Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri the-terrible-terrible-two. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri the-terrible-terrible-two. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Well, Hello, The Effing Four!

Saya dan JG lagi ngakak-ngakak speechless akhir-akhir ini lantaran well, welcome the effing four!



Iya jadi sesudah terrible two, threenager, kini kami sedang ada di stage menghadapi the almighty F-ing four-year-old. Dua bulan menjelang ulang tahun keempat, rasa-rasa "tantrum" ala umur 4 tahun lagi mulai dicoba-coba lagi nih sama Bebe.

Yang Bebe lakukan sejauh ini adalah, ia jadi savage dan drama banget jikalau ngomong.  Seperti:

"Ibu, mikir itu pake otak" -- hanya lantaran saya bilang "bentar ibu mikir dulu"

"Aku nggak sayang appa lagi" -- FOR NO REASON. Lagi kalem, makan jeruk, tiba-tiba bilang gitu. Ditanya kenapa jawabnya "kemarin saya sayang, kini nggak sayang lagi" WAW. πŸ˜‚

"Aku ga mau tidur, saya murung ibu ga sayang aku"-- HANYA KARENA DISURUH TIDUR.

Yang terparah ia jadi simpel nangis banget kaya waktu terrible two. Gampang nangis lantaran hal-hal remeh. Misal, tidak boleh JG jalan di lantai yang gres dipel lantaran licin takut kepeleset. Dia tiba-tiba berkaca-kaca, meluk saya dan nangis sejadi-jadinya. Asli nangis kaya abis jatoh gitu kejer dan jerit-jerit. Padahal JG ngomongnya juga biasa aja nggak murka atau apa.

(Baca: The Terrible Terrible Two)

Dan itu sering banget. Cuma lantaran mobil-mobilannya jatoh ke bawah kasur aja dapat nangis berurai air mata. Sungguh dramatis. Kalau udah gitu biasanya saya nggak bilang apa-apa dan peluk aja.

TAPI YAH KEAJAIBANNYA ADA DI MOOD SWINGS-NYA.

Kaprikornus lagi nangis kejer terus tiba-tiba ia tetapkan kelitikin perut saya dan tiba-tiba ketawa ngakak. NANGIS SEDETIK KETAWA DI DETIK BERIKUTNYA. Apakah ini prank videos? Di mana kameranya? Aku siapa? Mengapa saya diperlakukan menyerupai ini? T_____T

Tapi ya masih mending ini sih, jikalau terrible two kan waduhhh, harus nunggu ia berhenti sendiri dulu kan dan itu mayan usang dapat 20 menitan. Kalau ini mah sekejap nangis sekejap ketawa gitu. Apa yang terjadi dengan dirinya sungguh kupenasaran lol.

via GIPHY

Catatan dari stage ini:

πŸ’£Gampang ngambek dan super sensi kaya kisah di atas.
πŸ’£Suka mengkhayal. Misal, bilangnya “ibu, appa tadi blablabla” PADAHAL NGGAK. Saya nggak mikir ini bohong sih tapi emang ia kaya berimajinasi aja gitu.
πŸ’£Kompetitif. Dulu pas umur 2 tahun, ia nggak peduli kalah menang. Kalau kini harus menang terus ya ampun. Kalau main suit gitu gimana mau menang terus ya sumpah ribet. Dan ini cuma dapat diceramahi dengan menang kalah itu sama aja kok, kadang dapat menang, kadang dapat kalah hhhh.
πŸ’£Control freak. Semua harus sesuai hukum dia, ibu dan appa nurut aja asal nggak bahaya.

So what I've been doing is: validate his feelings. Kalau ia murka ya saya bilang murka boleh, orang nggak selamanya harus senang. Sedih juga boleh, jikalau murung nanti dipeluk. Kecewa boleh, nangis boleh. Semua boleh, masa emosi aja dibates-batesin hahahaha.

Lagian jikalau lagi nggak sensi, Bebe menyenangkan sekali. Udah nggak rempong pilih-pilih baju, udah nggak bergantung amat sama susu, udah jarang ngompol, jarang minta gendong, lagi enak-enaknya lah. Saya aja jadi berani beberapa kali ke mall sama Bebe. Dulu mana berani, taunya tantrum goleran di lantai kan repot.

(Baca: Threenager Comes Early)

Oiya, saya memang sengaja nggak pake istilah nyata untuk stage-stage ini. Kan ada tuh yang bilangnya terrific two bukan terrible two, fantastic four bukan f*cking four. Saya harus pake yang negatif agar jikalau ia lagi bikin pusing, saya tau ini yaitu stage yang lagi ia jalani dan saya tau cara penanganannya. Makanya dapat dengan simpel ketawa lantaran ya saya tau sebabnya ia berlaku aneh.

Kadang kita stres mikir "ini anak maunya apa sih?!" nah itu lantaran kita nggak ngerti ia lagi ada di stage apa. Makanya stage terburuk itu harus disiapkan dan dicari tau. Kalau cuma liat yang positifnya aja, takutnya jadi stres pas anak (menurut kita) berlaku negatif.

Pernah tuh ada yang nanya kurang lebih "kak, jikalau Bebe lagi ngamuk, abang sama kak JG biasanya gimana?" Jawabannya "ketawain aja". KARENA BEBE LUCUUUU. #mulaihalu

(Baca: Halu-halu Ortu Baru)

Bebe nangis-nangis kejer itu lucu lantaran kita tau persis ia lagi kenapa. Makanya jikalau ada suami-suami yang jikalau anak nangis malah stres, itu mungkin lantaran mereka nggak ngerti, si anak lagi dalam stage apa.

Makanya saya paling gemes sama yang sebenernya nggak ngerti anaknya gimana tapi menghibur diri dengan "ya udalah namanya juga anak-anak" NO. Jangan meremehkan mereka kaya gitu, mereka tau apa yang mereka mau loh, kitanya aja yang kadang sok remaja dan sok lebih ngerti dari mereka.

Begituloh gengs.

