Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Akhirnya Bebe Menyapih Dirinya Sendiri

Iya gengs, finally. :')


Kalau yang ngikutin dongeng menyusui Bebe, niscaya tau ya jikalau saya nggak rela nyapih Bebe. Saya yang nggak rela berujung pada ya Bebe nenen terus nggak berhenti. Tapi bener kan yang saya bilang dulu jikalau hidup akan menemukan jalannya sendiri alasannya yaitu Bebe tiba-tiba berhenti nenen ahad lalu. Tanpa niat apapun dari saya. YASSSS! So much win! I'm so proud of myself! XD

Di postingan ini To Wean or Not to Wean ini saya dongeng kan gimana Bebe sudah mengurangi nenen. Itu sebentar doang HAHAHAHA. Beberapa bulan terakhir malah minta nenen terus duh. Apalagi kemarin-kemarin banyak long weekend, manja luar biasa dan berakhir jikalau mati gaya ya nenen.

Oke alasannya yaitu ini akan panjang, saya akan bagi beberapa subjudul *ah elah udah kaya skripsi* Maaf ya panjang, ini penting soalnya jikalau nggak ditulis saya akan lupa nanti nggak ada kenangannya HAHAHA.

👶 Capek nenenin Bebe 🍼

Makara sejujurnya beberapa bulan terakhir emang saya beneran lelah nenenin Bebe. Pertama alasannya yaitu beliau berat banget, tangan saya dapat kaku parah jikalau nenenin sambil duduk. Nenenin sambil tiduran juga nggak mau diem, dapat bolak-balik di kanan terus ke kiri, dengan puting sebagai poros. Ya ampun capeknyaaa.

Kedua alasannya yaitu beliau makin nggak tau waktu, kapan pun beliau mau beliau minta nenen, bukan lagi cuma mau tidur kaya pas umur 2 tahun. Kalau di mall gitu masih nenen sambil digendong Ergo kan berat ya. Juga saya makin panik alasannya yaitu gawat, makin jauh ke weaning hahahaha.

Akhirnya selama beberapa bulan itu juga saya selalu sounding sama dia, "Xylo sudah besar, harusnya sudah tidak nenen loh" atau "wah memangnya Xylo baby ya masih nenen?" dan "kalau Xylo sudah tidak nenen ibu masih mau peluk-peluk Xylo kok" terus-terusan kaya gitu. Tapi tetep saya kasih juga, nggak saya larang sama sekali. Dan pada ketika itu, saya juga masih nggak tau kapan urusan pernenenan ini akan berakhir. Huhu.

Karena saya nggak pasang sasaran atau apa, cuma ya hati ini udah teguh pendirian bahwa sudah merasa cukup menyusui Bebe. Saya siap jikalau udah harus weaning. Tapi caranya gimana itu masih belum tau. Ya udah masih santai.

Kalau ada orang nanya "kok masih nenen sih?" saya masih jawab dengan "ya nggak apa-apalah, emang pernah liat anak SD nenen?" lol

(Baca: Menyusui Seperti Orang Mongolia, Orang Dewasa Masih Nenen Lho!)

👶 Bra menyusui 🍼

Di sisi lain, bra menyusui saya udah lecek dekil banget semua. Saya mulai pake bra biasa dan tring! pribadi merasa muda HAHAHAHA. Abis selama ini menatap tetek sendiri kok ya begini amat, ternyata bra menyusui nenek-nenek itu efek banget ya sama bentuknya lol tmi sorry not sorry. XD

Ini sedikit banyak ngaruh sama kenyamanan Bebe nenen alasannya yaitu biasanya beliau nenen sambil pegang strap bra penutupnya itu. Ketika pake bra biasa, beliau resah dan agak duka gitu alasannya yaitu kehilangan “pegangan”, literally. Akhirnya saya bilangin baik-baik.

Saya: “Xylo, beha ibu yang itu udah buruk semua, jadi supaya ya pake yang ini?”
Dia: “Beli lagi dong ibu”
Saya: “Iya nanti kita coba cari ya”

Kebohongan terbesar era ini alasannya yaitu ya saya nggak niat beli apalagi nyoba nyari HAHAHAHA

👶 Ulang tahun 🍼

Bulan depan Bebe akan pas 3 tahun, kebetulan ada temen daycare-nya yang gres ulang tahun juga dan gres ngerti konsep ulang tahun. Ada kue, bawa kado, bawa balon, dll. Saya tanya apa beliau mau ulang tahun dan tiup lilin? Tapi berhenti nenen ya?

Jawabnya “Salo nggak mau ulang tahun, Salo mau nenen aja”

Ok saya nggak maksa. Tapi pas weekend kemudian di Bandung itu, tiba-tiba beliau bilang gini “ibu, makanan ringan manis ulang tahun mcqueen ada?”

Jadilah sambil nenen kami browsing Pinterest dan YouTube liat belum dewasa yang ulang tahun dengan tema Cars. Saya masih tanya sekali lagi, jadi mau ulang tahun atau mau nenen? Jawabnya masih nenen dong. Nenen is lyfe.

(Baca: Drama Berikutnya yaitu Toilet Training)

👶 Penolakan pertama 🍼

... dan terakhir. HUAAAAA.

Intinya long weekend itu saya capek banget! Bebe juga capek kali kan alasannya yaitu dua ahad berturut-turut ke Bandung terus alasannya yaitu ada lamaran keluarga. Mana manja luar biasa, capek lah, mending kerja saya mah daripada harus long weekend terus-terusan. Bokek iya, capek iya. T________T

Di kendaraan beroda empat on the way ke Jakarta, masih di Bandung belum masuk tol pun, Bebe minta nenen dan saya tolak. Nolaknya nggak becanda, beneran saya tepis tangan beliau yang mau buka baju saya. Dia nangis duka sesenggukan. Saya diemin aja hambar seolah nggak ada apa-apa. Saya bilangin singkat "sudah ya tidak perlu nenen alasannya yaitu sudah besar".

