Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Kamera Hilang :(


Makara gengs, di pagi yang cerah tadi saya sedang dirundung duka. Duka yang rasanya kaya ditonjok seketika terus eksklusif dilelepin ke air es. ALAH BANYAK GAYA. Ditonjok aja amit-amit nggak pernah, apalagi dilelepin ke air es.

Intinya kaya sedih tapi terus ya udah. Sedih sedih ikhlas. Sedih sedih merelakan gitu deh. Karena ...

KAMERA AKU HILANG

IYA KAMERA AKU HILANG WOW KAMERA YANG SUNGGUH AKU BANGGAKAN. HILANG. RAIB ENTAH KE MANA.

Misterius. HHHH.

Oke kronologi dulu apa kenangan dulu nih? SIGH.

🌵 Kronologi 🌲 

Weekend kemarin kami ke Bandung, ada nikahan sepupu sama pengajian adik saya. WE HAD FUN. Seru banget lah ketemu seluruh keluarga besar, dandan, pake baju baru, foto-foto, dan ini itu banyak sekali.

Baru sekian meter pergi dari rumah menuju Jakarta, ayah chat, memory card kamera ketinggalan. Oh ya udalah ya, nggak perlu diambil sebab weekend ini ke Bandung lagi. Makara cuma akan Senin, Selasa, Rabu di Jakarta.

Minggu malem nyampe di Jakarta, saya keluarin kamera yang kebetulan ada di tas saya (bukan tas kamera) sebab toh buat apa? Kalau pun dibawa-bawa nggak ada memory card-nya juga. Saya simpan di rak buku di ruang tamu. Saya simpan juga iPad di rak buku yang sama.

Posisi rak buku ini sempurna di depan pintu banget sih, bila pintu kebuka emang keliatan eksklusif rak bukunya. Di rak yang sama kami menyimpan kunci-kunci, jadi Senin pagi pas berangkat sih yakin banget itu kamera dan iPad masih ada.

Senin malem saya pulang berdua Bebe. Pintu kekunci, saya kembali kunci pintu sebab JG punya kunci lain. Saya nggak cek itu kamera dan iPad.

Selasa pagi, JG bangun, buka pintu dan manasin kendaraan beroda empat terus mandi. Saya di kamar lagi siap-siap, pake skin care, pake baju. Bebe bobo. Kamar dan ruang tamu ini sebelahan btw. Makara harusnya saya sadar sih bila ada yang buka pintu. Tapi toh kenyataannya nggak.

Pas siap pergi, JG gres nanya: "kok kamera nggak ada?" Cari-cari di seluruh rumah dan kendaraan beroda empat dan nggak ada.

Yak di situlah kami bengong. Lemes sebab ya, kamera dan iPad nggak ada lagi di rak itu. Waktu itu masih nggak yakin sih sama iPad sebab ya, iPad ini emang jarang banget dipake. Jarang banget like jarang banget.

Well.

Kami ke kantor dengan hampa. Masih ada sisa 10% denial bahwa oh lupa naro aja sih pasti. Sampai risikonya siang-siang mulai inget banget semuanya. Mulai inget banget bahwa oh memang iya kok bener naronya di situ. Posisi kamera dan posisi iPad udah inget banget jelas. Ingatan memang kadang harus dipaksa keadaan. Sigh. Udalah niscaya ilang.

MASALAHNYA ...

...

ILANGNYA GIMANA?

Kalau ditelusuri sih sekalinya pintu nggak kekunci itu memang cuma pas JG manasin kendaraan beroda empat aja. Makara ya, the scary part is, ada orang masuk rumah pas saya sama JG dan Bebe lagi di dalem rumah! YA ABIS GIMANA LAGI KALAU BUKAN GITU.

Langsung deh mikir macem-macem, gimana bila ia masuk rumah terus nggak nemu kamera sama iPad. Dia akan melaksanakan apa? Apa ia akan lanjut jalan ke dalem dan KETEMU KAMI BERTIGA?

T________T

🌵 Kenangan 🌲 

Ya, saya dan JG penyimpan kenangan. Dulu saya menyimpan banyak banget barang-bareng kenangan yang bahkan jadi sampah doang kaya tag baju favorit atau tiket bioskop. Semua udah musnah sih sebab Konmari.

Ini kamera banyak kenangannya nggak? Well, justru kamera ini yaitu perekam kenangan itu sendiri huhuhuhuhuhu. Kamera ini udah nemenin saya dari awal punya blog, foto-foto Instagram hampir semua pake kamera itu, video YouTube juga.

Dan yang paling penting, kamera ini dibeliin ayah waktu saya belum nikah jadi sedihnya dobel. T__________T

Satu, sedih sebab kameranya hadiah dari ayah. Dua, sedih sebab bila beli lagi artinya harus beli pake uang sendiri hahahahahaha. SAD.

Sepagian hingga siang itu saya cuma melamun aja mikirin kamera. Tumben-tumbenan juga hari sebelumnya ngosongin memory card, biasanya jarang banget sih ngosongin memory card. Apalagi foto-foto Bebe, paling didiemin aja di kamera. Yang dipindahin kemudian dihapus biasanya foto event aja.

Makara ya, foto-fotonya kondusif sebab memang nggak kebawa. Tasnya juga nggak dibawa sebab pas banget kan itu kamera ada di tas saya. Makara ya, batere satunya aman, blitz, hingga perintilan kaya tutup lensa kondusif sih.

SPEAKING OF LENSA. Itu lensanya dapet nyari mau nangis banget! Lensanya rare, nyari berbulan-bulan nggak nemu. HHHH. Di Sony-nya nggak ada, di group, di semua marketplace nggak ada yang jual. Kehebohan hidupku mencari lensa diakhiri dengan hilang begitu saja. HIKS.

Yang punya lensa Sony 35 mm F1,8 boleh loh sini dijual sama akuuuu. T_________T


Baru sekitar jam 1 siang saya inget, oiya iPad juga ilang. Dan gres ngaktifin lost mode di Find My iPhone huhu sungguh telat. Di Find My iPhone sih tulisannya iPad-nya offline. Dan itu iPad emang nggak saya isi kuota whatsoever. Langsung diaktifin lost mode dan ngarep itu iPad belum di-wipe.

iPad ini lebih dahsyat sih kenangannya. Dulu dapet dari menang kuis dari FOX International. Punya Instagram pertama kali di iPad, zaman liputan bawa iPad banget buat wawancara, gambar, main game semua di iPad. Saya pernah bencong game banget main Hay Day hingga Virtual City gitu-gitu semua main di iPad.

Cuma sebab akhir-akhir ini jarang dipake jadinya nggak terlalu nyesek. Kampretnya, case iPad abis saya buka dan simpen di kendaraan beroda empat hahahaha. Begitu pula dengan camera strap, gres diganti sama yang ori-nya. Makara iPadnya dikasih dan hilang, casenya saya beli sendiri, ada. Kamera juga dikasih dan hilang, strapnya yang saya beli sendiri sih ada. Speechless ya hahaha.

Sok-sokan hahaha hahaha mulu dari tadi padahal sedih.

*

So yeah, now I'm camera-less. Mikir mau eksklusif beli lagi apa ya soalnya weekend ini adik saya nikahan, nanti sedih bila nggak dapat foto-foto. Tapi browsing-browsing kamera kok tambah sedih. Apalagi mikirin lensa yang kemarin udah nggak ada hhh. Apalagi mikirin tiba-tiba harus keluar uang hhh. Sedih gengs, sedih.

