Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri uang-kontrol-diri-dan-instagram. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri uang-kontrol-diri-dan-instagram. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Uang, Kontrol Diri, Dan Instagram


Saya tuh jika udah nulis satu topik niscaya jadi gatel pengen nulis ituuu terus nyambung alasannya ialah jadi kepikiran mau nulis dari angle lain. Kadang dapat juga alasannya ialah baca komen terus pribadi aha! moment gitu alasannya ialah dapat jadi inspirasi goresan pena baru.

Nah kali ini, trigger tulisannya dari komen Maya Rumi di postingan Mengatur Keuangan Keluarga:

"mbak nisa gimana caranya menahan diri untuk tak terpengaruhi dengan liburan? mbak nisa sering banget nih blg di blog,, sharing juga dong mbak tips n trik-nyaa"

Sebenernya jawabannya sederhana banget: uang.

Saya pernah baca quotenya siapa gitu bahwa kontrol paling besar itu ada di uang. Bisa didefinisikan sebagai uang dapat dapetin segalanya termasuk kekuasaan, tapi dapat juga diartikan bahwa kontrol paling simpel itu sebenernya uang.

Kami punya prioritas yang kami anggap lebih penting daripada liburan. Kami memang nggak mengalokasikan uang buat liburan sama sekali. Kan banyak tuh yang alokasi liburannya dari bonus kantor, kami dapet bonus paling belanja dikit terus 80% niscaya masuk dana pendidikan Bebe.

Bukan nggak terpengaruhi sama sekali loh ya, mau bangeeett. Tapi realistis aja, punya uang nggak banyak, jadi mesti bulatkan tekad, uang segini mau buat apa?

Saya nggak mau pulang liburan terus malah nyesel, pulang liburan terus murung lihat uang yang kepake, apalagi pulang liburan terus malah jadi punya utang. Makanya aku sih so far belum tertarik sama cicilan 0% buat liburan. Nggak masuk buat saya, liburannya seminggu bayar utangnya setahun? Kalau masuk buat kalian sih nggak apa-apa hahahaha.

Dan urusan uang zaman kini ini dipengaruhi Instagram banget loh! 💸

Emang kampret ya Instagram ini. Dulu liat orang liburan di Facebook biasa aja kayanya, nggak jadi iri atau apa. Coba sekarang, seberapa banyak dari kalian yang jadi mau beli lipstik Make Over gara-gara postingan aku kemarin?

ITU BARU LIPSTIK.

Belum liat foto orang-orang liburan dan pake quote bahwa jadilah traveler jangan jadi turis, keliling dunia semoga lebih menikmati hidup lalala, hidup sederhana yang penting dapat backpacking keliling dunia, bucket list pengen ke sekian negara blablabla.

Pokoknya orang yang nggak pernah liburan dan nggak keliling dunia itu pengalamannya kurang. Instagram jadi salah satu motivasi orang untuk liburan semoga nggak stres dan terjebak rutinitas.

YAK SEKALI LAGI: GUE REALISTIS AJA SIH. *GETOK*

Saya sama JG kerja, nggak dapat cuti lama-lama. Kalau punya uang ya masih punya prioritas yang lain. Kalau ada waktu luang, udah capek banget ngurus rumah jadi ya tidur seharian aja atau makan di luar udah bikin happy banget. Remeh. Plus kami berdua nggak stres di kerjaan dan tidak merasa terjebak rutinitas jadi ya kalem aja.

Tapi kan ada ya yang emang seneng banget jalan gitu. Seneng banget traveling jadi rela melaksanakan apa aja demi dapat keluar dari rutinitas. Ya nggak apa-apa, tandanya kalian udah tau prioritas kalian buat apa.

Intinya liburan aja KALAU DUITNYA ADA DAN TIDAK MENGGANGGU POS LAIN APALAGI KALAU PUNYA ANAK. Itu doang.

*Atau jadi wartawan travel atau tekno lah, jalan-jalan terus niscaya hahaha*

Kalau kita pikirkan baik-baik, duduk kasus uang ini arahnya ke duduk kasus self control dan self acceptance.

