Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

#Sassythursday: Rasisme



Gue nggak tahu jikalau sekolah di kota lain tapi belum dewasa sekolah di Bandung itu sadar ras sekali. Minimal kita punya teman dengan panggilan "Jawa" kan alasannya ia bukan orang Sunda?

Gue punya. JG juga.

Tapi dulu rasanya tak terpikir sama sekali bahwa itu yaitu hal rasis. Entah kami yang terlalu polos atau alasannya si "Jawa" pun tampaknya tidak murka atau kesal menerima julukan itu.

Poinnya adalah, kita dengan gampang menjuluki orang lain menurut rasnya dan kenapakah kita harus membeda-bedakan orang menurut ras?

Baca punya Nahla:

Entahlah mungkin naturalnya memang menyerupai itu. Kita merasa kita sama kemudian ketika kita menemukan seseorang dengan logat bicara yang berbeda, kita lantas tertarik dan lahirlah julukan yang rasis itu.

Masalahnya di mana? Mungkin bahwasanya tidak ada, tapi hal-hal menyerupai ini rawan menimbulkan perpecahan. Karena bisa saja orang minoritas itu menjadi tidak nyaman dan jadi timbul gesekan-gesekan yang sebenernya nggak perlu jikalau aja becanda ras itu nggak dilakukan.

Gue jadi inget temen yang orang Papua. Kulitnya hitam, rambutnya keriting. Seiring berjalannya waktu ia merawat diri dan mengubah kulitnya menjadi putih. Jauh lebih putih dibanding kulit orisinil Papua. Ia juga meluruskan rambut.

Kami dulu belakang layar men-judge ia alasannya "why are you trying so hard to be a javanese?" Sekarang sesudah dipikir-pikir, mungkin ia hanya "trying to fit in" alasannya jadi beda itu tidak mudah. Mungkin banyak ketidaknyamanan yang ia dapatkan dengan warna kulit aslinya sehingga ia berusaha jadi sama dengan orang-orang di sekitar dia.

Kasihan ya. :(

Tapi gue sendiri bisa dibilang beruntung alasannya ketika Nahla muncul dengan inspirasi menulis soal rasisme ini, gue sama sekali nggak tahu harus menulis apa. Gue gres sadar itu ternyata alasannya gue nggak terpapar soal rasisme. Gue nggak hidup di lingkungan yang begitu kolot dan membeda-bedakan orang menurut rasnya. Tapi gue tau, masih banyak daerah di negeri ini yang rasis sekali

Ditambah lagi dengan judgment rasis menyerupai "galaklah, batak sih!" atau "pelit banget sih kaya orang cina!". Well, orang galak nggak mesti batak dan orang pelit ada di setiap suku dan ras sih. Kenapa harus dikotak-kotakkan?

Kantor gue, perbedaan itu kerasa banget dan kami hidup berdampingan. Berbagai agama ada, yang tidak beragama ada, orang Jawa, Padang, Cina, hingga setengah Indonesia dan bukan orang Indonesia pun banyak. Hal-hal menyerupai ini tidak pernah jadi topik dialog and it's a good thing.

Buat kalian yang masih terima perlakuan rasis, ayo bersuara! Kalau ada yang becanda bawa-bawa ras dan kalian tersinggung, ayo bersuara! Minimal bilang aja "eh jangan rasis dong!" Karena mungkin aja si orang itu nggak sadar jikalau rasisme bisa menciptakan orang lain tersinggung. Mungkin ia menganggap itu biasa.

Dan dunia dikala ini lagi melek banget loh soal hal-hal menyerupai ini, thanks to Donald Trump yang rasis melulu orang jadi terbukakan matanya.

Hermione aja hingga berubah warna kulit jadi hitam saking di film-film Harry Potter sebelumnya, orang kulit hitamnya dianggap terlalu sedikit. Emoji aja bisa pilih warna kulit alasannya kenapa nggak? Kenyataannya nggak semua orang di dunia ini kaukasian kok.

BuzzFeed dan Cosmopolitan dong yang tercanggih. Mereka bikin artikel review lipstik dengan aneka macam warna kulit. Karena ya masa bikin artikel review satu warna lipstik tapi yang nyoba cuma orang kulit putih? Yang kulitnya coklat dan hitam juga ingin tahu dong gimana warna itu di kulit mereka.