Nggak hingga 5 menit kemudian beliau meluk dan ketiduran, tanpa nenen wow sungguh prestasi. Waktu itu saya nggak nyangka sama sekali jikalau beliau udah nggak akan minta nenen lagi. :')

Dan ya, hingga kini beliau nggak minta nenen lagi. Sama sekali. Udah hampir 2 ahad lah. Kaya tiba-tiba berhenti aja gitu beliau nggak mau lagi. Aku happy sekaligus mellow banget meluk-melukin Bebe terus. HUHUHUHUHU.

*

(Baca: Manajemen ASI Perah untuk Ibu Bekerja, Nggak Kejar Tayang!)

Besoknya di daycare beliau sombong ke mbak-mbak daycare jikalau udah nggak nenen sekarang. Karena sudah besar, sudah bukan baby. Sotoy ya gemes HAHAHAHA.

Begitulah dongeng Bebe yang karenanya menyapih dirinya sendiri. Nggak dapat tidur masih lah tapi so far so good, nggak minta sama sekali! Cuma kemarin sekali beliau lupa kali mau angkat baju saya terus kaya keinget gitu terus minta susu. Anakku besaarrr saya nervous harus bayar sekolah nyahahahaha.

Satu hal yang saya syukuri, saya tidak mengganti nenen dengan hal lain jadi tidak akan menjadikan persoalan ketergantungan baru. Kan suka ada ya yang berhenti nenen tapi boleh pegang beha ibu, jadinya nggak ada beha tetep cranky. Saya juga bersyukur alasannya yaitu tidak perlu pait-pait atau apalah yang bikin beliau terpaksa berhenti.

Karena semenjak awal saya percaya, beliau akan berhenti ketika saya dan beliau siap untuk berhenti. :'))))

Btw pas ditanya "Xylo kok berhenti nenen sih?"

Dia: "Salo sudah besar, Salo mau happy birthday to you (nyanyi)"

JADILAH! Saya nyiapin pesta ulang tahun di daycare hahaha. Nggak pesta amat sih cuma potong makanan ringan manis doang sama hampers. Basa-basi aja alasannya yaitu nanggung ngasih pilihan mau ulang tahun apa mau nenen hahahaha.

*

Minggu depan mau dongeng ah kenapa saya nggak termakan weaning di umur 2 tahun pas kaya orang-orang dan gimana perjalanannya. Ditunggu yaaaa! LUV! :*

-ast-

Baca awal-awal usaha ngasi di sini:
Tentang 6 Bulan Ng-ASI 
Tentang Menyusui Bebe 

Detail ►

Weaning With Love: 2 Tahun 10 Bulan

Aih judulnya weaning with love, ala ibu-ibu masa kini banget ya lol. Padahal cara weaning with love benerannya aja nggak tau hahaha. Cuma tau jikalau nyapihnya nggak dipaksa, nggak dibohongi, dan nunggu anak dan ibu siap.

Tadi kesannya baca-baca ternyata ada tahapannya ya. Dari tahap mengurangi nenen hingga dialihkan ke hal lain. Saya nggak melaksanakan itu HAHAHAHAHA. Tapi since saya juga nggak memaksa nyapih, nggak membohongi, dan nunggu Bebe benar-benar siap, ya masih masuk lah ya weaning with love. Hehehe.


Ya jadi saya emang nggak pake metode apa-apa untuk proses menyapih. Tapi justru itu, saya pengen share bahwa nggak perlu banyak tahapan juga bisa! Yang penting itu afirmasi aja dan kerelaan ibu, alasannya ialah ya, saya cuma melaksanakan itu aja lol.

Sebenernya saya juga kaya ibu-ibu lain, mulai afirmasi harus berhenti nenen di umur 2 tahun itu semenjak Bebe 18 bulan. Dulu bilangnya gini "nanti jikalau sudah 20 bulan, Bebe nenen hanya di kendaraan beroda empat dan di kamar ya". Maksudnya jikalau di mall atau di daerah umum gitu nggak boleh. Apakah berhasil?

Tentu tidak. Hahaha. Awalnya iya, tapi lama-lama alasannya ialah Bebe tentu tetep minta selain di kamar dan di kendaraan beroda empat saya males nolak 💤💤💤.

Terus terang nggak pake cara "habis tiup lilin berhenti nenen ya" alasannya ialah waktu itu saya males rayain ulang tahun Bebe yang kedua hahahahaha. Sesat abis ibu yang satu ini, alasannya ialah banyakan malesnya ya ampun.


Peer dari psikolog pas masuk 2 tahun tentu saja weaning. Saya iya-iya aja tapi nggak usaha. Sampai suatu hari ketemu sesama ibu-ibu di mall apa di mana gitu. Dia tanya umur Bebe dan saya jawab 2,5 tahun. Terus saya deg! sendiri gitu alasannya ialah wow absurd udah mau tiga tahun ini weaning sama toilet pelatihan apa kabar!

(Baca: Bebe dan Toilet Training)

Dari situ barulah dimulai afirmasi hampir setiap ia minta nenen saya bilang kalimat-kalimat begini. Hampir ya alasannya ialah nggak selalu, tapi ya sering:

1. "Xylo sudah besar sekali badannya, wow kakinya panjang ibarat kereta, tangannya sudah panjang dan kuat, jadi nanti berhenti nenen ya!"

2. "Menurut Xylo, J (nama temen daycare yang masih bayi) itu baby atau bukan? Baby kan, nah jikalau ibarat J itu gres masih nenen, Xylo seharusnya sudah tidak"

3. "Xylo nenen itu mau apa? Haus? Kalau anak besar haus itu minum air putih atau susu coklat"

4. "Xylo nenen agar dipeluk ya? Kalau berhenti nenen juga ibu tetap peluk Xylo kok"

Dan seterusnya. Ini juga dilakukan mbak-mbak daycare. Intinya mereka juga selalu bilang jikalau Xylo bukan bayi jadi harusnya sudah tidak nenen.

Saya juga konsisten memanggil ia "baby, my baby" alasannya ialah ia sebel dipanggil "baby" dan niscaya membantah "SALO BUKAN BABY!" nah saat ia bantah tinggal bilang "kalau bukan baby kok masih nenen". HAHAHAHAH. Nyebelin amat ya saya dipikir-pikir lol.