Kalau kata Wikipedia, self control itu cara untuk mengatur emosi, pikiran, dan perbuatan. Ya udah jika gitu aturlah gimana caranya semoga uang yang ngontrol emosi, pikiran, dan perbuatan kita. Terdengar salah ya kok kita dikontrol uang. Tapi bener kok.

Oh jika nggak punya uang maka jangan simpel panas liat orang beli tas branded, oh alasannya ialah honor emang nggak cukup buat keliling Eropa ya unfollow orang yang liburan terus.

Karena Instagram ini bikin nggak terkendali banget. Bikin orang simpel ngerasa inferior, bikin orang ngerasa hidupnya kurang UANG terus hanya alasannya ialah membandingkan dengan hidup orang lain.

Urusan rumah aja. Wihhh banyak banget yang rumahnya bagus-bagus, jadi pengen ke Ikea, bela-belain jauh-jauh ke Ikea demi foto di lorongnya dan dapat foto-foto rumah untuk seterusnya.

Belum urusan baju, ih pengen baju itu soalnya dipake si A bagus banget. Urusan masak aja kini harus pake properti, MPASI harus dihias, dan liburan laahhh semoga feed nggak dalem ruangan terus dan ada biru-birunya langit. Pokoknya itinerary harus ke daerah yang Insta-worthy!


Kontrol diri kalian. Kalau udah ngerasa gitu terus, unfollow orang-orang yang bikin kalian iri atau delete aja Instagramnya sekalian. Toxic.

Kalian tau lah, aku juga dulu pernah gitu kok tapi terus capek. Dan jika aku “diperparah” sama blog kan. Makara seolah alasannya ialah blog banyak yang baca, aku ngerasa Instagram juga harus banyak yang follow dong! Kok dapat blog dibaca puluhan ribu orang tiap bulan tapi followers Instagram 2ribu terus!

Tips sana-sini juga bilang perihal niche blog lah, niche Instagram lah, seolah dari Instagram aku dapat kaya. Iya dapat jika lo Karin Novilda, nggak semua orang dapat kan padahal. Naif banget sih jika mikir semua orang bisa. Karena banyak yang foto Instagramnya bagus banget tapi followers cuma dikit. Makara ada faktor luck banget.

Belum lagi di komunitas atau group blogger itu niscaya pernah bahas tips meningkatkan secara optimal Instagram. Saya seolah jadi merasa "wah iya jika jadi blogger harus meningkatkan secara optimal Instagram juga dong". PADAHAL MAH KAN KATA SIAPA HARUS YA NGGAAAKKK?

Citra diri aku bergabung antara dongeng di blog dan foto Instagram. Sampai pada bilang weh annisast yang di blog judes itu ya (well maaf deh jika yang ini emang di dunia kasatmata juga hahaha), annisast niscaya kaya ya di stories kerjanya ngemall terus, annisast makan siang aja di Plaza Senayan, annisast posting make up terus niscaya koleksi make upnya banyak banget deh, annisast bayar daycare mahal gitu niscaya gajinya gede lalala.

Ini aku tau dari komen-komen dan temen-temen yang ngomong langsung. Padahal nggak ngerasa uang aku banyak sih kok dapat orang nganggep gitu? Setelah aku pikir-pikir oh itu alasannya ialah aku cenderung posting KELEBIHAN dan tidak posting KEKURANGAN.

(Baca lengkap obsesi aku pada Instagram di sini: Dear Ibu-Ibu Instagram)

Kalau makan sushi di PS gres deh masuk Instagram, jika makan di Pujasera belakang kantor ya nggak. Kalau kebetulan pake baju branded aja, difoto deh terus ditag brand-nya di Instagram, jika nggak branded ya nggak foto.

Sampai beli lensa gres yang bokeh demi feed. Properti dan lighting juga lengkap segala rupa. Stok foto make up tiap weekend semoga seminggu ke depan aman.

Who am I trying to impress?

NOBODY. Pengen keliatan keren aja di Instagram dan ngapain sih sebenernya ya? Seru sih stok dan susun foto, aku masih merasa itu seru TAPI CAPEK IH. Dulu aku nggak ikut CFD sama JG dan Bebe semoga aku dapat foto-foto di rumah, tapi wahhh kini mending keluar ya nemenin Bebe main sepeda.

