasannya yaitu kebiasaan aja sih apa-apa sama dia?

Kalau kalian masuk tipe yang pertama dan nggak pernah punya dilema (misal salah satu pernah selingkuh), maka bolehlah dipertimbangkan untuk menikah. Tapi kalau pernah ada dilema yang bikin sakit hati banget sih jangan ya, nggak lezat kalau pas balasannya nikah kepikiran terus seumur hidup. Nanti malah jadi materi diungkit kalau berantem.

Nah tapi kalau kalian masuk tipe yang kedua, putus ajalah udah. Karena ketika pacaran bertahun-tahun, ada pasangan yang tanpa sadar tetap orang yang sama dikala pertama kali jadian.

JRENG!

Misal saya pacaran pas Sekolah Menengan Atas putus pas kuliah, hingga udah kuliah pun berantemnya tetep berantem ala anak Sekolah Menengan Atas gitu. Nggak jadi remaja sama-sama. Mirip-mirip kaya kalau kita ketemu geng SMA, becandanya itu tetep becanda Sekolah Menengan Atas banget kan, nggak jadi becanda orang umur 30 tahun? Iya nggak?

Itu pun yang terjadi pada dosen saya, pacaran 11 tahun dari SMA, dilema yang muncul dan diberantemin itu masih sama dengan dilema waktu SMA. Padahal ceweknya udah S2 kan. Akhirnya ya nikah sama temen S2 alasannya yaitu secara referensi pikir mereka jadinya setara.

(Baca: Alasan Cerai: Beda Prinsip)

Iya urusan referensi pikir juga jadi dilema buat yang pacaran lama. Dalam 5 tahun misal cowoknya ya santai aja hidup nggak ambisius, sementara ceweknya udah dapet beasiswa kuliah ke luar, volunteer ini itu, balasannya si cewek hingga pada titik “ih kok nggak nyambung lagi ya ngomong sama kamu” TAPI DALAM HATI NIH BIASANYA NGOMONGNYA.

Karena udah pacaran usang banget jadinya kaya nggak mungkin gitu putus cuma alasannya yaitu nggak nyambung doang. Lah kan bertahun-tahun nyambung aja? Jadinya dragging pacaran terus dan ketika masuk usia nikah muncul kebimbangan “nikah nggak ya sama dia?”

JANGAAANNNN. Hahahaha.

Atau ada juga dilema yang kayanya nggak kerasa besar pas pacaran tapi dapat jadi besar banget kalau nikah. Contoh: calon mertua. Pas pacaran mah kayanya baik-baik aja nih si tante meskipun ya kadang banya mulut dikit sih segala dikomen tapi masbodoh lah kan jarang ketemu juga. Atau keluarganya banyak yang gengges nih, suka nyindirin fisik, tapi nggak apa-apa lah kan ketemu paling setahun sekali pas lebaran doang.

Hei hei hei tidak ibarat itu anak muda.

Si tante nanti akan jadi mama dan punya mama mertua tidak banya mulut itu yaitu kunci kebahagiaan utama. Dan keluarga yang gengges itu akan nomer satu paling heboh bahkan di urusan nama anak lah, ASI kita kurang lah, anak kita kekurusan atau kegendutan lah, rese. Demi ketenangan hidup mending pikir ulang deh. Karena nikah itu nggak selamanya urusan pribadi, sebagian besar yaitu urusan keluarga.

(Baca dulu ini makanya: Menikah untuk Siapa?)

Ini saya denger dari orang juga sih tapi kalau punya pacar, ingatlah selalu pada 3 masalah: orangtua, agama, LDR. Kalau kalian cuma ngalamin 1 masalah, maka dapat lah dijalani dan dicari solusinya. Tapi kalau udah kena dua, itu gres berat.

Kaprikornus kalau hanya orangtua nggak oke 🠞 dapat lah dibujukin hingga oke asal kalian nggak LDR dan seagama.

Atau kalian LDR 🠞 bisa lah diusahakan asal seagama dan orangtua setuju.

Atau kalian beda agama 🠞 bisa lah diusahakan asal nggak LDR dan orangtua setuju, nggak dilema anaknya nikah beda agama.

Nangkep kan? Coba kini kalau dua.

Beda agama dan orangtua nggak oke 🠞 duh berat banget kan. Gimana nih solusinya? Pasti panjang urusan.

Beda agama dan LDR 🠞 cuy beda agama aja udah berat, ketambahan LDR pula. LDR itu murung banget beneran deh. #MantanPejuangLDR

LDR dan orangtua nggak oke 🠞 ribet kan ini, emang salah satu mau ngalah dengan pindah kota? Udah pindah kota, mati-matian cari kerjaan gres dan kawasan tinggal baru, terus tetep dilepeh calon mertua. Berat ya nggak?

