Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label tentang uang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang uang. Tampilkan semua postingan

#Sassythursday: Hidup Tanpa Uang

Dih judulnya click bait banget ya, hidup tanpa uang cash maksudnya hahahaha.


Iya gengs jadi sesudah gue pikir-pikir, gue termasuk jarang banget pake uang cash. Makanya kemarin panik sebab masalah ATM ilang terus harus urus surat kehilangan ke kantor polisi. Yang bikin speechless bapak polisi dan mbak bank adalah, itu ATM ilangnya udah setahun yang lalu. Februari 2016 tepatnya lol.

Baca punya Nahla:
Baru panik sesudah setahun sebab tiba-tiba internet banking berdikari ganti tampilan dan beliau minta OTP (one time password) via sms. Sms-nya ke mana? Ke nomer gue yang diambil orang tentunya.

Kalau mau ganti no hp gimana caranya? Harus via atm nggak dapat via customer service di bank! Wow. Sungguh HARUSNYA dapat lah ganti-ganti data gitu via internet banking. Gimana kek security-nya. Masa harus via atm?

Mbak bank: "yah mbak, itu kantor polisi deket, naik angkot paling 3ribu, mudah kok bikin surat kehilangan itu"

Gue: "tapi aku nggak punya uang cash buat naik angkot"

*mbak bank speechless*

Terus jadinya gue balik kantor (banknya sebelah kantor doang sih) dan mengais-ngais recehan buat naik angkot. Gue nggak tega pesen ojek sebab deket banget, nggak nyampe 500 meter tapi males jalan duh Jakarta panas. *yawn*

Mana waktu itu abis gajian huuu kesel. Apa kabar kehidupan online shopping gue hiks.

Kok dapat sih setahun hidup tanpa tarik uang cash?

Iya gue juga nggak sadar itu atm udah ilang setahun lebih sebulan. Sebabnya sebab itu atm gue, honor di situ semua. Tapi ternyata dapat banget cashless!

Makara biasanya pas gajian udah eksklusif isi GoPay buat ongkos dan jajan GoFood. Ini wajib sebab jadinya hemat banget. Jauh lah bila dibanding bayar pake cash. Iya sih lagi promo tapi GoJek dan Grab selalu promo ganti-gantian kok, pakenya ya yang lagi promo aja hahahaha. No such thing as loyal customer lah, emak-emak mah maunya irit!

Kalau GoJek aplikasinya error tinggal pake Grab, udah konek ke kartu kredit. Belanja dan beli apa-apa online udah. Untuk apa atm?

Malah kemarin gres aja gue beli Vanish (sabun cuci) online nyahahahahaha. Padahal katanya di Indoma*et depan kantor aja ada. Tapi bila dapat eksklusif ada di meja kenapa harus nyebrang jalan? Kan panas! πŸ˜‚

Makara gue jaraaanggg banget pegang uang cash. Gue bawa uang cash bila JG nggak masak bekal makan siang. Makara harus titip makan siang ke OB kantor kan, mas OB belum terima pembayaran via transfer sih ah lol.

Selain makan siang, kami butuh uang cash bila belanja ke pasar doang. Tapi ya udah sebelum ke pasar ambil dulu di atm. Atm JG hahahahahaha ya atm suami lah kan gue dinafkahi πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Dan gue hepi banget sama hidup cashless begini. Bisa pake dompet kecil aja sebab isinya kartu-kartu doang. Kalau ada apa-apa ke rumah sakit juga tinggal pake kartu asuransi, gesek selesai. Mudah banget kan. Coba bila pake uang tunai, udah mah uangnya lecek, harus dilurus-lurusin dulu sebelum masuk dompet. Terus uangnya bau, tangan kotor.

TERUS CEPET HABIS HAHAHAHAHAHA.

Iya kenapa sih bila pegang uang cash jadinya jajan terus. Makara titip-titip mulu jajan sama OB, pempek lah, cendol lah. Meski kadang bila lagi nggak punya uang cash juga gue pinjem duit temen kantor nyahahahaha. Tapi minimal nggak seboros bila pegang cash sendirian.

Dari sisi kelemahan, hidup cashless ini hampir nggak ada kelemahannya. Lebih praktis, lebih tercatat kita habis beli apa di mana, lebih mudah dikontrol. Dari sisi pemerintah juga emang terus-terusan kampanye non tunai kan. Karena uang fisik itu maintenance-nya susah plus lebih mudah dikontrol. Siapa transfer ke mana beli apa itu ketauan langsung.

Udah sih gitu aja. Kamu #TeamCash atau #TeamCashless?

-ast-

PS: Follow Instagram gue donggg @annisast, gue lagi males banget nih nulis blog. Akhirnya nulis di Instagram aja, goresan pena pendek 5-6 paragraf. Kadang inspiring hingga yang likes banyak banget, kadang cuma nyebelin aja share jajanan hari ini di hashtag #JajanToday. CUS!

Detail ►

Money Can't Buy Happiness

Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Sering banget dong ya denger quote itu? Apalagi lagi Jakarta Great Sale gini plus abis THR-an. Rasanya bahagiaaaa dapat belanja tanpa takut ganggu cashflow bulanan. Hahaha.


Tapi kemarin saya baca caption Instagram temen Sekolah Menengan Atas JG dan jadi terenyuh. Dari mana jelasinnya ya.

*malah galau sendiri lol*

Oke pertama, “Money Can’t Buy Happiness” biasanya diterjemahkan bebas dengan “orang kaya juga belum tentu senang kok”. At least saya dulu selalu menerjemahkannya menyerupai itu. Dulu sebelum saya overthinking sama segala hal hahaha.

Nah dengan definisi sesempit ini, lahirlah frasa bantahannya ya kan:

Whoever said money can't buy happiness didn't know where to shop.

Terus saya sempat yang … iya juga ya hahahaha. Prinsipnya ya asal ada uang, bayarlah kebahagiaan itu. Cari escape lain yang dapat dibayar dengan uang.

Saya ngikutin beberapa anak orkay di Instagram, salah satu dari mereka pergi-perginya ke daerah yang saya nggak pernah tau sebelumnya hahaha. Karena traveling ke daerah mainstream itu lame untuk orang kebanyakan uang ya nggak?

Tapi semakin saya remaja *sigh* saya merinding sendiri dengan anggapan semua dapat dibeli dengan uang alasannya yakni ya, bener-bener nggak semua hal di dunia ini dapat diganti dengan uang! Oh how I was so naive alasannya yakni menganggap semua dapat dibentuk lebih senang dengan uang!

Suami selingkuh? Ya nggak apa-apa asal dibayarin belanja sepuasnya di Paris. Orangtua cerai? Ya nggak apa-apa asal rekening kondusif jaya nggak perlu kerja seumur hidup dan traveling ke tempat-tempat yang bahkan saya nggak tau ada di dunia ini. Zzz

Dulu saya beneran menganggap itu tidak apa-apa loh, kan uangnya banyak, kan dapat beli semua hal, kan cari suami gres juga simpel alasannya yakni kaya, kan bila nggak elok jadi dapat operasi plastik. Dulu = pas belum nikah dan hidup sesimpel makan tidur kerja doang lol.

PADAHAL NGGAK BEGITU KAN. Ya ada yang dapat begitu tapi mostly nggak begitu kan?

T______T

Akan selalu ada luka yang tidak sembuh meski disiram uang hahahaha. Kesel amat bahasanya.

Makanya banyak orang yang kaya raya tapi ngerasa kosong. Ya gimana, mau ngerjain hobi juga demi apa. Kita kan passionate ngerjain sesuatu alasannya yakni tau rasanya gimana bila passion itu jadi uang. *tetep uang*

Lah bila nggak butuh uang alasannya yakni semenjak lahir udah terperinci punya properti berapa dan nggak pernah tahu jumlah spesifik uang di tabungan saking infinity-nya?

Ya everyone has their own battle, mau kaya atau nggak kaya niscaya ada aja masalahnya. Jadilah saya cenderung mencari ketidaksempurnaan dari teman-teman saya yang uangnya tampak tidak berseri alasannya yakni lahir dari keluarga kaya raya.

Tipe yang tiap weekend minimal ke Bali/Singapura, kendaraan beroda empat ganti tiap 2 tahun, anaknya lahir udah pribadi punya properti buat investasi, endebrei endebrei. Ketika saya menemukan cela, saya pribadi lega. Oke ia kaya tapi ia punya problem A yang untungnya saya tidak punya.

Salah? Ya nggak lah, namanya juga menghibur diri hahahaha.

