Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Mengubah Mimpi

Abis baca postingan mbak Ira soal bagaimana kehidupan sosmed dan urusan belanja, gue juga jadi pengen ikut curhat. Sebabnya apalah lagi jika bukan konser Coldplay yang harus dilewati begitu saja wahahahahahaha.



Ini udah sempet gue ceritain dikit sih di Instagram (klik dan baca captionnya!). Betapa gue duka sih nggak nonton Coldplay, tapi nggak galau banget. Sedih lah alasannya yaitu Coldplay gitu loh! Si Bebe aja namanya dari album Coldplay!

Tapi gue sadar diri dan nggak meratapi hingga cranky alasannya yaitu keputusan tidak nonton itu yaitu keputusan yang gue ambil dengan sangat sadar. Bukan yang pengen terus nggak punya duit atau dihentikan suami hahaha.

Duit ada lah, bisa lah ya nonton konser mah. Cuma kan sayang, sayang aja keluar uang segitu buat nonton konser. Belum tiket pesawat dan hotel kan. Sementara gue masih punya utang KPR, dana pendidikan gres 3/4 jalan, dan dana-dana lainnya sebagai akhir kita menentukan jadi orangtua lol. Harus diakui lah, sehabis punya anak dana-dana itu mendadak jadi diatur ulang dan dipikir ulang kan.

Terus gue antara besar hati sama miris sama diri sendiri alasannya yaitu gue menentukan untuk nggak senang-senang spontan demi diri sendiri. Beda sama beberapa tahun lalu.

Beberapa tahun kemudian gue gajian sendiri ya diabisin sendiri kan. Nonton konser ke Singapur minimal abis lah 4jutaan mah. Tapi gue nggak mikir panjang, masih pake belanja dan beli merchandise pula.

Padahal artisnya juga ke Indonesia dan pas di Indonesia gue nonton lagi konsernya alasannya yaitu harus liputan, artis yang sama. Sebut saja Bigbang lol. Abis liputan hari pertama besoknya gue BELI LAGI tiket untuk nonton konser hari kedua. Kalau dipikir kini mah GUE GILA APA GIMANA. HAHAHAHAHA

Dan gue bukannya kaya loh ya, emang dulu nggak punya tabungan aja. Punya tabungan hanya untuk dibelikan sesuatu, jadi beneran nggak punya duit nganggur banget. Nabung ah beli iPhone, nabung ah nonton konser, nabung ah beli sepatu. Begitu siklusnya. Yang mana lucu-lucu aja sih DAN senang huhuhuhu.

Kalau kini punya duit 4juta nganggur duh mending masuk dana darurat yang juga masih belum tercapai menyerupai juga dana pendidikan HAHAHAHAHA. SD mahal, saya sebal. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas pun mahal. Apalagi kuliah. Lha daycare aja mahal. T______T

(Baca: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak)

Terakhir gue nonton konser itu konser solo G-Dragon 2012 ya? 2012 apa 2011 sih lupa. Konsernya masih di MEIS Ancol, gue nggak liputan tapi emang sengaja aja mau nonton kesayangan, beli tiket festival. Berapa ya harganya Rp 1,5jutaan lah. Tapi itu gres mau nikah, boro-boro punya anak. Kalau kini gue lebih suka uang-uang itu jadi angka di tabungan. AKU KENAPA. APA AKU DEWASA. MENGAPA AKU DEWASA LOL.

Betapa anak bikin mimpi-mimpi jadi berubah. Segala hal yang dulu bikin gue hepi ternyata nggak lagi bikin gue hepi. Betapa anak bikin keuangan gue lebih tertata. Ya lo bayangin aja dulu gue beli sepatu seharga setengah honor sebulan. Itu gimana caranya coba? Masuk nalar ga?

Masuk nalar dong.

Karena semua orang punya cara membelanjakan uangnya sendiri. Dari dulu gue paling sebel sama yang nyinyirin gue ngabisin duit nonton konser tapi sendirinya spontan jika beli buku. Ada yang senang dengan nonton konser, ada yang senang dengan beli buku. Terserah dong mau dibeliin apa?

Ada yang senang pake sepatu mahal, ada yang senang liat angka di tabungan. Ada yang muda hura-hura, ada yang muda ngirit parahhh. Tau-tau beli rumah cash. Yha. Nggak ada yang salah, nggak ada yang benar.

Yang bisa beli rumah cash boleh besar hati dan merasa sukses. Sebaliknya yang duitnya habis buat nonton konser atau liburan juga nggak usah kecil hati alasannya yaitu kalian melewati pengalaman yang berbeda. Pasti ada pelajaran yang bisa diambil kok gengs dari setiap dongeng masa lalu. Ada dongeng berbeda juga yang bisa diceritain sama anak cucu kalian. Ehm.

(Baca: bagaimana kehidupan sosmed dan urusan belanja, gue juga jadi pengen ikut curhat. Sebabnya apalah lagi jika bukan konser Coldplay yang harus dilewati begitu saja wahahahahahaha.



Ini udah sempet gue ceritain dikit sih di Instagram (klik dan baca captionnya!). Betapa gue duka sih nggak nonton Coldplay, tapi nggak galau banget. Sedih lah alasannya yaitu Coldplay gitu loh! Si Bebe aja namanya dari album Coldplay!

Tapi gue sadar diri dan nggak meratapi hingga cranky alasannya yaitu keputusan tidak nonton itu yaitu keputusan yang gue ambil dengan sangat sadar. Bukan yang pengen terus nggak punya duit atau dihentikan suami hahaha.

Duit ada lah, bisa lah ya nonton konser mah. Cuma kan sayang, sayang aja keluar uang segitu buat nonton konser. Belum tiket pesawat dan hotel kan. Sementara gue masih punya utang KPR, dana pendidikan gres 3/4 jalan, dan dana-dana lainnya sebagai akhir kita menentukan jadi orangtua lol. Harus diakui lah, sehabis punya anak dana-dana itu mendadak jadi diatur ulang dan dipikir ulang kan.

Terus gue antara besar hati sama miris sama diri sendiri alasannya yaitu gue menentukan untuk nggak senang-senang spontan demi diri sendiri. Beda sama beberapa tahun lalu.

Beberapa tahun kemudian gue gajian sendiri ya diabisin sendiri kan. Nonton konser ke Singapur minimal abis lah 4jutaan mah. Tapi gue nggak mikir panjang, masih pake belanja dan beli merchandise pula.

Padahal artisnya juga ke Indonesia dan pas di Indonesia gue nonton lagi konsernya alasannya yaitu harus liputan, artis yang sama. Sebut saja Bigbang lol. Abis liputan hari pertama besoknya gue BELI LAGI tiket untuk nonton konser hari kedua. Kalau dipikir kini mah GUE GILA APA GIMANA. HAHAHAHAHA

Dan gue bukannya kaya loh ya, emang dulu nggak punya tabungan aja. Punya tabungan hanya untuk dibelikan sesuatu, jadi beneran nggak punya duit nganggur banget. Nabung ah beli iPhone, nabung ah nonton konser, nabung ah beli sepatu. Begitu siklusnya. Yang mana lucu-lucu aja sih DAN senang huhuhuhu.