Dan seterusnya. Combo antara beda agama, orangtua nggak setuju, dan LDR juga jadi faktor pemberat banget apakah sebaiknya hubungan kalian lanjut apa nggak. Kecuali kalian sangat kuat, gigih, dan rela memperjuangkan cinta. Ehem. Karena berat bukan berarti tidak mungkin.

Yak coba diteriakkan sekali lagi!

Karena berat bukan berarti tidak mungkin!
*noh di bold dan large*

Sebagai penutup, ai mau promo dulu lah postingan lain. Baca postingan ini “Menikah Bukan #lifegoals” dan postingan lain Tentang Nikah di sini. Buat kalian yang resah kok gue nggak nikah-nikah sih.

Mohon maaf jikalau pada balasannya postingan ini bikin kalian putus sama pacar yang udah dipacarin bertahun-tahun dan sebenernya pengen putus tapi nggak punya alasan ya. Daripada nikah sama orang yang salah?

Tetap semangat! :)

PS: Seru ya nulis soal ginian, jadi valid alasannya yaitu berdasar pengalaman dan saya udah nikah. Abis kalau nulis topik nikah suka diketawain yang udah nikah 10 tahun lebih gitu, dibilang "alah gres nikah segitu doang banyak komentar". Padahal temen-temen saya yang gres nikah 3-5 tahun aja udah banyak yang cerai loh. Karena nikah, usang atau sebentar tetep nggak "doang". ;)

-ast-

Detail ►

Bebe Sekolah!


Hari ini hari kedelapan Bebe sekolah dan ya, saya cukup terharu sih sama perkembangannya. Iya, gres 8 hari udah kerasa beda!

Oke jadi daycare dan preschool Bebe ini konsepnya montessori. Nah, meskipun montessori itu lagi hype banget dan kaya diagung-agungkan semua ibu hingga pada niat #montessoridirumah, saya sendiri nggak jadi yang gremetan pengen banget Bebe sekolah montessori.

Pertama alasannya ya ini kan cuma preschool, saya sendiri jadinya belum punya goal apa-apa untuk Bebe. Yang penting ia dapat bergaul aja sama anak seumurannya alasannya di daycare usang kan ia main bener-bener sama anak kecil.

Terus kenapa hasilnya saya pilih preschool montessori?

Mmmm, nggak begitu. Preschool ini saya pilih bukan alasannya metode montessorinya, tapi alasannya daycare-nya bagus! Karena kan sebenernya preschool-nya mah sebentar banget ya, sehari cuma 2 jam. Sisanya kan justru ia main di daycarenya, jadi saya pilih alasannya sesuai dengan daycare yang saya mau.

Rumahnya luas, kena sinar matahari, ada playground luaaassss, mainan, sepeda, buku banyak banget, dan anak tidak selalu di kamar. Anak bebas ke mana pun. Lokasinya di perumahan sepi pula, jadi dapat naik sepeda di jalan depan rumah atau jalan-jalan ke taman. Beda sama daycare yang pernah saya review ini (KLIK DONG). Kaprikornus kebetulan aja bila metodenya montessori.

(Review daycare usang Bebe, 3 tahun loh di sini: Tweede Daycare Benhil)

🍎 Sosialisasi

Sejak awal kami cari preschool (sekitar bulan Juni), saya udah sering bilang ke Bebe bila nanti ia akan pindah sekolah.

Dua ahad sebelumnya hari H pindah, sosialisasi makin gencar. Bahwa nanti temannya akan anak besar semua, setiap hari saya kasih kalimat-kalimat yang menyiratkan sekolah itu seru sekali. Dan ia memang belum liat sekolahnya hingga hari pertama.

"Main sama anak kecil kan nggak seru ya, Be? Nanti di sekolah, temannya anak besar semua loh!"

"Be, nanti gurunya bukan Kak Wina lagi, gurunya cendekia loh. Nggak apa-apa kan ganti guru?"

"Be, sekolah Bebe besaaarrr sekali. Seru loh mainannya banyak, ada tenda dua, ada perosotan, banyak lah pokoknya"

Dan masih banyak lagi versi kalimat kaya gitu.

🍎 Hari pertama

Hari pertama yang resah siapa? Ibu dan appa tentu saja. Bebe sih semangat banget alasannya ia udah membayangkan sekolahnya seru. DAN UNTUNGNYA SERU!

Dia dateng masih pake baju tidur, saya eksklusif kenalin ke teachernya. Saya kasih liat bahwa ini loh rak bukunya, ini loh rak mainannya, ini loh ruang mainnya. Kemudian ia main sepeda. Saya tanya, mau liat kamar sama kamar mandinya dulu nggak? DIA MENGGELENG, SODARA-SODARA.

"Ibu dan appa boleh kerja?"

DIA MENGANGGUK, PEMIRSA.

