Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri kamera-hilang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri kamera-hilang. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Kamera Hilang :(


Makara gengs, di pagi yang cerah tadi saya sedang dirundung duka. Duka yang rasanya kaya ditonjok seketika terus eksklusif dilelepin ke air es. ALAH BANYAK GAYA. Ditonjok aja amit-amit nggak pernah, apalagi dilelepin ke air es.

Intinya kaya sedih tapi terus ya udah. Sedih sedih ikhlas. Sedih sedih merelakan gitu deh. Karena ...

KAMERA AKU HILANG

IYA KAMERA AKU HILANG WOW KAMERA YANG SUNGGUH AKU BANGGAKAN. HILANG. RAIB ENTAH KE MANA.

Misterius. HHHH.

Oke kronologi dulu apa kenangan dulu nih? SIGH.

🌵 Kronologi 🌲 

Weekend kemarin kami ke Bandung, ada nikahan sepupu sama pengajian adik saya. WE HAD FUN. Seru banget lah ketemu seluruh keluarga besar, dandan, pake baju baru, foto-foto, dan ini itu banyak sekali.

Baru sekian meter pergi dari rumah menuju Jakarta, ayah chat, memory card kamera ketinggalan. Oh ya udalah ya, nggak perlu diambil sebab weekend ini ke Bandung lagi. Makara cuma akan Senin, Selasa, Rabu di Jakarta.

Minggu malem nyampe di Jakarta, saya keluarin kamera yang kebetulan ada di tas saya (bukan tas kamera) sebab toh buat apa? Kalau pun dibawa-bawa nggak ada memory card-nya juga. Saya simpan di rak buku di ruang tamu. Saya simpan juga iPad di rak buku yang sama.

Posisi rak buku ini sempurna di depan pintu banget sih, bila pintu kebuka emang keliatan eksklusif rak bukunya. Di rak yang sama kami menyimpan kunci-kunci, jadi Senin pagi pas berangkat sih yakin banget itu kamera dan iPad masih ada.

Senin malem saya pulang berdua Bebe. Pintu kekunci, saya kembali kunci pintu sebab JG punya kunci lain. Saya nggak cek itu kamera dan iPad.

Selasa pagi, JG bangun, buka pintu dan manasin kendaraan beroda empat terus mandi. Saya di kamar lagi siap-siap, pake skin care, pake baju. Bebe bobo. Kamar dan ruang tamu ini sebelahan btw. Makara harusnya saya sadar sih bila ada yang buka pintu. Tapi toh kenyataannya nggak.

Pas siap pergi, JG gres nanya: "kok kamera nggak ada?" Cari-cari di seluruh rumah dan kendaraan beroda empat dan nggak ada.

Yak di situlah kami bengong. Lemes sebab ya, kamera dan iPad nggak ada lagi di rak itu. Waktu itu masih nggak yakin sih sama iPad sebab ya, iPad ini emang jarang banget dipake. Jarang banget like jarang banget.

Well.

Kami ke kantor dengan hampa. Masih ada sisa 10% denial bahwa oh lupa naro aja sih pasti. Sampai risikonya siang-siang mulai inget banget semuanya. Mulai inget banget bahwa oh memang iya kok bener naronya di situ. Posisi kamera dan posisi iPad udah inget banget jelas. Ingatan memang kadang harus dipaksa keadaan. Sigh. Udalah niscaya ilang.

MASALAHNYA ...

...

ILANGNYA GIMANA?

Kalau ditelusuri sih sekalinya pintu nggak kekunci itu memang cuma pas JG manasin kendaraan beroda empat aja. Makara ya, the scary part is, ada orang masuk rumah pas saya sama JG dan Bebe lagi di dalem rumah! YA ABIS GIMANA LAGI KALAU BUKAN GITU.

Langsung deh mikir macem-macem, gimana bila ia masuk rumah terus nggak nemu kamera sama iPad. Dia akan melaksanakan apa? Apa ia akan lanjut jalan ke dalem dan KETEMU KAMI BERTIGA?

T________T

🌵 Kenangan 🌲 

Ya, saya dan JG penyimpan kenangan. Dulu saya menyimpan banyak banget barang-bareng kenangan yang bahkan jadi sampah doang kaya tag baju favorit atau tiket bioskop. Semua udah musnah sih sebab Konmari.

Ini kamera banyak kenangannya nggak? Well, justru kamera ini yaitu perekam kenangan itu sendiri huhuhuhuhuhu. Kamera ini udah nemenin saya dari awal punya blog, foto-foto Instagram hampir semua pake kamera itu, video YouTube juga.

Dan yang paling penting, kamera ini dibeliin ayah waktu saya belum nikah jadi sedihnya dobel. T__________T

Satu, sedih sebab kameranya hadiah dari ayah. Dua, sedih sebab bila beli lagi artinya harus beli pake uang sendiri hahahahahaha. SAD.

Sepagian hingga siang itu saya cuma melamun aja mikirin kamera. Tumben-tumbenan juga hari sebelumnya ngosongin memory card, biasanya jarang banget sih ngosongin memory card. Apalagi foto-foto Bebe, paling didiemin aja di kamera. Yang dipindahin kemudian dihapus biasanya foto event aja.

Makara ya, foto-fotonya kondusif sebab memang nggak kebawa. Tasnya juga nggak dibawa sebab pas banget kan itu kamera ada di tas saya. Makara ya, batere satunya aman, blitz, hingga perintilan kaya tutup lensa kondusif sih.

SPEAKING OF LENSA. Itu lensanya dapet nyari mau nangis banget! Lensanya rare, nyari berbulan-bulan nggak nemu. HHHH. Di Sony-nya nggak ada, di group, di semua marketplace nggak ada yang jual. Kehebohan hidupku mencari lensa diakhiri dengan hilang begitu saja. HIKS.

Yang punya lensa Sony 35 mm F1,8 boleh loh sini dijual sama akuuuu. T_________T


Baru sekitar jam 1 siang saya inget, oiya iPad juga ilang. Dan gres ngaktifin lost mode di Find My iPhone huhu sungguh telat. Di Find My iPhone sih tulisannya iPad-nya offline. Dan itu iPad emang nggak saya isi kuota whatsoever. Langsung diaktifin lost mode dan ngarep itu iPad belum di-wipe.

iPad ini lebih dahsyat sih kenangannya. Dulu dapet dari menang kuis dari FOX International. Punya Instagram pertama kali di iPad, zaman liputan bawa iPad banget buat wawancara, gambar, main game semua di iPad. Saya pernah bencong game banget main Hay Day hingga Virtual City gitu-gitu semua main di iPad.

Cuma sebab akhir-akhir ini jarang dipake jadinya nggak terlalu nyesek. Kampretnya, case iPad abis saya buka dan simpen di kendaraan beroda empat hahahaha. Begitu pula dengan camera strap, gres diganti sama yang ori-nya. Makara iPadnya dikasih dan hilang, casenya saya beli sendiri, ada. Kamera juga dikasih dan hilang, strapnya yang saya beli sendiri sih ada. Speechless ya hahaha.

Sok-sokan hahaha hahaha mulu dari tadi padahal sedih.

