Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri agar-anak-mau-ditinggal-kerja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri agar-anak-mau-ditinggal-kerja. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Menjelaskan “Kerja” Pada Anak


Siapa di sini yang mendefinisikan “kerja” itu sebagai “cari uang untuk beli susu” ke anaknya? Pasti banyak banget ya. Jawaban paling umum jikalau anak nanya kenapa ayah ibu kerja itu jawabannya: untuk cari uang buat beli susu, mainan, blablabla.

SAYA SIH NGGAK JAWAB GITU HEHEHEHE.

Alasannya sederhana, alasannya yaitu pernah denger kisah Mba Windi kesayanganku yang disuruh resign sama anaknya dengan alasan mainan di rumah udah banyak, susu masih ada, ngapain bunda kerja? HAYOOO.

Dan kisah kaya gitu banyak banget kan. Anak ngamuk alasannya yaitu berdasarkan logika dia, ia nggak selalu butuh susu dan mainan kok. Kok ayah dan ibu tetep kerja sih?

Berbekal pengalaman orang lain itu, saya akibatnya punya balasan sendiri. Pernah saya jelasin sedikit di postingan ini: Agar Anak Mau Ditinggal Bekerja.

Jawabannya adalah: alasannya yaitu semua orang cukup umur harus kerja dan semua anak harus sekolah.

Makara ya Bebe taunya semua orang cukup umur itu kerja dan semua bawah umur itu sekolah. Dia udah ngerti jikalau baby tidak sekolah, anak 2 tahun itu kelas toddler, dan anak 3 tahun itu kelas preschool. Dia juga tahu jikalau nanti umur 5 ia akan TK, umur 6 atau 7 ia akan SD dan nanti jikalau sudah besar ibarat abang ia ingin nyetir kendaraan beroda empat sendiri ke sekolah sehabis nganter ibu dan appa kerja.

Ini saya contohkan dengan percakapan ya. Ini percakapan real dan sering terjadi berulang-ulang dengan balasan yang tentu saya ulang-ulang juga lah. Dan iya, memang kami pakai bahasa baku untuk ngobrol sama Bebe.

Bebe: “Ibu, kok kerja?”

Ibu: “Iya semua ibu-ibu kerja kan? Ibunya K kerja juga kan? Ibunya L kerja juga, kan? K dan L ngapain?”

Bebe: “Sekolah, sama aku”

Ibu: “Iya nanti kau jikalau sudah besar juga kerja kok sama dengan ibu dan appa. Kalau sudah kerja mau beli apa?”

Iya ini mengalihkan pembicaraan alasannya yaitu anak kan excited biasanya jikalau merencanakan aneka macam pembelian meskipun hanya dalam imajinasi lol. Tapi alasannya yaitu balita itu kritis, pertanyaannya tentu berlanjut dan harus siaga 1 daripada kena jebakan betmen.

(Baca: Ketika Bebe Tanya Kenapa)

Bebe: “Kenapa harus kerja?”

Ibu: “Karena sehabis kerja, ibu dan appa akan sanggup uang. Uang itu untuk kita beli makanan, beli bensin, untuk Xylo sekolah.”

PLEASE NOTE, HARUS ADA “UNTUK SEKOLAH”.

Menurut saya justru jangan bilang sesuatu yang sanggup ia takar. Mainan, susu, diapers, itu masuk logika anak kecil. Makara mereka akan bantah, susunya masih ada! Mainan saya udah banyak! Kalau bensin sanggup dengan praktis dijawab dengan “ya jikalau nggak kerja nanti mobilnya nggak jalan dong!” Yang complicated aja jawab pertanyaan anak mah HAHAHA.

Bebe: “Kenapa kerja sanggup uang?”

INI KRUSIAL.

Ibu: “Kalau ibu kerja sebentar, uangnya sedikit, jikalau ibu kerja lama, nanti uangnya banyak. Jadii kerja itu memang harus lamaaaaa sekali biar uangnya banyak jadi kita nanti sanggup beli kendaraan beroda empat yang besar. Kalau kini uangnya belum cukup alasannya yaitu ibu kerjanya kurang lama.”

Udah tuh hingga situ ia biasanya berhenti tanya dan mulai berimajinasi wacana mobil. Kalau pun masih tanya, hindari balasan kerja untuk beli mainan. Intinya itu dulu.