BY THE WAAAYYY INI DIA INSTAGRAM TEMENNYA JG YANG DI AWAL TADI SAYA MENTION:

♥Tak perlu bertemu perdana menteri untk mencari inspirasi♥ Ini sahabat gres saya.Sy memanggilnya kak Nur,usianya hny berbeda 1 th dg sy.Sjk kecil didiagnosa sbg ABK,bbrp rekan mgkn familiar dg sindrom di wajahnya yg khas,tp itu tdk mnjdknnya hmbtn. Dia tetangga persis sblh rmh sy,bersama ibunya ia mengasuh 5 anak di daycare.Keterbatasan dan kesederhanaan berpikirnya justru membuatnya simpel masuk ke dunia anak2,ia jd tmn main yg seru& menyenangkan untk azzam dan alma. Sejak pertama kali berkenalan.Hmpr tiap sore ia dtg ke rmh untk 'nyamper'sy main..tdk jrg ia membawakan sy masakan kemudian mengajak sy ngobrol.Ngobrol soal apa?soal kehidupan,rmh tangga,politik?tentunya tidak. Tema obrolannya sederhana,disampaikan dg mulut terbata&sering diulang.Tp hal itu justru mmbnt sy bljr bhs melayu dg lbh mudah(bbrp org melayu orisinil bcrnya cepat).Dengannya,sy lbh simpel memahami per arti kata dan tdk perlu aib bertanya&menanggapi krn ia pun memahami kalimat2 sy dg perlahan lahan. Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.Spt dlm foto ini..ia tertawa lepas sekali krn puas menyusun teladan dlm permainan geoforme.Ia begitu menikmati dan mengulang ulang reward untk dirinya sendiri.."tengok..hampir sls,tengok..sy pandai..esok sy niscaya bs buat macam ni lagi " Sederhana,tp banyak memberi energi pd jiwa untk menghargai diri sendiri.Bkn sibuk&risau mengejar apa yg tdk kita miliki apalagi mengukur diri dg apa yg mnjd capaian org lain. Sudahkah kita bs melakukannya juga? Byk sekali hal kecil di sekeliling yg bs qt jadikan pelajaran&inspirasi.Tidak perlu perlu bertemu perdana menteri untk mrncari inspirasi..tdk perlu jg pergi ke tmpt baru. Karena kadang,bukan suasana yg harus diganti,tp hati&cara pandang kita yg perlu diperbaiki untk mlht segala sesuatunya dg penuh kesyukuran.. :) Ramadhan Kareem...mari mengisi ramadhan dg penuh rasa syukur ♥♥
A post shared by Sofiana Indraswari (@sofiana_indraswari) on
Dengannya sy bljr kebahagiaan dg sgt sederhana.Di usia yg sebaya dg sy,ia(krn keterbatasannya)begitu santai menjalani harinya,tnp beban hrs begini begitu atau sibuk mengejar ini dan itu.

CRY T__________T

Ini bikin saya mikir, orang makin banyak uang itu masalahnya makin banyak! Makin banyak yang harus dipikirin!

Digetok juga sama Kevin Kwan hahahahaha. Baru setengah nih baca buku Rich People Problems dan yah, meski ketawa-tawa alasannya yakni lawak banget saya rahasia mikirin lol.

Nih ya sebagai kelas menengah, kita nggak perlu mikirin maintenance satpam dan maid 30 orang. Bukan problem uangnya loh ya, tapi dramanya. Lah mbak satu aja di rumah bikin sakit kepala kan bila pacaran terus atau hidupnya jorok? XD

Belum lagi karyawan perusahaan. Lah kita abis melahirkan mau resign aja yang dipikir cuma anak bayi, bila punya 10.000 karyawan? Yang dipikirin 10.000 karyawan dan keluarganya kan. Belum lagi maintenance pesawat jet, urusan minum aja harus impor dari Swiss kan nggak dapat minum air lokal. HAHAHAHAHA.

Ah kan ada orang lain yang mikirin. Yaiya, tapi tanggung jawab ada di siapa?

Belum lagi alasannya yakni standarnya beda kan. Saya makan Genki Sushi aja bahagia, bila orkay harus bawa chef sushi dari Jepang pribadi semoga bahagia. Saya belanja di Jakarta Great Sale aja senang alasannya yakni irit, bila orkay bajunya couture semua kan otomatis lebih ribet.

(SUNGGUH PERBANDINGAN TIDAK SEPADAN YHAA HAHAHAHA)

Karena tidak tahu apa-apa, hidup jadi lebih sederhana. Kalau tahu lebih banyak, maka lebih banyak pula yang mengisi antrian pikiran.

Kaprikornus ya panjang lebar nulis ini cuma mau bilang: uang segini masalahnya segini, uang segunung masalahnya juga jadi segunung.

Kaprikornus mau uang yang mana? Eh salah, mau problem yang mana? ;)

-ast-

Detail ►

Mengatur Keuangan Keluarga


Halo semuanya! Udah usang banget ya nggak nulis soal keuangan. Topik mengatur keuangan keluarga ini sebenernya jadi salah satu topik yang banyak direquest banget. Cuma saya maju mundur nulisnya alasannya ialah ah perasaan saya atur uang tiap bulan ya gitu aja.

Nggak mungkin atur macem-macem alasannya ialah duitnya nggak sebanyak itu juga hahahaha. Makin dikit duit makin dikit yang harus diatur dong? LOL. Tapi alasannya ialah banyak banget yang dm dan komen minta ditulis, baiklah saya coba ya!

Oiya, saya dan JG ialah penganut uang suami ialah milik bersama. Makara ya semua rekening suami dipegang bersama saya, kecuali rekening honor saya HAHAHAHA. Kalau JG mau beli sesuatu ya tinggal bilang niscaya dibeliin kok. Tinggal kasih aja ATM-nya atau dia pake kartu kredit dia dulu tar saya yang bayar (ya pake duit dia alias duit bersama lol).

Tiap bulan saya full yang atur uang, bayar-bayar segala macem. JG bahkan nggak pernah tau berapa tagihan kartu kredit atau apa KPR bulan ini udah dibayar apa belum? Semua di saya alasannya ialah saya bossy jadi seneng atur lol #controlfreakalert. Makara jika kalian tipe yang dikasih sekian sama suami, ya sesuaikan aja ya!

Kok dapat JG nggak pegang uang? Alkisah dulu pas pertama pacaran, saya gres tau dia nggak dapat atur duit hingga tagihan kartu kredit banyak banget! Pacaran sama saya pribadi saya atur dan tagihan cc lunas semua. Makara ya udah dari pacaran saya yang pegang uang. Karena dia simpel terpengaruhi sale dan anaknya males mikirin uang jadi mending saya yang atur. Toh mau beli apa juga dibeliin kok nggak pernah ditolak ya kecuali uangnya memang habis hahaha.

(Buat yang belum nikah ini harus dibahas banget loh, nanti uang akan siapa yang pegang! Kelarin dulu checklist ini ya!)

Makara ini cara cocok di saya dan mungkin nggak cocok di kalian. Adjust sana-sini nggak masalah. Asal nggak ganggu pos! Dan ini kayanya akan panjang, saya bagi jadi beberapa section ya!

πŸ’Έ Pisahkan rekening tabungan dan rekening belanja πŸ’°

SEKALI LAGI: HARUS DIPISAH REKENINGNYA! Makara minimal punya 2 rekening. Satu buat nabung, satu buat belanja sehari-hari.

Karena saya detail dan perfeksionis, maka saya punya 5 rekening supaya tidak saling mengganggu. Banyak? Lihat dulu kegunaannya, yummy deh punya banyak sesuai kegunaan gini. *enak nurut ngana hahaha*

πŸ’° BCA: Ini rekening honor JG, begitu gajian pribadi transfer bayar segala-galanya dan bagi ke rekening lain di bawah ini. Nanti sisanya akan pas untuk uang belanja sebulan. Belanja, jajan, makan, pulang ke Bandung, di sini semua. Bener-bener atm sehari-hari lah.

πŸ’° BNI: Dulu sebenernya honor JG ke BNI, jadi kartu kreditnya BNI. Nah tapi ternyata lebih yummy jika rekening kartu kredit terpisah sama rekening gaji. Tujuannya apa? Biar jika abis pake cc agak gede dapat pribadi transfer ke sini meskipun tagihan belum muncul.

Misal abis beli tiket pesawat 1,5juta, ya pribadi transfer ke sini 1,5juta. Atau beli sesuatu yang promo jika pake kartu kredit, ya pribadi bayar juga ke rekening ini. Makara bulan depan pas tagihan muncul, paling kurang receh-receh kaya beli makan, pulsa, Grab atau Uber gitu. Makara nggak kaget sama tagihan CC. Ya asal nggak makan 300ribu tapi 10 kali aja hahahaha. Tetep kaget jika gitu mah.

Caranya, catet semua pengeluaran kartu kredit! Saya punya notes di HP yang isinya list pengeluaran. Nggak perlu pake apps lah ribet. Di notes aja tinggal tulis misal pulsa 129ribu, makan di Shaburi 340ribu, dll. Makara pribadi keliatan udah pake seberapa banyak. Bulan depan jika udah dibayar tinggal hapus listnya, bikin lagi baru.

Oiya, kami cuma pake satu cc! Saya punya kartunya tapi cuma turunan dari cc JG aja jadi limit cuma setengahnya. Satu juga cukup banget kok, biaya tahunan cuma satu, plus tagihan jadi ke satu tempat, bayar sekaligus. Ayo kini ambil gunting, keluarin kartu kredit kedua dari dompet, dan gunting kartu kredit kalian jika punya lebih dari satu hahahaha.


(Tulisan usang dari tahun 2015 tapi relevan: tentang kartu kredit)


πŸ’° Commonwealth: Punya rekening di sini alasannya ialah reksadana saya di Commonwealth. Kami pakai reksadana yang manual dan bukan autodebet alasannya ialah nggak tau dapat autodebet hahahaha norak. Tapi nggak apa-apa sih, alasannya ialah udah dibudgetin kan sekian tiap bulan harus masuk reksadana, ya tinggal disiplin aja transfer manual.

Kalau lagi dapet uang lebih juga semua kami masukin dulu ke dana pendidikan (dapen) alasannya ialah ingin dapen SD buru-buru selesai! Tahun ini selesai sih. Harusnya dapen SD itu kan nabung di reksadana 6 atau 7 tahun (dari Bebe lahir hingga SD), tapi ini (akan) selesai di Bebe di umur 3,5 tahun aja. I’m so proud! HAHAHAHA Bodo amat nggak liburan bertahun-tahun yang penting uang SD Bebe aman. #priorities

Selain reksadana, rekening ini juga buat rekening tabungan. Sebenernya tabungan dana darurat sih, tapi alasannya ialah sering banget darurat ya kepake terussss. Makara jangan samakan dengan definisi dana darurat yang harus punya sekian kali honor ya! Itu saya nggak nyampe-nyampe hahahaha sesat banget.

