The Terrible Terrible Two (Part Two)
Label:
parenting,
tentang anak
Ya jadi ahad kemudian saya udah dongeng sedikit soal Bebe dan drama Terrible Two-nya. BTW kemarin terulang loh beliau mau turun dari Grab tapi nggak mau pulang. Mau berdiri aja di pinggir jalan. WHY?
TIPS MENGHADAPI TERRIBLE TWO BY ANNISAST
Pahami jalan pikiran anak
Bahwa ya, kita harus memahami jalan pikiran anak 2 tahun. Apa yang tidak masuk logika bagi kita, mungkin sangat masuk logika bagi mereka.
Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan alasannya yaitu ingin menyebalkan tapi alasannya yaitu mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita. Kadang loh ya, alasannya yaitu ada kalanya mereka juga coba-coba, jikalau begini ibu murka nggak ya? Oh marah, sepakat nangis.
-__________-
(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)
So far saya masih waras sih malah JG yang nggak sabaran. Padahal waktu hamil beliau yang bilang "pasti kau marah-marah terus deh, nanti Bebe sama saya niscaya bisik-bisik ngomongin kamu". LOOK AT YOU NOW LOL.
JG sama Bebe berantem mulu kan saya yang pusing yah. Padahal pilihannya kan bilangin baik-baik atau diemin aja supaya nangis. Nggak perlu jadi teriak-teriak berdua. 😥
Iya, bicara baik atau diamkan menangis
Yah, teriak-teriak atau membentak tidak ada gunanya percayalah. Ngomong baik-baik kadang masih didengar. Kalau masih terus ngamuk dan teriak-teriak ya udalah tinggalin aja asal tempatnya aman.
Kemarin malem Bebe rekor nangis berkali gara-gara hal yang mustahil dilakukan.
1. Ingin diem di pinggir jalan. Nangis di depan pintu ruang tamu minta dibukain ingin ke jalan, udah pake sepatu sendiri pula. Setengah jam hingga saya tinggalin makan dulu. Selesai makan saya tanya: "Bebe mau apa?"
Bebe: "mau jalan-jalan"
Ibu: "oke sebentar ya ibu ganti baju dulu"
2. Kemudian beliau duka alasannya yaitu saya tinggal lagi KE KAMAR DOANG. Nangis lagi dong bilang "nggak usah ganti baju, ibu. Salo mau nenen ajaaaa". Oke balasannya saya gendong, saya lepasin sepatunya.
3. NANGIS LAGI. Karena bete sepatunya saya bukain, maunya buka sendiri. Udah buka sendiri kemudian nenen kemudian tidur.
4. Setengah jam kemudian beliau bangkit DAN NANGIS LAGI WITH NO REASON! Apakah mimpi buruk? Saya tinggalin lagi di kamar sekitar 10 menit.
5. Akhirnya tenang, saya bukakan daerah minum, DAN NANGIS LAGI KARENA INGIN BUKA TEMPAT MINUM SENDIRI. Huft kemudian saya minta maaf dan Bebe bobo lagi.
INI ADA APA? T______T
Tapi ya memang harus gitu. Nggak saya teriakin, nggak saya hardik alasannya yaitu tidak ada gunanya gengs. Kalau dapat bicara baik maka bicara baik. Kalau tidak, maka tinggalkan sajalah dulu. Dia nangis juga terlama ya paling setengah jam lah, kuat-kuatin aja. Setelah 15 menit juga nangisnya mulai berjeda, nangis terus liat semut, nangis terus mainin gantungan kunci, nangis terus ngapain kek gitu. Diamkanlah.
Biarkan mandiri
Cuci tangan sendiri, gosok gigi sendiri, makan sendiri, pake baju sendiri, kenapa nggak boleh basuh baju sendiri? Kenapa nggak boleh masak sendiri? Kenapa nggak boleh main bola tengah malam?
Makara selama kita mau beliau mandiri, fasilitasi kemandirian itu. Fasilitasinya dengan ... kesabaran. Makan biarlah berantakan, pake celana biarlah 10 menit sendiri, mau basuh baju sendiri? Ya dibantu aja. Nggak pernah saya larang alasannya yaitu saya tidak mau melarang dengan hal yang tidak masuk akal.
Makara itulah cikal bakal mencuci baju dengan random tanpa rencana di siang hari. 😑
Kompromi, beri klarifikasi dan tepati janji
JG nih suka nggak sabaran. Makara Bebe dimarahi. Padahal kenapa harus dimarahi? Dia tidak melaksanakan kesalahan, cuma bagi kita menyebalkan kan? Masa out of the blue nyuci siang-siang. Atau jikalau memang berbahaya, ya jelaskan baik-baik.
