Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label familytalk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label familytalk. Tampilkan semua postingan

#Familytalk: Anak Dan Alam


Lahir di Bandung dan tinggal di Jakarta semenjak bayi, Bebe sedikit sekali terpapar alam. Dia tidak punya kesempatan main tanah atau manjat pohon menyerupai ketika saya kecil dulu. Mentok di rumah ibu saya di Bandung, Bebe main di taman bermain akrab rumah yang sebelumnya ialah lapangan voli.

Baca punya Isti:

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Pengalaman Naik Commuter Line sama Bebe)

Saya dan JG pun berwacana ingin kemping. Tapi lalu rempong sendiri sebab pengen kempingnya Instagram-able. Mau ke bumi perkemahan kok ya pengen tendanya dihias-hias garland warna pastel, pengen bawa dingklik lipat warna-warni, pengen ada kendaraan beroda empat VW Combi sebagai latar tenda ... KAPAN BIKINNYAAAAA. Nggak jadi-jadi deh pergi kemping sebab ribet persiapannya dibanding kempingnya.

Terus pengen glamping, eh taunya daerah inceran udah penuh hingga November. Baca-baca reviewnya makanannya tempatnya doang yang anggun tapi makanannya nggak lezat pula apalagi buat anak-anak. Bayar mahal cuma buat foto doang kok ya sayang. Ujung-ujungnya ngemol lagi ngemol lagi. Nggak bosan cuma tertekan sebab beban Bebe nggak tau alam hahaha.

Bebe pernah sih diajak ke Floating Market Lembang, main kelinci hingga puas, sayanya jajan hingga kenyang. Meskipun saya kasian plus nggak tega sebab kelinci-kelinci itu dibully sama anak-anak. Dicolok-colok mulu pake wortel, dijejelin terus ke mulutnya, ditarik kupingnya, digendong kasar. Huft. Galau abis, mending ngebelain kelinci apa ngebelain Bebe nggak tau apa itu kelinci?

Dan besok Bebe mau ke Kuntum Farm, Bogor. Baru kerasa berat banget nyari alam sebab alamnya udah nggak ada. Sampai bela-belain ke Bogor deh biar mainnya nggak di mall terus. Uang yang keluar kayanya sama tapi pengalamannya beda.

(Baca: Anak dan Alam

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Traveling with Babies for Dummies)

Saya juga pengen ajak Bebe ke pantai tapi diduga beliau akan risih dan nggak mau kena pasir sih kakinya. Bebe itu risihan banget anaknya. Nginjek karpet bulu aja jinjit. Apalagi nginjek pasir, nanti pasirnya nyelip-nyelip di jari, duh saya aja mikirinnya males. Maklum saya sendiri anaknya nggak suka pantai, soalnya panas, gerah dan lengket. HAH. Gimana masa depan Bebe bila gini.

Apa pindah aja gitu ya ke pedesaan yang masbodoh dan sepi, punya ayam dan sapi, lalu saya di rumah baking dan Bebe homeschooling. JG mencangkul tanah supaya gembur dan siap ditanami. *WHAT* *brb cari rumah di Lembang* *deket* *anaknya cemen*

Kenapa gitu Bebe harus kenal alam?

Ya biar seger aja. Biar nggak liat kendaraan beroda empat sama gedung mulu. Liat sapi kek sekali-kali.

Abis ini niscaya pada nostalgia deh, waktu kecil mah liat sapi kerbau kambing praktis blablabla. Manjat pohon di halaman rumah blablabla. IYAAA ini bukannya nggak mau tapi di mana.

Ada inspirasi jalan ke mana biar anak dapat lari-larian dan liat alam? Tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta soalnya saya males traveling jauh-jauh apalagi sama Bebe. Capek duluan mikirinnya hahahaha.

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Mengajarkan Kebiasaan Baik Pada Anak


Mengajarkan kebiasaan baik pada anak itu gampang-gampang susah. Gampang sebab ya tinggal dibiasakan. Susah sebab siapa deh yang bilang punya anak itu gampang?

Baca punya Isti:
Kebiasaan Baik pada Anak

Ini beberapa kebiasaan baik yang saya tanamkan pada Bebe.

1. Cuci tangan dan kaki


Kami bukan keluarga yang hygiene freak banget hingga segala dilap dulu sebelum dipegang Bebe. Tapi bila habis main di luar, ya harus basuh tangan dan kaki. Di daycare pun diajarkannya menyerupai itu.

So far so good, namanya anak dan air ya, nggak susah sama sekali nyuruh anak cuci-cuci mah hahaha.

2. Sikat gigi


Ini sempet drama banget. Pernah saya ceritakan di sini: Gosok Gigi Sama Bebe

Berikut-berikutnya meski pakai odol pun ia berpengaruh pendirian, nggak mau ya nggak mau. Suatu hari ada kegiatan dokter gigi di daycare, entah gimana si dokter mencontohkan bila gigi nggak disikat itu nanti dapat keropos. Dan kebetulan ada anak daycare yang giginya keropos, hitam, dan hancur gitu loh.

Bebe menyerupai tersadar pentingnya gosok gigi lol. Dia shock kenapa temennya giginya dapat begitu. Sekarang gosok gigi tanpa drama lagi, tinggal bilang aja: nanti giginya kaya xxx loh? Hiiii.

*kemudian mangap* Dan hingga kini gigi Bebe utuh semua huhu terharu banget.