Itu saya lakukan 3-4 bulan terakhir lah. Sisanya blas nggak ngapa-ngapain. For some reason saya yakin Bebe nggak dapat pake cara kaya belum dewasa lain alasannya ialah anaknya keras kepala banget. Makin dipaksa makin nggak mau dia. Makara memang bener-bener harus nunggu ia siap dan bersedia nggak nenen.

(Baca: Kronologi Hari Bebe Berhenti Nenen)

Misal saya atau mbak daycare bilang nenen itu aib tau jikalau sudah besar. Jawabnya:

"Salo nenen di kamar aja ibu" kemudian ia nenen sambil tutup muka alasannya ialah malu. -________-

Atau teori orang yang ngasih kopi di payudara agar anak jijik alasannya ialah kotor. Saya pernah tuh, kebetulan saya pake baju item terus nempel kaya serbuk-serbuk kain gitu di dada.

"Ibu basuh dulu itu kotor" kemudian ia nunggu saya bersiin dengan sabar dan nenen lagi. -________-

Terus dibilang nenennya habis alasannya ialah sudah besar.

"Sekarang habis nanti ada lagi" BENER KAN? Nenen emang kini kosong nanti ada lagi. -_______-

Terus ia suka coba sedot dulu, pas keluar ia bilang "Tuh, ada kan ibu? Masih ada ibu, belum habis" Yaelaaahhh.

Nggak dibukain baju? Ya buka sendiri. Nggak dikasih? Ya ngamuk. Sekalinya nggak dikasih dan nggak ngamuk itu ya itu kemarin pas hari terakhir ia nenen. Mungkin udah nggak mau ah hahahaha.

Paling sebel jikalau alasannya "Salo belum tahu caranya tidur". 🙅🙅🙅

DIA TAU. DIA TAU BANGET CARANYA TIDUR TANPA NENEN. Kan di daycare tiap siang aja tidur sendiri tanpa nenen ahelaaahhh 💤💤💤.

Dan ya buktinya sesudah hari ia berhenti nenen, ia cuma susah tidur 2-3 hari lah. Berikutnya tidur aja biasa. Ini harus ada yang bikin tips nidurin toddler nggak sih soalnya astaga metode saya ialah melototin ia hingga ia ketiduran. -________-

Ya pada dasarnya weaning akan lebih praktis jikalau ibunya siap dan anaknya siap. Nggak perlu dipaksa tapi tetap harus diniatkan. Meski kaya saya niat tanpa punya deadline. Yang penting kan niat. Hahaha.

Soalnya saya nggak mampu banget kaya orang-orang mengurangi frekuensi nenen. Malah bikin berantem dan ia rewel. Capek, nggak kuat, tolong saya tidak perlu cobaan lain, saya tidak suka tantangan lol.

Makara buat ibu-ibu yang anaknya udah lewat 2 tahun dan belum ada gejala akan berhenti nenen, sabarlah! Waktu Bebe 2 tahun juga saya nggak kebayang sama sekali weaning dapat semudah ini. *SOMBONG* HAHAHAHA

Ingatlah bahwa nenen atau tidak nenen ialah urusan kita dan anak kita. Bukan urusan orang jadi tutup kuping aja sama orang yang bilang "KOK MASIH NENEN?" atau "NANTI MANJA LOH" yeee bodo amat. Anak yang berhenti nenen pas 2 tahun emang dijamin nggak manja? Yang nggak nenen semenjak bayi? Kan nggak juga. Seneng amat ngehubung-hubungin, kau bukan agen jodoh apalagi menteri perhubungan. *MULAAAIII*

Udah ah! Sampai jumpa bra menyusui! Sampai jumpa ruang menyusui Kokas yang terbaik se-mall Jakarta!

-ast-

Detail ►

Tentang Drama Kehidupan

Kenapa ya saya anaknya suka overthinking sama segala sesuatu. Apalagi untuk urusan hierarki antara status sosial, jabatan di kantor, sama tugas di rumah. Saya suka kepikiran banget!


Misal gini, ada cleaning service di kantor yang pendieeemmm banget. Pendiem terus sopan banget gitu, jikalau jalan selalu nunduk. Ya saya maklum mungkin beliau merasa bukan siapa-siapa, level terendah di kantor lah kasarnya. Kaprikornus beliau nunduk entah alasannya memang minder atau memang merasa harus sopan.

Suatu hari saya ajak ngobrol, dengan malu-malu dan tetap nunduk (mungkin menjaga pandangan yhaaa) beliau jawab anaknya dua. Satu udah kelas 5 apa 6 SD gitu, satu lagi masih umur 2 tahun. Dan saya pribadi tettoottt! kepikiran banget.

Kepikiran banget alasannya berarti meski di kantor beliau nunduk dan minder gitu, beliau di rumah yaitu kepala keluarga dengan anak yang mau remaja. Apa beliau di rumah tegas sama istrinya? Apa beliau di rumah galak sama anaknya? Apa beliau di rumah juga pendiem?

AKU ... KEPO.

T________T

Inget juga kemarin makan di Shaburi terus mbak waitressnya nyapa Bebe dan tiba-tiba dongeng jikalau anaknya beliau juga umur 2 tahun dan suka Cars kaya sepatu Bebe. Dia dongeng dengan sangat excited dan saya mendadak mellow alasannya dengan demikian beliau yaitu ibu bekerja. Mungkin di sela-sela kerjaan dulu beliau harus pumping juga sama kaya saya. Mungkin juga beliau sama sedang mikirin ulang tahun anaknya mau dibikin kaya apa. Ah. :((((

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)

Kaprikornus inget juga dongeng JG yang masa kecilnya dilalui dengan tinggal di gang sempit. Tetangga-tetangganya itu semua orang susah lah kasarnya. Mereka suka otoriter sama istri, teorinya JG alasannya mereka kerjanya rendahan banget, mereka jadi nggak punya bunyi di kawasan kerja. Satu-satunya "kuasa" mereka ya sama istri, jadilah istrinya diperlakukan seenaknya.

Hiks.

