Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tentang Melampaui Batas

[SPONSORED POST]


"Don't limit your challenge, challenge your limit."

Flashback ke lima tahun lalu, saya hingga kini masih sering termangu loh. Kok berani ya saya tinggal di Jakarta sendirian?

Waktu itu saya pengangguran, sudah lulus kuliah dan gres saja resign dari kawasan kerja saya alasannya yakni tidak betah. Maklum, pekerjaannya jadi sekretaris, nggak sesuai passion saya yang selalu menulis dan senang mendesain. I told this story a million times and repeat it again and again because that's how my story start.

Intinya saya untuk pertama kalinya #LampauiBatas dengan pergi sendirian ke Jakarta. Saya yang bahkan di Bandung pun selalu diantar ke mana-mana. Saya nekat bermodal Google Maps di Blackberry dan alamat kantor yang jadi tujuan interview. Turun travel dan naik taksi. Berjalan kaki mencari rumah sakit untuk tes kesehatan. Naik taksi lagi dan naik travel lagi. Pulang ke Bandung lagi usai tes penerimaan karyawan itu.

Interview sukses, saya diterima. Saya sangat excited dengan pekerjaan itu dan saya tidak menyadari dikala itu bahwa itu mengubah hidup saya sepenuhnya. Saya yang seumur hidup tinggal bersama orangtua kini sendirian di Jakarta. Saya harus mencari makan sendirian, saya harus jalan-jalan sendirian.

(Detailnya ada di postingan ini: Keputusan yang Mengubah Hidup)

Untuk pertama kalinya saya naik TransJakarta (yang ternyata nyaman ya asal tidak di jam sibuk), untuk pertama kalinya saya liputan keliling Jakarta. Keliling kota yang tidak saya kenal sama sekali sudut-sudutnya. Modal Google Maps dan kuota. Nekat.

Gimana nggak nekat, liputan saya itu kadang gres simpulan jam 12 malam. Saya sering sekali terdampar di pinggir jalan tengah malam alasannya yakni susah mencari taksi sementara TransJakarta sudah tidak beroperasi. Sekarang sih yummy ya tinggal pesan ojek online, lima tahun lalu?

Lima tahun kemudian yang lakukan ya pasrah duduk di trotoar menunggu taksi sambil menulis berita. Atau memesan taksi via telepon. Nggak ada takut-takutnya, maklum jiwa muda, jikalau dipikirin kini kok ngeri ya hahahaha. Apalagi jikalau pulang konser di Ancol, bok saya pernah jam 1 malem terdampar di gerbang pantai karnaval Ancol pulang liputan.

YES, BUKAN GERBANG UTAMA. Gerbang Pantai Karnaval yakni gerbang suram, kecil, dan jalan rayanya sangat berdebu. Ada jalan layang di depannya dan itu sepi banget. Yang lewat jalan itu cuma truk, pesan taksi pun nggak ada yang mau ambil. Tapi dulu senang bahagia aja, alhamdulillah selamat hingga kini hahahaha.

Memang kadang ada hal-hal yang harus kita lakukan me #LampauiBatas untuk mengetahui seberapa besar keberanian kita menghadapi hidup.

Selain duduk kasus pekerjaan dan kawasan tinggal, menikah juga buat saya yakni salah satu momen #LampauiBatas saya. Saya selalu punya ketakutan untuk menikah. Saya takut harus mengurusi rumah seharian dan tidak punya me time. Saya takut harus berhenti bekerja alasannya yakni punya anak. Saya takut tidak punya kebebasan yang sama menyerupai dikala belum menikah.

Tapi ternyata saya menikah, saya punya anak, dan segala kekhawatiran itu tidak terjadi.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)


Kalau di dunia blogging, saya sedang push the limit untuk bikin video seminggu sekali. Writing is always in my blood tapi syuting dan edit video belum pernah dilakukan huhu. Dulu pas kuliah ada sih mata kuliah yang harus syuting dan videoan TAPI BUKAN GUE YANG NGERJAIN HAHAHAHA. Kan kelompok gitu, saya giliran bikin script aja, yang syuting dan editnya mah temen saya yang lain.

