Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri 2009-vs-2018. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri 2009-vs-2018. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

2009 Vs 2018



Tadi pagi ketika sahur saya dan JG ngomongin Diana Rikasari yang kebetulan muncul di feed Instagram. Saya bilang JG, saya "kenal" Diana dulu sekali di sekitar tahun 2008 ketika Diana masih di DeviantArt dengan foto-fotonya yang diedit artsy (serta pernah berponi pink lol).


Setelah sahur saya jadi scroll blognya Diana di tahun 2009 dan nostalgia beberapa merk indie lokal yang ia foto, persis endorse Instagram zaman kini dengan foto yang unpretentious. Ada Betty La Shop-nya Sabila Anata, Beatnik, OnlyI. Zamannya fashion blogger itu ya Diana, Heidi Kalalo, Bethanny Putri plus Evita Nuh yang masih kecil banget.

Bisa dibilang selain mulai muncul blogger-blogger yang ngetop (thanks to Gogirl!) 2009 yaitu tahun kebangkitan online shop. Orang mulai percaya belanja online di fanpage Facebook dan blogspot (setelah sebelumnya online shop itu hanya di Multiply).

Jualannya masih bener-bener atas asas iktikad dan kayanya jarang banget yang nipu deh. Saya salah satunya jadi sis-sis online shop berjualan kalung handmade di fanpage HappyBee! yang dalam sekejap punya followers 5ribu. Kalung itu tentu mampir ke blognya Diana alasannya yaitu dulu kayanya SEMUA online shop handmade/lokal ya kirim ke Diana. Jaminan laris gitu lol.
kalung buatan saya, blogpostnya masih ada di sini.
Dari jualan itu saya bisa beli Blackberry Javelin sendiri. Harganya Rp 3,8juta tahun segitu mahal kan ya hahahaha Saya juga banyak temenan sama pelanggan dan sama-sama sis online shop. Karena dulu fanpage itu nggak bisa message! Makara jikalau mau chat sama calon pembeli, ya mereka harus add Facebook pribadi/Yahoo! Messenger saya atau ngobrol di Twitter. Atau ya smsan pake nomer Esia ahahahaha.

masa-masa beli cottonink yang bales carline herself. :D

Tapi yang menohok dan jadi trigger blogpost ini bukan wacana saya jualan. Tapi wacana ol shop "angkatan saya" dulu yang sama-sama minta support Diana. Ya nggak semuanya masih ada hingga kini juga sih, tapi banyak yang kini jadi nama besar.

Ada Mannequin Plastic yang wow banget kini udah buka counter di PIM dan Lotte Shopping Avenue lewat PINX PROJECT. Ada Wondershoe yang legend banget alasannya yaitu punya flat shoes ukuran besar. Sampai Cotton Ink yang dulu masih jualan di blogspot dan jualannya cuma cotton shawl 60ribuan (saya punya empat hahahah). Di luar itu ada idekuhandmade yang masih buka workshop bikin bantal kain perca yang legend berbentuk owl hahahaha. Sweet old times. :')

fringe shawl dan acid wash dari cotton-ink

Kalau lagi nostalgia gitu mau nggak mau mikir, kok gue nggak seriusin di situ sih? Kesel banget, coba jikalau diseriusin mungkin kini udah jadi apa. (APA?) Ya mungkin udah punya store atau merk sendiri.

Tahun kemudian ini jadi duduk kasus inferiority yang besar banget lho. Ditambah dulu kerja di detikcom di mana saya punya saluran ke artis-artis Korea hingga dibikin buku segala saking jarang terjadinya itu pengalaman. Semua orang iri, semua orang histeris tiap saya foto atau live tweet lagi ketemu atau interview artis Korea.

Saya mungkin nggak pernah dongeng ini detail tapi tahun kemudian itu saya jadi punya anxiety problem di mana saya terus-terusan ngerasa "kurang". Dulu gue bisa gini kok kini nggak bisa, dulu sekeren itu kok kini nggak, dulu orang banyak yang iri sama hidup gue kok kini gini-gini aja. Bisa hingga nggak bisa tidur mikirin hal itu.