Coba bilang jikalau kita mengerti. "Ibu mengerti Xylo duka dan kecewa, tapi kompor itu panas, bukan untuk mainan belum dewasa ya". Jangan judgmental alasannya yaitu kita aja bete di-judge, anak juga lah.
Bebe juga nggak lagi di-time out alasannya yaitu kurang efektif. Cukup ditinggalkan saja di daerah beliau menangis atau nggak ditanggepin, Bebe biasanya sudah cukup tersiksa. Karena meski beliau super ingin mandiri, beliau juga masih butuh ayah ibunya untuk mencari kenyamanan.
Biasanya jikalau sudah menangis, saya bertanya "menangisnya sudah? jikalau sudah minum dulu ya". Selanjutnya beliau terbiasa meminta minum supaya damai sesudah menangis lama. Tidak boleh lagi berhenti menangis eksklusif nenen dalam rangka beliau harus dapat berhenti menangis sendiri tanpa nenen.
Beri tanggung jawab
Ya, anak butuh klarifikasi dan tanggung jawab. Misal "oke Xylo boleh menonton satu film lagi, tapi setelahnya Xylo matikan laptopnya kemudian tidur ya." Ulang dua atau tiga kali bahwa sesudah film selesai laptop akan beliau matikan sendiri kemudian tidur. Ketika filmnya selesai, tunggu beliau untuk menutup laptopnya sendiri. Jangan eksklusif diambil alih.
*TIPS: Kalau setel film, startnya dari tengah film jangan dari awal jadi nontonnya ga usang hahaha*
Setelah film selesai, pilihannya ada tiga. Dia ngamuk ingin terus nonton (happened a lot), ngambek tapi nggak ngamuk, atau manis mematikan laptop dan menutupnya. Kalau ngamuk, maka harus konsisten. Simpan dan sembunyikan laptopnya, beri klarifikasi dan biarkan menangis hingga berhenti sendiri. Jangan dimarahi!
Kalau dimarahi maka kita murka dan beliau murka padahal bekerjsama tidak perlu. Tetap jaga tone suara. Kalau beliau ngambek tapi tidak ngamuk, tagih janjinya. Biasanya mengulang akad beberapa kali udah luluh sih. Dia matikan laptop alasannya yaitu beliau tau beliau harus tepati janji.
Jelaskan juga perihal perasaannya, sejajarkan mata kita dengan mata beliau "wah jikalau muka Xylo menyerupai ini artinya Xylo sedang marah. Xylo murka dan kecewa pada ibu alasannya yaitu dihentikan nonton lagi, padahal nonton itu seru ya? Tapi kan tadi sudah berjanji, ayo kini matikan laptopnya. ". Ulang dan ulang hingga ia mengerti.
Kalau manis, maka puji! Anak bahagia sekali dipuji alasannya yaitu keputusannya mematikan laptop menyerupai diapresiasi.
Konsisten dan kesabaran yaitu kuntji!
(Baca: Kebiasaan Baik yang Harus Bebe Lakukan)
Tinggalkan anak jikalau kita lagi bete
Buibu yang sendirian di rumah, sabar ya huhu. Kalau saya lagi kesel banget sama Bebe daripada teriak mendingan tinggalin dulu aja. Soalnya teriak nggak akan ngaruh sama teriakan lagi.
Kalau menerapkan tips-tips di atas saya jamin saat anak meltdown ngamuk heboh, yang dirasakan bukan lagi kesel tapi pengen ketawa. Kadang ngerasa lucu aja sama jalan pikiran Bebe yang ajaib. Dan alasannya yaitu kitanya tidak berteriak, kita juga akan lebih santai dan tidak stres. Kalem ajah, namanya juga anak kecil. Jangankan dia, kita aja jikalau emosi suka ingin teriak dan nangis kan.
Lagi dua tahun ini beliau sudah tahu mengungkapkan sayang. Sering peluk-peluk dan cium-cium brutal saya sambil bilang "cium ibu kelas-kelaaasss!". Makara yah, lucu HAHAHAHAHA. Anak sendiri dibilang lucu terus lah bodo amat.
Kenapa sih emangnya jangan dimarahi? Karena most of the time, anak nggak melaksanakan kesalahan. Dia nggak pukul temennya, beliau nggak salah lah pokoknya, cuma mau melaksanakan hal nggak masuk logika orang remaja aja jadi ngapain dimarahi? Malah kitanya capek sis, yang dimarahi juga akan tetep nangis.
Udah sih itu aja. Terrible two is still long way to go and there's still threenager phase lol.