*

So yeah, now I'm camera-less. Mikir mau eksklusif beli lagi apa ya soalnya weekend ini adik saya nikahan, nanti sedih bila nggak dapat foto-foto. Tapi browsing-browsing kamera kok tambah sedih. Apalagi mikirin lensa yang kemarin udah nggak ada hhh. Apalagi mikirin tiba-tiba harus keluar uang hhh. Sedih gengs, sedih.

Fuji atau Sony mau kasih saya kamera boleh lohhh. Email aja hahaha. Hari ini aja saya udah berhasil convince satu orang untuk beli kamera yang sama kaya yang akan saya beli nanti. Saya anaknya influencing banget emang lolol.

Oke deh pulang dulu deh dari kantor. Makara terinspirasi mau nulis satu goresan pena wacana kuota kepemilikan. BESOK YA! KALAU UDAH NGGAK SEDIH YA!

Tetap waspada ya kalian semua! Jakarta itu keras!

-ast-

Detail ►

Kehilangan Dan Kuota Kepemilikan


Bicara kehilangan, dua kali barang yang cukup "penting" harus terrampas dari kehidupan saya.

Tahun 2008-an saya pernah dihipnotis di Toko Petra, Bandung. Waktu itu hilang Blackberry pertama yang dibeli dengan uang tabungan sendiri. Kedua kemarin itu, ketika barang-barang yang raib malah bukan barang yang saya beli sendiri.

Keduanya cukup bikin melongo seharian. Dan ya ... sedih sekali. T_______T

Saya dongeng di grup dan semuanya kalem, Nahla bilang: "namaste, kita harus kasih positive vibes, udah anggap buang sial" --> anaknya emang positif banget sama harta benda.

Gesi bilang: "Kalo kata Kousuke papa Miiko: barang yang hilang membawa segala kesakitan dan ketidakberuntungan kita alias kaya kata nahla, buang sial" --> bahkan di ketika kesialan pun nge-quote-nya Miiko.

Mba Windi bilang: "tp udah dilihat blm ke seluruh rumah siapa tau ketelingsut" --> orangnya paling logis hahahaha heartless wtf.

Terus kata anak kantor saya Devina (cie Devina disebut namanya lol) "sejak saya ilang HP itu mbak, saya percaya semua orang pernah kehilangan, kaya ada kuotanya gitu".

Oh ya, kuota kehilangan, kuota kepemilikan. Kehilangan kali ini ternyata mengajarkan saya banyak hal.

*

Pagi itu gosip kehilangan belum saya ceritakan di group keluarga. Saya menunggu agak hening dan memikirkan kalimat yang pas alasannya saya sendiri masih shock memikirkan ada orang masuk rumah. Saya merangkai kata semoga kejadiannya tidak terlalu terasa horor.

Ketika kesannya saya bercerita, semua orang berduka, adik-adik saya pada kasih emot nangis. Sayanya jadi makin sedih huhuhu.

T_________T

Emosinya campur aduk. Sedih, khawatir, terutama takut. Iya saya takut banget alasannya malem sebelumnya di rumah cuma berdua Bebe. Saya jadi kepikiran, gimana jikalau orangnya masuk pas JG nggak ada. Saya dan Bebe dapat apa?

Gimana jikalau pas orang itu masuk ruang tamu ia tidak menemukan apa-apa? Apa ia akan lanjut masuk rumah dan bertemu kami bertiga? Seketika keganjilan saya menyimpan kamera dan iPad di ruang tamu jadi terasa sebagai keberuntungan.

Jika hari itu normal dan kamera serta iPad ada di kamar menyerupai hari-hari biasanya, ruang tamu saya tidak akan terisi barang berharga. Apa yang akan si pencuri lakukan?

Segala emosi itu bercampur plus terpikir adik saya yang akan menikah final ahad ini. Rasa kecewa, hasrat kebendaan, dipadukan dengan obsesi pada Instagram ini memang menjerumuskan sekali ya.

*ujung-ujungnya Instagram* 😪

Nggak usang group buibu temen kuliah rame. Temen saya dongeng ada anak temennya umur 6 bulan yang gres aja meninggal alasannya SIDS (sudden infant death syndrome). Yang kacau dari SIDS itu nggak pernah diketahui penyebabnya kan, anak lagi tidur tau-tau meninggal aja nggak ada bunyi atau apa.

"Abis main terus tidur terus ia ga bangkit lagi, kata dokter kematian alami"

T_________T

Belum sekian menit bahas SIDS, guru daycare-nya Bebe chat ngirim beberapa foto Bebe yang dekil keringetan abis guling-guling main bola di halaman. Mukanya bahagia, tengil menyerupai biasa. Bebe nggak tahu, sepagian ibu dan appanya lagi sedih. Nyes banget rasanya liat Bebe yang happy sehabis denger gosip anak meninggal.

T_________T

Kehilangan saya ternyata nggak ada apa-apanya. Orang lain kehilangan sesuatu yang jauh lebih besar, sementara saya masih punya segalanya. Hidup saya nggak pernah kurang meski nggak berlebihan hingga dapat beli Hermes. Bebe sehat dan happy, suami support selalu, saya nggak kurang apa-apa.

Abis dikirim foto Bebe itu saya ngerasa Tuhan itu lagi ngegeplak nyamuk depan muka saya yang lagi ngelamun. Saya digeplak di depan mata biar kaget dan berhenti merenung terlalu lama.

Beberapa bulan ke belakang saya memang terlalu banyak mengeluh, terlalu sering ngerasa kurang, terlalu mikir kok hidup gini-gini aja sih. Kok kurang terus ini dan itunya.

Butuh hilang kamera dan iPad dulu gres saya ngerasa bahwa tanpa kedua benda itu aja ternyata hidup saya nggak kurang. Nggak sama sekali. Hidup saya cukup, sangat sangat cukup.

Saya juga jadi sadar satu hal: nothing is unlimited. Every single thing has a limit!
Hidup dan mati sih udah tentu ya. Tapi juga hak kepemilikan kita pada barang. Nggak ada satu pun yang dapat kita miliki selamanya. Semua benda punya "kuota".

Jatah saya untuk punya kamera dan iPad mungkin hanya 5 tahun. Itu pun harusnya saya sudah merasa beruntung lah, selama 5 tahun dapat memanfaatkan kamera dan iPad tanpa modal apa-apa sama sekali alasannya keduanya yakni pemberian.

Kalau pun nggak hilang, ketika kuota kepemilikannya habis ya barang itu PASTI akan nggak dapat dipake lagi. Entah rusak atau saya beli gres atau barangnya dikasih ke orang atau dijual.

Kalau pun kita simpan barang itu selalu, akan ada masanya ia berhenti kita pakai. Hanya akan terduduk di lemari atau di gudang dan kemudian ditasbihkan sebagai "barang kenangan".

Semua niscaya ada batasnya. SEMUA PUNYA WAKTUNYA, SEMUA PUNYA GILIRANNYA. Semua punya kuota kepemilikannya.

Tiba-tiba saya ikhlas. Saya eksklusif chat JG dan bilang mulai kini saya akan lebih menghargai waktu-waktu bersama Bebe dan JG alasannya ternyata mereka berdua lah sebenar-benarnya definisi bahagia. :')

Saya eksklusif merasa beruntung menikah dengan JG yang bahkan tidak bertengkar atau saling menyalahkan ketika terjadi petaka menyerupai ini. Padahal menyalahkan yakni hal termudah untuk menenangkan diri.