Selamat hari Kamis. Besok Jumat!

-ast-

Detail ►

The Terrible Terrible Two (Part Two)

Ya jadi ahad kemudian saya udah dongeng sedikit soal Bebe dan drama Terrible Two-nya. BTW kemarin terulang loh beliau mau turun dari Grab tapi nggak mau pulang. Mau berdiri aja di pinggir jalan. WHY?


TIPS MENGHADAPI TERRIBLE TWO BY ANNISAST

Pahami jalan pikiran anak

Bahwa ya, kita harus memahami jalan pikiran anak 2 tahun. Apa yang tidak masuk logika bagi kita, mungkin sangat masuk logika bagi mereka.

Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan alasannya yaitu ingin menyebalkan tapi alasannya yaitu mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita. Kadang loh ya, alasannya yaitu ada kalanya mereka juga coba-coba, jikalau begini ibu murka nggak ya? Oh marah, sepakat nangis.

-__________-

(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)

So far saya masih waras sih malah JG yang nggak sabaran. Padahal waktu hamil beliau yang bilang "pasti kau marah-marah terus deh, nanti Bebe sama saya niscaya bisik-bisik ngomongin kamu". LOOK AT YOU NOW LOL.

JG sama Bebe berantem mulu kan saya yang pusing yah. Padahal pilihannya kan bilangin baik-baik atau diemin aja supaya nangis. Nggak perlu jadi teriak-teriak berdua. πŸ˜₯

Iya, bicara baik atau diamkan menangis

Yah, teriak-teriak atau membentak tidak ada gunanya percayalah. Ngomong baik-baik kadang masih didengar. Kalau masih terus ngamuk dan teriak-teriak ya udalah tinggalin aja asal tempatnya aman.

Kemarin malem Bebe rekor nangis berkali gara-gara hal yang mustahil dilakukan.

1. Ingin diem di pinggir jalan. Nangis di depan pintu ruang tamu minta dibukain ingin ke jalan, udah pake sepatu sendiri pula. Setengah jam hingga saya tinggalin makan dulu. Selesai makan saya tanya: "Bebe mau apa?"
Bebe: "mau jalan-jalan"
Ibu: "oke sebentar ya ibu ganti baju dulu"

2. Kemudian beliau duka alasannya yaitu saya tinggal lagi KE KAMAR DOANG. Nangis lagi dong bilang "nggak usah ganti baju, ibu. Salo mau nenen ajaaaa". Oke balasannya saya gendong, saya lepasin sepatunya.

3. NANGIS LAGI. Karena bete sepatunya saya bukain, maunya buka sendiri. Udah buka sendiri kemudian nenen kemudian tidur.

4. Setengah jam kemudian beliau bangkit DAN NANGIS LAGI WITH NO REASON! Apakah mimpi buruk? Saya tinggalin lagi di kamar sekitar 10 menit.

5. Akhirnya tenang, saya bukakan daerah minum, DAN NANGIS LAGI KARENA INGIN BUKA TEMPAT MINUM SENDIRI. Huft kemudian saya minta maaf dan Bebe bobo lagi.

INI ADA APA? T______T

Tapi ya memang harus gitu. Nggak saya teriakin, nggak saya hardik alasannya yaitu tidak ada gunanya gengs. Kalau dapat bicara baik maka bicara baik. Kalau tidak, maka tinggalkan sajalah dulu. Dia nangis juga terlama ya paling setengah jam lah, kuat-kuatin aja. Setelah 15 menit juga nangisnya mulai berjeda, nangis terus liat semut, nangis terus mainin gantungan kunci, nangis terus ngapain kek gitu. Diamkanlah.


Biarkan mandiri

Cuci tangan sendiri, gosok gigi sendiri, makan sendiri, pake baju sendiri, kenapa nggak boleh basuh baju sendiri? Kenapa nggak boleh masak sendiri? Kenapa nggak boleh main bola tengah malam?

Makara selama kita mau beliau mandiri, fasilitasi kemandirian itu. Fasilitasinya dengan ... kesabaran. Makan biarlah berantakan, pake celana biarlah 10 menit sendiri, mau basuh baju sendiri? Ya dibantu aja. Nggak pernah saya larang alasannya yaitu saya tidak mau melarang dengan hal yang tidak masuk akal.

Makara itulah cikal bakal mencuci baju dengan random tanpa rencana di siang hari. πŸ˜‘

Kompromi, beri klarifikasi dan tepati janji

JG nih suka nggak sabaran. Makara Bebe dimarahi. Padahal kenapa harus dimarahi? Dia tidak melaksanakan kesalahan, cuma bagi kita menyebalkan kan? Masa out of the blue nyuci siang-siang. Atau jikalau memang berbahaya, ya jelaskan baik-baik.

Coba bilang jikalau kita mengerti. "Ibu mengerti Xylo duka dan kecewa, tapi kompor itu panas, bukan untuk mainan belum dewasa ya". Jangan judgmental alasannya yaitu kita aja bete di-judge, anak juga lah.

Bebe juga nggak lagi di-time out alasannya yaitu kurang efektif. Cukup ditinggalkan saja di daerah beliau menangis atau nggak ditanggepin, Bebe biasanya sudah cukup tersiksa. Karena meski beliau super ingin mandiri, beliau juga masih butuh ayah ibunya untuk mencari kenyamanan.

Biasanya jikalau sudah menangis, saya bertanya "menangisnya sudah? jikalau sudah minum dulu ya". Selanjutnya beliau terbiasa meminta minum supaya damai sesudah menangis lama. Tidak boleh lagi berhenti menangis eksklusif nenen dalam rangka beliau harus dapat berhenti menangis sendiri tanpa nenen.

Beri tanggung jawab

Ya, anak butuh klarifikasi dan tanggung jawab. Misal "oke Xylo boleh menonton satu film lagi, tapi setelahnya Xylo matikan laptopnya kemudian tidur ya." Ulang dua atau tiga kali bahwa sesudah film selesai laptop akan beliau matikan sendiri kemudian tidur. Ketika filmnya selesai, tunggu beliau untuk menutup laptopnya sendiri. Jangan eksklusif diambil alih.

