Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label monday techno. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label monday techno. Tampilkan semua postingan

Penulisan Sponsored Post Pada Postingan Berbayar


Hai! Kembali lagi dengan Monday Techno! Kali ini saya mau membahas perihal mengapa saya selalu menulis [SPONSORED POST] di atas tulisan yang memang berbayar.

Saya sudah melaksanakan ini semenjak pertama kali blog ini menerima job. Bagi saya, ini hal yang wajib dan saya bahkan tidak pernah berpikir dua kali untuk tidak menulis sponsored post di postingan yang memang berbayar. Kenapa?

Dalam dunia jurnalistik media mainstream, ada etika-etika yang harus dipenuhi. Salah satunya ialah batas yang terang antara artikel yang berasal dari redaksi dan advertorial. Harus ada batas api atau firewall. Fungsinya ialah supaya pembaca tidak merasa dibohongi.

Coba deh cari di media mana pun di seluruh Indonesia. Kalau media online niscaya punya URL khusus untuk advertorial yang berbeda dengan URL artikel biasa. Font dan layout-nya pun diubah sedikit sehingga tidak nyaru dengan artikel biasa. Dan terang biasanya ada label bertuliskan ADVERTORIAL, INFORIAL, atau apapun yang menawarkan bahwa merk membayar untuk sanggup ditulis di sana.

Di koran atau media cetak juga sama. Biasanya diberi kotak khusus, dibatasi garis tipis untuk membedakan mana advertorial mana bukan. Dan PASTI ada label advertorial dan font yang dibentuk sedikit berbeda. Di dunia jurnalistik ini WAJIB. Kalau hingga ada yang tidak mematuhi, sudah niscaya media abal-abal dan diragukan kredibilitasnya.

(Baca: Standar Rate Card untuk Blogger)

Bagaimana dengan blog?

Kembali pada pemilik blog. Kalau ingin jadi content creator profesional sih berdasarkan saya ini wajib. Saya selalu mencantumkan SPONSORED POST di awal tulisan. Tidak di simpulan alasannya ialah saya sering bete sendiri jika sudah seru-seru baca tulisannya, eh kecele alasannya ialah di simpulan sebut brand, ternyata berbayar toh.

Bisa juga menyerupai Nahla, ia mencantumkan Sp. di judul loh bukan di body tulisan. Dan saya tetep beri label adv untuk mempermudah archiving.

Nanti orang jadi nggak baca? Masa sih? Seberapa banyak yang nggak jadi baca? Saya selalu pakai SPONSORED POST dan page viewsnya tidak jauh beda dengan postingan biasa. Durasi membaca juga sama dengan postingan biasa.

Sejauh mana harus diberi label SPONSORED POST?


Buat saya jika barangnya tidak kita beli sendiri, wajib ditulis SPONSORED POST. Goodie bag apa wajib direview? Tergantung. Kalau tidak ada request untuk review, ya tidak wajib.

Kan soft selling?

Soft selling beda sama berbohong ya. Apalagi jika bentuknya masking ads (atau biasa disebut juga dengan Astrosurfing), di mana kita seakan-akan beli barangnya PADAHAL DIKASIH. Kaya gini:

"Kebetulan banget tadi lewat store A dan ternyata lagi diskon up to 70% loh girls, borong lipstik deh. Kaprikornus kini saya mau review lipstiknya blablabla ..."

Padahal dibayar sama merk A. Itu nggak etis. Itu berbohong.

Xiaxue pernah nulis soal ini nih waktu ia ngebuka perkara besar perihal blogger dan masking ads. Kaprikornus ada satu administrasi blogger yang selalu menyuruh bloggernya untuk berbohong menyerupai ini. Wuih, rame banget alasannya ialah masking ads menyerupai ini illegal di beberapa negara.

source
Soft selling sanggup kok tidak bohong. Masukkan pengalaman kita ketika pakai produk dan buat jadi story telling. Atau sanggup juga dibentuk jadi goresan pena tips, orang tetap sanggup sesuatu meskipun ada produk tertentu di sana.

Tapi di brief katanya nggak boleh ada goresan pena sponsored atau adv!

Bukan sekali dua kali saya sanggup klien yang memberi brief model begini. Tapi tinggal disampaikan baik-baik jika kebijakan blog saya menyerupai itu, jika tidak sanggup saya lebih baik batal. Ya, saya lebih baik batal sanggup job daripada harus menghilangkan goresan pena SPONSORED POST.

Tapi so far, belum pernah ada klien yang membatalkan kolaborasi hanya alasannya ialah ngotot tidak mau ada goresan pena SPONSORED POST. Mereka juga biasanya mengerti jika itu tidak etis.

Nanti blog keliatan isinya iklan semua?

Emang kenapa sih jika isinya iklan semua? Hahaha. Asal nulisnya story telling atau tips, goresan pena advertorial itu menarik-menarik aja sih buat saya. Kalau keukeuh nggak mau isinya iklan semua, makanya rajin nulis dong. Kaprikornus advertorial beneran cuma selingan aja.

TAMBAHAN (MENJAWAB BEBERAPA PERTANYAAN DI KOMENTAR)

Kalau diundang event nggak dibayar tapi harus nulis gimana?

Pakai [EVENT REPORT] di atas postingan. Jelaskan di body post jika kemarin diundang oleh merk A untuk menghadiri program B.

Kalau content placement gimana?

Ini ketinggalan alasannya ialah saya nggak terima content placement jadi nggak kepikiran nulis hehehe. Kalau content placement technically bukan postingan kita yang disponsori kan. Kita menjual slot posting di blog kita untuk diisi orang lain. Bisa ditulis [ADVERTORIAL] atau [ADV] di atas postingan.

Kalau affiliate juga sama. Liat BuzzFeed deh, ia suka featured barang-barang Amazon kan? Bahkan media sesampah BuzzFeed aja (which I love so much sih lol ya tapi mereka sampah tetep tapi mereka seru HAHAHAHAHHA) pakai statement bahwa BuzzFeed may collect small share di artikel affiliate.

*

Saya memang strict sama hukum ini alasannya ialah selain blogging, jurnalistik memang dunia saya. Saya lima tahun kuliah jurnalistik, hampir 6 tahun kerja di media yang menjunjung tinggi isyarat etik jurnalistik, dan haram banget lah untuk anak jurnalistik jika tidak membedakan mana advertorial mana bukan.

Itu aja. Dan tetep loh ya, semuanya kembali pada pemilik blog masing-masing. Saya nulis ini alasannya ialah ternyata masih ada belum tahu jika etikanya menyerupai ini, bukan alasannya ialah sengaja tidak mau menulis.

Semoga bermanfaat ya! :)

-ast-

Detail ►

Tentang Rate Card Blogger

Berapa rate card yang pantas untuk blogger? Berapa fee yang layak untuk blogger?


Ngomongin uang mah nggak ada habisnyaaaa. Masih banyak juga ternyata blogger yang resah lantaran habis ditanya rate card terus nggak tahu mau jawab berapa. Hehehe. Tapi emang membingungkan sih dan ... sensitif.

Tapi saya coba tulis lah secara detail dan komprehensif lah ya *naon*. Sebenernya udah banyak yang nulis tapi lantaran masih banyak yang nanya ya tulis lagi lah! Karena mayan banyak juga yang japri nanya-nanya rate card ini hahahaha. Btw meski namanya rate card, bukan berarti bentuknya harus "kartu" loh ya. Istilah rate card ini pada dasarnya mah cuma nanya fee aja berapa. Ada teladan email saya di bawah.

TAPI NANTI LAH SCROLL KE BAWAHNYA, BACA DULU!

*rewel*

Kenapa rate card itu bikin bingung, karena:

1. Kita nggak tahu standar rate card itu berapa. Berapa sih jika blogger lain biasanya dibayar?
2. Sesama blogger biasanya merahasiakan rate card, kecuali yang dekat banget ya. Kaprikornus makin resah deh, ini kemahalan atau kemurahan?
3. Agency atau merk juga yang tampaknya nggak punya standar, tiba-tiba nawarin 100ribu, tiba-tiba nawarin 2-3juta. Berapa sih standarnya?

Nah, kini saya coba jawab satu-satu ya. Abis ini sebenernya nggak akan terjawab berapa sebenernya standar rate card blogger itu lantaran memang nggak ada standarnya. Karena memang mustahil dibentuk standar. Kecuali contohnya gitu tiba-tiba blogger-blogger se-Indonesia bikin konvensi terus memilih harga per view 5ribu rupiah! Nah jadi lezat kan tuh, tinggal di simpulan hasil page views dikali 5ribu rupiah.

Tapi kan itu tidak terjadi ya. Kaprikornus yang paling sempurna yaitu mengira-ngira sendiri, seberapa layak kita dibayar untuk satu tulisan?

(Baca: Penulisan SPONSORED POST pada Postingan Berbayar)

Menurut saya, lihat dari hasil page views kita per artikel, misal satu artikel rata-rata dibaca 5.000 kali. Ya sponsored post kita juga biasanya akan diliat segituan (meskipun biasanya cenderung lebih rendah). Nah layakkah 5.000 kali dibaca itu dibayar sekian? Sebenernya lebih sempurna dihitung user sih, seberapa banyak pembaca bukan seberapa banyak dibaca. Tapi klien biasanya minta laporannya page views jadi ya udalah ya page views aja yang dijadiin patokan.

Btw bang Harris Maul (sok ikrib bener) pernah bikin blogpost soal rumus menghitung rate card, tapi berdasarkan saya sih udah nggak relevan lagi lantaran page rank kan udah nggak di-update sama Google. Yang mau baca sanggup baca di sini.