Dan ya, aneka macam saya tahu pasangan yang malah bertengkar ketika terjadi musibah. Hal sesederhana anak menangis saja dapat jadi sumber pertengkaran. Padahal untuk apa mencari kesalahan yang tidak perlu? Kami tidak, thank God.

JG dapat menyalahkan saya yang entah kenapa menyimpan kamera dan iPad di ruang tamu. Saya juga dapat menyalahkan JG yang tidak mengunci pintu. Tapi kami tidak melaksanakan itu. Tidak peduli siapa yang salah, yang terperinci ketika ini kami butuh satu sama lain untuk saling membuatkan kesedihan.

Sorenya saya jemput Bebe dan bilang "cil, kamera sama iPad ibu ilang diambil orang, ibu sedih deh".

Manisnya, Bebe eksklusif peluk saya dan bilang "nanti jikalau sudah besar saya beli kamera dan aiped buat ibu".

CRYYYYY.

Sepanjang jalan ke rumah, Bebe yang duduk di car seat terus cium-cium tangan saya sambil bilang "Aku beli kamera, ibu seneng kan? Appa seneng kan? Tapi nanti jikalau sudah besal"

😢

Nyampe rumah ia eksklusif nyalain senter di HP nya dan sibuk nyenterin semua kolong. Kolong meja, kolong rak, sisi samping lemari. Saya tanya, lagi apa? Jawabannya?

"Aku lagi cari kamera dan aiped ibu" seolah kamera dan iPad saya hilang itu sama dengan mobil-mobilan ia yang "hilang" masuk ke kolong.

WHAT HAVE I DONE TO DESERVE THIS SWEET BOY 😭😭😭

*

Nahla selalu bilang "harta itu serem kak, serem banget". Iya saya gres sadar itu sekarang, semakin banyak kita punya sesuatu, semakin besar kemungkinan kita "sakit" alasannya kehilangan, semakin tinggi rasa khawatir dan curiga.

Tapi yaaa, realistis aja sih. Nggak bakal juga tiba-tiba hidup minimalis hanya dengan satu koper gitu kaya yang lagi trendi hahaha Nggak sanggup, secukupnya aja yaaaa. Hasrat kebendaan ini kan paling susah dibendung alasannya bikin senang dengan instan. Sigh.

Dan ternyata kemalingan gini masuk akal terjadi di kota-kota besar ya! Iya sih saya sering denger cerita, tapi banyak orang yang saya ceritain soal ini pernah kehilangan dengan cara sama juga, kehilangan di ruang tamu juga alasannya nggak kunci pintu. Oh well.

Kuota kehilangan itu benar adanya.

Malem itu juga kami ke kantor polisi, mengantri 1 jam lebih dan belum juga kebagian jatah dibuatkan laporan pencuriannya. Kami mengobrol dan menyadari bahwa semua orang di sini melaporkan sesuatu yang hilang alasannya dicuri!

Saya gres tahu lho, di kantor polisi ruangannya itu beda dengan bikin surat kehilangan atm hilang. Ini ruangannya tegang, ada satu ibu yang ternyata pencuri ketangkep basah, sedang diinterogasi. Beberapa calon pelapor lain menunggu dengan wajah capek. Ditambah pak polisi yang menjawab ketus alasannya harus jaga image-lah! Ada maling di ruangan gitu loh!

Wow, banyak orang kehilangan artinya banyak yang mencuri, artinya banyak yang butuh uang. Mungkin memang BUTUH uang untuk makan, untuk beli susu, untuk anaknya sekolah.

Iya saya yakin, maling nekat menyerupai ini tidak akan mengambil kamera dan iPad saya untuk dibelikan iWatch dong? Priority bro. Nggak mungkin kan malingnya persekutuan Danny Ocean alasannya masa iya yang dimaling cuma kamera dan iPad. 😶

Selintas saya mikir loh kok banyak orang jahat di dunia ini!

Tapi kemudian eksklusif tersadar bahwa nggak fair lah mikir kaya gitu alasannya kenyataannya orang baik juga banyak. Lebih banyak.

Orang-orang baik yang mau membantu mendorong kendaraan beroda empat ke pinggir jalan meski tidak kenal, yang tidak menjambret HP kita ketika sedang pesan ojek di sisi jalan yang ramai, yang rela ... apa lagi ya. Ya pada dasarnya banyakan orang baik kok! Dalam satu gedung kantor aja maling uang kantor paling berapa orang kan. Rasionya lebih banyak orang yang baik dan jujur kan!

Belum lagi memikirkan orang-orang yang harus mengambil kuota kehilangan mereka dengan cara yang garang dan tidak manusiawi. Yang dirampok dengan senjata tajam hingga disekap di kamar mandi.

Ya pada dasarnya saya masih jauh lebih beruntung. Maling kamera itu hidupnya niscaya tidak seberuntung saya. :')

Jadi ya jikalau kalian gres kehilangan barang kaya saya, ingatlah selalu bahwa semua orang punya kuota kehilangan. Semua barang punya kuota kepemilikan. Nothing's immortal.

Dan selayaknya ibu-ibu, mari kita tutup postingan ini dengan kata mutiara yaitu ... selalu ada pesan tersirat di balik setiap kejadian hahaha.

Kali ini hikmahnya yakni jadi beli kamera baru. Sebelumnya saya selalu ingin beli kamera tapi tak pernah punya alasan besar lengan berkuasa untuk beli alasannya kamera usang pun tidak apa-apa hahahaha #win

Kalian pernah hilang barang elektronik kesayangan juga? Hilang apa? Jangan sedih ya, mungkin kuotanya sudah habis! ;)

-ast-

Detail ►

Mendefinisikan Uang


Sebagai suami millennials, JG itu tak gentar dan mahir banget ke pasar dan warung untuk belanja sayur-sayuran. Dua hari lalu, pulang kerja, doi ke warung untuk beli telor. Saya tungguin kok usang ya.

Ternyata ia sungguh menjiwai kiprahnya dan ngobrol dulu sama ibu-ibu di warung. Obrolannya bikin shock banget. Beberapa hari sehabis kami kecurian, rumah deket sini kecurian juga dan pencurinya ketangkap basah!

Digebukin warga hingga babak belur dan balasannya meninggal.

T________T

No, saya sama sekali nggak lega dengan kemungkinan itu pencuri yang sama dengan yang ambil kamera serta iPad kami. Saya merinding dan duka banget. I mean, does he deserve it?

T________T

Benar atau salah, ia HANYA mencari uang menyerupai juga yang kita semua lakukan setiap hari. Bukannya belain pencuri, tapi modusnya kan maling diem-diem, ya yang punya rumah sih harusnya bisa waspada dengan kunci pintu rangkap banyak gitu semoga aman. Beda halnya dengan rampok yang emang dengan sengaja nyekap yang punya rumah gitu misalnya.