Kemudian saya dan JG dicium dan bye kami berangkat deh ke kantor HAHAHAHA. Sungguh mudah. Nggak drama sama sekali hingga sekarang. Hari ketiga saya udah nggak anter, turun di kantor aja. Dia nggak nangis, nggak canggung atau apa. Semangat banget hingga sorenya nggak mau pulang.

Nah terus tiap hari kan dikirimin foto tuh sama missnya, hari pertama siang-siang liat foto kegiatan Bebe kok kayanya kalem amat ya. Saya forward ke group keluarga, adik saya bilang "kayanya masih kalem deh mbak, kaya yang pendiem".

Sorenya saya ngintip dulu pas jemput, ohhh pendiem bangeeettt! Dia lagi colek-colek temennya sambil bilang "aku dapat nyanyi robocar poli loh!" Kemudian ia nyanyi lagu robocar poli teriak-teriak sambil main piano plastik. Sungguh anakku pendiam, menyerupai ibu dan appanya. -_______-

Missnya juga nanya "bu, ini biasanya emang di daycare ya, berdikari banget nggak kaya anak baru" UHHH I'M SO PROUD HAHAHA.

🍎 Perubahan sehabis sekolah

Hari pertama sekolah ia makan 3 kali sendiri dan habis semua! Makan bubur kacang ijo sendiri juga habis semua! Duh emang di rumah dan di daycare usang dimanja banget sih makan selalu disuapin. Seminggu ini gres sekali ia makannya nggak habis. Mungkin nggak suka, nggak apa-apa saya mah nggak pernah maksa hehehe.

Siang udah nggak pake diapers dan cuma ngompol sekali. Ganti baju sendiri. Sekarang apa-apa maunya sendiri gitu. Pas baca-baca di website sekolahnya, goalsnya itu ternyata emang anak mandiri. Aku terharu banget deh sumpah.

Udah seminggu juga nggak nonton YouTube dan pegang HP cuma weekend doang itu pun pake alarm 1 jam doang. Ini sih emang niat sayanya juga ya, tapi menyenangkan juga ya punya anak yang nggak terdistraksi HP itu. LOVE!

🍎 Ngapain aja di sekolah?

Di sekolahnya kegiatannya banyak banget. Di hari pertama aja ia berguru siklus hidup kodok (lengkap dengan alat bantu dari karet, YES KECEBONG KARET), main badminton, meres jeruk, main-mainan montessori, dan menggunting serta melekat kodok kertas.

Kaprikornus tiap bulan ada tema-temanya gitu. Tiap hari ada aktivitas pelajarannya juga. Seru lah pokoknya, saya sendiri takjub gitu wow ternyata Bebe dapat ya!

Lucunya pas ke taman, Bebe harus jalan sambil ngegandeng dua toddler gitu jadi berguru tanggung jawab ahahahaaha gemash. Mana dikirimin foto terus, mantengin cctv terus, terharu lah pokoknya.

🍎 Kok serius amat belajarnya?

Iya banyak yang khawatir bila anak terlalu dini mulai berguru nanti katanya bosen sekolah pas gede. Saya menentukan nggak percaya hahaha. Kalau nanti misal pas SD Bebe nggak mau sekolah ya ditanya kenapa nggak mau? Kalau emang nggak mau banget ya udah nggak usah sekolah HAHAHAHA.

Rich Chigga aja nggak sekolah kan, ia homeschooling 2 tahun doang terus sisanya nonton YouTube tiap hari. Dan sori, saya nggak terima debat soal Chigga ya. *anaknya lemah sama rapper* XD

Saya nggak duduk kasus sih, ASAL KULIAH. Kaprikornus ya nggak perlu sekolah formal nggak apa-apa, tapi harus kuliah. Tandanya harus ambil ujian persamaan atau IB kan (kalau mau kuliah di luar negeri). Terserah nggak mau SD, SMP, Sekolah Menengan Atas tapi HARUS KULIAH. :)

*

Kekurangan sekolah Bebe ini cuma satu. JAUH BANGET DARI KANTOR DAN RUMAH. Deketnya dari kantor JG dan ya itu cukup bikin stres sih. Capek banget dapat 1,5 jam di jalan, dua kali lipat lebih usang dibanding dari daycare lama. Cuma alasannya bertiga di kendaraan beroda empat ya udah ketawain ajalah. Toh puas juga sama sekolahnya.

So yaaa, I think that's all! Sampai jumpa di kisah selanjutnya!

-ast-

Detail ►

Memutuskan Menetap


Jadi ceritanya, saya dan JG lagi galau pengen pindah rumah. Galau pertama sebab insecure abis kemalingan, galau kedua ialah sekolah Bebe yang astaga jauhnyaaaa.

