Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Mengajarkan Bahasa Inggris Pada Balita, Perlukah?

[SPONSORED POST]


Di blogpost saya ahad lalu, saya sudah sedikit bercerita perihal 2-3 ahad belakangan ini saya sedang mencoba mengajarkan bahasa Inggris pada Bebe.

Eh malah tiba-tiba diundang EF dan MommiesDaily ke talkshow "Multilingual at Early Age, Why Not?" dan saya terharu saking pas banget momennya hahahaha. Iya beneran, pas mulai bilingual sama Bebe kemarin itu saya nggak tau akan diundang ke event ini. :')

Talk show ini digelar di EF fx Sudirman 22 Februari lalu, dipandu oleh Donna Agnesia dan menghadirkan psikolog Roslina Verauli (panggil saja mbak Vera) dan Meta Fadjria, pengajar di EF Indonesia yang sudah berpengalaman menjadi guru bahasa Inggris anak selama 18 tahun.

Saya bagi jadi beberapa part ya! Baca hingga simpulan lantaran membukakan mata dan banyak fakta-fakta yang saya gres tahu perihal pentingkah mengajarkan lebih dari satu bahasa pada balita.

Yuk!

Bilingual dan speech delay


Iya ini sering banget jadi topik jikalau lagi ngomongin bilingual: bilingual sebabkan speech delay atau terlambat berbicara. Bahkan saya sendiri kemarin nulis gitu hahahaha deym. Maklum belum tau yaaa.

Nah, dari talk show ini saya jadi yakin jikalau bilingual atau bahkan multilingual itu nggak ada hubungannya sama speech delay atau terlambat bicara.

"Tapi ada anak temen gue bilingual dan beliau speech delay," sering dong denger kaya gitu?

Ya saya aja sering banget. Padahal berdasarkan psikolog Roslina Verauli (panggil saja mbak Vera) itu nggak ada hubungannya. Anak yang memang ada talenta speech delay, monolingual (satu bahasa) aja beliau niscaya gagal. Apalagi dua atau lebih. Nangkep nggak?

Intinya gini, misal ada anak yang berpotensi speech delay. Diajarin satu bahasa aja udah nggak bisa sebenernya. Dengan satu bahasa aja udah niscaya speech delay. Eh malah diajarin dua bahasa sekaligus. Begituloh gengs, jadi nggak ada hubungannya yaaa! Iyaaaa!

As concerns children, many worries and misconceptions are also widespread. The first is that bilingualism will delay language acquisition in young children. This was a popular myth in the first part of the last century, but there is no research evidence to that effect. Their rate of language acquisition is the same as that of their monolingual counterparts.-- Francois Grosjean, PhD

Dari umur berapa anak sebaiknya diajari beberapa bahasa?

Dari bayi!

Tau nggak sih jikalau tangisan bayi di setiap negara itu berbeda? Tangisan yaitu bahasa pre-verbal dan sudah menyesuaikan dengan bunyi dan bahasa orangtuanya. Kaprikornus nangis anak Indonesia sama anak Amerika gitu beda! Canggih ya!

Peak time *halah* anak dalam berguru berbahasa yaitu dari 0 hingga 6 tahun. Lewat 6 tahun, berguru bahasa gres tidak akan secepat saat usia di bawah 6 tahun.

Baru hingga sini saya pribadi jadi lebih semangat ngajarin Bebe bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Mumpung gres 2,5 tahun yakan. Eh langsung dikritik sama mbaknya di daycare.

"Ah bu, Salo sih bahasanya udah bisa dua, Indonesia sama Sunda. Kalau dibilang 'ibak yuk' (mandi yuk) ngerti dia," kata mbak daycare yang kebetulan orang Sunda juga.

😂😂😂

Dan kemudian saya gembira HAHAHAHAHAHAHA. Soalnya alhasil Bebe bisa tiga bahasa! Trilingual, how cool is that! Ya zaman kini gituloh, bawah umur kecil di mall ngomong bahasa Indonesia aja nggak bisa, saking Inggris terus. Akan super cool jikalau Bebe bisa bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Sunda!

Yosh! 

Kenapa anak harus berguru lebih dari satu bahasa?

Kalau saya sih lantaran ngerasain sendiri orang yang bisa bahasa abnormal itu lebih punya banyak kesempatan dibanding orang yang hanya bisa satu bahasa. Minimal bisa jadi translator atau kerja di embassy negara yang bersangkutan lah.

Terus iyaaa, saya kompetitif. Dalam artian saya ngeri sendiri melihat bawah umur lain udah pada bisa bahasa Inggris dari bayi. Salut banget sama ibu-ibu yang udah konsisten pake bahasa Inggris dari anaknya lahir. Apalagi yang konsisten ibunya bahasa Inggris dan bapaknya bahasa Indonesia. Soalnya ribeeettt!

Dulu juga pas hamil saya niatnya gitu, tapi pas lahir haaa bubar semua. Duh ngurus anak aja udah ribet apalagi harus memikirkan berkomunikasi pake dua bahasa. Saya masih waras hingga kini aja udah bersyukur lol. 


Nah jikalau berdasarkan Mbak Vera, ini kelebihan anak yang bisa lebih dari satu bahasa:

- Kognitif: anak bilingual IQ-nya lebih tinggi. Lebih baik dalam tes atensi, daypikir analitikal, pembentukan konsep, kemampuan verbal, dan fleksibilitas berpikir.

- Sosiokultural: anak bilingual lebih handal dalam kesadaran metalinguistik (seperti mendeteksi kesalahan dalam grammar, memahami arti dan hukum dalam percakapan untuk berespon sopan/relevan/informatif). Memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.

- Personal: kemampuan bersaing dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik

Ya kan. Yang kepingan personal mungkin spesifik jikalau menguasai bahasa abnormal ya. Kalau bahasa kawasan apa bisa disamakan juga?

Bukan merendahkan bahasa kawasan tapi seberapa kuat sih kemampuan berbahasa kawasan dengan kemampuan bersaing untuk menerima pekerjaan yang lebih baik?

Kayanya nggak terlalu ngaruh ya. CMIIW. Tapi mungkin juga lantaran bahasa kawasan itu kurang Istimewa jikalau masih di negara aslinya. 

Tentang Language Mixing

"Ih tapi anak bilingual suka galau bahasa tau, ngomongnya jadi campur-campur Inggris Indonesia digabung."

