Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tips Menyikat Gigi Balita

Tips menyikat gigi balita aneka macam beredar di internet. Tapi biarlah ya saya mau share juga kisah Bebe hingga ia mau sikat gigi tanpa gulat, drama, dan air mata. LOL


Beberapa waktu kemudian Bebe difoto di Instagram sambil tersenyum dan pamer gigi. Kemudian ada yang berkomentar (hai mbak Mira!) memuji wah gigi Bebe anggun ya, niscaya rajin sikat gigi. Gigi Bebe memang putih higienis dan nggak keropos sama sekali (JANGAN SAMPAI). Giginya masih utuh. Ada kuning dikit di gigi depan tapi masih utuh banget,

Karena ibu Bebe praktis dibentuk gembira dan bahagia, maka saya tulis postingan ini. Hahahaha. Kemudian galau nulis judul mau pake "tips sukses" takut nggak sukses, mau bilang "tips pintar" kok ya sok pinter amat. Mau bilang "tips seru" ya mati-matian juga sih nggak seru-seru amat hahaha. Makara ya udalah to the point tips menyikat gigi balita.

Bebe dulu drama banget sikat gigi. Bikin frustasi banget, digigit lah, nolak lah, lisan ketutup rapet lah hingga nggak ngerti lagi masukin sikatnya gimana. Cuma ya tetep kan harus dipaksa baik-baik. Baik-baik lantaran dipaksa tapi ya nggak diomelin juga. Disabar-sabarin aja dibujukin. Sekarang sih syukurlah udah nggak pernah drama lagi. Malah maunya sikat gigi mulu, jikalau udah tamat niscaya minta odol lagi. -_____-

Ini ia tips menyikat gigi balita:

1. Biasakan semenjak bayi

Bebe sikat gigi semenjak belum ada giginya. Pas gusinya mulai keras gitu, disikat pake karet yang dimasukin ke jari itu loh. Digigit nggak? Digigit laahhh.

Sampai kini juga masih gigit sikat gigi kok. Tapi apa lantaran digigit kemudian menyerah? Apa lantaran digigit jadi rela anak nggak gosok gigi?

Ya pada dasarnya biasakan gosok gigi semenjak bayi. Pantang mengalah sebelum gigi tersikat semua!

(Baca: Mengajarkan Kebiasaan Baik pada Balita)

2. Buat rutinitas

Kapan pun Bebe mandi maka Bebe gosok gigi. Makara saya nggak bikin hukum gosok gigi sesudah makan atau gosok gigi pagi dan sebelum tidur. Kadang jikalau weekend ia sore udah dekil banget, ya sore mandi plus gosok gigi. Malem sebelum tidur niscaya mandi lagi dan gosok gigi lagi lantaran mandi ialah ritual sebelum Bebe tidur.

Nah waktu belum dapat kumur-kumur, saya juga nggak mengharuskan gosok gigi di kamar mandi atau wastafel. Pakai pasta giginya yang dapat ditelen juga kan jadi nggak ada urgensi ia harus di kamar mandi atau wastafel. Gosok gigi di mana aja, di kasur sambil main juga ayo aja yang penting gosok gigi. Setelahnya minum. Ini untuk membiasakan diri dengan gosok gigi aja sih. Di mana aja ayo daripada dipaksa ke kamar mandi/wastafel terus malah nggak jadi?

(Baca perihal pasta gigi dapat ditelan Bebe di sini)

Sekarang sih ia udah dapat kumur dan dibuang airnya. Makara kini pakai pasta gigi biasa soalnya yang dapat ditelan itu mahal hahaha. Makara kini (2 tahun 4 bulan) gosok gigi selalu di kamar mandi.

3. Sikat gigi bersama

Ini penting dan harus sambil akting "IBU SIKAT GIGI DULU AAHHH! HMMM! SEGAR YA SETELAH SIKAT GIGI." Ya akting-akting sok excited gitu loh.

Biarkan ia pegang sikat giginya sendiri, lama-lama Bebe suka mengalah gitu kemudian ketika kondisi sikat gigi masih dalam lisan dia, GOSOK!

Cicil aja gosoknya. Misal kini geraham bawah dulu kanan kiri, udah gitu mandi dulu, terus geraham atas kanan kiri, terus main air, terus gres depan. Berdua juga bisa, pegang berdua gitu sikatnya. Soalnya kadang ia bete gitu lantaran kelamaan disikat giginya, mati gaya dan nggak nyaman kali ya ada yang gusrek-gusrek gigi.

4. Pasta giginya yang enak

IYA INI NGARUH. Kalau nggak lezat nggak mau dia. Kalau udah dapat pilih supaya pilih sendiri. Waktu kecil sih saya cari kondusif rasa pisang lantaran Bebe suka pisang. Intinya cari yang jadi favorit anak.

5. Sikat giginya yang enak

Ini juga ngaruh! Bebe pernah saya belikan sikat gigi yang dapat dilipet terus jadi mobil. Ya dipake cuma sekali doang kemudian mingkem. Ternyata pas saya coba emang nggak lezat banget sih, keras dan kasar. Sekarang Bebe harus pake Oral-B Stages (ini bukan iklan) yang gambarnya Winnie The Pooh. Dia hingga tau yang gambar Tigger itu yang di daycare, yang Eeyore di rumah, yang Pooh di rumah nini. Begitulah. Harus cari yang bikin anak terobsesi.

Eh terus kemarin beli di AEON sikat gigi Tomica soalnya gemes lucu banget. Nggak tau deh mau apa nggak, belum dicoba hahaha.

6. Nonton video "Brush Your Teeth"

Ini nggak ngaruh di Bebe tapi ngaruh di anak beberapa temen saya. Makara gosok giginya sambil nonton videonya. Bebe entahlah nggak terpengaruh sama sekali dan tetep nggak mau. Ini videonya.


Mungkin dapat dicoba dengan video anak kecil lain lagi gosok gigi. Tidak ada salahnya mencoba peruntungan hanya bermodal kuota, buibu!

7. Perlihatkan gigi rusak

Ini ia turning point-nya. Suatu hari Bebe liat gigi abang sepupunya (namanya Alma) yang keropos. Sampai hitam gitu kan. Dan ia shock.

Bebe: "Ibu gigi Alma kenapa?"