Intinya jika ada uang lebih dan semua pos udah aman, saya masukin ke sini. ATM-nya nggak perlu dibawa-bawa. Darurat yang saya maksud ini kaya kendaraan beroda empat tiba-tiba harus turun mesin lah, ke bengkel lah, Bebe harus pindah daycare dan lupa mikirin uang pangkal lah, gitu-gitu loh.

πŸ’° Niaga: ini rekening KPR. ATM-nya mati, internet banking lupa password. Ya udah pasrah tiap bulan cuma transfer ke sini buat bayar cicilan rumah. Tiap bulan saya lebihin juga 50ribu jadi saya yakin ini rekening ada isinya tapi biarlah anggap uang kaget lol.

πŸ’° Mandiri: Nah ini rekening honor saya makanya ditaro terakhir hahahaha. Gaji saya nggak utuh sih dipake perintilan kaya beli listrik atau isi GoPay buat berdua gitu. Kalau utuh mah yummy banget hahaha. Gaji JG kurang banyak jika mau honor saya utuh, tapi ya nggak apa-apa lah toh saya juga kerja bahagia hati daripada termangu di rumah? Nggak kuaaattt.

Dari rekening ini saya biasanya belanja. Belanja itu kaya beli baju, beli mainan buat Bebe, beli sepatu, dll. Rekening ini juga buat rekening job dari blog, jika angkanya gede biasanya setengahnya saya masukin ke tabungan yang di Commonwealth itu. Kalau nggak gede-gede amat ya seketika abis lah dijajanin hahahaha.


Makara pisahkan rekening sesuai kebutuhan! Jangan ambil uang dari rekening yang bukan haknya!

πŸ’Έ Buat list pengeluaran πŸ’° 

Bagi dua, list pengeluaran bulanan dan tahunan. Bulanan sih biasanya udah khatam banget ya buibu, tahunan nih yang suka kagetan.

Bulanan, misalnya: semua cicilan (rumah, kendaraan beroda empat jika ada, dll), investasi, uang bulanan sekolah, listrik, internet, pulsa, koperasi, zakat gaji, gajian mbak, katering bulanan, bayar kartu kredit, apalagi sih ya pada dasarnya tagihan bulanan lah. Bayar ya pake honor bulan itu. Sisakan uang HANYA untuk makan di rekening belanja. Kemudian bagi empat atau lima sesuai jumlah ahad di bulan itu.

MISAL NIH YA. Setelah bayar segala macem, sisa untuk belanja harian 2juta, dibagi 4 jadi 500ribu seminggu. Tandanya seminggu cuma boleh abis 500ribu. Kalau sehari belanja 50ribu, 7 hari abis 350ribu. Weekend dapat jajan Rp 150ribu.

Tahunan, misalnya: pajak mobil/motor, STNK, zakat fitrah, kurban, PBB, asuransi tahunan, dll. Bayar pake apa? Pake THR atau penghasilan tahunan ibarat bonus dari kantor. Iya jadi pengeluaran bulanan dibayar dengan penghasilan bulanan, pengeluaran tahunan dibayar dengan penghasilan tahunan.

Intinya disiplin mingguan, bulanan, dan tahunan! *toyor diri sendiri*

(Detail alokasi THR dapat di baca di sini! THR UNTUK DIHABISKAN!)

KALAU ADA SISA BARU BELANJA! JANGAN BELANJA SEBELUM BAYAR CICILAN, TAGIHAN, DAN INVESTASI. Kalau punya uang urutannya yang pertama hutang, kedua investasi. Sisanya belanja.

Pengeluaran itu rutin kok! Makara hampir niscaya sama tiap bulan. Ya kadang ada yang kaget juga makanya harus punya tabungan untuk kondisi darurat. Nah selain pengeluaran rutin, satu lagi yang harus dibahas, asuransi.

πŸ’Έ Asuransi πŸ’° 

Asuransi itu PROTEKSI ya. PROTEKSI ITU PERLINDUNGAN. Makara saya nggak terima pertanyaan wacana asuransi pendidikan alasannya ialah males jelasinnya. Googling aja sendiri niscaya udah banyak yang bahas.

Yang paling penting dari segalanya itu asuransi kesehatan. Iya saya ngerti asuransinya Allah aja, ngertiiii banget. Tapi saya sendiri kerasa banget nggak pernah mikirin biaya rumah sakit alasannya ialah punya asuransi kesehatan.

Asuransinya dari kantor juga nggak apa-apa banget. Saya juga pake asuransi kantor JG kok. Cuma pastiin aja kita tau plafonnya, jatah rawat jalan berapa, rawat inap berapa. BPJS juga boleh, ya asal tahu persis plafonnya ya. Saya dari kantor BPJS tapi belum pernah pake alasannya ialah selalu pake asuransi kantor JG aja yang simpel tinggal liatin kartu asuransi.

Kan yummy tuh, begitu hamil pribadi pilih dokter yang sesuai plafon jadi tiap bulan dapat kontrol full dengan USG. Melahirkan juga tinggal sesuaikan kelas sesuai plafon. Anak demam tengah malem dan bikin khawatir ya pribadi ke UGD aja. Nggak perlu mikirin, duh bayarnya berapa ya, jika harus tes darah gimana ya, jika harus rawat inap gimana ya. Uang bulan ini cukup nggak ya.

Begicu.

Don’t get me wrong ya, meski sakit dikit pribadi ke rumah sakit, saya masih RUM kok. Bebe hampir nggak pernah minum obat, tapi ya yang penting ke dokter dulu, tahu penyebabnya dulu. Urusan obat dibayar apa nggak ya kita yang nentuin. Apalagi urusan obatnya diminum apa nggak, ya terserah ibunya laahhh.

Asuransi ini biar damai aja, peace of mind. Kasarnya jika sakit ya tinggal mikirin sembuh, nggak perlu mikirin bayarnya.

Yang kedua asuransi jiwa. Ini penting untuk tulang punggung keluarga. Yang kerja hanya suami, maka suami harus punya asuransi jiwa! Makara jika kalian istri-istri yang tidak berkarier, beli asuransi jiwa ya untuk suaminya! Beli asuransi jiwa murni aja. Tujuannya, jika suami meninggal (namanya umur ya T________T) kalian akan punya pegangan. Minimal sekolah belum dewasa nggak akan berantakan. Pakai uang tanggungan asuransi.

(Baca wacana tahap menyiapkan dana pendidikan di sini!)

Udah sih gitu aja alokasi uang. Simpel kok sebenernya alasannya ialah dilakukan berulang-ulang kan. Yang penting TERENCANA DAN LAKUKAN SESUAI RENCANA. Disiplin ialah kunci utama.

Dan nggak lah, saya juga nggak selalu mulus ngatur semuanya. Saya sering misal dalam 2 bulan keuangan awut-awutan semua, nggak dapat nabung sama sekali. Tabungan “dana darurat” tiba-tiba berkurang banyak banget alasannya ialah ya, belanja ini itu atau banyak pengeluaran tidak terduga. Tapi satu hal, sesusah apapun kita, jangan pernah otak-atik dana pendidikan anak!

NO!

Itu dulu aja! Karena nggak lucu lah spontan beli HP terus ngambilnya dari dana pendidikan. Gila lah itu mah jangan hingga tragedi ya! Boleh spontan beli sesuatu, ambil dari tabungan, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENYESALINYA.

Penyesalan akan berujung ngirit pada bulan berikutnya kok. Makara beberapa bulan sekali niscaya ada masanya splurge belanja terlalu banyak, tapi beberapa bulan berikutnya hemat seirit mungkin hingga nggak belanja apapun sama sekali. Seperti contohnya bulan ini hiks, akhir bulan kemudian terlalu spontan padahal pengeluaran darurat aja banyak banget hingga tabungan jadi tipis banget nget nget lol.

Namanya juga hidupppp.

Ralat: namanya juga hidup kelas menengah yang bertahan dari gajian ke gajian ya kaannn. Pantes kan banyak yang niat banget wirausaha, katanya bosan jadi karyawan. Wow sungguh orang-orang yang membutuhkan tantangan hidup banget alasannya ialah saya belum siap banget stres jadi bos harus mikirin honor orang *anaknya cemen* XD

Udah sih itu aja. Semoga ada yang terinspirasi!

Nanya-nanya boleh di komen atau dm Instagram ya! Nanti saya compile jadi blogpost selanjutnya!

Nggak terima pertanyaan di bawah ini, ini sering banget ditanya dan saya gundah jawabnya:

1. Reksadananya apa? Nggak berani rekomen alasannya ialah saya pun direkomen financial planner dulu. Belajar dulu aja seputar reksadana, akibatnya apa, dll. Jangan beli alasannya ialah ikut-ikutan! *judes* Paling simpel ke Commonwealth dateng terus tanya sama mbak-mbak cs-nya. Mereka mau kok ngeladenin pertanyaan kita termasuk nanya reksadana apa yang returnnya bagus.

2. Asuransi ini anggun nggak? Nggak tau alasannya ialah bukan distributor asuransi. Pastiin aja sesuai kebutuhan ya. Kalau butuhnya asji ya asji murni aja, nggak usah jadi ditambahi asuransi + investasi, investasi sendiri aja di reksadana ok!

-ast-

Update 30 Oktober:

Btw gres aja baca twitnya teh Ligwina Hananto dan ternyata dia pernah nulis ibarat banget sama goresan pena ini! Padahal waktu nulis ini saya belum baca goresan pena itu, cuma memang follow Twitternya entah dari kapan dan emang pake QM Financial sih tahun 2013 untuk ngatur uang. Makara mungkin udah ngeletek tanpa perlu nyontek lagi hahaha. Artikelnya teh Wina dapat dibaca di sini ya! Klik untuk baca pribadi dari expertnya!