Sering juga dong denger kaya gitu? Kaprikornus anak kecil bilang "ibu saya mau yang green!" atau "mommy i want eat nasi" itu namanya language mixing and it's a good thing! Karena itu berarti proses berguru berjalan lancar. Bukan malah berarti anak galau bahasa.

Iya, berdasarkan Mbak Vera, language mixing yaitu salah satu tanda anak sudah menguasai kedua bahasa. Cuma aja beliau masih galau atau lupa kata itu dalam bahasa satunya apa, jadi beliau sebut yang duluan keinget.

Here is also the fear that children raised bilingual will always mix their languages. In fact, they adapt to the situation they are in. When they interact in monolingual situations (e.g. with Grandma who doesn't speak their other language), they will respond monolingually; if they are with other bilinguals, then they may well code-switch. -- Francois Grosjean, PhD
Nah semakin dewasa, nanti juga semakin bisa memisahkan bahasa ini. Contohnya kita aja deh, jikalau ada yang nanya "how are you?" niscaya otomatis kita jawab pake bahasa Inggris. Atau ada yang nanya pakai bahasa Sunda gitu, kita otomatis jawab pake bahasa Sunda kan. Karena kita menguasai semua bahasa itu, jadi kita udah nggak kesulitan lagi switch ke bahasa lain, tergantung pada lawan bicara.

Bolehkah berguru bahasa abnormal lewat YouTube?

Atau ya lewat gadget/TV lah menyerupai film atau lainnya?

Buibu, jawaban dari pertanyaan itu akan menciptakan kita merasa gagal sebagai orangtua HAHAHAAHHAHAHA.

Menurut Mbak Vera, anak sebaiknya tidak dikasih gadget hingga usianya ... 30 bulan atau 2 tahun 6 bulan. Supaya anak tetap bersahabat dengan ibunya dan tidak kecanduan.

*ayo nangis dan pelukan sama-sama lol*

Intinya gadget bukannya tidak boleh, tapi sebisa mungkin ditunda dan dibatasi. Maksimal 2 jam sehari! Syukurlah, Bebe sehari kayanya nggak pernah sih lebih dari 3 jam. Aku nggak gagal-gagal amat lol.

Belajar bahasa dari gadget juga boleh tapi sebaiknya didampingi. Kaprikornus tetap ada kedekatan anak dan orangtuanya. Lebih anggun lagi membaca buku bahasa Inggris dibanding nonton pakai gadget. YAIYALAAHHH.

Karena bahasa itu sikap sosial. Dibutuhkan interaksi anak dengan insan hidup lain di sekitarnya. 

"Ah anak saya bahasa Inggris nya sepakat kok padahal cuma nonton Disney Channel doang."

Iya iyaaa. Percaya kok hahahaha. Ya namanya juga pilihan kan buibu, mau ngajarin pake media apa. Nggak ada yang paling benar atau paling salah ok!


Tapi soal gadget ini ada omongan Mbak Vera yang nyangkut banget sama saya hingga kepikiran. Kurang lebih gini:

"Anak kecanduan gadget itu bukan inti masalah, tapi jawaban dari suatu masalah. Orangtua niscaya punya masalah, anaknya melarikan diri dengan gadget. Sama dengan selingkuh, ada problem dulu yang menjadikan selingkuh, bukan menduakan kemudian jadi masalah."

WOW. Bener juga. Masalahnya ada di orangtua yang males nemenin anak maka anak dikasih gadget dan kemudian beliau kecanduan. Gitu kan? 

Apa cara paling efektif untuk mengajari anak bahasa asing?

Saya baca di mana gitu lupa, untuk bahasa kedua, anak bisa dipapar selama 30% sehari. Kaprikornus dari seharian, 70% bahasa pertama yang sudah beliau kuasai, 30% bahasa kedua.

Kalau berdasarkan mbak Vera, ini tips mengajarkan bahasa abnormal pada balita:

- Bantu anak mendengar sebanyak banyaknya
- Belajar diksi lewat nyanyian. Kaprikornus dikasihtahu, artinya apa.
- Kalau anak salah jangan dimarahi. Misal beliau salah jawab, tapi udah bener bahasa kedua, itu anggun lantaran artinya beliau mencoba.

Gimana jikalau pengen banget berguru bahasa Inggris tapi orangtuanya nggak bisa mengajari? Ya itu tandanya butuh dukungan orang lain. EF English First ternyata punya lho aktivitas untuk balita. Saya gres tau banget lantaran dipikir untuk anak sekolah dan profesional aja.

EF punya aktivitas Small Stars untuk anak berusia 3 hingga 6 tahun. Programnya memakai metode EFEKTA System dengan tahapan Learn, Try, Apply, dan Certify.


Lengkapnya bisa dilihat di sini ya: Small Stars EF. Klik!

Tapi tetep lho, meski pendidikan bahasa Inggris di-outsource-kan pada EF, tugas orangtua tetap yang utama. Karena berdasarkan mbak Meta yang sudah jadi pengajar EF usang sekali, anak akan lebih berhasil berguru dengan dukungan penuh dari orangtua.

Kalau Bebe gimana?

Nah saya sendiri sengaja mengajarkan satu bahasa dulu (Bahasa Indonesia) ke Bebe hingga beliau benar-benar lancar. Sekarang nyesel nggak nyesel sih.

Nyesel lantaran kaya dari nol lagi ngajarin Bebe ngomong bahasa Inggris. Nggak nyesel lantaran jikalau hingga Bebe speech delay, saya juga niscaya nyalahin diri sendiri kenapa bilingual segala. Iya meskipun nggak ada hubungannya, tapi kan paling praktis nyalahin diri sendiri huhu.

Awalnya beliau murka lho, lantaran merasa saya bicara sesuatu yang nggak beliau ngerti. Saya pakai metode dua bahasa, jadi saya sebut bahasa Indonesia kemudian bahasa Inggrisnya.

Kaprikornus ngomong apapun, ngomongnya dua kali "Xylo, lapar? Xylo, are you hungry?" atau "Nggak boleh gitu ya! No you can't do that ok!"

Sama ya baca buku sih. Buku-buku bahasa Inggris yang dulu dibacakan pakai bahasa Indonesia mengarang bebas, kini dibacakan bahasa Inggrisnya. Nonton juga masih kok, tapi agak nggak yakin beliau nangkep sih. Hahaha.

