Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri mengatur-keuangan-keluarga. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri mengatur-keuangan-keluarga. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Mengatur Keuangan Keluarga


Halo semuanya! Udah usang banget ya nggak nulis soal keuangan. Topik mengatur keuangan keluarga ini sebenernya jadi salah satu topik yang banyak direquest banget. Cuma saya maju mundur nulisnya alasannya ialah ah perasaan saya atur uang tiap bulan ya gitu aja.

Nggak mungkin atur macem-macem alasannya ialah duitnya nggak sebanyak itu juga hahahaha. Makin dikit duit makin dikit yang harus diatur dong? LOL. Tapi alasannya ialah banyak banget yang dm dan komen minta ditulis, baiklah saya coba ya!

Oiya, saya dan JG ialah penganut uang suami ialah milik bersama. Makara ya semua rekening suami dipegang bersama saya, kecuali rekening honor saya HAHAHAHA. Kalau JG mau beli sesuatu ya tinggal bilang niscaya dibeliin kok. Tinggal kasih aja ATM-nya atau dia pake kartu kredit dia dulu tar saya yang bayar (ya pake duit dia alias duit bersama lol).

Tiap bulan saya full yang atur uang, bayar-bayar segala macem. JG bahkan nggak pernah tau berapa tagihan kartu kredit atau apa KPR bulan ini udah dibayar apa belum? Semua di saya alasannya ialah saya bossy jadi seneng atur lol #controlfreakalert. Makara jika kalian tipe yang dikasih sekian sama suami, ya sesuaikan aja ya!

Kok dapat JG nggak pegang uang? Alkisah dulu pas pertama pacaran, saya gres tau dia nggak dapat atur duit hingga tagihan kartu kredit banyak banget! Pacaran sama saya pribadi saya atur dan tagihan cc lunas semua. Makara ya udah dari pacaran saya yang pegang uang. Karena dia simpel terpengaruhi sale dan anaknya males mikirin uang jadi mending saya yang atur. Toh mau beli apa juga dibeliin kok nggak pernah ditolak ya kecuali uangnya memang habis hahaha.

(Buat yang belum nikah ini harus dibahas banget loh, nanti uang akan siapa yang pegang! Kelarin dulu checklist ini ya!)

Makara ini cara cocok di saya dan mungkin nggak cocok di kalian. Adjust sana-sini nggak masalah. Asal nggak ganggu pos! Dan ini kayanya akan panjang, saya bagi jadi beberapa section ya!

💸 Pisahkan rekening tabungan dan rekening belanja ðŸ’°

SEKALI LAGI: HARUS DIPISAH REKENINGNYA! Makara minimal punya 2 rekening. Satu buat nabung, satu buat belanja sehari-hari.

Karena saya detail dan perfeksionis, maka saya punya 5 rekening supaya tidak saling mengganggu. Banyak? Lihat dulu kegunaannya, yummy deh punya banyak sesuai kegunaan gini. *enak nurut ngana hahaha*

💰 BCA: Ini rekening honor JG, begitu gajian pribadi transfer bayar segala-galanya dan bagi ke rekening lain di bawah ini. Nanti sisanya akan pas untuk uang belanja sebulan. Belanja, jajan, makan, pulang ke Bandung, di sini semua. Bener-bener atm sehari-hari lah.

💰 BNI: Dulu sebenernya honor JG ke BNI, jadi kartu kreditnya BNI. Nah tapi ternyata lebih yummy jika rekening kartu kredit terpisah sama rekening gaji. Tujuannya apa? Biar jika abis pake cc agak gede dapat pribadi transfer ke sini meskipun tagihan belum muncul.

Misal abis beli tiket pesawat 1,5juta, ya pribadi transfer ke sini 1,5juta. Atau beli sesuatu yang promo jika pake kartu kredit, ya pribadi bayar juga ke rekening ini. Makara bulan depan pas tagihan muncul, paling kurang receh-receh kaya beli makan, pulsa, Grab atau Uber gitu. Makara nggak kaget sama tagihan CC. Ya asal nggak makan 300ribu tapi 10 kali aja hahahaha. Tetep kaget jika gitu mah.

Caranya, catet semua pengeluaran kartu kredit! Saya punya notes di HP yang isinya list pengeluaran. Nggak perlu pake apps lah ribet. Di notes aja tinggal tulis misal pulsa 129ribu, makan di Shaburi 340ribu, dll. Makara pribadi keliatan udah pake seberapa banyak. Bulan depan jika udah dibayar tinggal hapus listnya, bikin lagi baru.

Oiya, kami cuma pake satu cc! Saya punya kartunya tapi cuma turunan dari cc JG aja jadi limit cuma setengahnya. Satu juga cukup banget kok, biaya tahunan cuma satu, plus tagihan jadi ke satu tempat, bayar sekaligus. Ayo kini ambil gunting, keluarin kartu kredit kedua dari dompet, dan gunting kartu kredit kalian jika punya lebih dari satu hahahaha.


(Tulisan usang dari tahun 2015 tapi relevan: tentang kartu kredit)


💰 Commonwealth: Punya rekening di sini alasannya ialah reksadana saya di Commonwealth. Kami pakai reksadana yang manual dan bukan autodebet alasannya ialah nggak tau dapat autodebet hahahaha norak. Tapi nggak apa-apa sih, alasannya ialah udah dibudgetin kan sekian tiap bulan harus masuk reksadana, ya tinggal disiplin aja transfer manual.

Kalau lagi dapet uang lebih juga semua kami masukin dulu ke dana pendidikan (dapen) alasannya ialah ingin dapen SD buru-buru selesai! Tahun ini selesai sih. Harusnya dapen SD itu kan nabung di reksadana 6 atau 7 tahun (dari Bebe lahir hingga SD), tapi ini (akan) selesai di Bebe di umur 3,5 tahun aja. I’m so proud! HAHAHAHA Bodo amat nggak liburan bertahun-tahun yang penting uang SD Bebe aman. #priorities

Selain reksadana, rekening ini juga buat rekening tabungan. Sebenernya tabungan dana darurat sih, tapi alasannya ialah sering banget darurat ya kepake terussss. Makara jangan samakan dengan definisi dana darurat yang harus punya sekian kali honor ya! Itu saya nggak nyampe-nyampe hahahaha sesat banget.

Intinya jika ada uang lebih dan semua pos udah aman, saya masukin ke sini. ATM-nya nggak perlu dibawa-bawa. Darurat yang saya maksud ini kaya kendaraan beroda empat tiba-tiba harus turun mesin lah, ke bengkel lah, Bebe harus pindah daycare dan lupa mikirin uang pangkal lah, gitu-gitu loh.

💰 Niaga: ini rekening KPR. ATM-nya mati, internet banking lupa password. Ya udah pasrah tiap bulan cuma transfer ke sini buat bayar cicilan rumah. Tiap bulan saya lebihin juga 50ribu jadi saya yakin ini rekening ada isinya tapi biarlah anggap uang kaget lol.