Mau murung juga nggak perlu murung ya ini, namanya juga hidup. Tapi gimana ya, saya kepikiran betapa satu insan itu punya tugas yang beda-beda banget di banyak sekali lini kehidupan. Saya gres ngerti lagunya Nike Ardilla jikalau dunia ini panggung sandiwara.

Di kantor beliau yaitu cleaning service yang minder, di rumah beliau ayah yang tegas tapi sayang keluarga, di lingkungan rumah ternyata beliau Pak RW dan terbiasa mimpin rapat RT, dan seterusnya.

Nggak usah susah-susah deh, waktu masih sekolah aja kerasa kan bedanya. Kita di sekolah sebagai ketua kelas tentu beda dengan kita di rumah yang anak bungsu. Kita di kampus yang serampangan dianggap anak bodoh, ternyata di rumah yaitu kakak sulung tulang punggung keluarga.

Kepikiran jikalau insan bahwasanya memang hidup dengan beberapa topeng, mau pakai yang mana, mau lepas yang mana. Mau jadi saya yang mana.

Dan social media juga panggung lain lagi.

Di socmed beliau ibu-ibu berisik garda depan pembela kebenaran, di rumah ternyata boro-boro berisik, ditanya pendapat sama suaminya aja nggak pernah. Di socmed beliau ibu-ibu inspiratif banyak acara positif bersama keluarga, di rumah beliau ternyata depresi alasannya problem dengan mertua.

Makanya jangan gundah sama orang-orang yang di socmed ributnya ya ampuuunnn. Pas ketemu tenang krik krik. Atau sebaliknya, di socmed sepertinya hidup seru dan bahagia, pas ketemu kok ya orangnya banyak ngeluh. Ya maklum, itu topeng satunya lagi kan, topeng social media.

Lalu apa harus jadi orang yang sama di semua panggung supaya dibilang apa adanya?

(Baca: Menjaga Perasaan Siapa Agar Tidak Dibilang Fake?)

Ya nggak juga sih. Nggak apa-apa kok punya banyak peran, punya banyak topeng. Saya nyaman berisik di socmed dan JUGA di dunia nyata. Saya nyaman bercerita pada kalian di blog ini menyerupai saya bercerita pada JG. Kalau kalian merasa tidak nyaman ya tidak apa-apa. Tidak berarti kalian palsu, kalian hanya sedang pakai topeng yang lain.

Yang jelas, harus diingat bahwa ini yaitu topeng peran, bukan topeng kebohongan. Kalian yang berisik di socmed tapi pendiam di dunia nyata, nggak berarti kalian bohong kan?

Cuma inget-inget aja jikalau lagi pengen ngomong bernafsu sama orang. Waitress itu mungkin teraniaya di rumah, satpam itu juga mungkin ayah-ayah yang lagi gundah bayar sekolah anak, kakak angkot yang nyebelin itu mungkin sebatang kara. Yah, entah ini harus dipikirin apa nggak sih ya.

Ya gitulah. Auk nulis apa sih ini. Bye!

-ast-

Detail ►

Why I Love Jakarta | #Sassythurday Ft #Gesiwinditalk

OH HOW WE LOVE JAKARTA! By we I mean me and JG, dunno about Bebe because well, he's a baby ah gimana sih elah ginian harus dibahas.



Oke jadi #SassyThursday ahad ini collab lagi sama #GesiWindiTalk because why not duh. Tema tiba dari Nahla yang sungguh kreatif yaitu perihal mengapa kami begitu cinta kota masing-masing hingga nggak mau pindah satu sama lain! Bahkan saya nggak mau pindah ke Tangerang atau BSD meskipun tau persis di sana enak. Ya tapi lezat jikalau kerja dan segala-galanya di Tangerang/BSD juga yekaannn.

Baca punya mereka, siapa tau jadi pengen jalan-jalan ke sana!
Windi Teguh: Why I Love Medan
Grace Melia: Why I Love Jogja
Mevlied Nahla: BSD, Tangsel, dan Segepok Kenangan


Tadinya saya agak ragu gitu, mau Bandung apa Jakarta ya? Ya cinta sih sama Bandung tapi yaiyalah, Bandung kan hometown. Yang namanya kampung halaman mah selalu dirindukan ya nggak? Karena terlalu banyak kenangan dan keluarga besar di sana semua. Plus keluarga mertua juga, ya niscaya sayang lah sama Bandung.

Tapi kan kadang harus ninggalin yang disayang demi sesuatu yang dapat lebih sayang sama diri kita sendiri kaaan. ASIK.

Jakarta kayanya sayang banget sama saya HUHUHUHUHU. Level mellownya udah setara sama waktu ninggalin Bandung ini jikalau harus ninggalin Jakarta.

Karena di Jakarta, saya terperosok cinta.
Karena di Jakarta, cinta memilihku dengan nyata.
#eaaa jangan pada close tab ya lol 😂

(Itu juga kutipan dari puisi cinta masa lalu gengs, kolab kami sebelum ini. KLIK DAN BACA YAAAA)

Duh gue resah bikin list nggak ya hahaha. Bikin aja kali ya.

🏣 Jakarta Kota Mimpi 🚀

Itu benar. Itu tidak cheesy atau klasik, itu benar. Masih benar, minimal buat saya sendiri. Gimana nggak, saya pindah ke Jakarta sebab satu twit!

Dari satu twit yang kemudian bawa saya ketemu banyak banget artis Korea, wawancara aneka macam artis Korea, nonton konser gratis. Mimpi jadi kasatmata banget sebab pada dikala itu, saya lagi suka Korea banget!

Oke saya nggak tergila-gila sih ya kaya orang-orang hingga nabung atau apa, tapi saya lagi suka Korea banget dan Jakarta mewujudkan mimpi itu. Siapa yang kepikiran sih dapat ngobrol face to face sama Lee Min Ho jikalau nggak pindah ke Jakarta? Dirangkul Lee Seunggi? Ngobrol sama Siwon? Bigbang? Super Junior? Infinite? YOU NAME IT.

Hampir semua artis Korea yang ngetop pada zaman itu saya temui semua FOR FREE cuma sebab satu keputusan pindah ke Jakarta. Dan mimpi itu berlanjut pada mimpi berikutnya yaitu bikin buku di GagasMedia.