Minggu pertama beliau marah-marah. Minggu kedua mulai memperhatikan. Minggu ketiga udah blabbering! Dia udah ngeh beberapa kata meskipun ngomongnya masih malu. Warna dan hewan sederhana juga udah mulai hafal huhu maaf ya muji anak sendiri terus. #shamelessmom

Kalau JG kuat banget ngomong Inggris doang meski Bebe hah hoh. Saya nggak tega jadi aja masih campur. Tapi mulai blabbering aja udah bahagia. Ya kaya bayi aja kan pertama kali berguru ngomong juga blabbering dulu.

Kaprikornus misal kemarin, JG sama Bebe di ruang tamu terus JG bilang ke Bebe "kasih ibu dan bilang 'ibu this is for you'." Terus Bebe ke kamar dan beliau mengucapkan kata-kata entah apa "dbhzjsjsbsjznsk" HAHAHAHAHAHA. Mungkin di otaknya bener "this is for you" lol.

Rencananya nanti preschool nya gres akan bahasa Inggris atau nanti jikalau anaknya nggak mau preschool ya mungkin akan ke EF aja supaya suasananya nggak terlalu "sekolahan". Tapi long way to go hingga Bebe ke usia itu jadi kini masih akan diusahakan oleh saya dan JG dulu.

*

Kaprikornus ya begitulah. Semoga membantu ya. Ayo ajarkan anak bahasa kedua! Bahasa Korea juga boleh semoga bisa bantu ngobrol sama oppa. 😂

See you!

-ast-

Source for the Francois Grosjean, PhD quotes: http://www.francoisgrosjean.ch/bilingualism_is_not_en.html
Kids images:Designed by Freepik

Detail ►

Viva Cosmetics Eye Base Gel Review

Review Viva Cosmetics Eye Base Gel


HOLAAAA!

Ada yang suka mainan eyeshadow kaya saya? Kalau suka, eye base gel ini layak coba banget. Apalagi harganya murah banget! Saya jadi pengen nyoba juga, soalnya selama ini cuma pake andalan NYX Jumbo Eye Pencil yang Milk itu.

Yuk simak review Wina untuk base eyeshadow Viva Cosmetics ini! Harganya nggak nyampe 15ribu loh!







💖 Made in Indonesia dari merk lokal ternama Viva Cosmetics.

💖 Sudah bersertifikasi halal.

💖 Kemasannya berupa tube dengan tutup ulir.

💖 Travel friendly, nggak akan makan daerah di makeup pouch.

💖 Mengandung vitamin E yang melembabkan dan ekstrak Chamomile yang menyejukkan area sekitar mata.

💖 Eye base gel berwarna putih dan cenderung seakan-akan lotion.

💖 Praktis diratakan di kelopak mata.

💖 Warna eyeshadow lebih "keluar" sesudah diolesi eye base gel ini.

💖 Kelopak mata nggak terasa lengket atau greasy sesudah eye base gel meresap.

💖 Staying power not bad, jikalau wajah terkena air ketika wudhu, eyeshadow dapat pudar.

💖 Hemat pemakaian alasannya yakni digunakannya sedikit banget buat kedua kelopak mata.

💖 Harganya sangat terjangkau!



💔 Masih mengandung paraben.

💔 Tidak waterproof.

💔 Nggak cocok buat dandan kilat alasannya yakni butuh waktu tidak hingga semenit eye base gel meresap.



Rp13.800 untuk 15gr



Viva Cosmetics, toko kosmetik



Yes



🌟🌟🌟✰✰

3 out of 5

Sampai jumpa di #SelasaCantik berikutnya!
Follow Wina di social media dan main-main ke blognya ya!

BLOG | IG: @mrswynnz | Twitter: @mswynnz


Detail ►

Tentang Hidup Tepat Artis Instagram (A.K.A Si Neng A)

Btw ini posting nggak usah dibaca serius-serius banget ... ibarat juga 90% postingan lain di blog ini bahahahahaha. Baca sambil senang ya!


IYAAAA, kaya saya semalem senang ketiduran jam 19.30 (bilang we setengah 8 malem) dan kebangun segar bugar di pukul 00.33, yesss setengah 1. Bahagia alasannya yaitu ketiduran itu nyenyak, meski di kantor ngantuk niscaya ini hahaha.

Dan lagi bangkit malem-malem itu malah kepikiran si neng A yang gres melahirkan. Duile jadi topik bener di mana-mana. Pada komen-komen, pada bikin blogpost, saya jadi #triggered banget pengen nulis juga nyahahahahaha.

Soalnya si neng hidupnya tepat banget dan berusaha keras menunjukkan kesempurnaan itu.

Kubu terbelah jadi 4:

1. Cewek-cewek belum nikah atau belum punya anak yang ngetag pacar/suaminya di komentar "sayang, baca ini ya". Kemudian terinspirasi dan menimbulkan si neng sebagai #lifegoals 😂

2. Ibu-ibu dengan balita (saya dan teman-teman) yang berkomentar "yaelah lebay amat sisss. nenenin kapan pun di mana pun mah biasa aja keleus" 😌

3. Ibu-ibu dengan anak dewasa yang ngetawain doang 😂😂😂 "tunggu hingga anak lo ABG" gitu masa, kan saya jadi ikut deg-degan 😂😂😂

4. Yang nggak ngerti dengan segala kehebohan ini "A siapa sihhh? Duh nggak follow!" yes, good for you 😂

Saya sendiri sih ngerasa doi lucu dan jadi materi becanda banget sama temen-temen alasannya yaitu nulisnya dramatis banget. Kaprikornus kini kalau si Bebe maksa gitu ingin sesuatu, niscaya bilang ke JG:

"Udalah sayang, biarkan anak menentukan jalannya sendiri"


Saking puitisnya nulis caption Instagram, si neng mah kucing aja DISETRAP di halaman belakang. Saya sebagai insan yang lulus semua jenjang pendidikan belum pernah disetrap. Kalah sama kucing neng huhu. Sungguh, neng hidupnya positif banget dan tidak pernah stress tampaknya. Beda sama kita-kita.

*pats shoulder* *siapin galon mabelas biji* *SIRAM diri sendiri semoga waras* lolol

Tapi itu loh, semua percaya kan insan kan nggak ada yang sempurna? Neng itu berusaha keras tidak menunjukkan ketidaksempurnaannya. Seperti misalnya, sejauh ini kayanya (KAYANYA LOH CMIIW) belum pernah tuh curhat bangkit berapa kali tiap malem untuk menyusui, eh sori, untuk direct breastfeeding (beda kan ya lol).