Dan itu terjadi berbulan-bulan, usang sekali. Kalau kalian notice sih sebenernya waktu itu blogpost saya cuma sekitaran inferiority, bersyukur, dan seputar itu padahal dalam kenyataannya saya sendiri struggling wacana duduk kasus itu. Untung punya geng kesayangan yang selalu support dan selalu dengerin keluhan-keluhan seputar inferiority problem saya. Love you gengs. :*

Perasaan inferior itu perlahan hilang sehabis saya bertekad harus berguru skill gres agar nggak inferior lagi, mulailah saya gambar. Gambar itu relaxing banget dan pelan-pelan anxiety itu hilang hingga kini hilang sama sekali. Kadang masih ada sih tapi nggak parah hingga nggak bisa tidur lagi.

Karena udah berlalu, saya jadi bisa mikir jernih bahwa kadang (atau malah seringnya) kita memang fokus pada apa yang nggak kita capai, nggak fokus pada apa yang udah jadi achievement kita. Kalau dipikir-pikir lagi, ya wajarlah saya nggak punya merk alasannya yaitu dulu juga itu sampingan banget kok. Cuma agar punya uang dan ya seru-seruan aja.

Karena hobi crafting maka bikin kalung, main Polyvore, main Looklet, itu setara dengan nonton series Gossip Girl dan Heroes. Bukan sesuatu yang saya seriusin apalagi dibikin plan. Ya menang kompetisi alhamdulillah, banyak yang beli ya masuk akal alasannya yaitu emang diusahain marketingnya kan, tapi nggak pernah punya plan untuk jadi bisnis.

Lalu apa yang saya seriusin dan bikin plan? YA NULIS.

Coba cek resolusi tahun 2009 yang pernah saya bahas di sini. Sama sekali nggak ada wacana ngembangin bisnis, adanya ya jadi kontributor Gogirl! yang mana ya tercapai juga kok. Semua plan hidup saya semenjak Sekolah Menengah Pertama memang melulu wacana nulis. Mau masuk Sekolah Menengan Atas IPS agar kuliah jurnalistik yaitu salah satu plan wacana nulis yang udah di-set semenjak muda.

Waktu masih seneng baca teenlit, saya bertekad suatu hari harus nulis dan diterbitkan GagasMedia. TERKABUL JUGA. Buku pertama saya diterbitkan GagasMedia. Nextnya saya mau kerja di media, ya alhamdulillah dong hingga kini emang kerja di media terus kan.

Tau-tau udah punya buku kedua, tau-tau blog ini udah 700 posts lebih, saya udah nulis di aneka macam tempat. Dari yang urusan kerjaan (ya niscaya nulis di detikcom mah ya) hingga yang paling random kaya jadi kontributor di Soompi. Pas kerja di The Jakarta Post masih nulis juga di detikcom dan jadi kontributornya Mommies Daily. Lah kini malah kerja di Mommies Daily beneran. Nulis banget dan saya suka kok. Kenapa harus inferior?

Itu pertanyaannya.

Kalau kalian nggak pernah mengalami anxiety problem niscaya cuma suruh bersyukur tok (dan kadang dengan nada meremehkan huhu). Padahal seringnya sih nggak ada hubungannya. Waktu anxiety itu muncul, boro-boro kepikiran achievement, yang dipikirin yaitu kurang kurang kurang terus dan nyalahin diri sendiri.

Kalau kalian lagi ada di posisi saya dulu, HANG IN THERE. Cari teman. Kalian butuh teman, kalian BUTUH dan PASTI PUNYA. Kadang jikalau lagi begitu, rasanya kaya nggak punya temen banget kan. Huhu. Cari support system dan jikalau bener-bener nggak bisa, kalian harus cari dukungan profesional.

Makara ya, tahun 2009 yaitu tahun di mana saya lagi merangkak menuju peak masa muda di tahun 2011. Habis itu grafik self-achievement memang turun alasannya yaitu nikah dan punya anak, turun hingga minus hingga rasanya saya nggak punya pencapaian apa-apa kecuali mendidik Bebe yang mana itu mah kewajiban dan tanggung jawab ya bukan pencapaian pribadi.

