Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menjelaskan “Kerja” Pada Anak


Siapa di sini yang mendefinisikan “kerja” itu sebagai “cari uang untuk beli susu” ke anaknya? Pasti banyak banget ya. Jawaban paling umum jikalau anak nanya kenapa ayah ibu kerja itu jawabannya: untuk cari uang buat beli susu, mainan, blablabla.

SAYA SIH NGGAK JAWAB GITU HEHEHEHE.

Alasannya sederhana, alasannya yaitu pernah denger kisah Mba Windi kesayanganku yang disuruh resign sama anaknya dengan alasan mainan di rumah udah banyak, susu masih ada, ngapain bunda kerja? HAYOOO.

Dan kisah kaya gitu banyak banget kan. Anak ngamuk alasannya yaitu berdasarkan logika dia, ia nggak selalu butuh susu dan mainan kok. Kok ayah dan ibu tetep kerja sih?

Berbekal pengalaman orang lain itu, saya akibatnya punya balasan sendiri. Pernah saya jelasin sedikit di postingan ini: Agar Anak Mau Ditinggal Bekerja.

Jawabannya adalah: alasannya yaitu semua orang cukup umur harus kerja dan semua anak harus sekolah.

Makara ya Bebe taunya semua orang cukup umur itu kerja dan semua bawah umur itu sekolah. Dia udah ngerti jikalau baby tidak sekolah, anak 2 tahun itu kelas toddler, dan anak 3 tahun itu kelas preschool. Dia juga tahu jikalau nanti umur 5 ia akan TK, umur 6 atau 7 ia akan SD dan nanti jikalau sudah besar ibarat abang ia ingin nyetir kendaraan beroda empat sendiri ke sekolah sehabis nganter ibu dan appa kerja.

Ini saya contohkan dengan percakapan ya. Ini percakapan real dan sering terjadi berulang-ulang dengan balasan yang tentu saya ulang-ulang juga lah. Dan iya, memang kami pakai bahasa baku untuk ngobrol sama Bebe.

Bebe: “Ibu, kok kerja?”

Ibu: “Iya semua ibu-ibu kerja kan? Ibunya K kerja juga kan? Ibunya L kerja juga, kan? K dan L ngapain?”

Bebe: “Sekolah, sama aku”

Ibu: “Iya nanti kau jikalau sudah besar juga kerja kok sama dengan ibu dan appa. Kalau sudah kerja mau beli apa?”

Iya ini mengalihkan pembicaraan alasannya yaitu anak kan excited biasanya jikalau merencanakan aneka macam pembelian meskipun hanya dalam imajinasi lol. Tapi alasannya yaitu balita itu kritis, pertanyaannya tentu berlanjut dan harus siaga 1 daripada kena jebakan betmen.

(Baca: Ketika Bebe Tanya Kenapa)

Bebe: “Kenapa harus kerja?”

Ibu: “Karena sehabis kerja, ibu dan appa akan sanggup uang. Uang itu untuk kita beli makanan, beli bensin, untuk Xylo sekolah.”

PLEASE NOTE, HARUS ADA “UNTUK SEKOLAH”.

Menurut saya justru jangan bilang sesuatu yang sanggup ia takar. Mainan, susu, diapers, itu masuk logika anak kecil. Makara mereka akan bantah, susunya masih ada! Mainan saya udah banyak! Kalau bensin sanggup dengan praktis dijawab dengan “ya jikalau nggak kerja nanti mobilnya nggak jalan dong!” Yang complicated aja jawab pertanyaan anak mah HAHAHA.

Bebe: “Kenapa kerja sanggup uang?”

INI KRUSIAL.

Ibu: “Kalau ibu kerja sebentar, uangnya sedikit, jikalau ibu kerja lama, nanti uangnya banyak. Jadii kerja itu memang harus lamaaaaa sekali biar uangnya banyak jadi kita nanti sanggup beli kendaraan beroda empat yang besar. Kalau kini uangnya belum cukup alasannya yaitu ibu kerjanya kurang lama.”

Udah tuh hingga situ ia biasanya berhenti tanya dan mulai berimajinasi wacana mobil. Kalau pun masih tanya, hindari balasan kerja untuk beli mainan. Intinya itu dulu.

Template balasan soal kerja ini harus nyambung dengan dikala ia ngambek nggak mau sekolah. Biasanya jikalau abis liburan panjang di Bandung. Duh boro-boro mau sekolah, pulang ke Jakarta aja nggak mau dia. Dan sehabis long weekend kemarin akibatnya saya ceramah panjang lebar wacana kenapa ia harus sekolah. Nggak nyangka saya akan keluar kata-kata gini untuk anak umur 3 tahun.

(Maaf ya bukan mendiskreditkan tukang sampah, tukang sampah di rumah saya baik kok. Tidak ada yang salah dengan jadi tukang sampah. Ini murni untuk motivasi berguru anak aja huhu)

Bebe ngambek: “AKU NGGAK MAU SEKOLAH! AKU MAU MAIN AJA DI RUMAH AKI!”

Ibu: “Tidak mau sekolah juga tidak apa-apa sih, kau tahu tukang sampah di rumah kita? Dia orang baik, tidak perlu sekolah untuk jadi orang baik. Tapi jikalau kau tidak sekolah, sehabis besar kau tidak sanggup kerja ibarat ibu dan appa. Tukang sampah di rumahnya tidak punya AC loh, ia tidak punya mobil, ia sudah kerja, capek, tapi uangnya tidak cukup.”

Ngomongnya sambil lempeng loh ya nggak perlu bentak-bentak segala.

Dia diem. Mikir. Tapi LANGSUNG berhenti ngotot nggak mau sekolah. Besok-besoknya sehabis dicerna, ia mulai bertanya lagi. Pertanyaannya seputar:

“Tukang sampah orang baik ya ibu? Tapi ia tidak sekolah?”

“Kalau om ojek sekolah nggak, ibu?”

“Kenapa tukang sampah tidak sekolah?”

Ibu: “Tukang sampah tidak sekolah alasannya yaitu ayah dan ibunya tidak punya uang. Makanya ibu dan appa harus kerja biar kau sanggup sekolah. Kamu di sekolah seru kan? Main A, B, C, D, field trip ke A, B, C, D. ITU SERU BANGEETTT. Dulu ibu sama appa di sekolahnya nggak gitu. Sekolah ibu dan appa nggak seru, cuma berguru doang. Makanya ibu dan appa harus kerja yang lamaaaa biar kau sanggup sekolah yang seru.”

BEGITU. Orang cukup umur = kerja. Anak kecil = sekolah. Anak kecil jikalau udah cukup umur = kerja.

Dan ini nyambung juga dengan gimana kita selalu memuji-muji dan meninggi-ninggikan sekolahnya. Hahahaha. Ribet? Saya sih lebih pilih gini biar ia ngerti konsepnya juga bahwa kerja bukan cuma buat beli susu alasannya yaitu kenyataannya ya begitu.

Kalau anaknya belum ngerti? Kalau masih di bawah 2 tahunan gitu Bebe sih nggak nanya sekritis ini ya. Paling nangis doang ngamuk saya nggak boleh kerja. Kalau begitu ya sudahlah anggap tantrum aja. Nggak perlu klarifikasi komprehensif kaya gini. Bilang aja jikalau ibu emang harus kerja, kau jikalau mau nangis silakan.

Begitulah. Kalian gimana? Dijawab apa jikalau anak tanya seputar kerjaan? SHARE YAAA!

-ast-

Posting Komentar