2009 Vs 2018
Tadi pagi ketika sahur saya dan JG ngomongin Diana Rikasari yang kebetulan muncul di feed Instagram. Saya bilang JG, saya "kenal" Diana dulu sekali di sekitar tahun 2008 ketika Diana masih di DeviantArt dengan foto-fotonya yang diedit artsy (serta pernah berponi pink lol).
Setelah sahur saya jadi scroll blognya Diana di tahun 2009 dan nostalgia beberapa merk indie lokal yang ia foto, persis endorse Instagram zaman kini dengan foto yang unpretentious. Ada Betty La Shop-nya Sabila Anata, Beatnik, OnlyI. Zamannya fashion blogger itu ya Diana, Heidi Kalalo, Bethanny Putri plus Evita Nuh yang masih kecil banget.
Bisa dibilang selain mulai muncul blogger-blogger yang ngetop (thanks to Gogirl!) 2009 yaitu tahun kebangkitan online shop. Orang mulai percaya belanja online di fanpage Facebook dan blogspot (setelah sebelumnya online shop itu hanya di Multiply).
Jualannya masih bener-bener atas asas iktikad dan kayanya jarang banget yang nipu deh. Saya salah satunya jadi sis-sis online shop berjualan kalung handmade di fanpage HappyBee! yang dalam sekejap punya followers 5ribu. Kalung itu tentu mampir ke blognya Diana alasannya yaitu dulu kayanya SEMUA online shop handmade/lokal ya kirim ke Diana. Jaminan laris gitu lol.
kalung buatan saya, blogpostnya masih ada di sini. |
masa-masa beli cottonink yang bales carline herself. :D |
Tapi yang menohok dan jadi trigger blogpost ini bukan wacana saya jualan. Tapi wacana ol shop "angkatan saya" dulu yang sama-sama minta support Diana. Ya nggak semuanya masih ada hingga kini juga sih, tapi banyak yang kini jadi nama besar.
Ada Mannequin Plastic yang wow banget kini udah buka counter di PIM dan Lotte Shopping Avenue lewat PINX PROJECT. Ada Wondershoe yang legend banget alasannya yaitu punya flat shoes ukuran besar. Sampai Cotton Ink yang dulu masih jualan di blogspot dan jualannya cuma cotton shawl 60ribuan (saya punya empat hahahah). Di luar itu ada idekuhandmade yang masih buka workshop bikin bantal kain perca yang legend berbentuk owl hahahaha. Sweet old times. :')
fringe shawl dan acid wash dari cotton-ink |
Kalau lagi nostalgia gitu mau nggak mau mikir, kok gue nggak seriusin di situ sih? Kesel banget, coba jikalau diseriusin mungkin kini udah jadi apa. (APA?) Ya mungkin udah punya store atau merk sendiri.
Tahun kemudian ini jadi duduk kasus inferiority yang besar banget lho. Ditambah dulu kerja di detikcom di mana saya punya saluran ke artis-artis Korea hingga dibikin buku segala saking jarang terjadinya itu pengalaman. Semua orang iri, semua orang histeris tiap saya foto atau live tweet lagi ketemu atau interview artis Korea.
Saya mungkin nggak pernah dongeng ini detail tapi tahun kemudian itu saya jadi punya anxiety problem di mana saya terus-terusan ngerasa "kurang". Dulu gue bisa gini kok kini nggak bisa, dulu sekeren itu kok kini nggak, dulu orang banyak yang iri sama hidup gue kok kini gini-gini aja. Bisa hingga nggak bisa tidur mikirin hal itu.
Dan itu terjadi berbulan-bulan, usang sekali. Kalau kalian notice sih sebenernya waktu itu blogpost saya cuma sekitaran inferiority, bersyukur, dan seputar itu padahal dalam kenyataannya saya sendiri struggling wacana duduk kasus itu. Untung punya geng kesayangan yang selalu support dan selalu dengerin keluhan-keluhan seputar inferiority problem saya. Love you gengs. :*
Perasaan inferior itu perlahan hilang sehabis saya bertekad harus berguru skill gres agar nggak inferior lagi, mulailah saya gambar. Gambar itu relaxing banget dan pelan-pelan anxiety itu hilang hingga kini hilang sama sekali. Kadang masih ada sih tapi nggak parah hingga nggak bisa tidur lagi.