Dan ternyata dahsyat ya emosi diaduk-aduk banget bikin video itu. Mana harus elok di depan kamera, harus mikirin topik, plus harus editnya pula. Berderai air mata banget deh. Tapi ternyata saya bisa, so far udah sebulan lebih saya aktif lagi di YouTube dan seminggu sekali setiap Senin masih on time upload video baru. Doakan selalu lancar yaaaa. Ini hal paling #LampauiBatas di sepanjang karier social media saya.

Nulis blog mah gampang, eksis di Instagram? Gampang juga lah tinggal stok foto. Twitter mah twit aja apapun yang diinget dan gunakan Facebook untuk share info lucu dari Buzzfeed. Tapi update YouTube, wah wah wah, nangis darah. Saya besar hati banget bisa bikin kesepakatan untuk bilang "new video every Monday" because it really pushes my limit. #LampauiBatas sekali!

Hidup ini penuh kejutan. Ketika kita berpikir hidup membosankan, kita hanya belum tahu bagaimana cara biar membuatnya lebih berwarna. Ayo lawan rasa malas dan takutmu, #LampauiBatas kemampuanmu! :)

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Anak Dan Alam


Lahir di Bandung dan tinggal di Jakarta semenjak bayi, Bebe sedikit sekali terpapar alam. Dia tidak punya kesempatan main tanah atau manjat pohon menyerupai ketika saya kecil dulu. Mentok di rumah ibu saya di Bandung, Bebe main di taman bermain akrab rumah yang sebelumnya ialah lapangan voli.

Baca punya Isti:

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Pengalaman Naik Commuter Line sama Bebe)

Saya dan JG pun berwacana ingin kemping. Tapi lalu rempong sendiri sebab pengen kempingnya Instagram-able. Mau ke bumi perkemahan kok ya pengen tendanya dihias-hias garland warna pastel, pengen bawa dingklik lipat warna-warni, pengen ada kendaraan beroda empat VW Combi sebagai latar tenda ... KAPAN BIKINNYAAAAA. Nggak jadi-jadi deh pergi kemping sebab ribet persiapannya dibanding kempingnya.

Terus pengen glamping, eh taunya daerah inceran udah penuh hingga November. Baca-baca reviewnya makanannya tempatnya doang yang anggun tapi makanannya nggak lezat pula apalagi buat anak-anak. Bayar mahal cuma buat foto doang kok ya sayang. Ujung-ujungnya ngemol lagi ngemol lagi. Nggak bosan cuma tertekan sebab beban Bebe nggak tau alam hahaha.

Bebe pernah sih diajak ke Floating Market Lembang, main kelinci hingga puas, sayanya jajan hingga kenyang. Meskipun saya kasian plus nggak tega sebab kelinci-kelinci itu dibully sama anak-anak. Dicolok-colok mulu pake wortel, dijejelin terus ke mulutnya, ditarik kupingnya, digendong kasar. Huft. Galau abis, mending ngebelain kelinci apa ngebelain Bebe nggak tau apa itu kelinci?

Dan besok Bebe mau ke Kuntum Farm, Bogor. Baru kerasa berat banget nyari alam sebab alamnya udah nggak ada. Sampai bela-belain ke Bogor deh biar mainnya nggak di mall terus. Uang yang keluar kayanya sama tapi pengalamannya beda.

(Baca: Anak dan Alam

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Traveling with Babies for Dummies)

Saya juga pengen ajak Bebe ke pantai tapi diduga beliau akan risih dan nggak mau kena pasir sih kakinya. Bebe itu risihan banget anaknya. Nginjek karpet bulu aja jinjit. Apalagi nginjek pasir, nanti pasirnya nyelip-nyelip di jari, duh saya aja mikirinnya males. Maklum saya sendiri anaknya nggak suka pantai, soalnya panas, gerah dan lengket. HAH. Gimana masa depan Bebe bila gini.

Apa pindah aja gitu ya ke pedesaan yang masbodoh dan sepi, punya ayam dan sapi, lalu saya di rumah baking dan Bebe homeschooling. JG mencangkul tanah supaya gembur dan siap ditanami. *WHAT* *brb cari rumah di Lembang* *deket* *anaknya cemen*

Kenapa gitu Bebe harus kenal alam?