Detail ►

Prioritas Kita-Kita Ini


Akhir-akhir ini saya lagi mikirin banget ihwal kelas ekonomi yang besar lengan berkuasa sangat banyak sama pilihan hidup. Kalau orang udah kaya turunan ke sekian, pilihan hidup itu banyak banget dan tinggal pilih aja.

Oh sekolah paling elok di Jakarta itu sekolah A, ya udah daftar! Eh buruk deng ayo cari sekolah ke luar negeri! Oh rumah sakit paling lezat untuk melahirkan itu rumah sakit B, sepakat deh lahiran di situ! Oh daerah main C lagi seru ya, tar ultah di sana deh ya!

Nggak perlu pake survey dulu berapa sih biayanya? Nggak perlu sibuk compare yang mana yang paling murah tapi kualitasnya paling bagus. Yang penting bagus!

Yang nanggung ya kelas menengah, kelas tengah-tengaaahh banget. Kita-kita ini sih sebenernya (yakin nggak ada pembaca keturunan dinasti sih hahahaha).

Saya nggak bisa liburan dan beli iPhone setahun sekali. Tapi ya bisa lah 3 tahun sekali. Masih bisa ngemall tiap minggu, masih bisa beli mainan, masih bisa nabung, masih bisa investasi. Tapi ya nggak bisa jika harus sewa Houbii buat ultah anak. 

Makara ya nggak kurang sih, nggak lebih juga, cukup aja alasannya semua ada pos budgetnya.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Kalau hingga sini kalian mulai mikir “ya udah bersyukur aja” sebenernya saya justru pengen bahas ihwal persoalan prioritas bagi orang-orang di kelas menengah.

Jadi bukan nggak bersyukur, tapi ya kepikiran aja orang-orang kaya kita yang bangkit di tengah banget. Uangnya ada, tapi selalu dihantui pertanyaan: buat apa dulu nih uangnya?

Iyes, salah satu membuktikan kelas menengah yakni sering nyeletuk “ah uang segitu daripada ini mending juga ini” ...

“Ah daripada beli iPhone X ya mending beli motor lah” *ya jika lo punya satu perusahaan spare part motor di Cikarang mah 20juta juga receh kali ah*

“Itu kendaraan beroda empat sport gitu bensinnya seboros apa ya?” *orang udah bisa beli kendaraan beroda empat sport harusnya sih udah nggak mikirin bensin ya*

“Duh jilbab masa 300ribu, mending makan Shaburi lah” *INI GUE DOANG KAYANYA LOL* *MAKAN IS LYFEEE*

Prioritas itu cuma berlaku buat kita-kita ini ya. *hela nafas*

Maaf banget, jika orang dari kelas ekonomi bawah kan yang saya tau sih sebenernya nggak muluk-muluk. Asal bisa makan, asal bisa sekolah kan gitu udah ngerasa cukup kan biasanya? Kita kelas menengah ini punya pilihan, tapi harus bikin prioritas.

PRIORITAS.

Trigger goresan pena ini sebenernya alasannya sodaranya JG di Bandung. Dia renovasi rumah hingga jadi glamor lah. Dia dongeng beli gorden aja hingga sekian juta (saya nggak tau harga gorden sih tapi gorden itu kain kan dan jika hingga angka juta-juta itu wow lah imo). Intinya rumahnya jadi elok banget, abis sekian ratus juta katanya.

Saya kepikiran banget alasannya apa? Karena anaknya dua dan keduanya dulu sekolah di PAUD deket rumah. Taman Kanak-kanak juga Taman Kanak-kanak biasa. SD nya SD negeri biasa. Nggak kepikiran cari sekolah alasannya berdasarkan beliau ya semua sekolah sama aja.

Sementara kami, rumah di Bandung nggak elok sama sekali. Nggak kepikiran renovasi lah pengen cepet lunas dulu aja, tar Bebe kelas 2 SD gres lunas itu rumah. Di Jakarta dan sekitarnya kami nggak mampu beli rumah lagi alasannya nggak ada uang buat uang mukanya hahahaha jadi ngontrak aja biar. Mobil bau tanah (udah 17 tahun loh umurnya) yang penting AC hirau taacuh dan mampu dibawa ke Bandung. 

(Baca: Tentang Karimun)

Kalau dihitung semenjak Bebe lahir hingga sekarang, uang daycare beliau cukup kok untuk renovasi rumah meskipun tanpa gorden juta-juta. Tapi karena saya dan JG percaya sekolah yakni modal segalanya. Jadi yaaa balik ke mana?

… PRIORITAS.

Selain urusan rumah, di level temen-temen bekerja dengan honor segini, saya yakni sedikit di antara mereka yang nggak punya tas branded yang jika foto di Instagram harus dipastikan logo brandnya kebawa lol. Baju aja udah ogah beli yang di atas 200ribu. Baju Bebe malah nggak ada yang lebih dari 100ribu, celana beliau bikin di tukang jahit satunya 10ribuan loh *BANGGA* *untung anakku cowok* πŸ˜‚

Pokoknya hidup rasanya udah ekonomis banget untuk ukuran kami dibanding sebelum nikah yang nggak pernah mikir buat ngeluarin uang.

Dan alasannya ya honor bulanan udah abis duluan buat bayar daycare, apalagi kini daycare + preschool, tiap bulan keluar gede banget lah kalian nggak akan percaya kami bisa dengan honor segini. Tapi iya kami bisa kok, alasannya kami merelakan yang lain.

Saya nggak akan stres alasannya nggak liburan atau nggak bisa #ootd di pojokan rumah ala Instagram, TAPI saya niscaya stres jika uang sekolah Bebe nggak kena target. Karena kini ya prioritasnya itu.

Uangnya nggak ada jika harus bikin rumah DAN sekolah. Atau beli tas mahal DAN sekolah. Kalian yang bisa punya semuanya, tandanya nggak satu level sama saya. Mungkin rumah atau kendaraan beroda empat dibeliin orangtua? Dibayarin liburan? Dibeliin HP? Atau masih terima uang rutin dari orangtua atau mertua? Karena jika kerja, bukan pengusaha, seumuran saya gini, satu industri, dijamin lah honor nggak sebegitu jauh bedanya, niscaya tetep harus milih. :)

Saya sama JG sih nggak pernah minta uang sama sekali sama orangtua alasannya ya pengen berdikari aja. Biar aja susah. Biar bisa tetapkan semua keputusan hidup sendiri juga, nggak ada intervensi atau perasaan nggak lezat hati ngerasa harus gini atau gitu alasannya abis dikasih kendaraan beroda empat misalnya.

Cuma ya sumber stres orang beda-beda. Mungkin sodaranya JG stres alasannya rumahnya nggak elok (karena rumah usang juga nggak jelek!) jadi ya prioritas beliau yakni bikin rumah. Mungkin juga temen saya tasnya mahal banget alasannya beliau merasa tas mahal bikin beliau lebih hepi.

Tapi suka jadi tergelitik *alah* jika ada temen yang barang pribadinya mahal-mahal, terus komen “ya ampun daycare-nya Xylo mahal amat”.

Saya kaya pengen bilang “lah itu emang tas lo nggak mahal? Gamis lo aja harganya sejuta itu emang nggak mahal? Mobil lo gres 2 tahun pun umurnya. Ya wajarlah jika lo nggak bisa afford daycare Bebe alasannya lo beli yang lain."


Prioritas orang beda-beda dan kesannya emang suka bikin shock kan ya. Pasti ada aja yang mikir "sekolah mahal tapi kendaraan beroda empat butut" ya padahal kami mikirnya "kalian kendaraan beroda empat elok tapi anak sekolah murah". 

Nggak apa-apalah ya saling menyindir asal DI DALAM HATI DAN CHAT PADA SUAMI SAJA HAHAHAHAHAHA.

πŸ‘Œ

Kadang saya suka mikir worth it nggak sih bela-belain nggak punya apa-apa demi Bebe? Tapi ya seklasik apapun kedengerannya, apapun dilakukan demi anak kan? Kalian bikin rumah jadi nyaman juga niscaya demi anak kok. Beda bentuk belanjanya aja.

JG juga pernah bilang "Kita lakuin yang terbaik buat Bebe, jika hingga gedenya nanti beliau ternyata biasa aja atau nggak lebih baik dari kita, ya nggak apa-apa. Yang penting kita usahain yang terbaik dulu, kita nggak akan nyesel alasannya seburuk apapun beliau nantinya, itu yang terbaik yang bisa kita kasih."

Oh so true, I love you hahahaha.

Sadarilah bahwa ini semua yakni pilihan. Semua orang punya cara sendiri untuk nentuin prioritasnya. Jangan suka praktis wow sama orang lain alasannya ya sebagai kelas menengah kita-kita ini nggak bisa dapet semuanya kok. Itu sudah tertulis semenjak kita lahir hahaha.

You win some, you lose some, you can't have it all.

Yuk dipikirin baik-baik prioritas uangnya! Porsi terbesar uang kalian lari ke mana?

-ast-

Detail ►

Uang, Kontrol Diri, Dan Instagram


Saya tuh jika udah nulis satu topik niscaya jadi gatel pengen nulis ituuu terus nyambung alasannya ialah jadi kepikiran mau nulis dari angle lain. Kadang dapat juga alasannya ialah baca komen terus pribadi aha! moment gitu alasannya ialah dapat jadi inspirasi goresan pena baru.

Nah kali ini, trigger tulisannya dari komen Maya Rumi di postingan Mengatur Keuangan Keluarga:

"mbak nisa gimana caranya menahan diri untuk tak terpengaruhi dengan liburan? mbak nisa sering banget nih blg di blog,, sharing juga dong mbak tips n trik-nyaa"

Sebenernya jawabannya sederhana banget: uang.