*TIPS: Kalau setel film, startnya dari tengah film jangan dari awal jadi nontonnya ga usang hahaha*

Setelah film selesai, pilihannya ada tiga. Dia ngamuk ingin terus nonton (happened a lot), ngambek tapi nggak ngamuk, atau manis mematikan laptop dan menutupnya. Kalau ngamuk, maka harus konsisten. Simpan dan sembunyikan laptopnya, beri klarifikasi dan biarkan menangis hingga berhenti sendiri. Jangan dimarahi!

Kalau dimarahi maka kita murka dan beliau murka padahal bekerjsama tidak perlu. Tetap jaga tone suara. Kalau beliau ngambek tapi tidak ngamuk, tagih janjinya. Biasanya mengulang akad beberapa kali udah luluh sih. Dia matikan laptop alasannya yaitu beliau tau beliau harus tepati janji.

Jelaskan juga perihal perasaannya, sejajarkan mata kita dengan mata beliau "wah jikalau muka Xylo menyerupai ini artinya Xylo sedang marah. Xylo murka dan kecewa pada ibu alasannya yaitu dihentikan nonton lagi, padahal nonton itu seru ya? Tapi kan tadi sudah berjanji, ayo kini matikan laptopnya. ". Ulang dan ulang hingga ia mengerti.

Kalau manis, maka puji! Anak bahagia sekali dipuji alasannya yaitu keputusannya mematikan laptop menyerupai diapresiasi.

Konsisten dan kesabaran yaitu kuntji!

(Baca: Kebiasaan Baik yang Harus Bebe Lakukan)

Tinggalkan anak jikalau kita lagi bete

Buibu yang sendirian di rumah, sabar ya huhu. Kalau saya lagi kesel banget sama Bebe daripada teriak mendingan tinggalin dulu aja. Soalnya teriak nggak akan ngaruh sama teriakan lagi.

Kalau menerapkan tips-tips di atas saya jamin saat anak meltdown ngamuk heboh, yang dirasakan bukan lagi kesel tapi pengen ketawa. Kadang ngerasa lucu aja sama jalan pikiran Bebe yang ajaib. Dan alasannya yaitu kitanya tidak berteriak, kita juga akan lebih santai dan tidak stres. Kalem ajah, namanya juga anak kecil. Jangankan dia, kita aja jikalau emosi suka ingin teriak dan nangis kan.

Lagi dua tahun ini beliau sudah tahu mengungkapkan sayang. Sering peluk-peluk dan cium-cium brutal saya sambil bilang "cium ibu kelas-kelaaasss!". Makara yah, lucu HAHAHAHAHA. Anak sendiri dibilang lucu terus lah bodo amat.

Kenapa sih emangnya jangan dimarahi? Karena most of the time, anak nggak melaksanakan kesalahan. Dia nggak pukul temennya, beliau nggak salah lah pokoknya, cuma mau melaksanakan hal nggak masuk logika orang remaja aja jadi ngapain dimarahi? Malah kitanya capek sis, yang dimarahi juga akan tetep nangis.

Udah sih itu aja. Terrible two is still long way to go and there's still threenager phase lol.

Being a mom of toddler is how to cope with never-ending tantrums so take it as your daily dose of humor. Giggle instead of scream back. Don't be a tantrum toddler in front of your tantrum toddler. Be happy! :D

*ngomong simpel amat sis lolol*
*dih btw jadi kangen modern family amat*

-ast-

Detail ►

The Terrible Terrible Two

Gimana kabarnya ibu-ibu beranak usia 2 tahun? Masih tegar menghadapi ngambeknya anak 2 tahun?


Si Bebe bulan ini 2 tahun 5 bulan, lagi fase terrible two yang tidak mengecewakan parah hahahaha. Tantrumnya beda dengan tantrum bayi ya.

Kalau waktu umur 1,5 tahunan gitu tantrum goleran di lantai, sanggup didistraksi dengan mudah. Sekarang nggak goleran tapi membisu nggak bergerak ibarat patung muahahahaha. Diangkat nggak mau, ditawarin apapun dijawab gelengan. Distraksi apapun nggak ngaruh. Ujung-ujungnya nangis kejer 10-15 menit kemudian minta peluk. EVERY SINGLE TIME.

Keras kepala sama berguru sanggup bangkit diatas kaki sendiri itu emang beda tipis.

Dan kadang alasan nangis kejernya itu konyol banget bikin saya ketawa. Ya gimana, nangis kejer cuma alasannya ialah alasan-alasan yang remeh. Remeh berdasarkan saya kaya menutup daerah minum. Maunya beliau menutup sendiri, jikalau saya refleks tutupkan alasannya ialah takut tumpah beliau sanggup teriak hingga nangis dan gres akan berhenti jikalau tutupnya dibuka lagi nyahahahahaha. Lawak banget si Bebe.

Tapi ya itu tadi. Menurut saya lawak tapi berdasarkan Bebe itu artinya ibu nggak percaya jikalau beliau sanggup mandiri. Minggu depan akan saya tulis juga tips menghadapi terrible two semoga tetep waras. Sekarang mau dongeng dulu kejadian-kejadian abnormal bersama Bebe bulan ini.

Tau kan foto-foto viral di Facebook isinya semua anak nangis kejer alasannya ialah sesuatu yang remeh? Nah itu si Bebe sanggup masuk salah satunya. Ini sebagian dongeng yang berdasarkan saya paling abstrak aja. XD

pose siap menghadapi ibu yang cerewet

Nggak mau turun mobil

Suatu hari pulang dari daycare pake GrabCar. Seperti biasa nggak turun persis depan rumah alasannya ialah alasan keamanan, jadi turun di pertigaan deket rumah. Mobil sudah berhenti, uang sudah dibayar, BEBE NGGAK MAU TURUN.

