Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

#Lampauibatas Bersama Ayah

[SPONSORED POST]



Kalau bicara ihwal ayah, saya bukan tipe yang emosional menyerupai orang-orang kebanyakan. Sebabnya, ayah saya bukan tipe yang masbodoh tapi rahasia sayang dan bekerja keras demi anak-anaknya.

Ayah saya tipe yang terang-terangan menawarkan rasa sayang. Yang mencium kening dan pipi saya selalu. Yang selalu merangkul saya kalau kami sedang jalan di mall. Yang dapat saya ajak bicara soal pacar-pacar saya. Yang selalu jadi yang pertama mengucapkan ulang tahun. Yang suka melaksanakan hal-hal konyol dan kadang lebih bikin malu-maluin daripada lucu.

The PDA-style-dad. LOL.

Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adik saya wanita semua. Jadilah ayah saya satu-satunya pria di rumah. Digelendoti oleh 4 wanita yang dapat sangat manis kalau ada maunya hahahaha. Yang dapat mengerikan sebab tamu bulanan kami hampir selalu tiba bersamaan. Tapi ayah selalu jadi ayah yang menyenangkan.

Dari remaja, ayah yakni sosok yang selalu dapat diajak berdiskusi soal apapun. Dari jurusan kuliah, hingga soal politik dan isu-isu sosial. Maklum kami memang menyukai hal yang sama. Ayah kuliah di jurusan yang sama dengan jurusan saya kuliah. Kami sama-sama suka menulis dan membaca. Ayah yang menginspirasi saya untuk jadi wartawan sebab ayah pun dulu wartawan.

Saat dewasa, ayah jadi partner untuk bicara soal pekerjaan. Urusan honor selalu jadi materi diskusi. Dan ayah selalu jadi supporter utama bagi anak-anaknya.

Ayah rela mangkir kerja demi mengantar saya dan adik-adik ketika kami KKN di Purwakarta. Ayah selalu meluangkan waktu menjemput kami les ini itu. Saat semakin sibuk, ia selalu mengirim supirnya untuk menjemput kami. Ia yang menyetir sendirian.

Ketika saya jadi wartawan KPop, ayah selalu membaca semua goresan pena saya meskipun tidak mengerti apapun soal grup band Korea. Sekarang adik saya jadi tim kreatif untuk aktivitas Asli atau Palsu (ASAL) di Trans7, ayah selalu memastikan diri untuk nonton dan memberi masukan ini itu. Memuji kalau memang bagus. Menyempatkan diri untuk mengunjungi adik saya bila ia sedang casting di sekitar Bandung.

Itu ketika remaja dan dewasa. Tapi kalau ditanya apa hal yang paling diingat ketika kami kecil? Video ini berhasil menciptakan saya tersenyum.


Meski ayah memang bukan sosok yang keras tapi ia pun rela melaksanakan hal-hal yang #LampauiBatas untuk belum dewasa perempuannya.

Pernah suatu hari saya dan adik saya mengikat rambut ayah dengan karet jepang warna-warni. Semua penggalan rambut kami ikat. Ditotal mungkin ada sepuluh ikatan. Ayah santai membisu dan tidak menolak. Setelah selesai, kami tertawa-tawa sebab ayah jadi sangat lucu. Apa yang ayah lakukan?

Ayah menggendong kami berdua ke luar rumah dan berjalan-jalan. Dengan rambut yang awut-awutan dan diikat sana-sini. Kami berteriak-teriak sebab malu. Ayah yang diikat rambutnya, kami yang malu. Hahaha. Konyol sekali.

Sekarang saya dan satu adik saya tinggal di Jakarta, jauh dari ayah. Tapi tentu saja kau punya grup keluarga untuk mengupdate hari ini siapa pergi ke mana. Kami juga video call hampir setiap malam sebab ayah dan ibu saya kangen. Kangen sama Bebe bukan kangen sama saya hahaha.

Kalau kalian, ada kenangan apa bersama ayah?

-ast-

Detail ►

Pda, Yay Or Nah?



Oke jadi #SassyThursday ahad ini sewajarnya bahas Mario Teguh lah ya alasannya yaitu semua orang ngomongin itu ahad ini. Tapi ... gue sama Nahla nggak ngikutin muahahahahah. Gue bahkan belum pernah nonton utuh satu episode Golden Ways itu. Nggak follow dia di socmed mana pun jadi nggak punya kedekatan apapun jadi mau nulis apanyaaaa.

Nahla: "nulis soal anaknya aja kak, dia cuma caper apa gimana"

Aku: "masalahnya saya ga tau anaknya ngomong apa lagi selain ngaku-ngaku anaknya?"