Ibu: "Itu lantaran tidak sikat gigi, makanya harus rajin menggosok gigi ya!"

Kemudian ia mau gosok gigi dengan sukarela. Sejak ketika itu ia jadi suka merhatiin gigi orang. Kebetulan di daycare juga ada anak yang giginya keropos juga. Terus ia lapor jikalau temennya gigi rusak juga lantaran nggak pernah gosok gigi lol anakku praktis ditakut-takuti. -_____-

8. Puji dan ingatkan

Pujian harus sering diberikan "wah anak cerdik menyikat gigi!" bahkan kadang masih di kamar mandi aja saya peluk dulu saking urgent-nya itu pujian. Setelah tamat mandi, bawa ke kamar, laporkan lagi dong sama JG "Appa, tadi Xylo cerdik loh menyikat gigi!". Nanti Bebe akan berbinar gembira dan JG tentu harus puji lagi "WAHHH PINTAR SEKALI MAU MENYIKAT GIGI".

Ulangi dan ulangi lagi setiap hari. Hidupku penuh dengan akting excited memuji segala hal baik yang dilakukan Bebe. Nggak apa-apalah ya? HAHAHAHA.

(Baca: Selepas ASI, Apakah Anak Harus Minum Susu?)

*

Begitulah. Luar biasa, tips menyikat gigi balita doang hingga DELAPAN POIN loh ibu-ibu. Masih dapat bilang jadi ibu itu gampang? Btw please note ada kemungkinan Bebe giginya anggun lantaran nggak ngedot hahaha.

Soalnya rata-rata anak yang ngedot itu kan dot terus ketiduran kan. Nggak gosok gigi lagi dong? Mungkin itu sebabnya juga giginya jadi praktis rusak. Mungkin loh yaaa.

Share yukkk supaya gigi anak Indonesia bagus-bagus semua lantaran rajin menyikat gigi!

*modus*

LOL

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Wacana Berteman


Ini ialah penentuan #SassyThursday teralot. Sampai jam 9 malem belum tau mau nulis apa alasannya ialah auk yang lagi rame di timeline apa hahaha. Pada ngomongin politik dan agama semua duh malassss. Akhirnya muncullah topik yang simpel ditulis dan hanya akan berisi kisah langsung belaka muahahahaha.

Gue sama Nahla gila banget, aneehhh banget sering terjadi kesamaan. Bukan cuma sama-sama abstrak alasannya ialah terobsesi nanas dan terong atau suka warna-warna dan watercolor tropical kinda things tapi contoh pikir suka sama hingga merinding gitu hahaha asliii ngeri parah.

Tapi di sisi lain kami berdua juga beda banget. Gue lebih vokal dan suka bersuara sementara Nahla lebih pendiam. YESSS NAHLA PENDIAM, GENGS. Makara kali ini kami mau share bagaimana introvert-nya Nahla dan bagaimana extrovert-nya gue. Nahla yang introvert tapi simpel curhat ke orang sementara gue extrovert tapi jarang curhat sama orang lol.

Baca punya Nahla:

Oke jadi jikalau yang udah pernah ketemu gue, niscaya taulah jikalau gue anaknya nggak pemalu hahahaha. Kalau gue diem artinya lagi nggak mood banget (mungkin lagi mens lolol). Gue tipe yang nyapa orang duluan, say hi, sok akrab, dapat menginisiasi percakapan lebih dulu. Dan kebetulan JG juga orangnya gitu. Bisa di parkiran tau-tau lagi ngobrol sama orang kaya bersahabat banget padahal nggak kenal dan cuma tanya-tanya motornya.

Gue juga gitu. Gue tipe yang memuji sepatu mbak-mbak yang nggak gue kenal tapi sama-sama ngantri beli Chatime wtf. Gue tipe yang mengajak ngobrol semua anak kecil yang gue temui di toko mainan. Gue tipe yang memuji baju anak orang lain di dalem lift. HANYA KARENA PENGEN NGOBROL AJAH. HAHAHAHA.

Aku anaknya suka mengobrol. Kadang ada yang annoyed dan terganggu banget kemudian lempeng dan menganggap gue nggak pernah muncul di kehidupan dia. Tapi kebanyakan sih hepi ya, apalagi jikalau dipuji. Cih, dasar insan huahahaha.

Gue tipe yang berbasa-basi sama semua driver taksi. Gue tipe yang menanyakan hal yang sama berjuta kali pada supir taksi baik taksi modern ataupun konvensional "udah berapa usang jadi supir taksi pak?". Percakapan dapat berlanjut hingga gue tau anaknya pesantren di mana, istrinya kerja apa nggak, anaknya berapa, panjang lebar. Nggak kelar-kelar malah jikalau beliau ceritanya seru gue suka sebel alasannya ialah keburu nyampe rumah lol.

Tapi yah, sebenernya, temanku sedikit gaes. Yes, gue bukan social butterfly yang punya sahabat di mana-mana dan selalu punya orang untuk diajak nongkrong bareng. Gue bahkan nggak pernah nongkrong hahaha. Gue jarang sekali ikut reuni. Temen gue sedikit banget. Ini mungkin menjawab kenapa gue nggak duduk kasus nikah diem-diem hahaha.

Nggak tau ya, gue ngerasa semakin sedikit teman, semakin sedikit orang yang harus gue bahagiakan. Semakin sedikit harus menjaga omongan alasannya ialah takut si A tersinggung, takut bapaknya si B bete, takut emaknya si C sakit hati. Ya gue juga mikirin hal-hal kaya gini tapi semakin kecil circlenya, semakin bebas beropini lah haha.

Gue punya sahabat *NAHLA, I COUNT ON YOU* beberapa orang tapi ya udah itu aja. Nggak punya lagi hahaha. Dan semakin sampaumur gue semakin membedakan mana yang statusnya kenalan (cuma pernah kenal), mana sahabat (sudah berteman usang dan masih maintain good relationship), mana sahabat (ini yang gue curhatin), mana sahabat socmed (berteman, suka ngobrol, tapi di socmed doang).

Makara iya, sebaliknya dari Nahla, gue anaknya nggak simpel curhat. Sedikit sekali orang yang tau masalah-masalah gue. Gue cuma kisah duduk kasus gue ke JG. Mungkin alasannya ialah anak pertama ya, gue terbiasa untuk menuntaskan duduk kasus sendiri. Nggak pernah kisah ke orangtua juga alasannya ialah saya anak sehat tubuhku kuat. Anak berpengaruh menuntaskan duduk kasus sendiri. Curhat buat gue beda tipis sama ngeluh jadi berusaha dihindari.