Tahun ini harus jadi tahun berkarya. Berkarya apa aja, kerja yang semangat, nulis sebanyak mungkin, gambar sesering mungkin. Saya hingga beli mesin jahit demi bisa skill gres lagi. Makara mencoba untuk naikin lagi grafik self-achievement-nya mumpung Bebe udah besar dan udah bisa main sendiri. Saya punya banyak waktu untuk berkarya dan menyeret diri agar nggak leyeh-leyeh terus.

JADI YUK SEMANGAT YUK. Hidup memang naik turun, jikalau lagi turun kita mungkin butuh waktu untuk yaaa berdukacita sejenak. Nggak apa-apa sedih asal jangan lama-lama dan selalu ingat jikalau semua orang niscaya dikasih kemampuan untuk berkhasiat buat orang lain. Kumpulin semangat lagi agar lebih bisa menikmati hidup

2018-nya udah Juni lho ini. Apa aja yang udah dicapai? :)

-ast-

Detail ►

Souvenir Ultah Dan Prinsip Kehidupan

GILE JUDULNYA YA SOUVENIR ULTAH AJA PAKE PRINSIP KEHIDUPAN.

Dan ya, ternyata saya termasuk ibu-ibu extra Pinterest ya. Baru kuakui itu lol.

gara-gara dingklik kuning jadi fotonya kuning males atur white balance jadi ya sudahlah

Alkisah dari dulu saya nggak pernah neko-neko lho sama souvenir ultah Bebe. Ya pokoknya yang penting semua personalized aja (nggak neko-neko tapi pengen personalized lol). Tapi terus sekantor sama mbak Miund nih biang kerok.

Tahun pertama sekantor, doi bikin buku kisah yang digambar sendiri. PAKE CAT AIR LOH BUKAN DIGITAL. Ceritanya ditulis sendiri. Dicetak sendiri buat souvenir ultah Shera yang keempat.

Waktu itu saya cuma bisa “waawww manis yaaa murung banget saya nggak bisa gambar”.

A post shared by Asmara Wreksono (@asmarawreksono) on

Karena ya emang waktu itu saya belum mulai mencar ilmu gambar dan nggak bisa gambar sama sekali. Beberapa bulan berlalu dan Mbak Miund mulai lagi proyek buku kisah kedua untuk souvenir ultah Shera tahun depan.

Di situ saya udah rada panas juga sama twit-twitnya Pinot dan Ditut yang selalu ngomporin orang untuk mencar ilmu gambar. Long story short saya mencar ilmu gambar manual kemudian beli iPad untuk gambar digital dan tetapkan ok iPad ini harus menghasilkan souvenir ultah untuk Bebe.

Sungguh harapan yang receh ya.

(Baca kisah soal mencar ilmu gambar di sini ya: Tentang Gambar)

Terus muter otak banget sebab ya saya bisa gambar gres segini banget. Belum bisa banyak sekali pose insan dan bikin banyak sekali background hingga level bikin buku kisah gitu. Pusing pula mikirin jalan ceritanya kan. Duh.

Memutuskan bikin flash card sebab ya waktu itu Bebe lagi semangat banget mencar ilmu baca tulis pake flash card. Entah kenapa pribadi kepikiran aja seru banget ya bikin flash card yang semua gambarnya itu temen sekelas dan karakter favorit anak kaya PJ Mask gitu. Kaprikornus aksara A untuk temen Bebe yang namanya Aleron, aksara C untuk Canayya, G untuk Gekko, dan X untuk Xylo plus belakangnya ada kartu ulang tahun.

19 Maret 2018, tiga bulan sebelum ultah Bebe di 6 Juni, gambar pertama selesai. PUAAASSSS BANGET RASANYA.


Karena sini anaknya ambisius ya jadi flash card-nya juga bolak-balik, ogah pula hurufnya pake font jadi ya ditulis MANUAL. Huruf aja ada 26, jadi total ada 52 gambar yang harus diselesaikan dalam 3 bulan. Sempet nggak ya?