Kalau kini punya duit 4juta nganggur duh mending masuk dana darurat yang juga masih belum tercapai menyerupai juga dana pendidikan HAHAHAHAHA. SD mahal, saya sebal. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas pun mahal. Apalagi kuliah. Lha daycare aja mahal. T______T

(Baca: Cita-cita yang Tertunda Karena Anak)

Yang nggak pernah nonton konser niscaya nggak akan tau jika abis nonton konser itu euforianya bisa hingga lamaaaa banget. Minggu pertama masih cari-cari video konser di YouTube, ahad kedua masih senyum-senyum dengerin playlist konser, ahad ketiga mulai panik alasannya yaitu si artis kan tur tuh, lagi agenda di Malaysia weekend ini. Langsung heboh cek tiket dan cari calo HAHAHAHA. Minggu keempat mulai duka dan karenanya beli DVD konsernya lol. Lyfe of a fangirl.

Dan iya, gue pernah beli tiket di calo ... di SINGAPUR. Beli di Carousell Singapur, dulu Carousell Singapur itu macam Kaskus gitu jika di sini. Aplikasinya belum masuk Indonesia kaya kini hahahaha. Duh hidupku penuh nostalgia.

Kaprikornus yah, tetep duka gara-gara nggak nonton Coldplay hahahaha. Tapi menghibur diri alasannya yaitu yakin gue akan sebel sendiri jika spontan nonton terus uang di tabungan ngurang banyak. Dulu Singapur bisa jadi weekend gateaway alasannya yaitu dolar Singapurnya cuma Rp 6000 aja sis. Sekarang Rp 9500 ya ampun stres. Sekarang orientasiku uang, uang yaitu segalanya lolol.

Mimpi gue berubah seiring dengan gaya hidup yang berubah. Mimpi gue bukan lagi untuk diri gue sendiri, tapi juga untuk si Bebe yang gue beliin mainan lebih sering dibanding gue beli lipstik. Mimpi berubah dan itu tidak apa-apa.

Btw buat ciwik-ciwik yang belum nikah. Ayo ditanya dulu calon suaminya, masih boleh nonton konser nggak jika udah nikah. Kalau pun nggak dibolehin damai aja, begitu nikah dan punya anak juga kita sadar diri kok mikir dua kali mau nonton konser hahahaha.

Ya kecuali jika duit lo nggak bergantung sama gaji. Atau minimal rumah dan kendaraan beroda empat udah dibeliin orangtua dan mertua jadi nggak pernah kenal KPR dan KTA. Gaji sisa banyak deh.

Hidup emang gitu gengs. Atur ajalah asal senang ok!

:)

Kalau kamu, apa mimpi yang kau ubah sehabis punya anak?

-ast-

Detail ►

#Sassythursday Ft Gesiwinditalk: Bokek


Siapa yang sering ngerasa bokek? Gue jarang sih lol. Jarang mau mengakui tepatnya hahaha. Karena kaya nelangsa banget kesannya. Nahla tuh yang dikit-dikit saya bokek saya bokek astaga.

Oke topik remeh ahad ini ialah apa yang biasanya dilakukan jika lagi nggak punya uang. Uang itu ke mana ya mengapa senang sekali kabur dari tabungan? Kenapa senang sekali muter-muter dari gaji, bayar cicilan, bayar tagihan, belanja-belanja dan bikin gundah kapan gajian?

Buat gue definisi bokek ialah ketika uang udah tinggal pas banget buat makan hahahaha. Kritis banget. Biasanya seminggu sebelum gajian nih. Kaprikornus ngapain aja biasanya jika lagi nggak punya uang?

Baca pandangan gres lain di sini:

Ngapain yah hahahha banyak lah yang harus dilakukan lol.

1. Keliling online shop dan wishlist atau add to cart

Ya gitulah, seolah belanja padahal nggak dibayar hahahaha. Ini cukup memuaskan hasrat belanja kok. Scroll-scroll online shop tanpa beli-beli aja memang salah satu acara yang membuang waktu membahagiakan.

Coba hitung berapa waktu tiap hari yang dihabiskan untuk scroll online shop? HAHAHAHA. Atau minimal scroll Instagram dan bookmark barang lucu-lucu. NGAKU!

Tapi ati-ati juga sih, ada online shop yang jika abis add to cart nggak dibayar suka nelepon ngingetin bayar nyahahahaha. Amannya wishlist aja ya. lol

2. Merencanakan mau makan apa duluan pas gajian

Yaitu ngechat JG. "Sayang, abis gajian pokoknya kita makan ini ya!" Besoknya chat lagi dengan resto berbeda "sayang saya mau makan ini dulu deh abis gajian" lol Mengkhayal aja kenyang kok kenyang.

3. Masak sendiri di rumah

YHA. Mau martabak? Beli meses di warung deket rumah. Mau steak? Ngesot dikit ke supermarket beli daging steak yang harganya bisa sepertiga jika di resto. Mau ramen? RAMEN INSTAN FTW!


4. Tukar voucher Go-Food

YES. Kumpulkan poin-poin Go-Pay mu dan tukarkan dengan voucher Go-Food ketika bokek. 750 poin bisa dituker sama voucher 50ribu. Mayan bisa beli Shihlin dua bungkus hanya dengan modal 24ribu saja. Shihlin is life!

5. Makan Burger King pakai voucher

Burger King lagi sering bagi-bagi voucher loh gengs dan itu jadi murah! Vouchernya kadang ada di fanpage mereka (jadi tinggal tunjukkin fotonya) atau voucher fisik juga yang dibagiin sesudah makan di BK. Huhu enak!

6. Tetap ke mall ...

... tapi makan katering dulu di kendaraan beroda empat hahahahaha. Gue kan katering buat makan malem tapi pesennya harian. Nah biasanya jika malemnya niat ngemall, nggak pesen katering. Tapi jika lagi bokek, tetaplah pesen sehingga bisa ngirit nggak perlu makan di mall. Nanti tinggal jajan Chatime doang bisa lah ya. Hahaha.

7. Main ke taman

Iya. Duduk doang. Foto-foto. Biarkan anak lari-larian. Irit dan bahagia.

(Baca: 5 Masalah Taman di Jakarta)

8. Diam

UDALAH DIEM LAH UDAH NGGAK PUNYA UANG BANYAK MAU.

Diem aja di rumah. Nonton YouTube hingga ketiduran. Bikin Indomie. Korek-korek kantong dan tas kali nemu duit gocap buat jajan. Chat sama temen-temen hingga bego. Beres-beres rumah dan buat KonMari bangga. Tagih para peminjam duit lol.

Tidur lah tidur. Tidak akan terasa hari gajian pun tiba. *apeu*

*

Ah kurang meresapi nih nulisnya alasannya ialah nggak lagi bokek hahahaha Masih awal bulan gini. Kalau kalian, apa yang kalian lakukan jika lagi bokek?