Gue nggak bilang ini good things ya, tapi entahlah lebih nyaman kaya gini. Cuma segelintir orang yang tau jikalau gue punya masalah, imbasnya gue nggak drama alasannya ialah nggak perlu mikirin saran-saran orang lain. Gue cuma mau dikasih saran sama orang yang berdasarkan gue bener-bener penting. Ini makanya gue males curhat di socmed alasannya ialah siapa mereka hingga dapat ngasih saran ke hidup gue?

*sombong lu* *bodo amat*

Gimana sih katanya suka ngobrol tapi nggak punya temen terus ngobrol sama siapa? Iya memang sukanya ngobrol sama orang gres alasannya ialah orang gres itu menarik banget. Banyak hal-hal yang kita nggak pernah kebayang sebelumnya. Btw jadi inget mau bikin series gres soal kisah bersama driver taksi online. NANTI YAAAA.

Kalau sama sahabat-sahabat dan handai taulan sih kadang curhat meski seringnya sih gue yang dengerin mereka curhat kemudian ngasih saran-saran semacam gue ini paling bener aja hidupnya. *maap gengs lol* Tapi gue seneng sih memberi saran dan menganalisis orang.

Saking seringnya ngobrol sama orang, gue dapat menganalisis orang dari CHATNYA. Apa beliau nulis sambil marah? Apa beliau bohong? Apa beliau becanda? Apa beliau ngetik sambil ribet?

*

Apalagi ya.

Oiya saking gampangnya Nahla kepancing gue kadang suka kasian sama beliau alasannya ialah anaknya inosen banget lol. Kan serem ya tau-tau kisah apa gitu ke orang yang nggak terlalu kita percaya. Gue sih justru menghindar kisah langsung DENGAN BERTANYA CERITA ORANG HAHAHA.

Daripada gue kisah hidup gue, mending gue tanya-tanya orang dan dengerin kisah hidup dia. Makara apakah saya beneran extrovert? HAHAHAHA. Aneh banget saya extrovert yang tidak simpel curhat sementara Nahla ialah introvert yang simpel curhat. Mungkin banget ini ada teori psikologinya cuma gue sama Nahla aja yang nggak ngerti dan menganggap ini gila lol.


Udah sih. Kalau kalian gimana? Geng saya apa geng Nahla nih? Apa nggak dua-duanya?

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Mencar Ilmu Mandiri


Bulan ini Bebe umurnya 2 tahun 4 bulan. Lagi masa-masanya ingin mengerjakan semua sendiri. Dari buka kait bra (buat nenen) hingga pake baju dan pake sepatu sendiri. Kalau saya nggak sengaja membukakan, dapat ngamuk dan harus diulangi lagi.

Iya ibu-ibu lain niscaya mengalami juga lah, yang sepatu udah dipake harus dibuka lagi alasannya maunya pake sendiri. Level sabun udah kebilas harus sabunan ulang alasannya maunya bilas sendiri.

T_______T

Baca punya Isti di sini:

Apa yang saya lakukan dalam menghadapi Bebe yang berdikari banget ini?

Mengamankan rumah

Ini berat banget gengs. Karena rumah kontrakan kecil terus yang tersulit ialah mengamankan KOMPOR. Iya soalnya lemari piring ada kuncinya, kulkas aman, kompor yang sulit alasannya Bebe ingin tau banget pengen nyalain kompor sendiri.

Ini beliau lagi seneng bikin omelet tapi pengen pecahin telor sendiri, parut keju sendiri, dan masak sendiri. Pecahin telor dan parut keju sih okelah ga duduk perkara kotor-kotor mah lah, tapi nyalain kompor dan menggendong di depan kompor dengan beliau pengen aduk sendiri ITU GIMANA CARANYA? T______T

Yah, tolong ya yang punya inspirasi memasak kondusif bersama balita 2 tahun, leave comments below!

Beri benda tajam mainan

Seperti gunting plastik dan pisau plastik. I know i know harusnya dikasih gunting dan pisau beneran. Tapi semenjak Bebe tertarik pada gunting dan pisau saya selalu tunjukkan ini tajam, cus coel dikit ke kulitnya cuma semoga mencicipi itu tajam. Dia jadi berhati-hati. Kaya waktu Bebe pernah memecahkan gelas, saya colek sedikit kaca ke kakinya semoga beliau tau bila itu tajam. Sejak ketika itu Bebe selalu memegang gelas dengan dua tangan dan jalan berhati-hati. Dan iya bila di rumah beliau hampir selalu pakai gelas kaca.

Selalu diulang sih "Be, hati-hati nanti pecah, bila pecah kenapa?" Bebe dapat jawab dengan lancar "Kalau pecah tajam".

Untuk gunting pertimbangannya ialah semoga yang kegunting kertas doang. Meminimalisir risiko baju atau sprei kegunting gitu hadoohh. Lagian gunting kertas juga bila kena tangan mayan tajem kok, tapi ga dapat melukai. Nggak dapat melukai tangan dan sprei lol.

Tahan impian untuk ikut campur

Ketika anak mau mengerjakan sendiri, kiprah kita hanya menyemangati. Kalau dibantu terus takut jadi nggak mandiri. Iya sih pake celana aja luamaaa banget, tapi ya udah sabar-sabarin aja. Atau pake celana taunya belum pake diapers. Kaprikornus udah mah beliau susah payah pake celana, terpaksa harus dibuka lagi alasannya harus pake diapers dulu.

Ya sudahlah tahan diri. Agak emosi bila makan sendiri sih alasannya jatuh-jatuh makanannya hadeuhhh. Tapi saya harus jadi ibu yang sabar idola kita semua. -_____-

Beri tanggung jawab.

Semacam buang sampah atau beres-beres mainan. Atau sesimpel membawakan sesuatu dari ruang tamu ke dapur. Atau bila andalan saya, tolong ambilkan minum.