Fuji atau Sony mau kasih saya kamera boleh lohhh. Email aja hahaha. Hari ini aja saya udah berhasil convince satu orang untuk beli kamera yang sama kaya yang akan saya beli nanti. Saya anaknya influencing banget emang lolol.

Oke deh pulang dulu deh dari kantor. Makara terinspirasi mau nulis satu goresan pena wacana kuota kepemilikan. BESOK YA! KALAU UDAH NGGAK SEDIH YA!

Tetap waspada ya kalian semua! Jakarta itu keras!

-ast-

Detail ►

Kehilangan Dan Kuota Kepemilikan


Bicara kehilangan, dua kali barang yang cukup "penting" harus terrampas dari kehidupan saya.

Tahun 2008-an saya pernah dihipnotis di Toko Petra, Bandung. Waktu itu hilang Blackberry pertama yang dibeli dengan uang tabungan sendiri. Kedua kemarin itu, ketika barang-barang yang raib malah bukan barang yang saya beli sendiri.

Keduanya cukup bikin melongo seharian. Dan ya ... sedih sekali. T_______T

Saya dongeng di grup dan semuanya kalem, Nahla bilang: "namaste, kita harus kasih positive vibes, udah anggap buang sial" --> anaknya emang positif banget sama harta benda.

Gesi bilang: "Kalo kata Kousuke papa Miiko: barang yang hilang membawa segala kesakitan dan ketidakberuntungan kita alias kaya kata nahla, buang sial" --> bahkan di ketika kesialan pun nge-quote-nya Miiko.

Mba Windi bilang: "tp udah dilihat blm ke seluruh rumah siapa tau ketelingsut" --> orangnya paling logis hahahaha heartless wtf.

Terus kata anak kantor saya Devina (cie Devina disebut namanya lol) "sejak saya ilang HP itu mbak, saya percaya semua orang pernah kehilangan, kaya ada kuotanya gitu".

Oh ya, kuota kehilangan, kuota kepemilikan. Kehilangan kali ini ternyata mengajarkan saya banyak hal.

*

Pagi itu gosip kehilangan belum saya ceritakan di group keluarga. Saya menunggu agak hening dan memikirkan kalimat yang pas alasannya saya sendiri masih shock memikirkan ada orang masuk rumah. Saya merangkai kata semoga kejadiannya tidak terlalu terasa horor.

Ketika kesannya saya bercerita, semua orang berduka, adik-adik saya pada kasih emot nangis. Sayanya jadi makin sedih huhuhu.

T_________T

Emosinya campur aduk. Sedih, khawatir, terutama takut. Iya saya takut banget alasannya malem sebelumnya di rumah cuma berdua Bebe. Saya jadi kepikiran, gimana jikalau orangnya masuk pas JG nggak ada. Saya dan Bebe dapat apa?

Gimana jikalau pas orang itu masuk ruang tamu ia tidak menemukan apa-apa? Apa ia akan lanjut masuk rumah dan bertemu kami bertiga? Seketika keganjilan saya menyimpan kamera dan iPad di ruang tamu jadi terasa sebagai keberuntungan.

Jika hari itu normal dan kamera serta iPad ada di kamar menyerupai hari-hari biasanya, ruang tamu saya tidak akan terisi barang berharga. Apa yang akan si pencuri lakukan?

Segala emosi itu bercampur plus terpikir adik saya yang akan menikah final ahad ini. Rasa kecewa, hasrat kebendaan, dipadukan dengan obsesi pada Instagram ini memang menjerumuskan sekali ya.

*ujung-ujungnya Instagram* 😪

Nggak usang group buibu temen kuliah rame. Temen saya dongeng ada anak temennya umur 6 bulan yang gres aja meninggal alasannya SIDS (sudden infant death syndrome). Yang kacau dari SIDS itu nggak pernah diketahui penyebabnya kan, anak lagi tidur tau-tau meninggal aja nggak ada bunyi atau apa.

"Abis main terus tidur terus ia ga bangkit lagi, kata dokter kematian alami"

T_________T

Belum sekian menit bahas SIDS, guru daycare-nya Bebe chat ngirim beberapa foto Bebe yang dekil keringetan abis guling-guling main bola di halaman. Mukanya bahagia, tengil menyerupai biasa. Bebe nggak tahu, sepagian ibu dan appanya lagi sedih. Nyes banget rasanya liat Bebe yang happy sehabis denger gosip anak meninggal.

T_________T

Kehilangan saya ternyata nggak ada apa-apanya. Orang lain kehilangan sesuatu yang jauh lebih besar, sementara saya masih punya segalanya. Hidup saya nggak pernah kurang meski nggak berlebihan hingga dapat beli Hermes. Bebe sehat dan happy, suami support selalu, saya nggak kurang apa-apa.

Abis dikirim foto Bebe itu saya ngerasa Tuhan itu lagi ngegeplak nyamuk depan muka saya yang lagi ngelamun. Saya digeplak di depan mata biar kaget dan berhenti merenung terlalu lama.

Beberapa bulan ke belakang saya memang terlalu banyak mengeluh, terlalu sering ngerasa kurang, terlalu mikir kok hidup gini-gini aja sih. Kok kurang terus ini dan itunya.

Butuh hilang kamera dan iPad dulu gres saya ngerasa bahwa tanpa kedua benda itu aja ternyata hidup saya nggak kurang. Nggak sama sekali. Hidup saya cukup, sangat sangat cukup.

Saya juga jadi sadar satu hal: nothing is unlimited. Every single thing has a limit!
Hidup dan mati sih udah tentu ya. Tapi juga hak kepemilikan kita pada barang. Nggak ada satu pun yang dapat kita miliki selamanya. Semua benda punya "kuota".

Jatah saya untuk punya kamera dan iPad mungkin hanya 5 tahun. Itu pun harusnya saya sudah merasa beruntung lah, selama 5 tahun dapat memanfaatkan kamera dan iPad tanpa modal apa-apa sama sekali alasannya keduanya yakni pemberian.

Kalau pun nggak hilang, ketika kuota kepemilikannya habis ya barang itu PASTI akan nggak dapat dipake lagi. Entah rusak atau saya beli gres atau barangnya dikasih ke orang atau dijual.

Kalau pun kita simpan barang itu selalu, akan ada masanya ia berhenti kita pakai. Hanya akan terduduk di lemari atau di gudang dan kemudian ditasbihkan sebagai "barang kenangan".

Semua niscaya ada batasnya. SEMUA PUNYA WAKTUNYA, SEMUA PUNYA GILIRANNYA. Semua punya kuota kepemilikannya.

Tiba-tiba saya ikhlas. Saya eksklusif chat JG dan bilang mulai kini saya akan lebih menghargai waktu-waktu bersama Bebe dan JG alasannya ternyata mereka berdua lah sebenar-benarnya definisi bahagia. :')

Saya eksklusif merasa beruntung menikah dengan JG yang bahkan tidak bertengkar atau saling menyalahkan ketika terjadi petaka menyerupai ini. Padahal menyalahkan yakni hal termudah untuk menenangkan diri.

Dan ya, aneka macam saya tahu pasangan yang malah bertengkar ketika terjadi musibah. Hal sesederhana anak menangis saja dapat jadi sumber pertengkaran. Padahal untuk apa mencari kesalahan yang tidak perlu? Kami tidak, thank God.