💰 Mandiri: Nah ini rekening honor saya makanya ditaro terakhir hahahaha. Gaji saya nggak utuh sih dipake perintilan kaya beli listrik atau isi GoPay buat berdua gitu. Kalau utuh mah yummy banget hahaha. Gaji JG kurang banyak jika mau honor saya utuh, tapi ya nggak apa-apa lah toh saya juga kerja bahagia hati daripada termangu di rumah? Nggak kuaaattt.

Dari rekening ini saya biasanya belanja. Belanja itu kaya beli baju, beli mainan buat Bebe, beli sepatu, dll. Rekening ini juga buat rekening job dari blog, jika angkanya gede biasanya setengahnya saya masukin ke tabungan yang di Commonwealth itu. Kalau nggak gede-gede amat ya seketika abis lah dijajanin hahahaha.


Makara pisahkan rekening sesuai kebutuhan! Jangan ambil uang dari rekening yang bukan haknya!

💸 Buat list pengeluaran ðŸ’° 

Bagi dua, list pengeluaran bulanan dan tahunan. Bulanan sih biasanya udah khatam banget ya buibu, tahunan nih yang suka kagetan.

Bulanan, misalnya: semua cicilan (rumah, kendaraan beroda empat jika ada, dll), investasi, uang bulanan sekolah, listrik, internet, pulsa, koperasi, zakat gaji, gajian mbak, katering bulanan, bayar kartu kredit, apalagi sih ya pada dasarnya tagihan bulanan lah. Bayar ya pake honor bulan itu. Sisakan uang HANYA untuk makan di rekening belanja. Kemudian bagi empat atau lima sesuai jumlah ahad di bulan itu.

MISAL NIH YA. Setelah bayar segala macem, sisa untuk belanja harian 2juta, dibagi 4 jadi 500ribu seminggu. Tandanya seminggu cuma boleh abis 500ribu. Kalau sehari belanja 50ribu, 7 hari abis 350ribu. Weekend dapat jajan Rp 150ribu.

Tahunan, misalnya: pajak mobil/motor, STNK, zakat fitrah, kurban, PBB, asuransi tahunan, dll. Bayar pake apa? Pake THR atau penghasilan tahunan ibarat bonus dari kantor. Iya jadi pengeluaran bulanan dibayar dengan penghasilan bulanan, pengeluaran tahunan dibayar dengan penghasilan tahunan.

Intinya disiplin mingguan, bulanan, dan tahunan! *toyor diri sendiri*

(Detail alokasi THR dapat di baca di sini! THR UNTUK DIHABISKAN!)

KALAU ADA SISA BARU BELANJA! JANGAN BELANJA SEBELUM BAYAR CICILAN, TAGIHAN, DAN INVESTASI. Kalau punya uang urutannya yang pertama hutang, kedua investasi. Sisanya belanja.

Pengeluaran itu rutin kok! Makara hampir niscaya sama tiap bulan. Ya kadang ada yang kaget juga makanya harus punya tabungan untuk kondisi darurat. Nah selain pengeluaran rutin, satu lagi yang harus dibahas, asuransi.

💸 Asuransi 💰 

Asuransi itu PROTEKSI ya. PROTEKSI ITU PERLINDUNGAN. Makara saya nggak terima pertanyaan wacana asuransi pendidikan alasannya ialah males jelasinnya. Googling aja sendiri niscaya udah banyak yang bahas.

Yang paling penting dari segalanya itu asuransi kesehatan. Iya saya ngerti asuransinya Allah aja, ngertiiii banget. Tapi saya sendiri kerasa banget nggak pernah mikirin biaya rumah sakit alasannya ialah punya asuransi kesehatan.

Asuransinya dari kantor juga nggak apa-apa banget. Saya juga pake asuransi kantor JG kok. Cuma pastiin aja kita tau plafonnya, jatah rawat jalan berapa, rawat inap berapa. BPJS juga boleh, ya asal tahu persis plafonnya ya. Saya dari kantor BPJS tapi belum pernah pake alasannya ialah selalu pake asuransi kantor JG aja yang simpel tinggal liatin kartu asuransi.

Kan yummy tuh, begitu hamil pribadi pilih dokter yang sesuai plafon jadi tiap bulan dapat kontrol full dengan USG. Melahirkan juga tinggal sesuaikan kelas sesuai plafon. Anak demam tengah malem dan bikin khawatir ya pribadi ke UGD aja. Nggak perlu mikirin, duh bayarnya berapa ya, jika harus tes darah gimana ya, jika harus rawat inap gimana ya. Uang bulan ini cukup nggak ya.

Begicu.

Don’t get me wrong ya, meski sakit dikit pribadi ke rumah sakit, saya masih RUM kok. Bebe hampir nggak pernah minum obat, tapi ya yang penting ke dokter dulu, tahu penyebabnya dulu. Urusan obat dibayar apa nggak ya kita yang nentuin. Apalagi urusan obatnya diminum apa nggak, ya terserah ibunya laahhh.

Asuransi ini biar damai aja, peace of mind. Kasarnya jika sakit ya tinggal mikirin sembuh, nggak perlu mikirin bayarnya.

Yang kedua asuransi jiwa. Ini penting untuk tulang punggung keluarga. Yang kerja hanya suami, maka suami harus punya asuransi jiwa! Makara jika kalian istri-istri yang tidak berkarier, beli asuransi jiwa ya untuk suaminya! Beli asuransi jiwa murni aja. Tujuannya, jika suami meninggal (namanya umur ya T________T) kalian akan punya pegangan. Minimal sekolah belum dewasa nggak akan berantakan. Pakai uang tanggungan asuransi.

(Baca wacana tahap menyiapkan dana pendidikan di sini!)

Udah sih gitu aja alokasi uang. Simpel kok sebenernya alasannya ialah dilakukan berulang-ulang kan. Yang penting TERENCANA DAN LAKUKAN SESUAI RENCANA. Disiplin ialah kunci utama.

Dan nggak lah, saya juga nggak selalu mulus ngatur semuanya. Saya sering misal dalam 2 bulan keuangan awut-awutan semua, nggak dapat nabung sama sekali. Tabungan “dana darurat” tiba-tiba berkurang banyak banget alasannya ialah ya, belanja ini itu atau banyak pengeluaran tidak terduga. Tapi satu hal, sesusah apapun kita, jangan pernah otak-atik dana pendidikan anak!

NO!

Itu dulu aja! Karena nggak lucu lah spontan beli HP terus ngambilnya dari dana pendidikan. Gila lah itu mah jangan hingga tragedi ya! Boleh spontan beli sesuatu, ambil dari tabungan, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENYESALINYA.