Ya biar seger aja. Biar nggak liat kendaraan beroda empat sama gedung mulu. Liat sapi kek sekali-kali.

Abis ini niscaya pada nostalgia deh, waktu kecil mah liat sapi kerbau kambing praktis blablabla. Manjat pohon di halaman rumah blablabla. IYAAA ini bukannya nggak mau tapi di mana.

Ada inspirasi jalan ke mana biar anak dapat lari-larian dan liat alam? Tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta soalnya saya males traveling jauh-jauh apalagi sama Bebe. Capek duluan mikirinnya hahahaha.

-ast-

Detail ►

Jg Vs Ast: Motorcycle Vs Beauty Terms


UPDATE: VIDEO ADA DI BAWAH YAAA.

So gaes, kalian tau kan saya anaknya suka nyusahin diri sendiri? Rekor ternyusahin akhir-akhir ini yakni bikin komitmen "NEW VIDEO EVERY MONDAY" di YouTube.

SUSAH BANGET YA AMPOONNN.

Andai saja saya anaknya suka menjilat ludah sendiri, maka sudahlah tidak akan kulakukan wtf.

Me: "duh saya resah deh mau video apa ahad ini."

JG: "Udalah kau akui kesalahan, tulis satu postingan di blog jikalau kau minta maaf, bilang aja kau khilaf gitu janjiin satu video gres tiap senin."

-________-

Karena yunow, syuting video seminggu 3x mah gampang, ngeditnya kan naudzubillah ya. Video ahad ini yakni video JG vs AST, di mana kami bertanya pada satu sama lain. Saya ditanya istilah soal motor, dan JG saya tanya istilah beauty. Yang kalah harus makan makaroni ngehe yang pedes amit-amit sesendok makan.

(Baca: Hal-hal yang gres gue tau sehabis sebulan di YouTube ...)

Syutingnya bikin mules, videonya 25 menit, ngeditnya berhari-hari, renderingnya sejam, uploadnya 2 jam.

Pas udah berhasil ke-upload EEHHHHH ADA YANG ERROR. Kusadari sehabis mantan saya komen di videonya katanya ada yang error. Hae mantan, makasih ya, jikalau ga dikomenin saya ga tau. :(

Jadilah itu video di-private kembali. Abis errornya tidak mengecewakan lama, 30 detikan dan itu klarifikasi soal video dan rulesnya. Nggak nyambung banget kesudahannya jikalau itu stuck dan terputus, saya kan anaknya perfectionist. *sigh* Mau render ulang kini juga tapi kan ngerjain videonya di laptop rumah, jadi ya file mentahnya di rumah.

Kaprikornus ya begitulah. Ini jadi postingan alasan doang alasannya yakni saya nggak upload video hari ini. Hiks. Sebel harus diprivate padahal udah 10 views. *BARU 10 VIEWS KELES*

Besok pagi saya upload yaaaa.

See you tomorrow!

-ast-

UPDATE, SELASA 30 AGUSTUS. INI DIA VIDEONYA.

Detail ►

Nggak Suka Alam Dan Lebih Suka Mall? Ini Sebabnya!


Apakah kalian termasuk orang-orang ibarat saya, yang lebih nyaman membisu di rumah atau di ruangan tertutup yang nyaman ibarat mall dibanding harus bertelanjang kaki di pasir pantai?

Saya iya, dan beruntungnya menikah dengan orang yang juga ibarat itu. Yang jikalau traveling maunya ke kota-kota juga. Bolak-balik ke Singapura untuk kembali duduk manis di foodcourt mall. Atau menentukan ke Ho Chi Minh city yang ramai kendaraan dibanding ke Halong Bay yang indah dan serba biru.

Sebelumnya saya ngerasa absurd sendiri. Kok orang-orang bisa bilang “kangen pantai” hingga mau mewek? Kok orang-orang bilang maritim yaitu vitamin sea sementara saya liat orang foto di pantai aja pribadi gerah. Saya risih membayangkan butir-butir pasir melekat di antara sela jari. Saya risih membayangkan harus panas-panasan, lengket, dan silau sebab matahari.