#win

3. Meminta maaf

Ini masih peer. Entah anak perjaka doang apa anak cewek juga sih? Soalnya Bebe gengsinya udah gengsi perjaka banget. Kalau salah gengsi bila harus minta maaf duluan.

Beuh dibujukin hingga time out maksa ia untuk minta maaf. Tapi nggak selalu sih. Kadang ia sukarela ngasih tangan untuk salaman bila habis berantem sama temennya.

Kaya kemarin sore, di dalem playpen Bebe lagi berdua main sama temennya, sebut saja Z, umurnya 3 tahun lebih. Dan tiba-tiba Z nangis kejer dan ngambek berdiri ngadep dinding.

Mbaknya nggak tau kenapa tapi terperinci bila Z murka sama Bebe. Akhirnya Bebe disuruh minta maaf dan mau. Z nya ga mau. Bebe suruh peluk, Bebe peluk, Z nya ngambek. Sampai di daycare saya tanya.

Ibu: "Xylo kakak kenapa?"

Xylo: "nangis sama xylo"

Ibu: "kenapa hingga menangis?"

Xylo: "dipukul sama xylo"

T________T

Dia tau ia salah sebab mukul duluan makanya dengan simpel mau minta maaf. But whyyy harus pukul segala? Gimana cara ngajarin anak agar nggak pukul-pukul? Karena kadang bukan mukul kan tapi nepok nggak sengaja keras banget sebab belum tau kira-kira.

Nah bila Bebe nganggapnya ia nggak mukul (cuma ketepok nggak sengaja), itu nyuruh minta maaf dapat hingga berantem-berantem lah.

T________T

4. Magic Words

The magic words yang selalu disebut orang kan tiga ya, "tolong, terima kasih, dan maaf". Tapi saya punya satu lagi adalah "permisi". Soalnya kaya nggak sopan gitu bila mau lewat Bebe bilangnya "awas ibu awas". Otomatis saya ralat "PERMISIIII".

Magic words work best bila kita contohkan tentunya. Exaggerate tentu saja. Pembicaraan saya dan JG di depan Bebe emang 90% akting excited.

Me: "Appa TOLONG DOONGGG ambilkan minum!"

JG: "Ini ya ibu"

Me: "WAAHHH TERIMA KASIH APPA SUDAH MENGAMBILKAN MINUM UNTUK IBU"

Every. Single. Time.

And it works!

Bebe naturally sudah pakai "tolong dong", "makasihhh", "permisiii", cuma "maaf" doang yang kadang kala hahahahah

5. Beres-beres

Anak nggak mau beresin mainan? Bebe mauuuu! Wuhuuu! Karena di daycare dibiasakan beres-beres mainan kan, dan sambil nyanyi! Liriknya gini, nyanyikan pake nada "are you sleeping"

"Beres beres, beres beres, sekarang, sekarang.
Ayo beres beres, ayo beres beres, sekarang! Sekarang!"

SETIAP BERES-BERES, NYANYI! Kalau lagu simpulan beres-beres belum selesai, ULANG NYANYI LAGI!

Kalau awalnya ia nggak mau, nggak apa-apa. Ajak aja terus untuk beres-beres sambil kitanya nyanyi. Lama-lama bila saya mulai nyanyi, Bebe otomatis eksklusif beres-beres. Yasss!

6. Potong kuku

Potong kuku sebab bila kuku panjang itu sakit banget bila nggak sengaja kecakar. Dan Bebe tipe yang berdiri bila dipotong kukunya lagi tidur maka harus dicari strateginya.

Udah pernah saya ceritain sih, adalah dengan bilang di kukunya ada cacing bila ga dipotong hahahaha. Bebe taunya cacing itu cacing tanah jadi ia serem sendiri dan selalu kalem bila dipotong kuku.

Malah kini jadi nyuruh saya potong kuku terus sebab "hiii kuku ibu panjang ada cacing hiii"

Exactly what we always said, words by words.

LOL

7. Goodbye kiss

Saya sama JG tipe yang suka PDA hahaha silakan sebel sama kami berdua. :|

Ya nggak french kiss di kereta atau di eskalator juga sih kaya orang-orang Singapur lol. Tapi peck doang bila di The Sims mah, muah gitu. Dan itu kami lakukan setiap hari sebelum saya turun dari mobil. Kalau pake motor, ya teteeeppp. Bonus diliatin satpam kantor lol.

Nah kini sama Bebe pun gitu. Harus cium sebelum saya masuk kantor. Bebe kadang ceria banget cium, kadang "jangan cium ibuuuu!"

Kenapa anak 2 tahun udah nggak mau dicium ibunya.

T_________T

Well ya, itu beberapa kebiasaan baik yang saya ajarkan pada anak saya. Ada ilham lain?

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Life With Kids

foto yang dishare orang di Facebook ihwal kelakuan toddler aka balita yang abnormal #FAMILYTALK: Life with Kids
Sering liat kan ya foto-foto yang dishare orang di Facebook ihwal kelakuan toddler aka balita yang ajaib? Ada yang coret-coret muka pake lipstik, ada yang ngawur-ngawur terigu hingga satu rumah jadi putih.

Baca punya Isti:


Meskipun (dulu) saya selalu mengeluhkan Bebe ialah anak yang energinya nggak habis-habis, beliau ialah anak yang manis.