*ngomong simpel amat sis lolol*
*dih btw jadi kangen modern family amat*
-ast-
TIPS MENGHADAPI TERRIBLE TWO BY ANNISAST
Pahami jalan pikiran anak
Bahwa ya, kita harus memahami jalan pikiran anak 2 tahun. Apa yang tidak masuk logika bagi kita, mungkin sangat masuk logika bagi mereka.
Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan alasannya yaitu ingin menyebalkan tapi alasannya yaitu mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita. Kadang loh ya, alasannya yaitu ada kalanya mereka juga coba-coba, jikalau begini ibu murka nggak ya? Oh marah, sepakat nangis.
-__________-
(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)
So far saya masih waras sih malah JG yang nggak sabaran. Padahal waktu hamil beliau yang bilang "pasti kau marah-marah terus deh, nanti Bebe sama saya niscaya bisik-bisik ngomongin kamu". LOOK AT YOU NOW LOL.
JG sama Bebe berantem mulu kan saya yang pusing yah. Padahal pilihannya kan bilangin baik-baik atau diemin aja supaya nangis. Nggak perlu jadi teriak-teriak berdua. 😥
Iya, bicara baik atau diamkan menangis
Yah, teriak-teriak atau membentak tidak ada gunanya percayalah. Ngomong baik-baik kadang masih didengar. Kalau masih terus ngamuk dan teriak-teriak ya udalah tinggalin aja asal tempatnya aman.
Kemarin malem Bebe rekor nangis berkali gara-gara hal yang mustahil dilakukan.
1. Ingin diem di pinggir jalan. Nangis di depan pintu ruang tamu minta dibukain ingin ke jalan, udah pake sepatu sendiri pula. Setengah jam hingga saya tinggalin makan dulu. Selesai makan saya tanya: "Bebe mau apa?"
Bebe: "mau jalan-jalan"
Ibu: "oke sebentar ya ibu ganti baju dulu"
2. Kemudian beliau duka alasannya yaitu saya tinggal lagi KE KAMAR DOANG. Nangis lagi dong bilang "nggak usah ganti baju, ibu. Salo mau nenen ajaaaa". Oke balasannya saya gendong, saya lepasin sepatunya.
3. NANGIS LAGI. Karena bete sepatunya saya bukain, maunya buka sendiri. Udah buka sendiri kemudian nenen kemudian tidur.
4. Setengah jam kemudian beliau bangkit DAN NANGIS LAGI WITH NO REASON! Apakah mimpi buruk? Saya tinggalin lagi di kamar sekitar 10 menit.
5. Akhirnya tenang, saya bukakan daerah minum, DAN NANGIS LAGI KARENA INGIN BUKA TEMPAT MINUM SENDIRI. Huft kemudian saya minta maaf dan Bebe bobo lagi.
INI ADA APA? T______T
Tapi ya memang harus gitu. Nggak saya teriakin, nggak saya hardik alasannya yaitu tidak ada gunanya gengs. Kalau dapat bicara baik maka bicara baik. Kalau tidak, maka tinggalkan sajalah dulu. Dia nangis juga terlama ya paling setengah jam lah, kuat-kuatin aja. Setelah 15 menit juga nangisnya mulai berjeda, nangis terus liat semut, nangis terus mainin gantungan kunci, nangis terus ngapain kek gitu. Diamkanlah.
Biarkan mandiri
Cuci tangan sendiri, gosok gigi sendiri, makan sendiri, pake baju sendiri, kenapa nggak boleh basuh baju sendiri? Kenapa nggak boleh masak sendiri? Kenapa nggak boleh main bola tengah malam?
Makara selama kita mau beliau mandiri, fasilitasi kemandirian itu. Fasilitasinya dengan ... kesabaran. Makan biarlah berantakan, pake celana biarlah 10 menit sendiri, mau basuh baju sendiri? Ya dibantu aja. Nggak pernah saya larang alasannya yaitu saya tidak mau melarang dengan hal yang tidak masuk akal.
Makara itulah cikal bakal mencuci baju dengan random tanpa rencana di siang hari. 😑
Kompromi, beri klarifikasi dan tepati janji
JG nih suka nggak sabaran. Makara Bebe dimarahi. Padahal kenapa harus dimarahi? Dia tidak melaksanakan kesalahan, cuma bagi kita menyebalkan kan? Masa out of the blue nyuci siang-siang. Atau jikalau memang berbahaya, ya jelaskan baik-baik.
Coba bilang jikalau kita mengerti. "Ibu mengerti Xylo duka dan kecewa, tapi kompor itu panas, bukan untuk mainan belum dewasa ya". Jangan judgmental alasannya yaitu kita aja bete di-judge, anak juga lah.