Lah gimana, saya paksa angkat dong taro di pinggir jalan terus tutup pintu. Kemudian beliau freeze. "Salo ga mau turun ibu salo mau naik kendaraan beroda empat om yang ituuuuuu" *menunjuk kendaraan beroda empat yang sudah jalan menjauh*

Jangan pikir mobilnya bagus ya, ya kendaraan beroda empat standar taksi online lah. Kemudian beliau tidak mau  bergerak. Diam di pinggir jalan, di depan rumah orang lain.

"Makan jelly yuk?" *geleng*
"Nonton Cars yuk?" *geleng*
"Telepon appa yuk?" *geleng*

"Salo mau naik kendaraan beroda empat om"

T________T

15 menit berikutnya kami berdua habiskan dengan berjongkok di pinggir jalan. Dengan Bebe menatap nanar arah kendaraan beroda empat grab pergi. Dengan saya yang termangu jongkok juga nggak tau harus gimana.

Masalahnya ini anak 12 kg, kutakshanggup paksa gendong sis, antara takut encok dan takut jatoh.

Kemudian terdengar bunyi krek-krek. Yang punya rumah keluar gerbang mendapati satu balita dan satu mbak-mbak manis sedang jongkok di depan rumahnya bahahahaha. Awkward moment award tahun ini jatuh kepadaaaa ...

Auk pokonya saya senyum-senyum aja sama si mas yang punya rumah. Sampai jadinya Bebe tampak melunak, pandangannya udah nggak nanar. Saya gendong beliau nangis tapi ga nolak, tapi sesenggukan bilang "mobil om aja kendaraan beroda empat om aja".

Sampai rumah saya turunin beliau alasannya ialah susah buka gembok sambil gendong. Ngamuk sebenernya pun dimulai. Berjongkok lagi lah kami, kali ini di garasi. Dengan Bebe yang nangis kejer teriak "mobil om aja" dan saya yang ya udah nunggu aja abis gimana, mau pesen grab lagi? lol Lagian udah di rumah juga. Ya udah deh pasrah tunggu aja hingga berhenti nangis.

Setengah jam kemudian ...

#thuglyfe

(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)

The Nggak-Mau-Gendong-Nggak-Mau-Turun Drama

Ini nggak selalu terjadi tapi jikalau insiden bikin speechless tingkat nonton pidatonya Donald Trump deuh. Kaprikornus beliau marah, beliau ingin digendong alasannya ialah itu bikin beliau nyaman, tapi dikala digendong beliau sadar jikalau "tadi kan saya bete sama ibu". Kaprikornus pas digendong beliau tendang-tendang saya sambil ngamuk, saya turunkan dari gendongan ngamuk juga kakinya nggak mau jejek sentuh lantai.

Sungguh saya tidak tahu jadi anak kecil sesulit itu. Dan kejadiannya selalu di daerah umum alasannya ialah jikalau di rumah mah ya taro kasur lah, nggak susah.

Kalau udah gini ya kasih appa laahhh. Begitu juga sama, JG ditendang-tendang tapi at least JG lebih kuat. Lah saya gendong aja lemes, gendong sambil ditendang bisa-bisa butuh spa dan tas baru. *modus*

Mendadak Nyuci

Kaprikornus pernah suatu siang random kami nyuci baju Bebe hanya alasannya ialah Bebe memutuskan baju kotor beliau sudah banyak dan waktunya dicuci.

Waktu itu saya dan JG lagi makan siang di sebuah weekend yang enaknya dipake bobo. Sampai Bebe bilang "cuci baju yuk ibu, basuh baju Salo yah!"

Kemudian beliau jalan ke mesin basuh dan berusaha membuka tutupnya, jatoh dong. Dan beliau bilang "ibu makannya simpan dulu, basuh baju Salo dulu"

T________T

Ya udah jadinya siang itu kami basuh baju instead of bobo siang. Dia bangkit di atas jojodog di depan mesin cuci, memutar knop mesin cuci, dan bantu memeras. Huft. Tau aja Bebe ibu paling males nyuci hahaha.

Tapi jikalau tidak boleh alasannya apa? Tidak boleh alasannya ialah ibu mau bobo? Di mana orangtua yang mengajarkan anaknya untuk mandiri? Kenapa diajari pake baju sendiri tapi nggak diajari basuh baju sendiri? HAHAHAHAHA *speechless*

(Baca: Mengenalkan Konsep Sharing pada Balita)

Ingin makan ... beha

Tau kan strap untuk epilog bra menyusui? Strap itu akan menggantung jikalau sedang digunakan menyusui kan. Nah Bebe paling hobi nenen sambil pegang strap. Tau-tau kemarin beliau emut itu strap. IH JOROK!

Saya larang dong dan dijelaskan yang boleh dimakan itu makanan. Dia pegang kenceng itu strap dan saya paksa lepaskan. Cue in 3, 2, 1 CRY! Nangis kejer sambil teriak "makan bea aja makan bea aja ibuuu salo mau makan bea"


Itu kan di daycare terus mbak-mbak daycare heboh ke kamar dan nanya, kenapa ibu? Nggak apa-apa mbak, ini Xylo mau makan beha.


20 menit kemudian, beliau minta peluk. Sesenggukan, digendong sambil terus bilang "salo mau bea, salo mau makan bea".

WHY?

*

Dan masih banyak lagi. Aturan lagi main sepeda dibonceng sama JG terus beliau nggak mau pulang dan kejer dikala jalannya menuju rumah. Kadang mau dianggap anak besar kadang mau dianggap anak kecil. Suka nyeletuk sendiri "ibu salo hebat, salo sudah besar!" tapi kadang "ibu salo tidak mau pakai sepatu sendiri salo masih anak-anak".

Saya menghindar menyebut sudah besar dan masih kecil alasannya ialah itu tidak konsisten. Kaprikornus saya sebutnya beliau sudah besar jadi harus mandiri. Untuk hal-hal berbahaya ibarat kompor atau pisau saya tidak bilang "karena masih kecil jadi tidak boleh" tapi "masih bawah umur jadi tidak boleh, yang boleh hanya ibu-ibu".