Pertanyaan ini terjawab dikala talkshow KEB bersama Jiwasraya selesai ahad lalu. Pembicaranya Psikolog Elizabeth T Santosa (yang anggun banget lafff <3). Mbak Lizzie menyebutkan 8 kecerdasan yang bisa dimiliki setiap anak dan bagaimana cara mengasahnya. Surprisingly, ada yang namanya kecerdasan naturalis!

Iya jadi setiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Ini 8 kecerdasan itu:

Linguistik: kemampuan memakai kata-kata secara efektif. Cocok menjadi pembaca berita, pembicara, editor, wartawan,dll.

Matematis-logis: kemampuan mengolah angka, memakai kebijaksanaan atau penalaran dengan baik. Cocok menjadi insinyur, peneliti, programmer, dll.

Visual Spasial: kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat. Cocok menjadi perancang, arsitek, pelukis, dll.

Kinestetik: kemampuan memakai seluruh badan untuk mengekspresikan pandangan gres dan perasaan. Cocok menjadi penari, atlet, mekanik, dll.

Musikal: kemampuan menangani banyak sekali bentuk musik dan mengekspresikannya. Cocok menjadi musisi, produser, penyanyi, kritikus, dll.

Interpersonal: kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Cocok menjadi public relation, negosiator, marketer, dll.

Intrapersonal: kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Cocok menjadi peneliti, psikolog, penulis, dll.

Naturalis: kemampuan mengenali dan mengategorikan spesies tanaman dan fauna di lingkungan sekitar. Cocok jadi pelopor lingkungan, dokter hewan, dll.

Nah klarifikasi Mbak Lizzie di kecerdasan naturalis itu bikin saya agak bengong. Baru tahu bahwa kesukaan pada alam itu juga cuilan dari kecerdasan ibarat kesukaan pada matematika!

Masalahnya saya suka dipandang sebelah mata jikalau bilang nggak suka pantai. Pake ngotot bilang Indonesia indah lah blablabla. Iya tahu kok, pantai dan gunung itu indah … jikalau liatnya di foto aja hahahaha. Orang menganggap saya absurd sebab mereka menganggap pantai itu relaxing sementara saya mikirinnya aja stres.

Terus diperburuk sama tren traveling. Di zaman di mana semua orang berlomba-lomba untuk traveling dan ngajakin jalan-jalan, saya males maunya bobo aja di rumah hahaha. Kaya kebawa arus pengen glamping, tapi terus baca-baca reviewnya dan sesudah dipikir-pikir kayanya saya dan JG nggak akan ngerasa nyaman, bobonya yummy nggak ya takut banyak nyamuk, jalannya jauh nggak ya, panas nggak ya hambar nggak ya, makanannya yummy nggak ya.

(Baca: 5 Masalah Taman di Jakarta)

Ujung-ujungnya selesai ahad kemudian ke Kuntum Farmfield, Bogor pagi-pagi, dan makan siang di Lippo Mall. Damai. Bebe kena udara segar dan ketemu binatang dan makan siang tetep adem dan nyaman di mall.

Kaprikornus buat kalian yang men-judge sebab ada sebagian insan yang nggak suka alam, saya kini bisa balik nanya: “emang lo suka matematika?” (kecerdasan matematis-logis) Atau “emang lo bisa ngomong natural di depan kamera?” (kecerdasan interpersonal).

Terus pribadi mikir juga, pantes ada anak yang nggak suka banget main di rumput (naturalis) tapi bahagia menyanyi (musikal). Ada anak yang risih banget megang watu sebab kotor tapi arif main lego (spasial-visual). Semua orang punya kecerdasan masing-masing, tidak fair jikalau anak dibilang tidak cerdas hanya sebab ia tidak suka matematika dan dibilang tidak cinta Indonesia hanya sebab tidak suka main di pantai.

Dan jangan lupa, ada juga ibu-ibu yang suka "ngebolang" jalan-jalan main blusukan hingga ke hutan dan gunung manalah sementara ada ibu-ibu yang sukanya shopping aja ke mall.

Begitulah. Intinya mbak Lizzie sih menjelaskan ini dalam konteks pencarian minat dan talenta anak ya, tapi nggak sabar pengen nulis ini dulu hahaha. Spesifik soal apa yang terjadi sama saya dan alam terutama pantai. Semoga nanti bisa nulis lebih detail soal pencarian minat dan talenta anak sesuai kecerdasan yang dimilikinya.