Sempet ternyata. Sebelum bulan pahala flash card udah selesai. Tapi kemudian semangat saya turun sebab mikirin packagingnya. Pengen bikin pouch sih, tapi saya nggak punya mesin jahit.

Detail ihwal souvenir ini liat di IG saya aja ya, di link ini.

Saya nggak bisa bikin teladan ya tapi jikalau jahit mah bisa lah. Modal untuk ngecilin dan mendekin seragam Sekolah Menengan Atas di masa kemudian HAHAHA. Tapi sebab nggak punya mesin jahit saya karenanya minta tolong ibu untuk jahitin. Ibu ok.

via GIPHY

EH UJUNG-UJUNGNYA SAYA BELI MESIN JAHIT LOL. Mesin jahit ini saya beli via Arisan Mapan (BACAAAA YA, KLIK AJA ARISAN MAPANNYA). Kebetulan juga ibu-ibu di rumah Bandung emang lagi pada ikut Arisan Mapan. Gila sih dulu endorse kok ya kini ngalamin beli sendiri sesuatu yang berguna.

Mesin jahit gres dateng pas ultah tinggal 2 minggu. Untungnya bulan pahala jadi saya ngeles ke Bebe jikalau ultah di sekolahnya ditunda sebab semua miss pada puasa. Padahal ya belum kelaaarrr ini jahit pouch.


Bahan pouchnya kanvas dan katun jepang, beli di Pasar Mayestik. Gambarnya saya jiplak dari iPad, terus diwarnai pake cat akrilik kemudian disetrika. Konon kata ayah saya yang suka nyablon, akrilik disetrika (disetrika di serpihan catnya ya) itu akan makin berpengaruh nempel ke kain. Saya nurut aja.

TERUS DIJAHIT DEH. Jahitnya cepet sih hari Sabtu atau Minggu 2 jam bisa dapet 5 pouch gitu. DAN SELESAI!

Setelah selesai, mesin jahit kembali masuk dus dan belum kebayang mau bikin apa lagi hahahahaha.

Pertanyaan terbesar: “Demi anak bela-belain banget ya kaya gini?”

Sebetulnya nggak juga sih. Ini demi diriku sendiri aja. Demi punya pencapaian baru, demi punya sesuatu yang bisa bikin diri sendiri bangga. Kebetulan aja punya anak dan jadiin alesan ultah anak sebagai cara mencapai itu.

Kaprikornus jikalau dibilang “demi anak” ya rada cringey sih sebab ya si Bebe belum ngerti jikalau bikin DIY-DIY ini effort jadi ini mah ibunya ajaaaa butuh kebanggaan baru. *HALAHHHH

Dan juga ya mau ngejar ultah anak pake sewa playground seharian juga kutakmampu kan jadi ya kembali pada prinsip melawan harga tak mampu, kulawan dengan DIY HAHAHAHA.

Tapi anyway, saya tau banget nggak semua orang suka DIY ya. Saya begini nggak instan kok. Gambar emang baru-baru aja tapi jahit mah dari dulu. Craft kan saya anaknya. Bisa dibaca di postingan ini: 2009 vs 2018.

Kaprikornus jikalau kalian nggak suka DIY, nggak bisa jahit, dan tetep pengen custom souvenir ultah anak ya tetep bisa, BIKIN DI KAWUNG LIVING AJAAAAA. NGGAK SANTAI MAAF.

Baca juga goresan pena Gesi di sini ya:

Karena sebagus itu beneran. Kaprikornus Kawung Living ini yang kemarin pouchnya jadi bonus PO buku saya dan Gesi “Indahnya Susahnya Kaprikornus Ibu” (BELI DONG, DI SINI YA LAGI PROMO BONUS STIKER LHO). Saya awalnya nggak expect apa-apa lho. Ya standar pouch kan begitu lah ya. Lagian saya udah punya beberapa pouch custom dan ya hasilnya gitu aja.