HAHAHAHAH MUJI ANAK SENDIRI.

Soalnya hingga sekarang, 2 tahun 4 bulan, Bebe belum pernah melaksanakan hal mengejutkan yang bikin speechless. Ok nggak fair sih ini alasannya ialah toh kami cuma ketemu dan main malam-malam dan weekend tapi ketika malam dan weekend ini Bebe full sama saya atau sama JG dan nggak pernah lepas dari pandangan sedikit pun.

We're that possesive.

Jadinya hingga kini belum pernah ada moment kaget alasannya ialah Bebe mainin lipstik saya atau Bebe tiba-tiba ngeluar-ngeluarin baju atau piring dari lemari gitu. Atau tiba-tiba berair alasannya ialah main air sendiri gitu. Belum pernah.

Di grup ibu-ibu temen kuliah, pernah ada pembicaraan semacam ini ketika membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jikalau kami playdate alasannya ialah ada 6 anak kecil cowok. Percakapannya kurang lebih gini:

A: "anak gue bisa-bisa nendang-nendang meja sama siram-siram air minum"

B: "anak gue gres aja ngabisin bedak sebotol buat main salju-saljuan"

Gue: "pada ngapain sikkkk?"

B: "ya gitu aja, nggak perlu alasan, itu acara tanpa tujuan tante icha."

Terus saya mikir. Bebe nggak pernah loh melaksanakan acara tanpa tujuan. Terus saya jadi kasihan sendiri. T_______T

Tapi sehabis dipikir-pikir, mungkin alasannya ialah beliau selalu dapet full attention. I don't blame you ibu-ibu full time mom, ya kali jikalau di rumah 24 jam mah mana dapat gue juga full atensi sama beliau doang. Ini alasannya ialah ketemunya cuma dari jam 5 sore hingga waktu bobo, perhatian saya dan JG itu full buat Bebe.

Jadinya ya beliau melaksanakan acara dengan tujuan dan niscaya minta ditemenin alasannya ialah seharian nggak ketemu.

"Main kendaraan beroda empat yuk ibu"
"Sepak bola yuk ibu"
"Baca buku yuk ibu"
"Main beras dong ibu"

Ya main beras buat motorik ala-ala itu. Padahal beliau dapat ambil sendiri berasnya alasannya ialah ditaro di kawasan beras Tupperware yang tinggal ditarik terus berasnya nongol di laci bawahnya. Tapi beliau nggak pernah tuh ambil sendiri, selalu izin dulu sama saya atau JG.

Intinya semua acara beliau niscaya ada tujuannya dan nggak pernah bikin kaget alasannya ialah beliau selalu bilang dulu.

Rumah jadi awut-awutan terus nggak sehabis punya anak? Mmmm, sebelum punya anak juga rumah awut-awutan sih hahahaha. Selalu awut-awutan alasannya ialah nggak punya waktu beres-beres. Pulang dari Bandung, segala barang yang dibawa itu minimal seminggu lah masih numpuk di ruang tamu.

Capek lah, nggak usah maksain beres-beres kemudian cranky. Mending rumah awut-awutan tapi bobo lebih usang daripada rumah rapi tapi bobo sebentar. #lifeguide

Kalau mainan sih nggak ya, Bebe anaknya rapi banget. Kalau habis main PASTI beres-beres alasannya ialah dibiasakan kaya gitu di daycare. Main Hot Wheels sekoper di kasur, sebelum tidur niscaya buru-buru dimasukin semua dan disingkirkan dari kasur. Main di rumah orang lain pun beliau beresin hingga semua kembali ke kawasan semula.

Pernah lagi belanja bulanan di Superindo, kami lapar sekali dan jadinya duduk di dalam, ada booth yang jual ituloh, masakan ringan bagus pukis, risol, dan carabikang. Kami duduk di dingklik plastik, Bebe tanya bolehkah ambil dingklik yang akrab tembok untuk didorong-dorong? Saya bilang boleh.

Dia kemudian dorong-dorong dingklik ke sana kemari (ini ada tujuannya ga ya hahaha selama nggak ganggu orang nggak pernah dihentikan sih). Lucunya pas mau pulang, beliau kembalikan dingklik itu ke posisi semula ibarat waktu beliau ambil. :))))) Konsep beres-beres menempel banget buat Bebe. Meskipun kadang beliau beresinnya asal alasannya ialah ngantuk atau nggak sabar ingin main yang lain tapi yah, 90% beliau main selalu pribadi beliau beresin.

I guess I'm super lucky. :')

Tapi jikalau yang ditanya adakah yang berubah dari kau sehabis punya anak?

Ya selain mendewasakan dan mengubah ukuran gentong sabar, yang jadi sangat jarang kami lakukan ialah nongkrong bareng temen-temen. Dulu hidup saya dan JG ialah main mulu sama temen-temen, nongkrong hingga pagi. Dari mall hingga sevel doang yang penting ngumpul dan ngobrol.

Sekarang nggak pernah sama sekali. Kami hampir tidak punya teman yang rutin ditemui alasannya ialah yah, di rumah ajalah. Mentok ngemall bertiga aja semoga santai, nggak diburu waktu dan bebas mau ngapain aja.