(Baca kisah kemalingan saya di sini: Kamera Hilang dan keikhlasan saya di sini Kuota Kepemilikan)

Modus belakang layar kan artinya ia cuma berusaha cari duit, bila ketangkep itu risiko pekerjaan. Meskipun pada balasannya duitnya dulu nih buat apa. Kaya yang saya bilang, nggak mungkin dong maling iPad diem-diem buat dibeliin iPhone 7 supaya nggak kena peer pressure? Atau dijual untuk beli iWatch? 😪

Kemungkinan besar akan dijual kan alasannya butuh uangnya. Kecuali malingnya maling pinter model temen kuliah yang memang nyolong buat gaya hidup ya. Semoga butuh uangnya buat makan atau bayar sekolah atau ada keluarga sakit, bukan buat mabok-mabokan atau narkoba. Nggak lezat ah suudzon sama pencuri. 😪

*anaknya positive thinking dalam setiap kesempatan banget yah* *sigh*

Nah tapi terus saya jadi kepikiran soal uangnya nih. Gimana setiap insan di dunia ini berbeda-beda dalam mendefinisikan uang!

Ini terinspirasi banget sama @proud.project ya ampun kalian kenapa sih postingannya bikin mewek terus. Kalau belum follow, coba deh kalian luangkan waktu 2 jam aja untuk baca-bacain ceritanya. Saya sih nangis di daerah ya. :((((

Bahwa tiap orang itu punya susah yang beda-beda. Bahwa insan berjuang untuk hidup dengan tantangan yang tidak pernah sama.

Saya jadi mikir banget.

Saya follow beberapa klan keluarga Indonesia yang masuk dalam list 100 richest Indonesian. Mereka ini yaitu orang-orang tidak punya konsep uang.

Buat mereka hidup ya sesuai keinginan hari itu. Mau sarapan di Inggris makan siang di pelosok hutan mana yang bahkan namanya nggak pernah saya denger juga bisa. Perginya pake jet langsung juga, punya sendiri pula bukan nyewa. Di umur 19 tahun, uang bagi mereka cuma sarana untuk dapet yang mereka mau, dan mereka BISA dapet semua yang mereka mau.

Kalau di bukunya Kevin Kwan ini kaya Su Yi. Seumur hidup nggak pernah ngerti uang. Nggak tau apa artinya ngitung uang atau habis uang alasannya uangnya unlimited hingga nggak tahu jumlah persisnya berapa

Kalau kelas menengah kaya kita gini sih absurd banget sama uang unlimited kan. Uang kan ada nominal dan satuannya kok bisa tak terhingga? Ya alasannya mereka nggak gajian. Tiap detik uangnya nambah saking investasinya banyak banget di seluruh dunia.

Mereka nginjek bumi yang sama tapi hidup sama sekali berbeda. They are the 1% of the society, we're the 99%.

Sekarang saya dan JG, bukan anak siapa-siapa. Uang kami tiap bulan yaitu dua honor dari kerja kami berdua sebulan. Nggak dibantu orangtua, rumah cicil sendiri, kendaraan beroda empat beli sendiri. Bayar segala-gala sendiri.

Kerja ngasih yang terbaik atau ngasih setengah-setengah tetep gajian. Do the best semoga bos seneng terus ngarep nanti promosi dan naik gaji. Atau kaya JG yang selalu jadi top 100 best performers di kantornya (I’m so proud btw). Sekeras apapun ya gajian segitu-gitu aja tiap bulan. Kalau mau honor dua kali lipat ya pindah kerja, pindah posisi, dengan beban yang niscaya lebih berat.

Kalau untuk si maling?

Definisi uang buat mereka itu belum jelas, tergantung bisa maling apa ya hari ini? Semoga barang mahal jadi bisa buat cadangan uang. Kalau yang dimaling barang murah, berarti besok harus maling lagi. Yang penting bisa makan kali ya. Belum lagi punya risiko digebukin hingga meninggal.

Kata JG: kasian ya maling, risiko kerja tinggi dan nggak bakal ada asuransi mau cover.

HUHUHUHU.

Kalau untuk ibu ini?


Uang yaitu jumlah yang didapat hari itu untuk bisa makan sama anak-anaknya. Ibu ini nggak perlu mikirin uang muka rumah alasannya bayar kontrakan aja nggak mampu. Uang bagi ia yaitu cita-cita hidup untuk anak-anaknya. Hanya untuk hidup, tidak lebih.

Ibu yang satu ini beda lagi.


Ibu ini pemulung, ia bilang di foto lain bila suaminya romantis alasannya nggak pernah marahin ia meskipun hidup mereka susah banget. Mereka nggak pernah berantem dan bahagia. Uang bagi ibu ini yaitu sekolah anak tercukupi dan belum dewasa bahagia. Ia bahkan rela dirinya nggak makan.

T______T

Kalau belum cukup merasa bersalah alasannya banyak ngeluh, coba liat bapak ini.


Pak Beson semangatnya luar biasa banget. Buat bapak, uang yaitu cita-cita untuk keluarga di kampung. Keluarga mungkin tidak pernah tahu sesulit apa hidup bapak ini di Jakarta, apalagi udah setua ini. Saya yang muda aja capek banget ya ampun. I WANNA CRY.

T______T

Juga ibu Husnul ini. Hidup sendirian jual minuman dan ngehidupin tiga anak. Suaminya menduakan pula. Duh. 


Belajar banyak hal banget ya.

Uang itu kebutuhan, tapi bukan segalanya. Uang bisa beli kebahagiaan, tapi nggak semua kebahagiaan bisa dibeli dengan uang. Selama kalian bisa beli hal-hal senang pake uang, pertahankan kebahagiaan itu!

Orang-orang kaya kita ini emang suka taking things for granted. Hari ini senang alasannya punya kamera baru, besok duka banget ngerasa honor kurang. Hari ini senang bisa beli hp baru, besok duka banget alasannya pengen makan lezat tapi nggak punya uang. Hhhh

Ternyata faktor utamanya yaitu mempertahankan kebahagiaan ya. Atau lebih dikenal dengan satu kata: syukur. :)

Semoga selalu senang ya semuanya. Jangan suka mikir kurang uang bila masih bisa makan lezat okeee!

Akhirul kata, ingatlah selalu pesan ibu Husnul. Hidup itu menyerupai jalan tol, meski keliatan lancar tapi banyak rintangannya, mau pipis lah, ngantuk terus pengen beli kopi dulu lah, laper terus pengen KFC dulu lah. OH SO TRUE! Terima kasih ibu, semoga senang selalu! :')))



And thank you for the inspiration @proud.project!

-ast-

Baca postingan tentang hidup lainnya ya!

Detail ►

2017


Waw, 2017-nya udah mau selesai. Mau nulis dari mana ya ini. Buat saya, tahun ini bener-bener f*cked up banget. Silakan yang mau bilang kurang bersyukur sebab masih banyak orang yang lebih nggak beruntung SILAKAAANNNN. *kasih jalan*

Karena kadang orang itu drop bukan sebab nggak punya apa-apa. Nggak ada kekerabatan antara orang stres menghadapi hidup sama kondisi keuangan. Ya buktinya banyak yang nggak punya uang tetep hepi dan banyak juga yang uangnya banyak tapi hidupnya kosong ya.

Duh, saya nulis ini sehabis 3 hari perasaan diacak-acak sebab Jonghyun meninggal. Dulu saya sempet suka SHINee meskipun 2-3 tahun belakangan udah nggak Koreaan sama sekali. Sempet nonton konsernya pula di Singapur, pernah preskon, liputan, ya relate banget lah pasti. Terus tiba-tiba membernya meninggal bunuh diri sebab depresi padahal hingga kini JG masih denger lagunya.