Dengan demikian beliau jadi nggak ingin tau lagi sama dispenser dan nggak pernah random pencet-pencet semoga air keluar. Anak yang ingin tau sama dispenser kayanya yang suka dihentikan main di dispenser deh. *ngarang lol

Jangan selalu nurut

Ini saya berasa banget nih alasannya Bebe lagk melaksanakan segala sendiri, rasanya ingin membiarkan aja. Tapi ternyata nggak gitu juga. Tetap orangtua yang beri batasan.

Seperti ingin nyalain kompor sendiri tetep nggak boleh. Tetep diberi klarifikasi bila ada hal-hal yang belum dapat dilakukan belum dewasa dan harus ditemani ayah atau ibunya.

FULL ATTENTION DAN SABAR

Ini harus di capslock amat. Kenapa? Karena inti dari anak ingin ngerjain semua sendirian ialah ibu yang termangu nungguin anak bermenit-menit pakai celana hahahahaha.

Plus harus full attention alasannya takut ancaman lah.

Huah, capek banget ya hahahahha. Dulu waktu bayi capeknya alasannya nggak bobo-bobo, kini bobo sih tapi capek alasannya harus 100% terus nemenin Bebe sementara tubuh pulang kantor aja rasanya udah 20% pengen bobo lol.

Semangat buibuuu!

-ast-

Detail ►

Catatan Untuk Para Beauty Vlogger Pemula (Alias Diriku Sendiri)


YEAY YEAY YEAY! Tolong semprot confetti gengs, tolong terbangkan merpati, tolong nyalakan kembang api, petasan, dan mercon kemenangan alasannya yakni finally gue bikin beauty video!

Tepatnya bikin beauty video yang sesuai dengan standar terendah gue. Iya standar terendah, tertingginya tetep ngarep dengan lighting ala my queen NikkieTutorials lol.

Makara semenjak postingan yang kemarin itu (link di bawah ini) gue bener-bener putus asa. Tapi kemudian Nahla bilang berkali-kali "make up aja kali kak direkam, terus tinggal vo deh".

IYA TAPI AKIK NGGAK ADA WAKTU KALAU HARUS 2x TAKE VIDEO DAN VOICE OVER.

(Baca: Hal-hal yang Dipelajari Setelah Sebulan di YouTube, No Beauty Videos!)

Sampai karenanya sempet-sempetin dan jadinya lamaaaaaa muahahahahahah. Abisan kelar edit video terus biasanya pribadi cicil edit kan maksimal sehari jadi, lah ini harus cari me-time lain dulu buat voice over kan sesudah edit. Tapi ya udalah.

Dan alasannya yakni gue takut gagal, jadi video pertama ini make up natural ajalah, tes-tes lighting aja sama tes edit. Bete banget niscaya jikalau udah bikin makeup heboh gitu terus videonya buruk hahahaha *alasaannn padahal mah nggak dapat makeup susah-susah*

Soalnya jikalau video biasa yang gue bikin sama JG itu gue nggak mikirin lighting sama sekali. Yang penting terang, ring light di-set paling terperinci aja. Ternyata jikalau bikin beauty video nggak dapat begitu, jikalau di-set paling terperinci nanti mukanya rata, contour sama blush on nggak keliatan.

Untuk yang mau bikin beauty video juga, ini catatan gue. Anggap sebagai hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bikin beauty video untuk pemula kaya gue:

1. Lighting yakni kunci. Natural light = natural glow jikalau kau tau posisinya hahahaha. Banyak banget liat orang bikin video dengan lighting matahari tapi gelap sebelah juga jadinya mukanya. Padahal udah untung banget dapat punya waktu santai nemu matahari. Liat video orang sih pada pake lampu meja untuk nyeimbangin bab yang nggak kena cahaya matahari.

2. Kalau nggak pernah nemu matahari kaya aku, ring light is a must! Aku punyanya yang biasa sih bukan LED (abis yang LED harganya 2x lipatnya), tapi ini nolong banget super! Cahaya jadi merata ke seluruh muka.

3. Backdrop itu penting jikalau rumahmu berantakan. HAHAHAHAHAHA. Gue ngikutin juga cara Nahla dengan melakban dua hoverboard ... APA DEH NAMANYA. Apa board sih?

Impraboard, or is it infraboard? Auk ah males googling mana yang bener. Intinya kaya fiber kanopi buat atap garasi tapi ini yang murahnya gitu beli di Gramedia.

Nah terus kainnya dijepit di board itu. Boardnya disenderin aja di tembok ruang tamu.

Sedih deh gue pake kain sequin, mainstream sekalehhhh. Mau print semangka-nanas gitu belum sempet aja ya udalah yaaa. Pake dulu si kain sequin lah. Anggap aja disko darurat eym.

4. Cermin gue pasang pake lazypod di tripod kamera. Ini alasannya yakni gue nggak punya meja rias. Mau beli kok yang dipengen 2juta aja di Ikea. Custom made gitu juga 2-3juta. :(

Meja rias akan membantu alasannya yakni udah ada cerminnya dan semua alat make up akan rapi di meja, duduk pun lebih nyaman. Ini gue duduk di lantai dong, pegel dan duile berantakannya nggak ada dua. Ngalah-ngalahin mainan Bebe.

Dan di video pertama ini cerminnya kurang atas jadi guenya nunduk HAHAHAHAH. Dan maklum yes mata minus 5, muka sama cermin jaraknya harus deket banget jikalau nggak blur semua. Cermin ada juga yang dipegang tapi ribet ah, paling mudah ditempel di tripod.

Mau pake softlens kok males nyari, auk lupa naro bekas dibawa ke Bandung. *niat gak sihhhh?

5. Make up yang mau dipake gue kumpulin dulu di keranjang. Makara nggak sibuk ngaduk-ngaduk make up case. Brush yang mau dipake juga gue pisahin dulu. Ini menghemat waktu banget deh.

6. Pertanyaan terbesar dan harus dipecahkan, rekam video pake mirrorless itu settingnya gimana? Kalau buat selfie, P lebih anggun loh daripada Manual. Malah lebih anggun P dibanding Intelligent Auto-nya Sony a.k.a beauty mode. Gue anaknya nggak terlalu suka beauty mode sih soalnya pada dasarnya kebanyakan cuma ngeblur muka aja. dan jikalau muka gue di-blur idung gue suka keliatan makin rata alasannya yakni ia menghilangkan shading kan.