Dan alasannya ialah ke mana-mana bertiga, jadinya jikalau mau ada event atau program apapun, harus disepakati dulu mau pergi nggak nih? Aku sama Bebe nunggu di mana? Gitu. Kaprikornus maap-maap gengs jikalau ada yang pengen main sama kita tapi kitanya nggak dapat mulu. Hidup udah cukup heboh nih huhu.

Udah sih itu aja.

-ast-





Detail ►

#Familytalk: Parents Tag!

Ya nggak udah panjang lebar pada dasarnya jikalau jawabin question tag mah lagi nggak ada ilham aja  #FAMILYTALK: PARENTS TAG! 
Holaaa!

Ya nggak udah panjang lebar pada dasarnya jikalau jawabin question tag mah lagi nggak ada ilham aja hahaha.

Baca punya Isti:

1. How many children do you have?
And how old are they?

Well. 1 son, 2y3m.

2. What are your proudest and most frustrating moments as a parent?

Last night when he was trying to wear his pants by himself. I'm so proud that he can do it yet so frustrated waiting because he's done that in 15 minutes.

Kalau jadi orangtua nggak sabaran, itu niscaya udah direbut deh celananya terus pakein ajalah. 10 detik kelar. Tapi jikalau gitu kapan belajarnya?

Jadinya serah deh, kebalik aja hingga 2x. Kebalik, gue bantu balikin, kebalik lagi T_______T Gue balikin lagi, gres deh bener. Berikutnya yaitu beliau gundah cara ngeluarin kaki dari bolongnya. 

Yah, hingga jadinya dapat keluar, lalu beliau bangkit dan tarik ke atas. Proud! My frustration gone instantly. lol.

3. How do you discipline your child/children?


1. Tidak pernah kalah dengan tangisan
2. 2-5 minutes time out.

*nanti nulis detail ah soal time out*

4. Do you co-sleep?

YES. Karena ga punya kamar lagi hahahaha sad. Ada sih kamar tapi di atas. :(

5. What is your one MUST HAVE piece of baby equipment?

Baby bouncer, dapat anteng banget duduk di bouncer. DULUUU GENGS DULU. 

6. Name one thing you bought before you had your baby and you never ended up using?

Nursing apron. Nyoba dipake atau dibawa maja nggak. Hahahaha.

7. Have you always wanted kids? How many more do you plan on having?

I never wanted kids but i also had never not wanted kids. None.

8. Do you think your relationship with your spouse has changed since you had children? Better or worse?

Better. We changed from a romantic lovey dovey to annoying high-pitch-baby-song-singer HAHAHAHAHA

9. Date night? How many nights (or days) per month?

NEVER. 

10. How is your relationship with friends since having a child?

Udah pernah gue bilang di postingan sebelumnya, gue udah hampir nggak pernah nongkrong atau ketemu sama temen-temen. 

11. How many cars does your family have?

1 aja soalnya garasi cuma 1 #persoalan

12. Dream vacation with your kiddos AND one without the kiddos?

Japan and ... Japan. The Wizarding World of Harry Potter to be exact hahahaha.

13. Where do you shop for your kids?

Randomly. Biasanya jikalau lagi di mall dan ada diskon, gue beli banyak sekaligus terus berbulan lalu nggak beli lagi. Ada juga satu FO di BTC Bandung yang murah-murah dan ya gitu sama. Beli sekaligus banyak terus ga beli-beli lagi.

14. Favourite mommy makeup and skin care products?

WTF IS MOMMY MAKE UP?

15. Since becoming parents, do you notice you act more like your own mother (for mom) / father (for dad)?

Not really.

16. Piercing a baby’s ear: do or don’t?

Don't. (Meskipun gue ga punya anak wanita nih ya). Kalau pun suatu hari beliau mau tindik ya beliau akan tindik dengan kemauan beliau sendiri. Kenapa harus kita yang nindik? Untuk nunjukkin beliau perempuan? Kenapa harus ditunjukkin emang? lol

17. Bath or shower? (for you and child/children)

Not even a prob.

18. Is mom back to her pre baby weight?

Yes. Kayanya sebulan gue udah balik ke berat normal deh. Nyusuin sejam sekali nurut ngana nggak bikin kurus?

19. College dreams: Do you expect your kids to go to college? Or would you let them decide for themselves?

Kuliahlahhh. Tapi kuliah lah di daerah yang sesuai passion. Kalau lulus Sekolah Menengan Atas belum tau mau kuliah apa, ya jangan dipaksain. Tunggu aja setahun, community service dulu, magang-magang dulu, asal nggak nganggur aja di rumah. 

Karena kuliah itu mendewasakan. You're not a same person before and after college life.

20. Finish these sentences: “you know you’re a mom when you______?” “You know you’re a dad when______?”

Harus buru-buru jam 5 teng eksklusif pulang. T_____T Aku suka kerja tapi saya juga suka Bebe. -_______-

Oke itu aja ternyata. See you next week!

-ast-

source:
https://labellemama.com/tag/20-questions-for-parents-tag/

Detail ►

#Familytalk: Homeschooling, Yay Or Nah?


Kalau 20 tahun kemudian (alias pas saya SD) terus saya atau ada temen saya bilang ke orang tuanya. “Bu, saya nggak mau sekolah ah!”. Hampir niscaya si ibu menghela nafas kecewa atau ngamuk. Si anak akan dijudge sebagai anak pemalas dan (mungkin) juga dianggap bodoh.