Keren ya!

Apalagi ya? Ngantuk sih lolol. Cerita dong, ada yang pernah diperlakukan rasis?

PS: Setelah baca punya Nahla gue gres sadar jikalau hal rasis yang paling gue liat yaitu soal Ahok. Tapi yah, kasian banget sama yang masih teriak-teriak Ahok nggak layak jadi gubernur alasannya ia Cina. Kasian alasannya nggak bisa cari kekurangannya hingga teriak hal yang sebenernya nggak ada hubungannya dengan kemampuan jadi gubernur. Enough said. :)

-ast-

Saya bagi-bagi freebies loh! Quote untuk pajangan yang siap di-print dan dimasukkan ke dalam frame. Cek di sini yaaa: FREE PRINTABLE. Jangan lupa juga nonton video ahad ini, Get to Know Me Tag with KG & AST. Videonya ada di bawah postingan ini. :)

Detail ►

Tips Persiapan Tes Toefl Dan Ielts

[SPONSORED POST]



Kalau ngomongin tes TOEFL dan IELTS, saya punya satu penyesalan. Kejadiannya lima tahun lalu. Waktu itu, saya gres lulus kuliah dan memutuskan keluar dari pekerjaan pertama lantaran saya kerja bukan di bidang yang saya suka. Waktu itu kerja jadi sekretaris di perusahaan Korea sementara passion saya selalu menulis dan hal-hal kreatif lainnya.

Terus lantaran saya masih muda *EHM*, jadi nothing to lose, cuma kerja 6 bulan terus keluar, nggak peduli nggak bergaji yang penting senang hahahaha. Terus lantaran keinginan saya yaitu kuliah di luar negeri, saya pun mempersiapkan diri. Saya cari tau info-info beasiswa, cari-cari sekolah dan mikirin jurusan, hingga nemu beberapa kampus yang jadi incaran. Dan mereka mensyaratkan TOEFL IBT. Beda loh sama TOEFL biasa yang bukunya banyak beredar di toko buku.

Karena saya kalau ingin sesuatu itu niscaya niat, saya kemudian ambil private course preparation test untuk TOEFL IBT yang ternyata susahnyaaaa. Jauh lebih susah dari TOEFL paper based. Dua bulan penuh, seminggu 3 kali saya les private di sebuah kawasan les bahasa Inggris di Bandung. Saya selesaikan les dengan baik, nilai dari try out saya selama les sebetulnya cukup untuk daftar sekolah, tapi ...

*senyum nanar mengenang masa lalu*

Sebentar, apa itu TOEFL IBT?

TOEFL mah udah pada tau lah ya TOEFL itu Test of English as a Foreign Language alias tes untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggris kita. Nah TOEFL ini ada dua macam, paper based dan internet based test (IBT).

Paper based itu tes TOEFL yang tidak online, banyak forum yang menyelenggarakan tes TOEFL dengan biaya beragam, rata-rata dari Rp 400-600ribu. Soal yang harus dikerjakan pakai kertas aja yang dibagikan, yaiyalah namanya juga paper based.

Nah yang saya ikut preparationnya itu yang internet based alias tesnya online! Kaprikornus kita daftar tes, kemudian akan dikasih agenda tes, dan kemudian tiba untuk mengerjakan tesnya. Online kerasa berat banget lantaran nggak bisa lewat dulu untuk ngerjain soal yang lain. Per sesi ada break dulu tapi tetep aja panik, satu kali tes bisa menghabiskan waktu 4 jam. Cukup bikin panik sih makanya niat banget ambil preparation course dulu. Karena ada lohhh yang santai dan cuma mencar ilmu sendiri di rumah hahaha.

TOEFL IBT ini lebih mahal dari yang paper based. Biaya tesnya hingga USD 180 alias Rp 2juta lebih kalau pake kurs sekarang.