Prioritas uang dapat dirapikan, tapi prioritas waktu sih bullshit. Pernah aku tulis di sini: Karena Saya Tidak Percaya Prioritas.

Bodo amat Instagram nggak punya stok foto cantik. Bodo amat followers nggak nambah-nambah. Saya udah di titik itu hahahaha. Dulu sih terlalu semangat. Anaknya gitu, jika lagi semangat semangat banget, begitu bosen ya udah bye.

Makara ya kini aku kalem aja, jika ada temen yang berpotensi bikin iri tapi nggak mau unfollow, jangan di-like semoga nggak nongol lagi di timeline. Jadinya aku jarang scroll timeline, upload jika lagi pengen aja, nggak lagi ngotot tiap hari. Foto-foto pake kamera sih tetep, cuma ya nggak sering diupload.

Ya sebagai blogger sih ngaruh ke personal branding ya. Karena jarang foto anggun ya jarang ditawarin produk make up. Kemarin masih ditawarin tapi sayanya udah males ngeluangin waktu. Ya udalah toh penghasilan utama kan masih gaji.

Karena ini udah menyangkut self acceptance.

Penerimaan diri ini bukan hanya soal fisik, tapi juga pencapaian hidup, dan kondisi keuangan! Instagram bikin self acceptance berserakan bagi pribadi yang kurang berpengaruh keimanannya. Saya ternyata di antaranya. Buktinya simpel banget terpengaruhi beli sesuatu cuma alasannya ialah liat orang pake di Instagram. KESEL. -_______-

Instagram udah layak ditinggalkan banget jika kita jadi malah sibuk mempertanyakan, kok ia di foto anggun sih niscaya alasannya ialah lighting bagus dan kamera mahal, kok ia udah dapat beli ini itu padahal mulai kerja di tahun yang sama, kok ia uangnya banyak sih tasnya mahal-mahal terus. Kok orang punya uang ya?

Padahal sebagian mungkin alasannya ialah mereka ialah orang-orang kaya saya, yang posting lebih-lebihnya terus. Dulu aku pernah nulis sih, ini waktu belum terobsesi Instagram: Karena Hidup Tak Seindah Foto Instagram.

Sekarang aku berusaha realistis aja. Kalau nggak punya uang ya bilang nggak punya uang, jika pusing nulis caption yang nggak usah jadi browsing quote orang hahaha, jika nggak punya foto ya nggak usah upload. Di blog juga sama. Kalau nggak pengen nulis ya nggak usah. Kalau mau murung ya nulis sedih, jangan kaya dulu kayanya tepat banget hingga jarang murung apalagi ngeluh nggak punya uang di blog hahahaha.

Kembali ke duduk kasus terpengaruhi liburan: waktu cuma punya segini, uang cuma punya segini, fokus pada tujuan yang REAL. Jangan kebanyakan liat orang liburan di Instagram!

Itu aja sih. Gimana berdasarkan kalian?

-ast-

Detail ►

Life Updates



Semakin sini semakin jarang posting blog ya hahaha. Sibuk? Nggak juga. Memang nggak meluangkan waktu aja. Dulu saya dapat nulis blog di jalan, ngetik di HP, alasannya yakni memang terlalu banyak yang ada di kepala dan harus ditulis agar nggak stres.

Sekarang saya nggak ngoyo. Nggak ditarget lagi nulis blog jadi dapat nonton lebih banyak film, dapat baca buku lagi, dan yang terpenting dapat berguru gambar.

Waktu saya banyak sebenernya jika weekend, tapi dua hari itu dapat full banget berguru gambar hahahah. Saya masih ngawang soal gambar ini, belum nemu style yang pas, masih merasa kurang dan insecure banget.

Tapi orang tuh nggak percaya jika saya simpel ngerasa inferior. Hanya alasannya yakni saya sangat sangat percaya diri dan tampak yakin atas segala hal, bukan berarti saya percaya diri dalam semua lini kehidupan. Saya hingga browsing dan ini namanya inferiority complex.