Karena mungkin begadang tidak baik untuk kesehatan. Manusia tepat tidur 8 jam sehari mungkin, termasuk bayi-bayinya.


HHHHH. Nggak dapat temenan lah kita, nggak dapat lah neng masuk group chat geng saya. Nanti kalau kita mau chat ocip-ocip selebgram di jam 11 malem alasannya yaitu itu me time anak udah bobo, si neng nggak dapat ikutan. Ah kurang seru.

Dan ituloh soal anak kalem.

Logika si neng adalah: hening dan rajin komunikasi ketika hamil -> gentle birth -> ayah ibu tidak baby blues -> anak kalem.

Serius itu ada hubungannya? Soalnya baca di komen-komennya ada yang bilang "ah saya gentle birth water birth + lotus baby anak saya rewel" HAHAHAHAHA. Iyaaa, saya juga mikir emang nggak ada hubungannya anak santai dengan ini ono segala rupa itu.

Karena apa? Karena anak dan orangtua itu BEDA-BEDA. Nggak dapat ketok palu, jikalau begini maka begini. Wow, nggak dapat banget. Kondisi ibu hamil dan anak lahir beda-beda.

Contoh sederhana dari pemahaman ibu-ibu: ASI dapat melindungi bayi dari alergi.

WOOYYY, si Bebe anak saya full ASI tapi pas MPASI makan ayam sama nasi merah aja alergi. Dibawa ke dokter katanya "tenang aja bu, pas MPASI ada yang makan wortel sama apel aja alergi". Bubarlah semua cita-cita anak ASI risiko alerginya rendah. Alergian banget si Bebe hih. Bukan cuma dairy, ikan segala rupa alergi dia. Padahal nenen banget hingga kini mau 3 tahun.


Kaprikornus nggak, nggak dapat pukul rata semua bayi ASI nggak akan alergi. Karena alergi itu genetis, penyakit turunan. Mau ASI apa sufor, ya kalau ada turunan alergi ya alergi. CUMA alasannya yaitu ibu-ibu sungguh gampang men-judge orang bahkan yang tidak kenal bersahabat pun, maka kalau ada anak sufor alergi niscaya dibilang "pake sufor sih makanya alergian". Padahal kalau anak ASI alergian komennya "wah kok bisaaa".

YA BISA. Karena apa? Karena nggak dapat pukul rata semua kondisi anak. Ngerti buibu se-nusantara?

Kaprikornus kebetulan aja anak neng memang kalem. Saya sama JG aja kurang monolog apa pas hamil Bebe, diajak ngobrol terus hingga nyiptain lullaby sendiri saking semangatnya. Suami full support, hamil lancar, nggak muntah sekali pun, rajin senam hamil bahkan jalan pagi dan senam hamil SETIAP HARI di rumah 2 ahad sebelum melahirkan.

Pas lahir? Wow Bebe KALEM BANGET hingga berat tubuh saya minus dari berat tubuh sebelum hamil. Kalem banget hingga saya nggak tau siang malem, baby blues nangis terus. Kaprikornus ya, ketawa ajalah kalau hal-hal kaya gitu dihubung-hubungkan. Bersyukur aja neng bayinya kalem. :)

Soal gentle birth juga

Si neng mengkampanyekan 'filosofi' gentle birth yaitu yang terbaik bagi bayi dan orangtua.

Yaiya yang terbaik dan ideal alasannya yaitu wanita mana yang nggak mau lahiran dengan lembut? Mau lah semua orang juga, makanya mereka mengusahakan yang terbaik. Belajar sana-sini, senam hamil aja di beberapa daerah semoga ada insight dari bidan lain. Semua gerakan dan tips-tips dicatat semoga dapat dilakukan sendiri di rumah.

Maunya mah saya pun jalan-jalan dulu ke mall pas bukaan satu kaya rangorang, tapi gimana, ketuban udah ijo dan rembes padahal gres 38 minggu, nggak boleh berdiri sama dokter. Tiduran deh hingga mati gaya. Padahal catetan nafas harus gimana pas gimana udah hafal banget di luar kepala. Bebe di perut diajak ngomong semoga kompromi juga udah banget lah.

Tapi kalau kenyataannya nggak dapat ideal kan harus bilang apa? Harus kecewa?

Dan ya, nggak ada paham atau metode terbaik yang dapat cocok untuk semua orang. Iya wanita sudah melahirkan bayi semenjak zaman dahulu kala, tapi seberapa banyak yang ibu dan bayinya selamat?

Nggak dapat dibantah pertolongan medis menekan angka kematian ibu dan bayi. Apa water birth di rumah yang terbaik? Apa melahirkan vaginal di RS yang terbaik? Di RS dengan epidural atau tanpa epidural?

Buat saya, proses melahirkan terbaik yaitu yang dapat mengantar ibu dan bayi dengan selamat. Mau water birth, mau sesar, mau vaginal, mau pake epidural. Mau lahiran jerit-jerit, mau lahiran sambil zikir, mau lahiran sambil WhatsApp-an. Yang penting ibu dan bayinya sehat lah plis. Nggak usah merasa yang begini lebih baik atau itu lebih baik.

*tuh kan jadi judes* *huh*

Btw kalian nonton film dokumenter Babies nggak sih? Udah pernah saya ceritain di sini: Tontonan untuk Anak. Bayi Amerika, namanya Hattie nggak diperlihatkan proses lahirannya, tau-tau di rumah sakit aja. Kenapa coba?

Babies, hattie yang kanan bawah sama kucing

Karena orangtua Hattie ingin lahiran di rumah, maka mereka lahiran di rumah, kemudian ternyata ada persoalan sama nafasnya. Bawa ke rumah sakit deh, dirawat 3 hari dan pribadi kena antibiotik. Ini orangtuanya yang ngomong di sebuah wawancara.

Kaprikornus nggak apa-apa mau melahirkan di rumah. Nggak apa-apa banget minta pemberian tetangga masak air mabelas galon. Tapi sekali lagi, jangan seolah alasannya yaitu neng lancar maka semua orang niscaya dapat melakukannya dengan lancar. Kan belum cencu. Melahirkan memang proses natural, tapi banyak faktor yang kita nggak tau, dapat dan mungkin terjadi.

Dan (kalau saya sih) cari yang paling kondusif aja. :)

Satu lagi pertanyaan, katanya bayi si neng cuma nangis 10 menit sehari.

Itu diitungnya gimana? Karena bayi gres lahir kan gres ngek sedikit aja pribadi lep di-direct breastfeeding dong? Apa kalau nangis dibiarin terus ia berhenti nangis sendiri?