Ini sebabnya, sayang banget kalau mau ambil tes IBT tapi kurang persiapan. Padahal nilai TOEFL dan IELTS itu penting loh. Selain untuk cari beasiswa dan daftar sekolah, banyak juga perusahaan yang pasang nilai minimum TOEFL dan IELTS untuk calon karyawannya *melirik kantor sendiri lol*.

Apa bedanya TOEFL dan IELTS?


Beda tes TOEFL dan IELTS ada di cara penyelenggaraan dan sistem penilaiannya. TOEFL biasanya digunakan untuk tes universitas di luar negeri, beasiswa, penerima sertifikasi internasional, atau murid dan karyawan yang sedang mengajukan visa studi dan visa kerja. Sedangkan IELTS atau International English Laguage Testing System merupakan standardisasi tes keahlian bahasa Inggris di seluruh dunia. IELTS merupakan tes bahasa Inggris paling terkenal di dunia untuk studi, bekerja, dan migrasi ke luar negeri. Keduanya dijadikan standard internasional dalam hal menilai kemampuan bahasa Inggris seseorang untuk banyak sekali keperluan.

Nah lantaran mahal, jadinya persiapan pun harus sebaik mungkin dong! Masa mau keluar uang lebih dari 2juta terus ngerjain tes asal-asalan dan nilainya kecil. Percuma dong nanti nggak bisa digunakan juga.

Jadi di sini saya mau kasih beberapa tips untuk mempersiapkan diri tes TOEFL IBT dan IELTS:

- Persiapkan tes TOEFL dan IELTS minimal semenjak sebulan sebelumnya.

- Tonton tayangan berbasis bahasa Inggris atau mendengarkan radio bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan listening.

- Perbanyak kosakata dan gunakan dalam percakapan sehari-hari untuk melatih pronounciation nya.

- Biasakan membaca teks-teks bahasa Inggris yang ditulis oleh akademisi atau jurnal atau surat kabar berbahasa Inggris sebanyak mungkin. Kembangkan teknik scanning dan skimming dalam menemukan isu dengan cepat dan sempurna pada bacaan yang panjang.

- Cobalah menulis esai dalam bahasa Inggris dan minta masukan dari guru atau mereka yang lebih berpengalaman.

- Latihan! Latih diri untuk menjelaskan diri dalam bahasa Inggris, ini untuk membantu kemampuan speaking.

- Belajar intensif dan praktek terus semoga lancar dan tidak gagap melihat bentuk soal yang diujikan.

Kalau dirangkum menurut sesinya, bisa perhatikan tips di bawah ini.

Reading: perhatikan ide-ide utama, ringkasan, isu penting, kalimat penyisipan, kosakata, tujuan retoris dan ilham keseluruhan bacaan.

Listening: pahami ide-ide utama, detail penting, implikasi dan hubungan antara ide-ide. Berlatihlah untuk menjawab hanya dengan sekali mendengarkan.

Speaking: sampaikan ide-ide atau pendapat sesuai dengan topik yang dibahas, dan tidak hanya balasan “ya” atau “tidak”.

Writing: tuliskan ringkasan apa yang menjadi topik pembahasaan, dan terakhir menulis esai. Biasakan untuk selalu mengukur lamanya waktu berlatih.

Nah, kabar baiknya, ada platform gratis loh untuk kalian latihan. Platform ini disediakan oleh English First (EF) yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga penilaiannya bisa sama dengan skor TOEFL atau IELTS. Bisa coba di sini: www.efset.org

Gampang kaannn? Eh nggak ya? Hahahaha. Ya pada dasarnya sarannya akan selalu klasik sih, perbanyak latihan! Manfaatkan platform dari EF untuk mengukur sudah sejauh mana kemampuan kita.

Terus terus, penyesalan saya apa perihal tes ini?


Penyesalannya adalah, hingga detik ini, bertahun-tahun kemudian, saya belum kesampaian ikut tes TOEFL IBT. Sebabnya lantaran dulu saya berpikir ulang, apakah yakin akan diterima beasiswanya? Saya terlalu takut gagal hingga sayang rasanya mengeluarkan uang untuk tesnya sendiri. Padahal kalau nggak dicoba mana tau ya kan?