Template balasan soal kerja ini harus nyambung dengan dikala ia ngambek nggak mau sekolah. Biasanya jikalau abis liburan panjang di Bandung. Duh boro-boro mau sekolah, pulang ke Jakarta aja nggak mau dia. Dan sehabis long weekend kemarin akibatnya saya ceramah panjang lebar wacana kenapa ia harus sekolah. Nggak nyangka saya akan keluar kata-kata gini untuk anak umur 3 tahun.

(Maaf ya bukan mendiskreditkan tukang sampah, tukang sampah di rumah saya baik kok. Tidak ada yang salah dengan jadi tukang sampah. Ini murni untuk motivasi berguru anak aja huhu)

Bebe ngambek: “AKU NGGAK MAU SEKOLAH! AKU MAU MAIN AJA DI RUMAH AKI!”

Ibu: “Tidak mau sekolah juga tidak apa-apa sih, kau tahu tukang sampah di rumah kita? Dia orang baik, tidak perlu sekolah untuk jadi orang baik. Tapi jikalau kau tidak sekolah, sehabis besar kau tidak sanggup kerja ibarat ibu dan appa. Tukang sampah di rumahnya tidak punya AC loh, ia tidak punya mobil, ia sudah kerja, capek, tapi uangnya tidak cukup.”

Ngomongnya sambil lempeng loh ya nggak perlu bentak-bentak segala.

Dia diem. Mikir. Tapi LANGSUNG berhenti ngotot nggak mau sekolah. Besok-besoknya sehabis dicerna, ia mulai bertanya lagi. Pertanyaannya seputar:

“Tukang sampah orang baik ya ibu? Tapi ia tidak sekolah?”

“Kalau om ojek sekolah nggak, ibu?”

“Kenapa tukang sampah tidak sekolah?”

Ibu: “Tukang sampah tidak sekolah alasannya yaitu ayah dan ibunya tidak punya uang. Makanya ibu dan appa harus kerja biar kau sanggup sekolah. Kamu di sekolah seru kan? Main A, B, C, D, field trip ke A, B, C, D. ITU SERU BANGEETTT. Dulu ibu sama appa di sekolahnya nggak gitu. Sekolah ibu dan appa nggak seru, cuma berguru doang. Makanya ibu dan appa harus kerja yang lamaaaa biar kau sanggup sekolah yang seru.”

BEGITU. Orang cukup umur = kerja. Anak kecil = sekolah. Anak kecil jikalau udah cukup umur = kerja.

Dan ini nyambung juga dengan gimana kita selalu memuji-muji dan meninggi-ninggikan sekolahnya. Hahahaha. Ribet? Saya sih lebih pilih gini biar ia ngerti konsepnya juga bahwa kerja bukan cuma buat beli susu alasannya yaitu kenyataannya ya begitu.

Kalau anaknya belum ngerti? Kalau masih di bawah 2 tahunan gitu Bebe sih nggak nanya sekritis ini ya. Paling nangis doang ngamuk saya nggak boleh kerja. Kalau begitu ya sudahlah anggap tantrum aja. Nggak perlu klarifikasi komprehensif kaya gini. Bilang aja jikalau ibu emang harus kerja, kau jikalau mau nangis silakan.

Begitulah. Kalian gimana? Dijawab apa jikalau anak tanya seputar kerjaan? SHARE YAAA!

-ast-

Detail ►

Agar Anak Mau Ditinggal Kerja


Beberapa hari lalu, saya nanya di Instagram ada wangsit nggak untuk nulis blogpost apa? Kemudian pada ngasih wangsit gitu banyak. Makasih banget! Hari ini saya mau bahas satu pertanyaan dari mbak Nilasari:


JAWABANNYA: PERNAAAHHHH. SERING MALAH. HAHAHAHA.

Dulu waktu Bebe masih di daycare lama, ada masa-masanya Bebe ngamuk terus tiap ditinggal. Setiap pagi yang dianter kan saya dulu ke kantor tuh, nah beliau dari rumah udah nggak mau duduk di carseat, ngekepin saya terus. Atau kalaupun mau di car seat, begitu nyampe kantor beliau kejer nangis “ibu aja ibu aja”.

(Baca review daycare usang Bebe, recommended buat bayi!)

Seringnya saya nggak tega jadi ikut deh anter ke daycare. Menjauh dulu dari kantor terus balik lagi pake ojek. Nah dianter ke daycare juga bukannya jadi nggak drama, cuma MENUNDA AJA LOL. Alias saya pergi dari daycare juga beliau ngamuk kejer.