See you!

PS: Dua hari sebelum talk show ini saya masih bingung soal alam. Postingannya bisa dibaca di sini Anak dan Alam.

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Fame And Drugs


Judulnya bronx banget ya. Padahal mah mau ngomongin aa Gatot Bradjamusti dan Reza Artamevia. Betapa Reza pernah sangat populer dan kini beliau ditangkep polisi dan aktual make narkoba.

Gue rada mellow gimana gitu ngeliat Reza. She was a fabulous diva back then. Dengan dress kemben yang nggak ketat di bab dada tapi ngebentuk cup gitu. Baju model gitu ciri khas beliau banget. Tipe dress yang akan jadi korban nyinyiran "baju kok gitu amat? kurang materi ya?"

 Padahal mah mau ngomongin aa Gatot Bradjamusti dan Reza Artamevia #SassyThursday: Fame and Drugs

Jokes yang nggak pernah lucu. *sigh*

Baca punya Nahla:

Dari backing vocal Ahmad Dhani, jadi diva dan lagunya hits, nikah sama Adjie Massaid. Punya anak dua, Zahwa dan Aaliyah udah ngetop dari dulu semacam Rafathar lah ya jika zaman sekarang. Dan lalu cerai. Adjie menikah lagi dengan Angelina Sondakh dan kedua anak itu ikut Adjie dan Angel. Ada apa dengan Reza? Katanya dikala itu udah ikut aa Gatot?

Kenapa belum dewasa yang masih kecil itu tidak menentukan ikut ibunya?

Hubungan Zahwa, Aaliyah, dan Angelina Sondakh pun baik sekali. Dulu waktu Twitter awal-awal banget, gue follow mereka bertiga dan mereka bahagia. Sampai blar, Adjie meninggal (too soon, God), Angel masuk penjara.

Beberapa tahun kemudian, ibu kandungnya narkoba.

Kebayang nggak sih. Orang renta lo cerai, bapak lo meninggal, ibu tiri lo masuk penjara, dan ibu kandung lo narkoba.

T________T

Yang gue pertanyakan: kenapa harus make narkoba?

Ya alasannya ialah pengen aja sis.

Ya nggak dapat dong kaya gitu.

#monolog

Maksud gue ketika lo single, mungkin kekhawatiran lo make narkoba ialah ketagihan terus jadi miskin. Antara ketangkep polisi atau mati sakau (atau ditembak Duterte di Filipina).

Tapi ketika lo punya anak, harusnya mikir lebih panjang dong ya jika mau macem-macem? Apalagi lo orang terkenal. Kaprikornus anak orang populer aja udah berat apalagi ditambah dengan narkoba. Emaknya pun! Kok gue jadi nggak habis pikir.

Ya tapi memang banyak hal di dunia ini yang nggak perlu dipikirkan sih.

Kemarin juga bahas ini di kantor dan muncul dugaan: "pantes aa Gatot dibilang 'guru spiritual' ya, dibikin fly mulu mah kurang pengalaman spiritual apa!"

Hmmm. Iya juga.

Dan tadinya dengan judul itu gue mikir: kenapa ya banyak artis narkoba?

Tapi sehabis dipikir-pikir, loh ya pemakai narkoba yang bukan artis juga banyak sih harusnya. Cuma jika artis karenanya dapet spotlight lebih aja sih.

Lagian berat kali ya jadi artis yang akrab dengan dunia kaya gitu. Ya gimana, jam kerja ga tentu tapi uangnya banyak. Beda sama kita-kita ini yang kerja kantoran, mau party malemnya juga mikir-mikir takut besok masuk angin dan nggak dapat kerja. Nanti dipecat piye?

Salut banget sama artis-artis terutama anak grup band yang pernah kena narkoba terus kini bersih. Macam Slank gitu yang satu grup band make semua. Atau Ari Lasso yang dikeluarin dari Dewa 19 alasannya ialah make, ya daripada menghipnotis yang lain? Atau Hedi Yunus yang disuruh break dulu dari Kahitna untuk rehab. Whoa, informasi infotainment tahun 90an banget yah hahaha.