Dan lantaran maju mundur untuk tes TOEFL, semangat mencari beasiswa dan kuliah di luar negeri pun perlahan-lahan menguap. Kalau dibilang menyesal ya menyesal, kenapa dulu nggak ngotot aja tes dulu dan apply-apply dulu? Tapi alhasil saya diterima kerja di kawasan yang saya suka, menikah, punya anak, and the rest is history. Sampai kini saya resah apakah itu termasuk penyesalan apa bukan? :))))

Kaprikornus kalian yang masih muda-muda, ayo manfaatkan waktu sebaik mungkin. Dunia masih luas, masih banyak yang bisa dijangkau dan diraih. Semangat yaaa!

-ast-

Detail ►

Witch's Pouch Love Me Blusher In Sweet Coral Review


HOLAAAA!

Lama banget nggak nulis beauty ya, saya kan anaknya mood-moodan. Padahal punya banyak barang yang udah dipake dan belum direview. Karena apa? Karena nggak ada waktu foto-fotonya huhu.

Ini pun karenanya saya bawa ke kantor dan saya foto pagi-pagi di kantor. Kali ini saya mau review blush on!

Aku suka banget blush on i can't live without blush on lol. Kalau lagi pake bb cushion, saya biasanya nggak pakai bedak lagi. Biar nggak keliatan terlalu oily, saya pakai blush on. Pakenya dari tulang pipi hingga hidung huahahahah. Makanya blush on dengan warna natural itu penting banget buat aku!

Sebelum beli ini, saya pake Benefit Dandelion dan itu super! Diganti-ganti juga sama Benefit Posie Tint yang juga super! Kalau pake Benefit, kaya semua make up luntur sesudah seharian dan blush on tetep stay pink. Tapi kekurangan Benefit adalah, harganya juga super! HAHAHAHAHAHA. Dan Benefit Dandelion saya udah hit the pan. T____T

Jadilah dimulai pencarian blush on gres yang dapat mirip-mirip Benefit. Punya sih Bourjois Baked Blush Rose Ambre yang dapat stay seharian dan warnanya pigmented banget, tapi saya sayang-sayang alasannya yaitu nyarinya susah. -______- Nggak mahal tapi yang warna itu nyarinya susah banget. Sampai karenanya di Althea (MY ALL TIME FAV KOREAN ONLINE SHOP!) nemu merk namanya Witch's Pouch. Dan murah-murah yaaaa. Beli deh blush on-nya.

*astaga ini pengantar aja panjang bener*

OKE JADI INI DIA.

WITCH'S POUCH LOVE ME BLUSHER IN SWEET CORAL REVIEW.

Pertama kali, pegang first impressionnya, GEDE BANGET. Ini niscaya abadi deh laff. Pas dibandingin itu ukurannya sama kaya BB Cushion-nya Laneige. Packagingnya biasa aja sih kaya apa ya. Nggak kaya apa-apa sih, polos dan gambar topi penyihir untuk menekankan witch-nya. Fontnya juga font penyihir gitu. Dan dari plastik murah yang yaaa ... nggak apa-apa sih toh harganya nggak mahal juga lol.





Di packagingnya tertulis:

"Love me blusher gives natural and sophisticated sensation with high adherence and little flyaway powders that complete contour makeup."


Natural yes, sophisticated sensation saya nggak ngerti maksudnya apa lol, high adherence yaaa mayan lah meski nggak sekuat Benefit, and little flyaway NO. Asli ini powdery banget, fall out-nya banyak.




Ya kan. Itu swatch pake jari sih, jika pake kuas ya dikeprukin dulu la ya atau ditiup-tiup dulu ((( dikeprukin ))). Teksturnya sih halus, tapi banyak yang terbang-terbang kan why yah.

Pas saya coba sapu ke pipi weehhh pigmented banget. Memang tidak bijak menilai pigmentasi blush on hanya dari swatch jari girls. Betapa swatch jari tidak mengatakan performa maksimalnya. -_____-

Waktu pertama kali pake saya jadinya pakenya tebel banget alasannya yaitu saya pede ini bakalan sheer coveragenya. Tapi ternyata nggak lol. Kaprikornus catet ya, pake tipis-tipis aja.