Nahla: "aku juga nggak tertarik sih"

HAHAHAHAHAH *failed*

Jadilah kami memutuskan untuk membahas topik yang lebih bersahabat yaitu selebgram dan YouTubers AG yang bahagia memamerkan kemesraan sama pacarnya.

Baca punya Nahla:

Bukan, bukan cuma foto ciuman, tapi ciuman dan cuddling sambil ... pegang tongsis demi merekamnya jadi momen indah yang diabadikan di video YouTube astaga hidupnya ribet.

Maklum, sini mah anaknya praktis. Nggak kebayang di Bali maunya leyeh-leyeh terus harus terbebani pegang tongsis gopro. Lagi berendam air panas ... teteup pegang tongsis gopro dengan pose seolah nggak liat kamera. Berat banget hidup jadi YouTubers ya gaes.

Yang dilakukan Anya (tadi namanya sok dirahasiain hahaha) itu bab dari public display of affection (PDA). Cuma dulu PDA itu offline doang, kini dapat banget PDA online. Yes or nah?

Aku sih ... yes.

HAHAHAHAHAHA.

Because since the very first time, I do that kind of things too with JG. Maksudnya kami yaitu tipe yang cium pipi bibir di mana aja. Termasuk di depan kantor bila pergi naik motor dan tentyu saja diliatin satpam. Tapi JG nya suka keukeuh, anaknya posesip emang. Hahahaha.

Sampai kini ada Bebe, ya yang dicium sebelum turun kendaraan beroda empat jadi dua. Cium sebelum pergi kantor yaitu ritual yang belum pernah sekali pun tidak dilakukan. AAAHHHH AKU SAYANG KALIAN BERDUA. <3 <3 <3

Tapi tolong jangan bikin ilfeel itu aja sih. Jangan french kiss gitu lo gengs, bila di The Sims mah peck namanya. Muah aja cukup. Maksudnya semua kan ada tempatnya, bila mau PDA, jangan lakukan lebih dari 30 detik atau orang niscaya mulai risih liat kalian. Dan itu tidak baikkkk alasannya yaitu semua ada tempatnya. Kalau bebas banget nanti lama-lama ada yang ML di atrium mall kan bisa-bisa ditangkap satpam huhu.

Kalau online? Ya secukupnya juga lah. Asal nggak bikin repot aja. Gue sendiri sih nggak bakal kepikiran sebelum peluk "eh bentar, gopro mana gopro?" Kan nggak bakal inget yah. Ingetnya sehabis dilakukan jadi pun niscaya adegannya harus diulang nanti nggak natural lagi HAHAHAHA.

Dan sebenernya online ini cuma memperluas audience PDA aja sih. Bedanya dia dapat diulang-ulang dan bila nggak suka nggak perlu ditonton. Kalau di daerah umum kan memang mau nggak mau keliatan ya. Tapi meskipun niscaya ada yang liat, seberapa banyak sih yang liat.

Atau di konser gitu, yang liat kita backhug paling orang yang di belakang dan di sebelah kanan kiri. Yang depan aja belum tentu sadar. Nggak 50ribu orang juga kaya di YouTube.

Dan bedanya, bila PDA di daerah umum, kita sebenernya nggak peduli mau ada yang liat apa nggak. Kita cuma naturally pengen cium aja contohnya alasannya yaitu dibelikan sesuatu atau dipuji sesuatu atau pamit mau pisah daerah (gue ke event, JG main sama Bebe lol). Tapi bila di YouTube kan tujuannya memang untuk orang nonton. Makara yah, sama tapi beda sebetulnya.

Dan ini gimana kebiasaan dan abjad pasangannya sih. Kami memang tipe yang sangat terbuka satu sama lain. Gue sama ayah juga gituuu. Di daerah umum rangkulan dan gelendotan sama ayah. JG juga tipe yang cium-cium mamahnya terus.

Bahkan nulis gini aja jadi kaya PDA ya? Gue yakin yang nggak suka PDA niscaya risih juga nulis soal PDA. Ya nggak?

Untuk orang yang memang keep private things private mah yaaa nggak apa-apa juga. Yang penting nyaman aja. Cuma bila dapat ya liat positifnya aja. Misal liat gue cium pipi JG di eskalator (spesifik). Daripada mikir negatif "dih kaya nggak punya rumah aja", kan mending mikir "love is everywhere ya, nanti mau juga cium pipi suami ah".

Adem kaannnn. Nyahahahaha.