Kadang jikalau saya lagi tega banget, ya udah semoga aja di kendaraan beroda empat nangis kejer. Kalau lagi setengah tega, ya saya anter ke daycare tapi cuma nyampe pintu depan terus ya udah semoga aja beliau gedor-gedor pintu ngamuk. Kalau lagi nggak tega banget, saya masuk dulu ke dalem, mandiin dulu, suapin makan dulu, gelendotan dulu. Hanya untuk menunda nangisnya beliau aja. Ya iya abisan di mobil, di pintu depan, atau disuapin dulu sama aja nangis kejer kok!

Tapi Bebe cuma kaya gitu jikalau abis liburan aja. Abis weekend atau long weekend, Seninnya niscaya kejer. Apalagi jikalau abis libur panjang lebaran gitu weee kejernya 100 kali lipat hahahaha. Tapi ya gimana lagi ya kan. Ditinggal aja. Toh saya hingga kantor juga paling beberapa jam inget tadi Bebe nangis terus lupa lagi lol.

(Baca: Drama daycare Bebe pasca liburan taun lalu)

NAH, tapi sehabis pindah ke daycare baru, Bebe nggak nangis sama sekali. Udah masuk bulan keempat dan Bebe bahkan belum pernah nangis alasannya saya tinggal. Saya bahkan cuma nganter ke daycare hari pertama aja itu pun beliau nggak nangis sama sekali. KOK BISA?

Ibu: “Be, kau kok kini nggak pernah nangis jikalau pergi sekolah? Dulu di daycare usang nangis terus”

Bebe: “Daycare usang nggak seru, banyak baby saya nggak suka”

JENG JENG.

Setelah dikorek-korek, penyebabnya yaitu si Bebe males di daycare usang alasannya nggak ada anak seumurannya! Iya kan saya udah dongeng ya jikalau Bebe jadi anak paling bau tanah di daycare, sisanya bayi-bayi setaunan gitu. Males lah dia. Kalau di daycare kini ya anaknya seumuran dan banyak yang lebih tua. Makara beliau merasa seru.

Dan ya saya mungkin beruntung alasannya Bebe nggak termasuk anak yang tiap hari cranky jikalau ditinggal kerja. Tapi mungkin tips ini dapat bantu:

Komunikasikan jikalau SEMUA ibu bekerja dari Senin hingga Jumat

Bebe nggak tau ada yang namanya ibu rumah tangga. Setau beliau ya semua ibu kerja alasannya ibu bilangnya jikalau ayah-ayah dan ibu-ibu itu kerja, jikalau bawah umur main sama sekolah. Ini harus terus-terusan, tiap weekend saya selalu ngobrol jikalau kini Sabtu dan Minggu maka ibu temenin Bebe main. Besok Senin jadi ibu dan appa kerja, Bebe sekolah. Tiap Jumat juga kami selalu bilang jikalau hari ini Jumat, besok ibu nggak kerja.

INI SELALU. NGGAK PERNAH NGGAK. Biar beliau selalu inget jikalau ibu dan appa hanya akan available seharian buat beliau itu Sabtu-Minggu. Tiap Minggu juga bilang “seru ya hari ini main sama ibu, besok ibu kerja Xylo nangis nggak?” jikalau beliau bilang nggak mana pujilah dengan lebay dan berlebihan. Kalau beliau bilang iya nangis, ulanglah ceramah perihal semua ibu harus kerja.

Risikonya jikalau ada yang di luar kebiasaan, misal kerja di hari Sabtu, beliau PASTI protes. Tapi ya kan nggak sering-sering juga.

Pastikan anak nggak ngantuk pas ditinggal

Iya Bebe jikalau ngantuk pas ditinggal wihhh ngamuk banget! Ya jangankan ditinggal ya berdiri tidur atau ngantuk itu hampir niscaya moodnya masih belum elok lah.

via GIPHY

Nah kini gimana caranya pas anak ditinggal beliau dalam kondisi yang happy. Jangan selama siap-siap dicuekin terus tau-tau pergi, ya ngamuk lah dia. Saya sering nih begini, Bebe tidur, diangkat ke car seat tidur, eh pas kendaraan beroda empat berhenti saya turun beliau bangun. Nangis deh alasannya mungkin berdasarkan Bebe, saya lagi cranky berdiri tidur ibu kok malah pergiiiii?!

Makara ya, saya biasanya sogok sih. Seringnya sama buah gitu. Bebe gampang disogok buah. “Pergi yuk, di jalan ibu kupasin apel” terus udah deh beliau makan apel dengan happy. HAHAHA. Pokoknya harus happy, temukan apa yang bikin anak happy.