Ada foto saya lagi pake tapi alasannya yaitu warnanya natural banget jadinya nggak nongol di foto. Fotonya di bawah sinar matahari yang bercahaya terperinci pula, makin aja nggak keliatan. Good thing sih buat saya alasannya yaitu tujuannya kan emang cari blush on untuk sehari-hari. Kalau buat difoto atau event sih emang kurang tebel, atau pilih warnanya yang nggak terlalu natural sih harusnya.




AKU SUKAAAAA.




- Gede, 11 gram bayangin aja, Bourjois Baked Blush itu cuma 2,5 gram loh.

- Nggak mahal, yaiyalah apalagi gede lol.

- Pigmented

- Nggak shimmery. Ini dead matte banget sih bayangkan bedak padat warna peach lol.

- Ada brushnya dan brushnya nggak sekasar punyanya Bourjois yang kaya ijuk banget huhu maafkan tapi ini kenyataan. Brush Witch's Pouch ini halus banget. Ini saya bikinkan .gifnya.


- Mayan awet. Nggak abadi 24 jam banget tapi ada seharian dipake di kantor tetep ada sisa pink nempel kok, nggak ilang amat.


- Fall out nya banyak.


MY FAV KOREAN BEAUTY STORE ALTHEA KOREA. YASSS.  http://id.althea.kr/love-me-blusher


140ribu


YES


4 out of 5

See you di #SelasaCantik berikutnyaaaa! :*

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Rokok



Topik ahad ini banget ya kan. Gara-gara menyebar isu "harga baru" rokok yang naik banyak, entah seberapa banyak alasannya nggak ada yang merokok di lingkungan keluarga gue.

Terus ternyata harga gres itu tidak dapat dikonfirmasi pada siapa-siapa alias hoax. Padahal para perokok udah panik hingga nyetok segala, yang nggak ngerokok udah hepi.

Gue nggak anti perokok. Silakan aja jikalau mau bakar rokok asal asepnya nggak kena muka dan baju gue. Bau. Apalagi harus deket-deket orang yang amis rokok udah nempel sama amis tubuh if you know what i mean.

Itu loh, tipe orang yang tangan dan badannya tetep amis rokok mau sebersih apapun beliau basuh tangan dan semahal apapun laundry bajunya. Bau rokok busuk semacam itu bikin mual banget.

Baca punya Nahla:



Gue bersyukur banget alasannya nikah sama orang yang benci rokok hahahaha. Di antara ibu-ibu yang nyindir suaminya dengan share info-info soal ancaman rokok, gue sih adem ayem.

JG hates smokers so much he even suggested his office to ban smoking at the office's front lobby and they approved. Makara kini di luar gedung XL nggak ada yang ngerokok lagi, cuma boleh ngerokok di kantin, di smoking areanya. #win

Smoking area ini solusi paling baiklah sih berdasarkan gue. Lo ngerokok dan asepnya ya kehirup sesama perokok. Yang kasian jikalau di rumah punya bayi atau anak kecil. *ya anak gede juga kasian sih*

Karena kan abunya nempel di baju ya, terus hingga rumah meluk-meluk anaknya. Kasian anaknya.

Dan para perokok ini paling andal ngeles. Ngeles mulu kaya guru les. *WHAT* Serba mendadak pun kaya supir metromini dibajak anak STM tawuran. *ini apa sik?*

Kaya mendadak bahagia mencari udara segar dan nambah-nambahin beban nyuci baju.

"Nggak kok ngerokoknya cuma di luar rumah"

"Kalau ketemu anak ganti baju dulu kok"

Atau mendadak inget sejarah keluarga.

"Kakek gue aja umur 90 tahun ngerokok sehat wal afiat tuh"

Kakek lo ga makan junk food dari SD, broh.

Dan mendadak care sama urusan buruh.

"Kasian tau petaninya" atau "Kasian tau karyawan pabrik rokok"

Padahal buruh demo dihina-dina, kenapa buruh minta nambah upah. Ya buat beli rokoklah. Emang lo doang.

Kemudian mendadak peduli lingkungan.

"Lo nggak ngerokok tapi naik ojek, itu kan polusi"

Ya gue kan nggak ngisep knalpot truk di depan lisan gue. Dan lo meski naik kendaraan beroda empat kan kacanya dibuka juga alasannya sambil ngerokok. Why?