Kalau diliat yang belum nikah atau anak kecil gimana? Ya anak-anaknya dikasih tau dong bila hal-hal kaya gitu baiknya kapan dilakukan. Komunikasi yaitu kuntji!

Kalian gimana? Yay or nah dengan PDA?

-ast-

Detail ►

Ide Basa-Basi Tanpa Bikin Tersinggung


Asumsinya bertemu sahabat lama. Berteman di media umum dan sering bertegur sapa di dunia maya. Saat bertemu, apa yang harus dibicarakan?

Nggak semua orang bisa basa-basi sementara basa-basi dirasa wajib apalagi jikalau bertemu langsung. Mau ngomong apa ya? Mending di socmed bisa bales pake like atau emoji doang. Kalau ketemu?

Awkward moment banget kesudahannya kan jikalau cuma "halo" cipika-cipiki terus diam. Kaprikornus keluarlah kata-kata yang biasanya malah jadi menyinggung padahal yang ngomong kadang nggak mikir dua kali jikalau perkataannya bisa melukai.

"Kok gemukan?" atau "Kok kurusan?" --> padahal tidak yakin benar ini orang kurusan atau gemukan, cuma kayaknya aja sih. Ya mana tau, nimbang tubuh bareng aja belum pernah.

"Kok iteman sih?" "Kucel amat neng?" --> none of your business.

"Belum isi aja nih?" *sambil pegang perut* --> percayalah meski bukan aku yang dibeginikan, aku dan suami beberapa kali menegur orang yang berkata ibarat ini pada orang lain. Kami bilang "Ibu tidak sopan, ibu dihentikan bertanya ibarat itu." Butuh keberanian luar biasa tapi orang-orang ini harus berhenti.

"Kapan nambah (anak)?" --> situ Tuhan?

Well. Belum apa-apa udah emosi deh jadinya. Tapi yah, tidak semua orang punya kemampuan interpersonal yang baik. Tidak semua orang tahu bagaimana harus bersikap tanpa melukai orang lain.

(Baca: Mempertanyakan Rezeki)

Dan sebagai orang yang memang suka ngobrol, aku beri wangsit basa-basi yang (semoga) tidak akan menciptakan orang tersinggung.

Tanyakan kabar

Standar lah ya. Justru sesudah tanya kabar ini yang krusial. "Hai apa kabar? *ngomong apa lagi ya* ... krik krik krik"

Tanyakan keluarga yang kita tahu persis keberadaannya atau pernah kita temui atau kita lihat fotonya di media sosial

"Anak yang paling besar kelas berapa sih sekarang? Sekolahnya di mana sih?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar sekolah.

"Ibu apa kabar? Duh udah usang ya nggak ketemu ibu. Ibu masih suka jahit?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar hobi orangtua. Ceritakan juga hobi orangtua kita.

"Adik kau yang dulu SD itu sudah kerja ya sekarang? Kerja di mana? Oh ya anak zaman kini memang lebih suka punya bisnis sendiri ya" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar bisnis.

Ingat, jangan tanya yang kita tidak tahu persis. Bagaimana jikalau sudah meninggal? Akan jadi lebih awkward lagi.

Tanyakan soal hobi

"Masih suka yoga? Sekarang yoga di mana?" --> jikalau nggak ngerti soal hobi dia, ini kesempatan kita untuk bertanya dan berguru hal baru. Saya senaaaanggg sekali ketemu orang dengan hobi yang tidak aku mengerti sebelumnya. Bisa jadi tahu banyak hal gres dan orang yang diajak bicara pun biasanya bahagia membicarakan hobi dia.

Ide pertanyaan seputar hobi yang kita tidak ketahui sebelumnya:
- Tanya wacana alat-alatnya, belinya di mana, ada produk lokalnya apa harus impor.
- "Ada komunitasnya nggak?"
- "Mahal nggak sih?" atau jikalau DIY "belajarnya di mana?"
- "Sejak kapan suka hobi ini?"
- DAN BANYAAAKKK LAGI. Nanti ngalir dengan sendirinya kok.

Kalau kebetulan ngerti soal hobinya, bagus dong jadi punya topik dialog yang sama. :)

Rumah

"Rumah masih di A? Kan kerja di kota B? Ditempatin siapa sekarang?" --> lalu bisa bercerita seputar harga rumah atau kontrakan.

"Rumahnya lucu banget deh di Instagram, siapa yang dekor?" --> lalu bisa mengobrol soal Ikea, dekor rumah, dan online shop Instagram lol

"Rumah orangtua masih di Gerlong?" --> lalu bisa mengobrol soal rumah orangtua, tinggal dengan siapa mereka, dll.