Atau malah pergi duluan aja pas anaknya masih tidur lol. Seperti biasa menunda kengamukan. lol

Pastikan anak happy di rumah

Ya ini alasannya ternyata Bebe bosen di daycare usang makanya beliau selalu cranky jikalau ditinggal. Coba tanya anak mungkin di rumah beliau bosen sama mbak terus? Mungkin bosen di rumah terus? Mungkin bikin rutinitas gres sepedaan atau apa ya duh saya beneran nggak tau. Bikin jadwal acara gitu mungkin?

Jangan ulur-ulur waktu pergi

Iya saya suka liat ini bawah umur daycare yang udah tau anaknya nangis. Eh alah ibunya sayang-sayang terus juga. Peluk-peluk juga. Anaknya makin mellow deh. Harus tegar juga kitanya jikalau pergi ya pergi. Gitu.

(Baca: Tips Memudahkan Anak Adaptasi di Daycare)

Kalau tetep nggak dapat juga ya gimana ya. T________T Emang anaknya sayang banget kali sama ibunya. Makanya saya maklum dan ngerti banget jikalau banyak ibu yang jadi berhenti kerja alasannya nggak tega ninggalin anak.

Huah. Nolong nggak sih ini tipsnya. Nggak tau tapi saya cuma melaksanakan ini aja. Dan satu hal lagi, percaya aja sih anak makin gede makin ngerti kok jikalau ibunya harus kerja. Kita juga harus yakin jikalau yang terbaik buat semuanya yaitu kaya gini. Karena balik lagi, saya belum mampu jadi ibu rumah tangga dan seharian ngurus anak. Nggak bakal berkualitas juga waktunya alasannya saya niscaya cranky.

JADIIII, STAY STRONG IBU-IBUUUUU!

-ast-

Detail ►

Drama Daycare


Seperti sudah diduga sebelumnya, Bebe akan drama sesudah 10 hari liburan sama saya.

T_______T

Iya jadi kemarin saya dan JG memutuskan mengambil cuti terlama di dunia lol. Terlama untuk ukuran saya dan JG yang nggak pernah cuti. Cuti 4 hari plus libur Natal dan Tahun Baru jadi total 10 hari bersama Bebe. Yang dikhawatirkan apa?

Sejak awal yang saya khawatirkan ialah saya yang tidak mampu bersama Bebe lama-lama. Saya akan bosan dan capek sekali. Kaprikornus full time mom 10 hari ohmai. Kutakshanggupppp!

Tapi ternyata nggak hahahaha. Bebe sudah besar, sudah dapat diajak ngobrol dan main. Sudah dapat main dengan orang lain. Kaprikornus saya cenderung santai.

(Baca: Sedikit Cerita Liburan dan Tentang Vlogging)

Dramanya gres terjadi kemarin pagi. Bebe nempel terus hingga saya nggak dapat turun di kantor. FYI urutan jarak dari rumah ialah kantor saya, daycare, kantor JG. Kaprikornus saya selalu turun pertama. Biasanya Bebe selalu santai di carseat, kali ini nggak.

Sampai daycare dramanya berlanjut, beliau tampak kangen sekali pada daycare. Jalan-jalan keliling ruangan, masuk kamar, tiduran, cari mobil-mobilan TAPI SAMBIL PEGANG TANGAN SAYA.

WHY.

"Ibu jangan keja" like a million times.

T________T

Karena mbaknya Bebe sungguh pemberani beliau memutuskan "bu, saya angkat (paksa) aja ya? ini kayanya gini terus deh" Saya mengangguk, kemudian beliau mengangkat paksa Bebe dan saya pun pergi. Ngamuknyaaaaa, hingga kedengeran ke trotoar. Padahal saya sengaja keluar dari teras dan tunggu ojek di trotoar

T________T

Soalnya memang ada masa-masa Bebe manja ingin saya ikut antar ke daycare tapi hingga daycare beliau biasanya lempeng. Cium pipi saya dan pribadi main sama temennya. Libur terlalu usang memang setara dengan pembunuhan perlahan.

(Baca: Liburan Mengacaukan Disiplin!)

Sampai di kantor saya santai lah menikmati me time πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Pas dijemput drama lagi dia. Kata mbaknya seharian nggak nangis, pagi pun cuma nangis sebentar terus minta makan dan mandi.

Kebetulan Bebe lagi minta kendaraan beroda empat polisi besar alasannya ialah mobil-mobilan polisi yang beliau punya kecil.

Ibu: "Be, jikalau besok di daycare tidak menangis, ibu belikan kendaraan beroda empat polisi besar deh!"

Bebe: "Mau ibu, Salo ikut beli kendaraan beroda empat polisi besal"

Ibu: "Tapi besok ibu kerja, Xylo di mana?"