Kalau lagi ngerasa inferior (sekarang inferiornya sama hasil karya orang-orang) saya dapat mual banget dan pribadi literally pengen muntah. Hoek gitu loh yang perutnya siap muntah. Saya self-diagnosed ini sebagai inferiority attack. Ya kaya orang-orang yang panic attack gitu cuma ini munculnya ketika rasa percaya diri jatuh bebas hingga pengen muntah. Kalau hingga saya muntah beneran, saya bertekad harus ke psikiater sih. Karena yakin ada yang salah.

UNTUNGNYA di sisi hidup yang lain lagi nggak ada problem apa-apa. Kalau lagi ada problem juga ya dapat anxiety terus-terusan kaya tahun kemudian yang hingga harus delete Instagram itu.

Itu soal gambar.

via GIPHY

Soal hidup berkeluarga *halah* kami lagi pengen liburan HAHAHA. Pengen doang tapi tidak diwujudkan alasannya yakni tidak mau keluar uang banyak.

Makara kan sebenernya dana pendidikan Bebe udah terpenuhi sesuai target. Nah tapi namanya juga ortu ambisius, ketika sasaran udah terpenuhi dalam setengah jalan malah mikir. “Lho jika gini tandanya kita dapat dong ya bayar sekolah yang lebih mahal? Kan masih ada waktu untuk nabungnya?”

KEMUDIAN NABUNG LAGI.

Makara tidak dapat liburan lagi. Mikirnya jika punya alokasi dana pendidikan 2 kali lipat, milih sekolah akan lebih bebas lagi. Ya meski kami udah punya sekolah pilihan sih. Sekolah pilihan ini uang pangkalnya 1,5 kali lipat dari sasaran dana SD Bebe. Makara ya udah. Nabung lagi.

Saya sama JG kayanya abnormal deh nih lama-lama urusan sekolah. Sampai jika mengkhayal pun semua mengkhayalnya soal sekolah Bebe.

Saya: “Eh jika ada yang ngasih kita uang 500juta, kita beliin rumah nggak sih?”

JG: “Nggak ah mending buat Bebe sekolah”

Saya: “Kalau dikasihnya 2 miliar?”

JG: “Beli kendaraan beroda empat ajalah yang 200jutaan, sisanya buat Bebe sekolah”


BENAR-BENAR TIDAK PEDULI PADA PROPERTI HAHAHAHA. Atau kaya semalem.

Saya: “Eh dapat deh kayanya kita jika ke Bali doang”

JG: “Wah, saya tanya bos saya deh dapat cuti atau nggak”

Saya: “…”

JG: “…”

Saya: “…”

JG: “Sayang sih ya tapi, simpen aja deh”

Saya: “Iya deh sayang, nggak usah deh”

HAHAHAHA.

SUNGGUH TEROBSESI.

(Pernah dibahas di postingan ini kenapa kami dapat menahan diri tidak liburan: Uang, Kontrol Diri, dan Instagram)

Apa kami jadi hidup sangat irit?



ITULAH NGGAK SAMA SEKALI.

Makara kami YOLO banget nih, jika mau beli sepatu ya beli. Kalau mau beli baju ya beli. Kalau mau makan lezat ya makan. Uang-uang ini padahal dapat banget ditabung untuk dana liburan kan.

Tapi TAKUTNYA ketika dananya terkumpul eh loh malah nggak mood liburan dan masuk ke tabungan sekolah juga? Sebel dong. Udah susah-susah hidup susah tapi kok ya ujungnya buat Bebe juga LOL. Semacam nggak rela. Makara ya kami senang-senang lah di Jakarta asal uang sekolah Bebe aman.

Ribet eym.

via GIPHY

Soal kehidupan sebagai orangtua. SAYA AKHIRNYA BISA DECLARE SAYA SENANG PUNYA ANAK HAHAHAHAHAHA. Sebelumnya ya gitu aja lempeng sih. Yang follow di IG niscaya udah ngeh kan soal stories baby blues. Ada di highlight saya deh cek aja.

Ya Bebe udah simpel banget segalanya. Udah mandiri, saya hasilnya punya hidup saya lagi. Pantes dapat nonton film, baca buku, dan gambar ya. Dulu hiburan satu-satunya ya nulis blog sambil nenenin. I have my life back now.