-ast-

Detail ►

Selingkuh

Ah, bahasan ini. Butuh waktu sebulan lebih buat saya untuk maju mundur mau menulis ini. Pertama sebab malas niscaya jadi panjaaaanggg (DAN BENAR ADANYA). Kedua sebab bahasannya sensitif. Ya, sebab alasan kedua mari goresan pena saya ini dibaca pelan-pelan. Oiya, menduakan di sini konteksnya menduakan ketika sudah menikah ya. :)


Di abad digital ini semua orang dapat dengan simpel bereaksi. Kalau dulu ada orang selingkuh, yang tau paling banter tetangga di rumah dan keluarga. Sekarang jadi ditambah juga followers social media, plus followers akun gosip yang makin merambah rakyat jelata.

Iya rakyat jelata. Dulu kan mau masuk infotainment itu susah, harus jadi bintang dulu di TV. Harus mati-matian nganter temen audisi terus main FTV. Lha kini bukan siapa-siapa aja dapat masuk infotainment Instagram. Yang penting kasusnya dianggap layak jadi cacian massa. Duh.

Pertanyaan saya yang utama, kenapa topik menduakan banyak banget yang pengen komentari? Kalau artis menduakan kan alesannya "publik layak tahu yang sebenarnya" kalau orang biasa selingkuh? Kenapa orang rame-rame komentar? Sampai jadi artikel khusus di portal community anak muda? Kenal juga nggak. temen juga bukan, sodara apa lagi. Jelas bukan.

Lalu kenapa ya?

Yang miris, yang lebih banyak dicaci yaitu pihak wanita yang jadi selingkuhan. Mereka ramai-ramai disebut pelakor, perebut laki orang. Sungguh urusan menikah ini, hingga pengkhianatan pun masih sangat patriarki.

Iya, pelakor itu istilah patriarki. Menempatkan pria sebagai poros dan yang salah niscaya pihak perempuan. Yang merebut si perempuan, pria jadi korban, jadi objek yang direbut. Mirisnya, hujatan pelakor itu diucapkan serta jadi materi hinaan sesama perempuan.

(Baca wacana Pelakor di sini!)

Kakak ipar teman saya selingkuh, ada foto beliau sama wanita di dalam selimut berdua. Pembelaannya? "Ya namanya cowok, kaya kucing dikasih ikan mah diambil lah" Rendah banget ya, hingga mau dibandingkan sama kucing. Yang disalahkan oleh orangtua si pemuda siapa? Tetap si wanita lain sebab sudah memberi ikan. Ckckck.

Kaprikornus kalau bukan pelakor yang salah, yang menduakan itu salah siapa? Jawabannya: BUKAN URUSAN KITA.

Ya bukan urusan kita sama sekali. Urusan rumah tangga yang patut kita urus yaitu rumah tangga kita sendiri. Bukan rumah tangga orang lain.

Menikah untuk siapa? Untuk diri sendiri atau untuk memuaskan ego orang-orang di sekitar yang selalu seakan memaksa untuk buru-buru menikah?

(Baca: Menikah untuk Siapa?)

*

Coba lihat sekitar, seberapa banyak anggota keluarga yang menduakan atau diselingkuhi? Lihat di bulat lebih luas, seberapa banyak teman kita yang menduakan atau diselingkuhi? Seberapa banyak di lingkungan rumah? Di lingkungan kantor? BANYAK.

BANYAK SEKALI.

Berbeda contohnya dengan kasus orang bunuh diri live di Facebook gitu. Belum tentu 3 bulan sekali ada yang melakukannya. Kaprikornus masuk akal banget kalau memang jadi topik di mana-mana, di segala social media. Kalau menduakan kan topik bahasan sehari-hari banget. Adaaa aja isu menduakan mampir ke kuping. Temen kantor, sahabat, keluarga, artis. Dan topiknya selalu sama, ada yang berkhianat. Mengkhianati pernikahan.

Ah, jadi bicara pernikahan.

*seruput kopi* *padahal nggak ngopi* *biar dramatis aja*

Kaprikornus ya, ijab kabul itu sakral. Disakralkan. Harus disakralkan supaya tidak disalahgunakan. Kalau tidak sakral nanti seenak udel ganti pasangan tiap 6 bulan sekali kan repot. Pdkt sama keluarga aja berapa bulan, nyiapin resepsi nikah aja dapat setahun.

Nah tapi mungkin ya, mungkin nih ya orang-orang yang menduakan ini memang tidak menganggap ijab kabul sebagai sesuatu yang sakral. Seperti kata mbak Roslina Verauli yang pernah saya kutip:

"pasti ada duduk kasus dulu yang mengakibatkan selingkuh, bukan menduakan kemudian jadi masalah."

Coba diresapi kalimatnya.

Masalahnya dapat macem-macem. Ada yang menganggap istrinya di rumah terlalu ceriwis dan ngatur-ngatur kemudian beliau cari wanita yang dapat diatur. Ada yang menganggap istrinya terlalu superior, terlalu pintar, kemudian beliau cari wanita yang tidak terlalu akil supaya dapat lebih superior. Ya macem-macem lah.

Tapi kan ada yang keluarganya sempurna, tapi tetep selingkuh!

Ya ada. Alasannya dapat dua. Pertama, ya tepat kan nurut ngana. Siapa tau istrinya nggak pernah dapat diajak diskusi politik terus suami cari wanita yang dapat diajak diskusi politik. Atau sebaliknya, suami nggak pernah mau dengerin keinginan istri, si istri merasa diabaikan kemudian istri cari perhatian yang lain. Kan dapat banget.

Ya atau apalah, mungkin tepat di mata orang lain, tapi salah satu tetep ada hole yang nggak dapat diisi sama pasangannya. Hole, bolong, alasan klasik.

Alasan kedua. Alasan paling masuk logika berdasarkan saya sih: monogami bukan untuk semua orang.

Monogami (Yunani: monos yang berarti satu atau sendiri, dan gamos yang berarti pernikahan) yaitu kondisi hanya mempunyai satu pasangan pada pernikahan.

Iya tidak semua orang dapat dengan satu pasangan menikah saja seumur hidup. Seperti juga poligami tidak untuk semua orang. Saya tidak mau poligami tapi saya yakin memang ada pasangan-pasangan yang memang senang berpoligami. Seperti juga ada pasangan-pasangan yang memang senang bermonogami.

Masalah muncul ketika penganut monogami ternyata menikah dengan orang yang tidak sadar kalau beliau bahu-membahu tidak mampu monogami.

NAH.

Kaprikornus ada duduk kasus juga di situ. Selain urusan hole, ada juga poin bahwa ada orang-orang yang memang tidak cukup dengan satu pasangan saja. BEGICU.

Ruwet jadinya, gengs. Yang poligami juga nggak dapat bilang "mending poligami daripada selingkuh". Nggak begitu juga sebab nyatanya, udah istri udah 4 aja ada yang tetep punya simpenan. Sementara istri satu dan menduakan juga mungkin memang bukan niat pengen sah istri banyak. Ada yang emang pengen main-main aja jadi nggak mau poligami. Manusia kan beda-beda, bos.

Poligami tetep menduakan ada, monogami nggak mau nikahin selingkuhan padahal dikasih izin istri pertama juga ada. Lha dongeng anak selingkuhan diurus sama istri pertama aja banyak kok ya kan. Kaprikornus gimana dong, ini sungguh sangat complicated. Plus berteriak-teriak jauhi dan musuhi pelakor itu nggak menuntaskan masalah.