Penyesalan akan berujung ngirit pada bulan berikutnya kok. Makara beberapa bulan sekali niscaya ada masanya splurge belanja terlalu banyak, tapi beberapa bulan berikutnya hemat seirit mungkin hingga nggak belanja apapun sama sekali. Seperti contohnya bulan ini hiks, akhir bulan kemudian terlalu spontan padahal pengeluaran darurat aja banyak banget hingga tabungan jadi tipis banget nget nget lol.

Namanya juga hidupppp.

Ralat: namanya juga hidup kelas menengah yang bertahan dari gajian ke gajian ya kaannn. Pantes kan banyak yang niat banget wirausaha, katanya bosan jadi karyawan. Wow sungguh orang-orang yang membutuhkan tantangan hidup banget alasannya ialah saya belum siap banget stres jadi bos harus mikirin honor orang *anaknya cemen* XD

Udah sih itu aja. Semoga ada yang terinspirasi!

Nanya-nanya boleh di komen atau dm Instagram ya! Nanti saya compile jadi blogpost selanjutnya!

Nggak terima pertanyaan di bawah ini, ini sering banget ditanya dan saya gundah jawabnya:

1. Reksadananya apa? Nggak berani rekomen alasannya ialah saya pun direkomen financial planner dulu. Belajar dulu aja seputar reksadana, akibatnya apa, dll. Jangan beli alasannya ialah ikut-ikutan! *judes* Paling simpel ke Commonwealth dateng terus tanya sama mbak-mbak cs-nya. Mereka mau kok ngeladenin pertanyaan kita termasuk nanya reksadana apa yang returnnya bagus.

2. Asuransi ini anggun nggak? Nggak tau alasannya ialah bukan distributor asuransi. Pastiin aja sesuai kebutuhan ya. Kalau butuhnya asji ya asji murni aja, nggak usah jadi ditambahi asuransi + investasi, investasi sendiri aja di reksadana ok!

-ast-

Update 30 Oktober:

Btw gres aja baca twitnya teh Ligwina Hananto dan ternyata dia pernah nulis ibarat banget sama goresan pena ini! Padahal waktu nulis ini saya belum baca goresan pena itu, cuma memang follow Twitternya entah dari kapan dan emang pake QM Financial sih tahun 2013 untuk ngatur uang. Makara mungkin udah ngeletek tanpa perlu nyontek lagi hahaha. Artikelnya teh Wina dapat dibaca di sini ya! Klik untuk baca pribadi dari expertnya!

Detail ►

Uang, Kontrol Diri, Dan Instagram


Saya tuh jika udah nulis satu topik niscaya jadi gatel pengen nulis ituuu terus nyambung alasannya ialah jadi kepikiran mau nulis dari angle lain. Kadang dapat juga alasannya ialah baca komen terus pribadi aha! moment gitu alasannya ialah dapat jadi inspirasi goresan pena baru.

Nah kali ini, trigger tulisannya dari komen Maya Rumi di postingan Mengatur Keuangan Keluarga:

"mbak nisa gimana caranya menahan diri untuk tak terpengaruhi dengan liburan? mbak nisa sering banget nih blg di blog,, sharing juga dong mbak tips n trik-nyaa"

Sebenernya jawabannya sederhana banget: uang.

Saya pernah baca quotenya siapa gitu bahwa kontrol paling besar itu ada di uang. Bisa didefinisikan sebagai uang dapat dapetin segalanya termasuk kekuasaan, tapi dapat juga diartikan bahwa kontrol paling simpel itu sebenernya uang.

Kami punya prioritas yang kami anggap lebih penting daripada liburan. Kami memang nggak mengalokasikan uang buat liburan sama sekali. Kan banyak tuh yang alokasi liburannya dari bonus kantor, kami dapet bonus paling belanja dikit terus 80% niscaya masuk dana pendidikan Bebe.

Bukan nggak terpengaruhi sama sekali loh ya, mau bangeeett. Tapi realistis aja, punya uang nggak banyak, jadi mesti bulatkan tekad, uang segini mau buat apa?

Saya nggak mau pulang liburan terus malah nyesel, pulang liburan terus murung lihat uang yang kepake, apalagi pulang liburan terus malah jadi punya utang. Makanya aku sih so far belum tertarik sama cicilan 0% buat liburan. Nggak masuk buat saya, liburannya seminggu bayar utangnya setahun? Kalau masuk buat kalian sih nggak apa-apa hahahaha.

Dan urusan uang zaman kini ini dipengaruhi Instagram banget loh! 💸

Emang kampret ya Instagram ini. Dulu liat orang liburan di Facebook biasa aja kayanya, nggak jadi iri atau apa. Coba sekarang, seberapa banyak dari kalian yang jadi mau beli lipstik Make Over gara-gara postingan aku kemarin?

ITU BARU LIPSTIK.

Belum liat foto orang-orang liburan dan pake quote bahwa jadilah traveler jangan jadi turis, keliling dunia semoga lebih menikmati hidup lalala, hidup sederhana yang penting dapat backpacking keliling dunia, bucket list pengen ke sekian negara blablabla.

Pokoknya orang yang nggak pernah liburan dan nggak keliling dunia itu pengalamannya kurang. Instagram jadi salah satu motivasi orang untuk liburan semoga nggak stres dan terjebak rutinitas.

YAK SEKALI LAGI: GUE REALISTIS AJA SIH. *GETOK*

Saya sama JG kerja, nggak dapat cuti lama-lama. Kalau punya uang ya masih punya prioritas yang lain. Kalau ada waktu luang, udah capek banget ngurus rumah jadi ya tidur seharian aja atau makan di luar udah bikin happy banget. Remeh. Plus kami berdua nggak stres di kerjaan dan tidak merasa terjebak rutinitas jadi ya kalem aja.

Tapi kan ada ya yang emang seneng banget jalan gitu. Seneng banget traveling jadi rela melaksanakan apa aja demi dapat keluar dari rutinitas. Ya nggak apa-apa, tandanya kalian udah tau prioritas kalian buat apa.

Intinya liburan aja KALAU DUITNYA ADA DAN TIDAK MENGGANGGU POS LAIN APALAGI KALAU PUNYA ANAK. Itu doang.

*Atau jadi wartawan travel atau tekno lah, jalan-jalan terus niscaya hahaha*

Kalau kita pikirkan baik-baik, duduk kasus uang ini arahnya ke duduk kasus self control dan self acceptance.

Kalau kata Wikipedia, self control itu cara untuk mengatur emosi, pikiran, dan perbuatan. Ya udah jika gitu aturlah gimana caranya semoga uang yang ngontrol emosi, pikiran, dan perbuatan kita. Terdengar salah ya kok kita dikontrol uang. Tapi bener kok.

Oh jika nggak punya uang maka jangan simpel panas liat orang beli tas branded, oh alasannya ialah honor emang nggak cukup buat keliling Eropa ya unfollow orang yang liburan terus.