Juga tergantung dengan followers kita di social media. Makin banyak followers makin tinggi juga daya jual kita lantaran kan biasanya kita otomatis lah share postingan blog di social media. Makanya kini banyak juga merk yang mau posting di blog tapi ngasih requirement minimum followers social media.

"Ah tapi si A viewsnya sehari cuma 500-an, followers socmed dikit, tapi katanya per sponsored post itu sanggup 5juta"

Memang sanggup aja, kan bebas suka-suka bloggernya mau kasih rate card berapa, tergantung kliennya juga mau ambil apa nggak rate card segitu. Haha.

Beberapa kali campaign bareng sama blogger-blogger lain, saya sempet tahu rate card beberapa blogger yang wow, hingga dua tiga kali lipat dari blog saya. Padahal cek di Alexa sih Alexanya masih tinggian saya. Liat total page views juga tinggian saya padahal ngeblog lamaan beliau hehehe, jadi seharusnya performance blog beliau masih di bawah saya.

Tapi jika saya kan mikirin pertanggungjawabannya ya, apa layak satu goresan pena hanya dibaca sekian orang terus saya dibayar sekian juta? Brand sanggup timbal balik apa dari saya? Apalagi yang goalsnya akuisisi alias mencari pembeli, wah dengan keluar uang sekian untuk bayar saya, seberapa banyak pembaca saya yang ikutan beli?

:)

Terus ada juga yang bilang "tapi jika postingan berbayar di blog saya fotonya banyak loh, reviewnya lengkap!" Iya itu sanggup banget jadi nilai plus juga, tapi ... yang baca banyak nggak? Maksud saya, jika fotonya elok banget tapi yang baca 50 orang kan gimana, mending fotonya biasa aja tapi yang baca 5.000 orang kan. *ya mending elok banget tapi yang baca 50ribu orang sih lol*

Kemudian klien berulang juga (kalau saya) treatmentnya beda. Misal saya sudah berkali-kali dengan agency A, saya biasanya tidak menaikkan rate semenjak awal. Cincai lah pake rate awal kolaborasi juga nggak apa-apa lantaran yang penting kan korelasi baiknya. Padahal contohnya jika ke agency baru, rate saya sudah di atas itu.

"Kompetitor" (alias sesama blogger) dan niche blog juga imbas loh. Misal beauty blogger nih, yang senior dan page viewsnya banyak banget aja banyak yang masih rela dibayar cuma pakai produk (tanpa uang cash), masa kalian yang gres kemarin sore bikin blog dan page viewsnya masih kecil banget pribadi minta produk dan uang? Nggak mungkin kan rasanya.

Tapi beauty blogger ini emang cenderung passion dan hobi ya, jadi biasanya dikasih produk aja happy dan pribadi ditulis di blog. Padahal kliennya nggak minta hahaha. Kaprikornus sulit buat beauty blogger baru, mau coba minta sesuai rate jadi nggak lezat lantaran kemarin aja dikasih lipstik pribadi direview masa kini minta produk dan uang tunai? Kemarin dateng event bahagia hati masa kini dateng ke event minta fee? Yah begitulah.

Beda sama brand-brand keluarga gitu yang sering baik hati kasih aja produk tanpa harus nulis di blog lantaran mereka tau biasanya jika parenting/lifestyle blog sudah kasih rate sendiri untuk satu postingan. Untuk terima kasih sih biasanya posting aja di socmed. Hehehe.

Terus bentuk rate card itu gimana sih? Apa harus pakai image .jpg atau file .pdf gitu? Kata teori-teori blogging profesional sih gitu tapi saya sih udah nyerah nggak pake lagi gituan HAHAHAHA.

Karena aduh ribet banget update socmed-nya, harus buka photoshop terus edit. Bisa aja sih pake goresan pena data bulan anu, tapi kan sayang jika followers udah naik banyak banget. Akhirnya saya nyerah pake jpg dan pdf itu dan jadinya copy paste aja email di bawah ini jika ada yang nanya rate. Tinggal update belahan followers. :)


Saya sih biasanya pribadi aja attach juga screencapture Google Analytic sebulan ke belakang meskipun nggak ditanya. Biar sanggup pribadi mempertimbangkan, harga segini worth it atau nggak? Brand yang udah pernah kolaborasi linknya saya kasih link tag ke "adv" dan "achievements". Udalah itu paling mudah sanggup diklik pribadi di emailnya, nggak perlu ribet mikirin bikin file .pdf berhalaman-halaman. Hahaha,

Mungkin ini sesat tapi ini simpel. -______-

Dan yang terpenting, tanyakan pada diri sendiri MAU NGGAK DIBAYAR SEGITU UNTUK SATU TULISAN?

Karena pada dasarnya cuma mau apa nggak doang kok. Kalau mau satu goresan pena di 100ribu ya nggak apa-apa, pasanglah rate di 100ribu. Kalau rela dibayar produk aja ya bilanglah begitu. Kalau mau satu goresan pena 1-2juta, ya tolak lah yang 100ribu dan ngasih produk doang, bilang aja baik-baik jika memang fee-nya nggak masuk sama rate blog kita.

Ingat, sekali lagi ini hanya soal mau dan tidak mau. Ya gimana jika page views gede, Alexa bagus, tapi masih mau 200ribu satu goresan pena sih kan terserah ya. Ini sebabnya susah banget untuk memilih standar rate blogger.

Dan, mau atau tidak mau ini juga yang memilih standar sebenernya. Brand juga jadi coba-coba, ah kemarin si A mau dibayar sekian, kok kau nggak mau sih?

Ini sebabnya performance blog itu penting. Kita sanggup bilang jika ya blog kita banyak yang baca, engagement tinggi, sering viral, komentar banyak (misalnya). Sebutlah kelebihan blog kita apa hingga layak dibayar di harga yang kita inginkan.

Tapi jika kasih rate mahal nanti pada kabur :(. Ya balik ke tujuan awal ngeblog. Mau cari uang atau mau berbagi? Kalau mau cari uang ya udah, sesuaikan dengan yang bayar. Kalau mau menyebarkan dan menyalurkan hobi menulis *AHEM* harus punya pendirian dong. Harus punya perilaku dan menghargai karya kita sendiri. :)

Kalau placement berapa? Ini nggak tahu lantaran saya nggak terima placement ads di blog. Saya maunya blog saya isinya goresan pena saya semua hahaha *obsessed*

Kalau cuma minta satu link berapa? Tema goresan pena bebas kok, nggak perlu sebut brandnya. Woh sebebas apapun juga tetep lah kita kan mikir inspirasi ke mana supaya linknya masuk, kaya yang ini. Saya sih biasanya turunin sedikit ratenya dari rate biasa. Tapi jarang juga sih soalnya entahlah kok jadi kaya lebih mikir ya nulisnya dibanding yang campaign dikasih brief lengkap.

APALAGI YA? Udah itu aja sih kayanya. Kalau ada yang mau ditambahkan komen aja yaaa. Kalau ada pertanyaan dan penting menyerupai biasa nanti saya edit dan saya masukkan di bawah ini.

Sampai jumpa di Monday Techno berikutnya!

Semoga jadi tercerahkan ya soal rate card blogger ini!

-ast-

Detail ►

Tips Maintain Social Media


Makara beberapa ahad kemudian saya baca status orang lain. Lupa sih status siapa yang mempertanyakan “Kok sanggup ya pada eksis di semua socmed? Saya Facebook aja nggak keurus.”

Makara inilah saya tulis tips me-maintain social media. Kapan harus membuka akun socmed yang mana? Harus posting apa?

Facebook


Kalau lagi nggak sangat luang, jangan buka timeline Facebook. Buka aja tab notifikasi. Yang penting-penting ada di situ semua kok. Buka timeline Facebook, selain menghabiskan waktu, juga bikin sebel. Karena banyak orang yang statusnya nggak sejalan sama prinsip kita. Kalau kebetulan nemu, unfriend aja atau unfollow semoga damai.

(Baca ini soal follow dan unfollow)

Most of the time saya Facebook cuma buka tab notif. Tapi sebab di kantor kerjaannya memang di socmed, jadi hampir sanggup dibilang saya selama di kantor memang aktif di Facebook. Saya juga jarang update status sebab ga tau mau update apa deh?

Biar timeline tetep jalan, maka share-share lah informasi dari news site terpercaya. BuzzFeed paling favorit lolol. Jangan lupa tambahkan pendapat langsung semoga mancing orang buat komen.

Twitter


Twitteranlah … sambil pup muahahahahaha. Lagi di Twitter udah nggak serame dulu kan, tapi percayalah, yang rame di Facebook belum tentu rame di Twitter dan juga sebaliknya. Makara saya sih tetep scroll-scroll timeline Twitter untuk update aja, lagi rame apa AnakTwitter?

Lagi di Twitter kan udah ada si “while you are away …” yaitu Tweet dari orang-orang yang sering berinteraksi sama kita dan sering kita kepoin timelinenya. Makara tinggal cek di cuilan itu aja.

Nge-tweet apa? Apa kek. Kalau ada yang terlalu random dan akan menjadikan perpecahan di Facebook, biasanya saya tulis di Twitter. Rakyatnya lebih adem lol.

Instagram

Yang terobsesi sama feed Instagram acungkan tangannyaaaaa. Hahahahaha. Feed Instagram rapi memilih mood banget sih jikalau buat saya. Tapi foto manis itu kan susah ya. Makara yang saya lakukan yaitu stok foto sebanyak-banyaknya ketika ada waktu foto.