Saya pernah baca quotenya siapa gitu bahwa kontrol paling besar itu ada di uang. Bisa didefinisikan sebagai uang dapat dapetin segalanya termasuk kekuasaan, tapi dapat juga diartikan bahwa kontrol paling simpel itu sebenernya uang.

Kami punya prioritas yang kami anggap lebih penting daripada liburan. Kami memang nggak mengalokasikan uang buat liburan sama sekali. Kan banyak tuh yang alokasi liburannya dari bonus kantor, kami dapet bonus paling belanja dikit terus 80% niscaya masuk dana pendidikan Bebe.

Bukan nggak terpengaruhi sama sekali loh ya, mau bangeeett. Tapi realistis aja, punya uang nggak banyak, jadi mesti bulatkan tekad, uang segini mau buat apa?

Saya nggak mau pulang liburan terus malah nyesel, pulang liburan terus murung lihat uang yang kepake, apalagi pulang liburan terus malah jadi punya utang. Makanya aku sih so far belum tertarik sama cicilan 0% buat liburan. Nggak masuk buat saya, liburannya seminggu bayar utangnya setahun? Kalau masuk buat kalian sih nggak apa-apa hahahaha.

Dan urusan uang zaman kini ini dipengaruhi Instagram banget loh! πŸ’Έ

Emang kampret ya Instagram ini. Dulu liat orang liburan di Facebook biasa aja kayanya, nggak jadi iri atau apa. Coba sekarang, seberapa banyak dari kalian yang jadi mau beli lipstik Make Over gara-gara postingan aku kemarin?

ITU BARU LIPSTIK.

Belum liat foto orang-orang liburan dan pake quote bahwa jadilah traveler jangan jadi turis, keliling dunia semoga lebih menikmati hidup lalala, hidup sederhana yang penting dapat backpacking keliling dunia, bucket list pengen ke sekian negara blablabla.

Pokoknya orang yang nggak pernah liburan dan nggak keliling dunia itu pengalamannya kurang. Instagram jadi salah satu motivasi orang untuk liburan semoga nggak stres dan terjebak rutinitas.

YAK SEKALI LAGI: GUE REALISTIS AJA SIH. *GETOK*

Saya sama JG kerja, nggak dapat cuti lama-lama. Kalau punya uang ya masih punya prioritas yang lain. Kalau ada waktu luang, udah capek banget ngurus rumah jadi ya tidur seharian aja atau makan di luar udah bikin happy banget. Remeh. Plus kami berdua nggak stres di kerjaan dan tidak merasa terjebak rutinitas jadi ya kalem aja.

Tapi kan ada ya yang emang seneng banget jalan gitu. Seneng banget traveling jadi rela melaksanakan apa aja demi dapat keluar dari rutinitas. Ya nggak apa-apa, tandanya kalian udah tau prioritas kalian buat apa.

Intinya liburan aja KALAU DUITNYA ADA DAN TIDAK MENGGANGGU POS LAIN APALAGI KALAU PUNYA ANAK. Itu doang.

*Atau jadi wartawan travel atau tekno lah, jalan-jalan terus niscaya hahaha*

Kalau kita pikirkan baik-baik, duduk kasus uang ini arahnya ke duduk kasus self control dan self acceptance.

Kalau kata Wikipedia, self control itu cara untuk mengatur emosi, pikiran, dan perbuatan. Ya udah jika gitu aturlah gimana caranya semoga uang yang ngontrol emosi, pikiran, dan perbuatan kita. Terdengar salah ya kok kita dikontrol uang. Tapi bener kok.

Oh jika nggak punya uang maka jangan simpel panas liat orang beli tas branded, oh alasannya ialah honor emang nggak cukup buat keliling Eropa ya unfollow orang yang liburan terus.

Karena Instagram ini bikin nggak terkendali banget. Bikin orang simpel ngerasa inferior, bikin orang ngerasa hidupnya kurang UANG terus hanya alasannya ialah membandingkan dengan hidup orang lain.

Urusan rumah aja. Wihhh banyak banget yang rumahnya bagus-bagus, jadi pengen ke Ikea, bela-belain jauh-jauh ke Ikea demi foto di lorongnya dan dapat foto-foto rumah untuk seterusnya.

Belum urusan baju, ih pengen baju itu soalnya dipake si A bagus banget. Urusan masak aja kini harus pake properti, MPASI harus dihias, dan liburan laahhh semoga feed nggak dalem ruangan terus dan ada biru-birunya langit. Pokoknya itinerary harus ke daerah yang Insta-worthy!


Kontrol diri kalian. Kalau udah ngerasa gitu terus, unfollow orang-orang yang bikin kalian iri atau delete aja Instagramnya sekalian. Toxic.

Kalian tau lah, aku juga dulu pernah gitu kok tapi terus capek. Dan jika aku “diperparah” sama blog kan. Makara seolah alasannya ialah blog banyak yang baca, aku ngerasa Instagram juga harus banyak yang follow dong! Kok dapat blog dibaca puluhan ribu orang tiap bulan tapi followers Instagram 2ribu terus!

Tips sana-sini juga bilang perihal niche blog lah, niche Instagram lah, seolah dari Instagram aku dapat kaya. Iya dapat jika lo Karin Novilda, nggak semua orang dapat kan padahal. Naif banget sih jika mikir semua orang bisa. Karena banyak yang foto Instagramnya bagus banget tapi followers cuma dikit. Makara ada faktor luck banget.

Belum lagi di komunitas atau group blogger itu niscaya pernah bahas tips meningkatkan secara optimal Instagram. Saya seolah jadi merasa "wah iya jika jadi blogger harus meningkatkan secara optimal Instagram juga dong". PADAHAL MAH KAN KATA SIAPA HARUS YA NGGAAAKKK?

Citra diri aku bergabung antara dongeng di blog dan foto Instagram. Sampai pada bilang weh annisast yang di blog judes itu ya (well maaf deh jika yang ini emang di dunia kasatmata juga hahaha), annisast niscaya kaya ya di stories kerjanya ngemall terus, annisast makan siang aja di Plaza Senayan, annisast posting make up terus niscaya koleksi make upnya banyak banget deh, annisast bayar daycare mahal gitu niscaya gajinya gede lalala.

Ini aku tau dari komen-komen dan temen-temen yang ngomong langsung. Padahal nggak ngerasa uang aku banyak sih kok dapat orang nganggep gitu? Setelah aku pikir-pikir oh itu alasannya ialah aku cenderung posting KELEBIHAN dan tidak posting KEKURANGAN.

(Baca lengkap obsesi aku pada Instagram di sini: Dear Ibu-Ibu Instagram)

Kalau makan sushi di PS gres deh masuk Instagram, jika makan di Pujasera belakang kantor ya nggak. Kalau kebetulan pake baju branded aja, difoto deh terus ditag brand-nya di Instagram, jika nggak branded ya nggak foto.

Sampai beli lensa gres yang bokeh demi feed. Properti dan lighting juga lengkap segala rupa. Stok foto make up tiap weekend semoga seminggu ke depan aman.

Who am I trying to impress?

NOBODY. Pengen keliatan keren aja di Instagram dan ngapain sih sebenernya ya? Seru sih stok dan susun foto, aku masih merasa itu seru TAPI CAPEK IH. Dulu aku nggak ikut CFD sama JG dan Bebe semoga aku dapat foto-foto di rumah, tapi wahhh kini mending keluar ya nemenin Bebe main sepeda.

Prioritas uang dapat dirapikan, tapi prioritas waktu sih bullshit. Pernah aku tulis di sini: Karena Saya Tidak Percaya Prioritas.

Bodo amat Instagram nggak punya stok foto cantik. Bodo amat followers nggak nambah-nambah. Saya udah di titik itu hahahaha. Dulu sih terlalu semangat. Anaknya gitu, jika lagi semangat semangat banget, begitu bosen ya udah bye.

Makara ya kini aku kalem aja, jika ada temen yang berpotensi bikin iri tapi nggak mau unfollow, jangan di-like semoga nggak nongol lagi di timeline. Jadinya aku jarang scroll timeline, upload jika lagi pengen aja, nggak lagi ngotot tiap hari. Foto-foto pake kamera sih tetep, cuma ya nggak sering diupload.

Ya sebagai blogger sih ngaruh ke personal branding ya. Karena jarang foto anggun ya jarang ditawarin produk make up. Kemarin masih ditawarin tapi sayanya udah males ngeluangin waktu. Ya udalah toh penghasilan utama kan masih gaji.

Karena ini udah menyangkut self acceptance.

Penerimaan diri ini bukan hanya soal fisik, tapi juga pencapaian hidup, dan kondisi keuangan! Instagram bikin self acceptance berserakan bagi pribadi yang kurang berpengaruh keimanannya. Saya ternyata di antaranya. Buktinya simpel banget terpengaruhi beli sesuatu cuma alasannya ialah liat orang pake di Instagram. KESEL. -_______-

Instagram udah layak ditinggalkan banget jika kita jadi malah sibuk mempertanyakan, kok ia di foto anggun sih niscaya alasannya ialah lighting bagus dan kamera mahal, kok ia udah dapat beli ini itu padahal mulai kerja di tahun yang sama, kok ia uangnya banyak sih tasnya mahal-mahal terus. Kok orang punya uang ya?

Padahal sebagian mungkin alasannya ialah mereka ialah orang-orang kaya saya, yang posting lebih-lebihnya terus. Dulu aku pernah nulis sih, ini waktu belum terobsesi Instagram: Karena Hidup Tak Seindah Foto Instagram.

Sekarang aku berusaha realistis aja. Kalau nggak punya uang ya bilang nggak punya uang, jika pusing nulis caption yang nggak usah jadi browsing quote orang hahaha, jika nggak punya foto ya nggak usah upload. Di blog juga sama. Kalau nggak pengen nulis ya nggak usah. Kalau mau murung ya nulis sedih, jangan kaya dulu kayanya tepat banget hingga jarang murung apalagi ngeluh nggak punya uang di blog hahahaha.

