Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri tentang-mempertanyakan-rezeki. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut tanggal untuk kueri tentang-mempertanyakan-rezeki. Urutkan menurut relevansi Tampilkan semua postingan

Ide Basa-Basi Tanpa Bikin Tersinggung


Asumsinya bertemu sahabat lama. Berteman di media umum dan sering bertegur sapa di dunia maya. Saat bertemu, apa yang harus dibicarakan?

Nggak semua orang bisa basa-basi sementara basa-basi dirasa wajib apalagi jikalau bertemu langsung. Mau ngomong apa ya? Mending di socmed bisa bales pake like atau emoji doang. Kalau ketemu?

Awkward moment banget kesudahannya kan jikalau cuma "halo" cipika-cipiki terus diam. Kaprikornus keluarlah kata-kata yang biasanya malah jadi menyinggung padahal yang ngomong kadang nggak mikir dua kali jikalau perkataannya bisa melukai.

"Kok gemukan?" atau "Kok kurusan?" --> padahal tidak yakin benar ini orang kurusan atau gemukan, cuma kayaknya aja sih. Ya mana tau, nimbang tubuh bareng aja belum pernah.

"Kok iteman sih?" "Kucel amat neng?" --> none of your business.

"Belum isi aja nih?" *sambil pegang perut* --> percayalah meski bukan aku yang dibeginikan, aku dan suami beberapa kali menegur orang yang berkata ibarat ini pada orang lain. Kami bilang "Ibu tidak sopan, ibu dihentikan bertanya ibarat itu." Butuh keberanian luar biasa tapi orang-orang ini harus berhenti.

"Kapan nambah (anak)?" --> situ Tuhan?

Well. Belum apa-apa udah emosi deh jadinya. Tapi yah, tidak semua orang punya kemampuan interpersonal yang baik. Tidak semua orang tahu bagaimana harus bersikap tanpa melukai orang lain.

(Baca: Mempertanyakan Rezeki)

Dan sebagai orang yang memang suka ngobrol, aku beri wangsit basa-basi yang (semoga) tidak akan menciptakan orang tersinggung.

Tanyakan kabar

Standar lah ya. Justru sesudah tanya kabar ini yang krusial. "Hai apa kabar? *ngomong apa lagi ya* ... krik krik krik"

Tanyakan keluarga yang kita tahu persis keberadaannya atau pernah kita temui atau kita lihat fotonya di media sosial

"Anak yang paling besar kelas berapa sih sekarang? Sekolahnya di mana sih?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar sekolah.

"Ibu apa kabar? Duh udah usang ya nggak ketemu ibu. Ibu masih suka jahit?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar hobi orangtua. Ceritakan juga hobi orangtua kita.

"Adik kau yang dulu SD itu sudah kerja ya sekarang? Kerja di mana? Oh ya anak zaman kini memang lebih suka punya bisnis sendiri ya" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar bisnis.

Ingat, jangan tanya yang kita tidak tahu persis. Bagaimana jikalau sudah meninggal? Akan jadi lebih awkward lagi.

Tanyakan soal hobi

"Masih suka yoga? Sekarang yoga di mana?" --> jikalau nggak ngerti soal hobi dia, ini kesempatan kita untuk bertanya dan berguru hal baru. Saya senaaaanggg sekali ketemu orang dengan hobi yang tidak aku mengerti sebelumnya. Bisa jadi tahu banyak hal gres dan orang yang diajak bicara pun biasanya bahagia membicarakan hobi dia.

Ide pertanyaan seputar hobi yang kita tidak ketahui sebelumnya:
- Tanya wacana alat-alatnya, belinya di mana, ada produk lokalnya apa harus impor.
- "Ada komunitasnya nggak?"
- "Mahal nggak sih?" atau jikalau DIY "belajarnya di mana?"
- "Sejak kapan suka hobi ini?"
- DAN BANYAAAKKK LAGI. Nanti ngalir dengan sendirinya kok.

Kalau kebetulan ngerti soal hobinya, bagus dong jadi punya topik dialog yang sama. :)

Rumah

"Rumah masih di A? Kan kerja di kota B? Ditempatin siapa sekarang?" --> lalu bisa bercerita seputar harga rumah atau kontrakan.

"Rumahnya lucu banget deh di Instagram, siapa yang dekor?" --> lalu bisa mengobrol soal Ikea, dekor rumah, dan online shop Instagram lol

"Rumah orangtua masih di Gerlong?" --> lalu bisa mengobrol soal rumah orangtua, tinggal dengan siapa mereka, dll.