Karena Instagram ini bikin nggak terkendali banget. Bikin orang simpel ngerasa inferior, bikin orang ngerasa hidupnya kurang UANG terus hanya alasannya ialah membandingkan dengan hidup orang lain.

Urusan rumah aja. Wihhh banyak banget yang rumahnya bagus-bagus, jadi pengen ke Ikea, bela-belain jauh-jauh ke Ikea demi foto di lorongnya dan dapat foto-foto rumah untuk seterusnya.

Belum urusan baju, ih pengen baju itu soalnya dipake si A bagus banget. Urusan masak aja kini harus pake properti, MPASI harus dihias, dan liburan laahhh semoga feed nggak dalem ruangan terus dan ada biru-birunya langit. Pokoknya itinerary harus ke daerah yang Insta-worthy!


Kontrol diri kalian. Kalau udah ngerasa gitu terus, unfollow orang-orang yang bikin kalian iri atau delete aja Instagramnya sekalian. Toxic.

Kalian tau lah, aku juga dulu pernah gitu kok tapi terus capek. Dan jika aku “diperparah” sama blog kan. Makara seolah alasannya ialah blog banyak yang baca, aku ngerasa Instagram juga harus banyak yang follow dong! Kok dapat blog dibaca puluhan ribu orang tiap bulan tapi followers Instagram 2ribu terus!

Tips sana-sini juga bilang perihal niche blog lah, niche Instagram lah, seolah dari Instagram aku dapat kaya. Iya dapat jika lo Karin Novilda, nggak semua orang dapat kan padahal. Naif banget sih jika mikir semua orang bisa. Karena banyak yang foto Instagramnya bagus banget tapi followers cuma dikit. Makara ada faktor luck banget.

Belum lagi di komunitas atau group blogger itu niscaya pernah bahas tips meningkatkan secara optimal Instagram. Saya seolah jadi merasa "wah iya jika jadi blogger harus meningkatkan secara optimal Instagram juga dong". PADAHAL MAH KAN KATA SIAPA HARUS YA NGGAAAKKK?

Citra diri aku bergabung antara dongeng di blog dan foto Instagram. Sampai pada bilang weh annisast yang di blog judes itu ya (well maaf deh jika yang ini emang di dunia kasatmata juga hahaha), annisast niscaya kaya ya di stories kerjanya ngemall terus, annisast makan siang aja di Plaza Senayan, annisast posting make up terus niscaya koleksi make upnya banyak banget deh, annisast bayar daycare mahal gitu niscaya gajinya gede lalala.

Ini aku tau dari komen-komen dan temen-temen yang ngomong langsung. Padahal nggak ngerasa uang aku banyak sih kok dapat orang nganggep gitu? Setelah aku pikir-pikir oh itu alasannya ialah aku cenderung posting KELEBIHAN dan tidak posting KEKURANGAN.

(Baca lengkap obsesi aku pada Instagram di sini: Dear Ibu-Ibu Instagram)

Kalau makan sushi di PS gres deh masuk Instagram, jika makan di Pujasera belakang kantor ya nggak. Kalau kebetulan pake baju branded aja, difoto deh terus ditag brand-nya di Instagram, jika nggak branded ya nggak foto.

Sampai beli lensa gres yang bokeh demi feed. Properti dan lighting juga lengkap segala rupa. Stok foto make up tiap weekend semoga seminggu ke depan aman.

Who am I trying to impress?

NOBODY. Pengen keliatan keren aja di Instagram dan ngapain sih sebenernya ya? Seru sih stok dan susun foto, aku masih merasa itu seru TAPI CAPEK IH. Dulu aku nggak ikut CFD sama JG dan Bebe semoga aku dapat foto-foto di rumah, tapi wahhh kini mending keluar ya nemenin Bebe main sepeda.

Prioritas uang dapat dirapikan, tapi prioritas waktu sih bullshit. Pernah aku tulis di sini: Karena Saya Tidak Percaya Prioritas.

Bodo amat Instagram nggak punya stok foto cantik. Bodo amat followers nggak nambah-nambah. Saya udah di titik itu hahahaha. Dulu sih terlalu semangat. Anaknya gitu, jika lagi semangat semangat banget, begitu bosen ya udah bye.

Makara ya kini aku kalem aja, jika ada temen yang berpotensi bikin iri tapi nggak mau unfollow, jangan di-like semoga nggak nongol lagi di timeline. Jadinya aku jarang scroll timeline, upload jika lagi pengen aja, nggak lagi ngotot tiap hari. Foto-foto pake kamera sih tetep, cuma ya nggak sering diupload.

Ya sebagai blogger sih ngaruh ke personal branding ya. Karena jarang foto anggun ya jarang ditawarin produk make up. Kemarin masih ditawarin tapi sayanya udah males ngeluangin waktu. Ya udalah toh penghasilan utama kan masih gaji.

Karena ini udah menyangkut self acceptance.

Penerimaan diri ini bukan hanya soal fisik, tapi juga pencapaian hidup, dan kondisi keuangan! Instagram bikin self acceptance berserakan bagi pribadi yang kurang berpengaruh keimanannya. Saya ternyata di antaranya. Buktinya simpel banget terpengaruhi beli sesuatu cuma alasannya ialah liat orang pake di Instagram. KESEL. -_______-

Instagram udah layak ditinggalkan banget jika kita jadi malah sibuk mempertanyakan, kok ia di foto anggun sih niscaya alasannya ialah lighting bagus dan kamera mahal, kok ia udah dapat beli ini itu padahal mulai kerja di tahun yang sama, kok ia uangnya banyak sih tasnya mahal-mahal terus. Kok orang punya uang ya?

Padahal sebagian mungkin alasannya ialah mereka ialah orang-orang kaya saya, yang posting lebih-lebihnya terus. Dulu aku pernah nulis sih, ini waktu belum terobsesi Instagram: Karena Hidup Tak Seindah Foto Instagram.

Sekarang aku berusaha realistis aja. Kalau nggak punya uang ya bilang nggak punya uang, jika pusing nulis caption yang nggak usah jadi browsing quote orang hahaha, jika nggak punya foto ya nggak usah upload. Di blog juga sama. Kalau nggak pengen nulis ya nggak usah. Kalau mau murung ya nulis sedih, jangan kaya dulu kayanya tepat banget hingga jarang murung apalagi ngeluh nggak punya uang di blog hahahaha.

Kembali ke duduk kasus terpengaruhi liburan: waktu cuma punya segini, uang cuma punya segini, fokus pada tujuan yang REAL. Jangan kebanyakan liat orang liburan di Instagram!

Itu aja sih. Gimana berdasarkan kalian?

-ast-

Detail ►

Suamiku Sayang

GILA CRINGEY ABIS JUDULNYA. Ini saya udah PASTI dinyek banget nih niscaya gara-gara judul ini HUHU BIARLAH SEKALI-KALI YA.