Kembali ke duduk kasus terpengaruhi liburan: waktu cuma punya segini, uang cuma punya segini, fokus pada tujuan yang REAL. Jangan kebanyakan liat orang liburan di Instagram!

Itu aja sih. Gimana berdasarkan kalian?

-ast-

Detail ►

Serba-Serbi Dana Pendidikan Anak #Instagramrecap

Btw kini saya nulis juga di Instagram. Hal-hal yang lebih yummy untuk tek-tokan pribadi sebab kalian dapat pribadi tanya aku. Rencananya akan seminggu sekali di hari Senin atau jikalau panjang banget ya Senin dan Selasa. Ini rekap ahad pertama. Setelahnya saya akan recap di sini (alias copas doang) semoga simpel jikalau mau di-search ulang. Di IG emang interaktif, tapi nyarinya susah. Kalau di blog lebih simpel archivingnya. 



Minggu pertama ini topiknya dana pendidikan. Aku pernah tulis sebenernya sih. Bisa dibaca di sini: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

1. Kenapa Menyiapkan Dana Pendidikan? ✨

Bukan sekali dua kali saya denger temen yang anaknya udah lebih dari satu terus shock pas denger biaya masuk Taman Kanak-kanak dan SD. Padahal harusnya dana pendidikan itu yang dipikirin pertama loh waktu tetapkan mau punya anak. πŸ‘ŒπŸ»

Karena ortu zaman kini mah harusnya udah lebih melek finansial ya dibanding ortu zaman dulu yang punya anak 15 aja yang penting dapat makan yaaa πŸ‘πŸ»

Nah semoga damai pilih sekolah, sebenernya yang harus disiapin itu uangnya dulu. Kalau uangnya udah ada, maka kita akan lebih leluasa pilih sekolah. Dengan sendirinya sekolah-sekolah itu akan tersortir berdasarkan budget yang kita punya. πŸ’†πŸ»‍♀️

Aku sama suami sudah punya plan SD dan kuliah @azxylo semenjak hamil, mulai nabung rutin semenjak ia lahir. Kaprikornus punya 6 tahun menabung untuk masuk SD. Untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas rencananya gres akan mulai nabung nanti sesudah ia masuk SD, jadi sama punya 6 tahun juga untuk nabung kan. Kenapa harus diprioritasin nabung? Biar nggak nyesel. πŸ‘»

Kan duka jikalau sebenernya dapat nabung untuk masuk sekolah inceran tapi nggak kesampaian sebab kurang waktu menabung. Iya waktu menabung memilih banget loh! Apalagi untuk SD yang cenderung lebih mahal dari Sekolah Menengah Pertama dan SMA. πŸ’ΈπŸ’ΈπŸ’Έ

Misal nih ya, butuh 10juta buat masuk SD tahun 2020 (btw jikalau SD swasta di Jakarta sih tidak mungkin budget segini). Kalau gres nabung setahun sebelum masuk SD kita harus nabung Rp 830ribu sebulan. Tapi jikalau nabungnya 5 tahun, cuma butuh nabung Rp 160ribuan per bulan! Lebih ringan kan jadinya. Kaprikornus nabung lah dana pendidikan dari sekarang! Nggak ada terlambat! πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻

Nah mumpung taun gres dan lagi pada semangat sama resolusi, baca juga part 2 cara menghitung dana pendidikan dan di part 3 gimana cara terbaik untuk nabung untuk pendidikan anak.

Ayo tag suami dan handai taulan, mari kita menuju 2018 memulai atau melunasi dana pendidikan anak! πŸŽ‰πŸŽ‰πŸŽ‰

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

2. Gimana cara menghitung dana pendidikan? πŸ’Έ

FYI, biaya sekolah anak itu tiap tahunnya naik sekitar 10-20%. Cara ngitungnya sebenernya simpel banget.

Pertama, tentukan mau sekolah di mana. Iya emang nggak kebayang banget sih lah ini anaknya belum lahir kok ya udah cari SD? Tapi browsing aja, banyak kok yang suka share soal biaya masuk SD. πŸ‘ŒπŸ»

Seru loh cari sekolah itu! Seru-seru stres dikit lah πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Tapi kan kita nggak perlu niscaya banget akan masuk ke situ yang penting tau kisaran biaya aja.

Kedua, itung harga “nanti” di tahun anak kita akan masuk sekolah. Misal, kini anak umur 1 tahun, mau SD 5 tahun lagi, biaya kini Rp 10juta. Biaya 5 tahun lagi dengan kenaikan rata-rata 10% per tahun jadi sekitar Rp 16juta. Rp 16juta dibagi nabung 5 tahun, per bulannya Rp 266ribu! Bayangin jikalau nabung mendadak setahun sebelum masuk SD, harus nabung lebih dari 1juta loh sebulan!

Sebagai bayangan, dulu kami pakai uang pangkal SD Mutiara Bunda Bandung tahun 2014 ditambah inflasi sekitar 10-20% ke tahun 2020, muncul deh angka yang sebagai target. *siap-siap stres* πŸ˜‚

‼️ Pastikan goals kita yaitu biaya di tahun anak kita mulai sekolah ya! Jangan pake biaya tahun ini sebab nggak akan kekejar. Sebisa mungkin itung angka tertinggi aja. Kaprikornus akan jauh lebih baik jikalau ngitung kenaikan per tahunnya 20%. ‼️

Ketiga, KONSISTEN nabung tiap bulan. Kalau ternyata “bolos” nabung bulan ini, bulan depan harus nabung dobel. Kalau nggak gitu ya percuma juga dong, nanti targetnya nggak akan tercapai. Kalau masih punya uang sih lebihin aja. Lebihin sebanyak-banyaknya! Biar tenang!

Nabungnya cuma buat uang pangkal ya? Kalau kira-kira uang SPP akan mengganggu cashflow bulanan, sebaiknya sih nabung buat SPP-nya sekalian. Aku hanya nabung uang pangkal sebab kini pun saya udah ada budget bulanan untuk bayar daycare kan. Kaprikornus udah yakin nggak akan ganggu cashflow, malah nyisa sih harusnya.

Nabungnya di mana? Emas boleh nggak? Reksadana ya? Asuransi pendidikan boleh nggak? BOLEH SEMUA! Nanti saya jelasin di foto berikutnya ya! ♥️
*ini nulis hingga caption ga cukup gini*

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

3. Nabung apa yang terbaik? (3/3 end) πŸ’ͺ🏻

BEBAS ASAL PISAHKAN DARI TABUNGAN LAIN DAN NGGAK BOLEH DIGANGGU GUGATπŸ”₯

Jangan juga nabung tanpa tau sasaran nanti kaget! “Oh ya tenanglah buat SD kan ada asuransi sama punya emas di sana dan di sini” Pertanyaannya: BERAPA? Sekarang punya berapa nanti jadi berapa? πŸ‘ŒπŸ»

Kalau punyanya sebukit emas hingga yakin punya ratusan juta sih cincailah buat uang pangkal SD plus SPP-nya 6 tahun. Ya kecuali sekolahnya mau international school, segitu paling buat setahun ya kan HAHAHAHA #bhaytemantemanmisqinqu πŸ‘‹πŸ»

Tapi jikalau kaya saya dan JG yang suka pusing antara nabung atau makan sushi sih ya kuncinya emang disiplin aja. Tiap gajian harus pribadi sisihkan ke rekening khusus buat dana pendidikan.

Aku pakai reksadana (RD), sebab ia ngikut inflasi. Plis jangan tanya RD-nya apa ya sebab saya juga dulu dipilihin sama financial planner saya jadi maaf banget saya nggak berani rekomen ke orang (aku dulu pake QM Financial, browsing sendiri ya!).

Kalau pake planner sih hampir niscaya disaranin pake RD, tapi berdasarkan saya pribadi sih bukan berarti wajib di RD. IDEALnya sih memang pake RD. Tapi daripada mencar ilmu RD terus malah resah maju mundur nggak mulai-mulai nabung, saya sih saranin pake apa aja yang penting SEPAKAT sama suami, NYAMAN nabungnya, dan TAHU persis sasaran tabungannya berapa. πŸ‘ŠπŸ»

Buat yang pake asuransi pendidikan, kalian harus tahu akan dapet berapa di tahun berapa ya! Pastiin juga uang segitu cukup nggak untuk uang pangkal sekolah? Kalau nggak cukup tandanya harus nabung yang lain juga.

Karena ya sebenernya pendidikan kan sesuatu yang pasti, tidak butuh asuransi. Asuransi itu untuk sesuatu yang nggak tau kapan terjadi menyerupai asuransi kesehatan atau kematian/jiwa.

Begitu. Kaprikornus terjawab semua ya. Yang penting itu bukan APA investasinya tapi BUTUH BERAPA, KAPAN mau mulai dan KAPAN mau selesai. SEMANGAT YA SEMUANYA! Doakan saya dapat sering nulis tips kaya gini ya!

Yang mau nanya silakaaannnn. Tag temennya yang butuh gosip ini juga ya semoga mencar ilmu (dan stres) sama-sama! HAHAHA

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

*

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU @ANNISAST YA! LUV!

-ast-

Detail ►

#Ayoirit2018


Hashtag sebelumnya #MenujuIrit2018 tapi kok resah sendiri. Kalau “menuju” berarti gres niat doang ya. Kalau gitu kapan iritnya? Hahaha. BTW saya ngomong-ngomong soal hemat ini tuh sebagai pemicu dan pengingat diri loh ya. Syukur-syukur ada yang mau ikutan ngirit juga lol. GIMANA CARANYA, KAAKKK?