Nggak mungkin kan? kan? KAN?

Kalau ngitung bayi bobo di kamar, nangis, ibu lari ke kamar dan nyampe dalam 2 menit. Berarti si bayi nangis hanya 2 menit. Diulang insiden yang sama 5 kali, ya bayi cuma nangis 10 menit dong? Apalagi kalau sekasur, gres nangis 10 detik juga udah pribadi diangkat kan.

Bagaimana itu urusan menangis 10 menit sehari, ada yang dapat menjelaskan logikanya?

(Baca: 13 Hal yang Hanya Bisa Dimengerti Ibu Menyusui)

Kalau Bebe nangis terus nggak waktu bayi?

Nangis banget alasannya yaitu ia kolik, kolik alasannya yaitu ia alergi dari apa yang saya makan, padahal saya udah jaga makan banget. Untuk menenangkan kolik maka ia nenen, kalau nenen perutnya makin kembung, kalau perut kembung ia kolik lagi. Saya cuma tidur sejam nenenin sejam, tidur sejam nenenin sejam. Begitu aja hingga 4 bulan. Hahahaha. Traumatis abis.

Mungkin harusnya pas melahirkan saya water birth. Sungguh menyesal. *sigh*

Terus urusan pijat.

Pijat katanya semoga ayah dan ibu nggak baby blues? Si neng ih tau nggak kalau 3/4 dari populasi papah papah di dunia ini pagi-pagi harus pergi kerja? Kapan atuh mijitnya? Neng mah enak, suaminya ada terus.

Dan dapat pijat bayi sendiri juga biasa aja keleusss. Saya juga sama JG lulus kursus pijat bayi apakah kalian tahu itu? Hahahaha. Sampai kini Bebe masih suka tengkurep terus minta dipijit pakai minyak telon. Dan itu biasa aja, temen-temen saya juga melaksanakan itu.

TAPI SATU HAL YANG MEMBUAT KAMI KECEWA.

Neng kenapa pake popok sekali pakai alias diapers sih?

Padahal kami (alias temen-temen saya) udah tertekan banget alasannya yaitu haqul yaqin 100% si neng akan pake clodi dong yang lebih ramah lingkungan. Malah sebagian dari kami yakin si baby akan self-potty trained di umur 5 bulan gitu kan ya secara tepat banget. Duh kami kecewa ziz, pake clodi kan nggak nyampah dan sesuai dengan nilai-nilai yang neng selalu tanamkan. Ya ribet-ribet nyuci clodi nggak apa-apalah ...

SAID NO ONE EVER 😂😂😂

Endorsement memang sungguh memikat (?) (?) (?)

Soalnya foto sama susu (oke minuman untuk ibu) hamil pun nongol mulu. Padahal susu hamil kan hoax lol. Nggak deng bukan hoax, tapi udah jarang dokter nyaranin minum 'susu' hamil apalagi kalau hamil sehat dan makan bergizi. Di kotaknya aja tulisannya bukan susu tapi minuman untuk ibu hamil hahahaha.

*KENAPA JUDES BANGET SISSSS? Indikasi iri dengki mulai terasa ini. Oke oke! Roger that!*

*

Ya sepakat di luar semua itu, saya tetep maklum lah, maklum banget euforia gres punya bayi. :)

Neng sebenernya sama aja kaya ibu-ibu lain yang habis melahirkan terus nggak tau mau posting apa di Instagram jadi posting bayinya terus. Ya kaannn.

Cuma kameranya aja bagusan dan fotonya

...

aes thet ic.

UDAH AAHHH. HAHAHAHA.

Intinya hidup itu niscaya penuh suka dan duka. Ada jutaan dongeng dan pelajaran yang dapat kita ambil dari kesusahan orang lain. Dari bagaimana orang itu berjuang, dari bagaimana orang itu bertahan dari segala kesulitan, dari bagaimana cara orang keluar dari masalah-masalah yang dihadapi. Itu yang dapat jadi inspirasi. Bukan hidup 'sempurna' yang dibungkus foto bokeh berfilter indah. :)

Btw sungguh saya nggak talenta elegan. Beda banget goresan pena saya sama goresan pena caption si neng ya. Ah sudahlah kami beda kasta. Dia aliran almond mylk, saya aliran martabak samyang.

@martabakyuk ini yummy huhu 160ribu aja gaes plis traktir aku

Ada yang mau beliin?

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: 10 Types Of Boys I Wouldn't Date


Maap maap ya pakenya kata "boys" alasannya ya gimana, "boys will be boys" itu benar adanya. Hahahaha.

Iya kali ini saya sama Nahla mau bahas hal-hal yang kami benci dari cowok. Atau perjaka ibarat ini loh yang kami nggak suka.

Tapi ini sudut pandangnya hari ini lho ya. Di usia saya yang segini. Entah deh, jika beberapa tahun kemudian mungkin list ini akan beda hahahaha.

Baca perjaka yang nggak akan dipacarin Nahla di sini:

INI DIA!

1. Bau ketek 

Dan wangi mulut. Dan cowok-cowok yang nggak sadar wangi badannya PLIS. Sadar wangi tubuh itu kewajiban gaes. Plis untuk selalu aware pada wangi tubuh kalian sendiri alasannya itu menyebalkan banget. Ilfeel seketika. Apalagi saya anaknya praktis pusing gitu, paling nggak berpengaruh sama wangi tubuh orang.

Nggak perlu wangi parfum hingga kecium dari jarak bermeter-meter sih tapi tolonglah jangan wangi badan. Dan kukunya jangan panjang serta item-item. Kecuali kerja di bengkel. Masih termaafkan lol

2. Lebih pendek

MAAF YA FISIK BANGET HAHAHAHAHHAHA. Masalahnya sayanya aja cuma 150 something gitu makanya nggak mau lah cowoknya lebih pendek. Nanti disangka anak SD pacaran gimana hahahaha. Makanya suka banget liat kaki JG soalnya anggun gitu panjang. Mukanya nggak usah diliat ya. LOLOL

3. The bodybuilder

Ngomongin badan, ini juga saya ilfeel hahaha. Maap ya buibu yang suaminya suka selfie topless di Instagram, saya mah turn off banget liatnya. Pamer otot terus, pake hashtag tertentu, terobsesi protein shake, terus badannya dioles minyak (?) Isi feed Instagram foto nggak pake baju semua. Kecuali kau Justin Bieber, please don't do that. *biased* XD
4. Full of themselves

Cowok-cowok yang jika kita lagi ngomong, omongan kita dipotong terus bilang "kalau saya sih ..." kita ngomong belum selesai terus dipotong lagi "eh saya juga pernah loh ..." WOY DENGERIN DULU WOY. Nggak semua perihal lo kali.