Yes, mimpi gue pas SMA/kuliah se-spesifik itu "mau nulis buku diterbitin GagasMedia". Dan itu terjadi sebab saya pindah ke Jakarta. Plis yang suka Korea dan mau beli bukunya masih ada di Tokopedia atau BukaLapak.

(Cerita lengkap dapat dibaca di sini: Keputusan yang Mengubah Hidup, Pindah ke Jakarta)

🏣 Jakarta Tidak Pernah Sepi 🚀

Bagi orang ekstrovert kaya saya, Jakarta itu menyenangkan sekali! Di Bandung jam 9 malem aja sepi banget, di Jakarta saya nggak takut bangun di pinggir jalan jam 12 malem pulang liputan nunggu taksi. Oh wow saya sungguh pemberani.

Zaman belum nikah, dapat nongkrong lama-lama hingga pagi, banyak temen, banyak makanan, sinyal selalu bagus, ah saya cinta. Gimana ceritanya coba jam 11 malem Semanggi masih macet. 😂😂😂

Di Bandung jam 8 malem aja saya suka udah horor sendiri pulangnya hahahahaha. Tapi yah, untuk ukuran saya yang nggak punya kecerdasan naturalis alias nggak peduli nggak nginjek tanah atau liat sawah, Jakarta is heaven! 🌠

🏣 Jakarta Sumber Suara 🚀

"Kepada ibu Annisa dinantikan di sumber suara"

Lawas nggak sih, apa event zaman kini masih ada yang menyebut area pengaturan sound system itu sebagai "sumber suara"? 😂😂😂

Intinya Jakarta yaitu sumber suara, sentra segalanya. Banyak event, banyak acara, banyak brand, banyak diskon. Jadinya banyak pilihan! Iya dari milih makanan, milih baju, hingga pilihan serius macam kerja di mana atau sekolah di mana.

Ya maklum ya ibukota. Sekolah dari yang bobrok hingga yang uang tahunannya setara harga satu rumah juga ada. Begitu pula dengan kerjaan, dari yang cuma malak di stasiun hingga honor sebulan ratusan juta.

Dihadapkan dengan pilihan sebanyak itu kita jadi apa?

JADI SEMANGAT! 💪🏻

🏣 Jakarta Penyemangat Hidup 🚀

Ini yaitu sumber kemellowan di posting-posting dengan tag Tentang Hidup. Ya gimana nggak mellow sih, liat ibu-ibu luntang-lantung di pinggir jalan bawa bayi sementara di jalan mobil-mobil yang lewat harganya miliaran.

Kesenjangan sosial itu kasatmata adanya dan terjadi di depan mata! Kadang sedih tapi semoga dapat jadi semangat dan sumber syukur ya.

Ya persis caption IG saya beberapa ahad lalu. Tentang gimana tempat rumah saya itu berdempetan banget rumah-rumah glamor yang garasinya seukuran kontrakan saya, sementara di belakangnya rumah-rumah petak yang bahkan nggak punya teras.

Tanpa hidup di Jakarta mungkin harapan saya nggak akan setinggi ini. Di Jakarta saya dan JG ketemu aneka macam orang hebat, orang andal yang kadang bikin minder tapi tanpa disadari bikin kami jadi menggantung mimpi lebih tinggi.

Juga ...

Kami bahagia di Jakarta sebab jauh dari orangtua HAHAHAHAHAHAHAHA

Jauh tapi nggak jauh-jauh amat jadi dapat pulang kapan aja termasuk weekend. Cuma ya, kami enjoy tinggal nggak terlalu erat dengan orangtua sebab jadi dapat ambil semua keputusan sendiri. Apalagi urusan Bebe.

Plus ...

Kami nggak tau mau kerja apa di Bandung. 😭😭😭

Really, kemarin JG sempet mau pindah ke kantor Bandung tapi kok ya tampak jenjang karier jadi lebih sulit ah sudahlah. Apalagi saya, nggak bakal dapet honor yang sama lah jikalau kerja di Bandung mah. 😭

(Baca: Tips Survive di Jakarta No Nanny No ART untuk Ibu Bekerja)

Sementara harapan dan gaya hidup sudah begini. Karena hal tersulit bukan naikin gaya hidup, tapi nuruninnya. 😔

🚓🚕🚗 TAPI JAKARTA MACET! 🚙🚚🚓

Memang iya weee. Percaya nggak sih saya sama JG itu jarang sekali mengeluhkan macet Jakarta? Kami berdamai sekali dengan kemacetan ini.

Padahal radius kantor saya, kantor JG, dan rumah jikalau dari daycare itu nggak hingga 10 km. 5 km lah, rata-rata ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan jikalau lagi waras.

Kalau lagi nggak waras, kantor JG - daycare aja yang hanya 2,5 km dapat ditempuh dalam waktu? EMPAT JAM. HAHAHAHAHAHAHA.

Tapi kan banyak solusi juga, ya nggak perlu bawa kendaraan beroda empat kan dapat naik ojek. Kaprikornus kendaraan beroda empat taro di daycare, ke kantor JG pake ojek atau kadang pake sepeda. Aman terkendali kok, survive kok hahahaha.

Terus orang suka nanya: kenapa nggak motoran aja sih supaya nggak macet? Kan deket juga.

Ah motoran juga macet di Jakarta mah lol. Malah lebih capek jatohnya sebab naik motor, macet, keringetan. Beda setengah jam doang sih mending macet dan naik mobil, at least duduk nyaman. nggak keringetan, ngobrol enak, dapat sambil denger radio ketawa-tawa, Bebe dapat bobo dengan nyaman.

Kalau udah begitu masa mau ngeluhin macet lagi?

*

Tapi yah, harus diakui kadang bosan juga di Jakarta hahahahahaha. Bosan sebab ya namanya manusia, niscaya ingin lebih kan. Maunya sih JG kerja di Singapur gitu, saya di rumah aja blogging dan YouTube-an lol.

Juga urusan Pilkada DKI yang makin mengukuhkan jikalau Indonesia nggak layak huni, ingin pindah ke luar negeri aja. Huhu. Ingin ingin doang tapi perjuangan nggak. Argh.