*tiati frame kacamata ikutan ke-blur sis*

Btw saya frustasi banget loh. Masa pake setting yang sama, hasil video sama selfie jauh banget huhu. Aku jadi merasa fake lol. Enaknya pake apa donggg pas rekam video? Plis beri saya ide.

*hina saja saya alasannya yakni pake kamera nggak pake setting manual, jikalau auto aja anggun ngapain manual coba. buang-buang waktu lol. Lagian gue juga BISA ya foto pake setting manual. Angkatan gue di kampus kebagian matkul foto pake dua kamera, analog dan digital. CUCI CETAK SENDIRI JUGA BISA BWEK*

*ini kenapa jadi pembelaan diri padahal yang banyak cincong aja belum ada huh*

7. Suara motor alasannya yakni rumah di pinggir jalan besar finally bhay semua alasannya yakni gue beli clip on! Yay to me! Mereknya Boya, beli di Tokopedia.

8. Editnya masih pake Filmora, yang simpel ajahhh.

UDAH SIH ITU AJA. Kok tampak nggak ribet ya padahal aslinya ribet banget hingga bikin istigfar berkali-kali.

*

Videonya mana?

*krai*

Oke jadi videonya udah publish semalem terus gue private lagi tadi pagi alasannya yakni gres sadar ada typo. YES TYPO DI TEKS. Baru ditonton 20 orang sih, maafkan ya 20 orang yang tahan melihat ketypoan gue.

Gue nggak mau ada typoooo gue benci typo. Kalau blogpost ada typo tinggal diedit. Video ada typo gue nggak mau alasannya yakni typo itu akan selamanya ada di sana, gue mau edit dulu lagi videonya dan publish ulang ... nanti malem alasannya yakni filenya di laptop rumah sementara kini gue udah di kantor. BERAT BANGET HIDUPPPP.


Makara no 9 adalah;

9. CEK ULANG JANGAN SAMPAI ADA TYPO. Gue cek berkali-kali sebenernya tapi alasan terbesar yakni 3 hari kemarin gue sakit. Sakit banget hingga hari Sabtu itu nggak dapat bangkit saking pusingnya. Gue sakit banget pusing kepala, pandangan gue delay tapi gue keukeuh rendering video yang udah selesai diedit. Pas udah jadi dan gue cek kayanya normal, gue nggak cek banget-banget lagi terus pribadi upload. Ternyata gue yang lagi nggak normal wtf.

9. Masih kurang sih sebenernya pengen beli ... Beauty Blender. HUBUNGANNYA APAAA? Ya agar sih gue mau Beauty Blender masa nggak bolehhh? -________-

*

Oiya nanti jikalau videonya udah publish, kalian akan liat jikalau gue nggak bikin ala-ala beauty vlogger gitu yang glam dan mata dizoom terus kedip-kedip pose-pose. I. JUST. CANNOT. #teaser

Pose-pose imut itu nggak gue banget. Gue akan awkward parah dan ingin menampar diri sendiri jikalau disuruh kaya gitu. Maka gue tetap pakai editan video gue yang biasa. Dengan emoji dan sound effect orang nangis tentunya lolol.

Special thanks to Nahla yang selalu menggampangkan bikin video beauty sehingga membuatku menggampangkannya juga dan Vindy yang gue hebohin mulu urusan clip on dan Filmora HAHAHAHAHAHAH.

DITUNGGU VIDEONYA NANTI MALAM YAAAA. :)

*sok senyum padahal pedih*

T______T

-ast-

UPDATE:

Ini yaaa videonya. Hahaha.



Detail ►

#Sassythursday: Foto Makanan


Videonya sih agak nggak nyambung ya berdasarkan gue. Dari pertanyaan "Pernah pamer masakan demi like dan komentar di media sosial?" hingga di selesai mereka mengajak menghargai makanan. Emang jika difoto, masakan itu jadi nggak kita hargai gitu? -________-

Intinya kita harus menghargai masakan dengan tidak memotretnya (?) sebab masih banyak "kaum" yang makannya hanya dengan nasi+telor, nasi+tempe, bahkan nasi+garem+bawang goreng. Bahkan ada yang makan telor sebab sedang ulang tahun.

Videonya ditonton hampir 1,5juta kali dengan 50k shares. Sakses lah kan emang tujuannya cuma bikin viral video bukan mau membuatkan pesan. Ya gimana pesannya juga nggak ada lol.

Yang heboh justru komentar orang yang share sebab merasa tersentuh dengan videonya. Di timeline gue banyak yang merasa tersindir lalu "nggak-nggak lagi deh foto makanan" hingga "untung gue nggak pernah foto makanan".

Luar biasa hingga bikin orang mikir 2x untuk posting foto masakan dan bisa mengambil laba sebab nggak pernah foto masakan (?). Untung kenapa jika nggak pernah foto makanan?

Gue nulis gini bukan sebab kesindir ya sebab GUE NGGAK PERNAH FOTO MAKANAN. Hahaha. Bisa dicek Instagram gue @annisast, nggak ada foto masakan sama sekali. Kenapa?

Pertama, gue nggak talenta foto masakan apalagi jadi food blogger, lupa mulu. Pasti keburu pribadi dimakan padahal udah niat mau review restoran. Ya gimana mau review jika makanannya habis duluan. Kurang amat review restoran nggak ada foto makanannya.

Kedua, meennn foto masakan juga karya seni. Sama susahnya kaya motret #minimalismscene di IG (JG lagi di ajaran ini btw, check his feed @jago_gerlong). Gue sering foto masakan tapi nggak jadi diupload sebab kok nggak cantik ya? Kok nggak menggugah selera ya? Kok gelap? Kok nggak menarik?

Iya sesusah itu.

Tapi gue nggak jadi merasa terganggu juga sama orang yang foto makanan, terutama yang fotonya memang cantik dan artistik. Gue malah mengagumi hasil fotonya. Kadang kabita ingin makan juga, tapi seringnya nggak peduli sebab banyak juga foto masakan indah tapi makanannya gue sebenernya nggak suka.

Banyak juga orang super kaya foto masakan yang seumur hidup kayanya nggak bakal bisa gue makan sebab entah belinya di mana muahahahah. Ini tipe-tipe rich kids of Instagram yang ke mana-mana pake jet pribadi padahal umur masih 18 tahun. Apa gue jadi iri dan pengen masakan mereka? Nggak juga. Apa mereka jadi nggak menghargai masakan sebab jika pengen sushi, mendadak suruh nelayan mancing di bahari terus chefnya dibawa ke rumah sementara gue makan Sushi Tei aja udah bahagia? Nggak juga kan?