Saya punya temen kaya gini dan annoying banget. Yang lain lagi seru ngomongin apa, eh beliau motong terus dongeng beliau lagi, dongeng keluarganya lagi, dongeng kerjaannya beliau lagi. KAGA PENTING BOOYYY, NGGAK MAU TAU. T_________T

*unfriend* *di dunia nyata* lol

5. Judgmental

Judgmental itu susah sih pengertian detailnya. Karena kadang bias sama beropini. Tapi maksud saya tipe yang suka mengambil kesimpulan tanpa fakta jelas. Gini loh contohnya "dih bajunya seksi niscaya bitchy"

WHAT.

Bitchy itu attitude, bukan cara pake baju. Ada kok cewek-cewek yang pake dress mini tapi elegan dan bukannya bitchy.

Atau "ih apa sih cewek kok main malem-malem, niscaya tukang mabok".

NAON AISIAAA.

Ya gitu.

6. Nggak sanggup terima perbedaan pendapat

JG paling hebat agree to disagree hahaha . Saya masih suka nggak terima tapi jika perjaka nggak boleh HAHAHAHAHA. Ya pada dasarnya nggak suka perjaka yang suka keukeuh kita harus ikut sama opini dia. Padahal kenapa gitu jika saya punya opini lain?

7. Bohong

Pembohong itu banyak ya. Saya kenal beberapa orang yang suka bohong hanya alasannya beliau nggak mau kalah. Kaprikornus misal lagi makan siang di kantor, terus semua orang lagi ngomongin Masterchef. Eh beliau nyeletuk "iya tuh gue juga pernah ikut masterchef!" krik krik emang iyaaa.

Mencurigakan alasannya beliau selalu "iya tuh, gue pernah ..." saking nggak mau kalahnya! Sampai level "pernah ikut sea games taekwondo" hanya alasannya kami ngomongin taekwondo, "pernah nyetirin taksi dan supirnya suruh duduk di belakang" hanya alasannya kami ngomongin supir taksi. Things like that.


8. Yang suka share website abal-abal di Facebook

Nah sanggup juga beliau nggak bohong tapi nyebarin kebohongan! Sungguh sangat ilfeel! Kaya udah ganteng gitu tapi di Facebook sharenya website entah apa. Huhuhu. Kasian mungkin kelebihan dikasih ke muka semua, otak jadi kurang.

-____-

9. Yang telat

Dan tidak menepati janji. Duh nggak suka banget perjaka telat! Sebel! Nggak perlu klarifikasi tambahan!

10. Yang pendiam

HAHAHHAHAHAHAHAHHA Soalnya saya bahagia diskusi. Sebel jika saya udah panjang lebar dongeng sesuatu terus beliau cuma "hmmm" atau "oh gitu". Tapi jeleknya, kadang saya nggak butuh pendapat dan cuma mau didengarkan, dan JG benci banget cuma mendengar tanpa boleh komentar lolol. Sorry not sorry.

*

Sebenernya nggak suka juga perjaka drama tapi perjaka drama ini biasanya gres ketauan jika udah jadi pacar. Model yang "bunuh ajalah aku". WHAT THE IH! Ada temen saya yang mantannya begitu huhuhu Abusive parah.

ITULAH! BIKIN YUUKKK VERSI KALIAN! Tag saya yaaa! :)

-ast-

Detail ►

Bebe's Story 44 - 46

Bulan kemudian nggak nulis Bebe's Story alasannya yaitu nulis Drama Threenager dan Toilet Training. Bulan ini udah lewat tanggal 6 lagi jadi ayolah nulis Bebe's Story lagi!


Bulan ini Bebe masih mood swing, masih nenen, toilet pembinaan suka-suka. Iya toilet pembinaan yang kemarin itu belum berhasil 100%.

Pertama sayanya memang males-malesan hahaha. Kedua Bebe sempet demam semingguan gitu jadi nggak tega jikalau bolak-balik ngompol dan harus basah-basahan di kamar mandi.

Demamnya ternyata tumbuh gigi, gengs. EMPAT GERAHAM SEKALIGUS. Gimana demamnya nggak seminggu lebih coba.

Makara kini ia jikalau siang pake celana dalem, tidur dan pergi doang pake diapers. Ngompol makin jarang. Cuma sayanya nggak berani lepas diapers 100%. Apalagi jikalau pergi kan, duh males mikirin ngompol di kendaraan beroda empat atau di mall gitu.

So far pernah beberapa kali udah pake diapers dan tetep pipis di toilet mall. Pernah juga hasilnya ia kecewa alasannya yaitu pipis di diapers. Toiletnya jauh boy, di Kokas astaga jarak antar toiletnya kejauhan deh ah!

Ya udalah yang penting progress. :)

Nenen juga bikin Bebe stres. Soalnya dulu kan ia ngakunya "anak kecil" kini ia ngakunya "anak besar". Dia murka jikalau saya panggil "baby" ia jawab "IBU! SALO ANAK BESAL!" Gawatnya, berdasarkan ibu, yang nenen itu bayi bukan anak besar.

Kebetulan ada anak gres di daycare, gres 2,5 bulan. Bayi banget dong. Nah Bebe stres tiap sore alasannya yaitu ia ingin nenen tapi aib ada bayi. Makara jikalau saya dateng kan biasanya pribadi ngajak nenen di kamar, ini nggak mau. Begitu bayi dijemput dan pulang, seketika lari ke kamar minta nenen lol.

Ya anggap juga ini progress. HAHAHAHAHAHA.

*

#44

Baca buku, ada gambar ulat.

Bebe: "Ibu itu apa?"

Ibu: "Ini ulat, ada kakinya banyak"

Bebe: "Untuk jalan dapat nggak?"

Ibu: "Bisa dong"

Bebe: "Untuk olahraga dapat nggak?"


#45

Belajar nama jari.

Ibu: "Ini jari apa?"

Bebe: "Jari pentul"

😂😂😂

Ibu: "Yang pentul itu jarum, ini namanya telunjuk"

Bebe: "Ini pentul"

Ibu: "Ini telunjuukkk"

Bebe: "Ini jari jarum pentul"

ASTAGAAAAA!