Kaprikornus yah, itu alasan saya 6 tahun betah di Jakarta dan JG 9 tahun (apa 10 tahun ya). Kalau kalian? Senangkah di kota tempat tinggal sekarang? Kenapa?

-ast-

Detail ►

Kepercayaan Diri Dan Remah-Remah Dunia


Yang kenal baik sama saya niscaya tau persis kalau saya orangnya pede banget sedunia. Jarang banget ngerasa rendah diri. JARANG loh ya catet, bukannya nggak pernah.

Kalau di circle blogger, dulu saya suka sebel sama yang bilang "da saya mah apa atuh cuma remah-remah blablabla" alias merendahkan diri dan nunjukkin ketidakpercayaan dirinya. Dulu saya sebel alasannya yakni come on kalau terus menganggap diri remah, kapan mau majunya? Kapan bisa jadi main course-nya? -_____-

Atau ada tipe orang yang lebih baik sesat di jalan alasannya yakni aib bertanya. WHY? Itu selalu saya pertanyakan. Kenapa mesti aib sih? Kenapa nggak punya doktrin diri untuk sekadar nanya sesuatu yang kita nggak tau jawabannya?

Tapi kemudian saya juga ternyata bisa ada di posisi mereka. Ada di posisi di mana saya "kok gue gini doang sih? Kok orang bisa kaya gitu sih?" Dan momen itu bukan momen penyemangat melainkan momen "ah sh*t lah gue nggak bakal bisa kaya dia".

Dan itu menyebalkan.

T_______T

Ini diperparah alasannya yakni saya orangnya kompetitif banget. Misal saya bisa kesel kagum kalau liat orang seumuran saya yang kerja di New York Times. Ya padahal emang orang Amerika, lahir hingga kuliah di Amerika, ya masuk akal atuh kan kerja di New York Times masa mau kerja di media lokal Indonesia ya nggak?

Dan alhasil saya sadar kalau duduk kasus merasa remah ini yakni duduk kasus inferiority. Di masalah saya, semakin sering bertemu atau berinteraksi dengan orang yang saya anggap hebat, maka saya merasa semakin inferior. Dan saya sadar ini tidak baik
Inferiority complex: an unrealistic feeling of general inadequacy caused by actual or supposed inferiority in one sphere, sometimes marked by aggressive behavior in compensation.

Inferiority menyerupai ini mengakibatkan perasaan "if only" alias "coba kalau". Coba kalau ngotot dulu kuliah di Amerika, mungkin kini udah jadi editor di New York Times. "Coba kalau" semacam ini bikin stres dan nggak menuntaskan masalah!

Karena anutan berikutnya yakni "ya nggak bisa kuliah di Amerika juga sih orang kurang pinter begini". Kemudian jadi merutuki diri kok kurang pinter sih, apa saya kurang berguru pas sekolah, perasaan udah berguru terus tapi kok nggak mampu sih kuliah di Amerika. Blablabla. Padahal ngomel itu nggak mengubah hidup.

Sebenernya kalau lagi waras sih saya sadar benar kenapa harus "coba kalau" toh kini hidup saya juga nggak susah. Setelah itu saya mau tidak mau harus compare dengan orang lain yang kehidupannya di bawah saya. Dari situ biasanya saya merasa lebih baik alasannya yakni masih banyak orang yang secara level pendidikan setara dengan saya, tapi kehidupannya nggak menyerupai kehidupan saya.

👉  Baca juga: Kecantikan dan Perempuan Kedua

Juga yang harus diingat dan saya pikirin banget: kalau terus menerus mengejar standar orang lain, kapan puasnya?

Si A keren banget sih kerja di Google --> apakah jikalau saya kerja di Google saya akan puas? Atau tetap merasa inferior dengan orang-orang yang kerja di Apple?

Si B kok bisa sih nulis di Huffington Post! --> apakah jikalau goresan pena saya dimuat di Huffington Post, saya akan berhenti merasa inferior pada si B?

Belum tentu kan! Inferiority hanya menciptakan kita ingin jadi orang lain!

Which is fine sih ya di level tertentu, terutama di level bikin semangat melaksanakan segala sesuatu. Tapi kalau udah bikin sedih, bikin murung, bikin kepikiran, mungkin saatnya cari pinjaman profesional atau minimal cari orang yang bisa diajak bicara dan mengembalikan doktrin diri.

Perlu diteliti juga apakah "if only" nya masuk akal? Yang udah gawat itu yang begini "coba kalau dulu nikahnya sama anaknya si A, niscaya bisa maternity photoshoot tiap ahad pake fotografer profesional" atau "coba kalau tinggian dikit udah jadi model niscaya ah elah". Itu "if only" yang nggak bisa diterima! Hentikan kini juga! Jangan terus dipikirin!

Caranya mungkin bisa dengan cari tahu kita jago di bidang apa terus pelajari hal itu hingga jago banget dan bikin kita bangga. Kalau udah gembira sama diri sendiri, niscaya inferioritynya berkurang deh. Pasti lebih percaya diri dan nggak lagi menganggap diri sendiri sebagai remahan di dunia.

Tapi ini cuma berlaku untuk orang-orang ambisius ya. Kan banyak juga tuh orang yang lempeng-lempeng aja, nggak ngerasa inferior dan juga nggak ngerasa harus melaksanakan sesuatu yang lebih hahaha. Nggak apa-apa, santai, yang penting bahagia. Kalian tetap bukan remah kok. 😂

Dan kecuali kalau urusannya uang. Karena kalau udah urusan uang mah udah di luar kehendak banget lah. Masa mau inferior sama keluarga Trump alasannya yakni mereka lebih kaya. Urusan uang dari turunan keluarga mah lekatnya sama syukur aja, bukan yang lain. :)

👉 Baca: Tentang Berpikir Positif)

Nah kalau saya kan suka ngerasa inferior sama orang pintar, kalau JG selalu merasa inferior dengan orang yang gajinya lebih gede. Inferior alasannya yakni merasa kurang skill hahahaha. Nggak sekali dua kali nelepon saya siang-siang cuma mau bilang.