JG dapat menyalahkan saya yang entah kenapa menyimpan kamera dan iPad di ruang tamu. Saya juga dapat menyalahkan JG yang tidak mengunci pintu. Tapi kami tidak melaksanakan itu. Tidak peduli siapa yang salah, yang terperinci ketika ini kami butuh satu sama lain untuk saling membuatkan kesedihan.

Sorenya saya jemput Bebe dan bilang "cil, kamera sama iPad ibu ilang diambil orang, ibu sedih deh".

Manisnya, Bebe eksklusif peluk saya dan bilang "nanti jikalau sudah besar saya beli kamera dan aiped buat ibu".

CRYYYYY.

Sepanjang jalan ke rumah, Bebe yang duduk di car seat terus cium-cium tangan saya sambil bilang "Aku beli kamera, ibu seneng kan? Appa seneng kan? Tapi nanti jikalau sudah besal"

😢

Nyampe rumah ia eksklusif nyalain senter di HP nya dan sibuk nyenterin semua kolong. Kolong meja, kolong rak, sisi samping lemari. Saya tanya, lagi apa? Jawabannya?

"Aku lagi cari kamera dan aiped ibu" seolah kamera dan iPad saya hilang itu sama dengan mobil-mobilan ia yang "hilang" masuk ke kolong.

WHAT HAVE I DONE TO DESERVE THIS SWEET BOY 😭😭😭

*

Nahla selalu bilang "harta itu serem kak, serem banget". Iya saya gres sadar itu sekarang, semakin banyak kita punya sesuatu, semakin besar kemungkinan kita "sakit" alasannya kehilangan, semakin tinggi rasa khawatir dan curiga.

Tapi yaaa, realistis aja sih. Nggak bakal juga tiba-tiba hidup minimalis hanya dengan satu koper gitu kaya yang lagi trendi hahaha Nggak sanggup, secukupnya aja yaaaa. Hasrat kebendaan ini kan paling susah dibendung alasannya bikin senang dengan instan. Sigh.

Dan ternyata kemalingan gini masuk akal terjadi di kota-kota besar ya! Iya sih saya sering denger cerita, tapi banyak orang yang saya ceritain soal ini pernah kehilangan dengan cara sama juga, kehilangan di ruang tamu juga alasannya nggak kunci pintu. Oh well.

Kuota kehilangan itu benar adanya.

Malem itu juga kami ke kantor polisi, mengantri 1 jam lebih dan belum juga kebagian jatah dibuatkan laporan pencuriannya. Kami mengobrol dan menyadari bahwa semua orang di sini melaporkan sesuatu yang hilang alasannya dicuri!

Saya gres tahu lho, di kantor polisi ruangannya itu beda dengan bikin surat kehilangan atm hilang. Ini ruangannya tegang, ada satu ibu yang ternyata pencuri ketangkep basah, sedang diinterogasi. Beberapa calon pelapor lain menunggu dengan wajah capek. Ditambah pak polisi yang menjawab ketus alasannya harus jaga image-lah! Ada maling di ruangan gitu loh!

Wow, banyak orang kehilangan artinya banyak yang mencuri, artinya banyak yang butuh uang. Mungkin memang BUTUH uang untuk makan, untuk beli susu, untuk anaknya sekolah.

Iya saya yakin, maling nekat menyerupai ini tidak akan mengambil kamera dan iPad saya untuk dibelikan iWatch dong? Priority bro. Nggak mungkin kan malingnya persekutuan Danny Ocean alasannya masa iya yang dimaling cuma kamera dan iPad. 😶

Selintas saya mikir loh kok banyak orang jahat di dunia ini!

Tapi kemudian eksklusif tersadar bahwa nggak fair lah mikir kaya gitu alasannya kenyataannya orang baik juga banyak. Lebih banyak.

Orang-orang baik yang mau membantu mendorong kendaraan beroda empat ke pinggir jalan meski tidak kenal, yang tidak menjambret HP kita ketika sedang pesan ojek di sisi jalan yang ramai, yang rela ... apa lagi ya. Ya pada dasarnya banyakan orang baik kok! Dalam satu gedung kantor aja maling uang kantor paling berapa orang kan. Rasionya lebih banyak orang yang baik dan jujur kan!

Belum lagi memikirkan orang-orang yang harus mengambil kuota kehilangan mereka dengan cara yang garang dan tidak manusiawi. Yang dirampok dengan senjata tajam hingga disekap di kamar mandi.

Ya pada dasarnya saya masih jauh lebih beruntung. Maling kamera itu hidupnya niscaya tidak seberuntung saya. :')

Jadi ya jikalau kalian gres kehilangan barang kaya saya, ingatlah selalu bahwa semua orang punya kuota kehilangan. Semua barang punya kuota kepemilikan. Nothing's immortal.

Dan selayaknya ibu-ibu, mari kita tutup postingan ini dengan kata mutiara yaitu ... selalu ada pesan tersirat di balik setiap kejadian hahaha.

Kali ini hikmahnya yakni jadi beli kamera baru. Sebelumnya saya selalu ingin beli kamera tapi tak pernah punya alasan besar lengan berkuasa untuk beli alasannya kamera usang pun tidak apa-apa hahahaha #win

Kalian pernah hilang barang elektronik kesayangan juga? Hilang apa? Jangan sedih ya, mungkin kuotanya sudah habis! ;)

-ast-

Detail ►

Mendefinisikan Uang


Sebagai suami millennials, JG itu tak gentar dan mahir banget ke pasar dan warung untuk belanja sayur-sayuran. Dua hari lalu, pulang kerja, doi ke warung untuk beli telor. Saya tungguin kok usang ya.

Ternyata ia sungguh menjiwai kiprahnya dan ngobrol dulu sama ibu-ibu di warung. Obrolannya bikin shock banget. Beberapa hari sehabis kami kecurian, rumah deket sini kecurian juga dan pencurinya ketangkap basah!

Digebukin warga hingga babak belur dan balasannya meninggal.

T________T

No, saya sama sekali nggak lega dengan kemungkinan itu pencuri yang sama dengan yang ambil kamera serta iPad kami. Saya merinding dan duka banget. I mean, does he deserve it?

T________T

Benar atau salah, ia HANYA mencari uang menyerupai juga yang kita semua lakukan setiap hari. Bukannya belain pencuri, tapi modusnya kan maling diem-diem, ya yang punya rumah sih harusnya bisa waspada dengan kunci pintu rangkap banyak gitu semoga aman. Beda halnya dengan rampok yang emang dengan sengaja nyekap yang punya rumah gitu misalnya.

(Baca kisah kemalingan saya di sini: Kamera Hilang dan keikhlasan saya di sini Kuota Kepemilikan)

Modus belakang layar kan artinya ia cuma berusaha cari duit, bila ketangkep itu risiko pekerjaan. Meskipun pada balasannya duitnya dulu nih buat apa. Kaya yang saya bilang, nggak mungkin dong maling iPad diem-diem buat dibeliin iPhone 7 supaya nggak kena peer pressure? Atau dijual untuk beli iWatch? 😪

Kemungkinan besar akan dijual kan alasannya butuh uangnya. Kecuali malingnya maling pinter model temen kuliah yang memang nyolong buat gaya hidup ya. Semoga butuh uangnya buat makan atau bayar sekolah atau ada keluarga sakit, bukan buat mabok-mabokan atau narkoba. Nggak lezat ah suudzon sama pencuri. 😪

*anaknya positive thinking dalam setiap kesempatan banget yah* *sigh*

Nah tapi terus saya jadi kepikiran soal uangnya nih. Gimana setiap insan di dunia ini berbeda-beda dalam mendefinisikan uang!