Terus diuploadnya cicil deh, sehari satu. Kalau lagi liburan juga bisa, stok aja dulu nanti upload perlahan-lahan, tinggal dipakein hashtag #throwback.

(Baca: Trend Make Up di Instagram)

Snapchat/Instagram Stories

Ini dijadikan satu kategori sebab yaelah sama persis juga. Saya jarang pake keduanya tapi mantengin bener punya orang lain lol. Saya jarang snepcet-an atau stories-an sebab suka lupa. :| Padahal udah ada tips lengkapnya di sini.

Salah satunya yaitu Snapchat lah ketika di jalan menuju kantor. Nah masalahnya saya di jalan menuju kantor itu si Bebe niscaya nenen. Ribet lah udah. Yang terang saya niscaya cek timeline Snapchat sambil makan siang.

(Baca wacana Snapchat di sini)

Path

Saya nggak pernah update Path sebab malas buka timelinenya yang isinya temen-temen doang lagi pada makan malem atau kolase foto bayi. Hahahaha. Makara itu tips update di Path, update lah makan malam kalian atau belum dewasa kalian. Well ...

Blog


Nulislah sebelum tidur. Nulisnya di HP lah udah, makanya niche blognya curhat deh jadi sanggup tulis dan publish dari HP LOL. Kalau beauty blogger mana bisa, foto sama ngedit fotonya aja pegel mahahahaha.

Terus jangan lupa langganan dlvr.it. Cuma berapa ya, 9 dolar apa sebulan. Tapi sanggup setting auto post di Facebook fanpage, Google+, Pinterest, Twitter, hingga 50 akun pokoknya. Worth every penny. Makara sehabis nulis ya udah, nggak usah ribet share lagi di socmed. Otomatis ke share sendiri.

(Baca: 5 Apps Wajib untuk Phone Blogging)

YouTube

Karena YouTube yaitu gudang ilmu sebenar-benarnya. Cari tutorial apa juga ada. Kalau saya sih nonton YouTube supaya update dengan para YouTube stars masa kini. Bawa headset ke mana-mana, nonton jikalau lagi nunggu atau lagi mati gaya.

Nggak sempet? Saya sering jadiin mereka-mereka ini sebagai backsound. Nggak ditonton tapi didengerin. Kaya waktu kasus Jeffree Star vs Kat Von D, udalah nggak perlu diliat mukanya, dengerin aja yang penting update.

Mau update YouTube juga? HUAAAAA. Itu sih mati-matian banget sebab syuting, voice over, dan editing itu makan banyak waktu banget.

Kalau mau baca catatan ribetnya bikin beauty video sanggup dibaca di sini dan catatan sehabis sebulan di YouTube juga di sini.

*

Tapiii sebelum melaksanakan semua itu, pertanyakan dulu pada diri sendiri. Apa tujuan bersocmed? Kalau saya sih hobiiii. Social media dan dunia digital yaitu hidupku hahahaha. Makanya happy banget kerja di dunia digital dan mantengin socmed.

Terus juga semoga nggak ketinggalan info. Timeline Facebook saya itu nggak lebih ibarat feed dari news site. News site entertainment sih banyaknya HAHAHAHAHA. Fanpage mereka saya bintangi biru, status dengan bintang biru ini akan muncul lebih banyak di timeline. Itu dulu sebelum Facebook mengubah algoritma ya. Sekarang sebel, fanpage di newsfeed jadi sedikit sekali meskipun udah dikasih bintang biru. :(

Di Instagram, feed saya isinya kebanyakan beauty blogger. Makara untuk update segala sesuatu seputar beauty saya ke Instagram. Tau ada lipstik yang lagi happening, itu niscaya dari Instagram. Kemudian Snapchat/Instagram Stories untuk kepoin hidup orang yang ingin dikepoin. Banyaknya saya follow artis sih, lucu aja liat Kendall Jenner atau Gigi Hadid bangkit tidur, biasanya kan difoto paparazzi. -______-

Udah sih itu aja. Balik lagi, jikalau memang nggak nyaman di social media ya nggak perlu maksain juga sih. Mempertanyakan “kok sanggup sih update socmed sebanyak itu?” buat saya sama dengan pertanyaan “kok sanggup sih masak sajian makan malam sebanyak itu?”. Ya sebab tergantung kesukaan masing-masing, mau menghabiskan waktu luang di mana?

Yang penting happy kan?

-ast-

Detail ►

Serba-Serbi Ring Light

Ring light ialah lampu berbentuk ring. HAHAHAHAHA.

photo source: twitter @divaringlight

Kalau beauty blogger, beauty vlogger, atau penonton setia beauty vlogger (GUE) niscaya taulah apa itu ring light. Ring light ialah lighting paling umum dipakai alasannya cahayanya dapat merata ke seluruh muka. Pakai satu ring light cukup banget untuk syuting, bila pake lighting biasa yang pakai soft box gitu kan minimal pakai dua biar seimbang.

Nah buat kau yang mau beli ring light tapi ragu alasannya harganya juga memang nggak murah, ini saya jelaskan (lumayan) detail wacana ring light. Maunya sih nulis detail banget tapi bila teknis sayanya juga nggak ngerti hahaha. Mau jelasinnya gimana dong lol.

Foto-fotonya monmaap nggak pake foto punya saya sendiri alasannya nggak sempet. Kaprikornus ini hasil comot sana-sini. Nggak apa-apa yang penting pesannya ya nggak? *ahey*

Apa fungsi ring light?

Untuk menerangi masa depan. YA BUAT LIGHTING LAH. Buat lighting video atau selfie, dijamin kece berat. Cahaya rata, seluruh muka berkilau, dan no more dikejar matahari untuk foto atau video. Bebas jam berapa aja.

Apa saja jenis-jenis ring light?

Berdasarkan jenis lampunya ada dua, LED dan Fluorescent. Perbedaan lengkapnya dapat dibaca di link di bawah ini:

THE DIFFERENCE BETWEEN THE DIVA CFL & LED RING LIGHT? 

Intinya *kali males baca lol* yang LED lebih bagus, lebih awet, dan lebih mahal hahaha. Punya saya sih yang Fluorescent aja serinya NG-65C, buatan Cina jadi bukan Diva Ring Light alasannya bila Diva belinya harus di Amerika, bila pun ada di sini mahal banget. Fluorescent ini disarankan untuk pemula alasannya harganya nggak terlalu mahal. Cukup banget kok!

Saya cuma iri alasannya yang LED ada dudukan buat kameranya jadi nggak perlu pakai 2 tripod. Hehehe. Tapi harganya beda sejuta gitu kan .... mending beli tripod kamera yah hahaha.

Ring light ini dapat diatur tingkat cahayanya alias ada dimmernya. Kaprikornus dapat terang banget, dapat juga nggak terlalu terang.

Satu ring light ini 65 watt FYI ajah hahaha.

Berapa harga ring light?

Untuk harga sendiri macem-macem banget ya. Saya beli udah agak lama, pas bulan puasa, sekitar bulan Juni tahun ini. Waktu itu belum ada toko lokal yang jual. Cari di Instagram juga belum ada banget. Kaprikornus beli di Lazada, import pribadi dari China. Rp 1,5juta seinget saya udah sama tripod *lhoh kok lupa harganya berapa*

*brb cek invoice di email*

Oh ternyata 1,4juta hahaha. Dikirim dari Cina nggak nyampe 2 ahad udah mendarat selamat. Pake full bubble wrap dan kardus. Aman banget kok. Punya saya udah include diffuser. Diffuser ini kain putih yang melapisi ring light, fungsinya biar cahaya lebih soft dan tidak harsh.

Ada beberapa toko yang jual tanpa diffuser atau jual diffusernya terpisah. Kalau kebetulan nggak ada diffusernya dan ngerasa cahayanya harsh, dapat ditutup dengan kain putih tipis materi kaos atau materi kaya jilbab gitu. Asal putih jadi nggak ganggu white balance imo.

Tripodnya gimana?

Tripodnya beli terpisah di toko kamera, banyak kok yang jual alasannya tripod ring light ini sebenernya tripod standar lighting. Kaprikornus dapat beli mana aja harusnya. Saya beli cuma Rp 199ribu aja kok. Nggak rapuh juga, biasa aja.

Modelnya kaya gini:

source


Ada juga tripod meja, tapi saya nggak punya meja riasnya hahahaha. Kalau buat yang pake meja rias, dapat pake tripod meja atau tripod biasa ditaro di balik meja. Kaprikornus bila meja mepet dinding ya geser dulu, dinding, tripod, meja.

source: twitter @divaringlight

Di mana beli ring light?

Saya di Lazada, Nahla di plazakamera. Ada juga di MLM Photo Pasar Baru, Jakarta. Ada juga di IG @luxevanity.id. Harganya beda-beda dong tentu saja.

Kalau kaya temen saya mbak Yonna itu ia beli dari yang DIY. IYA BISA DIY JUGA KOK. Tinggal cari tutorialnya banyak di YouTube.

Cara penempatan ring light dan kamera gimana?

Bebaslaahhh. Rata-rata pada ditaro di baliknya sih jadi kamera nongol dari bolong ring light. Kalau saya sih taro di depan ring light biar simpel ngeraih kamera.

Kalau yang kameranya pake remote sih no probs ya taro di mana aja, tapi bila ga pake remote kaya saya sih mending taro di depannya, ngeraihnya simpel untuk stop/pause recording.

Atau lebih indah ya beli yang LED sih udah otomatis ada di tengah ring light alasannya ada dudukannya.

source

Ring light itu silau nggak sih?

Awal-awal sih silau banget, si Bebe anak saya hingga bete tiap saya nyalain. Tapi lama-lama terbiasa kok. Kan mata fokus ke lensa kamera juga.