"Sayang si A gajinya xx puluh juta masa. Kok saya gini-gini aja ya?"

Jawabannya bisa dua:

1. Udah rezekinya 💅

2. Kita nggak tahu kerja keras beliau kaya apa. Jujur apa nggak ya urusan dia, tapi pada dasarnya kita nggak tau effort apa yang beliau keluarin demi kerjaan dengan honor gede. Kalau ternyata zero effort? Kembali ke poin nomor satu lol. 🙌

Dan saya juga jadi terbiasa melihat "alasan" di balik sesuatu. Misal temen-temen yang liburan terus ternyata keluarganya kaya, yang nggak kaya ternyata hidupnya ekonomis banget. Atau temen-temen yang gajinya gede ternyata kerjanya stand by 24 jam. Yang mana kalau kita lakukan mah nggak mungkin alasannya yakni males banget astaga hahaha

Atau harus ekonomis seirit apapun, tak bisa juga kan. Makara ya, kuncinya (kayanya) jalani hidup dengan gembira. Lakukan hal-hal yang bikin bahagia. Sadari bahwa kebahagiaan tidak hanya diukur dari kapasitas otak atau jumlah uang di tabungan.

And one thing: stop the 'if only'! *ngomong sama diri sendiri*

Ngerasa inferior atau punya teman yang punya duduk kasus inferior? Share dan tag temennya ya! XD

-ast-

Detail ►

Sudah Tidak Nenen, Tidurnya Gimana?


Ini pertanyaan banget nggak sih untuk kalian semua ibu-ibu dengan toddler yang masih nenen? Kan biasanya jikalau mau tidur nenen dulu sih hingga ketiduran, nah jikalau udah nggak nenen tidurnya gimana?

Problematika saya banget loh ini, saya punya ketakutan Bebe susah tidur jikalau berhenti nenen. Kalau Bebe susah tidur nanti saya susah tidur juga, besok kerja gimanaaa? Makara ya udah lah nggak usah berhenti nenen hahaha.

🍼 Intinya yaitu proses, gengs ...

Proses itu ternyata penting! Proses menyapih itu bukan hanya anak yang berhenti menyusu tapi ibu juga berhenti menyusui. Makara prosesnya sebenernya dua arah banget, ibu harus sudah siap, anak juga harus sudah siap.

Ketika saya merasa sudah siap, pertanyaan "tidurnya gimana?" itu jadi bukan duduk masalah lagi. Tiba-tiba nggak peduli gitu malah nggak kepikiran sama sekali.

Jadi gimana cara tidur sehabis anak berhenti menyusu?

Tiga hari pertama Bebe guling-guling nggak jelas, kaki nendang sana sini. Dia masih keukeuh pada pendirian "Salo nggak tahu caranya tidur". Akhirnya saya atau JG pelototin, bunyi tegas tapi tidak murka "ayo kini Xylo merem! Kaki diam, jangan tendang-tendang!"

Di hari pertama beliau pundung digituin. Dia tutup muka terus nyungsep ke bantal, eh nggak nyampe 5 menit tangannya yang nutup muka merosot. Tidur deh.

Sekarang juga masih begitu. Dan si Bebe nggak akan dapat tidur jikalau saya atau JG masih bangun. Makara emang tidur sama-sama banget. Kalau saya akal-akalan tidur, niscaya ketauan. Makara ya udah tidur sama-samalah.

Ya banyak sih ya teori parenting soal tips biar anak praktis tidur. Tapi gimana, mandi air anget udah, kenyang udah, capek udah, lampu mati malah ngamuk. Seperti biasa, teori parenting itu cukup dibaca, penerapannya ya tanyakan hati nurani HAHAHAHA.

🍼 Kalau tidur siang ... 

Ini susah banget asliii. Tapi alasannya Bebe tidur siang di rumah cuma dikala weekend jadi ya kadang ya udalah skip aja tidur siang. Karena nggak dapat banget, kecuali ya tidur sama-sama. Tapi kadang kan kita-kita yang orang sampaumur ini nggak mau bobo siang ya.

Justru jikalau main ke mall gres tidurnya gampang. Karena beliau akan lari-lari hingga capek gres lalu duduk di stroller dan bobo. Atau minimal di kendaraan beroda empat beliau akan ketiduran.

Ini kenapa saya juga bingung. Kalau di daycare itu jadwalnya niscaya sih ya, jam sekian beliau akan diseka, ganti baju, taro di daerah tidurnya, diselimutin, dan beliau tidur sendiri. Di rumah mah bye aja, nggak dapat pake ritual gitu.

Terus yah, nggak ada juga romantisme pelukan atau baca buku sebelum tidur baahhh yang ada lari-lari dia. Lompat-lompat terus. Ibu pusing. T_________T Kadang terjadi sih beliau sweet meluk-meluk sambil baca buku, tapi persentase dibanding lompat-lompat itu cuma 10% nya romantis lol.

Makara jikalau saya ditanya gimana tips nidurin anak, saya nggak tahu banget. Saya juga failed banget di bidang ini *alah*. Cuma ya, ketakutan anak susah tidur sehabis berhenti nenen itu nggak terjadi-terjadi amat kok di Bebe.

Dia nggak susah tidur hingga jam 2 pagi banget gitu misalnya. Jam tidurnya nggak berubah sih thank God.

Nenen yaitu salah satu cara yang bikin beliau nyaman jadi KAYANYA loh ya, asal anak nyaman, anak akan cari tahu sendiri caranya tidur.

Ya tapi syaratnya mungkin harus anak yang memutuskan sendiri untuk berhenti nenen. Makara beliau sadar benar beliau harus berusaha tidur sendiri dan berusaha console diri sendiri jikalau lagi sedih. Dulu kan jikalau murung nyot aja eksklusif nenen.

INI NULIS APA SIH YAAAA. Muter-muter nggak terang maunya apa, ini dalam rangka mendisiplinkan diri untuk nulis aja sih. NGGAK APA-APA YAAAA. HAHAHAHA.