Pouch ultah pertama Bebe print juga sama dan biasanya sebab materi kanvas jadi otomatis pas di-print warnanya turun jadi agak “dekil” gitu. Nggak sesuai warna orisinil lah. Menyesal dulu belum tau Kawung Living.

warna kurang jreng dan pudar
Tapi jikalau yang buatan Kawung Living beneran manis banget hasil print-nya. Kalian tau kan ya saya nggak bilang manis jikalau nggak beneran bagus. Apalagi ini keduanya desain saya, dengan palet warna yang saya pilih sendiri dengan hati-hati dan lihatlah sendiri. Mirip banget sama warna di layar! Birunya agak terang tapi jadinya malah jadi lebih lucu hahaha Pink dan warna lainnya malah sama persis.



Kayanya hasil print-nya bisa sebagus ini sebab bahannya bukan kanvas biasa. Tapi entah juga ini materi apa ya yang terang kaya kanvas tapi halus gitu dan nggak setipis katun juga. Kaget beneran hingga saya dan Gesi waaaa manis waaaaa gitu pas dateng hahahaha.

Saya juga dibikinin plushie dan bantal yang super gemes ga sihhhh. Plushie-nya ini karakter saya di buku. Hasilnya nggak pecah dan nggak turun sama sekali warnanya. Rekomen banget beneraaannn.


zoom kualitas print, persis sama kaya ilustrasinya frans, ga turun, ga geser

Dan harganya nggak jauh beda lho sama custom print lain. Sama-sama aja. Saya, Gesi, dan Nahla pernah dibikin pouch custom matching berempat gitu sama Mba Windi, lucu gemas dengan warna pastel. Harganya lebih mahal dan kualitas print-nya tetep bagusan punya Kawung Living. TERBAIK!

Produk custom dari Kawung Living juga bukan cuma pouch dan plushie. Tapi bisa juga sarung bantal, mug, bantal leher, tablerunner, bahkan canvas rug! Lengkapnya bisa kalian lihat di sini: http://kawungliving.com/custom/

Bikin custom di Kawung Living juga bisa satuan lho. Tapi jikalau bikin banyak harganya makin murah. Kaprikornus cocok banget buat souvenir ultah yang rata-rata ngasih temen sekelas kan. Suka rada pusing sama daerah custom yang itungannya per lusin atau per sepuluh gitu. Sebel juga cuma butuh 12 jadinya harus pesen 20 huhu.

Nggak bisa gambar? TENAAAANGGG. Kawung Living punya katalog pattern yang one of a kind banget. Bisa ditambah nama atau goresan pena juga. Kaprikornus aman!



Kaprikornus ada yang lagi siapin ultah anak juga? Atau justru mau produk yang ready dan nggak custom, ada jugaaaa. Cus pesen souvenir di Kawung Living!

Website: kawungliving.com
Instagram: @kawungliving
Katalog gambar: @kawunglivingcatalogue

Detail ►

You Are Enough

Seberapa sering liat quote “you’re enough”? Sesering itu banget ya, di Instagram, di Pinterest, di mana-mana.

You are enough. You are doing great.

artwork by me. photo from unsplash.

Dua kalimat yang rasanya biasa aja jikalau kalian lagi nggak punya problem hidup. Tapi jikalau lagi punya anxiety, atau problem percaya diri, “you are enough” itu rasanya jadi dalem banget. Kadang malah bikin kesel karena:

Am I good enough?

Pertanyaan yang akibatnya muter-muter terus di kepala. Modelnya sanggup macem-macem: am I good enough for my spouse? My son? My parents? FOR MYSELF?

(Terkampret itu dikala kalimat ini dipelintir jadi materi buat putus. “Kamu terlalu baik buat aku” duhilah, seminggu kemudian punya pacar gres lol)

Ini berkaitan dengan kekhawatiran banget ya. Khawatir pasangan nyari pacar/istri yang lebih baik, khawatir anak nggak dapet yang terbaik dari ibunya, khawatir kita sendiri bukan anak yang baik, dan khawatir sama pencapaian diri sendiri.