Banyak juga ibu-ibu yang foto masakan terus share resep dan jadi ide bagi ibu-ibu lainnya. Dari foto masakan hari ini hingga foto bekal buat suami dan anak.

Dan gue nggak dapet sama sekali maksudnya "ayo lebih menghargai masakan dengan tidak memotretnya". Kenapa sebab difoto, kita jadi nggak menghargai makanan? Yang penting bersyukur aja ya nggak? Kecuali makanannya sambil diinjek atau didudukin gitu gres nggak menghargai. Atau makannya nggak habis dan dibuang-buang gitu gres nggak menghargai. Kalau difoto doang mah ah elaahhh.

Iya iya, banyak orang yang susah makan, tapi nggak ada hubungannya sama orang yang hobi food photography atuh. Zaman kamera belum ditemukan aja niscaya udah ada orang yang susah makan mah.

Tapi ya udah diliat sisi positifnya (masih ada sisi positifnya, saya anaknya kasatmata sekali) yakni mengingatkan jika banyak orang yang makannya menunya nggak variatif jadi bantu lah lebih banyak orang. :)

Gue sih naker orang aja dari komentar yang share muahahahha. Oh share begitu, oh praktis terpengaruh sama video semacam itu yang padahal nggak ada isinya. Oohh. *manggut-manggut* lolol

Udah ah.

-ast-

Detail ►

Karena Menikah Bukan #Lifegoals

Tidak menikah dan bercerai yaitu pilihan. Jangan menghakimi orang yang tidak menikah, juga orang yang menentukan berpisah dengan suami atau istrinya. Karena menikah bukanlah #lifegoals.


Saat remaja, yang ada di bayangan saya soal konsep menikah hanya seputar pesta pernikahan. Ingin menikah di hutan, ingin wedding dress selutut menyerupai yang digunakan Han Ji Eun di serial Full House, ingin pake Dr Martens untuk menikah. Tidak pernah khawatir soal kehidupan ijab kabul itu sendiri.

Beranjak kuliah dan dewasa, saya mulai bertanya-tanya apakah menikah sama dengan senang selamanya? Bagaimana kalau saya ingin sendirian sementara harus satu rumah terus dengan suami?


Itu twit saya tahun 2010. Itu yaitu titik di mana saya mulai sadar kalau menikah harus dengan orang sempurna atau lebih baik tidak menikah sama sekali! Saya mulai sadar kalau tidak menikah dan bercerai yaitu pilihan. Saya berguru tidak menghakimi orang yang tidak menikah dan juga tidak memandang sebelah mata orang yang menentukan berpisah dengan suami atau istrinya.

Menikah, tidak menikah, tetap menikah, dan berhenti menikah itu sebenar-benarnya pilihan.

Dan sebalnya, urusan menikah ini lebih rempong untuk perempuan. Masih banyak wanita yang ditanya kapan nikah padahal usia gres 20 tahun. Umur 25 jadi deadline menikah, laki-laki masih mending, deadlinenya biasanya di umur 30. Pertanyaan "kapan nikah?" jadi pertanyaan wajib untuk semua orang, padahal siapa bilang semua orang HARUS dan MAU menikah?

Kamu menentukan untuk menikah sekarang, kau menentukan untuk menikah nanti. Kamu menentukan untuk menikah dengan dia, kau menentukan untuk tidak menikah dengan ia dan menunggu laki-laki yang kau anggap lebih baik. Kamu kesudahannya menentukan untuk tidak menikah. Semua ihwal pilihan.

Maka saya agak kecewa dengan goresan pena yang mengutip buku Henry Manampiring (dikenal sebagai @newsplatter di Twitter) berjudul Tips Dapat Jodoh dari Henry Manampiring untuk Perempuan Pintar yang Sulit Dapat Pasangan.

Perempuan yang dimaksud di artikel itu yaitu para wanita alfa atau alpha female, wanita yang secara natural biasanya bakir dan berjiwa pemimpin.

Artikelnya panjang, saya tidak tahu apakah bukunya memang berisi kalimat-kalimat di bawah ini atau ini penafsiran dari penulis artikel. Mind you, goresan pena saya ini juga akan panjang.

Artikelnya kurang lebih berisi bahwa alpha female biasanya terlalu berpengaruh dan kurang peka sehingga sulit menikah. Masalahnya ada kalimat-kalimat yang menyiratkan seolah tujuan hidup semua orang yaitu menikah, seolah kalau kau wanita bakir dan tidak menikah maka kau harus berubah! (kalimat dari artikel orisinil saya tulis miring).

Ketika kau berhasil menawarkan sisi aktual dari kerja kerasmu, percayalah bahwa lelaki niscaya akan tertarik.

Perempuan bakir dan mahir katanya sering 'ditakuti' oleh laki-laki sehingga sulit mendapat pasangan.

Dan meminta para wanita ini untuk “menurunkan” kriteria laki-laki idaman supaya cepat sanggup pasangan. Juga ihwal laki-laki yang terintimidasi alasannya kelebihan-kelebihan yang dimiliki sang alpha female. Aku kok sedih. Kenapa semua dilakukan demi laki-laki? T______T

Jangan terlalu pemilih. Sebagai wanita yang hebat, masuk akal bila kau mempunyai kriteria yang tinggi. Tapi, bukan berarti kau berkeras untuk mendapat sang alpha male semoga kau dan ia tampak serasi.

Kalimat ini serupa pembenaran atas kalimat orang “makanya jadi wanita jangan pinter-pinter amat nanti susah sanggup laki”. Hih!

Seperti yang jutaan orang lainnya juga mengamini, menikah sama sekali bukan prestasi. Kalian hanya kebetulan bertemu satu orang yang bersedia saling merecoki satu sama lain seumur hidup, menyamakan prinsip hidup, dan tinggal bersama. Makara alasannya kau menikah bukan berarti kau lebih superior dari orang yang belum menikah.

(Baca: Jangan Dulu Menikah Kalau ...)