Anyway selamat liburan besookkk! :*

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Ketakutan Dalam Hidup

 Soalnya jikalau ketakutan dalam hidup ya banyak ya kan #SassyThursday: Ketakutan dalam Hidup 
HEYAK JUDULNYA SOK SERIUS. Padahal nggak serius-serius amat kok. Cuma pengen share hal-hal yang paling saya takutin hahaha.

Soalnya jikalau ketakutan dalam hidup ya banyak ya kan. Takut Bebe sekolahnya nggak bagus, takut dipecat, takut kerjaan nggak selesai lol. Tapi ini mah ketakutan biasa aja kok.

KETAKUTAN KOK BIASA YAELAH.

Nggak ada ketakutan yang biasa dan jangan pernah menganggap remeh ketakutan orang lain. Di umur ini nakut-nakutin orang lain sama hal yang beliau takuti itu nggak banget plis. Misal ada orang takut reptil terus sengaja kirim-kirim beliau foto reptil. Nggak begitu. Mau nggak jikalau dikirimi hal serupa yang kita takuti?

Baca punya Nahla yaaaa: Hal yang Paling Ditakuti

Oke ini list ketakutan saya.

🐈 KUCING 

Iya saya nggak suka kucing level takut banget mau nangis tiap ada kucing. Sebabnya nggak inget kenapa, yang terang semenjak kecil saya memang sudah takut kucing. Dan mengapa orang-orang takut kucing itu selalu diikuti kucing ya?

Dulu pas kost, pas ada kucing melahirkan, di mana? Di depan pintu kamar saya. WHY GOD dari semua kamar beliau melahirkan di depan kamar saya? Akhirnya si belum dewasa kucing itu keliaran di sekitar kostan dan saya mau pingsan tiap kali pulang dan harus buka gembok alasannya ialah takut ada kucing tiba-tiba nongol dari bawah pager.

Kesialan berlanjut alasannya ialah temen kamar sebelah pelihara kucing omg. Untung balasannya kostannya digusur (belum hidup di Jakarta jikalau belum digusur di kost HAHA) jadi pindah kost yang nggak banyak kucing.

Sampai kini jikalau makan di pujasera gitu kucing-kucing niscaya diemnya di bawah meja saya.

-__________-

🕷 KECOA (nggak ada emot kecoa lol)

Ini pas udah gede loh ya jadi takut kecoa. Pas kecil saya nggak takut malah berani ngambil gitu. Makin gede kok ya makin jijik huhu. Intinya parno banget sama kecoa hingga dulu pas zaman ngekost, jikalau ada kecoa saya tutup pake bekas kawasan salad Pizza Hut, terus atasnya saya kasih pemberat saking horor beliau kabur.

Setelah itu diemin hingga ada orang yang dapat dimintain tolong untuk buang itu kecoa hih. Sebel banget liat kecoa NGGAK SUKAAAA. Tetep nggak suka liat kucing sih tapi sebel liat kecoa.

⏰ Telat

Duh ini bukan sombong ya tapi saya dapat mules banget jikalau janjian meeting terus telat. Apalagi jikalau alesannya macet. Mau nangis rasanya alasannya ialah ya namanya Jakarta YA MACET LAH! MASA TELAT GARA-GARA MACET!

Makara saya mending dateng kecepetan sejam daripada telat, nggak berpengaruh sama gelisahnya. Nggak berpengaruh menghadapi diri sendiri. Nggak berpengaruh harus mikirin bikin alesan ke orang lain.

Meskipun kadang orang yang diajak meeting udah maklum banget jikalau dateng meeting telat di Jakarta. Tapi kan nggak mau jadi pecahan dari stereotype orang Indonesia suka telat. Hah sebal. Mikirinnya aja saya mules. T______T

Saya juga sebel soalnya jikalau orang dateng meetingnya telat. Apalagi jikalau seharian back to back meeting gitu, satu telat ya semua telat lah plis deh.

Saya maklum jikalau yang telat orang bule gitu yang ke Jakarta cuma buat meeting. Kasihan lah itu mah. Mereka suka nggak nyangka traffic Jakarta 5 kilometer aja harus pergi 1,5 jam sebelum hehe. Pukpuk.

...

Takut apalagi ya?

...

🎡 Kicir-kicir Dufan

Ya ampun saya anaknya nggak butuh tantangan banget. Kicir-kicir itu yang kita duduk terus diputer, bersama teman sebelah kita yang diputer ke arah lain, plus sama temen segrup kita yang diputer juga ke arah lain astaga.

Mending Tornado atau Hysteria aja saya mah. Pernah udah ngantri panjang-panjang di Kicir-kicir Dufan itu terus menjelang deket saya kabur HAHAHAHAHA

Nyelonong ke bawah pager dan kabur alasannya ialah mau muntah mikirinnya juga.

Eh btw makin bau tanah makin horor nggak sih naik-naikan gitu? Dulu pas kuliah saya sering ke Dufan sama temen-temen hari kerja gitu semoga sepi. Itu naik Halilintar bolak-balik sambil lempeng aja nggak ada takut-takutnya. Naik Kora-kora sambil foto-foto.

Terakhir ke sana saya lemes lah nggak mampu naik apa-apa HAHAHAHA. Ini kasusnya sama kaya film brutal. Dulu saya nonton film model Inglorious Bastard atau Blood Diamond itu lempeng aja loh meskipun darah muncrat-muncrat. Makin bau tanah makin nggak sanggup.

Kemarin nonton Wolverine aja banyak tutup matanya. Kenapa makin nggak tega yah duh.

😭 JG dan Bebe ke toko mainan

DISASTER. ENOUGH SAID

❌ Diunfollow orang

HAHAHAHAHA MAKANYA FOLLOW DONG GENGS!

Saya blogging pendek lho di IG @annisast. Follow dong plis. Pusing kenapa blog ini pembacanya hampir 200ribu tiap bulan tapi yang follow IG cuma 2ribuan hih sedih.

Follow yaaa! Kalau emang nggak suka atau annoyed sama postingan saya juga nggak apa-apa sih unfollow. Tapi coba follow dulu laahhh 😂

Udah ah mau berenang dulu. Bye!

-ast-

Detail ►