Bebe: "Nggak mau, Salo sama ibu, ikut ibu keja"

Oh no, ini anak nggak dapat disogok. LOL

15 menit kemudian sesudah bercerita main di kelas bersama gurunya. Dengan kebanggaan terpelajar dan jago tentunya.

Ibu: "Kalau anak terpelajar sih di daycare nya tidak menangis"

Bebe: "Salo ga nangis"

Ibu: "Iya jadi besok main sama kakak ya di daycare"

Bebe: "Nggak mau!"

Sungguh pendirian yang sangat berpengaruh dan tidak gampang goyah. Aku bangga. πŸ˜ͺ

Terus saya jadi kasian, kepikiran, alasannya ialah ini kan masa adaptasi. Apakah jikalau nanti sesudah seminggu beliau nggak nangis lagi itu alasannya ialah beliau bahagia atau alasannya ialah beliau terpaksa menerima?

😩😩😩

Apakah beliau akan menyimpan dendam padaku alasannya ialah saya buang beliau di daycare?

*sinetron abis*

Ya intinya, saya dapat damai meninggalkan anak di daycare itu alasannya ialah dua alasan ini.

1. Daycarenya menerapkan nilai-nilai yang sama dengan saya. Serius saya survey dua daycare di sekitar daycare Bebe, bentuknya ya daycare bukan rumah. Nggak membedakan kamar anak pria dan perempuan, dua anak dimandikan sama-sama. Padahal fee bulanannya lebih mahal.

Apa kabar sih berguru gender dan rasa malu?

2. Bebenya kalem. Iya Bebe hanya menangis di hari pertama. Karena beliau masuk di umur 3 bulan hahahaha. Anak-anak yang masuk di umur 1-2 tahun sih nangisnya dari rentang seminggu hingga 2 bulan. IYA DUA BULAN MENANGIS SETIAP HARI MENCARI IBU YANG BEKERJA.

Stresnya kebayang.

T________T

Hari ini hari kedua ke daycare pasca liburan dan tadi pagi Bebe sudah masuk ke daycare dengan tangan di belakang menyembunyikan tikus-tikusan karet dan berencana nakut-nakutin mbaknya.

πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Thank God cuma sehari doang ternyata dramanya! Saya pikir bakal seminggu! Saya masih dihentikan turun di kantor, tapi di pintu depan daycare sudah cium pipi saya dan masuk sendiri.

Tapi semenjak sore hingga malam hingga pagi memang saya tatar terus. Terus saya ulang-ulang jikalau besok ibu-ibu dan bapak-bapak kerja sementara belum dewasa akan main sama-sama di daycare. It works!

Kaprikornus jikalau saya mau otoriter men-judge. Anak-anak yang rewel dikala ditinggal ibunya kerja itu mungkin memang tidak nyaman dengan lingkungan selama ibunya kerja. Mungkin ya. Karena belum dewasa daycare itu jarang sekali drama ditinggal ibunya. Anak gres doang atau si Bebe abis liburan. Hahahaha.

(Baca: 5 Kondisi Tidak Butuh Daycare)

Ya nggak perlu semua anak di daycare juga, tapi gimana caranya lingkungan daerah anak bermain selama ditinggal kerja itu nyaman. Gitu aja sih.

Kekhawatiran sirna. Mari menikmati me time alias kerja lagi!

Semangat ibu-ibu! Selamat meeting! Jangan lupa bercermin dulu sambil senyum agar hepi!

πŸ’“

-ast-

Detail ►

Selesai Di Jakarta

Barat. Iya, selesai di Jakarta Barat doang sih HAHAHAHA judulnya click bait banget ya nyebelin.


Sesuai caption saya di Instagram beberapa hari lalu, ahad ini akan jadi ahad terakhir kami tinggal di Jakarta Barat. Mulai bulan April, kami akan jadi anak Selatan. Lima tahun di sini rasanya udah cukuupppp banget.

Iya kami pindah alasannya saya pindah kerja (akan diceritakan khusus di satu postingan terpisah). Kantornya kebetulan di Selatan banget nih dan akan tidak logis jikalau rumah tetap di Barat. Jauh banget boy, 30 km gitu gelaseh males abis.

Kaprikornus semenjak saya selesai urusan tanda tangan kontrak dengan kantor baru, kami mulai gerilya juga cari rumah kontrakan baru. Sampai alhasil dapet apartemen punya temennya JG, dapat dibayar per 3 bulan, boleh cicil pindahin barang dari sebulan sebelumnya, liat unitnya kami cocok dan alhasil setuju dibayar.