Kalau zaman kini nggak ya ternyata. Pernyataan tidak mau sekolah bisa ditanggapi dengan pertanyaan serta pencarian minat dan bakat, kemudian homeschooling deh!

Baca punya Isti:

Kalau yang sering baca blog saya niscaya taulah ya saya sih pro homeschooling dan sekolah full day. Beberapa kali saya juga bilang jikalau saya nggak sanggup homeschooling. Tapi ternyata sesudah baca aneka macam pengalaman orang-orang yang homeschooling, kayanya saya sanggup deh. Hahahaha. Pede aja ya kan.

Ini jaga-jaga aja sih jikalau Bebe ternyata nggak mau sekolah atau ia nggak senang di sekolah. Saya takut ia sekolah di bawah tekanan kan kasihan. Opsi sekolah full day tetap jadi opsi utama, dana pendidikannya tetap diusahakan bisa sempurna waktu sempurna jumlah. Tapi saya juga mencari dan berguru banyak soal homeschooling ini.

Apa yang bikin percaya diri untuk homeschooling?

Belum sih belum, belum 100% percaya diri sih. Tapi yang menarik dari konsep homeschooling ini yaitu anak bisa berguru sesuai minat dan talenta dia. Soalnya saya ngalamin ini banget.

Saya dari kecil suka menulis. Suka menggambar tapi rasanya kurang bakat. Kaprikornus anggap minat dan talenta saya menulis dan menggambar hanya minat saja (tidak atau kurang berbakat).

Karena ibu saya baik sekali, saya diarahkan semenjak kecil untuk kuliah yang mendukung minat dan talenta saya. Ibu saya tidak murka jikalau nilai saya kecil. Ibu bahkan tidak murka waktu nilai Fisika saya di rapot 4. Saya hanya disuruh les sebab ibu takut saya tidak naik kelas.

(Baca: Full Day School Idaman)

Coba jikalau saya tidak harus melewati semua pelajaran eksak itu. Coba jikalau saya dari kecil menulis dan terus menggambar. Mungkin saya kini sudah jadi senior editor di BuzzFeed (LHOH KOK CEMEN). Mungkin sudah jadi senior editor di Huffington Post lah katakan. Atau sudah kerja dari rumah aja jualan desain di Creative Market atau Etsy. 

Sekarang nulis juga nanggung di blog doang lol. Desain juga masih panjang perjalanan sebab kurang pengalaman. Saya nggak mau Bebe ibarat itu.

Ada temen kantor saya yang mahir banget gambar, namanya Sarah. Sarah ini emang desainer di kantor saya. Ini pola gambarnya. Instagramnya posting gambar semua bisa dilihat di sini.


Gambarnya halusss banget padahal ga pake alat mahal-mahal. Pake bolpen biasa gitu hikssss. Terus saya tanya, ia berguru gambar dari umur berapa? Dia jawab dari umur 4 tahun! EMPAT TAHUN. Dia seumuran sama saya jadi ia sudah menggambar selama 24 tahun! Tanpa putus! Kuliah desain!

Jadinya masuk akal kan gambarnya halus banget? Pengalamannya 24 tahun loh!

Orang-orang kaya gini yang bikin saya menyesal. Kalau kemampuan berguru saya sama kaya dia, dengan minat tanpa talenta menggambar, dan saya gres mulai sekarang, saya gres akan bisa sehalus itu 24 tahun lagi. WHY GOD WHY.

Atau Valentino Rossi, *jangan kira saya ngerti yah, ini diceritain JG* ia di sekolah dicap anak "nakal" sebab nggak pernah mau belajar. Tapi ia fokus satu hal yaitu balap, ia udah balap dari umur 4 tahun juga!

Nah, jadi pada dasarnya kiprah saya kini yaitu mencari minat dan talenta Bebe. Untuk dikembangkan semenjak dini. Untuk memilih nantinya ia perlu sekolah apa nggak. Soalnya kan kali aja ternyata Bebe suka belajar, ada loh ya orang yang hobinya memang belajar, berguru apapun ia suka. Ya udah jikalau gitu mah sekolah formal aja.

Kalau nggak tahu bakatnya apa?

Ya dicari pelan-pelan. Kalau hingga masuk usia sekolah belum tau bakatnya apa, saya sih kayanya mau sekolah dulu aja. Bisa ada orang ketiga juga (guru, sekolah) yang bantu saya untuk nemuin minat dan bakatnya. Kalau di tengah-tengah mau berhenti sebab sudah ketemu juga ya boleh.

*ngomong kaya simpel yah sebab belum terjadi aja sih*

Kalau minat dan talenta berubah di tengah jalan?

Nah ini nih yang jadi pertanyaan beberapa orang. Minat dan talenta waktu kecil kan nggak mencerminkan pilihan dikala cukup umur yah, jikalau berubah atau menyesal gimana?

Sungguh saya pun tak tahu hahahaha. Mungkin ya diasah lagi pelan-pelan, lagipula seumur hidup kan pencarian dan pembelajaran, jadi nggak apa-apa ya harusnya jikalau di tengah jalan mau berguru hal baru.

Ada yang bisa bantu jawab kah untuk poin ini?

Kalau galau mau kuliah di mana?

Kalau hingga lulus Sekolah Menengan Atas belum nemu juga minat dan talenta gimana dong, kuliah di mana dong? Nah, ambillah jeda waktu setahun. Kasih masa tenggang dulu *macam provider telco* Magang atau jadi volunteer, lihat dunia lebih luas.