Karena banyak loh yang pengen buru-buru lulus kuliah biar sanggup nikah, like hellow? Lulus kuliah biar sanggup punya ilmu yang berkhasiat buat orang lain aja gimana?

Percaya nggak sih, menikah itu cuma persoalan timing. Kalau hidup kau standar begini nih ya, kau pacaran dari SMA, kemudian putus. Kamu pacaran ketika kuliah kemudian putus juga. Kamu pacaran ketika kerja kemudian putus dengan alasan “belum siap nikah” atau ia menduakan sama bosnya, endebrei endebrei.

Kemudian kau punya pacar lagi di umur deadline menikah. Keluarga kau yang sebelumnya tidak peduli jadi mulai peduli ia kerja di mana, gajinya berapa, latar belakang keluarganya bagaimana. Kamu jadi pribadi merasa ia “the right one” padahal cuma alasannya “oh kini waktunya gue nikah deh, sepakat deh nikah sama dia”.

LAH IYA KAN PACARANNYA SAMA DIA.

Bisa juga kau jadi merasa “oh kini waktunya gue nikah ya, tapi duh nggak deh nikah sama dia, putus deh”. Diputusin alasannya kau merasa sudah waktunya kau menikah dan kau nggak mau buang-buang waktu sama dia. See, it’s all about timing!

Kembali ke urusan alpha female yang bikin takut laki-laki.

Saya tidak sepakat dengan artikel itu yang bilang cari jodoh lebih susah untuk wanita kuat. Bok, cari jodoh mah emang susah. Nggak peduli itu wanita karakternya apa.

Alpha female ini biasanya masih kuliah (lagi), punya bisnis yang sedang berkembang atau sedang di puncak karier ketika usia menikah maka mereka menunda menikah alasannya sedang semangat sekolah atau semangat bekerja. Apa itu salah? Ya nggaklah, itu kan pilihan.

Mereka ini banyak kok, saya ulang ya BANYAK yang kesudahannya menikah di usia 30 sekian. Sekolah sudah selesai, karier sudah mantap. Makara nggak valid sama sekali kalau bilang alpha female susah menikah.

Banyak juga yang menikah sambil tetap kuliah dan berkarier. Banyak wanita yang saya kenal menentukan menikah sambil kuliah dan berkarier alasannya kenapa tidak? Orang-orang ini yang sanggup kerja di siang hari, kuliah ketika weekend, SAMBIL HAMIL. Sering kan denger wanita mahir menyerupai ini?

Tapi memang banyak juga yang menentukan tidak menikah DULU alasannya ingin fokus di hal lain. Banyak juga yang menentukan TIDAK menikah alasannya memang tidak mau seumur hidup harus berdiskusi dengan orang lain soal pilihan-pilihan hidup.

Makanya saya geleng-geleng kepala dengan artikel itu alasannya kenapa ada kesimpulan kalau para alpha female ini harus menawarkan sisi aktual dari kerja keras AGAR LELAKI TERTARIK? Kenapa juga harus menurunkan kriteria laki-laki idaman SUPAYA CEPAT MENIKAH? Kenapa semua jadi dilakukan demi laki-laki?

Kalau kau alpha female dan ingin menikah, saya sepakat dengan bab memperluas bulat pertemanan dan introspeksi diri. Karena mau kau alpha female atau bukan, memperluas networking dan memperbaiki diri mah nggak ada salahnya. Walaupun juga, kau bukan sedang cari jodoh.

Iya betul, alasannya alpha female sulit menikah hanyalah stereotype. Ketika wanita bakir sulit menikah maka orang usil akan berkomentar “kepinteran sih makanya susah nikah”. Tapi ketika ini wanita nggak pinter-pinter amat, kariernya nggak bagus-bagus amat belum menikah juga, komentarnya ganti “makanya jangan pilih-pilih amat lah, jadinya susah nikah kan”.

Dan komentar menyerupai ini kan terjadi pada semua orang, cuma modelnya saja yang berubah. Kalau menikah pun nanti akan dikejar “ayo cepet punya anak keburu bau tanah loh” udah punya anak satu disuruh punya anak kedua. Udah punya anak kedua masih direcoki “dih anaknya dititipin pembantu kok nggak malu”. Udalah.

Perempuan, menikah atau tidak menikah. Sedang menikah atau sudah selesai menikah, tidak ada bedanya. Mereka tetap sanggup bekerja dan berkarya, tetap sanggup menciptakan bangga. Yang beda hanya judgment dari masyarakat.

Lagipula, MENIKAH ITU MEMANG HARUS PILIH-PILIH, pemirsa. Menikah dengan orang yang tidak sempurna hanya akan bikin kau stress, percayalah.

(Baca: 30 Hal yang Harus Didiskusikan Sebelum Menikah)

Menikah bukan #lifegoals. Daripada menurunkan kriteria hanya demi status menikah, cintai diri kau sendiri, buat dirimu bahagia, ikut komunitas hal-hal yang kau sukai, keliling dunia, cek bucket list, bungee jumping di Macau tower, diving di bahari terdalam, jadi volunteer orangutan, ciptakan hal baru, kuliah di kampus terbaik di dunia, bekerja lah di perusahaan terbaik dunia.

Jangan mengubah diri dan menjauhkan harapan demi laki-laki. Kalau kau berubah demi laki-laki dan menikahinya, belum tentu kau lebih bahagia. Karena laki-laki yang cocok buat kau yaitu laki-laki supportive yang tidak minder apalagi membatasi. :)

Satu hal lagi, jangan gampang terpengaruh omongan orang lain.

"Turns out, real life is a little bit more complicated than a slogan on a bumper sticker. Real life is messy. We all have limitations. We all make mistakes. Which means―hey, glass half full!―we all have a lot in common. And the more we try to understand one another, the more exceptional each of us will be." -- Judy Hopps, Zootopia Police Department. 
-ast-

PS: untuk pembaca baru. Ya, saya menikah dengan satu anak. :)

Detail ►

Tips Maintain Social Media


Makara beberapa ahad kemudian saya baca status orang lain. Lupa sih status siapa yang mempertanyakan “Kok sanggup ya pada eksis di semua socmed? Saya Facebook aja nggak keurus.”

Makara inilah saya tulis tips me-maintain social media. Kapan harus membuka akun socmed yang mana? Harus posting apa?