KEMUDIAN KAMI EXCITED BANGET HAHAHAHA.

Excited alasannya jadi kaya merantau lagi dari awal hahahaa padahal geser dikit doang ya masih sama-sama di Jakarta. JG semangat banget packing-packing semenjak awal bulan jadi kini rumah yang ini udah kosong. Baju tinggal disisain buat ahad ini, alat dapur secukupnya, dan yang dipake sehari-hari aja. Mainan, buku, dan segala rupa perintilan udah pindah ke sana semua. Udah rapi pula.

Tinggal ngangkut AC, kulkas, dan mesin cuci. Segala rak buku, lemari baju, mau ditinggal aja semua alasannya toh nggak kondisinya udah nggak manis juga dan apartemen kami semi furnished jadi furniture ada semua, elektronik aja bawa sendiri.

Throwback ke tahun lalu, tahun kemudian kami sempat muak dengan Jakarta.

Trigger pertama tentu Pilkada, kedua bosen banget rasanya, rutinitas yang sama selama bertahun-tahun. Pengen suasana gres gitu. Pengennya sih kerja di luar negeri tapi mau jadi apa hahahaha. Temen-temennya JG banyak yang di luar sih tapi jikalau Malaysia ya kutakmau juga ya sama-sama aja kaya di sini.

(Baca: Hal-hal yang Berubah Setelah Pilkada)

Suka kocak jikalau baca informasi Malaysia alasannya concern-nya "lokal" abis. Macam larangan anak sekolah merayakan Valentine dan isu LGBT dengan topik sama persis sama Indonesia. Yah pada dasarnya banyak mau tapi banyak mikir jadi ribet lol.

Kami pun sempet mikir alah pulang ke Bandung ajalah, pindah semua ke Bandung sekalian kan Bebe SD di Bandung. Tapi sesudah survey beberapa SD, kami belum nemu yang sreg banget. Dan di Bandung jatohnya mahal juga tapi fasilitasnya tetep nggak se-wow Jakarta. Yang saya survey ya, (MISAL) nggak ada tuh sekolah yang punya 3 bak renang alasannya memisahkan anak Taman Kanak-kanak hingga anak kelas 6. Padahal harga beda tipis sama Jakarta, lah kan kujadi galau.

Setelah itu rumah kemalingan hingga 2 kali kan.

Makin lah nggak betah di rumah ini. Sempet beberapa usang nyari kontrakan di tempat Tebet, Pancoran, dan sekitarnya. Pertimbangannya agar deket daycare Bebe dan kami stress berat sama rumah ini. SUSAH BANGET, BOS.

Sampai saya minta tolong tukang ojek yang rumahnya kebetulan deket daycare Bebe. Karena tukang ojek kan sehari-hari keliling tuh, kali-kali ia liat kontrakan 2 kamar dengan garasi. Dia report ke saya hampir tiap hari dan nggak nemu dengan kriteria yang kami mau. Sampai kami mengalah dan sedih. T_____T

Mau pindah kerja kok ya gundah mau pindah ke mana. Mau pindah rumah juga kok ya nggak dimudahkan. T______T

Dari situ nggak berhenti-berhenti menyalahkan entah siapa dengan keluhan "kenapa hidup kita gini-gini aja".

via GIPHY

Beberapa bulan berlalu, dasar ya rezeki mah seneng aja main-main sama kita. Datang dua usulan kerja. Dua-duanya saya mau banget. Dua-duanya kerjaan yang saya suka. Tapi syukurlah alhasil diterima di yang kedua. Kalian nggak akan kaget lah tempat kerja gres saya alasannya jikalau sering baca blog ini mah udah niscaya pribadi "AKKK! ITU LO BANGET" gitu lol.

Kenapa syukurlah keterima di yang kedua, alasannya yang pertama iya sih gajinya lebih gede tapi jam kerjanya strict. Saya nggak dapat lah di kantor dengan jam kerja yang nggak fleksibel ya. Mamah-mamah begini gimana sih, ini aja gres abis pulang dari rumah sakit alasannya Bebe dari subuh hingga sarapan itu muntah 5 kali.

Dan dikala memang sudah jalannya, semua tiba-tiba mudah. Kontrakan dapet murah dan tidak perlu bayar tahunan, pindahan juga hepi dan nggak ribet sama sekali alasannya kami cicil pindahin barang dari sebulan sebelum. Bonus JG turun, invoice cair, jadi pindahan sama sekali nggak ganggu tabungan.