Ribetnya kehidupankuuuuu.

Rabu ahad depan tipsnya yaaa! See you next week!

-ast-

Detail ►

Memahami Anak

Kemarin saya Insta Story soal kesulitan menjadi ibu. Dari semua tanggapan yang masuk, 80% menjawab sulit menahan emosi. Karena anak banyak tingkah, banyak ulah, iseng dan lain sebagainya.



Sementara bagi saya, hal yang tersulit ketika jadi ibu yaitu ketika saya menyadari bila saya tidak sanggup lagi hanya fokus pada diri sendiri.
 Sekarang dan selamanya, hidup saya akan terbagi dengan anak. THAT FACT HIT ME REAL HARD.
 

Mungkin lantaran nggak ada yang menyiapkan saya untuk punya anak. Saya sendiri nggak pernah menyiapkan diri untuk punya anak. Waktu kuliah sih centhyl banget pengen nikah muda lah segala rupa. Begitu kerja waw nikah aja mikir-mikir banget panjang lebar. Heran juga kenapa kecemplung sekalian dan punya anak hahahaha.

Eh terus kebetulan sini kan orangnya perfeksionis dan ambisius ya. Oke gundah kok sanggup punya anak, tapi sehabis punya ya lakukan segala hal untuk membesarkan anak. Hahaha. Se-nggak pede itu sama insting keibuan diri sendiri lantaran ya seumur hidup nggak punya imajinasi apa-apa ihwal jadi ibu.

Kemudian tiba problem berikutnya, problem sulit sebagai ibu: mengelola ekspektasi. Saya punya ekspektasi pada Bebe PLUS saya punya ekspektasi diri pada saya sebagai orangtua. That’s the hardest part. Damn.

Meski merasa nggak punya insting keibuan, saya yakin pada satu hal: saya tahu 100% akan membesarkan Bebe ibarat apa. Sebagai orangtua, saya dan JG merumuskan hal-hal (kita sebut saja values) semoga Bebe sanggup jadi individu yang kita harapkan. Yang selalu sanggup punya keputusan sendiri, mandiri, tidak bigot, dan menghargai perempuan.

Values ini nggak dirumuskan pas lagi hamil gitu. NGGAK SAMA SEKALI. Pas hamil cuma kepikiran satu hal: Bebe harus jadi orang yang sanggup ambil keputusan. UDAH ITU DOANG. Lebih lantaran rese sama JG yang nggak sanggup ambil keputusan.

(Ceritanya ada di sini: Anak dan Pengambilan Keputusan)

Seiring berjalannya waktu, semakin Bebe meninggalkan masa bayi, kami semakin sering mendiskusikan ihwal sikap Bebe, cari tahu ke sana sini, konsultasi dengan psikolog anak, dokter tumbuh kembang, dll. Kami butuh backup science, research, anything untuk menghadapi Bebe. Untuk memahami kenapa beliau melaksanakan ini dan itu.

Karena bila pake insting doang wah murka sih pasti. Emosi saya nggak sanggup menghadapi anak yang waktu bayi high needs dan jadi highly sensitive ketika balita. Kalau saya nggak cari penjelasannya secara science, dijamin saya akan sering marah-marah.

Waktu Bebe umur 3 tahun, kami ketemu dengan Montessori dan yay makin kokoh deh valuesnya. Satu mantra Montessori yang perlu disimpan dalam hati dan diterapkan sehari-hari:

“Setiap hal yang dilakukan anak niscaya bermakna”

PASTI LHO. Menurut kita nggak jelas, berdasarkan anak mah ya terperinci lah. Apalagi anak umur 2 tahun gitu yang sedang gundah melihat dunia dan berusaha memahami emosinya sendiri,. Kalau bukan kita yang memahami beliau dan mengajarkan soal emosinya, siapa lagi?

Ingat, apa yang tidak masuk nalar bagi kita, mungkin sangat masuk nalar bagi mereka.

Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan lantaran ingin menyebalkan tapi lantaran mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita.

Dua paragraf di atas dari goresan pena usang saya: The Terrible Terrible Two. Tulisan itu juga mungkin sanggup bantu untuk ibu-ibu yang susah nahan emosi.

Kaprikornus apa aja values yang kami terapkan di rumah? Dan gimana values ini sanggup bantu untuk mengelola emosi? Values kami secara umum adalah:

ANAK ITU SUBJEK. BUKAN OBJEK.

Sebagian besar pernah saya tulis di blog ini. Tapi belum pernah dibentuk list kaya gini. Detailnya:

Anak yaitu individu sendiri. Dia anakku tapi beliau BUKAN aku.

Saya nggak mau memaksakan diri saya pada anak. Misal hanya lantaran saya suka gambar, Bebe harus jadi suka gambar juga. Atau lantaran saya dan JG seneng tampil, maka beliau harus seneng tampil juga.

Bebe bukan kami. Dia individu sendiri. Kaprikornus saya dilarang kecewa ketika ia tidak mau atau menolak melaksanakan hal yang berdasarkan saya baik. Yang berdasarkan saya menyenangkan. Yang tetapkan sebuah hal menyenangkan atau nggak itu ya Bebe sendiri.

Ini salah satu cara memahami anak. Less stressful juga lantaran jadinya nggak pernah maksa apa-apa untuk anak.

Kami menghargai semua pendapat Bebe dan tidak pernah meremehkannya.

Ini nih yang sering banget saya liat. Orangtua yang meremehkan anak dan bahkan bilang “alah anak kecil tau apa?” atau “alah kaya yang ngerti aja kamu”.

Anak ingin tahu sesuatu kemudian malah diremehkan lantaran beliau tidak tahu. Kalau kita malas menjelaskan sesuatu sama anak, jangan salahkan bila suatu hari anak juga malas menjelaskan sesuatu sama kita.

via GIPHY

Kami memberi kebebasan untuk melaksanakan apapun yang ia ingin lakukan.