Pekerjaan (hanya jikalau kita tahu persis soal ia masih bekerja atau tidak)

"Eh masih kerja di agency A? Ada yang ngehubungin gue waktu itu nanya job ABCD ..." --> ini jikalau kalian blogger atau influencer nyahahahaha

"Neng, katanya resign ya? Pindah kerja atau di rumah aja?" --> PERTANYAAN KRUSIAL, HATI-HATI JANGAN JUDGE.

Jawaban:

A. Kaprikornus ibu rumah tangga. Saran reaksi: "Wah keren euy, aku mah niscaya nggak akan sanggup jadi ibu rumah tangga." --> lanjutkan mengobrol soal anak. Hindari dialog seputar sayang gelar kuliah, sayang karier, dll. None of your business.

B. Pindah kerja. Saran reaksi: "Oiya jadi apa sekarang? Masih jadi wartawan?" --> lanjutkan mengobrol seputar kerjaan.

(Baca: Dunia Tidak Selebar Daun Kelor, Jangan Gampang Baper!)

Dan yang terakhir ini yakni basi-basi yang tidak akan pernah gagal:

Puji (karena semua orang bahagia dipuji)

Kalau cewek:

"Lipstiknya bagus banget sihhhhh! Apa itu apa itu?" --> lanjutkan mengobrol soal lipstik yang tidak akan selesai meski sudah berjam-jam lol.

"Alis cetar bangeett. Pake pensil alis apa?" --> lanjutkan mengobrol soal makeup dan beauty guru.

"Tasnya lucu amaaatt? Beli di mana sih? Oh di Bandung? Di mananya?" --> lanjutkan mengobrol soal tas dan daerah beli tas lucu.

Kalau cowok:

"Motornya keren euy. Ini modif sendiri?" --> laki gue bisa ngobrol panjang sama orang nggak dikenal cuma ngomongin motor.

"Weh, sepatunya mantep. Lokal itu?" --> lanjutkan mengobrol soal sepatu.

Apalagi ya jikalau cowok? Duh gue nggak ada wangsit jikalau perjaka mah. Ya kalian para perjaka ngomongin apalah yang bisa menciptakan jadi dialog panjang.

Kalau orangnya bawa anak, puji anaknya, ajak obrol anaknya.

"Eh cantik/ganteng kelas berapa sekarang?" --> berdasarkan orangtuanya anak niscaya elok atau ganteng kan.

"Rambutnya bagus yaaa keriting" dan jikalau rambutnya lurus "Rambutnya bagus yaaa lurus".

KARENA RAMBUT KERITING DAN LURUS SAMA AJA. Kaprikornus harus sama-sama dipuji.

"Wah topinya Ironman nih, suka Avengers nggak?" --> lanjutkan mengobrol soal film favorit.

Kalau orangnya biasa-biasa aja dan nggak puji-able? 

Jangan maksa muji alasannya biasanya jadi tambah awkward. Ngomongin apa aja bisa sebenernya, aku mah hingga stroller aja bisa jadi materi dialog sama ibu-ibu yang nungguin anak di playground. 

Kalau orangnya nggak suka ngobrol dan hanya jawab sepotong-potong?

Ya udah jangan dipaksa ngobrol. Orang pendiam itu kan ada 2 macam. Satu yang bener-bener tidak suka ngobrol dan yang satu lagi suka ngobrol tapi malu. Yang tipe pertama tidak usah dipaksa, ya kaliii masa maksa-maksa orang. Tipe kedua biasanya beberapa menit juga udah cair.

Intinya sebisa mungkin jangan mengomentari fisik dan rezeki.

Bilang orang kurusan atau gemukan atau iteman atau putihan atau nanya kapan punya anak itu nggak ada keuntungannya sama sekali. Nggak bakal bisa berlanjut dialog juga. Yang ada malah selamat kau dapet award sebagai orang nyebelin.

Dan memang pertama kali ketemu orang sesudah sekian usang itu niscaya ada perasaan awkward kok. Santai aja nanti juga cair sendiri. :)

Semoga mempunyai kegunaan yaaa.

See you!

-ast-

(Baca postingan tentang kehidupan lainnya di sini)

Detail ►

Life Is Never Fair


"Ya hidup di mana pun juga nggak pernah adil sih"

Akrab kan ya sama kalimat semacam itu. Kalimat yang rajin banget dikeluarin jikalau lagi mempertanyakan keadilan sosial di dunia ini. Tapi ternyata jikalau keluar dari ekspresi orang yang "lain" artinya bisa jadi beda banget.

Iya soalnya kalimat itu terlontar dari seseorang yang aku tau persis kaya raya dari ujung akar rambut hingga ujung kuku kelingking kaki. Kalau aku sebut nama belakangnya minimal kalian akan "oooo yaaa tau-tau pernah denger" meskipun mungkin nggak tau persis bisnisnya apa. Old money Indonesia lah.