#46

Di jalan pulang, macet.

Bebe: "APPA JANGAN NGEREM! SALO LAGI NGUPIL!"

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH

*

Ya begitulah!

Follow Bebe di Instagram @azxylo ya! See you next month!

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Menikah Untuk Siapa?


Minggu ini banyak bencana ya, #SassyThursday mau pilih nulis apa? Selma-Haqy? Ah basi, kurang unik lol. Banyak lah orang yang ninggalin pacarnya dan nikah sama orang yang lebih baik lol. Meskipun nggak perlu dijelasin juga sih, she's trying too hard untuk menjelaskan dan jadinya lucu. 😂😂😂

Tapi nggak, bukan itu. Kali ini kami akan membahas ijab kabul yang bikin kaget sejuta manusia. Udah bikin kaget, selalu romantis di Instagram, ehhh kemarin gugat cerai. Yes, A dan E.

Maap yah gue sih hampir nggak pernah sebut nama alasannya yaitu nggak lezat aja hahahahaha. Untuk nama silakan loh ke blognya Nahla. Dia judulnya aja pake nama HAHAHAHAHAHA. Sia-sia gue rahasiain. lol


Iya jadi A ini pria tapi feminin dan E ini wanita tapi maskulin. Mereka menikah. Ada yang salah?

Sejak awal ijab kabul mereka jadi sorotan banget alasannya yaitu entah kenapa orang begitu yakin nikahnya settingan doang. Karena mereka judge dari looks dong yah namanya juga manusia.

Gue sendiri nggak mikirin amat 😂 Maksudnya ya sempet oh wow beliau nikah! Karena gue follow Instagram A dari lama, dari Instagramnya diam-diam dan followersnya dikit. Di kesempatan tertentu, beliau kadang pake baju cewek. Dia juga ikut #LoveWins rally. E juga sebaliknya kan, beliau selalu berperilaku menyerupai layaknya laki-laki. Sampai katanya suntik hormon or something agar ada jakunnya?

Tapi ya gue nggak mikirin banget alasannya yaitu apa kita bisa judge mereka dengan itu? Kan nggak. Ketertarikan insan pada insan lainnya, nggak bisa dinilai dari pakaian atau cara beliau bersikap. Lebih jauh, seksualitas itu sangat kompleks, nggak bisa dinilai dengan "jika beliau berjenis kelamin pria dan beliau tidak suka perempuan, maka beliau suka laki-laki" NO, tidak sesimpel itu!

Wah ini bisa jadi panjang, tapi pada dasarnya nggak sesederhana itu. Nggak sesederhana kalau pria maskulin nggak suka perempuan, artinya beliau sukanya sama pria feminin. Nggak, nggak selalu begitu ya. Tapi mari bahas di lain waktu, kini saya mau bahas sisi pernikahannya. Menikah untuk siapa?

Karena kalau menilai dari tingkat rese masyarakat Indonesia, urusan nikah ini jadi urusan bersama banget. Ya masa ada artis umur masih belasan, punya pacar umur belum 20 juga, ditanya infotainment "apa ada rencana menikah?" Astaga, kok heboh?

Belum lagi tetangga "bu, kok si Teteh belum nikah juga?" Tetangga satu RT satu RW nanya semua. Ibunya yang sebelumnya santai jadi mulai kepikiran "iya ya kok anak gue nggak nikah?"


Terus di program keluarga, di nikahan orang, pertanyaan bagi orang-orang yang udah lulus kuliah yaitu "kapan nyusul? kapan nikah?"

WOY!

Bagi orang-orang yang tidak teguh pendirian, lingkungan menyerupai ini akan jadi urgensi sendiri untuk cepat-cepat menikah. "Wah iya ya, kenapa ya gue nggak nikah?"

Padahal nikah itu apa dan bagaimana aja nggak tau. Ini nih yang harus disodori pertanyaan besar, menikah untuk siapa? Untuk diri sendiri atau untuk memuaskan ego orang-orang di sekitar yang selalu seakan memaksa untuk buru-buru menikah?

T________T

Contoh paling sederhana, adik temen JG ngotot ingin resepsi nikah di gedung dan bikin pesta. Padahal orangtuanya bukan yang berkecukupan. Kalau saya jadi kakaknya saya udah larang beliau nikah. Karena beliau hanya ingin pestanya, beliau nggak mengerti apa esensi menikah.

"Kan sekali seumur hidup, boleh dong pengen gede-gedean." Bolehhh, apa juga boleh. Asal nggak memaksakan aja. Memaksa resepsi besar di luar kemampuan itu hanya mengatakan beliau belum cukup remaja untuk menikah.

Nah itu pola betapa lingkungan punya dampak yang besar atas keputusan seseorang menikah. Karena ditanya "kapan nikah?" itu annoying! Bikin pengen nanya balik "kapan mati?" alasannya yaitu kan emang nggak tau. Apalagi nggak punya pacar dan memang merasa belum siap untuk menikah

Tanya kek "kapan punya rumah?" atau "kapan kuliah S3?" apalah. Kenapa harus nanya "kapan nikah?" seberapa besar imbas jawaban itu sama orang yang nanya? Apa mau sumbang uang buat resepsi? Apa mau bayarin biaya melahirkan kalau punya anak? Apa mau bayarin biaya genteng bocor di rumah? Apa mau bayarin psikolog kalau ternyata nikah malah bikin stres? Kalau nggak kenapa harus nanya kapan nikah coba.

(Baca: Ide Basa-basi yang Nggak Akan Bikin Tersinggung. Nggak ada "kapan nikah?"!)

Intinya, gue sih ngeliatnya A dan E mendobrak itu. Ini imajinasi gue aja tapi mungkin mereka capek ditanya-tanya terus. Semacam: woy lo semua mau gue nikah? Nih gue nikah. Puas lo semua?

Gitu.

Terus kenapa cerai?

Untuk mengatakan bahwa memaksa orang menikah padahal orangnya tidak mau itu TIDAK BAIK! Gitu loh. Apalagi alasan cerainya nggak terlalu terperinci kan.

Di imajinasi paling ngaco gue, ini kaya art performance gitu loh. Di mana karya lo menggebrak nilai budpekerti di masyarakat, mengaduk-aduk perasaan orang dengan nunjukkin banyak sekali kemesraan, dan balasannya sad ending gitu untuk nunjukkin bahwa standar budpekerti lo semua nggak berarti apa-apa buat hidup gue. Hidup gue ya hidup gue. Pertunjukkan selesai.