Atau bilang pelakor emang harus diberantas. Weh, suami menduakan sama pemuda juga banyak dongeng ah. Saya nggak baiklah banget jadinya kalau hanya menyalahkan pihak perempuan. Apalagi banyak yang kenyataannya pihak perempuannya (si selingkuhan) pun dibohongi. Ngakunya udah mau cerai lah sama istri pertama, ngakunya lebih cinta lah sama si selingkuhan.

Kalau kata 9gag, bulldog kawin sama shitzu. BULLSHIT.

Apalagi kadang kecocokan juga dapat dengan simpel ditemukan. Ya pas nikah mah cocok-cocok aja sama pasangan yang ini. Lama kelamaan kok nggak cocok? Kok nemu orang lain malah cocok sama yang lain ini?

Maka itulah topik kita selanjutnya yaitu kesetiaan dan komitmen.
Menikah itu memaksa kesetiaan dan kesetiaan itu bukan untuk semua orang. Sanggupkah untuk tidak menyakiti hati pasangan dengan cara apapun? Karena jatuh cinta kan tidak pandang status menikah atau nggak. Banyak yang mengaku jatuh cinta lagi padahal sayang sama pasangan di rumah nggak berubah. Sanggupkah berkomitmen pada SATU kesetiaan seumur hidup? -- Pernikahan dan Kesetiaan

*

Apa arti setia? Apa arti selingkuh?

Kita sepakati sama-sama dulu ya kalau menduakan itu melanggar akad untuk hanya bersama satu pasangan. Ini mah udah niscaya lah, ada akad ijab kabul yang dilanggar. Kecuali pas nikah emang bentuknya open marriage gitu, atau nikah sebab bisnis, nikah sebab politik, beda urusan ya.

Masalahnya ada di definisi setia dan selingkuh. Tiap orang punya definisi beda-beda, bahkan suami istri aja dapat punya definisi beda-beda. Makanya suka ada istri yang ngamuk sebab baca chat cewek padahal suaminya nggak ngapa-ngapain. Karena cemburuan? Ya, tapi juga sebab berbeda mendefinisikan selingkuh.

Kaprikornus definisi menduakan misalnya:

Bagi si A yaitu "chat sama cewek di luar urusan kerjaan"

Tapi bagi si B yaitu "jalan berdua tanpa bilang, jalan berdua tapi bilang itu nggak selingkuh"

Atau bagi si C yaitu "have sex sama cewek lain, kalau cuma chat mesra atau pegangan tangan mah biar lah, beliau orangnya emang touchy-feely"

Ini melahirkan macam-macam tujuan selingkuh. Ada yang pengen aja nyoba pasangan lain, ada yang emang bosen aja sama istri/suaminya, ada yang cari adrenalin, ada yang khilaf, macem-macem lah.

Karena macem-macem, jadinya hasil karenanya juga beda-beda. Ada yang bebal, abis ketauan selingkuh, ngaku khilaf, minta maaf, kemudian menduakan lagi. Ada yang ngaku salah, minta maaf, kemudian ninggalin istrinya sebab merasa bersalah. Ada yang ngaku salah kemudian ninggalin istrinya DAN ninggalin selingkuhannya. Ada yang ngaku salah kemudian nggak ulang lagi, selamanya kembali berkomitmen dengan satu pasangan.

Makanya dari awal saya bilang ini menduakan sehabis menikah. Karena banyak kok yang pas pacaran pacarnya banyak, pas nikah adem ayem aja nggak kepikiran punya banyak lagi.

Nggak dapat juga judge bilang "Kurang nakal sih waktu muda, jadi pas udah nikah nakal deh". Yaelah, yang dari muda hingga bau tanah baik juga ada. Yang waktu muda nakal terus pas udah nikah tetep menduakan juga banyak. Yang menduakan mulu waktu muda, hingga nikah, terus tobat juga ada.

Who are we to judge?


Tapi pada dasarnya apapun definisi selingkuh, pada dasarnya menduakan dapat terjadi sebab tidak ada penghargaan terhadap komitmen. Tidak ada penghargaan pada pasangan. :)

*

Simpulan karenanya berdasarkan saya adalah, monogami tidak untuk semua orang tapi menduakan itu mengkhianati komitmen. YA INI MAH UDAH TAU KELES, SIS.

Buat saya, yang perlu dilakukan yaitu lower your expectation of marriage. Rendahkan ekspektasi kalian pada pernikahan. It's better to be surprised than to be disappointed.

Kasarnya, kasarnya banget nih: percaya lah pada pasangan kita tapi siapkan yang terburuk, jangan terlalu yakin 100% pasangan kita nggak akan selingkuh. Karena beliau sendiri sebenernya nggak dapat jamin. Namanya jatuh cinta, khilaf, atau kalau kata JG, syahwat kadang mendahului otak.

Iya, kalian nggak salah baca. Nggak tau lagi gimana bikin kalimat yang lebih yummy dibaca sebab kalian tau saya nggak suka basa-basi tapi ya, itu intinya.

Nikahnya dibawa santai ajaaa, jangan sedikit-sedikit berantem. Jangan mengubah hidup pasangan meski udah nikah. Biarkan beliau tetep ngerjain hobinya, biarkan beliau tetep ngejar cita-citanya, jadi nggak ada beban "nikah kok hidup saya jadi gini". Cari tahu passion pasangan terus dukung! Passion bikin bahagia! Meskipun niscaya ada yang berubah sih, tapi kan disesuaikan, makanya komunikasi itu penting.

(Baca: Mengurangi Berantem-berantem Setelah Nikah)

Kaprikornus kalau hingga terjadi, kita mungkin akan lebih simpel memaafkan sebab sudah menyiapkan. Karena selalu ada alasan. Khilaf juga boleh kan namanya manusia, asal bukan khilaf terus berulang-ulang aja.

Mungkin loh ya. Makanya saya nggak berani judge ibu-ibu yang bertahan meski suaminya menduakan berkali-kali. Mungkin mereka tahu persis masalahnya di mana jadi memaklumi. Sakit hati mungkin iya, tapi maklum makanya bertahan.

Tapi kalau alesan bertahan sebab ekonomi kasian sih huhu. Makanya wanita harus berdaya! Harus punya penghasilan sendiri!

Atau bertahan sebab anak. Pertanyaan saya selalu "apakah lebih baik membesarkan anak di ijab kabul yang tidak sehat? Atau lebih baik membesarkan anak tanpa ayah/ibu tapi lingkungannya sehat?" Saya belum punya jawabannya.

Abis ini saya siap dibully "kok bikin menduakan seolah masuk akal sih!" Nggak masuk akal tapi sangat sering terjadi toh? Abis gimana, memang nggak ada benang merah atau sesuatu yang dapat bilang "jika A maka beliau selingkuh, atau kalau B maka beliau tidak akan selingkuh". Kaprikornus tips biar pasangan nggak menduakan juga susah dibuat.

*

Saya terlalu banyak dengar dongeng langsung, semua rujukan yang saya sebut di sini positif adanya. Saya kenal pelaku menduakan yang memang suka main cewek, yang baik-baik aja di rumah, yang sudah poligami tetap selingkuh, hingga ibu-ibu yang bahkan saya nggak liat kekurangan suaminya.