Plus mendadak merasa paling sehat.

"Gue ngerokok tapi hidup sehat kok, gue rajin olahraga"

Ummm, excuse me? Hidupnya kontradiktif amat ya.

Intinya buat gue, kalian yang ngerokok dan nggak tinggal sendirian alias tinggal sama keluarga apalagi sama anak, itu egoisnya sama orang yang bakar hutan dan bakar sampah. Orang lain cuma dapet ga enaknya doang. Kecuali ya kalian tinggal sendirian, terserah jikalau itu sih.

Dan tampaknya sia-sia berharap pemuda berhenti merokok alasannya cinta, girls. Liat aja ibu-ibu yang tahunan bujukin suaminya berhenti ngerokok dan suaminya keukeuh. Kalau pun berhenti, ya berhenti alasannya kemauan sendiri, bukan alasannya istri. Makara pesan moralnya bagi kalian yang belum nikah: jangan pacaran sama perokok lol.

See you next week!

-ast-

Detail ►

Tentang Melampaui Batas

[SPONSORED POST]


"Don't limit your challenge, challenge your limit."

Flashback ke lima tahun lalu, saya hingga kini masih sering termangu loh. Kok berani ya saya tinggal di Jakarta sendirian?

Waktu itu saya pengangguran, sudah lulus kuliah dan gres saja resign dari kawasan kerja saya alasannya yakni tidak betah. Maklum, pekerjaannya jadi sekretaris, nggak sesuai passion saya yang selalu menulis dan senang mendesain. I told this story a million times and repeat it again and again because that's how my story start.

Intinya saya untuk pertama kalinya #LampauiBatas dengan pergi sendirian ke Jakarta. Saya yang bahkan di Bandung pun selalu diantar ke mana-mana. Saya nekat bermodal Google Maps di Blackberry dan alamat kantor yang jadi tujuan interview. Turun travel dan naik taksi. Berjalan kaki mencari rumah sakit untuk tes kesehatan. Naik taksi lagi dan naik travel lagi. Pulang ke Bandung lagi usai tes penerimaan karyawan itu.

Interview sukses, saya diterima. Saya sangat excited dengan pekerjaan itu dan saya tidak menyadari dikala itu bahwa itu mengubah hidup saya sepenuhnya. Saya yang seumur hidup tinggal bersama orangtua kini sendirian di Jakarta. Saya harus mencari makan sendirian, saya harus jalan-jalan sendirian.

(Detailnya ada di postingan ini: Keputusan yang Mengubah Hidup)

Untuk pertama kalinya saya naik TransJakarta (yang ternyata nyaman ya asal tidak di jam sibuk), untuk pertama kalinya saya liputan keliling Jakarta. Keliling kota yang tidak saya kenal sama sekali sudut-sudutnya. Modal Google Maps dan kuota. Nekat.

Gimana nggak nekat, liputan saya itu kadang gres simpulan jam 12 malam. Saya sering sekali terdampar di pinggir jalan tengah malam alasannya yakni susah mencari taksi sementara TransJakarta sudah tidak beroperasi. Sekarang sih yummy ya tinggal pesan ojek online, lima tahun lalu?

Lima tahun kemudian yang lakukan ya pasrah duduk di trotoar menunggu taksi sambil menulis berita. Atau memesan taksi via telepon. Nggak ada takut-takutnya, maklum jiwa muda, jikalau dipikirin kini kok ngeri ya hahahaha. Apalagi jikalau pulang konser di Ancol, bok saya pernah jam 1 malem terdampar di gerbang pantai karnaval Ancol pulang liputan.

YES, BUKAN GERBANG UTAMA. Gerbang Pantai Karnaval yakni gerbang suram, kecil, dan jalan rayanya sangat berdebu. Ada jalan layang di depannya dan itu sepi banget. Yang lewat jalan itu cuma truk, pesan taksi pun nggak ada yang mau ambil. Tapi dulu senang bahagia aja, alhamdulillah selamat hingga kini hahahaha.

Memang kadang ada hal-hal yang harus kita lakukan me #LampauiBatas untuk mengetahui seberapa besar keberanian kita menghadapi hidup.