Kalau lagi gini dan curhat sama orang biasanya nasihatnya “ya semua orang punya kekhawatiran masing-masing lah”. IYA SIH. Tapi kan kekhawatiranku sendiri juga penting BAGIKU! Hahahahaha.

Btw ya, trigger menulis ini salah satunya yaitu Rahmawati Kekeyi Putri Cantika . Terserah orang mau hina dia, bully ia kaya apa, satu hal yang saya pikirin pas nonton video ia yaitu ... wow ia percaya diri banget! Kaya saya ... di masa lalu.

:(

Rahmawati, you're doing great! Meski opininya pada sesuatu sanggup berubah tiap 5 detik, tapi semua istilah beauty yang ia pake bener semua loh. Kalau cara penggunaan kan terserah ia ya orang kok atur amat sih. Ngomongnya juga lancar, kuyakin ia ngefans Tasya Farasya alasannya yaitu gaya ngomongnya seakan-akan Tasya.

Beneran saya yang waawww, kangen amat sepede itu. Kangen amat liat dunia dari kacamata kita sendiri. Kangen amat yakin sama segala pilihan hidup huhu.

Kalau lagi liat Timehop, 8-9 tahun lalu, gila saya pedenya itu level super. Ngungkapin pendapat itu berani banget, negur orang, bahagia bertikai alasannya yaitu ya argumen gue BENER dan lo otomatis bego, nggak mikirin netijen alasannya yaitu dulu netijennya hampir masih satu bunyi semua. Yang norak-norak belum kenal socmed kayanya.

Terus juga urusan penampilan. #ootd yang bahkan cuma diupload di Twitter doang wihiii gayanya udah ala fashion blogger banget. Nggak heran alasannya yaitu di masa itu saya emang mikirin penampilan banget. Sampai punya daerah belanja favorit yang barangnya unik dan nggak banyak orang tau.

(Lihat fotonya di sini: 2009 vs 2018)

Seneng banget belanja dan mix & match baju. Keluar rumah nggak pernah asal-asalan, semua dipikirin dari sepatu hingga hal terkecil kaya karet rambut dan cincin serta gelang. Udah gambar alis semenjak gambar alis belum berupa kewajiban. Ya alasannya yaitu alisnya botak hahahaha. Pake heels muluk pula. Kuat syekali saya dulu yaaaa.

Terus dulu itu nggak peduli omongan orang level pacar sendiri bilang bajunya buruk aja saya bodo amat. ANDA SIAPA, SAYA TAHU APA YANG SAYA MAU LOL. Sekarang udah rapi mau pergi, JG bilang bajunya “kurang deh” (kurang lho bukan jelek) YA SAYA GANTI BAJULAH. Setidak pede itu huhu. NANGIS. :(

Apalagi ke kantor ya, apa aja yang keliatan duluan deh dipake. Cuma punya waktu sedikit untuk dandan dan pilih baju, mana sempet kaya dulu malem-malem mix & match terus setrika dulu. Nggak pernah lagi menentukan untuk melaksanakan itu alasannya yaitu kini saya lebih butuh tidur. Kerja, gambar, blogging, produktif nyari uang (HAHA), dan terutama harus full energi menghadapi Bebe.

CAPEK, BOS. Capek alasannya yaitu harus nyuci dan nyetrika sendiri kali ya. Kalau bajunya tau-tau udah rapi di lemari dan tinggal pake aja mungkin beda cerita. Bahkan mau masukin baju ke laundry aja males alasannya yaitu effort masukin baju ke laundry SAMA AJA sama masukin baju ke mesin cuci. Ambil dari laundry energi yang keluar SAMA AJA sama ngangkat cucian. Dilipet mah nanti-nanti jikalau inget hahahaha.

I used to be so proud and confident of myself, my face, my body. And now it’s gone. Rada kecewa sih sama diri sendiri hahahahahuhuhuhuhu.