Bikin ruangan panas nggak?

Tadinya saya mikir gitu. Tapi ternyata bila cuma ring light sebiji mah nggak panas sih. Masih sepakat kok untuk syuting di ruangan non AC. Nggak bikin keringetan parah banget gitu. Panas sih panas tapi tolerable.

Beda sama bila kita syuting di studio beneran, AC udah kenceng aja biasanya masih panas. Itu alasannya lighting-nya banyak (lebih dari satu), gimana pun ya niscaya panas lah.

Note untuk bikin beauty video pake ring light:

Harus contour!

Iya saya sih ngerasanya (apalagi bila yang paling terang) muka jadi rata banget. Contour dikit lah biar nggak flat.

Blending!

Blending eyeshadow/contour jadi lebih serius alias lebih usang dari biasanya alasannya mungkin alasannya cahaya kenceng nyorot kita jadi imperfection dan harsh lines keliatan banget. Beda sama kita liat di cermin.

Tes kamera dulu

Tes dulu akan seberapa terang lightingnya. Karena bila saya bikin video biasa sama JG, saya tinggal pasang di mode paling terang maka video aman. Tapi bila untuk beauty, tidak dapat alasannya bila terlalu terang banyak warna yang tidak muncul alasannya tersapu cahaya yang terlalu terang. Nggak heran lah bila para artis itu turun panggung make upnya super medok alasannya bila kena lighting mah berkurang banyak banget kemedokannya. *bahasa macam apa ini*

Ini juga masih jadi peer saya banget. Susah banget ih bikin video beauty saya frustasi hahahaha. Nggak berarti sehabis punya ring light terus duduk kasus selesai. Masih harus galau taro cermin di mana, masih harus tau posisi tubuh gimana, editnya gimana wahahaha menguras energi banget ini YouTube.

Baca pengalaman heboh saya YouTube-an di sini:
- Hal-hal yang hanya dapat dirasakan oleh YouTubers newbie
- Catatan untuk para beauty vlogger pemula

Semoga serba-serbi ring light ini berkhasiat ya! Selamat videoan!

-ast-

Follow Instagram saya yuk! Banyak dongeng seru yang saya share di sana! Klik @annisast!

Detail ►

#Sassythursday: 5 Font Favorit



#SassyThursday nya rusuh nentuin tema gres jam 7 pagi ini hahahahaha. Sibuk banget dan yah, emang gue sih lagi nggak semangat blogging lol.

Makara ini ia topik tercemen tapi mungkin kalian mau tau? Font favorit!

Punya Nahla:

Sebagai perempuan, gue lebih banyak beli font dibanding beli sepatu atau tas hahahahaha. Biasanya beli di Creative Market atau diskonan di Design Cuts. Tiap liat font lucu, gue deg-degannya mungkin selevel cewek-cewek yang bawa koper ke midnight sale. 

Font itu mahal, bisa hingga puluhan hingga ratusan dolar! Malah font kaya logo-logo perusahaan gitu ada yang pake sistem license tahunan. Makara kita bukan beli fontnya tapi nyewa tahunan. Bisa belasan juta rupiah per tahun loh aneh nggak. Kenapa mahal?

Karena bikin font itu DIPIKIR. Spacingnya, balancingnya (alah), apalah banyak banget yang harus dipikirin. Makanya para pembuat font amatir spacing antar hurufnya biasanya suka masih error. Nggak sama gitu jadi jelek.

Karena urusan font ini ribet, gue bila ngincer satu font, itu font bisa gue tongkrongin terus hingga ia diskon. Gue hingga follow Instagram creatornya hahahaha posesif parah. Ini sebabnya gue stres lettering. Gue ngerasa nggak bisa menyaingi para pembuat font ini.

Oke itu beda, bikin font sama lettering itu beda. Tapi gue terlalu sering liat para font creator/designer itu nulis sendiri fontnya. Iya kan pertama ditulis manual dulu kan dan itu bikin iri lantaran bagus-bagus banget. Rapi banget. Tulis tangan (pake iPad + iPad pencil sih) tapi kaya font, gimana sih ngerti kan ya? Itu salah satu alasan lain kenapa gue berhenti lettering. Lettering gue buruk dan gue males latihan hahahaha.

Tapi bila ditanya font favorit ... krik krik ... NGGAK TAHU. HUHU. Nggak bisa memfavoritkan beberapa font gitu. Cuma ya, 5 ini yaitu font yang paling banyak dipake akhir-akhir ini. Urutannya nggak berdasar kesukaan juga. Apa aja?

Amelian Script
Ini font header blog yang juga dibikin jadi semacam logo dan ditaro di mana-mana termasuk watermark dan kartu nama. Gue beli tapi bila nggak salah banyak yang kasih bajakannya. -________-

Yang sebel dari font ini adalah, bila nulis eksklusif awut-awutan banget jelek. Makara ini gue tulis satu abjad satu abjad kemudian disusun.

Carolinea

Handwriting akhir-akhir ini lagi pakai ini. Nggak tau suka aja, nggak terlalu kaku dan nggak terlalu letoy. Cocok buat satu kata satu kata, begitu jadi satu kalimat jelek. Pusing.


Zabaglione


Ini font yang dipake di cover blog post. Biasanya gue tulis term bahasa Inggris yang bukan bahasa sehari-hari dan gue kasih definisinya dengan font Quicksand. Ada di paling bawah. Font ini font paket sama design package apa gitu lupa. Nggak bisa beli satuan pokonya.

Gue suka soalnya handwriting tapi bukan abjad sambung. Berantakan-berantakan rapi gitu.


(Baca: Tips Memilih Font + Free Font!)

Quicksand


Nah ini ia Quicksand. Dia kurus dan banyak versi dari light hingga bold. Suka ini lantaran mudah dan round aja. Nggak kaku. Buat nulis definisi dan digabung sama Zabaglione yang bold itu kaya cocok banget gitu.


Tide Sans


Ini font paling baru. Beli diskonan cuma 1 dolar apa ya lupa HAHAHAHAHA MURAH ABIS. Yang disuka lantaran versinya ada hingga 8 deh. Dari yang thin banget hingga thick, italic nya juga rapiiii banget. Tapi belum pake font ini buat tujuan tertentu lol. Kayanya mau dipake buat cover YouTube sih kaya cover YouTube konser Naura (ada di bawah).


Udah itu aja. Ada yang kalian suka? Kalau mau download browsing sendiri ya hahahahahahaha saya males. XD

Kalau mau gratisan dan lucu-lucu itu fontnya Kimberly Geswein. Fontnya Geswein biasanya namanya diawali dengan KG. Tiati perhatiin license-nya ya! Apa boleh commercial atau cuma pribadi. Browsing deh!

See you next week dengan pembahasan yang agar berguna! :)

-ast-

Detail ►

Daftar Harga Endorse Artis Di Instagram 2017

Ini posting iseng lanjutan dari yang sebelumnya Ini Harga Paid Endorse Artis di Instagram yang ternyata rame bener. Sampai banyak yang komen hingga kini padahal itu posting udah tahun lalu. Makara ini listnya saya update ya.


Harga endorse artis di Instagram ini saya dapetnya dari management endorse mereka. Ada akun Line-nya dan cukup sering broadcast message untuk update harga. Setelah cukup usang mengamati, saya mikirnya endorse artis di Instagram itu murah banget loh. Receh banget.

Bukan, bukan duduk kasus mereka artis dengan penghasilan besar sehingga nominal dari endorsement jadi receh, tapi bagaimana mereka mematok harga sesuai jumlah followers.

Shireen Sungkar misalnya, followersnya 8,4juta. DELAPAN KOMA EMPAT JUTA LOH. Tapi satu foto hanya dihargai Rp 6,1juta. Kasarnya satu online shop hanya mengeluarkan Rp 6,1juta untuk kemungkinan dilihat 8,4juta followers. Murah ya?

Atau Luna Maya, followersnya 12,2juta, satu foto hanya dihargai Rp 8,4juta. Worth to try banget sih ya jikalau berdasarkan saya jikalau memang punya brand. Apalagi jikalau sesuai karakter, jadi yang memang cocok dipake artisnya.

Oiya buat yang belum tau, para artis ini nggak ngurusin sendiri urusan paid endorse online shop. Mereka bergabung di administrasi khusus yang akan mengurusi semua dari jadwal, pengiriman barang, transfer fee, hingga testimoni akhir.

Iya testimoni juga di-share oleh para administrasi artis ini. Misal sehabis satu kebaya dipromo Shireen, followers naik sekian ribu, closing berapa biji, balik modal atau nggak. Begicu.

Dan ya, ini artis TV. For some reason rate mereka lebih rendah dari selebgram yang orang biasa. Saya tau beberapa selebgram yang memang bukan artis, ratenya jauh lebih tinggi. Karena biasanya mereka justru menyesuaikan image dan tidak mendapatkan sembarang online shop.

Oke ini ia daftarnya, saya bukan siapa-siapa mereka ya, ini cuma share aja jikalau mau endorse sanggup eksklusif add administrasi mereka di Line @bff_management dan @iconic_sister.

Update 14 April 2017.