Ini terinspirasi banget sama @proud.project ya ampun kalian kenapa sih postingannya bikin mewek terus. Kalau belum follow, coba deh kalian luangkan waktu 2 jam aja untuk baca-bacain ceritanya. Saya sih nangis di daerah ya. :((((

Bahwa tiap orang itu punya susah yang beda-beda. Bahwa insan berjuang untuk hidup dengan tantangan yang tidak pernah sama.

Saya jadi mikir banget.

Saya follow beberapa klan keluarga Indonesia yang masuk dalam list 100 richest Indonesian. Mereka ini yaitu orang-orang tidak punya konsep uang.

Buat mereka hidup ya sesuai keinginan hari itu. Mau sarapan di Inggris makan siang di pelosok hutan mana yang bahkan namanya nggak pernah saya denger juga bisa. Perginya pake jet langsung juga, punya sendiri pula bukan nyewa. Di umur 19 tahun, uang bagi mereka cuma sarana untuk dapet yang mereka mau, dan mereka BISA dapet semua yang mereka mau.

Kalau di bukunya Kevin Kwan ini kaya Su Yi. Seumur hidup nggak pernah ngerti uang. Nggak tau apa artinya ngitung uang atau habis uang alasannya uangnya unlimited hingga nggak tahu jumlah persisnya berapa

Kalau kelas menengah kaya kita gini sih absurd banget sama uang unlimited kan. Uang kan ada nominal dan satuannya kok bisa tak terhingga? Ya alasannya mereka nggak gajian. Tiap detik uangnya nambah saking investasinya banyak banget di seluruh dunia.

Mereka nginjek bumi yang sama tapi hidup sama sekali berbeda. They are the 1% of the society, we're the 99%.

Sekarang saya dan JG, bukan anak siapa-siapa. Uang kami tiap bulan yaitu dua honor dari kerja kami berdua sebulan. Nggak dibantu orangtua, rumah cicil sendiri, kendaraan beroda empat beli sendiri. Bayar segala-gala sendiri.

Kerja ngasih yang terbaik atau ngasih setengah-setengah tetep gajian. Do the best semoga bos seneng terus ngarep nanti promosi dan naik gaji. Atau kaya JG yang selalu jadi top 100 best performers di kantornya (I’m so proud btw). Sekeras apapun ya gajian segitu-gitu aja tiap bulan. Kalau mau honor dua kali lipat ya pindah kerja, pindah posisi, dengan beban yang niscaya lebih berat.

Kalau untuk si maling?

Definisi uang buat mereka itu belum jelas, tergantung bisa maling apa ya hari ini? Semoga barang mahal jadi bisa buat cadangan uang. Kalau yang dimaling barang murah, berarti besok harus maling lagi. Yang penting bisa makan kali ya. Belum lagi punya risiko digebukin hingga meninggal.

Kata JG: kasian ya maling, risiko kerja tinggi dan nggak bakal ada asuransi mau cover.

HUHUHUHU.

Kalau untuk ibu ini?


Uang yaitu jumlah yang didapat hari itu untuk bisa makan sama anak-anaknya. Ibu ini nggak perlu mikirin uang muka rumah alasannya bayar kontrakan aja nggak mampu. Uang bagi ia yaitu cita-cita hidup untuk anak-anaknya. Hanya untuk hidup, tidak lebih.

Ibu yang satu ini beda lagi.


Ibu ini pemulung, ia bilang di foto lain bila suaminya romantis alasannya nggak pernah marahin ia meskipun hidup mereka susah banget. Mereka nggak pernah berantem dan bahagia. Uang bagi ibu ini yaitu sekolah anak tercukupi dan belum dewasa bahagia. Ia bahkan rela dirinya nggak makan.

T______T

Kalau belum cukup merasa bersalah alasannya banyak ngeluh, coba liat bapak ini.


Pak Beson semangatnya luar biasa banget. Buat bapak, uang yaitu cita-cita untuk keluarga di kampung. Keluarga mungkin tidak pernah tahu sesulit apa hidup bapak ini di Jakarta, apalagi udah setua ini. Saya yang muda aja capek banget ya ampun. I WANNA CRY.

T______T

Juga ibu Husnul ini. Hidup sendirian jual minuman dan ngehidupin tiga anak. Suaminya menduakan pula. Duh. 


Belajar banyak hal banget ya.

Uang itu kebutuhan, tapi bukan segalanya. Uang bisa beli kebahagiaan, tapi nggak semua kebahagiaan bisa dibeli dengan uang. Selama kalian bisa beli hal-hal senang pake uang, pertahankan kebahagiaan itu!

Orang-orang kaya kita ini emang suka taking things for granted. Hari ini senang alasannya punya kamera baru, besok duka banget ngerasa honor kurang. Hari ini senang bisa beli hp baru, besok duka banget alasannya pengen makan lezat tapi nggak punya uang. Hhhh

Ternyata faktor utamanya yaitu mempertahankan kebahagiaan ya. Atau lebih dikenal dengan satu kata: syukur. :)

Semoga selalu senang ya semuanya. Jangan suka mikir kurang uang bila masih bisa makan lezat okeee!

Akhirul kata, ingatlah selalu pesan ibu Husnul. Hidup itu menyerupai jalan tol, meski keliatan lancar tapi banyak rintangannya, mau pipis lah, ngantuk terus pengen beli kopi dulu lah, laper terus pengen KFC dulu lah. OH SO TRUE! Terima kasih ibu, semoga senang selalu! :')))



And thank you for the inspiration @proud.project!

-ast-

Baca postingan tentang hidup lainnya ya!

Detail ►

Main Balance Bike Yuk! [Giveaway Balance Bike!]


Kalian yang follow Instagram saya atau Bebe niscaya sering liat kan akhir-akhir ini Bebe kerjanya main sepeda terus. Sepeda Bebe nggak ada pedalnya alasannya yaitu memang kick bike atau balance bike, alias sepeda tanpa pedal. Dikayuhnya dengan cara jalan atau lari.

(Yang belum follow Instagram plis follow hahaha @annisast dan @azxylo!)

Di Indonesia udah mulai banyak banget yang pake hingga ada komunitasnya segala. Nah jikalau di luar negeri, belum dewasa udah dikasih kick bike ini semenjak mereka gres dapat jalan dengan ajeg atau sekitar umur 18 bulanan.

Kalau di sini kan rata-rata anak umur segitu malah dikasih sepeda roda tiga ya. Sepeda roda tiga memang menyenangkan, Bebe suka sekali main sepeda roda tiga di daycare. Tapi sepeda roda tiga kan nggak mengajarkan keseimbangan sama sekali. Makara saat anak makin besar, malah dikasih sepeda roda dua ditambah roda kecil jadi roda empat. Baru deh berguru naik sepeda roda dua. Lama hahaha.

Nah jikalau pake balance bike, saat anak udah cukup besar, mereka dapat pribadi pake sepeda roda dua!

Well ya tiap anak beda-beda sih ya itu mah udah pasti. Tapi katanya saat anak sudah terbiasa dan dapat mencari keseimbangan sendiri dengan balance bike, ia akan jauh lebih praktis berguru sepeda dengan pedal alasannya yaitu sudah tahu perihal keseimbangan. Nggak perlu lagi lah ibunya atau bapaknya ngajarin sepeda dengan megangin sadel sepeda dengan anak yang ketakutan lol.