Sampai semalem masih ngulang-ngulang lagu Lonely sambil ngelamun berdua.

Saya: “Aku masih kepikiran Jonghyun”
JG: “Aku juga”

Mana Bebe humming terus "baby I'm so lonely, so lonely" tau-tauan sih beliau lagu itu.

T_______T

Terus mellow banget sebab kami berdua murung tapi kan sedihnya BERDUA. Gimana orang-orang kaya Jonghyun gitu yang kesepian banget hingga nggak tau lagi mau dongeng ke siapa terus ya udah deh bye aja ngapain hidup juga.

T_______T

(Baca goresan pena saya soal Bunuh Diri di Korea. Anak-anak juga bunuh diri!)

Makara mikir bila taun ini juga jadi tahun yang gloomy sekali buat saya. Sempet berantem terus sama JG hingga rasanya mau mati aja. Karena jarang banget berantem kali ya jadi bila berantem itu saya bisa murung banget banget banget. Dan auk ah awal tahun ini sama JG nggak akur banget. Dikit-dikit berantem pokoknya. Hahaha.

Emang bila nikah gitu ya, ada masa-masa di mana berantem terus hingga astaga rasanya nyesel banget nikah sama ini orang. Tapi begitu udah lewat haha hehe joget-joget lagi (LITERALLY) terus nggak tau gimana rasanya bila beliau nggak ada masa joget sendirian. Hahaha.

Pas semua udah baik-baik aja eh loh kok rumah kecurian. DUA KALI LOH.

(Baca: Kamera Hilang dan Kehilangan serta Kuota Kepemilikan)

Yang saya ceritain di sini cuma sekali kan iPad sama kamera. Nah sebenernya seminggu lalu ilang lagi laptop dua-duanya. Udah gitu kendaraan beroda empat bermasalah terus hingga turun mesin segala. Biasanya nggak pernah kenapa-napa. Sebelum turun mesin itu dikit-dikit ke bengkel, sering bener-bener sering dan tiap ke bengkel niscaya keluarnya banyak kan gimana nggak mau stres ya. Terus dibenerin total hingga turun mesin dan abis banyak banget. Mau ngeluh juga nggak bisa beli kendaraan beroda empat gres kan. 😔

Dari situ saya mulai murka banget entah murka sama siapa. I was so distraught I spent every penny of our saving. Semacam mikir udalah miskin mah miskin aja sekalian. Lagian belanja bikin happy kan jadi murka dan sedihnya “tertutupi”. Wow diomongin gini balasannya gimana gitu ya padahal kemarin kaya biasa aja. :|

Dana darurat abis bener-bener hingga 0 buat foya foya, makan lezat terus, 3 bulanan nggak pernah bekal makan siang, belanja ini itu nggak dipikir, beliin JG hadiah ulang tahun iPhone cash tanpa mikir-mikir coba wih asing nggak tuh udah kaya orkay banget kan. Biasanya mau beli iPhone itu mikirnya bisa berbulan-bulan banget. #misqin

Terus Gesi mau ke Singapur ayo ikut. Bodo amaatt nggak mikir apa-apa. Abis-abisin duit. Mau apaan nggak diabisin juga abis sendiri sebab banyak petaka huhu. Negatif banget pokoknya. Senegatif alah beli tiket aja ke Singapur serah lah, belum tentu bisa berangkat juga sebab paspor habis niscaya ada problem hingga nggak bisa berangkat.

Taunya bisa berangkat, seneng banget. T________T

(Baca: Liburan Dadakan ke Singapura)

Untung ya masih ada otak dipake dikit jadi nggak pake uang sekolah Bebe. Nggak dipake sedikit pun TAPI NGGAK DITAMBAH. Karena ya udah uangnya diabisin huh.

Dan banyak lah yang terjadi taun ini cuma capek amat bila harus dongeng problem hidup satu-satu ya nggak sih. Udalah yang penting udah lewat.

Pas udah balik mayan waras lagi itu bulan November (IYA BARU KEMARIN LOL) terus panik sendiri woy gimana ini nggak punya tabungan sama sekali HAHAHA. Kemudian kami merangkak tertatih-tatih tiap liat rekening dan bertekad berdiri pagi lagi untuk masak bekal makan siang demi hemat kembali lol. Alhamdulillah kini udah nggak 0 rupiah lagi ya sis. Doakan saldonya kembali menyerupai semula. -_______-

Saya juga mulai bisa rileks lagi sehabis menggambar. Bener-bener rasanya peaceful banget tiap ngolesin kuas. JG juga semangat banget sebab berguru skateboard. Pelan-pelan semuanya kembali baik-baik aja. Kembali happy.

Saya juga banyak quality time sama Bebe sebab kini beliau udah 100% lepas gadget di weekdays dan udah bisa diajak ngobrol banget jadi ya, relaxing banget sih ngobrol sama Bebe. Kami bisa bener-bener ngobrol 1-2 jam sambil tiduran gitu ngalor ngidul. Dulu begini sama JG, kini beliau gampang lelah sebab daycare Bebe jauh banget jadi capek di jalan lol. Kasian pacarku.

Apalagi ya.

Oiya soal blogging. Ini taun terpayah banget hahaha. Mau nulis kok ya malessss banget. Untung masih banyak yang sering nagih jadi kan saya tetep nggak lezat hati bila nggak nulis lol. Tahun depan biar bisa rutin yaaaa. Rada nyesek liat traffic sebelumnya nambah 1juta cuma 5 bulan, eh kok tahun ini 1jutanya molor hingga 10 bulan HAHA. Nggak apa-apalah saya tidak ngoyo lol.

Intinya kami siap menyambut 2018 dengan hati yang lebih kuat! Semoga satu tahun ke depan bisa kita jalani dengan baik-baik aja ya. Aamiin. Apa rencana kalian di 2018?

Saya pengen beli laptop gres HAHAHAHA. Ya gimana sih punya laptop di rumah dua terus ilang dua-duanya. PLUS HARDDISK EXTERNAL JUGA IKUT DIBAWA HIH KESEL. Tapi survive juga sih ya nggak punya laptop dan iPad. Hidupku baik-baik aja ternyata lol.

Anyway ini kayanya akan jadi blogpost terakhir saya tahun ini. Minggu depan akan full di Bandung untuk jajan siomay serta cilok yeaayyyy. See you in 2018!

-ast-

Detail ►

Pengalaman Treatment Dan Facial Di Duraskin Indonesia

[SPONSORED POST]


Holaaaa!

Kalau kalian follow Instagram saya, niscaya udah taulah ya saya beberapa bulan terakhir ini treatment di House of Dura, Duraskin Indonesia. Sebenernya dikasih voucher untuk posting di Instagram aja sih, tapi kok ya sayang jikalau nggak sekalian share di blog. Soalnya ini pertama kali saya treatment semacam ini, salah satunya ialah facial tanpa ekstraksi tujes pencet. Happy kan dengernya? LOL

Lagian jikalau di Instagram captionnya nggak dapat panjang-panjang soalnya nanti siwer kan. Sementara saya kan mau kisah panjang huahahahha. Tapi jadinya nggak ada foto alasannya ialah niatnya emang cuma foto di Instagram dan video jadi nggak ada foto yang anggun buat blogpost. :(

Oke jadi Duraskin ini salah satu cabangnya ada di Permata Hijau, deket banget dari rumah saya meskipun macet yaahhh tentu sajaaa. Permata Hijaunya persis di sebelah kiri ITC, ada gedung juga namanya Panin Plaza. Duraskin ini ada di sebelah kanan lobi banknya, keliatan kok ada plangnya besar.