Wow. Antara impresif dan sedih. Impresif alasannya yaitu kalau kini mereka ditanya lagi sama orang ngeyel "kapan nikah?" kan bisa jawab "udah pernah!"

YASSSS!

Sedih alasannya yaitu kenapa orang bisa sebegitu ikut campur sama keputusan hidup orang lain. Biar aja sih mereka mau nikah, mau nggak nikah. Mau cerai, mau nggak cerai. Yang penting senang dan nggak kriminal. Dan nggak narkoba.

Well itu dia. Kaprikornus menikah untuk siapa?

Yuk yang belum nikah pikirin lagi. Apakah kalian menikah untuk performance belaka? Untuk memuaskan ego? Untuk bikin senang orang lain?

Itu aja. Nggak tau lagi mau nulis apa.

See you next week!

-ast-

Detail ►

Cerita Dari Konser Dongeng Naura 2

*Tulisan ini udah mengendap di draft usang banget entah kenapa lupa publish!*

Suatu hari sebulan yang kemudian (IYA TELAT CERITA IYAAAA), JG mengirim ke saya poster konser. Namanya pre konser kisah Naura 2. JG bertanya, mau nonton ini nggak? Saya jawab tanpa pikir panjang, yuk!


Padahal nggak tau Naura itu siapa HAHAHAHAHAHA. Mikirnya oh penyanyi cilik konser, ya udalah ya nonton aja. Sekalian agar Bebe tau suasana konser. Nonton bioskop kan udah tuh.

Konsernya sendiri digelar di Ciputra Artpreneur, Lantai P11 Lotte Shopping Avenue, sebelah kantor JG banget jadi saya yang jemput Bebe dan ketemuan di sana. Di daycare, mbak daycare nanya mau ke mana bu? Saya jawab sambil ngeliatin poster yang dikirim JG. Mbak daycare "WAHHH NAURA! Itu anaknya Nola B3, bu!"

Whoa whoa anaknya Nola B3! Oke bila AB3 ngerti lah ya lol, siapa coba yang nggak terbuai payung transparan di pantai HAHAHAHA. Mulai agak-agak excited tuh dari situ alasannya wah minimal emaknya bunyi bagus masa anaknya nggak.

Sampai Lotte, kami harus naik lift yang ngantri banget alasannya lift cuma 2. Kami bareng beberapa wartawan TV plus liat Mona Ratuliu juga. Udah mulai ngeh wah ini artis ciliknya tampak ngetop sekali alasannya wartawan bener-bener banyak.

Tapi tetep, nggak browsing atau apa, we really have no idea mau nonton konser macam apa. Nah pas di lift ngobrol sama mbak-mbak (harap maklum kami random lol). Kata mbaknya "tahun kemudian nggak nonton ya? BAGUS BANGET LOHHH! Bener deh saya jadi ekspektasi tinggi sama yang ini."

Kami yang "Oh iyaaaa. Hmmm," alasannya nggak tau mau jawab apa hahahaha.

Nyampe di lantai 11 WAH GILA KONSER BENERAN HAHAHAHA. Ya maksudnya bukan sekadar konser tapi lengkap dengan booth-booth merchandise, photobooth, dengan bawah umur kecil berbando pink mahkota yang ternyata official merchandise-nya Naura. So cool!

Konser mulai.

Saya sama JG mau nangis.

Karena bagus banget.

T_________T


Lagu pertama Nola muncul di panggung sama anak kecil yang lebih kecil dari Naura. Kami yang blank dan gres ngeh sesudah satu lagu mereka bridging dengan ngobrol. OH ITU ADIKNYA! KENAPA LUCU BANGET GEMES!

Detik itu juga eksklusif search Instagram dan iya emang adiknya dong. Follow Naura, follow Neona, follow Nola HAHAHAHAHA. Neona ini 7 tahun bila ga salah tapi lucu banget! Dia terobsesi pengen konser sendiri gitu dan celetukannya di panggung itu natural. Kata emaknya itu di luar skrip loh. Gemes banget asli.


Konsernya bagus banget! Mewah tapi ga intimidating. Sederhana meski bajunya Mel Ahyar hahaha. Bajunya glamor tapi nggak intimidating atau terkesan cukup umur alasannya mereka pake sneakers. Anak-anak memang SEHARUSNYA pake sneakers aja meskipun manggung. Soalnya saya suka liat bawah umur manggung di mall gitu pada pake heels huhu. Antara kasian sama pengen toyor emaknya.

T______T

Ada sih di lagu terakhir yang bajunya retro sok cukup umur gitu tapi termaafkan lah. Cuma buat closing doang kok.

Suara Naura juga bagusnyaaaaa. Neona juga suaranya bagus. Naura dapat nyanyi sambil main ukulele juga. Bahasa Inggrisnya lancar. Aku sungguh kompetitif dengan bawah umur zaman sekarang. Huft. Karena ini gladi resik konser Naura tahan suara, tiap ada nada tinggi ia berhenti nyanyi, simpan bunyi buat konser besok dan besoknya katanya. Lagu-lagunya juga lagu bawah umur dengan pesan anak-anak.

Terbikin iri ialah saat mereka muncul satu keluarga di panggung. Ada ayahnya dan anak tengahnya juga yang cowok. Detik itu juga eksklusif follow IG ayahnya dan Belvan hahahaha.


Saya enjoy banget nonton ini tapi Bebe bobo lol. Saya terkagum-kagum lihat panggungnya yang sungguh sederhana. Enak banget ya bikin konser zaman sekarang, tinggal bikin panggung 3 dimensi, terus background pake proyektor doang kesudahannya manis banget. Kebayang zaman dulu harus bikin properti sendiri duile ribet.

Intinya hingga kini belum move on dari konser Naura hahaha masih suka sama satu dancer perjaka yang ternyata orang Bandung dan udah di-follow Instagramnya lol. Sebel ya anak kecil zaman kini kenapa talented banget! Yang ingin tau dapat liat di Instagramnya Naura @aku_naura.

Saya juga vlog sedikit nih buat yang ingin tau sama suasana konsernya. Edit apa adanya dari hp nihhhh hahaha.


*

Oiya ini saya nulis ini lapang dada dari hati loh pengen kasih pandangan gres tontonan buat anak-anak. Nggak dibayar hahahaha. Tahun depan bila ada nonton deh!

Btw semua foto dari Instagramnya @aku_naura ya! LUV!

Detail ►