Menarik ya! Menarik lah! Hahaha. Kaya gini nih anak naik balance bike.


Dan balance bike ini natural banget loh! Saya inget waktu pertama kali Bebe naik sepeda roda tiga, ia tuh nggak ngerti jikalau kaki harus ditaro di pedal lalu dikayuh. Dia malah gowes-gowes kaki ke tanah aja, harus dikasih tau jikalau kakinya ditaro di pedal dan saya simulasikan gowes pedal yang bener. Baru deh ia ngerti.

Nah kemarin pas dibeliin balance bike, ia pribadi dapat loh. Bukan pribadi mahir sih, tapi ia pribadi ngerti bahwa duduk di sini, pegang stang, lalu kayuh ke tanah supaya dapat maju.

Oke mungkin Bebe udah gede (3 tahun) jadi tau cara kerja sepeda. Tapi kemarin anaknya temen, wanita umur 2 tahun, dipinjemin balance bike Bebe dan main di rumput pribadi dapat juga! Makara kuyakin balance bike ini emang natural aja, nggak perlu diajarin dulu anak pribadi ngerti cara mainnya.

Dan persis berguru sepeda, anak terang nggak pribadi dapat juga urusan balance bike ini hahaha. Pertama jalannya pelaaann banget dan nggak dapat sambil duduk. Lama-lama jalannya makin cepet, lama-lama duduk sambil lari, lama-lama duduk lari sambil angkat kaki! Kalau udah dapat angkat kaki artinya udah dapat nemu titik seimbang sendiri. Dijamin dapat lah naik sepeda dengan pedal.

Tapi sebenernya keuntungannya bukan cuma itu. Bukan cuma “demi dapat cepet berguru sepeda”. Yang paling kentara adalah, anak jadi lebih percaya diri alasannya yaitu balance bike ini ringan banget!
Bebe dapat tenteng sendiri, naik tangga yang cuma 2-3 anak tangga itu ia dapat angkat sendiri ban depannya sambil dinaikin. Dan sekali lagi, itu semua natural nggak diajarin sama sekali! Dia jadi merasa punya tanggung jawab atas sepedanya, dan percaya diri alasannya yaitu sepedanya dapat dikendalikan sendiri.

Lengkapnya dapat dilihat di gambar di bawah ini ya!


Nah sekarang, ada yang mau balance bike ini gratisssss? Kalau beli tidak mengecewakan lho, harganya nggak murah. Iyalahhh, sepeda mana ada yang murah. Sepeda roda tiga yang murah mah, yang dari plastik gitu ya hingga ban-bannya plastik hehehe.

Saya punya satu balance bike kayu dari Begun untuk satu pemenang yang beruntung. Begun ini produk lokal loh, handmade, dan modelnya elok banget. Kayunya pakai kayu jati Belanda dan ergonomis meski terbuat dari kayu. Jadinya klasik gitu kugemas. Semua foto di atas, anak-anaknya pakai sepeda dari Begun. <3

Caranya gampang:

1. Follow @annisast dan @letthefunbegun di Instagram (ini wajib ya!)
2. Share postingan ini di Facebook dengan hashtag #BegunXannisast dan tag 5 temen kalian, ajak ikut giveawaynya (harus ada link ke postingan ini bit.ly/begunGAATAU
3. Share perihal giveaway ini di Instagram dengan hashtag #BegunXannisast dan tag 5 temen kalian untuk ikutan giveawaynya. Sertakan link bit.ly/begunGA.

Atau singkatnya:

Follow, share di Facebook/Instagram, tag 5 teman, sertakan link dan hashtag #BegunXannisast. Ini image untuk yang mau share di Instagram ya.


Makara boleh pilih ya, mau share di Facebook atau Instagram. BEBAAASSSS. Kali aja ada yang mentingin feed gitu kan kasian jikalau dipaksa harus posting foto yang nggak sesuai feed HAHAHAHA.

Share berkali-kali juga boleh banget untuk memperbesar peluang menang. Asal tetap pakai hashtag, pakai link, dan tag 5 teman. Yang share di Facebook pastikan settingnya public ya! 

GAMPANG KAANNN. Pemenang akan dicari via hashtag yaaa, dipilih pribadi oleh owner Begun jadi bukan saya yang pilih! Giveaway ditutup tanggal 21 September dan diumumkan di 27 September ya!

Semua boleh ikutan kok. Kalau kalian belum nikah atau belum punya anak juga boleh, lagian jikalau menang hadiahnya dapat dikadoin atau disimpen dulu ya kannn?

Ayo semuanya ikutan! Semoga beruntung!

-ast-

Detail ►

Tentang Hobi Nonton

[SPONSORED POST]


Sejak SMA, saya bahagia nonton film di bioskop, senaanggg sekali. Tapi sebab masih sekolah, film yang ditonton benar-benar dipilih sebab waktunya juga sedikit kan. Harus bagi waktu sama sekolah gitu ahahaha asik abis alesannya ya.

Nah balas dendam waktu kuliah, saya nonton hampir semua film. SEMUA. Hahaha. Karena waktu itu Jatinangor Town Square gres buka dan ada bioskopnya! Meskipun bukan kota Bandung dan rasanya Jatinangor itu kampung banget, tapi bioskopnya update loh asli. Semua film premiere-nya di hari yang sama dengan Bandung. Kaprikornus nggak ketinggalan sama sekali.

Zaman itu ya, film horor atau thriller Indonesia yang nggak terang judul dan isinya aja saya tonton. Demi memajukan kancah perfilman tanah air! Nggak deng, sebab tiketnya murah, cuma Rp 10ribu deh jikalau nggak salah. Kaprikornus dapat banget buat nonton di antara jeda kuliah.

Waktu kuliah ini juga saya lagi seneng-senengnya nonton serial Amriki kaya Heroes, Gossip Girl, Bevery Hills 90210, dan banyaaak lagi. Di sana tayang malem, paginya saya udah sigap download. Dengan koneksi zaman itu yang unlimitednya nggak palsu hahaha.

Beranjak cukup umur dan kerja di Jakarta, film yang saya tonton makin sedikit huhuhu. Sebabnya saya jadi penakut banget, mendadak nggak berani nonton film horor sama sekali. Dan ketika itu, kesukaan nonton udah ganti jadi nonton drama dan variety show Korea.

Pokoknya nggak kehitunglah berapa malam yang dilalui hanya tidur dua jam hanya demi “ah satu episode lagi deh”, “eh nanggung deh satu lagi aja” dengan mata 5 watt. Hayo, saya nggak sendirian lah niscaya soal guilty pleasure yang satu ini. Hahaha. Besoknya di kantor ngantuk tapi bodo amat pengen buru-buru pulang untuk nonton episode berikutnya lagi.

Waktu berlalu, hingga hasilnya hamil. Pas hamil saya masih nonton drama Korea, masih nonton di bioskop, masih nonton konser. Sampai punya anak dan hasilnya nggak nonton apapun lagi sebab nggak mau bawa anak ke bioskop.

T________T

Nonton sih tiga film doang, AADC2 dan Civil Wars di hari yang sama semoga ninggalin Bebenya sekali. Dan nonton Fantastic Beast and Where to Find Them. UDAH. ITU DOANG. Masa mudaku yang sebagian besar dihabiskan untuk nonton sekarang sirna sudah huhuhuhu.

Abis gimana dong, mau ke bioskop harus ninggalin Bebe, mau bawa Bebe kok ya nggak mau *problem lo*. Ya abis saya sendiri suka keganggu sama anak kecil di bioskop, jadi saya sebisa mungkin nggak bawa anak kecil lah ke bioskop.