Pekerjaan (hanya jikalau kita tahu persis soal ia masih bekerja atau tidak)

"Eh masih kerja di agency A? Ada yang ngehubungin gue waktu itu nanya job ABCD ..." --> ini jikalau kalian blogger atau influencer nyahahahaha

"Neng, katanya resign ya? Pindah kerja atau di rumah aja?" --> PERTANYAAN KRUSIAL, HATI-HATI JANGAN JUDGE.

Jawaban:

A. Kaprikornus ibu rumah tangga. Saran reaksi: "Wah keren euy, aku mah niscaya nggak akan sanggup jadi ibu rumah tangga." --> lanjutkan mengobrol soal anak. Hindari dialog seputar sayang gelar kuliah, sayang karier, dll. None of your business.

B. Pindah kerja. Saran reaksi: "Oiya jadi apa sekarang? Masih jadi wartawan?" --> lanjutkan mengobrol seputar kerjaan.

(Baca: Dunia Tidak Selebar Daun Kelor, Jangan Gampang Baper!)

Dan yang terakhir ini yakni basi-basi yang tidak akan pernah gagal:

Puji (karena semua orang bahagia dipuji)

Kalau cewek:

"Lipstiknya bagus banget sihhhhh! Apa itu apa itu?" --> lanjutkan mengobrol soal lipstik yang tidak akan selesai meski sudah berjam-jam lol.

"Alis cetar bangeett. Pake pensil alis apa?" --> lanjutkan mengobrol soal makeup dan beauty guru.

"Tasnya lucu amaaatt? Beli di mana sih? Oh di Bandung? Di mananya?" --> lanjutkan mengobrol soal tas dan daerah beli tas lucu.

Kalau cowok:

"Motornya keren euy. Ini modif sendiri?" --> laki gue bisa ngobrol panjang sama orang nggak dikenal cuma ngomongin motor.

"Weh, sepatunya mantep. Lokal itu?" --> lanjutkan mengobrol soal sepatu.

Apalagi ya jikalau cowok? Duh gue nggak ada wangsit jikalau perjaka mah. Ya kalian para perjaka ngomongin apalah yang bisa menciptakan jadi dialog panjang.

Kalau orangnya bawa anak, puji anaknya, ajak obrol anaknya.

"Eh cantik/ganteng kelas berapa sekarang?" --> berdasarkan orangtuanya anak niscaya elok atau ganteng kan.

"Rambutnya bagus yaaa keriting" dan jikalau rambutnya lurus "Rambutnya bagus yaaa lurus".

KARENA RAMBUT KERITING DAN LURUS SAMA AJA. Kaprikornus harus sama-sama dipuji.

"Wah topinya Ironman nih, suka Avengers nggak?" --> lanjutkan mengobrol soal film favorit.

Kalau orangnya biasa-biasa aja dan nggak puji-able? 

Jangan maksa muji alasannya biasanya jadi tambah awkward. Ngomongin apa aja bisa sebenernya, aku mah hingga stroller aja bisa jadi materi dialog sama ibu-ibu yang nungguin anak di playground. 

Kalau orangnya nggak suka ngobrol dan hanya jawab sepotong-potong?

Ya udah jangan dipaksa ngobrol. Orang pendiam itu kan ada 2 macam. Satu yang bener-bener tidak suka ngobrol dan yang satu lagi suka ngobrol tapi malu. Yang tipe pertama tidak usah dipaksa, ya kaliii masa maksa-maksa orang. Tipe kedua biasanya beberapa menit juga udah cair.

Intinya sebisa mungkin jangan mengomentari fisik dan rezeki.

Bilang orang kurusan atau gemukan atau iteman atau putihan atau nanya kapan punya anak itu nggak ada keuntungannya sama sekali. Nggak bakal bisa berlanjut dialog juga. Yang ada malah selamat kau dapet award sebagai orang nyebelin.

Dan memang pertama kali ketemu orang sesudah sekian usang itu niscaya ada perasaan awkward kok. Santai aja nanti juga cair sendiri. :)

Semoga mempunyai kegunaan yaaa.

See you!

-ast-

(Baca postingan tentang kehidupan lainnya di sini)

Detail ►

#Familytalk: Life With Kids

foto yang dishare orang di Facebook ihwal kelakuan toddler aka balita yang abnormal #FAMILYTALK: Life with Kids
Sering liat kan ya foto-foto yang dishare orang di Facebook ihwal kelakuan toddler aka balita yang ajaib? Ada yang coret-coret muka pake lipstik, ada yang ngawur-ngawur terigu hingga satu rumah jadi putih.