Sori ralat, macetnyaaaaa. Sampai rumah jam 8 mulu nih jadinya. Iya sih kami masih mengusung prinsip "biar macet asal sama-sama" tapi insecure banget beneran gara-gara rumah kecurian dua kali. Kaya ngerasa "oh mungkin ini udah saatnya kami pindah" gitu.

Karena jika secara jarak sih sebenernya nggak ngaruh amat ya, sama-sama searah dari kantor JG mau pulang. Cuma macetnya jadi combo banget soalnya jika daycare usang tuh bisa lewat jalan tikus gang-gang sempit yang jarang dilewati manusia. Kalau kini jalannya bener-bener jalan utama yang yaahhh, dilewati semua kendaraan beroda empat hhhh.

Kenapa atuh pilih sekolah di situ bukannya cari yang deket aja?

Duh ya gres sesudah urusan sekolah ini saya jadi ngerti bahwa jarak dan waktu bisa dikompromi tapi sekolah yang anggun tidak. Artinya (untuk sekarang) mending jauh tapi sekolahnya bagus, daripada deket tapi sayanya nggak sreg sama sekolahnya.

Kecuali memang nggak punya pilihan, misal kami nggak punya mobil, atau saya dan JG lembur terus gitu misalnya. Ini kan nggak, kami masih bisa anter jemput tanpa ganggu kerjaan, dan Bebe bisa tetep nyaman juga bobo atau main sama saya di mobil. Dan since beliau udah ikut rutinitas kami kerja semenjak umurnya 3 bulan, beliau kayanya hepi-hepi aja nggak capek gimana.

Karena pilihan sekolah yang mending itu nggak ada. Bukannya ada, tapi kami nggak mau kompromi. Emang nggak ada aja. Sekolah yang kini ini yang terdekat. Beratnya hidup di Jakarta lol.

(Baca: Memaknai Pilihan)

Dan urusan pindah rumah ini bikin saya mikir, untung ya ngontrak jadi bisa pindah kapan aja. Kalau rumah sendiri gimana?

Kalau di kampung halaman (in our case, Bandung) sih niscaya masih kebayang sebab tau persis areanya, lah di Jakarta? Buat kami yang orisinil Bandung, gimana cara tetapkan untuk menetap?

Karena nggak bisa beli rumah di Jakarta, gimana cara kami tetapkan akan tinggal di Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, atau mana? Kenapa pilih itu? Kalau pindah ke Bogor misalnya, apa siap selamanya jadi orang Bogor?

AAKKK NGGAK SANGGUP MIKIRINNYA.

Kaya kalian dateng ke satu area yang nggak pernah kalian datengin sebelumnya, terus tiba-tiba harus tinggal di sana, dengan neighborhood yang sama sekali asing, nggak tau harus jajan pempek di mana, nggak tau harus ke supermarket yang mana.

DAN INGAT KOMITMEN KPR (MISAL) 15 TAHUN DI SANA. Yang artinya lo harus tinggal di sana terus-terusan hingga anak lo SMA. OMG SEREM NGGAK SIH. Kaya orang absurd dipaksa pembiasaan gitu.

Stres abis mikirinnya hahahahaha. Kalau nggak betah gimana? Kalau tetangganya rese gimana? Kalau ternyata nggak betah sebab alesan apapun gimana? Dibetah-betahin aja kan rumah sendiri, jika rumah sendiri kerasanya beda kok, kata orang gitu.

Tapi tetep euy, belum punya nyali. Bahkan untuk sekadar, survey yuk ke tempat A cari-cari tau harga rumah. Itu aja nggak berani. Nggak berani sebab galau A itu tempat YANG MANA? Apakah kita akan membangun rumah di sana dan jadi orang sana sehingga di masa depan Bebe akan pulang bawa istri dan anaknya ke rumah kami di kota itu?

Karena di otak itu jika mudik ya ke Bandung.

Makanya hingga sekarang, saya dan JG belum tetapkan akan menetap di mana persisnya. Well untungnya sih udah punya rumah di Bandung ya jadi nggak diresein orang dengan "beli rumah kali jangan main terus". Ya ini udah, cicilannya tinggal 7 tahun lagi, udah setengah lewat.

Untuk kini kami kaya go with the flow gitu. Apalagi sesudah konmari-an ya, barang jadi sedikit banget jadi jika pindah pun rasanya nggak akan stres-stres amat sama packing.

(Baca: Beres-beres Rumah ala Konmari)

Saya juga mikir apa sebab kami tinggalnya di Jakarta ya jadi takut nggak betah dan bawaannya curigaan banget. Kalau misal tiba-tiba harus permanen tinggal di negara yang proper segala-galanya sih MUNGKIN bakal dibetah-betahin aja toh dapet "sesuatu" juga dengan ngebetah-betahin diri.