Iya jadi akhir-akhir ini saya sibuk banget hingga capek. SIBUK NGETS mana lagi bulan berkat jadi jam tidur keganggu kan mau nggak mau ya ngantuk dan lemes. Dari urusan kantor yang nggak akan pernah selesai, ketambahan urusan buku.

Iya keliatannya saya nggak pantes ngeluh tapi beneran nggak nyangka ngirim-ngirim barang itu melelahkan ya. Untung dari awal kepikiran pake Tokopedia (jangan tanya kenapa nggak pake yang lain ya, we have our own reason, nggak endorse juga kok).

Kebayang bila nggak pake marketplace, maka kami harus terima order via email/WhatsApp, itung ongkir manual, nunggu orang transfer, terus konfirmasi bayar, terus rekap alamat dan print. Ini alasannya pake marketplace, saya tinggal print alamat doang kelar.

DIPIKIR CUMA BEGITU. Ternyata tetep capek juga alasannya harus bolak-balik bawa dari apartemen saya ke apartemen Adit. Naik turun dan masukin kendaraan beroda empat berapa kali tuh. 100 buku itu sama sekali nggak ringan lho. Pake travel bag gede aja harus dua biji.

Dari ambil buku dari penerbit, naikin ke dari parkiran ke kamar untuk saya tanda tangan, pack ulang bawa ke apartemen Adit, Gesi tanda tangan, janjian lagi sama Adit, angkut lagi ke apartemen kami, bungkusin, tempelin alamat, kroscek ke data di Toped, packing lagi, ANGKUT LAGI bawa turun ke parkiran untuk dikirim.

Masih juga harus masukin resi satu-satu. Sementara pulang malem terus. Waw sungguh merasa pribadi butuh ajun (dan merasa nggak mampu punya bisnis sampingan lol).

UNTUNGNYA PUNYA ASISTEN. HUHU. KASIAN SUAMIKU ASISTEN YANG PALING CAPEK KARENA BOLAK-BALIK NGANGKUT BUKU. Sampai kemarin pagi pun ia yang bawa ke JNE deket kantor sementara istrinya molor lagi alasannya ngantuk sumpah.

Padahal di rumah saya juga nggak ngapa-ngapain. Kalian tau kan ustaz-ustaz suka bilang “istri itu tugasnya manager rumah tangga”. Saya literally manage DOANG. Pasti tidur duluan alasannya ia masih beres-beres atau bila bulan berkat gini abis subuh saya tidur lagi sementara ia ya beres-beres.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Sebagai manager, tentu saya manage urusan uang yang bahkan ia nggak pernah tau persis nominal uang kami ada berapa. Yang penting bila ia mau sesuatu selalu boleh beli (kecuali mintanya Harley wtf). Yang penting makanan selalu ada, gimana pun caranya. Katering atau beli apa aja JG nggak pernah protes kecuali bila keseringan jajan mahal alasannya ia takut uang abis hahah. Pagi-pagi saya kasih to do list apapun juga dikerjain.

Saya cuma diminta nyuci. NYUCI ITU MENCET TOMBOL DOANG. Karena yang masukin cuciannya dia, yang jemurnya ia juga, yang ambil dari jemuran ia juga.

Yang masak ia juga, yang basuh piring ia juga, yang beres-beres rumah ia juga. Yang ngomel alasannya si Bebe berantakin rumah ya ia juga hahaha.

Sampai pada titik saya bilang:

“Sayang akibatnya saya tau pembagian kiprah kita, saya berkarya, kau ngerjain kiprah rumah tangga ya?”

HAHAHAHA. #win

Ya iya dong bila saya nggak berkarya nanti nggak jadi istri membanggakan kan gimana. Bagi JG, punya istri membanggakan itu lebih penting dibanding istri yang ngerjain kiprah rumah tangga.

via GIPHY

Dan ya dapat kaya gini alasannya perjanjian awal sebelum nikahnya emang kaya gini sih. Dia bercita-cita jadi stay at home dad, di rumah beres-beres, masak, main sama Bebe dan nunggu saya pulang kerja.

nyuruh pindah kerja semoga ia dapat ongkang-ongkang dan ngelem alamat pembeli dagangan itu maksudnya *DIJELASKAN*

JADI SEBAGAI ISTRI APA KONTRIBUSINYA? MMM APA YA LOL.

Saya bantu kookkkk bantu banget dengan bacain Bebe buku setiap hari, ngajarin Bebe baca tulis, main sama Bebe, dan ya pokoknya urusan edukatif sama Bebe sih urusan saya alasannya si Bebe nggak dapat serius bila sama JG mah.

Alhamdulillah ya ternyata sehabis dipikir-pikir ada bantuan juga lol.

Bersyukur banget punya suami kaya gini. Yang jarang banget berantem dan bila pun sekalinya berantem nggak pernah lama-lama alasannya kangen. Nggak lama-lama itu 15 menit doang gengs. Huhu.

Emang bila sama orang lain ia nyebelinnya sumpah. Suka malu-maluin alasannya suka nyapa orang nggak kenal di mall sok bersahabat gitu (Adit yang introvert hingga stres HAHAHA). Suka juga gabung makan siang sama geng orang lain di kantin kantor yang padahal nggak kenal sama sekali.

Suka tiba-tiba joget di kawasan umum, dari Bebe awalnya aib dan kesel sama appa hingga kini ia ikutan joget juga. Untung kini udah nggak suka ngeyel pengen nyanyi di nikahan orang. Dulu suka nyanyi di nikahan orang padahal suaranya fals huhu. Mengapa.

(Cerita lebih detail pernah ditulis di sini: Suami yang Nyebelin)

Saya juga nggak pernah dilarang-larang mau ngapain pun, ya alasannya saya juga nggak pernah larang-larang. Larang rambut gondrong sih soalnya niscaya ketombean jijik huhu. Dan yang terpenting, semua uang ia dari gaji, THR, hingga bonus ya saya dong yang pegang HAHAHAHAHA.

Eh jadi pengen nulis perihal larang-larang ini deh nanti ya. *kebiasaan suka janji-janji pengen nulis apa tau-tau ketumpuk terus lupa lol*

Jangan lupa baca di buku “Susahnya Makara Ibu” ya gengs. Ada surat menyentuh hati di bab terakhir untuk suami-suami kami yang selalu full support. *ujung-ujungnya promo lol*

1460, always.

-ast-

Baca kisah lain di Tentang Kami atau When It's Only Jg & AST!

Detail ►

Prioritas Kita-Kita Ini


Akhir-akhir ini saya lagi mikirin banget ihwal kelas ekonomi yang besar lengan berkuasa sangat banyak sama pilihan hidup. Kalau orang udah kaya turunan ke sekian, pilihan hidup itu banyak banget dan tinggal pilih aja.