Well, ternyata kekurangan suaminya di ranjang sih jadi harus gimana coba. Diomongin diapain juga suaminya nggak dapat berubah jadi orang lain.

Dan patut diingat, ada juga yang menduakan tapi itu bikin beliau lebih bahagia. Dia menduakan dan menemukan kebahagiaan lain, sehingga beliau dapat selalu happy di rumah. Justru sebab punya simpenan beliau dapat jadi lebih sayang sama keluarga. Kaprikornus nggak selalu kalau orang menduakan terus jadi nggak perhatian sama pasangannya.

Model yang terakhir begini biasanya deg-degan takut kaya tupai. Karena terlalu lama, nyaman, dan senang punya simpenan, takut karenanya jatuh jua alias ketauan sama pasangannya. LOL. Ini kisah positif juga gengs, diceritakan eksklusif oleh pihak pertama. Beserta rujukan tupai-tupainya. :)))))


Orang tidak berubah sebab pernikahan, orang berubah sebab dirinya sendiri. *tetep*

Juga rendahkan ekspektasi pada segala hal. Sejak awal nikah, jangan ngarep dikasih bunga, dikasih surprise tiap ulang tahun, atau hal-hal semacam itu. Kalau butuh didengarkan maka bicara, maka request, "DENGERIN AKU DONG" gitu. Pengen apa, butuh apa, bilang.

Kaprikornus ketika ada orang lain yang ngasih perhatian, nggak simpel leleh sebab komunikasi kita dengan pasangan lancar. Ketika ada yang flirting, pasangan suami istri yang komunikasinya lancar kemungkinan besar malah lapor sama pasangannya.

Kalau malah berantem, ya berarti punya duduk kasus kepercayaan. Kalau malah jadi banyakan berantemnya dibanding nggak berantemnya? Ya berarti mungkin memang nggak cocok?

T_____T

Susah ya nikah?

Kalau kata mbak Vera (again mbak Vera, doi dapat difollow loh di Instagram @verauli.id):

Cinta butuh dipelihara supaya terpelihara.

Iya ijab kabul butuh dipelihara, butuh usaha, berusaha selalu kasih yang terbaik, kasih waktu, kasih perhatian, dan sebagainya. Pernikahan kan bukan Tesla, jadi nggak dapat autopilot. Pernikahan harus diusahakan berdua, jadilah pilot dan co-pilot. *maafkan analogi yang sungguh tekno*

Tapi yah, ini cuma dari saya yang kebetulan terpapar aneka macam curhat soal selingkuh. Maaf sekali kalau ada yang menyakiti dan maaf kalau banyak yang bikin kaget.

Sekian dan terima kasih.

-ast-

Saya tidak baiklah pelakor yang harus menjaga diri. Yang dihentikan meladeni suami orang lain. Kenapa? Baca di sini; wacana Pelakor.

PS: Karena menulis ini saya jadi tahu ada istilah pebinor. Perebut bini orang. Ya, at least kini seimbang. Meski sekali lagi: urusan kita apa hingga harus melabeli orang dengan pelakor atau pebinor?

Detail ►

#Sassythursday: 5 Men I Can't Resist


Siap-siap dengan muka-muka ganteng kyaaaaa! *fangirl screams* Sungguhlah topik receh kaya gini niscaya pandangan gres Nahla, tapi semangat lah gue juga bila ngomongin orang ganteng mah HAHAHAHAHA.

Oke jadi syaratnya bukan cuma ganteng wajahnya aja. Tapi ganteng lalu gemes pengen "grauk!" gitu (silakan definisikan sendiri). 😂😂😂

Baca:

Soalnya bila orang ganteng dengan muka simetris mah banyak. Tapi orang ganteng dengan muka yang bikin blushing gemes sepanjang liat mukanya sih yaaa ... dapat ternyata dibikin list panjang. Sungguh saya cemen.

Tapi alasannya janjian hanya 5 ya udah gue bikin 5! Plus satu bonus! Siapa aja?

*urutan random*

TOP 'BIGBANG'



MY NUMBER ONE HANDSOME BIAS. HAHAHAHA. Yah TOP ini mukanya ganteng, sempurna, dan simetris. Ditambah gesture dan kelakuan beliau yang ajaib.

Dulu gue pernah nonton konsernya di Singapur sama JG dan kebetulan tangannya abis kecelakaan syuting gitu kena belahan kaca. Makara tangannya diperban dan beliau nggak dapat gerakin banyak. Dancenya jadi lucu banget! Gemes pengen gigit! ♥️♥️♥️♥️♥️

Dan rapper itu ada charmnya sendiri ya. Seberapa banyak rapper dengan muka begini? Yanglek ehm.

LEE MIN HO



Ini orang gantengnya ya ampun! Sudah dibuktikan dengan jarak satu meter saja nyahahahaha congkak.



Drama-dramanya beliau gue nonton hanya untuk liat dia. Kalau bukan beliau yang main gue nggak akan mau nonton kayanya hahahaha.



Fun fact: beliau hah hoh. Ditanya how's Indonesia aja melongo nggak ngerti. Gue bertanya bahasa Inggris beliau hanya terpaku, mungkin terpesona. Ah sudahlah. Beda sama Lee Seunggi yang meski jawab bahasa Korea, tetep ngerti bahasa Inggris. Luv!

KIM WOOBIN



Korea semua banget inih? Nggak kok nggak. Tapi Kim Woo Bin harus masuk alasannya ni orang mukanya bad boy banget ya ampun gemes.

Pokoknya nonton The Heirs hanya terdiri dari gue blushing liat Min Ho dan Woo Bin serta menghina aktingnya Park Shin Hye yang sungguh meh.

Move on to Hollywood!

CHANNING TATUM



Kalau di Hollywood mah muka ganteng bertebaran ya tapi yang bikin uwuwuwuwuwu gitu salah satunya Channing Tatum.

Kalau di sini beliau kaya Tara Basro gitu. Dia noleh aja sensual banget. Makan cilok aja kaya mendesah. KUMAHAAA. Ya pokoknya sensual deh.

Nonton ini deh lucu banget. Betapa Channing Tatum dari namanya aja udah erotic lol 😂



ZAYN MALIK



ZAYN MY LUVVVV! Dia itu ya muka lemah depresi minta dipeluk banget. Kan jadi pengen berubah jadi Gigi hahahaha.


Gue beneran pengen masukin David Beckham tapi sudahlah beliau biarkan ada di hati. Dan satu lagi ... Ariel 'Noah' yang ah nggak mau dibahas. Nggak mau ketemu juga takut ilfeel bahahahaha.

Kalian siapa perjaka yang nggak dapat ditolaknya! Ayo share! Atau bikin blogpost tag saya ya!

Luv!

-ast-

Detail ►

Pelakor

Postingan ini sambungan dari postingan sebelumnya: Selingkuh. Silakan mau baca dulu yang ini, atau baca dulu yang sebelumnya, sama saja. :)


Di postingan sebelumnya itu saya menulis sedikit soal pelakor. Betapa istilah pelakor ialah istilah yang sungguh patriarki. Menyalahkan wanita atas sesuatu yang bukan salah ia sepenuhnya. Hey, it takes two to tango!