Karena bahwasanya penampilan itu kuat pada 30% dogma diri saya. Ya masih punya sisa 70% sih untuk brain dan talent jadi masih punya modal untuk menertawakan diri sendiri alasannya yaitu tidak pede HAHA tapi tetep aja jikalau lagi dandan ya akibatnya pede. Kalau lagi nggak dress up ya akibatnya tetep pede tapi kurang 30% LOL.

Kaprikornus makin hari, makin tidak peduli, makin tidak pede. Sebuah bulat setan ya. Mau peduli tapi lebih suka tidur. Mau peduli tapi sayang uangnya dan ngirit-ngirit jikalau mau beli baju. Ah hidupkuuuu .

via GIPHY

Kenapa saya bilang makin nggak pede? Karena ya Tuhan, terbukti semakin hari semakin males selfie HAHAHAHA. Pas lagi mencar ilmu beauty tahun 2017 itu saya udah mulai turun dogma diri sama penampilan cuma masih maulah selfie-selfie gitu. Mundur ke tahun-tahun sebelumnya astaga itu Instagram isinya kok selfie semua sih.

Nyampe kantor aja dulu selfie loh. Senyumnya pede aja loh. Happy-happy aja loh. Ke mana itu semua pergiiii?

Malu alasannya yaitu dulu sering selfie? Nggak. Kecewa? Jujur rada iya. Sama diri sendiri alasannya yaitu kenapa kini harus tidak pede sihhhh?

Apa jadi masalah? Ya dan tidak. Kadang mikirin kok ya sama diri sendiri aja nggak sayang. Kadang mikirin kok ya masa sih nggak sanggup dress up kek dikit jikalau ke luar rumah agar nggak gembel amat.

Tapi kadang juga mikirin yah jikalau harus nyetrika dulu males amat cuy, pake sweater+jeans ajalah agar cepet kelar urusan. Lagian baju-baju trendi zaman kini kenapa sih ya modelnya banyakan katun-katun harus disterika gitu duh malaassss. Hahaha. Kaprikornus ya jawabannya tengah-tengah lah.

Kemalasan ternyata sanggup berujung ketidakpedean guys. Catat itu sebagai sebuah pencerahan. :))))))

Yang ribet, alasannya yaitu dogma diri urusan fisik lagi mentok banget, dogma diri sama hal lain jadi praktis drop. Sebel gitu alasannya yaitu jadi combo. Udah mah lagi nggak pede di fisik eh kampretnya suka tiba-tiba muncul perasaan nggak pede juga sama hal lain dalam hidup. Udah mah cuma punya 70% dogma diri eh ditabrak sama problem hidup yang lain.

Kelarlah langsung, inferiority complex. An inferiority complex consists of lack of self-esteem, a doubt and uncertainty about oneself, and feelings of not measuring up to standards. Itu kata Wikipedia dan ASLI KITU PISAN. Standarnya standar diri sendiri pula jadi kalian sanggup banget bilang "ah keliatannya kak Icha pede-pede aja". Ya itu kan standarmuuuuhhh, bukan standarkuuhhhh.

Ada berantem dikit sama JG gitu misalnya, saya sanggup ngawang-ngawang mikirin “am I good enough?” “am I doing great?” “am I a good partner?” “am I a good mom?”

Atau lagi kepikiran soal kerjaan misalnya, saya jadi resah mikirin "duh kenapa ya karier gini-gini aja" gitu terus hingga matahari terbenam.

Kaprikornus mari ucapkan mantranya bersama-sama:

I AM. I AM. I AM ENOUGH. I AM DOING GREAT.

Akhirul kata, saya ingin bilang terima kasih Rahmawati Kekeyi sudah mengingatkan saya untuk sanggup lebih pede lagi. Terima kasih dan tetap semangat!

-ast-

PS: Kalau kalian lagi inferiority complex atau punya anxiety lain, ngerti banget ketidakpedean diri sendiri nggak semudah sanggup diketawain dan dibodoamatin kaya gini. Wajar banget jikalau nangis-nangis alasannya yaitu nggak berharga. Asal nangis dengan sadar ya, embrace the feeling. Jangan lupa berteman juga ya agar nggak kesepian. :(

Detail ►