Baca punya Isti:


Meskipun (dulu) saya selalu mengeluhkan Bebe ialah anak yang energinya nggak habis-habis, beliau ialah anak yang manis.

HAHAHAHAH MUJI ANAK SENDIRI.

Soalnya hingga sekarang, 2 tahun 4 bulan, Bebe belum pernah melaksanakan hal mengejutkan yang bikin speechless. Ok nggak fair sih ini alasannya ialah toh kami cuma ketemu dan main malam-malam dan weekend tapi ketika malam dan weekend ini Bebe full sama saya atau sama JG dan nggak pernah lepas dari pandangan sedikit pun.

We're that possesive.

Jadinya hingga kini belum pernah ada moment kaget alasannya ialah Bebe mainin lipstik saya atau Bebe tiba-tiba ngeluar-ngeluarin baju atau piring dari lemari gitu. Atau tiba-tiba berair alasannya ialah main air sendiri gitu. Belum pernah.

Di grup ibu-ibu temen kuliah, pernah ada pembicaraan semacam ini ketika membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jikalau kami playdate alasannya ialah ada 6 anak kecil cowok. Percakapannya kurang lebih gini:

A: "anak gue bisa-bisa nendang-nendang meja sama siram-siram air minum"

B: "anak gue gres aja ngabisin bedak sebotol buat main salju-saljuan"

Gue: "pada ngapain sikkkk?"

B: "ya gitu aja, nggak perlu alasan, itu acara tanpa tujuan tante icha."

Terus saya mikir. Bebe nggak pernah loh melaksanakan acara tanpa tujuan. Terus saya jadi kasihan sendiri. T_______T

Tapi sehabis dipikir-pikir, mungkin alasannya ialah beliau selalu dapet full attention. I don't blame you ibu-ibu full time mom, ya kali jikalau di rumah 24 jam mah mana dapat gue juga full atensi sama beliau doang. Ini alasannya ialah ketemunya cuma dari jam 5 sore hingga waktu bobo, perhatian saya dan JG itu full buat Bebe.

Jadinya ya beliau melaksanakan acara dengan tujuan dan niscaya minta ditemenin alasannya ialah seharian nggak ketemu.

"Main kendaraan beroda empat yuk ibu"
"Sepak bola yuk ibu"
"Baca buku yuk ibu"
"Main beras dong ibu"

Ya main beras buat motorik ala-ala itu. Padahal beliau dapat ambil sendiri berasnya alasannya ialah ditaro di kawasan beras Tupperware yang tinggal ditarik terus berasnya nongol di laci bawahnya. Tapi beliau nggak pernah tuh ambil sendiri, selalu izin dulu sama saya atau JG.

Intinya semua acara beliau niscaya ada tujuannya dan nggak pernah bikin kaget alasannya ialah beliau selalu bilang dulu.

Rumah jadi awut-awutan terus nggak sehabis punya anak? Mmmm, sebelum punya anak juga rumah awut-awutan sih hahahaha. Selalu awut-awutan alasannya ialah nggak punya waktu beres-beres. Pulang dari Bandung, segala barang yang dibawa itu minimal seminggu lah masih numpuk di ruang tamu.

Capek lah, nggak usah maksain beres-beres kemudian cranky. Mending rumah awut-awutan tapi bobo lebih usang daripada rumah rapi tapi bobo sebentar. #lifeguide

Kalau mainan sih nggak ya, Bebe anaknya rapi banget. Kalau habis main PASTI beres-beres alasannya ialah dibiasakan kaya gitu di daycare. Main Hot Wheels sekoper di kasur, sebelum tidur niscaya buru-buru dimasukin semua dan disingkirkan dari kasur. Main di rumah orang lain pun beliau beresin hingga semua kembali ke kawasan semula.

Pernah lagi belanja bulanan di Superindo, kami lapar sekali dan jadinya duduk di dalam, ada booth yang jual ituloh, masakan ringan bagus pukis, risol, dan carabikang. Kami duduk di dingklik plastik, Bebe tanya bolehkah ambil dingklik yang akrab tembok untuk didorong-dorong? Saya bilang boleh.

Dia kemudian dorong-dorong dingklik ke sana kemari (ini ada tujuannya ga ya hahaha selama nggak ganggu orang nggak pernah dihentikan sih). Lucunya pas mau pulang, beliau kembalikan dingklik itu ke posisi semula ibarat waktu beliau ambil. :))))) Konsep beres-beres menempel banget buat Bebe. Meskipun kadang beliau beresinnya asal alasannya ialah ngantuk atau nggak sabar ingin main yang lain tapi yah, 90% beliau main selalu pribadi beliau beresin.