Dulu saya judge orang yang nunda kuliah dengan "hih sayang banget waktunya! keburu bau tanah loh!". Sekarang mah wah, lebih sayang lagi kuliah hal yang nggak kita suka sih. Mending tunda dulu.

(Baca: Homeschooling. Yes or No?

Kalau yang sering baca blog saya niscaya taulah ya saya sih pro homeschooling dan sekolah full day. Beberapa kali saya juga bilang jikalau saya nggak sanggup homeschooling. Tapi ternyata sesudah baca aneka macam pengalaman orang-orang yang homeschooling, kayanya saya sanggup deh. Hahahaha. Pede aja ya kan.

Ini jaga-jaga aja sih jikalau Bebe ternyata nggak mau sekolah atau ia nggak senang di sekolah. Saya takut ia sekolah di bawah tekanan kan kasihan. Opsi sekolah full day tetap jadi opsi utama, dana pendidikannya tetap diusahakan bisa sempurna waktu sempurna jumlah. Tapi saya juga mencari dan berguru banyak soal homeschooling ini.

Apa yang bikin percaya diri untuk homeschooling?

Belum sih belum, belum 100% percaya diri sih. Tapi yang menarik dari konsep homeschooling ini yaitu anak bisa berguru sesuai minat dan talenta dia. Soalnya saya ngalamin ini banget.

Saya dari kecil suka menulis. Suka menggambar tapi rasanya kurang bakat. Kaprikornus anggap minat dan talenta saya menulis dan menggambar hanya minat saja (tidak atau kurang berbakat).

Karena ibu saya baik sekali, saya diarahkan semenjak kecil untuk kuliah yang mendukung minat dan talenta saya. Ibu saya tidak murka jikalau nilai saya kecil. Ibu bahkan tidak murka waktu nilai Fisika saya di rapot 4. Saya hanya disuruh les sebab ibu takut saya tidak naik kelas.

(Baca: Salah Jurusan Kuliah)

Asal jangan menunda tapi terus bobo bobo aja di rumah ya. Tunda tapi terus cari sebenernya apa yang dicari dalam hidup.

Kalau nggak mau kuliah?

Tergantung alasannya apa hahahaha. Karena kuliah itu mengubah seseorang banget, bukan cuma urusan susah cari kerja nantinya. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah sebab ngeband sih no ya, kecuali bandnya semenjak Sekolah Menengan Atas udah go international gitu. Kalau tiba-tiba nggak mau kuliah sebab mau bisnis misalnya, ya kuliahlah, ambil manajemen, bisnis, atau finance.

Apalagi ya. Huh hingga ngos-ngosan banget nulis ini.

Kalau ada yang kurang kabar-kabariii. Kalau ada pertanyaan, tulis komen. Kalau pertanyaannya menarik nanti saya edit postingan dan saya tambahin di sini.

Happy weekend!

-ast-


Detail ►

#Familytalk: Impian Bebe




Orangtua zaman dulu (apalagi generasi di atas saya) rata-rata punya impian untuk anaknya. Anaknya harus jadi PNS! Anaknya harus jadi dokter! Anaknya harus kerja kantoran! Anaknya harus jadi insinyur! *macam si doel*

Beda dengan orangtua millennials yang biasanya slow "serah deh mau jadi apa yang penting nggak rugiin orang lain". :')))

Baca punya Isti di sini:

Mungkin alasannya yakni sebagian di antara kita terlalu diatur hidupnya jadi saat punya anak, nggak mau terlalu ngatur. Teori parenting paling hits kan justru "tidak melaksanakan apa yang orangtua lakukan pada saya".

Bebe gimana? Makara apa ya Bebe di masa depan?

Karena saya sama JG anaknya nggak serius, kami suka ketawa-tawa jikalau ngebayangin si Bebe remaja jadi anak serius. Tau-tau beliau bahagia bersekolah dan bahagia belajar. Tau-tau bahagia pelajaran Matematika yang nggak kami sukai. Tau-tau anaknya serius banget berguru mulu nggak pernah main.

Hahahah niscaya saya dan JG akan dorong-dorong beliau untuk "main kek Be, kau kok berguru terus sih!". Sekalinya main, main game sendirian di rumah, geek geek gitu padahal saya sama JG kan (dulu waktu belum nikah) social butterfly banget alias di mana ada waktu main maka mainlah!

Kalau Bebe pendiam dan lebih suka main game sendirian di rumah ya udah nggak apa-apalah asal tetep mau cium ibu lol. Asal beliau nggak nyuruh kami membisu alasannya yakni bahkan kini aja Bebe mulai annoyed sama kelakuan kami yang kadang ajaib.

JG joget "appa jangan joget!". JG nyanyi "appa jangan nyanyi!". Saya dan JG ngobrol padahal beliau lagi serius main "IBU DIAM. JANGAN NGOMONG IBU!"

-__________-

Tapi gimana juga jikalau sebaliknya?

Ternyata Bebe remaja malas sekolah dan tidak suka berguru hahahahaha. Ya nggak apa-apalah,seharusnya saya udah nanya beliau mau kuliah apa semenjak kecil sih. Masuk Sekolah Menengan Atas harusnya kami sudah tau apa yang Bebe suka jadi ya mau sekolah silakan, nggak mau sekolah dan mau melaksanakan hal yang disuka silakan. Asal positif aja, nggak narkoba dan nggak kriminal wtf.