Selain duduk kasus pekerjaan dan kawasan tinggal, menikah juga buat saya yakni salah satu momen #LampauiBatas saya. Saya selalu punya ketakutan untuk menikah. Saya takut harus mengurusi rumah seharian dan tidak punya me time. Saya takut harus berhenti bekerja alasannya yakni punya anak. Saya takut tidak punya kebebasan yang sama menyerupai dikala belum menikah.

Tapi ternyata saya menikah, saya punya anak, dan segala kekhawatiran itu tidak terjadi.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)


Kalau di dunia blogging, saya sedang push the limit untuk bikin video seminggu sekali. Writing is always in my blood tapi syuting dan edit video belum pernah dilakukan huhu. Dulu pas kuliah ada sih mata kuliah yang harus syuting dan videoan TAPI BUKAN GUE YANG NGERJAIN HAHAHAHA. Kan kelompok gitu, saya giliran bikin script aja, yang syuting dan editnya mah temen saya yang lain.

Dan ternyata dahsyat ya emosi diaduk-aduk banget bikin video itu. Mana harus elok di depan kamera, harus mikirin topik, plus harus editnya pula. Berderai air mata banget deh. Tapi ternyata saya bisa, so far udah sebulan lebih saya aktif lagi di YouTube dan seminggu sekali setiap Senin masih on time upload video baru. Doakan selalu lancar yaaaa. Ini hal paling #LampauiBatas di sepanjang karier social media saya.

Nulis blog mah gampang, eksis di Instagram? Gampang juga lah tinggal stok foto. Twitter mah twit aja apapun yang diinget dan gunakan Facebook untuk share info lucu dari Buzzfeed. Tapi update YouTube, wah wah wah, nangis darah. Saya besar hati banget bisa bikin kesepakatan untuk bilang "new video every Monday" because it really pushes my limit. #LampauiBatas sekali!

Hidup ini penuh kejutan. Ketika kita berpikir hidup membosankan, kita hanya belum tahu bagaimana cara biar membuatnya lebih berwarna. Ayo lawan rasa malas dan takutmu, #LampauiBatas kemampuanmu! :)

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Anak Dan Alam


Lahir di Bandung dan tinggal di Jakarta semenjak bayi, Bebe sedikit sekali terpapar alam. Dia tidak punya kesempatan main tanah atau manjat pohon menyerupai ketika saya kecil dulu. Mentok di rumah ibu saya di Bandung, Bebe main di taman bermain akrab rumah yang sebelumnya ialah lapangan voli.

Baca punya Isti:

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Pengalaman Naik Commuter Line sama Bebe)

Saya dan JG pun berwacana ingin kemping. Tapi lalu rempong sendiri sebab pengen kempingnya Instagram-able. Mau ke bumi perkemahan kok ya pengen tendanya dihias-hias garland warna pastel, pengen bawa dingklik lipat warna-warni, pengen ada kendaraan beroda empat VW Combi sebagai latar tenda ... KAPAN BIKINNYAAAAA. Nggak jadi-jadi deh pergi kemping sebab ribet persiapannya dibanding kempingnya.

Terus pengen glamping, eh taunya daerah inceran udah penuh hingga November. Baca-baca reviewnya makanannya tempatnya doang yang anggun tapi makanannya nggak lezat pula apalagi buat anak-anak. Bayar mahal cuma buat foto doang kok ya sayang. Ujung-ujungnya ngemol lagi ngemol lagi. Nggak bosan cuma tertekan sebab beban Bebe nggak tau alam hahaha.

Bebe pernah sih diajak ke Floating Market Lembang, main kelinci hingga puas, sayanya jajan hingga kenyang. Meskipun saya kasian plus nggak tega sebab kelinci-kelinci itu dibully sama anak-anak. Dicolok-colok mulu pake wortel, dijejelin terus ke mulutnya, ditarik kupingnya, digendong kasar. Huft. Galau abis, mending ngebelain kelinci apa ngebelain Bebe nggak tau apa itu kelinci?