Emang dasarnya nggak betahan di satu tempat kali ya hahaha. Soalnya Nahla sempet nyeletuk "nggak ribet ka? pindahan rumah padahal udah nyaman blablabla" saya yang "LOH JUSTRU AKU SEMANGAT PINDAH RUMAH" LOL'

Semangat banget level nyari Superindo terdekat buat belanja mingguan, mikirin nanti mau ke pasar mana, hingga bab paling seru, beli furniture gres HAHAHAHA. Soalnya kami minta sofa dan rak sepatu yang punya rumah dikeluarin aja soalnya ... nggak manis lol. Tar mau beli sendiri aja. Ih seru banget kan.

Ini jadi solusi banget untuk kami yang bosenan dan selalu ingin lingkungan baru. Nggak pindah kota, tapi suasana baru. Nggak pusing pindah kerja, tapi ganti rute pergi kerja. Iya JG maksudnya alasannya ia settle banget euy sayang jikalau resign, agar aja saya yang resign hahahaha. Nggak pusing dulu sama sekolah Bebe alasannya ya di Jakarta Selatan lebih banyak pilihan SD yang baiklah dibanding Jakarta Barat.

INTINYA AKU SENANG!

Nanti saya akan posting satu hal perihal keputusan resign yang melibatkan dua hari air mata plus perintilan pindah dari rumah ke apartemen yang ukurannya setengah dari rumah sekarang.

DITUNGGU LOH YA! πŸ’–

-ast-

Detail ►

Menjawab Pertanyaan Soal Perencanaan Keluarga

[SPONSORED POST]

Ngomongin jumlah anak, udah pada tau kan ya saya termasuk salah satu yang yakin benar hingga detik ini 98% cuma mau punya anak satu aja. Yang 2% disisain dikit lah siapa tahu tiba-tiba berubah pikiran kan. SIAPA TAHU LHO SOALNYA YA SATU AJA PUSING, MAKKK.

Pusing bayar daycare, pusing ngajarinnya, pusing ngelola emosinya, duh nggak berpengaruh banget. Betapa memang diriku ini kurang keibuan jadi so far belum tertarik untuk nambah anak huhu.

Ditambah kemarin abis pulang liburan yang menjadi sebuah lesson learned banget bagi saya dan JG untuk urusan jumlah anak HAHAHA. Sebabnya, kami liburan ke Malaysia mengunjungi suami istri sobat semenjak zaman dulu yang emang kini tinggal di sana.


Pasangan ini anak pertamanya 6 bulan lebih bau tanah dari Bebe. Anak keduanya cuma beda umur 18 bulan. Seru banget sebenernya alasannya seumuran semua jadi mainnya nyambung banget. Tontonannya sama, idolanya sama (Ryan Toys Review lah siapa lagi), mainannya serupa juga model topeng-topengnya Bebe gitu.

Lesson learnednya sebelah mana?

Pusing banget jalan-jalan bawa 3 anak pemuda yang umurnya deketan HAHAHAHAHAHA. Kami ke Legoland pake mobil, road trip gitu ceritanya. Waw di kendaraan beroda empat aja sungguh jadi sebuah cobaan alasannya ya pada NGGAK BISA DIEM AMAT SIHHHH.

Di Legoland, habis dengan ibu teriak-teriak alasannya pada kabur mulu takut ilang. Hari kedua (emang hobinya ngerepotin diri sendiri), kami ke Genting pake LRT dan bis, 1,5 jam perjalanan, 3 cukup umur (suaminya temen saya kerja) dan 3 anak dengan 3 stroller.

Perasaannya gimana? MAU NANGIS, MALIH.

JG hingga bilang “Astagfirullah saya nggak kuat, kenapa gini-gini amat bila anak banyak”

HAHAHAHAHAHA.

Makan aja menjadi sebuah perjuangan, yang satu pesen nasi pengennya mie, yang satu makan mie nggak mau ayamnya terus ngambek, yang satu ditinggal dikit mienya dikobok pake tangan. Total jenderal dua mangkok kuah tumpah begitu saja dengan mie berantakan di lantai alasannya ya chaos banget sih hingga minta maaf berkali-kali sama mbak-mbak di restonya.

Untung suasana liburan eym jadi semua kondusif terkendali, senang dan tidak terjadi pertengkaran di antara orang dewasa. Biarlah bawah umur bertengkar, orang cukup umur belahan ngetawain hidup aja lol.

via GIPHY

Makara ya, sebuah pelajaran bahwa saya nggak dikasih cukup energi untuk anak berikutnya. Bersyukur banget dulu pribadi pasang IUD waktu Bebe masih umur 2 bulanan. Karena wah jarak anak itu bener-bener harus diperhitungkan.