Intinya naon sihhh ngalor ngidul beginiii. Auk ah, udah jam 2.27 pagi jadi maap maap jika agak ngelantur. Intinya sih prihatin liat Reza. Kasian gituloh akoohhh.

Jauhi narkoba gaes. Mending nonton YouTube gue ajalah di bawah. HAHAHAHAHA.

Cowo-cowo tau ga arti baking, strobing, kabuki, waterline? Cewe-cewe tau ga arti knee down, jump start, dan burn out? Tebak-tebakan, yang gagal jawab makan makaroni ngehe sesendok! Yok nonton yok! *maksa*

See you next week!

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Mengajarkan Kebiasaan Baik Pada Anak


Mengajarkan kebiasaan baik pada anak itu gampang-gampang susah. Gampang sebab ya tinggal dibiasakan. Susah sebab siapa deh yang bilang punya anak itu gampang?

Baca punya Isti:
Kebiasaan Baik pada Anak

Ini beberapa kebiasaan baik yang saya tanamkan pada Bebe.

1. Cuci tangan dan kaki


Kami bukan keluarga yang hygiene freak banget hingga segala dilap dulu sebelum dipegang Bebe. Tapi bila habis main di luar, ya harus basuh tangan dan kaki. Di daycare pun diajarkannya menyerupai itu.

So far so good, namanya anak dan air ya, nggak susah sama sekali nyuruh anak cuci-cuci mah hahaha.

2. Sikat gigi


Ini sempet drama banget. Pernah saya ceritakan di sini: Gosok Gigi Sama Bebe

Berikut-berikutnya meski pakai odol pun ia berpengaruh pendirian, nggak mau ya nggak mau. Suatu hari ada kegiatan dokter gigi di daycare, entah gimana si dokter mencontohkan bila gigi nggak disikat itu nanti dapat keropos. Dan kebetulan ada anak daycare yang giginya keropos, hitam, dan hancur gitu loh.

Bebe menyerupai tersadar pentingnya gosok gigi lol. Dia shock kenapa temennya giginya dapat begitu. Sekarang gosok gigi tanpa drama lagi, tinggal bilang aja: nanti giginya kaya xxx loh? Hiiii.

*kemudian mangap* Dan hingga kini gigi Bebe utuh semua huhu terharu banget.

#win

3. Meminta maaf

Ini masih peer. Entah anak perjaka doang apa anak cewek juga sih? Soalnya Bebe gengsinya udah gengsi perjaka banget. Kalau salah gengsi bila harus minta maaf duluan.

Beuh dibujukin hingga time out maksa ia untuk minta maaf. Tapi nggak selalu sih. Kadang ia sukarela ngasih tangan untuk salaman bila habis berantem sama temennya.

Kaya kemarin sore, di dalem playpen Bebe lagi berdua main sama temennya, sebut saja Z, umurnya 3 tahun lebih. Dan tiba-tiba Z nangis kejer dan ngambek berdiri ngadep dinding.

Mbaknya nggak tau kenapa tapi terperinci bila Z murka sama Bebe. Akhirnya Bebe disuruh minta maaf dan mau. Z nya ga mau. Bebe suruh peluk, Bebe peluk, Z nya ngambek. Sampai di daycare saya tanya.

Ibu: "Xylo kakak kenapa?"

Xylo: "nangis sama xylo"

Ibu: "kenapa hingga menangis?"

Xylo: "dipukul sama xylo"

T________T

Dia tau ia salah sebab mukul duluan makanya dengan simpel mau minta maaf. But whyyy harus pukul segala? Gimana cara ngajarin anak agar nggak pukul-pukul? Karena kadang bukan mukul kan tapi nepok nggak sengaja keras banget sebab belum tau kira-kira.

Nah bila Bebe nganggapnya ia nggak mukul (cuma ketepok nggak sengaja), itu nyuruh minta maaf dapat hingga berantem-berantem lah.

T________T

4. Magic Words

The magic words yang selalu disebut orang kan tiga ya, "tolong, terima kasih, dan maaf". Tapi saya punya satu lagi adalah "permisi". Soalnya kaya nggak sopan gitu bila mau lewat Bebe bilangnya "awas ibu awas". Otomatis saya ralat "PERMISIIII".