Saya dulu pas Sekolah Menengan Atas nggak malas sekolah sih, tapi saya malas berguru juga. Sekolah alasannya yakni mau ketemu temen-temen dan pacar aja HAHAHAHA. Tapi alasannya yakni saya udah tau apa yang saya suka, saya fokus di situ dan fokus untuk kuliah di bidang yang saya suka. Makara nilai Fisika 4 di rapot itu no big deal alasannya yakni demi apapun juga saya nggak akan kuliah teknik.

Kayanya Bebe akan saya gitukan juga. Itu jikalau beliau sekolah formal ya.

Kalau nggak mau kuliah gimana?

Makara inget anaknya seseorang di mana ayah ibunya profesor dan kucluk-kucluk anaknya lulus Sekolah Menengah Pertama bilang "aku mau STM aja terus kerja, saya nggak mau kuliah".

Krik krik.

Kuliahlaahhh. Kuliah dan kampus itu mendewasakan. Beda kan makanya teladan pikir orang kuliah dan nggak kuliah. Ketika nggak kuliah, kau stuck di teladan pikir anak SMA.

Mungkin ada pengecualian ya, tapi tetep sih se-millennials-millennials-nya saya. Saya maunya Bebe kuliah, kecuali beliau bisa mengubah pikiran saya huahahaha.

Maksudnya kuliah kan bebas banget ya. Suka musik? Ya kuliah musik lah! Sukanya bikin video di YouTube, ya kuliah sinematografi lah. Suka olahraga? Ya kuliah olahraga lah!

*sok artistik banget jurusan kuliahnya padahal tau-tau si Bebe sukanya Fisika terus masuk Fisika Murni alasannya yakni memang passionate pada rumus Fisika* *pingsan*

HAHAHAHAHHAHA

Terus kerjanya apa?

Apa aja asal nggak ngambil hak orang lain, Be. Apa aja asal Bebe bahagia melaksanakan itu. Apa aja asal Bebe nggak pulang ke rumah dengan muka capek dan bilang ingin resign aja.

Saya sama JG sih ngebayanginnya Bebe sama kaya kami sih (alias nggak akan suka eksak lol) since personalitynya udah mulai keliatan. Di luar ke-balita-an beliau yang suka lari-lari nggak terang sambil kepala liat ke atas hingga pusing dan jatuh, beliau kemampuan interpersonalnya bagus, seneng ngobrol, sama kaya appa dan ibunya lah pokoknya. Monkey see monkey do.

Kami punya waktu 20 tahun untuk bantu menemukan passion Bebe dan niscaya akan kami temukan! Hiduplah dengan passion biar nggak banyak ngeluh soal kerjaan!

Udah sih itu aja.

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Mencar Ilmu Mandiri


Bulan ini Bebe umurnya 2 tahun 4 bulan. Lagi masa-masanya ingin mengerjakan semua sendiri. Dari buka kait bra (buat nenen) hingga pake baju dan pake sepatu sendiri. Kalau saya nggak sengaja membukakan, dapat ngamuk dan harus diulangi lagi.

Iya ibu-ibu lain niscaya mengalami juga lah, yang sepatu udah dipake harus dibuka lagi alasannya maunya pake sendiri. Level sabun udah kebilas harus sabunan ulang alasannya maunya bilas sendiri.

T_______T

Baca punya Isti di sini:

Apa yang saya lakukan dalam menghadapi Bebe yang berdikari banget ini?

Mengamankan rumah

Ini berat banget gengs. Karena rumah kontrakan kecil terus yang tersulit ialah mengamankan KOMPOR. Iya soalnya lemari piring ada kuncinya, kulkas aman, kompor yang sulit alasannya Bebe ingin tau banget pengen nyalain kompor sendiri.

Ini beliau lagi seneng bikin omelet tapi pengen pecahin telor sendiri, parut keju sendiri, dan masak sendiri. Pecahin telor dan parut keju sih okelah ga duduk perkara kotor-kotor mah lah, tapi nyalain kompor dan menggendong di depan kompor dengan beliau pengen aduk sendiri ITU GIMANA CARANYA? T______T

Yah, tolong ya yang punya inspirasi memasak kondusif bersama balita 2 tahun, leave comments below!

Beri benda tajam mainan

Seperti gunting plastik dan pisau plastik. I know i know harusnya dikasih gunting dan pisau beneran. Tapi semenjak Bebe tertarik pada gunting dan pisau saya selalu tunjukkan ini tajam, cus coel dikit ke kulitnya cuma semoga mencicipi itu tajam. Dia jadi berhati-hati. Kaya waktu Bebe pernah memecahkan gelas, saya colek sedikit kaca ke kakinya semoga beliau tau bila itu tajam. Sejak ketika itu Bebe selalu memegang gelas dengan dua tangan dan jalan berhati-hati. Dan iya bila di rumah beliau hampir selalu pakai gelas kaca.

Selalu diulang sih "Be, hati-hati nanti pecah, bila pecah kenapa?" Bebe dapat jawab dengan lancar "Kalau pecah tajam".

Untuk gunting pertimbangannya ialah semoga yang kegunting kertas doang. Meminimalisir risiko baju atau sprei kegunting gitu hadoohh. Lagian gunting kertas juga bila kena tangan mayan tajem kok, tapi ga dapat melukai. Nggak dapat melukai tangan dan sprei lol.