Reaksi aku seketika ialah menyimpan telapak tangan di dada dan menatap masnya (yang seumuran ibu aku btw) dan bilang "OMG MAS, WHY SO DEEP" (dramatis banget ya hahaha).

Masnya kalem aja seolah aku nggak "seterganggu" itu, dia bilang sekali lagi "iyalah, life is NEVER fair" dengan penitikberatan pada never yang terkesan emang dendam banget gitu. Kesannya emang dia ditidak-adili dalam hidup ini

Saya terganggu. Terganggu banget alasannya ialah jikalau dia aja begitu apalagi gueeee!

Abisan selama ini keluhan aku perihal hidup nggak adil kok ya alhasil alasannya ialah melulu perihal uang. Dih nggak fair, dia nggak perlu kerja keras terus bisa punya rumah sama kendaraan beroda empat bagus. Dih lezat banget sih bisa liburan terus tanpa mikirin cicilan rumah dan uang sekolah.

(Baca: Tentang Nama Belakang)

Dih lezat ya jadi ia bisa makan lezat terus, beli gadget tiap ada model gres keluar nggak peduli berapa puluh juta, Natalan selalu di luar negeri, endebrei, endebrei. Nyatanya BELIAU juga sama aja bilang hidup nggak adil. HAHAHA.

Karena sebelumnya berdasarkan saya, ketidakadilan hidup ini kan udah eksklusif kerasa sebenernya dari pas kita lahir. Apalagi kini dengan simpel diliat dari username Instagram. Oh pantes kaya, anaknya si A. Kayanya ternyata SEKAYA itu ya, hingga nggak pernah kebayang ada orang yang gaya hidupnya begitu. Betapa Instagram semakin mengukuhkan jenjang di antara kelas-kelas sosial.

Sebaliknya juga. Kita eksklusif simpel merasa bersyukur kan jikalau lihat orang yang kelas sosialnya ada di bawah kita. Wah kita lebih bisa dari dia, dia mungkin ngeluh juga hidup nggak adil pas liat kehidupan kita. Kasian ya, blablabla. Masih untung kita begini, blablabla. Kerasa banget uang yang bisa dengan simpel judge ketidakadilan dunia pada kita.

(Baca ini ajalah: Kepercayaan Diri dan Remah-remah Dunia

Tapi jikalau kini orang yang sekaya itu aja bilang hidup nggak adil, who are we to complain! Karena ternyata SEMUA insan apapun kelas sosialnya merasa hidup ini nggak adil. Kaprikornus ya sama aja toh!

Bahwa orang, dikasih rezeki sebanyak apapun, dikasih kehidupan model gimana pun, akan tetap punya celah untuk bilang jikalau hidup ini nggak adil. Hidup ini ternyata terlalu rumit untuk semua orang ngerasa senang sepenuhnya.

Ya adaaaa orang senang sepenuhnya, aku nggak bilang nggak ada. Di sini juga niscaya kalian udah eksklusif siap ngetik komen "iya banyak bersyukur aja kak" HAHAHAHA I DO. Saya bersyukur lah sama hidup ini, tapi kadang perasaan inferior itu bukan alasannya ialah kurang syukur kok. Karena ya, ada titik di mana kita ngerasa kalah aja gitu segala-galanya. Kaprikornus bukan alasannya ialah nggak bersyukur, tapi alasannya ialah udah yakin nggak akan menang. Startnya udah beda.

*ya gitulah pokoknya lol*

Ketambahan abis baca isu beberapa hari kemudian soal Jim Carrey yang ternyata juga depresi. Padahal dia kerjaannya bikin orang ketawa, tapi dirinya sendiri depresi. Hidup emang bener-bener nggak akan pernah tepat ya. Kaprikornus inget 2 tahun kemudian pernah nulis kisah ini: Nasib Manusia.

BY THE WAY.

Ngomong-ngomong perihal nggak adil mah MAUDY AYUNDA LOL. Cantik, bisa nyanyi, dan akting, PINTER PULA. Sebel kan kalian semua hahahaha. Baca deh kisah sama wawancaranya di link di bawah. Saya sebel sih alasannya ialah dia paketan lengkap gitu. Kuliah di Oxford bahkan sehabis kepala sekolahnya sendiri bilang jikalau dia nggak akan pernah bisa kuliah di Oxford.

BACA YA! Yang punya anak dewasa suruh baca juga! Biar ngefansnya sama yang begini dong bukan selebgram followers jutaan tapi nggak terang pinter apa nggaknya. Ngefans harus sama yang pinter dong! Hahaha!


Selamat hari Selasa!

-ast-

Detail ►