Oh sekolah paling elok di Jakarta itu sekolah A, ya udah daftar! Eh buruk deng ayo cari sekolah ke luar negeri! Oh rumah sakit paling lezat untuk melahirkan itu rumah sakit B, sepakat deh lahiran di situ! Oh daerah main C lagi seru ya, tar ultah di sana deh ya!

Nggak perlu pake survey dulu berapa sih biayanya? Nggak perlu sibuk compare yang mana yang paling murah tapi kualitasnya paling bagus. Yang penting bagus!

Yang nanggung ya kelas menengah, kelas tengah-tengaaahh banget. Kita-kita ini sih sebenernya (yakin nggak ada pembaca keturunan dinasti sih hahahaha).

Saya nggak bisa liburan dan beli iPhone setahun sekali. Tapi ya bisa lah 3 tahun sekali. Masih bisa ngemall tiap minggu, masih bisa beli mainan, masih bisa nabung, masih bisa investasi. Tapi ya nggak bisa jika harus sewa Houbii buat ultah anak. 

Makara ya nggak kurang sih, nggak lebih juga, cukup aja alasannya semua ada pos budgetnya.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Kalau hingga sini kalian mulai mikir “ya udah bersyukur aja” sebenernya saya justru pengen bahas ihwal persoalan prioritas bagi orang-orang di kelas menengah.

Jadi bukan nggak bersyukur, tapi ya kepikiran aja orang-orang kaya kita yang bangkit di tengah banget. Uangnya ada, tapi selalu dihantui pertanyaan: buat apa dulu nih uangnya?

Iyes, salah satu membuktikan kelas menengah yakni sering nyeletuk “ah uang segitu daripada ini mending juga ini” ...

“Ah daripada beli iPhone X ya mending beli motor lah” *ya jika lo punya satu perusahaan spare part motor di Cikarang mah 20juta juga receh kali ah*

“Itu kendaraan beroda empat sport gitu bensinnya seboros apa ya?” *orang udah bisa beli kendaraan beroda empat sport harusnya sih udah nggak mikirin bensin ya*

“Duh jilbab masa 300ribu, mending makan Shaburi lah” *INI GUE DOANG KAYANYA LOL* *MAKAN IS LYFEEE*

Prioritas itu cuma berlaku buat kita-kita ini ya. *hela nafas*

Maaf banget, jika orang dari kelas ekonomi bawah kan yang saya tau sih sebenernya nggak muluk-muluk. Asal bisa makan, asal bisa sekolah kan gitu udah ngerasa cukup kan biasanya? Kita kelas menengah ini punya pilihan, tapi harus bikin prioritas.

PRIORITAS.

Trigger goresan pena ini sebenernya alasannya sodaranya JG di Bandung. Dia renovasi rumah hingga jadi glamor lah. Dia dongeng beli gorden aja hingga sekian juta (saya nggak tau harga gorden sih tapi gorden itu kain kan dan jika hingga angka juta-juta itu wow lah imo). Intinya rumahnya jadi elok banget, abis sekian ratus juta katanya.

Saya kepikiran banget alasannya apa? Karena anaknya dua dan keduanya dulu sekolah di PAUD deket rumah. Taman Kanak-kanak juga Taman Kanak-kanak biasa. SD nya SD negeri biasa. Nggak kepikiran cari sekolah alasannya berdasarkan beliau ya semua sekolah sama aja.

Sementara kami, rumah di Bandung nggak elok sama sekali. Nggak kepikiran renovasi lah pengen cepet lunas dulu aja, tar Bebe kelas 2 SD gres lunas itu rumah. Di Jakarta dan sekitarnya kami nggak mampu beli rumah lagi alasannya nggak ada uang buat uang mukanya hahahaha jadi ngontrak aja biar. Mobil bau tanah (udah 17 tahun loh umurnya) yang penting AC hirau taacuh dan mampu dibawa ke Bandung. 

(Baca: Tentang Karimun)

Kalau dihitung semenjak Bebe lahir hingga sekarang, uang daycare beliau cukup kok untuk renovasi rumah meskipun tanpa gorden juta-juta. Tapi karena saya dan JG percaya sekolah yakni modal segalanya. Jadi yaaa balik ke mana?

… PRIORITAS.

Selain urusan rumah, di level temen-temen bekerja dengan honor segini, saya yakni sedikit di antara mereka yang nggak punya tas branded yang jika foto di Instagram harus dipastikan logo brandnya kebawa lol. Baju aja udah ogah beli yang di atas 200ribu. Baju Bebe malah nggak ada yang lebih dari 100ribu, celana beliau bikin di tukang jahit satunya 10ribuan loh *BANGGA* *untung anakku cowok* 😂

Pokoknya hidup rasanya udah ekonomis banget untuk ukuran kami dibanding sebelum nikah yang nggak pernah mikir buat ngeluarin uang.

Dan alasannya ya honor bulanan udah abis duluan buat bayar daycare, apalagi kini daycare + preschool, tiap bulan keluar gede banget lah kalian nggak akan percaya kami bisa dengan honor segini. Tapi iya kami bisa kok, alasannya kami merelakan yang lain.

Saya nggak akan stres alasannya nggak liburan atau nggak bisa #ootd di pojokan rumah ala Instagram, TAPI saya niscaya stres jika uang sekolah Bebe nggak kena target. Karena kini ya prioritasnya itu.

Uangnya nggak ada jika harus bikin rumah DAN sekolah. Atau beli tas mahal DAN sekolah. Kalian yang bisa punya semuanya, tandanya nggak satu level sama saya. Mungkin rumah atau kendaraan beroda empat dibeliin orangtua? Dibayarin liburan? Dibeliin HP? Atau masih terima uang rutin dari orangtua atau mertua? Karena jika kerja, bukan pengusaha, seumuran saya gini, satu industri, dijamin lah honor nggak sebegitu jauh bedanya, niscaya tetep harus milih. :)

Saya sama JG sih nggak pernah minta uang sama sekali sama orangtua alasannya ya pengen berdikari aja. Biar aja susah. Biar bisa tetapkan semua keputusan hidup sendiri juga, nggak ada intervensi atau perasaan nggak lezat hati ngerasa harus gini atau gitu alasannya abis dikasih kendaraan beroda empat misalnya.

Cuma ya sumber stres orang beda-beda. Mungkin sodaranya JG stres alasannya rumahnya nggak elok (karena rumah usang juga nggak jelek!) jadi ya prioritas beliau yakni bikin rumah. Mungkin juga temen saya tasnya mahal banget alasannya beliau merasa tas mahal bikin beliau lebih hepi.

Tapi suka jadi tergelitik *alah* jika ada temen yang barang pribadinya mahal-mahal, terus komen “ya ampun daycare-nya Xylo mahal amat”.

Saya kaya pengen bilang “lah itu emang tas lo nggak mahal? Gamis lo aja harganya sejuta itu emang nggak mahal? Mobil lo gres 2 tahun pun umurnya. Ya wajarlah jika lo nggak bisa afford daycare Bebe alasannya lo beli yang lain."