Sampai kemarin saya denger aplikasi namanya VIU!

Awalnya sih beneran skeptis aja ya sebab yaelah, niscaya ini mah another streaming apps aja kan. Pas coba download terus buka WOOWWW BANYAK DRAMA DAN SERIAL KOREA!



Asli first impressionnya itu, terus panik sendiri. Ih kok banyak yang belum ditonton sih, ini belum itu belum. Ternyata emang udah usang banget nggak nonton drama Korea jadi ketinggalan banyak. Huhu duka amat.

Serunya, di VIU ini bukan cuma drama usang loh, drama gres juga lengkap! Malah ada drama yang lagi tayang di negara aslinya, pribadi tayang juga di VIU di hari yang sama dengan subtitle Inggris dan Indonesia. Wow banget sih jadi nggak takut ketinggalan sama orang Koreya orisinil ya kan. Dan jikalau kalian sibuk dan nggak punya kuota, nggak perlu streaming langsung, download aja dulu pake wifi, nontonnya nanti-nanti.

Stok filmnya juga banyak, ada ribuan judul film dan serial. Dari Korea, Jepang, India, Thailand, Indonesia dan Hong Kong. Yang favorit dari mana? Tentu saja dari Korea nyahahahaha. Sebagai K-fans saya merasa sungguh besar hati lol.

Yang paling menyenangkan dari semua ini adalah: langganannya murah. MURAH BANGET ASLIIII. Langganan VIU Premium satu bulan cuma Rp 30ribu ajaaa, 3 bulan cuma Rp 60ribu, 6 bulan cuma Rp 120ribu, dan satu tahun cuma Rp 240ribu aja OMG.

Bayangin jikalau kalian nonton di bioskop, sekali nonton aja udah Rp 60ribu buat satu orang. Ini 60ribu dapat nonton sepuasnya 3 bulan berdua suami di kasur pula pake baju tidur nyahahaha. Nggak perlu ganti baju dan dandan. #penting

Cocok banget lah buat saya yang nonton satu film aja masih harus diseling sama anak ini dan itu. Banyak pause-nya. Pakabar jikalau nonton bioskop ya kan.

Kalau kalian nggak mau langganan juga tetep dapat nonton loh. Aneh ya? Aneh nggak? Hahaha baik amat ini VIU. Iya jadi jikalau nggak langganan pun tetep dapat nonton, bedanya jikalau berlangganan, kalian dapat nonton di hari yang sama ketika serial tersebut tayang di negaranya. Sedangkan jikalau gak berlangganan, kalian tetep dapat nonton tapi sehabis serial itu selesai masa tayang di negaranya.



Yang terbaru, VIU punya original series berjudul SWITCH yang disutradarai Nia Dinata. WAAA NGEFANS ABIS SAMA TEH NIA *akrab*. Saya nonton semua film Nia Dinata jadi ingin tau banget sama serial yang satu ini. Diperankan Morgan Oey, Karina Salim, dan Tatyana Akman, serial ini bercerita perihal sahabat dengan personality yang bertolak belakang dan jiwa mereka ketuker.

Serial ini udah tayang semenjak 14 Agustus dan ada episode gres setiap Kamis. Hanya di VIU ya!

Oh iya, kau mau susukan VIU Premium GRATIS 3 bulan? Caranya praktis banget, tinggal mention akun twitter @Viu_Id dengan hashtag #switch_annisast dan #yourwaytoviu yaa. Biar puas nonton dramanya!

-ast-

Detail ►

Review Tweede Daycare Benhil

Review Tweede Daycare Bendungan Hilir alias daycare Bebe selama 3 tahun ke belakang!


Kaprikornus ... ahad ini ialah ahad terakhir Bebe di daycare. Senin ini ia akan masuk ke daycare gres yang ada preschool-nya. Mulai kini daycare barunya yang nggak akan saya sebut di blog ini ya.

Hari ini saya mau review dan rekomendasiin daycare yang udah jadi rumah Bebe semenjak umurnya 3 bulan hingga 3 tahun 3 bulan. Kaprikornus persis 3 tahun Bebe di sana.

Namanya Tweede Daycare.

*nulis namanya mau nangis* *anaknya susah move on*

Tweede ini ditemukan oleh JG yang muter-muter sendirian cari daycare di sekitaran Benhil - Pejompongan. Dulu daycarenya masih nebeng di rumah salah satu owner, makanya meski nggak ada CCTV saya percaya aja lantaran lah itu ownernya di rumah kan. Anaknya pun bila pulang sekolah Taman Kanak-kanak suka main bareng sama bawah umur daycare.

Dan perlu diingat bila itu tahun 2014. Pilihan daycare di sekitar Benhil, Kuningan, Setiabudi, nggak sebanyak sekarang. Yang ada pun nggak nerima bayi dari 2-3 bulan. rata-rata dari 6 bulan. Tapi ternyata kemarin pas nyari preschool, banyak banget daycare gres yang bertebaran dan rata-rata udah terima dari bayi 2-3 bulan.

Oke saya pakai template review daycare ya. Cuma ini niscaya lebih detail. Yaiyalah nurut lo aja, 3 tahun bermarkas di sini hehehe

🏡 Lokasi

Jalan Danau Limboto no 4, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Persis di depan Sekolah Menengah Pertama Negeri 40. Kaprikornus bila naik ojek dan nggak nemu Tweede (meskipun ada sih di Google) tinggal search aja SMPN 40. Gerbangnya seberang-seberangan persis.

Ini sebabnya Bebe terinspirasi pengen sekolah pake seragam lantaran suka ngintipin dari balik pager, kakak-kakak Sekolah Menengah Pertama lagi istirahat yang jamnya sama dengan jam bawah umur daycare main outdoor.

🏡 Kondisi bangunan

Rumahnya tidak mengecewakan bagus, bukan bangunan tua. Sekarang lagi dibenerin sedikit-sedikit. Kaprikornus bila ada yang survey ke sana terus ngerasa kok rada berantakan, harap sabar. Lagi diberesin hehehe.

🏡 Rasio caregiver anak

Untuk bayi 1:2, untuk toddler 1:3. Daycare lain rata-rata untuk toddler 1:4 😭 Di sini ada satu mbak khusus untuk beberes jadi jangan khawatir mbak yang jaga anak kita nyambi basuh piring. No, lantaran memang ada satu mbak yang job desc-nya basuh piring dan bersih-bersih.

Karena ADA LHO daycare yang nyuruh mbaknya masak di kawasan buat anak-anaknya. Hiks.

Dan di Tweede maksimal hanya 10 anak, jadi ruangannya masih tetep luas untuk anak lari-larian. Daycare lain dengan ukuran rumah yang sama dapat terima 20-30 anak!

🏡 Jadwal harian

Dateng mandi, makan, kelas 2 jam (nyanyi, gambar, menempel, baca buku, main sama guru lah intinya), lanjut main di luar. BY THE WAY HALAMANNYA LUAS DAN NGGAK BOLEH DIPAKE PARKIR.

Kaprikornus halamannya bebas buat lari-larian, sepedaan, main bola, dan biasa dipake berenang. Ada perosotan dan ayunan juga. Bebe udah naik ini perosotan semenjak ia bahkan belum dapat jalan. Aku mellow banget deh ini beneran.