Kebayang yang kemudian hamil lagi kemudian hamil lagi anak ketiga. Kalau punya anak setiap 3 tahun dan anak dapat bangkit diatas kaki sendiri di umur 4 maka butuh 10 tahun untuk dapat kembali punya kehidupan sebagai individu dan bukan lagi hanya sebagai ibu. Wow sungguh memang saya kurang keibuan.



Udah sih gitu aja.

-ast-

Detail ►

Mengatur Keuangan Keluarga


Halo semuanya! Udah usang banget ya nggak nulis soal keuangan. Topik mengatur keuangan keluarga ini sebenernya jadi salah satu topik yang banyak direquest banget. Cuma saya maju mundur nulisnya alasannya ialah ah perasaan saya atur uang tiap bulan ya gitu aja.

Nggak mungkin atur macem-macem alasannya ialah duitnya nggak sebanyak itu juga hahahaha. Makin dikit duit makin dikit yang harus diatur dong? LOL. Tapi alasannya ialah banyak banget yang dm dan komen minta ditulis, baiklah saya coba ya!

Oiya, saya dan JG ialah penganut uang suami ialah milik bersama. Makara ya semua rekening suami dipegang bersama saya, kecuali rekening honor saya HAHAHAHA. Kalau JG mau beli sesuatu ya tinggal bilang niscaya dibeliin kok. Tinggal kasih aja ATM-nya atau dia pake kartu kredit dia dulu tar saya yang bayar (ya pake duit dia alias duit bersama lol).

Tiap bulan saya full yang atur uang, bayar-bayar segala macem. JG bahkan nggak pernah tau berapa tagihan kartu kredit atau apa KPR bulan ini udah dibayar apa belum? Semua di saya alasannya ialah saya bossy jadi seneng atur lol #controlfreakalert. Makara jika kalian tipe yang dikasih sekian sama suami, ya sesuaikan aja ya!

Kok dapat JG nggak pegang uang? Alkisah dulu pas pertama pacaran, saya gres tau dia nggak dapat atur duit hingga tagihan kartu kredit banyak banget! Pacaran sama saya pribadi saya atur dan tagihan cc lunas semua. Makara ya udah dari pacaran saya yang pegang uang. Karena dia simpel terpengaruhi sale dan anaknya males mikirin uang jadi mending saya yang atur. Toh mau beli apa juga dibeliin kok nggak pernah ditolak ya kecuali uangnya memang habis hahaha.

(Buat yang belum nikah ini harus dibahas banget loh, nanti uang akan siapa yang pegang! Kelarin dulu checklist ini ya!)

Makara ini cara cocok di saya dan mungkin nggak cocok di kalian. Adjust sana-sini nggak masalah. Asal nggak ganggu pos! Dan ini kayanya akan panjang, saya bagi jadi beberapa section ya!

💸 Pisahkan rekening tabungan dan rekening belanja ðŸ’°

SEKALI LAGI: HARUS DIPISAH REKENINGNYA! Makara minimal punya 2 rekening. Satu buat nabung, satu buat belanja sehari-hari.

Karena saya detail dan perfeksionis, maka saya punya 5 rekening supaya tidak saling mengganggu. Banyak? Lihat dulu kegunaannya, yummy deh punya banyak sesuai kegunaan gini. *enak nurut ngana hahaha*

💰 BCA: Ini rekening honor JG, begitu gajian pribadi transfer bayar segala-galanya dan bagi ke rekening lain di bawah ini. Nanti sisanya akan pas untuk uang belanja sebulan. Belanja, jajan, makan, pulang ke Bandung, di sini semua. Bener-bener atm sehari-hari lah.

💰 BNI: Dulu sebenernya honor JG ke BNI, jadi kartu kreditnya BNI. Nah tapi ternyata lebih yummy jika rekening kartu kredit terpisah sama rekening gaji. Tujuannya apa? Biar jika abis pake cc agak gede dapat pribadi transfer ke sini meskipun tagihan belum muncul.