Bebe juga nggak lagi di-time out alasannya yaitu kurang efektif. Cukup ditinggalkan saja di daerah beliau menangis atau nggak ditanggepin, Bebe biasanya sudah cukup tersiksa. Karena meski beliau super ingin mandiri, beliau juga masih butuh ayah ibunya untuk mencari kenyamanan.
Biasanya jikalau sudah menangis, saya bertanya "menangisnya sudah? jikalau sudah minum dulu ya". Selanjutnya beliau terbiasa meminta minum supaya damai sesudah menangis lama. Tidak boleh lagi berhenti menangis eksklusif nenen dalam rangka beliau harus dapat berhenti menangis sendiri tanpa nenen.
Beri tanggung jawab
Ya, anak butuh klarifikasi dan tanggung jawab. Misal "oke Xylo boleh menonton satu film lagi, tapi setelahnya Xylo matikan laptopnya kemudian tidur ya." Ulang dua atau tiga kali bahwa sesudah film selesai laptop akan beliau matikan sendiri kemudian tidur. Ketika filmnya selesai, tunggu beliau untuk menutup laptopnya sendiri. Jangan eksklusif diambil alih.
*TIPS: Kalau setel film, startnya dari tengah film jangan dari awal jadi nontonnya ga usang hahaha*
Setelah film selesai, pilihannya ada tiga. Dia ngamuk ingin terus nonton (happened a lot), ngambek tapi nggak ngamuk, atau manis mematikan laptop dan menutupnya. Kalau ngamuk, maka harus konsisten. Simpan dan sembunyikan laptopnya, beri klarifikasi dan biarkan menangis hingga berhenti sendiri. Jangan dimarahi!
Kalau dimarahi maka kita murka dan beliau murka padahal bekerjsama tidak perlu. Tetap jaga tone suara. Kalau beliau ngambek tapi tidak ngamuk, tagih janjinya. Biasanya mengulang akad beberapa kali udah luluh sih. Dia matikan laptop alasannya yaitu beliau tau beliau harus tepati janji.
Jelaskan juga perihal perasaannya, sejajarkan mata kita dengan mata beliau "wah jikalau muka Xylo menyerupai ini artinya Xylo sedang marah. Xylo murka dan kecewa pada ibu alasannya yaitu dihentikan nonton lagi, padahal nonton itu seru ya? Tapi kan tadi sudah berjanji, ayo kini matikan laptopnya. ". Ulang dan ulang hingga ia mengerti.
Kalau manis, maka puji! Anak bahagia sekali dipuji alasannya yaitu keputusannya mematikan laptop menyerupai diapresiasi.
Konsisten dan kesabaran yaitu kuntji!
(Baca: Kebiasaan Baik yang Harus Bebe Lakukan)
Tinggalkan anak jikalau kita lagi bete
Buibu yang sendirian di rumah, sabar ya huhu. Kalau saya lagi kesel banget sama Bebe daripada teriak mendingan tinggalin dulu aja. Soalnya teriak nggak akan ngaruh sama teriakan lagi.
Kalau menerapkan tips-tips di atas saya jamin saat anak meltdown ngamuk heboh, yang dirasakan bukan lagi kesel tapi pengen ketawa. Kadang ngerasa lucu aja sama jalan pikiran Bebe yang ajaib. Dan alasannya yaitu kitanya tidak berteriak, kita juga akan lebih santai dan tidak stres. Kalem ajah, namanya juga anak kecil. Jangankan dia, kita aja jikalau emosi suka ingin teriak dan nangis kan.
Lagi dua tahun ini beliau sudah tahu mengungkapkan sayang. Sering peluk-peluk dan cium-cium brutal saya sambil bilang "cium ibu kelas-kelaaasss!". Makara yah, lucu HAHAHAHAHA. Anak sendiri dibilang lucu terus lah bodo amat.
Kenapa sih emangnya jangan dimarahi? Karena most of the time, anak nggak melaksanakan kesalahan. Dia nggak pukul temennya, beliau nggak salah lah pokoknya, cuma mau melaksanakan hal nggak masuk logika orang remaja aja jadi ngapain dimarahi? Malah kitanya capek sis, yang dimarahi juga akan tetep nangis.
Udah sih itu aja. Terrible two is still long way to go and there's still threenager phase lol.
Being a mom of toddler is how to cope with never-ending tantrums so take it as your daily dose of humor. Giggle instead of scream back. Don't be a tantrum toddler in front of your tantrum toddler. Be happy! :D
*ngomong simpel amat sis lolol*
*dih btw jadi kangen modern family amat*
-ast-