"Sesuatu" as in jalanan rapi, penduduk yang educated, jadi nggak serobot antrian atau buang sampah sembarangan, ya yang nggak bikin lo sakit kepala lah. Tapi kan ini Jakarta dan kota satelitnya, di mana semua jenis insan ada. Dari yang nggak berpendidikan, ke yang pendidikannya tinggi banget hingga yang pendidikannya tinggi banget tapi kaya nggak ada otaknya gitu juga lengkap.

Don't get me wrong, saya happy kok tinggal di Jakarta. Karena nggak tau mau kerja apa di kota lain hahahahaha. Tapi ya itu, sebetah-betahnya tetep nggak berani bilang "oke sebab gue seumur hidup akan kerja di Jakarta, maka gue akan beli rumah di Depok! Ayo kita survey rumah di Depok!" gitu misalnya. Nggak berani bangeeettt hahahaha.

Kenapa ya? Mungkin sebab deep down inside kami cinta Bandung. Kalau pun harus meneguhkan hati selamanya akan tinggal di mana, ya di Bandung lah.

Dan mungkin juga sebab Bandung lebih nyaman dibanding Jakarta ya. Maksudnya jika kampung halaman kalian di kampung banget atau nggak nyaman ditinggali kan ya niscaya lebih pilih Jakarta lah. Kalau Bandung kan kota besar juga, nggak jauh-jauh amat dari Jakarta, kerjaan juga niscaya ada bagi kalian yang mau berusaha lol.

Makara ya, apa alasan kalian tetapkan menetap di kota gres yang bukan Jakarta dan bukan kampung halaman? Share dong, siapa tau saya terinspirasi!

MAKASIHHHH!

-ast-

Detail ►

Karena Rokok (Pasti) Dapat Menunggu


Hari Minggu kemudian jam 6 pagi, kami bertiga plus ibu aku jalan-jalan ke Gasibu. Niatnya sih mau lari, tapi ternyata track lari di lapangannya sangat crowded. Jangankan lari, jalan pun susah. Kami pun jadinya melipir, menyusuri Taman Lansia hingga bertemu Taman Cibeunying.

Itu loh taman yang ada robot Transformers angkot dan Bumblebee. Tamannya tidak terlalu besar tapi banyak daerah sewa mainan. Bebe mulai terdistraksi tukang pancing ikan mainan (Rp 5ribu boleh mancing ikan plastik sepuasnya btw), JG sudah nangkring di tukang lontong sayur, dan aku sendiri duduk di bawah patung. Mengamati sekeliling.

Pengunjung yang tiba rata-rata keluarga muda. Suami istri dengan anak balita, paling besar anak TK. Datang hanya untuk duduk-duduk dan jajan. Yang menyebalkan, sebagian besar dari orangtua itu merokok. Baik ayah maupun ibunya.

Ada yang sengaja duduk terpisah dengan anaknya yang sedang makan sosis bakar, ada yang duduk sebelah anaknya dengan rokok disembunyikan di balik tubuh seolah punggung akan menyerap asap rokok itu, ada yang terang-terangan saja merokok sambil menggendong anaknya yang masih sangat kecil.

Apa yang ada di pikiran mereka? Apa rokok tidak dapat menunggu?

Kalian sengaja berdiri pagi, berganti dengan baju yang lebih baik, para ibu bahkan sempat menggambar alis dan memulas lipstik. Demi dapat menghabiskan waktu bersama anak kan? Anak yang mungkin jarang kalian temani alasannya ialah sehari-hari ditinggal bekerja.

Merokok mungkin kesenangan kalian, tapi ditemani bermain oleh ayah dan ibu yang atensinya full, orangtua yang kedua tangannya dapat dipakai tanpa terganggu memegang rokok berasap mungkin jadi kesenangan anak kalian.

Merokok ialah hak kalian. Tapi menghirup udara bebas asap rokok ialah hak ANAK kalian.

Suami aku bukan perokok, pun aku sendiri, tapi aku yakin rokok dapat menunggu. Pasti dapat menunggu.

Merokoklah ketika sendirian, merokoklah di luar rumah, merokoklah ketika nongkrong dengan teman-teman, merokoklah di daerah yang disediakan khusus untuk merokok, jangan merokok di dalam rumah, jangan merokok di dalam rumah orang lain ketika bertamu. Mandi dan berganti pakaian lah sebelum masuk rumah dan memeluk anak serta istri atau suami.

Karena mereka, orang-orang yang paling kita sayang kan? ATAU TIDAK?

Bukan cuma satu dua artikel kan yang membahas risiko anak sakit pneumonia tinggi kalau berada di lingkungan yang merokok? Bukan satu dua penelitian kan yang membahas bahwa residu rokok masih tertinggal bahkan ketika asapnya sudah tidak ada?

Jadilah perokok yang bertanggungjawab. Asap rokokmu, tanggung jawabmu. Seperti juga kehidupan sehat anak-anakmu, tanggung jawabmu.