Misal abis beli tiket pesawat 1,5juta, ya pribadi transfer ke sini 1,5juta. Atau beli sesuatu yang promo jika pake kartu kredit, ya pribadi bayar juga ke rekening ini. Makara bulan depan pas tagihan muncul, paling kurang receh-receh kaya beli makan, pulsa, Grab atau Uber gitu. Makara nggak kaget sama tagihan CC. Ya asal nggak makan 300ribu tapi 10 kali aja hahahaha. Tetep kaget jika gitu mah.

Caranya, catet semua pengeluaran kartu kredit! Saya punya notes di HP yang isinya list pengeluaran. Nggak perlu pake apps lah ribet. Di notes aja tinggal tulis misal pulsa 129ribu, makan di Shaburi 340ribu, dll. Makara pribadi keliatan udah pake seberapa banyak. Bulan depan jika udah dibayar tinggal hapus listnya, bikin lagi baru.

Oiya, kami cuma pake satu cc! Saya punya kartunya tapi cuma turunan dari cc JG aja jadi limit cuma setengahnya. Satu juga cukup banget kok, biaya tahunan cuma satu, plus tagihan jadi ke satu tempat, bayar sekaligus. Ayo kini ambil gunting, keluarin kartu kredit kedua dari dompet, dan gunting kartu kredit kalian jika punya lebih dari satu hahahaha.


(Tulisan usang dari tahun 2015 tapi relevan: tentang kartu kredit)


💰 Commonwealth: Punya rekening di sini alasannya ialah reksadana saya di Commonwealth. Kami pakai reksadana yang manual dan bukan autodebet alasannya ialah nggak tau dapat autodebet hahahaha norak. Tapi nggak apa-apa sih, alasannya ialah udah dibudgetin kan sekian tiap bulan harus masuk reksadana, ya tinggal disiplin aja transfer manual.

Kalau lagi dapet uang lebih juga semua kami masukin dulu ke dana pendidikan (dapen) alasannya ialah ingin dapen SD buru-buru selesai! Tahun ini selesai sih. Harusnya dapen SD itu kan nabung di reksadana 6 atau 7 tahun (dari Bebe lahir hingga SD), tapi ini (akan) selesai di Bebe di umur 3,5 tahun aja. I’m so proud! HAHAHAHA Bodo amat nggak liburan bertahun-tahun yang penting uang SD Bebe aman. #priorities

Selain reksadana, rekening ini juga buat rekening tabungan. Sebenernya tabungan dana darurat sih, tapi alasannya ialah sering banget darurat ya kepake terussss. Makara jangan samakan dengan definisi dana darurat yang harus punya sekian kali honor ya! Itu saya nggak nyampe-nyampe hahahaha sesat banget.

Intinya jika ada uang lebih dan semua pos udah aman, saya masukin ke sini. ATM-nya nggak perlu dibawa-bawa. Darurat yang saya maksud ini kaya kendaraan beroda empat tiba-tiba harus turun mesin lah, ke bengkel lah, Bebe harus pindah daycare dan lupa mikirin uang pangkal lah, gitu-gitu loh.

💰 Niaga: ini rekening KPR. ATM-nya mati, internet banking lupa password. Ya udah pasrah tiap bulan cuma transfer ke sini buat bayar cicilan rumah. Tiap bulan saya lebihin juga 50ribu jadi saya yakin ini rekening ada isinya tapi biarlah anggap uang kaget lol.

💰 Mandiri: Nah ini rekening honor saya makanya ditaro terakhir hahahaha. Gaji saya nggak utuh sih dipake perintilan kaya beli listrik atau isi GoPay buat berdua gitu. Kalau utuh mah yummy banget hahaha. Gaji JG kurang banyak jika mau honor saya utuh, tapi ya nggak apa-apa lah toh saya juga kerja bahagia hati daripada termangu di rumah? Nggak kuaaattt.

Dari rekening ini saya biasanya belanja. Belanja itu kaya beli baju, beli mainan buat Bebe, beli sepatu, dll. Rekening ini juga buat rekening job dari blog, jika angkanya gede biasanya setengahnya saya masukin ke tabungan yang di Commonwealth itu. Kalau nggak gede-gede amat ya seketika abis lah dijajanin hahahaha.


Makara pisahkan rekening sesuai kebutuhan! Jangan ambil uang dari rekening yang bukan haknya!