Hengky Kurniawan @hengkykurniawan (923ribu followers)
Foto: Rp 1,2juta
Video: Rp 1,6juta
Couple dengan @sonyafatmala (dipost di kedua IG)
Foto: Rp 1,9juta

Sharena Delon @mrssharena (2,8juta followers)
Foto:
Non kecantikan: Rp 3,5juta, kecantikan Rp 4juta
Video: Rp 4,8juta - Rp 6,3juta

Nabila Syakieb @nsyakieb85 (3,2juta followers)
Foto:
Non kecantikan: Rp 3,5juta, kecantikan Rp 3,7juta
Video:
Non kecantikan: Rp 5juta, kecantikan Rp 5,2juta

Chika Jessica @ckjessica25 (4,9juta followers)

Foto: Rp 5,5juta
Video: Rp 7,5juta

Ussy Sulistiawaty @ussypratama (6,3juta followers)
Foto: Rp 7,5juta
Video: Rp 9,6juta

Ayu Ting Ting @ayutingting92 (19,7juta followers)
Non kecantikan: Rp 6,5juta, kecantikan Rp 7juta

Fitri Tropica @fitrop (427k followers)
Foto: Rp 1,5juta
Video: Rp 2,2juta

Intan Nuraini @intan_nuraini23 (1,1juta followers): Rp 800ribu

Risty Tagor @ristytagor (1,1juta followers): Rp 1,45juta

Chelsea Olivia @chelseaoliviaa (13,4juta followers): Rp 9,2juta

Glenn Alinskie @glennalinskie (6,3juta followers): Rp 7,7juta

Sandra Dewi @sandradewi88 (7,4juta followers): Rp 8,5juta

Luna Maya @lunamaya (12,2juta followers): Rp 11,2juta

Tyas Mirasih
Foto: Rp 1,8juta
Video: Rp 2,5juta
IG Story: Rp 1,1juta

Olla Ramlan @ollaramlanaufar (7,6juta followers): Rp 6,3juta

Zeezee Shahab @zeezeeshahab (826k followers):
Foto: Rp 1,2juta
Video: Rp 2,2juta

Alice Norin @alicenorin (447k followers):
Foto: Rp 1,2juta
Video: Rp 2,2juta

Zaskia Adya Mecca @zaskiaadyamecca (8,8juta followers):
Foto:
Non kecantikan: Rp 5,6juta, kecantikan Rp 10juta
Video: Rp 13,5juta
IG Story: Rp 1,5juta

Shireen Sungkar @shireensungkar (8,5juta followers):
Foto: Rp 6,1juta
IG Story: Rp 1,5juta

Dan jangan lupa harus diperhatikan baik-baik alasannya ialah tiap artis punya hukum sendiri. Ada yang di-keep seminggu hingga sebulan kemudian dihapus. Agak gawat ya nggak sanggup jaga feed lol.

Makara ya udah, itu ia daftar harga endorse artis di Instagram 2017. Selingan dikit dari bahasan yang terlalu serius akhir-akhir ini.

See you!

-ast-

Detail ►

Beres-Beres Kenangan Dengan Google Photo

Tips back up foto dengan Google Photos.


Siapa yang pusing sebab foto awut-awutan di mana-mana dan nggak terperinci harus cari ke mana jikalau butuh?

SAYA NGGAK DONG. Hahaha.



Sebabnya, saya selalu back up semua foto saya di Google Photos. Kalian juga? Rapi nggak albumnya? Kalau sekadar di-upload aja tanpa ditata sih ya sama aja awut-awutan dong.

Oiya Google Photos ini bukan cuma aplikasi ya. Buka di browser juga bisa, jadi nggak perlu download aplikasi.

Nah meski kedengerannya simpel alias alah upload doang cincay, ada beberapa tips yang mungkin dapat berguna. Tips ini khusus buat kalian yang emang pengen foto-foto rapi, nggak awut-awutan dan nggak susah nyari.

💾 Setting Google Photos

Pertama, setting dulu Google Photos nya semoga nggak upload ukuran sebenarnya. Iya jadi dikompres. Karena jikalau dikompres, Google kasih kita storage unlimited!

Caranya pastikan kau login di akun Google, terus buka photos.google.com dan ikuti step by step di bawah ini:



Nah jikalau itu diceklis, otomatis semua foto yang kita upload itu keresize. Masih gede kok ukurannya jikalau untuk kebutuhan di internet mahhh. Masih HD, 16 MP, jikalau kata Google masih dapat dicetak dengan ukuran 24x16 inches (60x28 cm).

Kecuali jikalau fotonya penting banget dan suatu hari rasanya kalian mau bikin billboard dengan foto itu, ya udah save di harddisk lahhh yang ukuran sebenarnya. Google Photos khusus buat kenangan aja, alias yang penting fotonya nggak hilang.

💾 Jangan auto sync/back up

Buat kalian yang punya aplikasi Google Photos di hp, matiin auto sync dan back up nya. Iya sih ngirit waktu tapi akibatnya awut-awutan banget. Ya gitu aja seberantakan di gallery HP kan sebab ia back up sesuai tanggal aja hahaha

💾 Bikin folder dulu di laptop

Copas dulu foto dari HP/kamera ke laptop. BERESIN DULU FOTO-FOTO ITU OFFLINE LAPTOP. Bikin dulu folder sesuai kategori yang mau diback up.

Misal satu folder namanya “Papua, Agustus 2015”, folder lain “Lebaran 2017” ya sesuai kawasan dan kejadian atau apalah bebas. Saya sih lebih suka pake momen dan tanggal serta tahun semoga carinya gampang. Nantinya folder ini akan jadi album di Google Photos.

Nah jikalau foto Bebe yang mana entah berapa puluh ribu semenjak ia lahir lol, saya back up menurut usia Bebe. Kaprikornus sebulan sekali rapihin di folder, jikalau butuh tinggal diperkirakan oh itu pas Bebe lagi umur sekian nih.

💾 TIPS UPLOAD!

Uploadnya gini semoga nggak pusing. Yang penting jangan upload sekaligus banyak gres bikin album soalnya jikalau di tengah jalan internet mati, nanti fotonya awut-awutan lagi nggak masuk ke album. Ikutin step by step ini:

1. Upload satu foto dulu
2. Create new album
3. Masukin nama album, gres drag and drop sisa foto eksklusif ke dalem album ini. Kalau tengah jalan internet mati, semua foto udah kondusif di dalem album.



Soalnya saya suka upload foto Bebe sebulan gitu sekaligus 1000 foto misalnya, gres 800 foto terus connection error. Kelar lah udah itu 800 foto nyebar di mana-mana nggak di dalam satu album. Kalau udah gini saya suka stres sendiri #ocd lol.

💾 Rajin back up

Luangkan waktu sebulan sekali untuk back up dan pasti foto-foto kalian nggak akan awut-awutan lagi. Untuk meluangkan space di harddisk, foto yang nggak terlalu penting hapus aja, kecuali ya itu tadi, ingin punya ukuran bahwasanya sebab siapa tau suatu hari butuh bikin billboard segede dinding rumah. Ehm.

💾 Video gimana?

Video ikut ke-back up juga kok. Ikut dicopy aja, nanti ia otomatis jadi 1080 px. Masih HD lah itu. Masa iya nyimpen video 4k terus mau gratisan hahaha.

Kenapa nggak back up di Facebook aja?

Upload ke Facebook itu lebih ke-compress lagi fotonya jadi ukurannya jauh lebih kecil dibanding Google Photos. Lagian Google Photos juga dapat deteksi wajah, lokasi, dan bikinin gif gitu dari beberapa foto yang seolah-olah lucu deh.

Fotonya private nggak?

Fotonya private tapi URL nya dapat dishare. Anggap URL ini kaya nomer handphone lah. Kalau nggak dishare, orang lain nggak dapat telepon kita kan jadi jikalau url nggak di-share yang orang lain nggak dapat buka juga. Saya sih nggak share ke siapa-siapa sebab tujuannya kan emang cuma buat back up doang.

Terus dapat juga upload-nya ke Google Drive terus sync ke Google Photo. Cuma saya males sebab nambah-nambahin folder Drive aja awut-awutan pusing. Kaprikornus ya foto ya udah sesuai fitrahnya di Google Photos. Drive buat dokumen aja.

Oiya saya juga pake dua akun Google. Akun pertama khusus buat Bebe dan keluarga. Akun kedua buat foto-foto zaman liputan dan pacaran dulu sama JG hahaha.



Udah sih gitu aja. Karena apalah arti kenangan jikalau tidak dapat dikunjungi kembali kapan-kapan. Benar bukan? ;)

-ast-

Detail ►

Tips Menulis Blog Yang Menarik (1)

Halo semuanya, mumpung hari Senin saya mau share sesuatu yang produktif adalah tips menulis blog! Gila keren nggak tuh saya ngasih tips nulis hahahaha.


Saya sih berani ngasih tips nulis sebab ya ngerasa manis aja nulisnya HAHAHA. Ya iyalah, harus merasa bisa dulu dong gres kasih tips. Lagian saya sih pede goresan pena saya lezat dibaca lol. Terbukti ya dengan blog ini yang pembacanya ada terus hingga berjuta-juta kali kusenang deh. Makasih loh kaliaaannn! Makasihnya berjuta-juta kali juga. :*

Ini kayanya akan panjang sih tapi simak ya! Saya nulis ini iseng aja sih sebab kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak lezat dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya biasa aja, cara nulisnya nggak Istimewa juga, eh terus malah baper curhat di socmed sebab blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

Ini beliau tips menulis blog yang menarik ala annisast:

⭐ Nggak usah pusing sama kata ganti

Mau pake saya, pake aku, pake gue, bebas. Dan nggak perlu terus-terusan sama juga sih. Misal blog ini, di goresan pena yang cenderung serius maka saya memakai "saya", di postingan remeh temeh kaya #SassyThursday gitu pakenya "gue".

Yang memilih itu topiknya, saat kita ngobrol serius sama orang yang nggak kita kenal, kita cenderung memakai saya kan. Dan saat kita ngobrol sama temen-temen yang erat dengan topik ringan, maka kita pake "aku" atau "gue" kan. Makara ya nggak usah dibikin pusing!