Rokok dapat menunggu. Ada puluhan jam yang kalian lewati tanpa belum dewasa kalian. Gunakan sebaik mungkin untuk merokok sepuasnya. Tapi sisihkan waktu 2-3 jam di Minggu pagi untuk membawa belum dewasa ke taman dan menghirup udara segar di bawah pepohonan. Udara segar yang tidak terganggu asap rokokmu lagi.

Untuk kalian yang punya pasangan merokok, tak perlu melarangnya berhenti. Hal sia-sia yang akan berujung pertengkaran saja. Ia akan berhenti ketika ia mau berhenti, bukan alasannya ialah kalian menyuruhnya berhenti. Tapi mintalah waktunya saja sedikit, waktu-waktu berkualitas bersama belum dewasa di mana ia menunda keinginannya merokok.

Demi kalian, demi belum dewasa yang lebih sehat.

Terima kasih.

-ast, ibu satu anak yang selalu menyuruh anaknya berteriak serta kabur kalau ada orang merokok. Bahkan ketika yang merokok ialah sekumpulan polisi di kantor polisi, "OM POLISI MELOKOK AKU HARUS KABULLL!!!"

GIVEAWAY HADIAH BALANCE BIKE MASIH DIBUKA LOH! KLIK!

Detail ►

Parenting Tidak Butuh Teori?


Suatu hari JG kisah soal temennya yang marah-marah alasannya merasa diceramahi teman lain soal parenting. Padahal temen yang ini memang kuliah psikologi anak dan berdasarkan saya sih beliau ya layak lah kalau mau share soal teori parenting. Teori kan, bukan praktek hahaha.

Menurut si teman yang marah, parenting itu natural alasannya insan sudah melakukannya semenjak dulu. Nggak perlu lah itu teori-teori, jalani aja sesuai naluri masing-masing.

Wow.

Saya kaget. Saya loh ya. Saya yang nggak pernah dateng ke satu pun seminar parenting atas kesadaran sendiri. Saya yang well, dateng ke seminar parenting alasannya jadi endorser. Saya yang nggak niat sedikit pun montessori di rumah, main edukatif, blablabla. Sebagian besar mainan Bebe yaitu mainan tidak edukatif, konsumtif, korban kapitalisme lah.*sigh*

Tapi saya percaya parenting sanggup 100% natural tapi lebih baik TIDAK. Membesarkan anak BUTUH teori pendukung.

Yaiyalah, kalau nggak pake teori pola realnya yaitu orang renta ngeyel yang keukeuh ngasih anaknya bubur padahal anaknya gres umur 2 bulan. Bengkak lah perut si anak, buburnya nggak sanggup kecerna semua. Operasi deh.

Dan heran aja sih sama orangtua zaman kini yang mengabaikan teori. Teori parenting zaman kini kan aksesnya simpel banget. Nggak kaya zaman orang renta atau nenek kakek kita dulu. Mereka mentok dapet teori parenting dari bidan atau posyandu kan.

Padahal teori parenting itu bikin hidup lebih simpel loh, beneran. Bikin hidup lebih hening alasannya teori tumbuh kembang anak itu sudah dipelajari bertahun-tahun. Tinggal pilih teori mana yang cocok untuk diterapkan dalam keluarga.

Contoh anak tantrum. Dulu anak tantrum akan dicap sebagai anak bandel, nggak tau aturan, ibunya nggak sanggup ngajarin, dsb. Ibunya pun akan ikut mendidih saat anak tantrum, karenanya anak dibungkam, diancam atau dipaksa diam. Harga dirinya hancur alasannya mengekspresikan diri dihentikan semenjak kecil.

(Baca: Tips Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum)

Nggak heran kan banyak di antara kalian yang terlalu takut bersuara? Terlalu takut punya pendapat, terlalu takut ngeblog, terlalu takut beropini. Tanyakan pada diri kalian sendiri, apakah waktu kecil sering disuruh diam? Terlalu sering dibentak semoga tidak berekspresi? Mungkin jawabannya iya.

Karena tantrum yaitu sarana berekspresi bagi balita, beliau tidak tahu bagaimana caranya murka maka ia tantrum. Teorinya adalah, kita jaga dia, perlihatkan bahwa kita berempati dengan kemarahannya, peluk hingga ia kembali tenang. Sesederhana itu. Tidak perlu ada judge bahwa beliau sulit diatur atau ibunya kurang disiplin, yang perlu kita lakukan hanya menunggu.

Tapi kalau kalian keukeuh, "ya nggak lah, anak gue ya anak gue. Kalau berdasarkan gue beliau nggak tau aturan, maka beliau memang nggak tau aturan."