Tempatnya adem dan kalem, nggak terlalu besar dan nggak super rame hingga harus nunggu antrian gitu alasannya ialah sistemnya by appointment which i laff alasannya ialah malas antri soalnya bawa bayikkk.

Pas pertama kali tiba itu kita harus isi formulir biodata dan kondisi kulit. Ditanya detail skin care apa yang dipake, regime-nya gimana, dan mereknya apa aja. Ditanya juga semacam punya reaksi alergi nggak, pakai obat dari dokter lain nggak, dan sebagainya.

Setelah isi, kita akan diantar sama mbak-mbaknya untuk ketemu dokter. Dokternya ramah banget namanya Dokter Yunita. Dokter Yunita ini awalnya nanya-nanya juga wacana kondisi kulit saya dan saya ya curhat lah, ngapain lagi huahahaha.

Terus diperiksa deh pake kamera yang dapat zoom banget hingga detail kulit keliatan jelas. Katanya kulit saya kering, MEMANG IYAAA. Plus ada banyak komedo di hidung, MEMANG IYA JUGAAA. Sedih hiks.

Akhirnya dokternya menyarankan treatment terbaru dari Duraskin yaitu Dura Revitalizing Cell. Kaya gimana?

Dura Revitalizing Cell

Dura Revitalizing Cell ini fungsinya all ini banget. Bisa mencerahkan, mengurangi kerutan, membersihkan komedo, dan melembabkan jadinya cocok untuk kulit saya yang kering kerontang. Treatment-nya sendiri dilakukan di kamar sendiri-sendiri. Kaprikornus bukan ruangan besar yang disekat gorden gitu. Satu ruangan untuk kita sendiri, ada wastafel, cermin, dan lemari. Kita ganti pake kemben yang disediakan terus rebahan dan mulai!

Stepnya begini:

1. Wajah dibersihkan. Dibersihkan pun lamaaaaa banget semoga higienis banget hahaha. Dibersihkan plus di-massage hingga leher dan punggung atas.

2. Kemudian mbaknya mengeluarkan tube gitu dan dikasih lah wajah kita krim Istimewa buatan Duraskin. Krim ini mengandung micro needle alias jarum kecil. Pas dioles zzzzz gres berasa perih. Tapi perihnya nggak super perih sih. Perih aja, mayan perih lah hahaha. Kaya scrub tapi butirannya tajem dan kecil-kecil. Micro needle ini yang dapat menembus pori dan membersihkan kulit. Udah gitu massage dengan micro needle ini bukan cuma sekali tapi berkali-kali. Tiga empat kali gitu deh jikalau nggak salah.

3. Setelahnya kulit di massage lagi dengan alat oxy. Kaprikornus alatnya ini ngeluarin errr ngeluarin apa ya ? *failed* Ngeluarin angin gitu kenceng gitulah. Dan yang usang banget disemprot alat oxy ini ialah dark circle saya huhu. Kata mbaknya jikalau rutin, dark circle dapat hilang loh, kerutan di sekitar mata juga akan menipis.

4. Terakhir, dimasker dan didiamkan 20 menit. Masker clay gitu sih modelnya.

5. Masker dilap, kemudian diberi serum dan sunblock

Ini videonya:


Kulit saya jadi halussss banget. Tapi hingga 2 hari ke depan, jikalau nggak sengaja nyentuh kulit muka itu jadinya masih berasa ada gesrekan gitu efek dari micro needle-nya. Mungkin semacam kulitnya jadi sensitif gitu. Dokternya juga wanti-wanti semoga selalu pakai sunblock meskipun nggak pernah ketemu matahari. Karena sayang katanya, kulitnya nggak ada flek hitam. Takutnya jikalau nggak pake sunblock nanti malah muncul flek hitam.

Besoknya area sekitar hidung kering-kering semua dan sisa komedo itu mengering. Dasar iseng, saya kelotokin deh yang kering-kering itu. Kaprikornus berbekas HUAAAAA. Sekarang sih udah memudar lagi ya mungkin alasannya ialah saya rajin tiap malem pake grapeseed oil, tapi lesson learned lah jangan suka ngelotokin kulit-kulit kering. :(

Sebulan kemudian saya ke sana lagi, periksa lagi pakai kamera itu dan dokter Nitanya amaze banget alasannya ialah komedo yang sebelumnya banyak banget itu hilang! Hilang sama sekali! AAKKKK BAHAGIA.

Nah di pertemuan kedua ini alasannya ialah dokter Nita udah nggak menemukan problem apapun, alhasil kami memutuskan untuk coba treatment lain lagi yaitu Skin Tightening T-Flash.

Skin Tightening T-Flash

Skin Tightening T-Flash ini fungsinya untuk mengencangkan kulit wajah. Kalau dilakukan secara teratur dapat bikin pipi jadi tirus! Saya eksklusif excited dong!

Saya: “Dok jikalau habisnya eksklusif foto, keliatan tirus nggak?”

Dokter: “Harusnya sih eksklusif keliatan bedanya ya”

*buru-buru foto before* *biar nanti dapat foto after*

HAHAHAHAHAHAHA

Prosesnya:

1. Seperti biasa muka dibersihkan kemudian di-massage. Aku bahagia massage di Duraskin ini soalnya massage hingga pundak dan punggung kaya lagi creambath gitu. *anaknya waria massage*

2. Ini cuilan paling menegangkan, muka di-extract. Iya kaya facial biasa gitu yang diteken pencet buat ngeluarin segala perkomedoan. Ini cobaan hidup banget ya tapi jikalau nggak dilakuin juga nggak bakal higienis mukanya huhu.

3. Setelahnya dokter Nita muncul dengan alat menyerupai setrika gitu. Alatnya panas (tapi ya nggak sepanas setrika sih), kemudian ditekan di cuilan pipi dan rahang.

4. Kemudian masker deh. Laff banget soalnya maskernya warna mint hahaha *langsung selfie dan kirim Nahla yang warna favoritnya mint lol

Inti dari treatment ini ialah si proses setrika tadi itu. Lumayan usang ya, bolak balik dan panasnya kaya diganti-ganti gitu. Dokternya wanti-wanti jikalau memang terlalu panas bilang jadi dapat berhenti dulu. Memang ada beberapa kali kerasa panas sih tapi masih tolerable. Saya mending disetrika gini daripada facial hahaha.

Ini videonya, ada before-after nya juga loh.