Dan goresan pena saya sebelumnya netral, bisa istri atau suami yang selingkuh. Kali ini sudut pandang saya dari pihak perempuan.

Di bawah ini kutipan dari goresan pena saya sebelumnya:
Iya, pelakor itu istilah patriarki. Menempatkan laki-laki sebagai poros dan yang salah niscaya pihak perempuan. Yang merebut si perempuan, laki-laki jadi korban, jadi objek yang direbut. Mirisnya, hujatan pelakor itu diucapkan serta jadi materi hinaan sesama perempuan. Kalau dalam kekerabatan menduakan saja yang dicaci wanita oleh wanita lain, bagaimana laki-laki mau dan BISA menghargai perempuan?

Pelakor. Istilah yang selain patriarki, juga sangat negatif. Makanya jadi rawan bully. Yang menduakan berdua, yang dibully perempuannya. Suami-suaminya justru lebih sedikit dicaci. Sedih deh. Rata-rata komentarnya ibarat di bawah ini:

"Sebagai sesama wanita masa nggak tenggang rasa sih? Kok ngerebut suami orang? Kok mau-maunya jadi simpenan lelaki beristri? Perempuan macam apa!"

Yah, padahal kan bisa dengan gampang dijawab dengan:

"Itu suami situ kok nggak tenggang rasa sih sama istrinya? Kok sempet-sempetnya merebut hati wanita lain? Mau-maunya punya simpenan padahal beristri! Suami macam apa!"

Iya dong, tenggang rasa itu seharusnya pada orang terdekat dulu. Pertanyakan dulu tenggang rasa suami pada istri sebelum kita mempertanyakan tenggang rasa wanita lain pada kita. Kenapa coba wanita lain harus kasihan sama kita, suaminya aja nggak kasihan sama istrinya sendiri. :(

Dan banyak lho wanita yang tidak mau didekati lelaki beristri, apalagi jadi selingkuhan atau simpanan. Kalau begini kan semakin terang kesalahan ada di siapa. Mengapa suami-suami ini masih mengejar wanita yang bahkan tidak mau jadi simpanan? Yang sadar benar bahwa wanita itu tidak mau jadi yang kedua? Adrenalin?

Banyak juga dongeng istri kedua yang nggak tau bila selama ini laki-laki yang berjanji akan menikahi ia ternyata sudah punya istri. Atau yang ngakunya sudah pisah ranjang dan siap cerai, padahal ternyata masih serumah sama istrinya dan istrinya nggak tahu apa-apa. Ada apa dengan cowok-cowok semacam ini ya.

T_____T

Tapi bahkan ceritanya sudah ibarat itu pun yang disalahkan tetap hanya si perempuan. Salah alasannya ialah mengacaukan rumah tangga orang. Padahal menduakan kan nggak mungkin sendirian, mbaksis. Kalau sendirian namanya masturbasi.

(Baca: Menikah untuk Menyenangkan Siapa?)

Ada juga yang mengakui bila suaminya jatuh cinta pada wanita lain. Yang salah siapa? Tetap pihak perempuan.

"Suami saya jatuh cinta pada kamu, kau kok meladeni?! Kamu kan tau ia punya istri!"

Jatuh cinta pada siapa itu tidak diatur oleh undang-undang. Kita tidak tahu akan jatuh cinta pada siapa. Dan bila suami bisa jatuh cinta pada orang lain, orang ketiga ini juga BISA jatuh cinta pada suami orang lain. Pertanyaan jatuh cinta itu bisa dengan gampang dijawab:

"Yah tante, sayanya juga jatuh cinta. Emang suami situ doang yang bisa jatuh cinta?"


Meski demikian ya memang ada juga wanita yang sadar benar didekati laki-laki yang sudah menikah namun tidak menolak. Selain jatuh cinta, mungkin punya dilema ekonomi?

Karena pihak ketiga ini juga motifnya banyak. Banyak yang bukan sekadar jatuh cinta atau cari tantangan. Yang hingga dinikahi atau disimpan biasanya malah alasannya ialah faktor ekonomi. Banyak banget kan denger dongeng suami-suami yang ternyata punya simpanan di kampung? Atau bila memang tinggal di kota, para simpanan ini biasanya rela jadi simpanan alasannya ialah gaya hidup kan?

Butuh sugar daddy untuk mempertahankan gaya hidup, butuh sugar daddy untuk bayar kuliah, butuh sugar daddy supaya masa depan terjamin. Bukan dongeng baru.

Itu bila di kota, bila istri kedua di kampung? Dikirimi uang tiap bulan juga udah senang ya kayanya. Yang penting bisa makan, yang penting anak bisa sekolah, dan yang terpenting, nggak dapet label perawan renta di kampung. Yang penting punya suami!

Dan ya, salahkan para suami yang begitu bakir mengatur uang sehingga bisa membayar gaya hidup sang simpanan, sehingga bisa jadi sugar daddy. Sehingga bisa membagi waktu dengan istri di kampung. :(

*

Kenapa sih suami selingkuh? Adakah yang salah dalam rumah tangga?

Pasti ada. Gara-gara LDR doang bisa jadi dilema kan. Bisa juga kaya yang saya bilang kemarin, suami nggak sanggup monogami. Istrinya baik, penyayang, istri idaman banget tapi ya memang dasarnya aja si suami emang nggak sanggup sama satu perempuan. Kan tetep zonk.

Suami nggak sanggup monogami itu dilema rumah tangga banget loh.

Kalau memang istrinya nyebelin? Ya bilang dong sama istrinya, daripada di depan selalu manis tapi di belakang punya simpanan. Sebagai istri juga harus mau mendengarkan keluhan suami soal dirinya, jangan baper duluan.

Jangan dikritik suami kemudian drama dan merasa bantuan terhadap keluarga jadi nggak dihargai. Suami kritik kita kurang perhatian, terus drama nangis-nangis "aku tuh yang ngurus belum dewasa kita loh!" Ya kan nggak berhubungan. Ngurus anak berdua, ngasih perhatian ke satu sama lain juga harus berdua. Intinya sering-sering ngobrol lah. Daripada cari temen ngobrol lain? ;)

Suami-suami juga harus membebaskan istrinya untuk tetep mengerjakan passion, jangan cuma disuruh ngurus rumah tangga doang. Ini mah istrinya dikekang, segala dilarang, suatu hari menduakan atau poligami dengan alasan "istri nggak bisa diajak ngobrol serius selain urusan rumah tangga". YA NURUT NGANA. Yang larang siapa, yang salah tetap istri.

(Baca: Menikah dalam Satu Kata)

Tapi ya harus diakui juga memang ada istri-istri yang menguji kesabaran. Buat suami-suami dengan istri yang memang menyebalkan, solusinya cuma dua. Sabar seumur hidup atau ceraikan! Jangan malah menduakan kemudian membela diri dengan kekurangan istri. Itu jahat, itu menyakitkan.

Istri-istri juga. Kalau suami ada kurang itu ya dibicarakan lah. Kita nggak sempurna, ia juga. Kalau memang capek alasannya ialah suami nggak pernah bantu ngurus rumah ya bilang baik-baik, bukannya malah semua dikerjain sendiri tapi sambil ngedumel. Capek. Plus nggak sehat. Stres sendiri kan jadinya.