Sesungguhnya hal tersulit dari orangtua yaitu mendapatkan kekurangan diri sendiri. Menerima bahwa kita tidak selalu benar. Menerima bahwa anak mencar ilmu melalui dunianya, bukan dunia kita. Anak melihat sesuatu dengan pola pikirnya, bukan pola pikir kita. Kita pernah jadi anak, anak tidak pernah jadi kita.

Makanya saya bahagia kalau ada yang chat kemudian berdiskusi wacana anak. Tandanya kalian serius membesarkan anak, tandanya kalian tidak main-main dan ingin memberi yang terbaik untuk anaknya. Meskipun ya sebel sih kalau nanya-nanya padahal udah dikasih linknya dan nggak dibaca dulu. Baca dulu ya, punya anak itu kan pada dasarnya mencar ilmu hal gres setiap hari.

Coba kalau kita pikir ulang. Sebelum lahiran, baca teori wacana melahirkan, wacana ASI, wacana perkembangan janin, dll. Anak lahir mulai baca teori soal pompa ASI, wacana leap atau growth spurt, wacana milestones. Anak mulai makan kita pun mencar ilmu lagi soal MPASI, soal gizi, tiba-tiba masak, tiba-tiba ke pasar, ya kan? Itu semua teori kan?

Terus emang diterapkan semua?

Ya nggak lah, banyak juga teori parenting yang memang nggak saya baiklah atau saya lakukan. Tapi kan kalau nggak baiklah ya gampang, tinggalin aja. Pilih lah teori yang memang sesuai kata hati. Tapi tetep, BELAJAR DULU, cari tau dulu pilihan-pilihannya.

Makanya saya ngerasa beruntung banget punya saluran ke psikolog anak dari daycare Bebe. Kalau nggak begitu, kapan coba sanggup curhat full wacana anak kita sendiri ke psikolog anak, nggak akan pernah sih pastinya. Makanya kalau abis dari psikolog, saya niscaya share hasilnya di sini alasannya saya pengen kalian yang nggak punya saluran ke psikolog sanggup ikut tau juga. Semoga bermanfaat ya. :)

So that's pretty much it. Parenting, dan hal apapun dalam hidup, akan lebih simpel jikalau kita tahu ilmunya. Itu aja sih.

Selamat hari Rabu! :)

-ast-

Detail ►

Survey Happy Tree House Daycare Jakarta

Lanjut lagi ke hasil survey daycare Jakarta Pusat yeaaayyy! Kali ini nama daycare-nya Happy Tree House Daycare di Setiabudi Jakarta.



Bagi saya dan JG, Setiabudi itu sempurna! Dari segi jarak enak, menjauh dikit sih dibanding daycare usang tapi dulu JG kost di Setiabudi dan itu bikin kenangan banget! Kami jajan di situ banget, nongkrong sama temen-temen di Circle K atau Lawson Setiabudi, nonton di Setiabudi One. Setiabudi is perfect.

Makanya begitu tau ada daycare di Setiabudi kami eksklusif cus untuk survey. Gimana hasil surveynya? Ini dia.

🏡 Lokasi

Happy Tree House Daycare ada di Jalan Setia Budi VIII No.18. Dia sejajar sama beberapa hotel gitu dan nggak pinggir jalan besar banget jadi cenderung sepi. Jalannya pun besar jadi nggak perlu heboh pagi-pagi gantian parkir sama orang bau tanah lain yang juga anter anak ke daycare.

🏡 Kondisi bangunan

Ada satu yang bikin agak kurang sreg. Kaprikornus satu bangunan ini dibagi dua, di atas kost-kostan dan di bawah daycare. Pintu pake kanal khusus tapi di pintu daycare nggak ada kanal sendiri. Kaprikornus satu pintu dengan kanal itu hanya dapat dibuka oleh orang daycare DAN penghuni kost.

Rada serem nggak sih soalnya kan kita nggak kenal siapa aja yang kost di situ. Saya kebetulan ngobrol banyak sama mbak Yuki (ownernya), ia bilang aman-aman aja sih sebab seharian pun pintu tetap dikunci dan hanya orangtua yang boleh masuk.

Tempatnya juga agak kecil, meskipun ada halaman samping dan kanan kiri beling jadi sinar matahari masuk manis banget. Ukuran kamar juga nggak terlalu luas, ruang makan sempit, ruang main sebenernya luas tapi ada sofa gede jadi akibatnya tetep sempit.

Saya ingin ruangan yang luas soalnya Bebe kan nggak mau diem banget anaknya. Kalau ruangannya sempit ia nanti nyenggol-nyenggol anak lain gitu kan gimana.

Tapi tetep, better cek sendiri dateng langsung. Ini mah berdasarkan saya aja loh ya, maklum sayanya emang banyak mau banget. Hahahaha.