Soalnya kata ganti ini ngaruh banget ke feel satu tulisan. Ketika kau berusaha ngomong serius tapi ngomongnya "kasar" dan pake lo gue, orang nangkepnya bisa beda. Bisa dianggap murka atau malah dianggap nggak serius. Begicu.

Sementara kita nulis blog kan nggak selamanya serius dan nggak selamanya bercanda kan. Makara sesuaikan kata ganti dengan topik dan feel tulisan.

⭐ Jangan menyingkat kata!

Gini ya saya kasih tau, menyingkat kata itu dipakai di SMS zaman dulu sebab keterbatasan karakter. Lah zaman kini kan nggak ada yang dibatasi kecuali Twitter, udalah jangan singkat apa-apa. Saya sih chat aja udah nggak pernah nyingkat apapun sama sekali. "Yang" bukan "yg", "belum" bukan "blm".

Ini ngaruh ke psikologis pembaca, baca singkatan itu capek, nggak nyaman. Mana kadang singkatan orang kan beda sama orang lainnya, boro-boro baca dengan enak, malah mikirin arti singkatannya dulu.

Makara tulis kata dengan utuh, nggak ada ruginya kok.

⭐ Perhatikan panjang paragraf

Yes, jangan kepanjangan dan jangan kependekan. Kalau saya sih maksimal 3 kalimat dalam satu paragraf. Jangan cuma satu kalimat dalam satu paragraf plis kalian bukan tribunnews ya. Baca paragraf yang terlalu pendek itu capek, sekalimat enter sekalimat enter hhhh.

⭐ Jangan mengulang kata yang sama

Sebisa mungkin jangan ulang kata yang sama baik dalam satu kalimat atau dalam satu paragraf. Karena itu MEMBOSANKAN. Contoh ini dari paragraf di atas:

Saya nulis ini iseng aja sih sebab kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak lezat dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya biasa aja, cara nulisnya nggak Istimewa juga, eh terus malah baper curhat di socmed sebab blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

Coba jikalau kalian nulisnya gini:

Saya nulis ini iseng aja sih sebab kadang suka pengen main ke blog orang tapi kok ya tulisannya nggak lezat dibaca. Ceritanya nggak seru, point of viewnya nggak seru, cara nulisnya nggak seru juga, eh terus malah baper curhat di socmed sebab blognya sepi. Introspeksi dulu kaliii. :)

((( MENGULANG KATA NGGAK SERU )))

Yang mana yang lebih lezat dibaca? Ya tentukanlah sendiri.

Mengulang kata boleh jikalau tujuannya menekankan. Contoh:

Tapi Blue ini underrated banget ya, kurang duit promosi gitu duka deh. Makara nggak sempet se-hits Westlife atau Backstreet Boys gitu hhhh. Padahal Lee Ryan potensial banget. Potensial apa ya, ya potensial ngetop sebab ganteng nyahahahaha. (lengkapnya di post ini)

Nangkep yaaa?

⭐ Proofread and proofread

Proofread itu penting. Kalau saya sih biasanya gres setengah aja udah saya preview dulu dan baca. Fungsinya jikalau ternyata alurnya kurang enak, masih bisa atur ulang. Kalau udah simpulan banget gres atur alur sih alhasil lebih ribet kan.

Dan jangan cuma baca sekali! Baca berkali-kali, pikirin dari sudut pandang orang yang baca, apa mereka ngerti apa maksud kita? Apa kita bisa mengirim emosi kita ke mereka?

Karena kadang kita nulis pakai bahasa tutur dan orang jadi resah maksudnya apa sebab mereka belum pernah ketemu eksklusif sama kita. Makara baca berulang-ulang itu penting.

*

Oke ini jikalau dilanjutin akan super panjang jadi saya bagi dua ya! Bagian keduanya bisa dibaca di sini:

Tips Menulis Blog yang Menarik (2)

-ast-

Detail ►

Tips Menulis Blog Yang Menarik (2)



Ini yaitu penggalan dua dari tips menulis blog yang menarik. Bagian satunya dapat dibaca di sini ya:

Tips Menulis Blog yang Menarik (1)

Oke di penggalan kedua ini akan masuk ke pemilihan topik. Milih topik ini emang ribet sih sebab yaaa topik sih banyak tapi yang mana yang cocok sama pembaca kita dan diri kita sendiri ya kan?

⭐ Tentang topik ...

Coba kenali diri sendiri, apakah ada fatwa kita yang Istimewa dan tidak biasa? Hal-hal tidak biasa ini biasanya disukai orang sebab bikin kaget hahahaha.

Kalau nggak kepikiran ummmm, ya jangan nulis opini sih. Karena ya untuk apa nulis opini jikalau opini itu yaitu opini yang umum?

Misal saya nulis perihal menduakan dan pelakor, itu rame sebab sementara semesta menghujat, saya cenderung "membela" pelakor. Kalau kalian ikut menghujat juga terus nulis sih ya kesudahannya tulisannya biasa aja, nggak spesial.

Tapi ya jangan cuma anti mainstream, harus punya argumen berpengaruh juga. Kalau nulis di luar kebiasaan orang banyak terus argumennya nggak berpengaruh sih ya siap-siap aja dibully. :)

Kaprikornus berdasarkan saya sih yaaa, jikalau kalian emang nggak punya cukup argumen, tulis yang ringan-ringan ajalah. Topik atau dongeng sehari-hari, tips seputar rumah, atau perihal tragedi hari itu juga oke. Atau berguru nulis komedi aja! Baca di blognya Raditya Dika dulu banget beliau suka share cara nulis komedi.

Karena kadang dongeng yang biasa aja dapat jadi menarik dan lucu jikalau kita dapat nulisnya. :)

Yang terpenting, tulislah sesuatu yang kita suka! Lebih simpel nulisnya!

⭐ Minta tolong baca dulu ke orang

Saya biasanya kasih dulu ke orang jikalau tulisannya kontroversial. Misal yang ini AGAMA DAN MANUSIA, emang sih nggak viral kaya yang lain hingga ratusan ribu views, tapi tembus belasan ribu lah viewsnya. Dan nggak ada yang bantah argumen, sebab mau bantah apa. Yang saya tulis emang bener kok.

Tapi tau bener apa nggak itu harus dinilai orang lain dulu. Tulisan itu saya kasih dulu ke JG, Gesi, Mba Windi, dan Nahla. Begitu mereka ok, gres saya publish. Kalau mereka belum sreg, saya edit dulu sana-sini sebab jikalau orang terdekat saya yang satu pikiran aja nggak sreg, apalagi orang lain?

Untuk topik kontroversial, pencarian plot hole sama orang terdekat itu penting hahaha. Tapi jikalau nulisnya lucu-lucuan kaya goresan pena si neng ini TENTANG HIDUP SEMPURNA ARTIS INSTAGRAM (A.K.A SI NENG A) saya nggak kasih ke orang dulu sebab takut ternoda kemurnian lucunya hahaha.

Sumpah gue kenapa jadi orang pede amat hahahahah

⭐ Endapkan

Ya, mengendapkan goresan pena itu penting. Kalau nggak penting-penting amat nggak perlu diendapkan lama-lama sih. Nulis malem, baca lagi pagi. Tapi kembali lagi, jikalau nulis yang kontroversial kaya SELINGKUH itu saya nulisnya seminggu lebih. Endapkan, edit, endapkan, edit, tiap hari aja begitu.

⭐ Keep it short

Ini nih, saya sering ngomelin mba Windi gara-gara nulisnya panjang banget astagaaa. Ngasih rujukan masalah aja dapat 5 dongeng sendiri, padahal mah 2 dongeng aja orang udah nangkep kok intinya.

Saya selalu edit banyak. Ketika proofread atau sesudah diendapkan, aneka macam yang saya hapus biar tidak bertele-tele. Yang penting pembaca nangkep intinya. Soalnya makin panjang nanti orang makin males bacanya. Scroll aja terus tapi inti problem nggak kesebut terus.

⭐ Latihan!

Iya beberapa waktu kemudian saya baca goresan pena orang perihal pengalaman beliau berguru nulis. Dia nggak punya background nulis apapun, cuma mendisiplinkan diri tiap malem nulis 400 kata jikalau nggak salah. EMPAT TAHUN SETIAP HARI TANPA PUTUS DIA NULIS.

Empat tahun kemudian beliau jadi kontributor tetap di beberapa publication dan punya kantor yang jual jasa nulis gitu buat CEO dan ghost writer. Dia bilang kalian nggak akan tahu apa itu disiplin hingga kalian mati-matian ngelakuin hal yang sama demi latihan untuk jadi lebih baik. Dan percaya nggak beliau latihan nulis di mana? Di Quora aja loh. Padahal kesannya Quora kawasan jawabin pertanyaan aja kan, tapi jadi kawasan latihan nulis buat dia. So inspiring!

Ya jikalau soal latihan ini saya nggak akan bantah sih sebab saya sendiri nulis udah usang banget! Kalau untuk dibaca publik, saya nulis semenjak Sekolah Menengah Pertama dan nggak putus hingga hari ini. Saya nulis untuk majalah dinding sekolah pas Sekolah Menengah Pertama dan SMA, saya kuliah jurnalistik, saya berkali-kali nulis resensi buku buat koran pas saya kuliah, saya jadi reporter, saya nulis buat publication lain, saya nulis buku, saya nulis blog. Sebagian besar hidup saya, saya habiskan nulis.