💸 Buat list pengeluaran ðŸ’° 

Bagi dua, list pengeluaran bulanan dan tahunan. Bulanan sih biasanya udah khatam banget ya buibu, tahunan nih yang suka kagetan.

Bulanan, misalnya: semua cicilan (rumah, kendaraan beroda empat jika ada, dll), investasi, uang bulanan sekolah, listrik, internet, pulsa, koperasi, zakat gaji, gajian mbak, katering bulanan, bayar kartu kredit, apalagi sih ya pada dasarnya tagihan bulanan lah. Bayar ya pake honor bulan itu. Sisakan uang HANYA untuk makan di rekening belanja. Kemudian bagi empat atau lima sesuai jumlah ahad di bulan itu.

MISAL NIH YA. Setelah bayar segala macem, sisa untuk belanja harian 2juta, dibagi 4 jadi 500ribu seminggu. Tandanya seminggu cuma boleh abis 500ribu. Kalau sehari belanja 50ribu, 7 hari abis 350ribu. Weekend dapat jajan Rp 150ribu.

Tahunan, misalnya: pajak mobil/motor, STNK, zakat fitrah, kurban, PBB, asuransi tahunan, dll. Bayar pake apa? Pake THR atau penghasilan tahunan ibarat bonus dari kantor. Iya jadi pengeluaran bulanan dibayar dengan penghasilan bulanan, pengeluaran tahunan dibayar dengan penghasilan tahunan.

Intinya disiplin mingguan, bulanan, dan tahunan! *toyor diri sendiri*

(Detail alokasi THR dapat di baca di sini! THR UNTUK DIHABISKAN!)

KALAU ADA SISA BARU BELANJA! JANGAN BELANJA SEBELUM BAYAR CICILAN, TAGIHAN, DAN INVESTASI. Kalau punya uang urutannya yang pertama hutang, kedua investasi. Sisanya belanja.

Pengeluaran itu rutin kok! Makara hampir niscaya sama tiap bulan. Ya kadang ada yang kaget juga makanya harus punya tabungan untuk kondisi darurat. Nah selain pengeluaran rutin, satu lagi yang harus dibahas, asuransi.

💸 Asuransi 💰 

Asuransi itu PROTEKSI ya. PROTEKSI ITU PERLINDUNGAN. Makara saya nggak terima pertanyaan wacana asuransi pendidikan alasannya ialah males jelasinnya. Googling aja sendiri niscaya udah banyak yang bahas.

Yang paling penting dari segalanya itu asuransi kesehatan. Iya saya ngerti asuransinya Allah aja, ngertiiii banget. Tapi saya sendiri kerasa banget nggak pernah mikirin biaya rumah sakit alasannya ialah punya asuransi kesehatan.

Asuransinya dari kantor juga nggak apa-apa banget. Saya juga pake asuransi kantor JG kok. Cuma pastiin aja kita tau plafonnya, jatah rawat jalan berapa, rawat inap berapa. BPJS juga boleh, ya asal tahu persis plafonnya ya. Saya dari kantor BPJS tapi belum pernah pake alasannya ialah selalu pake asuransi kantor JG aja yang simpel tinggal liatin kartu asuransi.

Kan yummy tuh, begitu hamil pribadi pilih dokter yang sesuai plafon jadi tiap bulan dapat kontrol full dengan USG. Melahirkan juga tinggal sesuaikan kelas sesuai plafon. Anak demam tengah malem dan bikin khawatir ya pribadi ke UGD aja. Nggak perlu mikirin, duh bayarnya berapa ya, jika harus tes darah gimana ya, jika harus rawat inap gimana ya. Uang bulan ini cukup nggak ya.

Begicu.

Don’t get me wrong ya, meski sakit dikit pribadi ke rumah sakit, saya masih RUM kok. Bebe hampir nggak pernah minum obat, tapi ya yang penting ke dokter dulu, tahu penyebabnya dulu. Urusan obat dibayar apa nggak ya kita yang nentuin. Apalagi urusan obatnya diminum apa nggak, ya terserah ibunya laahhh.