Dan besok Bebe mau ke Kuntum Farm, Bogor. Baru kerasa berat banget nyari alam sebab alamnya udah nggak ada. Sampai bela-belain ke Bogor deh biar mainnya nggak di mall terus. Uang yang keluar kayanya sama tapi pengalamannya beda.

(Baca: Anak dan Alam

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Traveling with Babies for Dummies)

Saya juga pengen ajak Bebe ke pantai tapi diduga beliau akan risih dan nggak mau kena pasir sih kakinya. Bebe itu risihan banget anaknya. Nginjek karpet bulu aja jinjit. Apalagi nginjek pasir, nanti pasirnya nyelip-nyelip di jari, duh saya aja mikirinnya males. Maklum saya sendiri anaknya nggak suka pantai, soalnya panas, gerah dan lengket. HAH. Gimana masa depan Bebe bila gini.

Apa pindah aja gitu ya ke pedesaan yang masbodoh dan sepi, punya ayam dan sapi, lalu saya di rumah baking dan Bebe homeschooling. JG mencangkul tanah supaya gembur dan siap ditanami. *WHAT* *brb cari rumah di Lembang* *deket* *anaknya cemen*

Kenapa gitu Bebe harus kenal alam?

Ya biar seger aja. Biar nggak liat kendaraan beroda empat sama gedung mulu. Liat sapi kek sekali-kali.

Abis ini niscaya pada nostalgia deh, waktu kecil mah liat sapi kerbau kambing praktis blablabla. Manjat pohon di halaman rumah blablabla. IYAAA ini bukannya nggak mau tapi di mana.

Ada inspirasi jalan ke mana biar anak dapat lari-larian dan liat alam? Tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta soalnya saya males traveling jauh-jauh apalagi sama Bebe. Capek duluan mikirinnya hahahaha.

-ast-

Detail ►

Jg Vs Ast: Motorcycle Vs Beauty Terms


UPDATE: VIDEO ADA DI BAWAH YAAA.

So gaes, kalian tau kan saya anaknya suka nyusahin diri sendiri? Rekor ternyusahin akhir-akhir ini yakni bikin komitmen "NEW VIDEO EVERY MONDAY" di YouTube.

SUSAH BANGET YA AMPOONNN.

Andai saja saya anaknya suka menjilat ludah sendiri, maka sudahlah tidak akan kulakukan wtf.

Me: "duh saya resah deh mau video apa ahad ini."

JG: "Udalah kau akui kesalahan, tulis satu postingan di blog jikalau kau minta maaf, bilang aja kau khilaf gitu janjiin satu video gres tiap senin."

-________-

Karena yunow, syuting video seminggu 3x mah gampang, ngeditnya kan naudzubillah ya. Video ahad ini yakni video JG vs AST, di mana kami bertanya pada satu sama lain. Saya ditanya istilah soal motor, dan JG saya tanya istilah beauty. Yang kalah harus makan makaroni ngehe yang pedes amit-amit sesendok makan.

(Baca: Hal-hal yang gres gue tau sehabis sebulan di YouTube ...)

Syutingnya bikin mules, videonya 25 menit, ngeditnya berhari-hari, renderingnya sejam, uploadnya 2 jam.

Pas udah berhasil ke-upload EEHHHHH ADA YANG ERROR. Kusadari sehabis mantan saya komen di videonya katanya ada yang error. Hae mantan, makasih ya, jikalau ga dikomenin saya ga tau. :(

Jadilah itu video di-private kembali. Abis errornya tidak mengecewakan lama, 30 detikan dan itu klarifikasi soal video dan rulesnya. Nggak nyambung banget kesudahannya jikalau itu stuck dan terputus, saya kan anaknya perfectionist. *sigh* Mau render ulang kini juga tapi kan ngerjain videonya di laptop rumah, jadi ya file mentahnya di rumah.

Kaprikornus ya begitulah. Ini jadi postingan alasan doang alasannya yakni saya nggak upload video hari ini. Hiks. Sebel harus diprivate padahal udah 10 views. *BARU 10 VIEWS KELES*

Besok pagi saya upload yaaaa.

See you tomorrow!

-ast-

UPDATE, SELASA 30 AGUSTUS. INI DIA VIDEONYA.

Detail ►