Konsep nambah anak ini termasuk perencanaan keluarga yang berdasarkan saya sering diabaikan lho. Banyak banget pasangan yang malah lebih detail mikirin beli rumah di mana dibanding memikirkan jarak kelahiran anak APALAGI mikirin mau dididik menyerupai apa anaknya.

Kalau saya sih merencanakan keluarga sedetail itu memang. Dari diskusi soal kontrasepsi hingga detail anak akan dibesarkan dengan cara apa. Yes, saya dan JG punya list value yang diterapkan pada anak dan berusaha selalu konsisten untuk membesarkan anak di koridor itu.

Makanya jujur capek banget alasannya kami punya idealisme yang nggak mau dikompromi. Idealisme yang yakin banget bakal bubar bila kemarin-kemarin nggak merencanakan soal jumlah anak. Ya susah lah idealis bila anak pertama gres setahun sementara udah hamil anak kedua kan?

Karena sesering itu bilang nggak mau nambah anak, pertanyaan yang sering banget masuk via DM dan komentar adalah: PAKE KB APA, KAK?

Nahhh, urusan jenis kontrasepsi ini juga dulu saya blank banget loh. Kurang sosialisasi, apa saya aja yang kurang ngeh ya bila alat kontrasepsi itu penting banget untuk ngatur jarak kelahiran anak.

Iya jarak kelahiran anak itu perlu diperhitungkan banget lho. Setelah konsultasi dengan psikolog di daycare Bebe, anak gres siap punya adik itu sehabis usianya 5 tahun. Makara idealnya, ibu hamil anak kedua dikala anak pertama berusia 4 tahun.

Sebabnya di usia 5 tahun anak gres mulai mengerti konsep anak yang lebih kecil, mengerti konsep bayi itu berbeda dengan toddler, mengerti konsep abang adik itu berasal dari ibu yang sama.

Mengatur jarak kelahiran anak juga penting agar sekolahnya nggak deketan amat. Kalau beda setahun kan berarti harus siap dua dana pendidikan dalam kurun waktu selang setahun. Ya bagi kaum pekerja kaya saya gini sih dijamin ngos-ngosan bila harus mempersiapkan dana pendidikan dua anak dengan umur yang terlalu dekat.

Kembali ke pertanyaan “PAKE KB APA KAK” yang jutaan kali ditanyakan. Jawabannya yaitu … cocok-cocokan hahahahahahaha.

Iya bener lho. Saya pake IUD tapi banyak juga yang pasang IUD malah alergi. Saya pelupa banget dan males minum pil KB, tapi ada juga orang yang lebih nggak nyaman pake IUD dan selalu ingat untuk minum pil KB setiap hari.

Yang jelas, libatkan suami! Nah saya gres kepikiran bila ini penting banget sehabis baca artikel di moth3rs.com perihal Tips Memilih Metode Kontrasepsi Bersama Suami. Klik untuk baca artikelnya ya.

Ingat, namanya merencanakan keluarga ya harus berdua suami dong keputusannya. Di artikel itu juga dijelaskan apa yang harus dilakukan dan didiskusikan bersama suami sebelum tetapkan alat kontrasepsi yang dipakai. Dari diskusi jarak anak hingga mencatat frekuensi hubungan seksual.

Selain perihal kontrasepsi dan perencanaan keluarga, moth3rs.com juga punya banyak sekali artikel perihal parenting dan banyak sekali gosip yang diharapkan ibu serta calon ibu. Dari tips toilet training, speech delay, hingga tips hidup sehat bareng pasangan. Lengkap deh semua. Ntaps!

Dan bekerjsama moth3rs.com itu adik dari website yang sama pentingnya yaitu tundakehamilan.com dari Andalan. Di sini semua produk kontrasepsi dibahas tuntas hingga cara kerjanya.

Karena dari Andalan sudah niscaya terpercaya dong ya. Apalagi Andalan sudah hadir di Indonesia semenjak 1996. Udah usang banget dengan produk kontrasepsi lengkap yang terdiri dari 6 macam IUD, 4 macam pil KB, 1 implan, 1 kondom Andalan, serta 4 macam KB suntik.

Nah, kini tinggal dibaca-baca deh buibu. Setelah itu diskusikan dengan suami, mau pakai kontrasepsi apa? Jangan tanya saya pake kontrasepsi apa lagi yaaaa! *BOSAAAAN* LOL

-ast-

Detail ►