Facebook


Kalau lagi nggak sangat luang, jangan buka timeline Facebook. Buka aja tab notifikasi. Yang penting-penting ada di situ semua kok. Buka timeline Facebook, selain menghabiskan waktu, juga bikin sebel. Karena banyak orang yang statusnya nggak sejalan sama prinsip kita. Kalau kebetulan nemu, unfriend aja atau unfollow semoga damai.

(Baca ini soal follow dan unfollow)

Most of the time saya Facebook cuma buka tab notif. Tapi sebab di kantor kerjaannya memang di socmed, jadi hampir sanggup dibilang saya selama di kantor memang aktif di Facebook. Saya juga jarang update status sebab ga tau mau update apa deh?

Biar timeline tetep jalan, maka share-share lah informasi dari news site terpercaya. BuzzFeed paling favorit lolol. Jangan lupa tambahkan pendapat langsung semoga mancing orang buat komen.

Twitter


Twitteranlah … sambil pup muahahahahaha. Lagi di Twitter udah nggak serame dulu kan, tapi percayalah, yang rame di Facebook belum tentu rame di Twitter dan juga sebaliknya. Makara saya sih tetep scroll-scroll timeline Twitter untuk update aja, lagi rame apa AnakTwitter?

Lagi di Twitter kan udah ada si “while you are away …” yaitu Tweet dari orang-orang yang sering berinteraksi sama kita dan sering kita kepoin timelinenya. Makara tinggal cek di cuilan itu aja.

Nge-tweet apa? Apa kek. Kalau ada yang terlalu random dan akan menjadikan perpecahan di Facebook, biasanya saya tulis di Twitter. Rakyatnya lebih adem lol.

Instagram

Yang terobsesi sama feed Instagram acungkan tangannyaaaaa. Hahahahaha. Feed Instagram rapi memilih mood banget sih jikalau buat saya. Tapi foto manis itu kan susah ya. Makara yang saya lakukan yaitu stok foto sebanyak-banyaknya ketika ada waktu foto.

Terus diuploadnya cicil deh, sehari satu. Kalau lagi liburan juga bisa, stok aja dulu nanti upload perlahan-lahan, tinggal dipakein hashtag #throwback.

(Baca: Trend Make Up di Instagram)

Snapchat/Instagram Stories

Ini dijadikan satu kategori sebab yaelah sama persis juga. Saya jarang pake keduanya tapi mantengin bener punya orang lain lol. Saya jarang snepcet-an atau stories-an sebab suka lupa. :| Padahal udah ada tips lengkapnya di sini.

Salah satunya yaitu Snapchat lah ketika di jalan menuju kantor. Nah masalahnya saya di jalan menuju kantor itu si Bebe niscaya nenen. Ribet lah udah. Yang terang saya niscaya cek timeline Snapchat sambil makan siang.

(Baca wacana Snapchat di sini)

Path

Saya nggak pernah update Path sebab malas buka timelinenya yang isinya temen-temen doang lagi pada makan malem atau kolase foto bayi. Hahahaha. Makara itu tips update di Path, update lah makan malam kalian atau belum dewasa kalian. Well ...

Blog


Nulislah sebelum tidur. Nulisnya di HP lah udah, makanya niche blognya curhat deh jadi sanggup tulis dan publish dari HP LOL. Kalau beauty blogger mana bisa, foto sama ngedit fotonya aja pegel mahahahaha.

Terus jangan lupa langganan dlvr.it. Cuma berapa ya, 9 dolar apa sebulan. Tapi sanggup setting auto post di Facebook fanpage, Google+, Pinterest, Twitter, hingga 50 akun pokoknya. Worth every penny. Makara sehabis nulis ya udah, nggak usah ribet share lagi di socmed. Otomatis ke share sendiri.

(Baca: 5 Apps Wajib untuk Phone Blogging)

YouTube

Karena YouTube yaitu gudang ilmu sebenar-benarnya. Cari tutorial apa juga ada. Kalau saya sih nonton YouTube supaya update dengan para YouTube stars masa kini. Bawa headset ke mana-mana, nonton jikalau lagi nunggu atau lagi mati gaya.

Nggak sempet? Saya sering jadiin mereka-mereka ini sebagai backsound. Nggak ditonton tapi didengerin. Kaya waktu kasus Jeffree Star vs Kat Von D, udalah nggak perlu diliat mukanya, dengerin aja yang penting update.

Mau update YouTube juga? HUAAAAA. Itu sih mati-matian banget sebab syuting, voice over, dan editing itu makan banyak waktu banget.

Kalau mau baca catatan ribetnya bikin beauty video sanggup dibaca di sini dan catatan sehabis sebulan di YouTube juga di sini.

*

Tapiii sebelum melaksanakan semua itu, pertanyakan dulu pada diri sendiri. Apa tujuan bersocmed? Kalau saya sih hobiiii. Social media dan dunia digital yaitu hidupku hahahaha. Makanya happy banget kerja di dunia digital dan mantengin socmed.

Terus juga semoga nggak ketinggalan info. Timeline Facebook saya itu nggak lebih ibarat feed dari news site. News site entertainment sih banyaknya HAHAHAHAHA. Fanpage mereka saya bintangi biru, status dengan bintang biru ini akan muncul lebih banyak di timeline. Itu dulu sebelum Facebook mengubah algoritma ya. Sekarang sebel, fanpage di newsfeed jadi sedikit sekali meskipun udah dikasih bintang biru. :(

Di Instagram, feed saya isinya kebanyakan beauty blogger. Makara untuk update segala sesuatu seputar beauty saya ke Instagram. Tau ada lipstik yang lagi happening, itu niscaya dari Instagram. Kemudian Snapchat/Instagram Stories untuk kepoin hidup orang yang ingin dikepoin. Banyaknya saya follow artis sih, lucu aja liat Kendall Jenner atau Gigi Hadid bangkit tidur, biasanya kan difoto paparazzi. -______-

Udah sih itu aja. Balik lagi, jikalau memang nggak nyaman di social media ya nggak perlu maksain juga sih. Mempertanyakan “kok sanggup sih update socmed sebanyak itu?” buat saya sama dengan pertanyaan “kok sanggup sih masak sajian makan malam sebanyak itu?”. Ya sebab tergantung kesukaan masing-masing, mau menghabiskan waktu luang di mana?

Yang penting happy kan?

-ast-

Detail ►