I guess I'm super lucky. :')

Tapi jikalau yang ditanya adakah yang berubah dari kau sehabis punya anak?

Ya selain mendewasakan dan mengubah ukuran gentong sabar, yang jadi sangat jarang kami lakukan ialah nongkrong bareng temen-temen. Dulu hidup saya dan JG ialah main mulu sama temen-temen, nongkrong hingga pagi. Dari mall hingga sevel doang yang penting ngumpul dan ngobrol.

Sekarang nggak pernah sama sekali. Kami hampir tidak punya teman yang rutin ditemui alasannya ialah yah, di rumah ajalah. Mentok ngemall bertiga aja semoga santai, nggak diburu waktu dan bebas mau ngapain aja.

Dan alasannya ialah ke mana-mana bertiga, jadinya jikalau mau ada event atau program apapun, harus disepakati dulu mau pergi nggak nih? Aku sama Bebe nunggu di mana? Gitu. Kaprikornus maap-maap gengs jikalau ada yang pengen main sama kita tapi kitanya nggak dapat mulu. Hidup udah cukup heboh nih huhu.

Udah sih itu aja.

-ast-





Detail ►

Tantangan Makan 7 Bungkus Indomie

[BUKAN SPONSORED POST]


Oke sepakat segala sesuatu memang butuh pengalaman hingga dapat lancar. Contohnya saya ini, video udah selesai dari hari Sabtu, tunda-tunda upload hingga Senin pagi sebelum kerja. Videonya error. Nggak sempet benerin hingga malem terus ngantuk. Akhirnya gres upload tadi pagi jam 5.

Really, commitment is an act, not a word.

*tampar diri sendiri*

BTW VIDEONYA ADALAH JENG JENG MAKAN 7 BUNGKUS INDOMIE!

JG sih yang makan hahahaha. Terinspirasi videonya Stella Lee alasannya ialah yah, makan Indomie satu aja yummy apalagi 7? TUJUH, GENGS!

Video ini harusnya di-upload ahad lalu. Tapi ahad kemudian Bebe sakit demam plus diare hingga 4 hari clingy parah. Boro-boro saya pegang laptop, mandi aja nggak saking ditinggal bentar kejernya udah kaya apaan.

Makara ini, tantangan makan 7 bungkus Indomie dan 3 telor. Apakah JG berhasil?


Dan akhirul kata; HAPPY BIRTHDAY INDOMIE!

Love and hate relationship memang kita alasannya ialah sebagai ibu saya tentu ingin makan sehat yang tidak instan serta homemade. Tapi tidak dapat dimungkiri bahwa Indomie ialah ramen paling yummy di dunia dan selalu punya daerah di hati kita semua. Sejauh apapun kita melangkah di dunia #selaluadaindomie menyertai malam-malam hujan kita. :')

PS: Yang mau ikutan tantangan ini BOLEH! Tag saya (kasih link ke postingan ini) di blogpost/video kalian nanti saya list di sini. OKAAYYYY!

-ast-

Detail ►

5 Alasan Anak Perlu Menangis


Saya dan JG yaitu tipe orangtua yang selalu bilang pada Bebe jikalau menangis itu tidak apa-apa. Kami selalu membiarkan Bebe menangis lantaran ya namanya anak kecil masa nggak boleh nangis kan. Jatuh terus sakit ya nangis, kecewa lantaran tidak boleh makan es krim ya silakan nangis, kecewa lantaran film harus dimatikan dan waktunya tidur, nangis deh boleh.

Ini ia 5 alasan anak perlu menangis:

Menangis itu mengeluarkan emosi

Iya beberapa bulan kemudian kami sempat ngobrol dengan psikolog, menangis itu cara anak untuk mengeluarkan emosi. Dia belum dapat curhat atau murka dengan kata-kata, cara tergampang mengeluarkan emosi yaitu dengan menangis.

Bayangkan anak sedang mengeluarkan emosi terus disuruh diam. Kan malah tambah emosi. Atau jikalau saya sih khawatir ia jadi memendam emosi. Tidak baik, takut meledak suatu hari nanti. Iya jikalau meledaknya dengan tangisan lagi, jikalau jadi depresi? :(

Menangis itu mengekspresikan diri

Iya, ibarat juga mengeluarkan emosi, menangis itu mengekspresikan diri. Ya kita jikalau seneng kan ketawa-ketawa, jikalau lagi duka ya belanja. Kalau anak kecil duka kan belum tahu harus melarikan diri ke mana. Makara lah menangis aja.