Dan hiks beneran lho saya murung sama perempuan-perempuan yang berteriak menyalahkan orang ketiga. Maaf sekali tapi bagi saya itu ialah bab dari denial, dari ketidakmampuan untuk mendapatkan kekurangan diri dan kekurangan suami. Dari ketidakmampuan mendapatkan ada kesalahan dari kekerabatan suami istri.

Kalau memang merasa punya dilema dalam rumah tangga, cari dukungan profesional. Banyak kan konsultan pernikahan. Kalian butuh orang ketiga untuk menengahi. Kalau salah satu tidak mau? Yakin masih niat mempertahankan pernikahan?

Komitmen itu harus direncanakan, bukan cuma dibutuhkan akan tetap terjaga. Rencanakan bahwa kita harus jaga ya komitmen ini. Bawa topik menduakan sebagai sesuatu yang biasa. Yang bisa dibicarakan kapan pun dengan suami.

*

Satu lagi soal bully pelakor: jangan memaksakan standar ideal kita pada orang lain.

Ini berlaku bagi orang-orang yang di socmed berteriak menyalahkan pelakor. Padahal kenal juga nggak sama pasangan suami istri itu, kenal suaminya nggak, kenal istrinya nggak. Cuma tau dongeng dari Instagram kemudian bully si pelakor. Kebetulan semua yang terlibat sering muncul di TV jadi merasa tahu semua sisi hidup mereka? Padahal nggak ya.

Mereka membully alasannya ialah memaksakan standar ideal soal ijab kabul pada orang lain. Padahal istri yang diselingkuhi belum tentu sakit hati hingga harus dibela sejagat social media lho. IYA BELUM TENTU.

(Baca: Pernikahan dan Kesetiaan)

Tahukah kalian bahwa tidak selamanya menduakan itu menyakiti?

Kebanyakan iya, saya setuju, tapi bila lantas bilang semuanya sih saya nggak setuju. Karena saya tau beberapa orang yang suaminya menduakan terus ya udah tetep senang "biarlah yang penting gue masih dikasih duit tiap bulan" atau "biarlah yang penting sekolah anak aman, gue bisa belanja, gue hepi, ia hepi, anak gue hepi". ADA.

Karena apa? Karena tujuan menikah setiap orang beda-beda. Nggak semua orang nikah alasannya ialah memang cinta.

Kan banyak juga yang nikah alasannya ialah status sosial. Kalau nikah sama si A maka ia akan jadi bisa bergaul dengan level sosial yang mana. Model pemanjat sosial begini nih yang biasanya lempeng aja bila pun pasangannya mau punya simpenan. Lha emang dari awal nggak cinta kan. Sebel doang mungkin levelnya bukan sakit hati.

Atau nikah alasannya ialah bisnis, bila nikah sama si O maka bisnis akan lancar, networking akan bagus. Bisnis lancar. Punya anak yang banyak semoga warisan terjamin aman.

Atau alasannya ialah politik. Kalau nikah maka karier politik lancar. Maka kemudian apa yang jadi dilema bila masing-masing tidak menghargai komitmennya? Apa yang jadi dilema bila kemudian salah satu selingkuh? Yang penting ijab kabul masih berjalan sesuai tujuannya kan?

Yang ribut kalian doang, merekanya bisa aja adem ayem sebenernya.

*

Kaprikornus ya, sebagai wanita bersuami, ayo kita berkomplot dengan suami-suami kita supaya kita tidak termakan untuk selingkuh. Ayo bicara, ayo ngobrol, ayo pillow talk. Bukannya berkomplot dengan perempuan-perempuan tidak dikenal dan berharap mereka tidak menyelingkuhi suami kita. :)

Jangan lupa baca goresan pena sebelumnya ya! Klik: selingkuh. Jangan lupa juga follow Instagram saya di @annisast! (lah kok modus lol)

-ast-

PS: Tulisan ini harus diberi credit pada Nahla alasannya ialah sepertiganya hasil brainstorming berdua lol.

Detail ►

5 Akun Resep Kuliner Wajib Follow Di Instagram

[SPONSORED POST]

Siapa yang hobi follow akun kuliner di Instagram? Sayaaa. Selain follow food blogger, saya juga suka mantengin akun-akun resep masakan. :)


Instagram itu menyenangkan sekali ya! Meski banyak yang masih suka-suka gue (which ya terserah juga sih lol), saya sendiri sih nikmatin banget liat foto-foto cantik di Instagram.

Iri banget akibatnya jikalau liat sesama ibu-ibu yang fotonya bagus-bagus banget. Apalagi akun resep masakan. Pertama saya nggak dapat dan terlalu males untuk masak jadi iri lah tentu, yang kedua kenapa fotonya profesional banget! Sebel! Aku iri! Aku butuh kamera baru! *modus* lol

Ibu-ibu yang share resep di Instagram kan sebenernya banyak banget ya. Tapi ya gitu, rata-rata cuma foto tampak atas dengan ganjal foto. Ini saya kurasi akun-akun yang sama-sama share resep masakan tapi fotonya profesional banget. Memang pake kamera yang nggak main-main juga sih, editingnya juga kece. Hiks.

Kalau udah gini niscaya akibatnya menyesali Instagram sendiri lah yang nggak tahu mau dibawa ke mana hahaha. Btw alasannya ialah saya lagi nggak mood amat nulis blog, saya jadi kisah di Instagram. Cerita pendek 5 paragraf yang semoga dapat menginspirasi. Hahaha. Boleh loh follow Instagram saya @annisast. *modus kedua* lol

Ya, jadi ini dia 5 akun Instagram yang share resep masakan dengan foto yang indah banget secara visual:

@justtryandtaste



Siapa yang nggak tau JTT cobaaaa! Yang pernah browsing resep masakan Indonesia niscaya pernah mampir di blognya. Instagramnya juga cantik banget, meskipun dia nggak share resep pribadi di caption tapi tetep share di blog. Tapi dibantu keyword-nya banget lho!

*

@pujihamzah



Mbak Puji ini cantik banget fotonya dan ajaran apa ya namanya yang gelap-gelap itu. Kan ada tuh ajaran white table, ini sebaliknya pokoknya hahaha. Apa sih saya nggak terang ah. Pokoknya follow dulu lah, dijamin mata termanjakan. Resepnya juga ditulis sederhana jadi simpel dimengerti.

*

@bundnina_kitchen



Bunda Ninaaaaa, kenapa bagus-bagus amat fotonya. Mouth-watering dan artsy sekali sungguh. Propsnya nggak main-main. Foto anggur aja dapat jadi cantik banget! Follow deh!

*

@hanhanny



Aku suka mbaknya alasannya ialah sering share resep kuliner ringan manis berair macem-macem banget. Beberapa foto dia saya bookmark tapi ya dibookmark doang nggak dihukum hahahaha. Ngiler banget liat foto bolu kukus gula merah huhu.

*

@ayudiahrespatih



Ini saya suka feednya alasannya ialah terang banget dan bukan yang gelap gloomy hahaha. Mbaknya juga suka bikin bento dan yang sebegitu lucunya aja dibilang abal. Apakah kalian gemaasss? *menoyor diri sendiri*

*

Makara ya itulah 5 akun Instagram resep masakan yang akan bikin feed kalian indah dan informatif. Mau masak juga tapi nggak punya alat masak yang mumpuni? Kumpulin stamp Alfamart yuukkk!