Prioritas orang beda-beda dan kesannya emang suka bikin shock kan ya. Pasti ada aja yang mikir "sekolah mahal tapi kendaraan beroda empat butut" ya padahal kami mikirnya "kalian kendaraan beroda empat elok tapi anak sekolah murah". 

Nggak apa-apalah ya saling menyindir asal DI DALAM HATI DAN CHAT PADA SUAMI SAJA HAHAHAHAHAHA.

👌

Kadang saya suka mikir worth it nggak sih bela-belain nggak punya apa-apa demi Bebe? Tapi ya seklasik apapun kedengerannya, apapun dilakukan demi anak kan? Kalian bikin rumah jadi nyaman juga niscaya demi anak kok. Beda bentuk belanjanya aja.

JG juga pernah bilang "Kita lakuin yang terbaik buat Bebe, jika hingga gedenya nanti beliau ternyata biasa aja atau nggak lebih baik dari kita, ya nggak apa-apa. Yang penting kita usahain yang terbaik dulu, kita nggak akan nyesel alasannya seburuk apapun beliau nantinya, itu yang terbaik yang bisa kita kasih."

Oh so true, I love you hahahaha.

Sadarilah bahwa ini semua yakni pilihan. Semua orang punya cara sendiri untuk nentuin prioritasnya. Jangan suka praktis wow sama orang lain alasannya ya sebagai kelas menengah kita-kita ini nggak bisa dapet semuanya kok. Itu sudah tertulis semenjak kita lahir hahaha.

You win some, you lose some, you can't have it all.

Yuk dipikirin baik-baik prioritas uangnya! Porsi terbesar uang kalian lari ke mana?

-ast-

Detail ►

#Ayonabung2019, Mulai Catat Cash Flow Yuk!



Kalau ngomongin uang, orang emang pribadi cepet banget nyambernya. Apalagi jikalau digetok dengan kenyataan, uang cuma segini, jikalau nggak diatur apa dapat kita bertahan hidup tanpa dikejar-kejar utang?

Kalau utangnya produktif sih masih nggak apa-apa. Lha jikalau utangnya buat liburan atau beli gadget yang sebenarnya kebutuhan tersier? Nah loh.

Atau justru cicilan KPR yang hingga menggerus aneka macam honor hingga menabung saja rasanya sulit. Anak sekolah gimana, bos? Kalau dana darurat nggak punya sepeser pun, kendaraan beroda empat harus ganti ban empat-empatnya, uangnya mana?

Inget lho, beli rumah itu tidak selalu untung. Rumah pertama, jikalau ditempati itu termasuk ke dalam aset tetap BUKAN tabungan atau investasi. Kecuali jikalau beli rumah kedua dan rumah itu dikontrakkan, atau rumah pertama dikontrakkan sementara kita masih tinggal bersama orangtua, itu gres namanya investasi.

Kenapa begitu? Ya kini memperlakukan rumah yang ditinggali sebagai tabungan kuliah anak misalnya. Terus pas anaknya kuliah kalian mau tinggal di mana?

Udah beli rumah kedua? Nah itu sebabnya rumah kedua gres namanya investasi. Kalau nggak baiklah juga nggak apa-apa hahahaha. Lha uang juga uang kalian kok. Saya sih FYI aja.

Belum urusan jastip HAHAHA. Alhamdulillah so far saya nggak pernah jastip apalagi ikutan group. Follow akun IG jastip aja nggak. Live shopping gitu belum pernah sama sekali. Dipikir-pikir jangankan jastip, nitip ke temen yang ke luar negeri aja gres sekali hahahahaha. Beli sheet mask lantaran pas abis banget pas ada temen lagi di Korea lol.

Karena jastip itu racun yang tidak kita butuhkan. Kecuali ya jikalau timingnya pas, pas lagi abis sesuatu pas dapat jastip. Kalau timingnya nggak pas ya maaf-maaf cuma boros doang kan yaaa.

LALU BUKU. Buku tuh diromantisasi banget seakan ibu-ibu yang beliin buku buat anaknya itu lebih baik dari ibu-ibu yang beliin anaknya mainan. Buat saya sama aja sih ASAL DIPAKE. Beli mainan ya boros jikalau yang dimainin tetep itu lagi itu lagi. Beli buku ya boros jikalau dibacanya cuma sesekali.

Realistis aja gengs. Orang-orang yang tampak kaya raya di Instagram itu ada 4 macem:

1. Memang penghasilannya gede lantaran industri pekerjaannya memang honor tinggi atau pengusaha
2. Orangtua atau mertuanya kaya
3. Rajin menabung
4. Banyak utang (ini beneran lantaran banyak yang curhat punya utang ini itu tapi feeds nya wow selayak orkay)

Ya udah pada dasarnya yuk catet cash flow dan budgetin semuanya. Cara ngaturnya dapat dibaca di postingan saya sebelumnya:

Klik di sini: Tips Mengatur Keuangan Keluarga

File cash flownya dapat di-download di link di bawah. TAPI BACA DULU SAMPAI SELESAI BIAR NGGAK BINGUNG DAN TANYA-TANYA.

Jadi jikalau udah didownload kalian akan lihat 4 sheet (sheet dapat dilihat di tab bawah file excel):

1. Cashflow bulanan: ini budgeting bulanan. Penghasilan dan pengeluaran bulanan masuk sini. Di sebelahnya ada persentase ideal pengeluaran bulanan. Kalian isi aja dulu, nanti persentasenya otomatis ngitungin buat kalian.

2. Cashflow tahunan: ini budgeting tahunan. APAPUN yang dibayar per tahun, dapat dibayar pakai penghasilan tahunan supaya nggak ganggu cash flow bulanan. Kalau mau nabung dari cash flow bulanan juga dapat aja sih.

3. Summary: ini summary iseng aja supaya kalian dapat liat apakah udah kondusif cash flow tahunan dan bulanannya?

4. Gaji suami-istri: ini opsional. Saya pakai ini supaya nggak pusing honor siapa dipake buat bayar apa. Makara tiap abis gajian, udah terang honor JG posnya ke mana dan honor saya posnya ke mana. Ini supaya catatannya rapi aja sih. Kalau kalian ngerasa nggak perlu, ini nggak butuh-butuh amat juga.

Kalian dapat isi SEMUA yang warna cell-nya biru ya! Yang abu/selain biru nggak perlu diisi. Angkanya juga masih ngarang, poin-poin dan nominalnya juga ngarang lantaran kami bahkan nggak pernah ngopi, jastip di BBW, motor juga nggak punya lol. Kalian isi sama punya kalian sendiri ngerti kan ya plis. *PANIK TAKUT PADA NGGAK NGERTI*

*

OKE SEKARANG FILENYA. Klik banner di bawah atau klik link ini. Kalian MUNGKIN akan dapet message "Whoops, there was a dilema with the view". Abaikan aja dan pribadi klik download. Kalau nggak ada goresan pena Whoops itu, klik aja tombol download di kanan atas layar.