Jika berbahaya, boleh tetap dilakukan asal diawasi. Kaprikornus bebas banget mau ngapain juga boleh. Mau guling-guling di aspal atau nggak pake sepatu ke luar rumah bahkan ke mall sekalipun boleh. Kalau bahaya? Ya didampingi. Makanya sukaaaa sekali sama Montessori.

Karena di Montessori, materi practical lifenya real sekali. Gelas ya pake gelas kaca, gunting ya gunting beneran (bukan gunting anak), semua pake benda yang sama untuk orang dewasa. Kaprikornus kini bila Bebe minta potong roti misal pake pisau beneran ya dikasih pisau beneran TAPI DITEMANI, DIAWASI.

Diberi tahu risikonya. Ini menjadikan rasa percaya diri dan tanggung jawab anak.


Kami memvalidasi emosi. Kamu boleh marah, boleh sedih, boleh kecewa.

Emosi itu normal. Iyalah, lha kita aja sanggup kesel masa anak kecil nggak boleh. Ibunya aja praktis cranky di ketika lapar, masa pas anaknya lapar terus cranky malah kita marahin “KAMU KENAPA SIH?!” Laper bos!

Sejak umur 3 tahun, saya juga sudah memberi tahu bila kau sanggup marah, IBU JUGA BISA. Kalau kau sanggup duka dan nangis, IBU JUGA BISA. Ini bikin anak berempati. Misal saya abis teriak gitu ya lantaran beliau nggak tidur-tidur, beliau eksklusif diem kan. Saya peluk dan tanya “kamu duka kan bila saya marah? Aku juga duka lho bila kau marah”

Nextnya bila beliau murka TINGGAL SINDIR AJA HAHAHA. Nggak deng, tapi labeli emosinya “Wah anak ibu marah-marah terus, kecewa ya lantaran harus berhenti nonton” atau “Oh iyaaa kau duka ya ya udah boleh nangis tapi dilarang makan coklat malem-malem”. Ya masa anak duka nggak boleh nangis. Nanti makin sedihlahhh.

Nangis yaitu salah satu cara mengeluarkan emosi. Nangis itu sehat. Baca nih di sini: 5 Alasan Anak Perlu Menangis

Kaprikornus bila beliau nangis, kami kebal. Kami nggak kalah apalagi marah. Diemin aja sih hahahaha.

Kami akan selalu mendengar Bebe. Selalu dan tidak akan pernah memintanya berhenti bicara.

Bebe yaitu prioritas. Semua ucapannya kami dengar baik-baik jadi ya beneran nggak sanggup ngobrol berdua JG bila ada Bebe lantaran motong mulu beliau sebel dicuekin. Kaprikornus nggak pernah kesel bila Bebe ngomong terus, lantaran ya udah jadi prioritas aja.

Baca lengkapnya di sini: Parenting Butuh Teori!

We treat him like adults.

Menurut Montessori, anak yaitu orang cukup umur yang terjebak dalam badan yang kecil. 
Jadi ya bila kita sebel lantaran satu hal, anak juga niscaya sebel. Saya dongeng apapun sama Bebe dongeng apapun. Saya percaya beliau mengerti. Bahasanya aja yang diubahsuaikan dengan bahasa anak 4 tahun.

Kaprikornus nggak pernah insiden saya menolak menjelaskan dengan alasan "alah udalah nggak akan ngerti kau masih kecil". Saya jelaskan dulu, panjang lebar, bayi keluarnya gimana aja saya liatin videonya (yang gentle birth ya yang nggak jerit-jerit), so far belum ada pertanyaan beliau yang ketika saya jelaskan beliau tetep nggak ngerti. DIA MENGERTI. Anak nggak ngerti itu lantaran kita nggak sanggup jelasinnya. Period.

Kami mengungkapkan sayang dengan kata-kata.

Teori oonnya nih ya, ngungkapin sayang pake kata-kata itu nggak gampang. Nggak semua orang bisa. Kaprikornus bila ngungkapin sayang aja udah biasa, dibutuhkan ngungkapin hal lain juga bisa. “Aku sayang kamu” itu kalimat tersering diucapkan di rumah kami. Saya ke JG, saya ke Bebe, JG ke Bebe, Bebe ke JG semua sesering itu bilang “aku sayang kamu”.

Kaprikornus inget dongeng beberapa ahad lalu, saya lagi mandi, Bebe lagi makan Puyo tapi nggak abis. Terus malah diaduk-aduk dimainin, TUMPAHLAH ITU PUDING, Bebe terus beresin sendiri kan. Perang belum dimulai, JG belum ngomel nih.

Selesai tumpahan puding di meja masuk lagi ke cupnya, EH LOH TUMPAH LAGI. Mulai emosi dong ya. JG (yang dari tadi sambil basuh piring) bilang “kan appa sudah bilang jangan dimainkan! Tutup terus simpan!”

Bebe diem, nggak mau beresin dia. Saya beres mandi, nanya ada apa. Terus saya bilang “Bereskan, kau salah. Kamu harus bereskan”. Terus beliau beresin sambil sedih.

Selesai beberes hingga dilap pakai tisu, Bebe akhirnya bilang “tadi saya nggak sengaja tumpahin lagi itu lantaran mau tutup terus susah tutupnya, jadi tumpah lagi”

HUAAAAAA. Langsung seketika saya peluk dan bilang “thank you for telling me this, saya bahagia kau tetap bertanggung jawab membereskan dan saya juga bahagia lantaran kau berani bilang bila tadi kau tidak sengaja” kemudian JG juga peluk dan minta maaf lantaran sudah menuduh Bebe mainin puding.

MAU MEWEK SIH SUMPAH.

via GIPHY

Karena gimana ya, saya waktu kecil (dan saya yakin kalian di generasi saya juga punya pengalaman serupa), takut aja gitu ngakuin hal-hal kaya gitu ke orangtua apalagi bila abis dimarahin. Kalau ortu udah murka ya kita nggak punya pembelaan. Kalau pun akhirnya kita sanggup membela diri, kemungkinan besar jadi berantem kan sama ortu?