Pertama harus terang dulu pos masing-masing pengeluaran. Ini mah udah niscaya dilakukan kan ya. Kalau belum dapat baca di sini: Mengatur Keuangan Keluarga. Kedua, harus tau persis dan cari banyak bocor di mana. Duh bener-bener deh ini bikin nyess banget hahaha. Karena kadang bocornya ini nggak berasa sama sekali, nggak berasa tapi nyesel. Hahaha.

Kalau kami sih kalian udah pada tau kan ya bocornya di mana. Di mall lah di mana lagi. Kaprikornus dapat nggak, nggak ke mall sama sekali? NGGAK HAHAHAHA.

Ada yang bocornya di kopi ya kan? Ngopi terus nggak diitung abis berapa. Pas iseng dijumlahin cost ngopi buat sebulan malah shock sendiri kok ya gede banget?

Ada yang bocornya di online shop. Berasa cuma beli barang murah kok, diskon pula. Tapi seminggu sekali dateng paket ke kantor. Ya tetep abis banyak, sis.

Kenapa sih mau hemat katanya udah bener diatur keuangannya? Iya banget! Udah diatur banget kok uang ini ke mana uang itu ke mana, yang jadi duduk kasus yakni kami ingin menabung lebih banyak dengan penghasilan yang tetap.

Karena opsi nambah penghasilan belum ada, sementara kami udah gregetan pengen nabung lebih banyak, jadi satu-satunya cara ya mengurangi pengeluaran. Dan ya pengeluaran paling praktis yakni budget “entertainment”. Sama financial planner dikasih loh budget ini, malah nggak dikurangin sama sekali dari pas awal bikin plan. Mungkin mereka takut kami stres hahahaha.

Kaprikornus pas gajian transfer semua budget ini ke tabungan. Disisain uang buat bensin dan belanja mingguan doang serta jaga-jaga kali ada yang ngajak ke mall lagi hahahaha. Plus jaga-jaga takutnya ada temen lahiran lah, ada yang nikahan lah. Selalu ada uang-uang nggak terduga kaya gitu kan.

Uang jaga-jaga ini kecil banget deh pokoknya. Sebisa mungkin jangan dipake huhu. Nggak apa-apalah nggak usah beli baju, skin care (untungnya) masih banyak stock, makeup emang jarang beli. Mari kita iriittt!

Terakhir, jangan bawa uang cash ke kantor atau bawa secukupnya. Karena punya cash itu nyebelin sih, jadi jajan-jajan tidak penting ibarat mendadak ingin memanggil OB dan titip pempek kantin Kompas atau mendadak jadi pengen es podeng dan somay. Tidak punya uang cash menciptakan kalian tidak dapat jajan perintilan yang jika dikumpulin seminggu dapat 100ribu banget. Sebulan dapat 400ribu dong. Segitu cuma buat pempek dan somay sih sebel ya. T_____T

Dengan cara ini kami dapat nabung 2 kali lipat lebih banyak, terharu banget. Hiburannya di rumah ngapain? Saya gambar, Bebe nggak terlalu peduli cuma beberapa kali ngajak “beli ciskek yuk, ibu?” tapi nggak maksa pengen beli banget, JG ya gitulah ia mah sibuk sendiri juga praktis anaknya. Kalau mau nonton, sewa film usang aja di iTunes, 29ribu udah dapat nonton bertiga. Murah meriah daripada ke bioskop. Biarlah ketinggalan film gres juga. Toh emang udah ketinggalan dari semenjak punya anak lol.

Meskipun ya saya masih terbayang-bayang Shaburi hingga detik ini hahahahaha.

Tapi ya, bagi kami bertiga, ngurangin ke mall aja udah prestasi banget. Kerja seharian, mau pulang eh kok macet banget, ya udalah mampir dulu ke mall. Enam bulan terakhir kaya gitu terus. Enam bulan hidup lezat foya-foya terus kini tiba-tiba harus nurunin standar makanan dan gaya hidup itu susaaahhh banget rasanya. Tapi dapat kok! Tergantung niatnya, alasannya yakni buktinya kami sebulan ini baik-baik aja.

Terus harus kolusi banget sama suami dan saling mengingatkan. JG hingga bilang "berantem, berantem ya kita jika salah satu ada yang ngotot pengen makan mahal!" Dan siapakah yang ngajak makan di luar duluan? TENTU SAJA DIRI INI YANG SULIT MENAHAN DIRI. Dan apakah JG tergoda? TENTU TIDAK. Dia mah sama makanan mah nggak praktis tergoda, sama MAINAN noh huh.

Minggu-minggu awal saya sama JG ngikik-ngikik sendiri aja alasannya yakni mati gaya. Ngapain ya kita? Tapi lama-lama nggak berasa juga ya. Weekend kemarin lari di CFD, grocery shopping, beberes rumah, makan, main sama Bebe, tau-tau udah jam 4. Tau-tau udah jam 7, eh tau-tau udah Senin lagi. Semoga kaya gini terus ya.

Semoga kita semua dapat lebih rajin menabung ya agar tercapai semua cita-cita!

Semangaaattt!

-ast-

Detail ►

Merasa Kalah Dan Semangat Kerja

Kemarin, saya Instagram stories perihal curhat rakyat jelata ahahahaha. Nggak jelata amat sih padahal, lebih tepatnya curhat kelas menengah.

Kita-kita yang yaaa bisa sih, uang untuk ditabung masih ada sih, tapi semua harus terjadwal banget. Karena ya sadar diri bukan siapa-siapa. Sadar diri nggak lahir dari keluarga yang namanya masuk di top 100 (malah bahkan top 1000 lol) richest Indonesian.

Udah pernah dibahas lengkaapppsss di sini: Tentang Nama Belakang



Btw ini saya sebagian copas dari story sebagian tambahin ya sebab rada beda angle. Kemarin di story sih konteksnya perihal nambah anak ya. Di sini mau dongeng lebih umum aja.

Beberapa ahad kemudian saya dan JG pernah bahas perihal nambah anak sebab si Bebe minta adik terus. Pembahasannya perihal mendapatkan kenyataan bahwa kami nggak mau punya anak lagi itu alasan utamanya bener-bener sebab ngerasa belum bisa secara keuangan. Lebih tepatnya BELUM MAMPU bukan nggak mau.

Shock sih, mencelos sih, sebab yaaa, kok sedih? Kok kebebasan punya anak juga ternyata privilege untuk mereka yang uangnya berlebih?

ANAK DATANG DENGAN REZEKINYA SENDIRI!

*Buset hingga diceramahin loh saya kemarin ahahaha tapi cuma sama 3 orang kok. Nggak ngaruh sama sekali sama pendirian aku. Kecuali ia mau kasih uang 5 miliar. TETEP*

Iya ngerti banget kok soal rezeki ini. Tapi rezeki kan harus dijemput oleh orangtuanya. Kaprikornus KAMI tetap realistis. Realistisnya dari sisi:

1. Mengukur skill, tingkat pendidikan, mentok honor di Jakarta udah ketaker lah kami kira-kira akan dapet berapa.

2. Mengukur tingkat kerja keras, kami bukan tipe yang kerja keras tak tau waktu gitu sebab lebih milih quality time sama keluarga. Kerja di daerah yang gajinya lebih tinggi SUDAH PASTI minta waktu lebih banyak.

3. Mengukur karier sekarang, yaaa punya anak lagi bisa sih. Bayar daycare dua anak bisa sih dimampu-mampuin. Tapi jikalau uangnya semua abis buat bayar daycare dua anak, NABUNG BUAT SD/SMP/SMA/kuliahnya gimana?

4. Mengukur kapasitas diri, kami bukan tipe pengusaha. Nggak semua orang MAU dan MAMPU loh bikin usaha. Kaprikornus ya untuk sementara maunya jadi karyawan aja. Gajian, asuransi nyaman, THR jalan.

Pas dongeng sama geng (di mana mereka tau segaji-gaji saya dan JG berapa sebulan dan sisa berapa sebulan), kata Nahla @haloterong bukan nggak bisa sih untuk punya anak lagi tapi standar ketinggian HAHAHAHA.

MEMANG. MEMANG KENAPA? LOLOL

Dengan standar itu, kami harus bilang jikalau memang tidak bisa secara materiil untuk punya anak kedua.

Turunin standar? Ke daycare yang lebih murah atau pake mbak aja di rumah? Masuk ke SD biasa aja?

NGGAK MAU. :(((((

Untuk apa anaknya lebih dari satu tapi nggak sesuai dengan apa yang kami harapkan dari generasi keluarga kami selanjutnya.

JANGAN NGITUNG REZEKI!

Astaga nggak ada yang ngitung rezeki sebab ngitungnya juga kumaha. Lha pindah kerja aja nggak dipikirin tau-tau pindah kan. Daripada ngitung rezeki mending ngitung kerja keras. Kalau ngitung rezeki coba aja itung rezeki anak jalanan. Dia rezekinya buat hidup doang? Dunia nggak adil. :((

Kenapa harus ngitung kerja keras, sebab kita bersama-sama kalah dari awal! *teriak-teriak mulu geulis*

Iya kalah dari orang-orang yang pas lahir jengjreng udah punya nama belakang terus tau-tau seumur hidup lezat aja gitu. Nggak pernah tau rasanya harus milih beli iPhone dulu apa Macbook dulu sebab ya tinggal BELI DUA-DUANYA LAH SO WHAT.

Lha kita mau liburan aja mikir dulu. Liburan dulu apa beli mesin basuh gres dulu ya? YA KALAH CUY. Beda level gitu.

(Baca: Orang Kaya Juga Ngerasa Dunia Nggak Adil Lho!)

Nah terus alhasil kita merasa kalah.