Kalau dari HP nggak bisa, kemungkinan lantaran ini file-nya .zip. Sengaja supaya nggak auto download ke Google Sheet. Makara coba download dari laptop ya.


Sesungguhnya punya saya nggak se-fancy ini hahahaha. Nggak dihias apapun, tapi lantaran ini JG yang ngerjain kesudahannya lebih rapi. Dia hari-hari emang kerjaannya ngurusin excel kan.

Terus tadinya mau share Google Sheet tapi ternyata Google Sheet awut-awutan formulanya jikalau ada baris yang ditambah. Excel lebih ntap jadi ya udah nggak jadi Google Sheet deh. Kecuali kalian pelajari formulanya di sini dan pindahin sendiri ke Google Sheet ya!

Yang udah pake dapat share dan tag saya di Instagram ya. Filenya juga silakan di-share sebanyak mungkin. Kalau sopan ya mention saya lol. Kalau mau nggak sopan dan nggak mention saya juga nggak apa-apa sih, cukup tau aja hahahahaha. Ini filenya nggak diproteksi sama sekali jadi dapat diedit sesuka hati.

Yuk nabung yuk, demi masa hidup yang lebih indah!

-ast-

Detail ►

#Ayoirit2018


Hashtag sebelumnya #MenujuIrit2018 tapi kok resah sendiri. Kalau “menuju” berarti gres niat doang ya. Kalau gitu kapan iritnya? Hahaha. BTW saya ngomong-ngomong soal hemat ini tuh sebagai pemicu dan pengingat diri loh ya. Syukur-syukur ada yang mau ikutan ngirit juga lol. GIMANA CARANYA, KAAKKK?

Pertama harus terang dulu pos masing-masing pengeluaran. Ini mah udah niscaya dilakukan kan ya. Kalau belum dapat baca di sini: Mengatur Keuangan Keluarga. Kedua, harus tau persis dan cari banyak bocor di mana. Duh bener-bener deh ini bikin nyess banget hahaha. Karena kadang bocornya ini nggak berasa sama sekali, nggak berasa tapi nyesel. Hahaha.

Kalau kami sih kalian udah pada tau kan ya bocornya di mana. Di mall lah di mana lagi. Kaprikornus dapat nggak, nggak ke mall sama sekali? NGGAK HAHAHAHA.

Ada yang bocornya di kopi ya kan? Ngopi terus nggak diitung abis berapa. Pas iseng dijumlahin cost ngopi buat sebulan malah shock sendiri kok ya gede banget?

Ada yang bocornya di online shop. Berasa cuma beli barang murah kok, diskon pula. Tapi seminggu sekali dateng paket ke kantor. Ya tetep abis banyak, sis.

Kenapa sih mau hemat katanya udah bener diatur keuangannya? Iya banget! Udah diatur banget kok uang ini ke mana uang itu ke mana, yang jadi duduk kasus yakni kami ingin menabung lebih banyak dengan penghasilan yang tetap.

Karena opsi nambah penghasilan belum ada, sementara kami udah gregetan pengen nabung lebih banyak, jadi satu-satunya cara ya mengurangi pengeluaran. Dan ya pengeluaran paling praktis yakni budget “entertainment”. Sama financial planner dikasih loh budget ini, malah nggak dikurangin sama sekali dari pas awal bikin plan. Mungkin mereka takut kami stres hahahaha.

Kaprikornus pas gajian transfer semua budget ini ke tabungan. Disisain uang buat bensin dan belanja mingguan doang serta jaga-jaga kali ada yang ngajak ke mall lagi hahahaha. Plus jaga-jaga takutnya ada temen lahiran lah, ada yang nikahan lah. Selalu ada uang-uang nggak terduga kaya gitu kan.

Uang jaga-jaga ini kecil banget deh pokoknya. Sebisa mungkin jangan dipake huhu. Nggak apa-apalah nggak usah beli baju, skin care (untungnya) masih banyak stock, makeup emang jarang beli. Mari kita iriittt!

Terakhir, jangan bawa uang cash ke kantor atau bawa secukupnya. Karena punya cash itu nyebelin sih, jadi jajan-jajan tidak penting ibarat mendadak ingin memanggil OB dan titip pempek kantin Kompas atau mendadak jadi pengen es podeng dan somay. Tidak punya uang cash menciptakan kalian tidak dapat jajan perintilan yang jika dikumpulin seminggu dapat 100ribu banget. Sebulan dapat 400ribu dong. Segitu cuma buat pempek dan somay sih sebel ya. T_____T

Dengan cara ini kami dapat nabung 2 kali lipat lebih banyak, terharu banget. Hiburannya di rumah ngapain? Saya gambar, Bebe nggak terlalu peduli cuma beberapa kali ngajak “beli ciskek yuk, ibu?” tapi nggak maksa pengen beli banget, JG ya gitulah ia mah sibuk sendiri juga praktis anaknya. Kalau mau nonton, sewa film usang aja di iTunes, 29ribu udah dapat nonton bertiga. Murah meriah daripada ke bioskop. Biarlah ketinggalan film gres juga. Toh emang udah ketinggalan dari semenjak punya anak lol.

Meskipun ya saya masih terbayang-bayang Shaburi hingga detik ini hahahahaha.

Tapi ya, bagi kami bertiga, ngurangin ke mall aja udah prestasi banget. Kerja seharian, mau pulang eh kok macet banget, ya udalah mampir dulu ke mall. Enam bulan terakhir kaya gitu terus. Enam bulan hidup lezat foya-foya terus kini tiba-tiba harus nurunin standar makanan dan gaya hidup itu susaaahhh banget rasanya. Tapi dapat kok! Tergantung niatnya, alasannya yakni buktinya kami sebulan ini baik-baik aja.

Terus harus kolusi banget sama suami dan saling mengingatkan. JG hingga bilang "berantem, berantem ya kita jika salah satu ada yang ngotot pengen makan mahal!" Dan siapakah yang ngajak makan di luar duluan? TENTU SAJA DIRI INI YANG SULIT MENAHAN DIRI. Dan apakah JG tergoda? TENTU TIDAK. Dia mah sama makanan mah nggak praktis tergoda, sama MAINAN noh huh.

Minggu-minggu awal saya sama JG ngikik-ngikik sendiri aja alasannya yakni mati gaya. Ngapain ya kita? Tapi lama-lama nggak berasa juga ya. Weekend kemarin lari di CFD, grocery shopping, beberes rumah, makan, main sama Bebe, tau-tau udah jam 4. Tau-tau udah jam 7, eh tau-tau udah Senin lagi. Semoga kaya gini terus ya.

Semoga kita semua dapat lebih rajin menabung ya agar tercapai semua cita-cita!

Semangaaattt!

-ast-

Detail ►