Udah mah kita nggak ngerasa salah, dimarahin, ortunya nggak minta maaf. Wah sebel sih. Nggak heran pas remaja saya berantem terus sama ibu hahahaha.

Kami akan support apapun yang ia inginkan selama tidak melanggar hukum yang berlaku.

Yes. Bebe BEBAS melaksanakan apapun tapi dengan hukum yang berlaku. Aturannya nggak banyak kok, kurang lebih gini doang:

1. YouTube hanya weekend (ini hukum sehabis beliau umur 3 tahun). Baru boleh nonton SETELAH makan.
2. Makan tidak sambil nonton
3. Tidur malam maksimal jam 10
4. Wajib gosok gigi sebelum tidur
5. Harus tidur siang meski weekend
6. Di kendaraan beroda empat harus di car seat

Sisanya bukan hukum tapi lebih ke tanggung jawab:
1. Kalau numpahin sesuatu ya beresin
2. Tiap nyampe rumah, masukin sepatu ke rak sepatu kemudian basuh tangan dan kaki.
3. Kalau salah, sengaja tidak sengaja harus minta maaf


Jangan lupa jelaskan lantaran akibatnya. Kaprikornus nggak pernah drama nggak boleh makan es krim lantaran udah malem. Karena beliau tau sendiri bila beliau makan es krim tandanya beliau harus gosok gigi. Malah kadang beliau jadi males makan yang manis-manis lantaran males gosok giginya lagi. Internal motivation itu bila udah terbentuk jadinya praktis banget hidup kita. Anak jadi mandiri, tetapkan segalanya sendiri, sesuai dengan value yang selama ini diterapkan dalam keluarga.



*

Udah segitu valuenya. Sungguh ekspektasi yang sangat tinggi ya. Nggak heran terlalu takut punya anak kedua. Selain takut bayar daycare, takut juga nggak sanggup mempertahankan idealisme ini HAHAHAHA. Iya idealisme kami bukan BLW atau MPASI homemade emang. Kalau urusan itu mah seraahhh yang penting anak mau makan. Hahahaha.


(Baca: How Are We Gonna Raise Our Kids?

Apa sanggup kaya gini selalu dilakukan? Karena udah terbiasa sih bisa. Kami juga saling mengingatkan TERUS JANGAN BAPER. Kaprikornus saya bila udah capek terus Bebe nanya-nanya saya jawabnya suka asal. Misal Bebe tanya “Bu, kenapa sih lalala” terus saya jawabnya “kenapa yaaaa lantaran begitu deh pokoknyaaaa” Males-malesan asli.

Pasti eksklusif ditegur JG “heh kok jawabnya asal amat” gitu. Jangan baper bila ditegur. Sebaliknya juga, bila JG kaya gitu ya saya tegur juga. Langsung ingetin “ih nanti beliau males nanya lagi loh” gitu.

Kenapa value ini harus saya jembreng kaya gini? Karena saya yakin, berangkat dari sini lah kenapa saya sanggup sabar dan nggak praktis emosian ketika menghadapi tingkah Bebe. Karena saya berusaha paham ilmunya dan selalu berusaha memahami pola pikirnya. MUNGKIN kalian susah nahan emosi lantaran belum merumuskan secara detail, ingin ibarat apa anak kalian?

Kalau sudah dirumuskan, semua akan lebih praktis lantaran kalian tahu persis goalsnya apa. Kalian akan sadar kenapa anak melaksanakan itu? Anak kok begini, saya salah apa? Semua tidak akan blur lagi.

Ya kecuali anaknya masih di bawah 2 tahun ya. Itu masih fase pasrah aja buibu HAHAHA. Di 1,5 tahun sih kayanya Bebe mecahin gelas (karena emang dikasih gelas kaca) dan saya eksklusif colekin kaca ke kakinya biar beliau tahu itu sakit. Dari situ beliau selalu pake gelas kaca dan nggak pernah mecahin lagi.

KALAU PUN mecahin lagi ya udah nggak usah dimarahin sih. Kaya orang cukup umur nggak pernah mecahin gelas aja. Orang cukup umur aja sanggup nggak sengaja jatohin, anak kecil juga bisa. Treat them like we treat ourselves, like adults!

JADI HARUS BANGET NIH BIKIN LIST VALUES BEGINI?

Ih nggak haruslah. Siapa yang bilang harus. Ketika punya anak yang harus itu cuma punya penghasilan yang sanggup ngasih makan anak SISANYA BEBAS. Nggak ada harus ini itu. Valuesnya juga diubahsuaikan dengan value keluarga, di mana kita merasa sanggup melaksanakan itu dan mencontohkannya pada anak. Tiap keluarga niscaya beda dong ya value yang dipegangnya, semacam company culture perusahaan gitu, tiap perusahaan niscaya beda.

Cuma di saya ini berhasil bikin emosi saya lebih stabil, lantaran saya tau apa yang saya perjuangkan. Bikinnya juga nggak perlu sekaligus kok. Hari ini membiasakan satu hal baik, ahad depan membiasakan satu lagi, bulan depan satu lagi. Satu perubahan kecil pelan-pelan lebih baik dibanding nggak berubah sama sekali. <3

Satu lagi, sanggup kaya gini lantaran kami sehat fisik dan mental, lantaran kami nggak punya problem pribadi lain. Kalau kalian punya problem pribadi lain dan jadi nggak fokus urus anak, semoga cepet ketemu solusinya yaaaa. Aamiin.


-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Random


Halo halooo,

Gimana libur satu hari di tengah minggu? Semangat kerja lagi atau rasa-rasa ingin cepet weekend? πŸ˜‚

Saya mah capek hahahaha. Soalnya seharian sama Bebe, nemenin Bebe main sambil jagain quick count (kantor saya live quick count di Twitter dan Facebook fyi), dan JG sakit. Rontok sis.