Karena udah berlalu, saya jadi bisa mikir jernih bahwa kadang (atau malah seringnya) kita memang fokus pada apa yang nggak kita capai, nggak fokus pada apa yang udah jadi achievement kita. Kalau dipikir-pikir lagi, ya wajarlah saya nggak punya merk alasannya yaitu dulu juga itu sampingan banget kok. Cuma agar punya uang dan ya seru-seruan aja.
Karena hobi crafting maka bikin kalung, main Polyvore, main Looklet, itu setara dengan nonton series Gossip Girl dan Heroes. Bukan sesuatu yang saya seriusin apalagi dibikin plan. Ya menang kompetisi alhamdulillah, banyak yang beli ya masuk akal alasannya yaitu emang diusahain marketingnya kan, tapi nggak pernah punya plan untuk jadi bisnis.
Lalu apa yang saya seriusin dan bikin plan? YA NULIS.
Coba cek resolusi tahun 2009 yang pernah saya bahas di sini. Sama sekali nggak ada wacana ngembangin bisnis, adanya ya jadi kontributor Gogirl! yang mana ya tercapai juga kok. Semua plan hidup saya semenjak Sekolah Menengah Pertama memang melulu wacana nulis. Mau masuk Sekolah Menengan Atas IPS agar kuliah jurnalistik yaitu salah satu plan wacana nulis yang udah di-set semenjak muda.
Waktu masih seneng baca teenlit, saya bertekad suatu hari harus nulis dan diterbitkan GagasMedia. TERKABUL JUGA. Buku pertama saya diterbitkan GagasMedia. Nextnya saya mau kerja di media, ya alhamdulillah dong hingga kini emang kerja di media terus kan.
Tau-tau udah punya buku kedua, tau-tau blog ini udah 700 posts lebih, saya udah nulis di aneka macam tempat. Dari yang urusan kerjaan (ya niscaya nulis di detikcom mah ya) hingga yang paling random kaya jadi kontributor di Soompi. Pas kerja di The Jakarta Post masih nulis juga di detikcom dan jadi kontributornya Mommies Daily. Lah kini malah kerja di Mommies Daily beneran. Nulis banget dan saya suka kok. Kenapa harus inferior?
Itu pertanyaannya.
Kalau kalian nggak pernah mengalami anxiety problem niscaya cuma suruh bersyukur tok (dan kadang dengan nada meremehkan huhu). Padahal seringnya sih nggak ada hubungannya. Waktu anxiety itu muncul, boro-boro kepikiran achievement, yang dipikirin yaitu kurang kurang kurang terus dan nyalahin diri sendiri.
Kalau kalian lagi ada di posisi saya dulu, HANG IN THERE. Cari teman. Kalian butuh teman, kalian BUTUH dan PASTI PUNYA. Kadang jikalau lagi begitu, rasanya kaya nggak punya temen banget kan. Huhu. Cari support system dan jikalau bener-bener nggak bisa, kalian harus cari dukungan profesional.
Makara ya, tahun 2009 yaitu tahun di mana saya lagi merangkak menuju peak masa muda di tahun 2011. Habis itu grafik self-achievement memang turun alasannya yaitu nikah dan punya anak, turun hingga minus hingga rasanya saya nggak punya pencapaian apa-apa kecuali mendidik Bebe yang mana itu mah kewajiban dan tanggung jawab ya bukan pencapaian pribadi.
Tahun ini harus jadi tahun berkarya. Berkarya apa aja, kerja yang semangat, nulis sebanyak mungkin, gambar sesering mungkin. Saya hingga beli mesin jahit demi bisa skill gres lagi. Makara mencoba untuk naikin lagi grafik self-achievement-nya mumpung Bebe udah besar dan udah bisa main sendiri. Saya punya banyak waktu untuk berkarya dan menyeret diri agar nggak leyeh-leyeh terus.
JADI YUK SEMANGAT YUK. Hidup memang naik turun, jikalau lagi turun kita mungkin butuh waktu untuk yaaa berdukacita sejenak. Nggak apa-apa sedih asal jangan lama-lama dan selalu ingat jikalau semua orang niscaya dikasih kemampuan untuk berkhasiat buat orang lain. Kumpulin semangat lagi agar lebih bisa menikmati hidup
2018-nya udah Juni lho ini. Apa aja yang udah dicapai? :)
-ast-
Posting Komentar