Orang cukup umur kadang lupa nangis. Nangis jikalau udah mentok duka banget gres nangis. Padahal nangis itu nggak apa-apa loh baik untuk anak kecil atau orang dewasa. Kenapa? Karena dua alasan di bawah ini.

Menangis itu mengurangi stres

Yes, ini berlaku untuk orang cukup umur dan anak kecil. Menangis dapat mengurangi stres. Aku baca-baca di mana sih lupa hahaha Yang terang orang yang menangis, energi negatifnya jadi keluar semua. Makara nggak stres deh.

Bayangkan anak kecil tidak boleh nangis, kan kasihan. Hidup dari mata anak kecil itu nggak praktis juga, mereka kadang resah kenapa sih nggak boleh guling-guling di tanah yang bekas hujan ya kan. Makara jikalau anak mau nangis, biarkan nangis, jangan hingga mereka stres.

Menangis semoga mood kembali baik

Bebe jikalau habis nangis suka jadi cantik banget. Dia puas ngeluarin semua emosi negatifnya dan kesudahannya kembali peluk dan ngomong cantik lagi sama saya. Beda jikalau ia nahan nangis, mukanya stres banget.

Menangis itu berguru terbuka dan berkomunikasi


Ya, dengan ia menangis artinya ia menawarkan rasa kecewanya dengan terbuka. Ia berguru mengkomunikasikan bahwa "aku kecewa, ibu harus tahu". Kalau ia udah mulai aneh-aneh ibarat nonton film dengan posisi tubuh yang aneh (kaya lagi senam lantai), saya selalu bilang:

"Xylo boleh menangis, yang tidak boleh yaitu nonton tidak sambil duduk"

Kemudian ia niscaya nangis.

(Baca: Menangani Anak Tantrum di Tempat Umum dengan Tenang)



Tapi pusing sis anak nangis terus!

Kalau dibiasakan menangis, lama-lama frekuensi dan usang menangisnya berkurang kok. Misal hari ini nangis 15 menit, besoknya nggak akan nangis selama itu ASAL kitanya nggak cepat-cepat suruh ia diam. Apalagi disogok ini itu biar anak berhenti nangis.

Wah udah, Hari ini anak nangis disogok dengan jajan, ya besoknya ia minta lagi. Nggak dikasih? Ya ngamuk lantaran orangtua nggak konsisten. Jangan nyogok anak nangis dengan apapun. Kecuali dengan kegiatan bermain lain.

Terus jangan juga membiasakan diri menganggap anak nangis yaitu gangguan. Anak nangis lantaran ngambek (bukan lantaran sakit) biarkan aja, lakukan acara ibarat biasa. Ngobrol, main hp, atau ngapain kek. Jangan jadi menghentikan acara lantaran memang tujuannya ia kan nyari perhatian.

Atau malah kadang saya cuekin aja. Dia lagi nangis terus ya hirau taacuh aja saya ajak ngobrol yang lain, akal-akalan nggak tahu jikalau ia nangis. Lama-lama ia juga ikut ngobrol, lupa sama nangisnya.

Kecuali jikalau anak nangis lantaran jatuh atau sakit. Biasanya saya diamkan dulu biar lebih hati-hati, gres kemudian peluk dan tanya mana yang sakit? Dan jangan lupa diberitahu supaya hati-hati. Karena jatuh itu sakit.

Susah? Ya, nanti lama-lama juga terbiasa kok membiarkan anak menangis.

(Baca: Memanjakan Anak? Seperti Apa?)

*

Tapi kadang saya juga masih keceplosan apalagi jikalau berdasarkan saya tidak perlu nangis. Misal "ibu gendong ibu huhuhu" sambil nangis. Saya suka keceplosan bilang "iya digendong, tidak perlu nangis dong". Sampai suatu hari Bebe malam-malam rewel sekali tanpa sebab, manja luar biasa. Itu gres sembuh sakit, biasalah pas sakit dimanja banget. Sakitnya udah sembuh manjanya nggak ikut sembuh. Biasanya dapat berdiri diatas kaki sendiri ini merengek-rengek tapi nggak terang maunya apa. Akhirnya saya bilang "Bebe silakan marah, ibu tidur ya".

Saya tinggal tidur kemudian saya dengar bunyi isakan. Dia hiks hiks gitu ibarat ingin nangis tapi ditahan. Sekitar setengah jam kemudian saya bangkit dan Bebe masih terisak, saya tanya "Bebe bekerjsama kenapa?" Dia tetap telungkup sambil terisak. Saya gendong dan saya bilang "Bebe mau nangis? Ayo nangis aja dulu biar dapat tidur".