Magic words work best bila kita contohkan tentunya. Exaggerate tentu saja. Pembicaraan saya dan JG di depan Bebe emang 90% akting excited.

Me: "Appa TOLONG DOONGGG ambilkan minum!"

JG: "Ini ya ibu"

Me: "WAAHHH TERIMA KASIH APPA SUDAH MENGAMBILKAN MINUM UNTUK IBU"

Every. Single. Time.

And it works!

Bebe naturally sudah pakai "tolong dong", "makasihhh", "permisiii", cuma "maaf" doang yang kadang kala hahahahah

5. Beres-beres

Anak nggak mau beresin mainan? Bebe mauuuu! Wuhuuu! Karena di daycare dibiasakan beres-beres mainan kan, dan sambil nyanyi! Liriknya gini, nyanyikan pake nada "are you sleeping"

"Beres beres, beres beres, sekarang, sekarang.
Ayo beres beres, ayo beres beres, sekarang! Sekarang!"

SETIAP BERES-BERES, NYANYI! Kalau lagu simpulan beres-beres belum selesai, ULANG NYANYI LAGI!

Kalau awalnya ia nggak mau, nggak apa-apa. Ajak aja terus untuk beres-beres sambil kitanya nyanyi. Lama-lama bila saya mulai nyanyi, Bebe otomatis eksklusif beres-beres. Yasss!

6. Potong kuku

Potong kuku sebab bila kuku panjang itu sakit banget bila nggak sengaja kecakar. Dan Bebe tipe yang berdiri bila dipotong kukunya lagi tidur maka harus dicari strateginya.

Udah pernah saya ceritain sih, adalah dengan bilang di kukunya ada cacing bila ga dipotong hahahaha. Bebe taunya cacing itu cacing tanah jadi ia serem sendiri dan selalu kalem bila dipotong kuku.

Malah kini jadi nyuruh saya potong kuku terus sebab "hiii kuku ibu panjang ada cacing hiii"

Exactly what we always said, words by words.

LOL

7. Goodbye kiss

Saya sama JG tipe yang suka PDA hahaha silakan sebel sama kami berdua. :|

Ya nggak french kiss di kereta atau di eskalator juga sih kaya orang-orang Singapur lol. Tapi peck doang bila di The Sims mah, muah gitu. Dan itu kami lakukan setiap hari sebelum saya turun dari mobil. Kalau pake motor, ya teteeeppp. Bonus diliatin satpam kantor lol.

Nah kini sama Bebe pun gitu. Harus cium sebelum saya masuk kantor. Bebe kadang ceria banget cium, kadang "jangan cium ibuuuu!"

Kenapa anak 2 tahun udah nggak mau dicium ibunya.

T_________T

Well ya, itu beberapa kebiasaan baik yang saya ajarkan pada anak saya. Ada ilham lain?

-ast-

Detail ►

Main-Main Dengan Binatang Ternak Di Kuntum Farmfield Bogor


Kuntum Farmfield atau Kuntum Nurseries Bogor itu ternyata seru ya! Jalan-jalan ke Kuntum ini udah jadi perihal semenjak Bebe kecil. Sejak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Tapi dulu malas sebab Bebe belum dapat jalan, males lah belum ngerti pula.

Nah terus sebab semakin hari Bebe semakin suka hewan dan hafal hampir seluruh nama hewan (thanks to buku Faunapedia lol) balasannya memantapkan niat untuk ke Kuntum mendadak! Rencana hari Kamis, Sabtu berangkat. Jangan banyak mikir-mikir lah nanti nggak jadi hahahaha!

(Baca: Bebe's Fav Book + Tempat Favorit untuk Beli Buku Anak)

Malem sebelum ke Kuntum, saya brief Bebe dengan ngeliatin ia blog-blog orang yang ada foto-foto Kuntumnya, jadi ia nggak kaget akan ngapain aja di Kuntum (makanya di opening video ia udah hafal banget mau ngapain padahal gres pertama kali ke sana).