Hubungannya apa sis? Ih kalian masa belum tau jikalau tahun ini Alfamart punya Kejutan Awal Tahun 2017 Royal VKB Cookware. Cukup belanja Rp 30.000 (berlaku kelipatan) kalian akan dapet satu stamp Alfamart. Plus extra stamp jikalau di daftar belanja ada produk sponsor

Nah stamp yang udah terkumpul dapat ditukar dengan alat masak berbahan teflon dengan standar uji Eropa Royal VKB Cookware dengan harga diskon hingga 85%! Liat nih punya aku, cantik bangeeett. Aku nggak pake dulu alasannya ialah sayang-sayang, masih punya yang lain hahaha. Sungguh emak-emak sejati.


Nggak suka stamp fisik alasannya ialah ilang-ilangan dan nyelip di dompet? Duh canggihan dikit dong. Download aplikasi Alfastamp, aktifkan dengan nomer ID kartu Ponta Alfamart, udah deh dapat mulai kumpulin stamp digital. Ada bonus stamp juga waktu pengaktifan pertama kali.

Dan ibu-ibu ini memang pejuang diskonan sejati yaaa. Cookware-nya laris banget hingga banyak stok kosong di mana-mana. HHHHH.

Nah untung Alfamartnya sigap. Biar nggak kehabisan lagi, kini dapat pesan dulu mau order yang mana. Periode pemesanan barang 1 April 2017 – 21 May 2017. Untuk pemesanan ini dapat via kasir untuk stamp fisik dan via aplikasi untuk stamp digital. Gampang kaannn.

Barang dapat diambil sesudah minimal 4 ahad sesudah memasukkan pemesanan dan maksimal hinggal 30 Juni 2017. Barang harus diambil di toko daerah melaksanakan pemesanan. Untuk stamps digital, pastikan arahan toko yang dimasukkan sama dengan toko pengambilan.

Info lengkap klik di sini ya http://alfamartku.com/program #PilihanBundaAlfamart. Selamat hunting stamp! Jangan lupa foto-foto agar Instagramnya kece!

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Mendapatkan Kekalahan


Topik yang sungguh sesuai dengan situasi dan kondisi yaahhh. Hahahaha. Tapi tenang, nggak akan mengaitkannya ke politik. Saya cuma mau kisah gimana saya dan JG sangat berbeda dalam menanggapi kekalahan.

Sialnya, kami tidak menemukan alasan niscaya kenapa kami berbeda. Kaprikornus mengajari Bebe pun samar-samar. Bagaimana semoga ia sanggup mendapatkan kekalahan tanpa harus terlalu down?

Baca punya Nahla:

Oke satu-satu.

Saya tipe yang nggak pernah terlalu kepikiran jika kalah lomba. Iya sih deg-degan banget pas pengumuman dan niscaya ada nyes "yah kalah" gitu. Tapi ya udah, nggak akan hingga 5 menit udah lupa dan lewat aja.

JG sebaliknya, saya yang lomba, saya yang kalah, sanggup ia yang down banget dan kesel. Padahal sayanya lempeng aja. Dia gremetan sendiri murung gitu hahahaha. Bisa hingga besok paginya masih "ah sebel kau kalah" gitu coba. 😂

Kami pun mencoba merunut alasan kenapa ya kok sanggup begini ya. Katanya anak harus diajari kompetisi semenjak dini. Saya sama JG kompetisi banget, dari Taman Kanak-kanak kali deh sering ikut lomba mewarnai, menggambar, dll.

Sering kalah banget tapi justru dulu katanya JG biasa aja. Makin gede aja makin nggak sanggup move on dari kekalahan. Kenapa sihhhh. Bingung hahahahaha.

Waktu kecil juga katanya JG jarang rebutan sesuatu. Main ya sama-sama aja kenapa harus rebutan. Sungguh toleran ya, saya besar hati lol. Cuma jika sama makanan aja ia pelit katanya semenjak kecil. Meh. Tetep sih sepertinya nggak ada hubungan antara pelit makanan sama sama takut mendapatkan kekalahan.

JG hingga ada di level menghindari kompetisi soalnya. Saking takut kalah dan kepikiran. Kecuali main bola katanya, kalah juga biar alasannya sadar diri nggak jago. 😂

Kalau udah gini, kemungkinannya ada di perbedaan kepribadian. Saya thinking banget sementara JG lebih ke feeling. Kaprikornus saya cenderung realistis sama segala sesuatu. "Oh kalah ya? Ok" gitu.

Sementara orang feeling kan cenderung "masokis" ya. Udah tau bikin sedih, malah diinget terus bukannya dilupain. Malah semacam menikmati kesedihan gitu. Kemudian misah-misuh sendiri hhhh. Sisi orang melankolis yang nggak akan pernah dimengerti oleh orang realistis kaya saya lol.

(Baca: Saya #TeamRealistis! People with no feeling!)

Kecuali jika dicurangi ya. Saya tipe yang confront ketidakadilan di mana pun jadi ga jangan harap saya diam. Dari urusan kurang kembalian hingga antrean. Tapi most of the time jika lomba dan memang yang menang baiklah ya saya eksklusif move on.

Juga kemungkinan saya anaknya kompetitif dan ambisius. Saya juga tipe yang nikmatin proses kompetisi, adrenalin ada dikala kompetisi, bukan cuma nunggu dikala pengumuman.

Makanya jika berhasil bikin sesuatu yang saya anggap bagus, saya besar hati sendiri. Orang nggak apresiasi ya terserah. Yang penting berdasarkan saya manis weeee 😂

Itu juga dipengaruhi sama saya yang hambar sama segala sesuatu termasuk omongan orang. Saya jarang banget tersinggung sama omongan orang atau hingga kepikiran. KECUALI orangnya memang penting dalam hidup saya.

Makanya saya bikin postingan apa juga, selama saya benar dan punya data serta fakta, saya nggak pernah takut disindirin orang. Terserah orang mau ngomong apa, I don't care hahahaha.

Dan kadang kalah bikin kita berguru banyak lho! Oh yang menang ternyata caranya begini begini begini. Dicatat dan diingat untuk diterapkan di masa depan. Malah kadang saya hingga kagum sendiri alasannya orang kok kepikiran wangsit kaya gitu! Hahaha.

Kecuali caranya licik ya biasanya saya sumpahin hahahaha. Nggak deng, biasanya jadi pengingat bahwa saya tidak akan pernah melaksanakan itu.

Karena surprisingly orang-orang licik ini banyak yang sukses. Kalau kata JG, temen-temen yang menghalalkan segala cara kok pada lebih kaya dari kita ya? Yah, gimana, mau nggak jujur? Gimana jika anak kita nggak jujur sama kita? :)))))

(Baca di sini, posting usang Tentang Kejujuran)

Ya udah itu aja. Kalian termasuk yang mana? Yang hambar pada kekalahan atau yang nangis semalaman? HAHAHA. Komen yaa! :)

-ast-

Detail ►