Tahan impian untuk ikut campur

Ketika anak mau mengerjakan sendiri, kiprah kita hanya menyemangati. Kalau dibantu terus takut jadi nggak mandiri. Iya sih pake celana aja luamaaa banget, tapi ya udah sabar-sabarin aja. Atau pake celana taunya belum pake diapers. Kaprikornus udah mah beliau susah payah pake celana, terpaksa harus dibuka lagi alasannya harus pake diapers dulu.

Ya sudahlah tahan diri. Agak emosi bila makan sendiri sih alasannya jatuh-jatuh makanannya hadeuhhh. Tapi saya harus jadi ibu yang sabar idola kita semua. -_____-

Beri tanggung jawab.

Semacam buang sampah atau beres-beres mainan. Atau sesimpel membawakan sesuatu dari ruang tamu ke dapur. Atau bila andalan saya, tolong ambilkan minum.

Dengan demikian beliau jadi nggak ingin tau lagi sama dispenser dan nggak pernah random pencet-pencet semoga air keluar. Anak yang ingin tau sama dispenser kayanya yang suka dihentikan main di dispenser deh. *ngarang lol

Jangan selalu nurut

Ini saya berasa banget nih alasannya Bebe lagk melaksanakan segala sendiri, rasanya ingin membiarkan aja. Tapi ternyata nggak gitu juga. Tetap orangtua yang beri batasan.

Seperti ingin nyalain kompor sendiri tetep nggak boleh. Tetep diberi klarifikasi bila ada hal-hal yang belum dapat dilakukan belum dewasa dan harus ditemani ayah atau ibunya.

FULL ATTENTION DAN SABAR

Ini harus di capslock amat. Kenapa? Karena inti dari anak ingin ngerjain semua sendirian ialah ibu yang termangu nungguin anak bermenit-menit pakai celana hahahahaha.

Plus harus full attention alasannya takut ancaman lah.

Huah, capek banget ya hahahahha. Dulu waktu bayi capeknya alasannya nggak bobo-bobo, kini bobo sih tapi capek alasannya harus 100% terus nemenin Bebe sementara tubuh pulang kantor aja rasanya udah 20% pengen bobo lol.

Semangat buibuuu!

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Farewell


SO YEAH NGGAK AKAN PANJANG-PANJANG: INI EPISODE TERAKHIR FAMILYTALK.

HUAAAA.

Been a long long journey.

Baca punya Isti:

Berawal dari keambisiusan saya setahun yang lalu, saya punya hari Sabtu sebagai hari kosong untuk blogging.

Senin Monday Techno, SelasaCantik, Rabu Ibu, Kamis-Jumat topik bebas (biasanya curhat bahahaha), Minggu Life Series, dan yah Sabtu saya nggak punya tema.

Akhirnya saya ajak Isti untuk kerja sama dan bikin FamilyTalk di mana kami bicara wacana topik yang sama seputar keluarga dari sudut pandang masing-masing. Tujuannya agar dapet pembaca baru, link back organik, dan yah lebih simpel aja nemu ilham jikalau diomongin berdua.

Nah ini juga sekalian ngasih tau buat yang shock kenapa blog saya 2 tahun dapat 2 juta views, setahun pertama saya blogging hampir TIAP HARI loh. Bolos paling Jumat doang. Plus semua di-schedule untuk ter-upload jam 7 pagi setiap harinya. Makara saya menulis malam sebelumnya. No wonder kan?

Tapi hidup berjalan terus dan saya hingga di titik di mana sibuk banget di kantor huhuhuhu.

Tahun kedua kegiatan blogging mulai berantakan, boro-boro sempurna jam 7 pagi, seminggu nulis 3x aja itu udah paling top banget. SassyThursday dan FamilyTalk selalu bikin saya bangkit jam 4 pagi dan nulis. Kebayang ga ngantuknya kaya apa?

Berbulan-bulan melaksanakan itu page views saya belum turun. Tapi 6 bulan terakhir alhasil kerasa banget turun sekitar 50-60ribu views per bulan. Aku capek sissss, udah ngantuk-ngantuk nulis tapi yang baca dikit huft. Ini diduga sebab ganti template juga tapi sehabis saya pikir-pikir kenapa menyalahkan orang lain sebab memang nulisnya juga berkurang sih.

Udah gitu masih tetep ambisius pengen ke YouTube seminggu sekali. Ya nggak kekejar lah, banyak bolongnya banget itu YouTube. Syuting aja nggak sempet apalagi edit video.

Makara rencananya saya mau bebenah dulu. Ngecekin apa yang salah dengan template (sampai berencana ganti lagi ke template lama). Nyari flow yang lezat untuk blogging dengan teratur lagi. Bikin kegiatan dan menepati jadwalnya. Dan saya nggak akan blogging hari Sabtu atau Minggu sebab effort luar biasa (aku mau bobo plis saya ngantuk) dan yang baca dikit banget dibanding hari-hari lain. Ini masuk akal terjadi kok untuk media-media online.

*btw semalem aja saya stand by demo hingga jam setengah 2 dan maunya bangkit jam 10 gitu tapi harus bangkit jam 6 untuk nulis ini zzzz*

Udah sih gitu aja. Cuma klarifikasi sedikit kali ada yang nunggu.

Have a good day!

-ast-

Detail ►