Kemudian blar aja teriak nangis, saya gendong dan saya peluk. Kasihan mungkin dari tadi ingin sekali menangis tapi ia tidak menemukan alasan untuk nangis. Sementara saya sering bilang "sudah dong tidak perlu nangis" jikalau ia nangis tanpa alasan. T______T Dia menangis lama, saya gendong terus. Sampai kesudahannya ia tenang.

Yah. Itulah jadi orangtua. Nangis aja perlu ilmu hahaha.

Ada yang anaknya suka nangis juga?

Tos kitaaaa!

-ast-

Detail ►

#Sassythursday: Hijab Dan Fashion Week


Makara beberapa hari terakhir ini media diramaikan gosip desainer Indonesia Anniesa Hasibuan sukses show di New York Fashion Week (NYFW). Anniesa disebut sebagai desainer Indonesia pertama yang tampil di main stage NYFW dan juga desainer pertama yang menampilkan karyanya dengan model yang semuanya mengenakan hijab.

Baca punya Nahla:

Makara pro kontra niscaya dong, alasannya seharusnya wanita tidak memamerkan pakaian yang glamor. Hijab ialah kesederhanaan jadi show hijab di fashion week itu sesuatu hal yang seharusnya dihentikan dilakukan. Itu yang kontra. Yang pro tentu alasannya bangga, ada desainer Indonesia yang karyanya sanggup dinikmati oleh para pecinta fashion di ajang dunia.

Satu lagi yang kontra justru muncul dari kalangan fashion itu sendiri. Mereka mengkritik bahwa masuk NYFW kan bayar slot blablabla, nggak dikurasi amat jadi bukan berdasarkan karya. Kemudian banyak yang bilang desainnya nggak original dan biasa aja, pada ngebandingin sama desainer lain. Malah ada yang bilang ia bikin celana aja nggak bisa. Wah, people can be so mean.

Gue sih jujur bangga. Keren lah ada orang Indonesia yang satu panggung sama Vera Wang dan Jeremy Scott. Mau desainnya pake jilbab atau nggak, gue tetep seneng sih. Apapun yang bawa nama Indonesia di dunia internasional secara positif kan harusnya didukung dong. Apalagi Anniesa sanggup standing applause dari penonton yang hadir.

Daripada selama ini Indonesia populer alasannya bom dan teror, kan nggak banget ya. Mendingan dong Anniesa bawa ke panggung bahwa hijab itu nggak menyeramkan. Hijab itu cara berpakaian yang menyerupai ini loh, sanggup anggun dan lezat dilihat.

Lagian berdasarkan gue nih yaa, bajunya sanggup digunakan untuk orang yang nggak berjilbab juga kok. Ya jika headscarf-nya mau dipake silakan, nggak juga bajunya tetap wearable.

*tapi kan siapa elu, kaya ngerti fashion aja*

Ya semoga ajaaa. Zaman kini kan orang sanggup mix and match baju aja passionnya eksklusif fashion. Suka jahit dikit eksklusif bilang hobinya desain baju. Punya anak satu terus bikin brand baju anak.

AHAKAHAKAHAKAHAKA maap maap sarkasnya suka kebawa mulu.

Iya sih tapi kenapa deh pada negatif amat orang-orang? Lama-lama yang saya nggak tahan dari negeri ini ialah negativity. Apa-apa diliatnya negatif mulu. Aku capek.

*lo juga keles*

Ada orang sukses, eksklusif dicari-cari ih ternyata ia begini begitu. Dia tau apa soal fashion, gres juga setahun jadi desainer. Si X udah dari dulu tuh desainnya begitu, udah tahunan. YA TERUS KENAPA? Yang masuk fashion week ia ya yang jadi gosip ia lah. 

Atau referensi sederhana, ada orang followersnya banyak, dinyinyirin ia kan cakep doang tapi nggak punya karya. Nurut ngana pose depan kamera itu bukan karya? Bukan skill? Coba deh gue tantang photoshoot 20 pose dalam satu jam. Bisa? Kepikiran posenya apa aja?

Belum lagi urusan atlet renang badannya di BLUR di tivi astagaaaa. Ada yang horny gara-gara liat atlet renang BERENANG di bak renang?

I JUST CAN'T HANDLE IT ANYMORE.

:(

Yah jadi intinya, dukung karya anak bangsa dan stop the negativity!

-ast-

Detail ►