🏡 Rasio caregiver dan anak

Lupa hahaha 1:3 deh jika nggak salah buat toddler. Dan pas saya survey ke sana, salah satu mbaknya itu dulu mbaknya Bebe di daycare. Pindah sebab apalah dulu lupa.

🏡 Jadwal harian

Seperti juga Kidee, Happy Tree House ini juga nggak ada preschool, Kaprikornus jadwalnya standar daycare lah, cuma kegiatannya banyak banget dan bertema! Mulai jam 11-12 dan jam 2-4 sore.

Tiap bulan ada presentasi home project. Pas saya ke sana, home project yang gres dikumpulin itu wacana binatang. Kaprikornus anak dikasih PR untuk bikin maket hewan dan tempat hidupnya gitu seru deh!

Untuk toddler class, setiap bulan ada goal khusus dengan tema yang berbeda dan di-break down jadi tema mingguan dan tema kecil harian. Yang ini kalian harus mampir banget deh ke Instagramnya @happytreehousedaycare. Mereka update kegiatannya dan seru-seru banget!

🏡 Mandi

Mandi sendiri-sendiri dan ada kebijakan dihentikan telanjang satu sama lain. PLUS POINT BANGET! Suka banget!

🏡 Makan

Sudah termasuk sarapan, makan siang, makan sore, snack 1 kali. Susu bawa sendiri. Makanan dimasak di dapur daycare yang letaknya jauh dari kamar dan tertutup dari area main. Aman lah pokoknya.

🏡 Tidur

Tidur ada di kamarnya yang kasurnya gres dipasang jika jam tidur. Tapi kamarnya kecil hiksss.

🏡 Program preschool

Nggak ada. Tapi berdasarkan saya sih project hariannya mereka udah selevel preschool banget! NICE!

🏡 Mainan

Mainan nggak terlalu banyak sih. Mungkin sebab kegiatannya banyak jadi nggak perlu mainan amat. Oiya mereka nggak punya halaman depan jadi main di halaman samping.

🏡 Jam buka - tutup - overtime

Buka jam 6.30 - 6 sore. Tapi 6.30 pagi kena overtime hingga jam 7 kecuali masih ditemani orangtua. Overtime Rp 15ribu 15 menit. Overtime sore gres dimulai jam 6.15 bukan jam 6. Baik banget yaaa. :)

🏡 CCTV

Ada CCTV dan online.

🏡 Toilet training

Lupa nanya. :|

🏡 Report harian

Report daycare harian.

🏡 Punishment

Sistem time out. Nggak problem sih hahaha.

🏡 Anak sakit

Seinget saya sih, nggak ada kamar isolasi ya.

🏡 Lain-lain

Field trip rutin satu bulan sekali. Dokter anak 3 bulan sekali, observasi dan kontrol psikolog 4-6 sekali, dokter gigi 6-12 bulan sekali. Kerja sama dengan Posyandu Setiabudi jadi jika ada kegiatan kaya vaksin MR gitu ya ada dokter dateng, vitamin A juga ada. Kaprikornus aman. :)

🏡 Biaya

Biayanya reasonable banget sih berdasarkan aku. Apalagi jika kerjanya tempat Setiabudi situ. Perfect banget lah ini.

Admission fee: Rp 2juta
Annual development fee: Rp 750ribu

Tuition fee:
Full day (5 hari seminggu): Baby Rp 3,9juta, Toddler Rp 4juta
Half day (5 hari seminggu, 6 jam sehari) atau Half Week (3 hari seminggu): Baby Rp 3,5juta, Toddler Rp 3,6juta
Daily rate: Baby Rp 350ribu, Toddler Rp 360ribu
Weekly rate: Baby Rp 1,6juta, Toddler Rp 1,7juta

Diskon 10% jika follow di Instagram loh!

*

Plus point lagi ownernya baik banget super super baik. Saya chat malem-malem juga dibales dan dapat diajak diskusi soal daycare lain. Malah yang yakinin saya untuk pilih daycare yang kini itu dia! Baik banget deh beneran hingga terharu. Enak jika ownernya baik jadi dapat curhat kan. Anaknya ia dua dan dua-duanya juga ditaro di Happy Tree House sih jadi nggak khawatir banget.

Yes, I think that's all! Masih ada sih review daycare Jakarta Pusat saya yang lain tapi nanti nulis jika sempet ya!

Baca review sebelumnya:

REVIEW LOVELY SUNSHINE DAYCARE BENHIL
REVIEW TWEEDE DAYCARE BENHIL (DAYCARE BEBE 3 TAHUN TERAKHIR)
REVIEW KIDEE CHILD CARE SENOPATI

dan kisah plus tips seputar daycare di tag:

TENTANG DAYCARE

Atau jika mau tanya-tanya eksklusif soal daycare dapat dm ke Instagram saya @annisast.

See you daycare mommies!

-ast-

Detail ►