Nggak nyampe 2 jam perjalanan kayanya udah nyampe deh ke sana. Enak banget soalnya kawasan di kota, dari keluar tol itu nggak jauh sama sekali. Iyahhh, soalnya di pinggir jalan Tajur. Aku laff banget sebab selama ini pengen ajak Bebe ke Taman Safari tapi kok ya stres mikirin ke puncaknya.

dedek dedek kambing yang gemez. 
suami saya gendong ayam aja bahagia
ANGSA! *lupa kapan terakhir kali liat angsa* *apa belum pernah yaaa*

Harga tiket masuk Kuntum Farmfield (per Juli 2016) jadi 40ribu, padahal sebelumnya 30ribu. Anak di bawah 2 tahun nggak perlu bayar. Mahal sih berdasarkan saya sebab ya, nggak dapet apa-apa. Kalau di Floating Market Lembang atau Farmhouse gitu kan dapat dituker minuman atau sosis. Di sini nggak dapet apa-apa. Dapet deng, dapet tiket masuk. -_______-

Di dalem dapat beli susu sapi untuk anak kambing (weird i know, kenapa kambing dikasih susu sapi? Nanti dibully sebagai anak sapi gimana? Ibu kambing niscaya males pumping nih, pumping dong!) sebotolnya 5ribu aja. Bisa beli juga sayuran dan wortel sebakul untuk kelinci, marmut, dan kawan-kawannya. Lima ribu juga. Padahal yaaa, susunya dari sapi mereka juga. Rumput dan wortelnya juga mengambil dari kebun sendiri tampaknya. Jago bisnis banget yang punyaaaa lol.

serius banget ngasih makan marmut. jikalau lagi makan sendiri susah serius. :|
kelinci sayang sayang. multitasking, satu tangan elus, satu tangan tunjuk yang lain
kelinci ini menggigit tangan JG. WHY GOD WHY.
ke kuntum sama kesayangan-kesayangan ini. :*
Pesan moral: DATENGNYA PAGI-PAGI! Karena jikalau siang panas. Kami kemarin dateng jam setengah 9an gitu yummy deh udaranya pas. Belum ada matahari yang panas banget. Dan agak nggak tega sebab semua binatangnya tampak kelaparan. Anak kambing ngembik-ngembik terus dan rebutan susu. Sapi juga moo-nya memelas. Tapi jikalau kata JG ya wajar, memang harus nggak dikasih makan dulu sebab kan yang dijual yaitu experience anak ngasih makan ke binatang. Kalau binatangnya kenyang mah piye?

Binatangnya sendiri banyaaaakkk. Dari ikan, kambing kecil, kambing besar, sapi, kelinci, marmut, tupai, ayam dan segala unggas, hingga kuda. Semua dapat dikasih makan dan dipegang langsung.

Bebe naik kuda lohhhh! Bayar 30ribu sekali puteran yang yaahhh ... deket banget lol. Pertama kalinya Bebe naik kuda. Sampai-sampai dulu jikalau main sepeda ia bilang sepedanya sebagai "motor polisi", kini ia bilang sepedanya "kuda". Anakku imajinasinya luar biasa muahahahaha.

horse-riding selfie *SOK*
Oiya di foto dan video Bebe tampak pemberani sekali ya. Padahal itu dapet bujukin hingga mau pegang. Percayalah, Kuntum ini isinya anak balita nangis atau kabur dari hewan dengan ayah dan ibu yang bujukin semoga anaknya mau ngasih makan hahahahaha.

Terus apalagi ya?

Ada kawasan makan nggak sih kok saya nggak merhatiin. *failed* Yang terang pas makan siang sih kami  melipir ke mall semoga cuek sebab puanas banget jikalau siang. Jangan lupa bawa baju ganti sebab sesudah main bajunya kedaluwarsa kelinci. Apalagi yang model Bebe gitu segala dipegang, kedaluwarsa kelinci banget bajunya.

Udah sih itu aja. Recommended sih menurutku untuk kawasan piknik keluarga yang nggak jauh dari Jakarta.

Cek videonya di bawah ini yaaa. Komen dan like jikalau suka! Aku nggak foto-foto banyak sebab fokus bikin video hahahaha. Nonton yaaaa!


See you!

-ast-

Detail ►