Kaprikornus itu beliau kisah pengalaman saya perawatan di Duraskin Indonesia. Recommended banget! Buat kalian yang tertarik dapat hubungi dulu House of Dura Permata Hijau, detailnya di bawah ini:

House of Dura
Panin Plaza Jl. Teuku Nyak Arif blok CC no 6 (Sebelah ITC Permata Hijau) Jakarta Selatan
Telepon: 021-53664600 WA : 081210520278 BBM : 27445CF0 Line : duraskin.ph www.duraskinindonesia.com
www.instagram.com/duraskin.indonesia
www.instagram.com/duraskin.hodpermatahijau

See you!

-ast-

Detail ►

Beres-Beres Kenangan Dengan Google Photo

Tips back up foto dengan Google Photos.


Siapa yang pusing sebab foto awut-awutan di mana-mana dan nggak terperinci harus cari ke mana jikalau butuh?

SAYA NGGAK DONG. Hahaha.



Sebabnya, saya selalu back up semua foto saya di Google Photos. Kalian juga? Rapi nggak albumnya? Kalau sekadar di-upload aja tanpa ditata sih ya sama aja awut-awutan dong.

Oiya Google Photos ini bukan cuma aplikasi ya. Buka di browser juga bisa, jadi nggak perlu download aplikasi.

Nah meski kedengerannya simpel alias alah upload doang cincay, ada beberapa tips yang mungkin dapat berguna. Tips ini khusus buat kalian yang emang pengen foto-foto rapi, nggak awut-awutan dan nggak susah nyari.

💾 Setting Google Photos

Pertama, setting dulu Google Photos nya semoga nggak upload ukuran sebenarnya. Iya jadi dikompres. Karena jikalau dikompres, Google kasih kita storage unlimited!

Caranya pastikan kau login di akun Google, terus buka photos.google.com dan ikuti step by step di bawah ini:



Nah jikalau itu diceklis, otomatis semua foto yang kita upload itu keresize. Masih gede kok ukurannya jikalau untuk kebutuhan di internet mahhh. Masih HD, 16 MP, jikalau kata Google masih dapat dicetak dengan ukuran 24x16 inches (60x28 cm).

Kecuali jikalau fotonya penting banget dan suatu hari rasanya kalian mau bikin billboard dengan foto itu, ya udah save di harddisk lahhh yang ukuran sebenarnya. Google Photos khusus buat kenangan aja, alias yang penting fotonya nggak hilang.

💾 Jangan auto sync/back up

Buat kalian yang punya aplikasi Google Photos di hp, matiin auto sync dan back up nya. Iya sih ngirit waktu tapi akibatnya awut-awutan banget. Ya gitu aja seberantakan di gallery HP kan sebab ia back up sesuai tanggal aja hahaha

💾 Bikin folder dulu di laptop

Copas dulu foto dari HP/kamera ke laptop. BERESIN DULU FOTO-FOTO ITU OFFLINE LAPTOP. Bikin dulu folder sesuai kategori yang mau diback up.

Misal satu folder namanya “Papua, Agustus 2015”, folder lain “Lebaran 2017” ya sesuai kawasan dan kejadian atau apalah bebas. Saya sih lebih suka pake momen dan tanggal serta tahun semoga carinya gampang. Nantinya folder ini akan jadi album di Google Photos.

Nah jikalau foto Bebe yang mana entah berapa puluh ribu semenjak ia lahir lol, saya back up menurut usia Bebe. Kaprikornus sebulan sekali rapihin di folder, jikalau butuh tinggal diperkirakan oh itu pas Bebe lagi umur sekian nih.

💾 TIPS UPLOAD!

Uploadnya gini semoga nggak pusing. Yang penting jangan upload sekaligus banyak gres bikin album soalnya jikalau di tengah jalan internet mati, nanti fotonya awut-awutan lagi nggak masuk ke album. Ikutin step by step ini:

1. Upload satu foto dulu
2. Create new album
3. Masukin nama album, gres drag and drop sisa foto eksklusif ke dalem album ini. Kalau tengah jalan internet mati, semua foto udah kondusif di dalem album.



Soalnya saya suka upload foto Bebe sebulan gitu sekaligus 1000 foto misalnya, gres 800 foto terus connection error. Kelar lah udah itu 800 foto nyebar di mana-mana nggak di dalam satu album. Kalau udah gini saya suka stres sendiri #ocd lol.

💾 Rajin back up

Luangkan waktu sebulan sekali untuk back up dan pasti foto-foto kalian nggak akan awut-awutan lagi. Untuk meluangkan space di harddisk, foto yang nggak terlalu penting hapus aja, kecuali ya itu tadi, ingin punya ukuran bahwasanya sebab siapa tau suatu hari butuh bikin billboard segede dinding rumah. Ehm.

💾 Video gimana?

Video ikut ke-back up juga kok. Ikut dicopy aja, nanti ia otomatis jadi 1080 px. Masih HD lah itu. Masa iya nyimpen video 4k terus mau gratisan hahaha.

Kenapa nggak back up di Facebook aja?

Upload ke Facebook itu lebih ke-compress lagi fotonya jadi ukurannya jauh lebih kecil dibanding Google Photos. Lagian Google Photos juga dapat deteksi wajah, lokasi, dan bikinin gif gitu dari beberapa foto yang seolah-olah lucu deh.

Fotonya private nggak?

Fotonya private tapi URL nya dapat dishare. Anggap URL ini kaya nomer handphone lah. Kalau nggak dishare, orang lain nggak dapat telepon kita kan jadi jikalau url nggak di-share yang orang lain nggak dapat buka juga. Saya sih nggak share ke siapa-siapa sebab tujuannya kan emang cuma buat back up doang.

Terus dapat juga upload-nya ke Google Drive terus sync ke Google Photo. Cuma saya males sebab nambah-nambahin folder Drive aja awut-awutan pusing. Kaprikornus ya foto ya udah sesuai fitrahnya di Google Photos. Drive buat dokumen aja.

Oiya saya juga pake dua akun Google. Akun pertama khusus buat Bebe dan keluarga. Akun kedua buat foto-foto zaman liputan dan pacaran dulu sama JG hahaha.



Udah sih gitu aja. Karena apalah arti kenangan jikalau tidak dapat dikunjungi kembali kapan-kapan. Benar bukan? ;)

-ast-

Detail ►

Hal-Hal Yang Aku Pelajari Dari Agresi 212

foto: Republika

Ya, dari agresi 212 kemarin itu saya berguru banyak. Banyak sekali. Hal positif dan hal negatif yang jadi pengingat diri sendiri.

Sebelum agresi pertama 411, saya banyak cincong pada orang yang tetap pada pendirian jikalau agresi ini murni bela agama. Saya keukeuh itu bullshit, agresi itu politis.

Baru di 212 kemarin saya melihat mereka memang membela agama. Minimal tidak ada yang terlihat di kamera TV teriak "bunuh Ahok". Orang-orang yang berkumpul ini membela kepercayaannya.

Baca punya Nahla: 212
dan punya mba Windi: Catatan Aksi Bela Islam 212

Ini hal-hal yang saya pelajari dari agresi 212 kemarin:

1. Aksi sanggup berjalan hening alasannya yakni tujuannya baik


Ya, sebagian besar tiba dengan tujuan zikir, doa, dan salat Jumat bersama. Masa mau bilang tidak baik. Banyak teman yang ikut dengan alasan "kapan lagi salat dengan jamaah sebanyak itu" atau "serasa sedang umroh alasannya yakni berkumpul dan berjalan dengan sesama muslim dalam jumlah banyak".