Dan itu kan dapat dianggap sebagai latihan! Terus menerus menulis yaitu latihan yang tak kunjung henti. Dengan latihan juga kita berguru diksi yang banyak sebab pas nulis mau nggak mau mikir dong nggak mau pake diksi yang sama terus. :)

Buat kalian yang punya blog, coba disiplinkan diri untuk nulis secara rutin. Kalau kalian nggak mau meluangkan waktu, nggak berusaha mencoba, ya mungkin nulis emang bukan buat kalian. Nyerah aja nggak apa-apa kok.

*loh kok judes*

*

Oke deh segitu aja. Panjang yaaaa. Semoga berkhasiat ya! Selamat menulis semuanya!

-ast-

Detail ►

Antri Paspor Via Whatsapp Di Jakarta Pusat

Kalau dulu bikin paspor online via website, kini dapat bikin atau perpanjang paspor lewat WhatsApp loh! Keren ya!


Iya jadi tahun ini ialah tahun kehebohan saya alasannya ialah SIM dan paspor habis. Dulu bikinnya di taun yang sama sih jadi abisnya juga barengan terus. Perpanjang SIM dan paspor deh jadinya, mayan harus ngeluangin waktu.

Terakhir saya urusan sama kantor Imigrasi itu waktu bikin paspor Bebe tahun 2014 di kantor Imigrasi Bandung. Dulu bikin paspor daftar dan isi formnya online, jadi di hari H udah nggak perlu lagi isi form. Tinggal bawa semua persyaratan terus di kantor Imigrasinya pribadi ada dua jenis antrian, online dan offline. Yang online lebih dikit antrinya dong jadi cepet banget, 40 menit selesai lah.

Sempet juga adik saya perpanjang paspor online yang semua data boleh discan jadi tinggal dateng untuk foto. Tapi kayanya terus diubahsuaikan sistemnya, dicoba sana-sini, makanya ganti-ganti terus caranya. It's ok namanya juga nyari yang terbaik kan ya.

Nah jadi semenjak Mei lalu, aplikasi online ini ditutup dan diganti dengan aplikasi antrian paspor dan antrian paspor online via website. Aplikasinya dapat diunduh di Playstore (di iOS nggak ada btw) atau lewat websitenya https://antrian.imigrasi.go.id/.

🛫 Aplikasi Antrian dan Antri via WhatsApp 

Aplikasi antrian ini sederhana banget. Sign up lewat email, terus tinggal pilih kantor Imigrasi serta tanggalnya. Oke saya coba. Btw satu email dapat untuk daftar paspor 5 orang

WAKWAW TERNYATA TANGGAL TERDEKAT PENUH SEMUA! Pada mau ke mana sih orang-orang!

Waktu itu masih tanggal 3 Oktober dan tanggal yang kosong cuma 30 Oktober di kantor Imigrasi Jakarta Barat! Panik alasannya ialah tanggal 6 November mau pergi. Sempet nggak ya? Ya udah ambil deh antrian itu, daripada nggak kebagian lagi kan.

Perpanjang paspor kan biasanya 4 hari kerja, dipikir-pikir absurd mepet banget sih jadinya gres tanggal 4 Nov, dua hari sebelum berangkat banget. Terus saya resah dan jadinya browsing, masih ada nggak ya kantor Imigrasi yang dapat dateng pribadi tanpa antri di aplikasi?

Se-Jakarta dan Bandung udah nggak dapat ternyata. T________T

Besok paginya saya coba lagi ubek-ubek itu aplikasi cari kantor Imigrasi yang masih kosong. Sampai jauh banget ke Bogor tetep nggak kebagian tanggal yang lebih cepet dari 30 Oktober. Browsing-browsing ternyata jika di kantor Imigrasi Jakarta Pusat dapat antri pake WhatsApp! Waw! Kok canggih amat perpanjang paspor via WhatsApp!

Kayanya gres percobaan gitu soalnya gres kantor Imigrasi Jakarta Pusat yang dapat ambil antrian via WhatsApp. Caranya gampang, tinggal WhatsApp ke nomer 081299004406 dengan format #NAMA#TANGGAL LAHIR (DDMMYY)#TANGGAL ANTREAN YANG DIINGINKAN.

Misal #JAGOGERLONG#010186#27102017 gitu. Nanti ia auto reply dengan tanggal tersedia. Ya udah kita tinggal konfirmasi tanggal itu dan ia akan kasih arahan booking plus jam kedatangan.



Saya kebagian jam 11, harus dateng minimal 30 menit sebelum jam 11. Enak ya jika dulu kan mau antri paspor rasanya udah stres duluan alasannya ialah harus dateng sesubuh mungkin atau dapat antri seharian. Stres lah mikirin masa-masa itu.

Di hari H saya udah siapin semua persyaratan dan meluncur ke kantor Imigrasi Jakarta Pusat yang astaga jauhnyaaaa. Sampai rasanya kaya bukan Jakarta. Untung mas ojeknya lancar baca Google Maps jadi nggak pake nyasar segala hhhh. Karena jika siang panas, ya saya anter Bebe ke daycare terus pribadi cus aja, hasilnya nyampe jam 8.20 hahahaha.

Persyaratan perpanjang paspor jika sesuai teori e-gov Imigrasi online yang terus wara-wiri di Twitter mah sebenernya cuma bawa paspor usang dan e-ktp (atau surat rekam e-ktp). Tapi kenyataannya disuruh bawa segala rupa juga sih jadi sebaiknya ya dibawa fotokopi DAN aslinya. Fotokopi harus ukuran A4 dan nggak boleh digunting ya!

🛫 Syarat bikin paspor dan perpanjang:

1. Kartu keluarga
2. E-KTP atau surat rekam E-KTP dari kelurahan
3. Akte kelahiran ATAU ijazah ATAU buku nikah (salah satu aja boleh)
4. Surat keterangan kerja dari kantor jika emang kerja

Nyampe sana saya tanya apa boleh antri kini meskipun jadwalnya masih 3 jam lagi? Katanya boleh, isi form (JANGAN LUPA BAWA PULPEN ITEM! Saya bawa dong tentunya), taro arahan booking terus dapet nomer antrian.

Antrian nomer 52 padahal yang dipanggil gres nomer 2 hahahaha. Makara kayanya arahan booking itu udah termasuk nomer antrian, jadi ya jika dateng cepet ya bisa, tapi tetep nggak dapat nyelak yang emang dapet antrian pagi gituloh.

Ternyata antriannya jalan cepet banget. Jam 10 udah dipanggil, ditanya-tanya, cek data, foto (nggak boleh pake baju putih), scan sidik jari, belum jam 11 udah selesai.

Masnya ramah banget mau nanggepin semua pertanyaan saya yang rese ngotot pengen liat sendiri ia ngetik semua data udah bener apa belum hahahaha. Ya abis takut typo elah tar gue yang repot.

🛫 Bayarnya gimana?

Kode bayarnya dikasih via WhatsApp juga wih absurd canggih banget kan siapa sih presidennya! Cuma nomer WhatsApp-nya beda sama nomer di atas. Disuruh save/foto nomor WhatsApp billing dulu sama petugasnya dan di sinilah drama dimulai *AHELAH*

"Mbak, nanti chat ke sini kira-kira sejam lah dari kini ya, nanti tinggal transfer ke arahan billing yang dikasih"

Sejam kemudian saya chat, dibales dengan arahan belum ada. Dua jam kemudian, tiga jam kemudian. KOK BELUM ADA TERUS KODE BILLINGNYA? Saya ngotot pengen bayar hari itu alasannya ialah jadinya 4 hari kerja SETELAH BAYAR. Kalau nunggu besok kan jadinya makin usang dong huhu.



Tengah malem sebelum tidur saya iseng chat lagi ternyata udah ada yeaayyy! Dan bentuknya virtual account gitu kaya belanja di e-commerce. Mudah banget lah. Transfer selesai, tinggal berdoa tunggu paspornya jadi huhu.

Oiya. jangan kira di sana ada orang manual bales WhatsApp-nya ya! Ini yang jawab bot jadi jika kalian mau curhat atau nanya-nanya ya nggak dapat lol. Saya ngomel di atas itu nanya kapan arahan billingnya nongol terus ia jawab template *YAIYA* ahahahaha.

Mikir-mikir, saya bayar Kamis malem tandanya udah lewat jam kerja Kamis dan niscaya udah masuk ke billing Jumat. Tandanya paspor saya gres akan jadi Kamis ahad depannya.

Selama 4 hari itu tiap hari saya rajin chat resi cek SIAPA TAU udah selesai ya kan. Kesel sih alasannya ialah via WhatsApp gini jadi makin nambah anxiety “kok belum jadi ya, kok belum jadi ya” YA PADAHAL BELUM 4 HARI. Kalau dulu kan ya nunggu dengan damai aja di rumah ya, di hari keempat gres ambil, entah udah beres atau belum. Meskipun belum pernah denger orang gagal bikin paspor dalam 4 hari sih jika nggak bermasalah data.

Kamis (kemarin banget) berdiri tidur saya cek belum jadi juga! Duh panik alasannya ialah Senin mau berangkat plis. Ya udalah nekat yang penting ke sana dulu!

Di jalan udah mau nyampe ada notif WhatsApp dari Imigrasi! Isinya bikin mau nangis!


Lha gimana kan udah di jalan. Ya udah hasilnya ke sana dulu dan nanya sama mbak-mbak informasi dapat nggak jika ambil sekarang. Mbaknya ngotot nggak dapat alasannya ialah belum waktunya.

“Nggak dapat bu, ini kan sistem, jika di WhatsApp belum jadi ya belum jadi.”