T______T

Jadwalnya gini:

1. Dateng belum mandi
2. Mandi
3. Makan
4. Kelas
5. Main outdoor
6. Makan siang
7. Mandi lagi/bersih-bersih
8. Bobo siang
9. Bangun terus makan sore
10. Mandi sore
11. Nunggu dijemput

belajar di kelas. captured by @tazalyphoto

🏡 Mandi

Dua kali sehari pagi dan sore. Khusus anak keringetan kaya Bebe, sebelum bobo siang juga mandi lagi. Sabun, sampo, dan pasta gigi disediakan. Sikat gigi bawa sendiri. Daycare lain mah semua harus bawa sendiri huhu.

🏡 Makan

3 kali makan. Kalau bayi di bawah 1 tahun dapet 2 kali snack buah. Kalau di atas 1 tahun 1 kali snack buah dan 1 kali biskuit bayi.

🏡 Tidur

TIDUR DI KAMAR YANG TIDAK DIGABUNG DENGAN RUANGAN APAPUN, DI KASUR DENGAN RANJANG PERMANEN. YANG TERNYATA ADALAH KEAJAIBAN DAN KEMEWAHAN BAGI DAYCARE SE-JAKARTA PUSAT.

THERE I SAID IT.

Saya survey ke 6 daycare lain dengan range harga 3,5juta hingga 5juta per bulan. Sampai yang 5juta per bulan aja bawah umur tidur di kelas, dengan kasur yang digelar gitu aja di lantai, nggak ada ranjangnya. 😭

Di Tweede, kelas ya kelas, kamar ya kamar. Di kamar, tiap anak punya satu ranjang kecil. Kaprikornus dapat naro selimut sama boneka sendiri. Itu ialah area privat buat anak sehabis seharian harus sharing segalanya dengan anak lain. Saya seneng banget sama konsep area privat kaya gini.

Dan karenanya Bebe attach banget sama kasurnya. Meskipun contohnya kebetulan anak pria lain nggak masuk, ia nggak mau gabung nebeng tidur ke kamar anak wanita meski ada kasur kosong. Dia tetep di kamarnya meski sendirian.

OIYA DONG KAMAR ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN SERTA BAYI TERPISAH. Daycare lain udah mah tidur di kelas, pemuda cewek nggak dipisah pula.

Ini privilege banget sih. Dan buat saya yang menerapkan soal privasi, soal gender, serta soal rasa aib dari Bebe kecil banget sih Tweede ini poinnya 100 banget.

(Baca: Mengenalkan Gender pada Balita)

🏡 Program preschool

Nggak ada preschool, cuma kelas biasa sama guru TK. Per Oktober 2017 akan ada les Inggris, calistung, dan baca Iqra untuk anak >3 tahun yang belum mau preschool. Ibu dan appa Bebe mah maunya Bebe preschool hehehe. Time to move on sehabis 3 tahun.

MESKIPUN GALAU PARAH. T______T


berenang di daycare. captured by @tazalyphoto

🏡 Mainan


Mainannya emang nggak banyak sih. Banyakan mainan Bebe di rumah hahaha. Tapi jadwal bawah umur tuh emang tidak mengecewakan packed jadi tetep nggak bosen. Refer ke jadwal di atas ya! Anak-anak main pas nunggu dijemput doang cuma 1-2 jam lah paling usang juga.

🏡 Overtime

Jam buka: 7 pagi (tapi biasanya dari jam 7 kurang udah ada mbak dateng sih dan nggak kena overtime bila pagi)
Jam tutup: 6 sore
Biaya overtime: Rp 15ribu per 15 menit

🏡 CCTV

Nggak ada, tapi saya sih udah percaya banget lantaran semua mbak, supervisor, dan gurunya kaya keluarga sendiri. Alhamdulillah hingga kini Bebe nggak pernah kenapa-napa. Malah disayang banget dan lebih dimanja daripada di rumah.

Bebe ganti mbak udah 3 kali dan ketiganya baikkkk banget, sayang semua sama Bebe. Sedih banget kini harus keluar huhu.

🏡 Toilet training

Bisa, mbak-mbaknya mau kok ngajarin toilet training.

🏡 Report harian

Ada dong, lengkap dengan makan apa, habis nggaknya. Plus berantem sama siapa hari ini, mau minta maaf apa nggak, dll.

Bebe ulang tahun di daycare

🏡 Punishment

Sebenernya anak di-time out tapi jarang banget sih. Soalnya biasanya di-time out itu lantaran disuruh minta maaf nggak mau. Ini disuruh minta maaf pada mau, terus pribadi pelukan, terus main lagi, terus paling berantem lagi hahahaha.

🏡 Anak sakit

Asal nggak parah banget sih boleh masuk, dapat dititipi obat/vitamin.

🏡 Lain-lain

Pijat bayi free untuk anak hingga usia 18 bulan. Di atas 18 bulan nambah Rp 100ribu/bulan. Bebe sih hingga kini banget masih pijit lantaran tiap bulan ada aja salah urat zzz, maklum anaknya kalem kan jadi sering pegel-pegel. :|

Dokter anak sebulan sekali (3 tahun belum pernah bolong sama sekali), dokter gigi 6 bulan sekali, dan psikolog 3 bulan sekali (ini juga nggak pernah bolong). Karena katanya ada daycare yang ngakunya ada dokter ini itu tapi dokternya nggak rutin dateng.

Boleh konsultasi sepuasnya sama psikolog. Saya akan kangen banget sesi ini. HUHUHU. Karena biasanya satu sesi sama psikolog dapat jadi satu blogpost. Untung masih kebagian satu sesi psikolog terakhir selesai ahad ini.

Mulai Oktober ada field trip 3 bulan sekali!

🏡 Biaya

Uang pangkal: Rp (lupa tar ditanya dulu HAHAHA)
Monthly fee: Rp 2,9juta

Percayalah padaku ini ialah harga daycare paling reasonable dibandingkan dengan kawasan dan mbak-mbaknya yang baik-baik huhu. Setelah nyari-nyari preschool buat Bebe, rata-rata daycare matok Rp 4jutaan untuk kondisi rumah kaya gini. Yang Rp 3jutaan itu rumahnya emang nggak terlalu anggun sih.

Dan di bulan September ini ada promo uang pangkal loh. Bisa dicicil 3 kali. Kaprikornus yang masih pusing cari daycare, coba dulu ke Tweede ini. Abis dari sini banyak orangtua susah move on lantaran kerasa mbak-mbaknya emang sayang banget sama anak-anak. Termasuk saya.

Begituuuu.

Demikian review daycare Jakarta Pusat saya, boleh loh baca hasil survey daycare lain di Jakarta:

KIDEE CHILD CARE SENOPATI
LOVELY SUNSHINE DAYCARE BENDUNGAN HILIR
HAPPY TREE HOUSE DAYCARE SETIABUDI

dan dongeng plus tips seputar daycare di tag:

TENTANG DAYCARE

See you!

-ast-

Detail ►

Bebe Dan Daycare, 3 Tahun Kemudian

berenang di daycare. captured by @tazalyphoto

Saya masih ingat benar hari itu, Senin, 8 September 2014. Saya masih cuti, sengaja gres akan masuk kerja besoknya. Itu hari pertama saya membawa Bebe ke daycare dan meninggalkannya di sana. Itu juga hari pertama saya pakai jilbab, jilbab pink dengan sweater rajutan coklat. Semuanya masih saya ingat jelas.