Whoa saya gres terpikir hingga ke sana. Seperti umroh, mungkin iya juga. Padahal di Jakarta, Jakarta rasa Mekkah.

2. Rumput aman, Monas bebas sampah

Katanya saling mengingatkan ya untuk tidak membuang sampah dan tidak menginjak rumput. Terharu sekali. Kalau diaplikasikan pada hidup sehari-hari niscaya Jakarta rapi. Soalnya saya sering berantem sama orang gara-gara orang buang sampah sembarangan huuuu. 👎🏻

3. Orang baik itu masih banyak

Ada seorang bapak renta yang hilang kemudian ditemukan. Pedagang memberi dagangannya gratis. Sungguh berbuat baik sanggup dengan cara apa saja. 😊

4. Tidak semua orang sanggup berlaku adil

Begini, ketika agresi siang 411 hening ada yang tetap merusuh dengan berteriak "bunuh Ahok" ya akui sajalah bahwa ketika itu memang tidak sedamai itu. Bahwa itu menciptakan takut banyak orang. Mungkin alasannya yakni tujuannya kurang jelas? Datang kemudian apa? Kalau kemarin kan jelas, tiba untuk salat berjamaah dan doa bersama.

Sebaliknya juga ketika agresi 212 damai, ya akui juga dong damai. Ada beberapa teman yang keukeuh mencari-cari kesalahan. Dan hanya share jelek-jeleknya saja.

Saya jadi gemes sendiri sama orang-orang model begini. Saya masih tidak oke aksi, tapi kenyataannya hening kok. Masa mau maksa-maksa tidak damai.

Catcalling? Yah, regardless agamanya apa, cowok-cowok di Indonesia emang hobi amat catcalling. 😭

Cuma emang miris sih jikalau tujuan mau zikir dan doa tapi di jalan catcalling cewek. 😪

5. Jangan mengabaikan fakta dan logika

Ya, mungkin terbawa euforia. Tapi tidak lantas menjelekkan media yang menyebut penerima agresi hanya 1juta misalnya. Itu tidak asal hitung loh, ada metodenya. Keukeuh 7juta tapi ditanya cara menghitungnya gimana malah pribadi emosi "situ ga ikut kan ga usah iri dengki begini lah!"

Lha. Logikanya nggak sampai. Bukan saya yang bikin status jadi saya speechless sama yang komen. Mau ikut komen tapi ah sudahlah.

Kalau memang ikut dan merasa di sana banyak orang, tidak usahlah pedulikan angka. Kalau mau peduli angka, ya harus peduli juga cara menghitungnya. Angka kan ilmu pasti.

6. Sombong itu macam-macam modelnya

Sebagai orang yang sering dibilang congkak oleh Nahla, saya merasa kesombongan saya nggak ada apa-apanya dibanding orang-orang ini. Hahaha. Ya apaan sombong saya cuma level 2 tahun 2 juta views buat blog. Hampir nggak pernah nulis status soal blog, sekalinya bikin pribadi dicap congkak. 😂

Ada yang menulis kurang lebih begini "ah agresi kemarin biasa saja, tidak istimewa, mengumpulkan massa atas nama agama itu tidak perlu dibanggakan alasannya yakni sering terjadi di aneka macam negara dan aneka macam agama." Kemudian dia dibully.

Ya mau nggak gembira juga silakan sih, terserah deh. 😂 Tapi jikalau ada orang bangga, ya semoga juga. Orang kan punya pendapat masing-masing.

Ada juga yang menulis jikalau ratusan ribu orang tiba untuk istigosah itu sudah biasa. Dia menyebut satu kota di mana orang memang rutin tiba berbondong-bondong untuk berdoa bersama. Mereka tidak perlu liputan media juga tidak perlu pamer apalagi hingga foto-foto kemudian di-share di sosmed.

Masnyaaaa, masa ke Monas terus nggak foto-foto. Ke Monas dan foto itu mandatory. Ini nggak sarkas ini beneran. Ya kan? 95% orang yang pertama kali ke Monas niscaya foto lah. Monas kan ikonik.

7. Polisi sanggup juga menarik simpati

Bukan, bukan urusan polisi ganteng. Tapi cara mereka menarik simpati dengan menggunakan juga peci putih. Semua polwan berjilbab rapi. 👍🏻

8. Saya lupa jikalau paspampres itu tentara

Hahahaha yang ini bodoh. Abis paspampres Jokowi kan SELALU pake batik ya, sama kaya ajun biasa. Maksudnya ajun yang lulusan IPDN gitu bukan tentara.

Kemarin pake seragam tentara uhwoowww. Kaprikornus terasa jikalau Jokowi presiden. Biasanya nggak kerasa hahaha. Ya memang dia nggak mau kaya presiden sih, malah Syahrini yang di jalan pake dikawal motor bersirine, Jokowi dan keluarga nggak pernah. 😪

9. Jokowi masih disayang banyak orang

Banyak ibu-ibu yang saya pikir anti Jokowi (karena dia antek Cina 😪) ternyata ikut mengunggah foto Jokowi dengan caption "presidenku". 😍

Dan itu banyaaakkkk. Nggak cuma di Facebook tapi juga di Instagram. Luvvvvv. ❤️

10. Media harus melindungi pekerjanya

Sebagai pekerja media saya murung banget liat video wartawan dilecehkan. 😭

Bukan salah dia loh beneran jikalau medianya nggak berimbang. Yang di lapangan kan berangkat liputan dan meliput apa menurut aba-aba di kantor. 😭

Iya media banyak yang tidak berimbang, tapi tidak lantas membenarkan pelecehan wartawan dengan "salah sendiri beritanya ga imbang!" Melecehkan wartawan sama tidak benarnya dengan menciptakan informasi tidak berimbang.

Btw soal media tidak imbang, jikalau TV memang susah krosceknya ya, tapi jikalau media online kan gampang. Orang kini simpel tuduh, apaan nih media ga berimbang padahal gres baca satu berita.

Woy, search dulu kali informasi yang lain. 😩

Karena informasi kan ditulis berdasar konteks. Misal sedang menulis informasi Ridwan Kamil sanggup penghargaan apa gitu, kan tidak nyambung jikalau ditambah background Bandung banjir.

Tapi bukan berarti tidak imbang kan? Kecuali ketika Bandung banjir tidak diberitakan. Kaprikornus jangan terlalu simpel judge media tidak imbang.

Yang tidak imbang itu yang konsisten share informasi hoax dan menjelek-jelekkan orang terus. Mereka bahkan bukan pers, mau dilaporkan ke dewan pers juga tidak terang forum yang menaungi apa, apalagi ngomong kode etik jurnalistik, JAUH. 😪

Itu aja sih.

*

Saya bersyukur aksinya hening jadi sanggup pulang cepat alasannya yakni jalanan kosong sekali. 😊

Saya tentu masih percaya ada pemeran politik ikut menunggangi tapi mereka memang tidak peduli. Orang-orang ini tiba dan berkumpul, membela apa yang mereka imani apa yang mereka percaya. Urusan politik bukan urusan mereka, jikalau pun ditunggangi semoga Tuhan yang balas. Setidaknya mereka berpikir demikian dan itu cukup. 😊

-ast-

Detail ►