Iya deh nggak usah bandinginnya sama yang punya nama belakang ya. Kejauhan. Liat ke atas itu rada tau diri dong. Kalau mau bandingin yang bikin semangat ngirit dan semangat nabung ya, bandinginnya sama orang yang background keluarga sama, level pendidikan sama, dan level pekerjaan sama kaya kita. Kok ia uangnya lebih banyak?

Berarti ia hidup lebih sederhana dan lebih bisa nabung. Nah harus bikin semangat orang-orang kaya gini nih. Liat ke atas itu perlu banget asal tau batasannya.

Nah tapi kadang bandinginnya juga sama mereka yang hidup lebih lezat sebab masih dikasih banyak sama orangtua atau mertua. Masih dikasih uang bulanan, masih dibayarin liburan, masih dikasih segala-galanya.

Ngerasa kalah nggak?

 Saya nggak hahahahaha. Kalau saya sih lebih sebab nggak mau diatur hidupnya ya. Kaprikornus daripada ada uang tapi keputusan hidup diatur, lebih baik perjuangan sendiri tapi tidak diatur. Soalnya temen-temen saya yang uang jor-joran dari ortu dan mertua curhatnya ya cuma dua.

Abis dapet duit atau abis diatur hidupnya kemudian kesel dan misah-misuh LOLOL. Everything comes with a price, no?

(Baca: Menikah Beda Kasta dan Urusan Mertua)

Tapi kemarin ada yang DM katanya kesel banget sebab ia udah kerja keras segimananya pun, di kantor tetep keliatan kalah sama orang yang diprovide orangtua dan mertua. YAIYALAH UDAH PASTI.

Menurut saya sih justru jadikan semangat. Mikirnya: sepakat ortu dan mertua nggak bisa berarti kita harus jadi ortu dan mertua yang kaya bagi anak kita! TAPI INGAT JANGAN BANYAK ATUR PLIS HAHAHAHA.

Kenapa begitu, sebab orang yang kaya, ia niscaya punya salah satu keluarga di atasnya yang kerja keras sehingga turunannya bisa pribadi hidup lebih nyaman semenjak lahir.

Bisa ortunya yang kerja keras banget, bisa kakek/neneknya, bisa kakek/nenek buyutnya, bisa kakek/neneknya di zaman Belanda, serius lho ini. PASTI ADA. Kemudian turunannya makin maju makin maju.

Kaprikornus nggak perlu ngerasa kalah KARENA MEMANG SUDAH KALAH HAHAHA. Justru jadiin semangat buat kerja, semoga kita yang bisa mengubah generasi keluarga kita selanjutnya.

Apa iya bisa semangat kerja terus? YA NGGAK.

Nggak bisa lah. Ada kalanya mood parah banget tapi ada kalanya semangaaattt banget. Namanya juga insan ya. Intinya jangan kehilangan semangat dulu. Jangan ngerasa kalah terus malah jadi kendor dan ogah-ogahan cari uangnya huhu. Siapalah kita ini, jikalau mau bertahan hidup ya harus kerja.

Dan saya kemarin baca di mana gitu ya lupa. Di zaman sekarang, emang agak nggak mungkin cuma punya satu penghasilan doang. Kalau memang mau drastis mengubah keadaan, ya kerja banyak sih. Risikonya waktu banyak terbuang. Gimana lagi ya. Pilihan hidup.

Kaprikornus yuk semangat kerjanya yuk! Ubah generasi kita selanjutnya!

-ast-

Detail ►

#Ayonabung2019, Mulai Catat Cash Flow Yuk!



Kalau ngomongin uang, orang emang pribadi cepet banget nyambernya. Apalagi jikalau digetok dengan kenyataan, uang cuma segini, jikalau nggak diatur apa dapat kita bertahan hidup tanpa dikejar-kejar utang?

Kalau utangnya produktif sih masih nggak apa-apa. Lha jikalau utangnya buat liburan atau beli gadget yang sebenarnya kebutuhan tersier? Nah loh.

Atau justru cicilan KPR yang hingga menggerus aneka macam honor hingga menabung saja rasanya sulit. Anak sekolah gimana, bos? Kalau dana darurat nggak punya sepeser pun, kendaraan beroda empat harus ganti ban empat-empatnya, uangnya mana?

Inget lho, beli rumah itu tidak selalu untung. Rumah pertama, jikalau ditempati itu termasuk ke dalam aset tetap BUKAN tabungan atau investasi. Kecuali jikalau beli rumah kedua dan rumah itu dikontrakkan, atau rumah pertama dikontrakkan sementara kita masih tinggal bersama orangtua, itu gres namanya investasi.

Kenapa begitu? Ya kini memperlakukan rumah yang ditinggali sebagai tabungan kuliah anak misalnya. Terus pas anaknya kuliah kalian mau tinggal di mana?

Udah beli rumah kedua? Nah itu sebabnya rumah kedua gres namanya investasi. Kalau nggak baiklah juga nggak apa-apa hahahaha. Lha uang juga uang kalian kok. Saya sih FYI aja.

Belum urusan jastip HAHAHA. Alhamdulillah so far saya nggak pernah jastip apalagi ikutan group. Follow akun IG jastip aja nggak. Live shopping gitu belum pernah sama sekali. Dipikir-pikir jangankan jastip, nitip ke temen yang ke luar negeri aja gres sekali hahahahaha. Beli sheet mask lantaran pas abis banget pas ada temen lagi di Korea lol.

Karena jastip itu racun yang tidak kita butuhkan. Kecuali ya jikalau timingnya pas, pas lagi abis sesuatu pas dapat jastip. Kalau timingnya nggak pas ya maaf-maaf cuma boros doang kan yaaa.

LALU BUKU. Buku tuh diromantisasi banget seakan ibu-ibu yang beliin buku buat anaknya itu lebih baik dari ibu-ibu yang beliin anaknya mainan. Buat saya sama aja sih ASAL DIPAKE. Beli mainan ya boros jikalau yang dimainin tetep itu lagi itu lagi. Beli buku ya boros jikalau dibacanya cuma sesekali.

Realistis aja gengs. Orang-orang yang tampak kaya raya di Instagram itu ada 4 macem:

1. Memang penghasilannya gede lantaran industri pekerjaannya memang honor tinggi atau pengusaha
2. Orangtua atau mertuanya kaya
3. Rajin menabung
4. Banyak utang (ini beneran lantaran banyak yang curhat punya utang ini itu tapi feeds nya wow selayak orkay)

Ya udah pada dasarnya yuk catet cash flow dan budgetin semuanya. Cara ngaturnya dapat dibaca di postingan saya sebelumnya:

Klik di sini: Tips Mengatur Keuangan Keluarga

File cash flownya dapat di-download di link di bawah. TAPI BACA DULU SAMPAI SELESAI BIAR NGGAK BINGUNG DAN TANYA-TANYA.

Jadi jikalau udah didownload kalian akan lihat 4 sheet (sheet dapat dilihat di tab bawah file excel):

1. Cashflow bulanan: ini budgeting bulanan. Penghasilan dan pengeluaran bulanan masuk sini. Di sebelahnya ada persentase ideal pengeluaran bulanan. Kalian isi aja dulu, nanti persentasenya otomatis ngitungin buat kalian.

2. Cashflow tahunan: ini budgeting tahunan. APAPUN yang dibayar per tahun, dapat dibayar pakai penghasilan tahunan supaya nggak ganggu cash flow bulanan. Kalau mau nabung dari cash flow bulanan juga dapat aja sih.

3. Summary: ini summary iseng aja supaya kalian dapat liat apakah udah kondusif cash flow tahunan dan bulanannya?

4. Gaji suami-istri: ini opsional. Saya pakai ini supaya nggak pusing honor siapa dipake buat bayar apa. Makara tiap abis gajian, udah terang honor JG posnya ke mana dan honor saya posnya ke mana. Ini supaya catatannya rapi aja sih. Kalau kalian ngerasa nggak perlu, ini nggak butuh-butuh amat juga.

Kalian dapat isi SEMUA yang warna cell-nya biru ya! Yang abu/selain biru nggak perlu diisi. Angkanya juga masih ngarang, poin-poin dan nominalnya juga ngarang lantaran kami bahkan nggak pernah ngopi, jastip di BBW, motor juga nggak punya lol. Kalian isi sama punya kalian sendiri ngerti kan ya plis. *PANIK TAKUT PADA NGGAK NGERTI*

*

OKE SEKARANG FILENYA. Klik banner di bawah atau klik link ini. Kalian MUNGKIN akan dapet message "Whoops, there was a dilema with the view". Abaikan aja dan pribadi klik download. Kalau nggak ada goresan pena Whoops itu, klik aja tombol download di kanan atas layar.

Kalau dari HP nggak bisa, kemungkinan lantaran ini file-nya .zip. Sengaja supaya nggak auto download ke Google Sheet. Makara coba download dari laptop ya.


Sesungguhnya punya saya nggak se-fancy ini hahahaha. Nggak dihias apapun, tapi lantaran ini JG yang ngerjain kesudahannya lebih rapi. Dia hari-hari emang kerjaannya ngurusin excel kan.

Terus tadinya mau share Google Sheet tapi ternyata Google Sheet awut-awutan formulanya jikalau ada baris yang ditambah. Excel lebih ntap jadi ya udah nggak jadi Google Sheet deh. Kecuali kalian pelajari formulanya di sini dan pindahin sendiri ke Google Sheet ya!

Yang udah pake dapat share dan tag saya di Instagram ya. Filenya juga silakan di-share sebanyak mungkin. Kalau sopan ya mention saya lol. Kalau mau nggak sopan dan nggak mention saya juga nggak apa-apa sih, cukup tau aja hahahahaha. Ini filenya nggak diproteksi sama sekali jadi dapat diedit sesuka hati.

Yuk nabung yuk, demi masa hidup yang lebih indah!

-ast-

Detail ►