Ya udah jadi #SassyThursday nya temanya random ajalah. Males mikir huhu. Saya mau life updates aja ala-ala YouTubers ya. Ada hal apa di hidup saya seminggu terakhir ini?

Nahla randomnya mau dongeng Macbook baru, ya bolehlah masa nggak boleh hahaha. Soalnya Nahla yang ilustrator dan YouTube seminggu sekali laptopnya lemot banget huhu kasian. Kaprikornus pas beliau dibeliin Macbook kami bahagia sekali!

Baca punya Nahla:

The Knock-off

Saya lagi baca novel ini. Temanya sih seru ya perihal editor in chief majalah fashion level Anna Wintour yang cuti 6 bulan alasannya kanker. Pas balik kerja majalahnya udah jadi website dan app. Kantornya yang kaku berubah jadi kantor start up dengan bean bag dan makanan berlimpah. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Bukunya menceritakan perbedaan generasi, dunia start up masa kini, dan gimana para baby boomers mengikuti keadaan satu lingkungan kerja dengan millennials dan gen Z. Cuma lama-lama agak bosen soalnya ceritanya lambaaaattt. Well, tapi akan saya selesaikan lah ingin tau soalnya relate banget sama hidup sehari-hari hehehe.

Gagal ketemu Gesi

Iya ahad ini Gesi lagi di Jakarta cuma hingga Jumat. Rencananya mau ke Sea World hari Rabu tapi sayanya sakit mata. 😩

Mata saya nggak belekan atau merah atau infeksi tapi udah 3 hari berair terus. Daripada nularin orang lain kan mending diem ajalah di rumah.

Eh ketambahan JG demam, udalah nyerah nggak dapat ke mana-mana. Kerja aja dari rumah sambil temenin Bebe main.

Speaking of Bebe ...

Threenager comes early!

Bebe gres akan 3 tahun di bulan Juni nanti tapi beliau sudah meninggalkan masa Terrible Two dan terlihat sekali sudah menjadi threenager. Sok tau nya nggak ada dua.

Dari artikel-artikel yang saya baca, terrible two itu kan sensitif, praktis tantrum/ngambek sama hal-hal kurang makna (jadi inget ada yang dongeng anaknya tantrum gara-gara pupnya disiram ibunya. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚). Nah bila threenager ini kata kuncinya ialah IDGAF alias I don't give a fvck.

Ya jadi beliau lempeng aja. Melakukan hal abstrak kemudian saya marahin ya beliau nggak peduli. Seperti tetap bermain dengan celana lembap kena ompol beliau tetep cool aja kaya nggak ada apa-apa.

(Baca: Bebe Toilet Training)

Atau contohnya beliau ngapain terus saya marah, biasanya beliau tertunduk merasa bersalah. Ini lempeng aja seolah saya nggak ngomong apa-apa. Kondisi saya masih marah, beliau udah mengalihkan pembicaraan ke hal lain dan ketawa-tawa kaya nggak ada apa-apa.

Wow. πŸ˜‚

Tapi hasilnya saya berhasil botakin Bebe!

Dulu pas punya cukuran gres itu, sebulan sekali saya potongin rambut Bebe dan JG. Kaprikornus dua-duanya rambutnya selalu pendek 1-3 mm lah. JG masih begitu hingga kini tapi Bebe udah sekitar 5-6 bulan nggak mau. Sebabnya didoktrin mbak-mbak daycare bila rambut panjang = ganteng. πŸ˜‚

Saya nggak tahan soalnya anaknya pecicilan banget, rambut panjang dapat lepek nempel semua ke kulit kepala saking lembap keringet dan bau. Tiap mandi keramas lah udah, ribet. Kalau botak kan nggak bau, keramas pun bilasnya nggak susah. Lagi artis Korea juga bukan ngapain sih panjang-panjang πŸ˜‚

Kemarin tiba-tiba Bebe bilang mau potong rambut tapi ingin pake gunting aja. Ya pake gunting dapat aja sih, tapi hasilnya jadi kaya tahanan penjara gitu kan nggak rata. Tapi bodo amat saya gunting dulu hingga pendek banget sambil terus dibujukin. Tiap saya liatin alat potong rambut beliau jerit keras ngamuk hingga hasilnya saya sadar satu hal: beliau ngamuk pas alatnya dinyalain, pas mati mah beliau kalem. OH MUNGKIN KARENA SUARANYA!

Ibu: "Be, Bebe tidak suka suaranya ya?"

Bebe: "IYA HUHUHUHU"

Suaranya kan mendengung keras gitu. Akhirnya alasannya saya jenius saya kasih beliau headset, berhasil deh botak. Terima kasih Frozen hahahaha. Iya pake headset nonton Frozen sambil potong rambut. πŸ˜‚

(Baca: Cukuran Philips Mengubah Hidup)

Belajar Bahasa Inggris

Ya ini ahad kedua saya, JG, dan Bebe jadi bilingual. Psikolognya Bebe udah baiklah Bebe mencar ilmu bahasa lain jadi kami berencana beliau mau pre school bahasa Inggris nanti pas 3 tahun. Cuma alasannya banyak sekali pertimbangan hasilnya di rumah dulu deh bilingual.

Kami nggak mau semenjak bayi dua bahasa soalnya banyak yang bencana speech delay kan, sementara saya suka anak kecil banyabicara hahaha. Kaprikornus bahasa kedua diajarkan sehabis bahasa pertama dikuasai dengan baik.

Ini akan saya tulis terpisah alasannya butuh banyak masukan, apa metode paling efektif untuk mengajarkan bahasa kedua?

Udah sih itu aja?

Btw, neng Karin apa kabar naik kuda pake beha doang? Saya nggak nonton hingga selesai alasannya nggak mood mengumpat hahahaha. Makin usang jadi males sama Karin hedeh. Seiring prinsip beliau sih, nggak peduli banyak haters yang penting banyak duit. Oke oke.

Gitu aja #SassyThursday random pertama kami. See you next week!

-ast-

Detail ►