Asuransi ini biar damai aja, peace of mind. Kasarnya jika sakit ya tinggal mikirin sembuh, nggak perlu mikirin bayarnya.

Yang kedua asuransi jiwa. Ini penting untuk tulang punggung keluarga. Yang kerja hanya suami, maka suami harus punya asuransi jiwa! Makara jika kalian istri-istri yang tidak berkarier, beli asuransi jiwa ya untuk suaminya! Beli asuransi jiwa murni aja. Tujuannya, jika suami meninggal (namanya umur ya T________T) kalian akan punya pegangan. Minimal sekolah belum dewasa nggak akan berantakan. Pakai uang tanggungan asuransi.

(Baca wacana tahap menyiapkan dana pendidikan di sini!)

Udah sih gitu aja alokasi uang. Simpel kok sebenernya alasannya ialah dilakukan berulang-ulang kan. Yang penting TERENCANA DAN LAKUKAN SESUAI RENCANA. Disiplin ialah kunci utama.

Dan nggak lah, saya juga nggak selalu mulus ngatur semuanya. Saya sering misal dalam 2 bulan keuangan awut-awutan semua, nggak dapat nabung sama sekali. Tabungan “dana darurat” tiba-tiba berkurang banyak banget alasannya ialah ya, belanja ini itu atau banyak pengeluaran tidak terduga. Tapi satu hal, sesusah apapun kita, jangan pernah otak-atik dana pendidikan anak!

NO!

Itu dulu aja! Karena nggak lucu lah spontan beli HP terus ngambilnya dari dana pendidikan. Gila lah itu mah jangan hingga tragedi ya! Boleh spontan beli sesuatu, ambil dari tabungan, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENYESALINYA.

Penyesalan akan berujung ngirit pada bulan berikutnya kok. Makara beberapa bulan sekali niscaya ada masanya splurge belanja terlalu banyak, tapi beberapa bulan berikutnya hemat seirit mungkin hingga nggak belanja apapun sama sekali. Seperti contohnya bulan ini hiks, akhir bulan kemudian terlalu spontan padahal pengeluaran darurat aja banyak banget hingga tabungan jadi tipis banget nget nget lol.

Namanya juga hidupppp.

Ralat: namanya juga hidup kelas menengah yang bertahan dari gajian ke gajian ya kaannn. Pantes kan banyak yang niat banget wirausaha, katanya bosan jadi karyawan. Wow sungguh orang-orang yang membutuhkan tantangan hidup banget alasannya ialah saya belum siap banget stres jadi bos harus mikirin honor orang *anaknya cemen* XD

Udah sih itu aja. Semoga ada yang terinspirasi!

Nanya-nanya boleh di komen atau dm Instagram ya! Nanti saya compile jadi blogpost selanjutnya!

Nggak terima pertanyaan di bawah ini, ini sering banget ditanya dan saya gundah jawabnya:

1. Reksadananya apa? Nggak berani rekomen alasannya ialah saya pun direkomen financial planner dulu. Belajar dulu aja seputar reksadana, akibatnya apa, dll. Jangan beli alasannya ialah ikut-ikutan! *judes* Paling simpel ke Commonwealth dateng terus tanya sama mbak-mbak cs-nya. Mereka mau kok ngeladenin pertanyaan kita termasuk nanya reksadana apa yang returnnya bagus.

2. Asuransi ini anggun nggak? Nggak tau alasannya ialah bukan distributor asuransi. Pastiin aja sesuai kebutuhan ya. Kalau butuhnya asji ya asji murni aja, nggak usah jadi ditambahi asuransi + investasi, investasi sendiri aja di reksadana ok!

-ast-

Update 30 Oktober:

Btw gres aja baca twitnya teh Ligwina Hananto dan ternyata dia pernah nulis ibarat banget sama goresan pena ini! Padahal waktu nulis ini saya belum baca goresan pena itu, cuma memang follow Twitternya entah dari kapan dan emang pake QM Financial sih tahun 2013 untuk ngatur uang. Makara mungkin udah ngeletek tanpa perlu nyontek lagi hahaha. Artikelnya teh Wina dapat dibaca di sini ya! Klik untuk baca pribadi dari expertnya!

Detail ►