“Nggak dapat tolong dicek dulu mbak?”

“Nggak bisa, ibu. Besok ke sini lagi ya!”

T_______T

Saya duduk dulu sambil merenung, mana pelipis kiri nyut-nyutan menambah pressure pengen cepet kelar urusan. Kalau saya nggak ngotot, masa BESOK HARUS KE SINI LAGI? Feeling saya udah jadi sih alasannya ialah plis deh udah 4 hari kerja kok! Lima hari malah jika diitung dari Kamis ahad lalu.

Akhirnya saya turun dulu, antri ngeprint bukti bayar (lupa emang belum print), dan saya diem dulu tunggu mbak-mbak itu lengah *alah* terus tanpa ia liat, saya ke loket pengambilan YANG SEBELAHAN SAMA INFORMASI dan bilang ke ibu-ibu di loket itu “ibu saya mau ambil paspor” TANPA BILANG DI WHATSAPP BELUM JADI.

Si ibu (yang judes banget astaga ngalah-ngalahin gue) bilang “mana bukti bayar dan resinya?” saya kasih. Terus ia bilang “DUDUK!” orisinil kaya lagi ospek, nyuruh duduk gitu amat. Karena saya warga negara yang baik kemudian saya duduk sambil tetep nunduk sembunyi takut keliatan si mbak informasi HAHAHAHA.

Lama, lama, lama, hasilnya menggelegarlah nama saya dipanggil. DAN PASPORNYA UDAH JADIIIII!

Saya maju lagi ke loket masih dengan sembunyi dari mbak-mbak informasi, cek semua data takut ada yang salah, terus tanda tangan pengambilan dan yeaaayyy berhasil! Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil. -_______-

Makara ya! Itu cerita panjang pengalaman perpanjang paspor via WhatsApp di kantor Imigrasi Jakarta Pusat. Overall pelayanannya sepakat (yang judes buibu di loket ambil doang lah masih aman), kantornya bagus, nyaman, ada ruang menyusui. Boks fotonya manis banget kupengen punya di rumah hahahahaha kaya photobox tapi nggak ada tutupnya dan sekelilingnya lampu. So cool!

Demikian! Semoga berguna! Karena kemarin nyari pengalaman orang nggak nemu ya udalah tulis sendiri HAHAHAHA.

PS: FINALLY LIBURAN SENDIRI AFTER 6 FREAKIN' YEARS! DAN LIBURAN PERTAMA TANPA BEBE! So excited!

-ast-

Detail ►

Rekomendasi Daerah Kursus Online


Siapa yang udah pernah ikut kursus online? Menuju 2018 yang lebih gemilang, gimana bila mulai tahun ini kita sisihkan uang sedikit untuk berguru sesuatu yang baru?

Nah alasannya yaitu dateng ke kawasan kursus mah rasanya tidak mungkin ya bagi kita ibu-ibu yang udah struggle banget ngurus kerjaan dan rumah, jadi kursus online aja yuk!

Dari tahun kemudian JG udah ngomong terus berkali-kali dengan banyak sekali topik "eh kau mau berguru xxx nggak?" tanggapan saya selalu nggak ah males hahahaha.

Kenapa beliau nawarin? Karena beliau punya kanal gratis ke salah satu penyedia kursus online. Tar saya ceritain lengkap di bawah ya. Intinya kini saya mau nge-list di mana aja kau bisa ikut kursus online?

Maunya kursus online gratis? Ya ada, di YouTube juga banyak, tapi ya bila niat berguru coba nabung dulu supaya ikut kelas yang bayar. Kalau udah ikut kelas bayar biasanya lebih semangat alasannya yaitu ada prinsip ogah rugi di baliknya yakaannn.

Di mana aja?

Lynda


Ini yang JG tawar-tawarin terus ke saya alasannya yaitu beliau dapet kanal gratis dari kantornya. Makara kantor JG kolaborasi sama Facebook dan LinkedIn terus ..... nggak tau deh lupa hahaha. Intinya alasannya yaitu Lynda ini punya LinkedIn, karyawan kantornya JG jadi bisa kanal gratis.

Lynda bagi 5 kategori course-nya jadi software development, web development, design, business, dan photography. Mau coba dulu boleh, free trial 30 hari, bila mau bayar yang basic itu USD 19.99 dan yang Premium USD 29.99. Bedanya yang premium bisa didownload jadi belajarnya nggak perlu streaming.

Tapi streaming juga nggak seberapa kok. Asal kalian memakai waktu dan kuota yang biasanya digunakan untuk YouTube-an jadi ambil kelas hahahaha.

Udemy



Nah bila kalian liat di Instagram, saya kemarin ambil course gambar di Udemy ini. Simply alasannya yaitu ya ampon nongol mulu iklan diskonnya tiap buka YouTube. Diskon hingga tanggal 11 Januari, all course US$ 10.99 atau Rp 150ribuan!

Dikasih diskon ya termakan lah jadi ambil 2 course deh, satu gambar satu fotografi. Iya, selain gambar saya lagi pengen naik level banget soal foto.

Udemy ini kursus online terbesar di dunia dengan 55ribu courses ajaib nggak sih. Gila banget alasannya yaitu harus pinter-pinter cari course yang "bener". Cari yang student-nya udah puluhan atau ratusan ribu dan reviewnya bagus. Iya kaya belanja aja gitu alasannya yaitu ini marketplace, semua orang bisa naro course di sini jadi harus pilih-pilih yang lecturer-nya memang bener.

Dia sistemnya bayar per course jadi nggak perlu langganan. Banyak yang satu course harganya US$ 200 gitu kan stres aja bila nggak diskon. Tapi sebenernya bila les offline sih ya susah juga ya nyari yang waktunya fleksibel dan harga segitu. Makara saat diskon, manfaatkan!

Karena meski diskon, tetep dapet lifetime access kok jadi selamanya bisa diakses. Good deal banget sih buat saya mah!

Coursera



Nah beda sama Udemy, bila Coursera ini curated banget. Course-nya lebih sedikit tapi semua instrukturnya itu dari universitas ngetop dunia. Setelah lulus, Coursera juga nerbitin akta jadi bisa nambah portfolio buat yang mau cari kerja.

Bisa hingga S2 online loh di sini! Tapi cuma beberapa jurusan aja dari University of Illinois. Dan ya seleksi dulu juga sama kaya S2 biasa. Bayarnya juga mayan bisa buat beli rumah hahahaha. Yaeyalah S2 di Amerika nurut ngana aja masa mau 150ribu ya kan.

Saya nggak pernah coba tapi katanya ada yang free cuma ya gitulah topiknya nggak se-wow yang bayar. Kalau bayar itu dari US$ 29 hingga US$ 79. Udah dapet akta dan selesai grade.

Pendidikan memang hanya untuk mereka yang mampu. *sigh*

Skillshare



Sebelum pake Udemy, saya berguru gambar cat air dari Skillshare ini. Taunya alasannya yaitu banyak YouTubers niche gambar yang punya course di sini. Makara di YouTube mereka cuma semacam teaser doang, banyaknya malah di sini. Endorse sih ya kayanya soalnya banyak banget YouTubers gambar yang pake.

Skillshare ini juga course-nya banyak cuma nggak terlalu serius. Top course-nya itu malah soal handlettering sama design. Nggak kaya course lain yang topnya itu niscaya soal coding-codingan atau IT stuffs gitu ahahahaha.

Dulu sih sebulan pertama free, kini 3 bulan pertama eksklusif bayar tapi sebulan cuma US$ 0.99 alias Rp 15ribu. MAYAN BANGETTTTT. Berikutnya bila mau lanjut juga nggak terlalu mahal, sebulan cuma US$ 12 udah dapet semua course.

IndonesiaX



Nah bila ini lokal dan semua gratis yeaayyyy! Saya kemarin coba daftar terus ngiiingggg gundah mau ambil yang mana ya? HAHAHA.

Terus masih meraba-raba juga alasannya yaitu pas coba ambil satu course kok ya udah ketinggalan dan nggak bisa kanal kelas sebelumnya. Makara kayanya ada jadwalnya gitu deh.

Coba ulik sendiri lah hahaha. Kan udah dikasihtau gratis lol. Yang ngisinya ngetop-ngetop loh, ada Wishnutama NETTV, Rhenald Kasali, dan praktisi-praktisi lain.

Layak dicek untuk mengisi waktu luang daripada scroll-scroll IG terus kurang faedah ya nggak?

*

Nah simpulannya, Lynda ada free trial tuh bisa dicoba banget. Makara sebenernya niat belajarnya dulu, bila udah keukeuh mau kursus online gratis ya tinggal ambil trial di Lynda, efektifkan berguru dalam sebulan, terus ambil di Skillshare. Atau bila lebih niat, bikin email gres terus trial lagi hahaha.

Tapi duka nggak sih kaya gitu. Modal atuhlah dikit, niatlah menabung untuk berguru ok! Masa anak terus disuruh berguru tapi kitanya nggak. Nanti ketinggalan loh nggak satu pace lagi sama anak. Jangan hingga lah ya!

Dan course ginian kan sebenernya nggak perlu terus-terusan. Dalam sebulan aja udah bisa berguru banyak hal kok. Apalagi bila udah terang mau berguru apa, berguru foto, berguru gambar, atau bahkan digital marketing untuk ngembangin online shop. Ada kok semua.

Dan mereka (kecuali IndonesiaX cmiiw) ada appsnya juga jadi bisa berguru sambil di jalan atau lagi nunggu sesuatu. Jangan biarkan ruang dan waktu membatasimu. *AYE*

Makara mau berguru hal gres apa 2018 ini?

-ast-

Detail ►