Meski kini ingat, waktu itu rasanya blur. Saya menggendong Bebe yang masih sangat kecil dengan kain gendongan, naik motor bersama JG. Saya membawa 10 botol ASI dengan cita-cita akan lebih dari cukup hingga sore. Bukan alasannya ialah stok ASI saya kurang, tapi alasannya ialah membaca pengalaman ibu-ibu lain rata-rata anaknya hanya minum maksimal 500 ml ASI alias 5 botol kaca.

Ternyata kurang. Hari itu Bebe minum lebih dari 1 liter ASI alasannya ialah ia merasa absurd di daycare baru. Saya? Oh nangis dong tentu saja, saya nggak sekuat itu hahaha.

Seharian saya nangis-nangis, ngerengek ke JG ingin resign alasannya ialah nggak tega sama Bebe. Siang-siang resah hingga beliin boneka buat Bebe agar nanti pas pulang Bebe punya boneka baru. Padahal mah anaknya nggak ngerti hahahaha. Waktu itu umur Bebe 3 bulan 2 hari

Dan apakah saya jadi resign? Tentu tidak alasannya ialah besoknya di kantor pribadi ralat ke JG “aku nggak jadi resign hehe saya kerja aja saya suka kerja hehe.”

Ternyata di kantor senang yaaaa! Bebe di daycare aja! Hahaha.

(Baca: Review Daycare Bebe, Tweede Daycare)

Dari situlah perjalanan daycare Bebe dimulai. Bebe berguru banyak sekali, dan yang paling utama ialah berguru punya teman. Di umur 2 tahun beliau udah tahu bahwa ada anak yang lebih besar dan lebih kecil, ada anak pria dan anak perempuan.

Dia berguru banyak sekali. Belajar duduk, merangkak, jalan semua di daycare. Naik perosotan pertama kali bahkan sebelum dapat jalan, naik sepeda, berenang, berguru buka dan pake celana sendiri, makan sendiri, doa-doa, dan banyak lagi. Saya hingga ngerasa Bebe mungkin menganggap daycare ini rumahnya, lah di rumah sendiri cuma bobo doang tiap malem lol.

Teman-teman pun tiba dan pergi, alasannya ialah sudah punya mbak atau kembali diurus nenek. Hanya beberapa dari mereka yang bertahan semenjak usia 3 bulan hingga 3 tahun ibarat Bebe. Dan tahun ini, angkatan 2014 “lulus” semua, pindah ke daycare yang punya agenda pra-sekolah.

T______T

Meski super betah, urusan daycare ini juga nggak selalu mulus. Ada waktu-waktu di mana beliau cranky banget nggak mau di daycare maunya sama ibu aja. Tapi ya kaya yang pernah saya bilang, anak kan emang ada masa-masanya rewel ya.

Mau anak yang di daycare, yang sama nenek di rumah, yang sama ibunya. Pasti ada hari-hari di mana beliau nggak mood dan maunya nangis kan. Makara ya udah. Kalau kalian ngerasa anak rewel lebih baik sama ibunya, belum cencuuu. Kalau ibunya malah stres kan justru mending berpisah dulu ya kaannn. Daripada kenapa-napa.

(Baca: Drama Daycare)


Dan Bebe memang anaknya cenderung ekstrovert. Dia praktis approach anak lain untuk ngajak main meskipun sebelumnya nggak kenal sama sekali. Kecuali jika lagi nggak mood banget ya. Makara beliau di daycare senang alasannya ialah selalu punya teman!

Makanya saya mellow banget kemarin Kamis tiba-tiba udah hari terakhir aja beliau di daycare. Hiks. Sedihnya sedih banget.

Ya gimana nggak sedih, 3 tahun bolak-balik rumah yang sama setiap hari. Bobo siang di situ, mandi di situ, makan 3 kali sehari di situ.

T_______T

Apakah Bebe udah ngerti beliau akan pindah?

Saya udah jelaskan setiap hari semenjak 2 ahad kemudian dan beliau excited banget! Kayanya alasannya ialah beliau nggak ngerti apa itu perpisahan. Selama ini bagi Bebe, perpisahan hanyalah merelakan ibu pergi kerja, nggak lebih.

Sekarang misal lagi baca buku beliau bilang “ibu nanti saya baca buku sama guru bukan kak wina (guru daycare) ya?” atau “nanti di sekolah salo mandi sama guru ya ibu?” things like that. Dia emang udah bosen banget di daycare yang kini alasannya ialah beliau paling tua, anak pria gede sendiri pula. Ya yang lain udah duluan masuk preschool dari 1-2 bulan lalu. Saya aja nggak mau buru-buru alasannya ialah nyempetin survey ke banyak daerah dulu.

(Baca survey dan review daycare di sini)

Berkali-kali beliau bilang “aku ingin main sama Z tapi beliau bayi”. Z ini anak pemuda di daycare tapi masih setaunan gitu. Belum seru diajak main. Padahal hasil konsultasi sama psikolog kemarin, anak 3 tahun memang gres menyadari kebutuhan bersosialisasi. Berarti emang udah saatnya Bebe pindah, demi sobat gres yang sebaya!

Beberapa anak daycare yang pindah, pindah gitu aja nggak ada farewell atau apa. Saya nggak mau ngilang gitu aja, nggak tega huhuhu Akhirnya bikin farewell kecil-kecilan. Bikin hampers isi handuk, kaos kaki, taplak meja, dan nyetak foto kemudian di-frame. Fotonya foto yang ada Bebe dan ada mbaknya gitu.

Sorenya saya bawa nasi kotak terus makan sama-sama. SEDIH BANGETTTT BANGET BANGET. Pas jalan ke kendaraan beroda empat tuh yang kepikiran, wow nggak akan parkir di sini lagi, nggak akan ketemu bapak parkir ini lagi, nggak akan jajan cilor, beli nasi padang, dan mie aceh di sini lagi.

T________T

Tapi yah, ini kan proses natural. Bebe pindah alasannya ialah memang sudah umurnya. Saya juga harus tegar dan mempersiapkan mental untuk beberapa hari ke depan alasannya ialah Bebe harus lewat proses pembiasaan lagi.

Lebih praktis sih harusnya alasannya ialah beliau udah ngerti, tapi ya, tetep nervous alasannya ialah saya sendiri belum kenal mbak-mbak di daycare gres kan. Sama-sama pembiasaan ya, Be!

*

Tiga tahun pake jasa daycare, saya gres sadar jika selama ini saya dapat hening ninggalin Bebe kerja alasannya ialah beliau di daycare. Saya nggak perlu cek beliau udah nyampe rumah atau belum (pulang sekolah), nggak perlu cek makan apa, nggak perlu masak, nggak perlu mandiin. Hidup saya dipermudah banget sama daycare.

Kebayang jika pake mbak di rumah kayanya saya akan sering-sering cek ya. Belum lagi harus masak sendiri. Belum lagi mbaknya di rumah nggak ngajak main yang "edukatif". Daycare ini bener-bener demi peace of mind buat ibu bekerja kaya saya.

Saya dapat hening ajak beliau baca buku atau main malem-malem alasannya ialah saya nggak perlu stres lagi suapin beliau makan. Saya dapat happy main sama beliau full Sabtu dan Minggu tanpa gangguan mbak. Karena banyak kan tuh yang anaknya malah pilih mbak dibanding ibunya. Bebe nggak, ya alasannya ialah nggak punya mbak di rumah hahaha. Quality over quantity, yes?

Makara ya, begitulah. Doakan Bebe betah di daycare gres ya!

-ast-

Detail ►