Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri tahap-tahap-menyiapkan-dana-pendidikan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri tahap-tahap-menyiapkan-dana-pendidikan. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Serba-Serbi Dana Pendidikan Anak #Instagramrecap

Btw kini saya nulis juga di Instagram. Hal-hal yang lebih yummy untuk tek-tokan pribadi sebab kalian dapat pribadi tanya aku. Rencananya akan seminggu sekali di hari Senin atau jikalau panjang banget ya Senin dan Selasa. Ini rekap ahad pertama. Setelahnya saya akan recap di sini (alias copas doang) semoga simpel jikalau mau di-search ulang. Di IG emang interaktif, tapi nyarinya susah. Kalau di blog lebih simpel archivingnya. 



Minggu pertama ini topiknya dana pendidikan. Aku pernah tulis sebenernya sih. Bisa dibaca di sini: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

1. Kenapa Menyiapkan Dana Pendidikan? ✨

Bukan sekali dua kali saya denger temen yang anaknya udah lebih dari satu terus shock pas denger biaya masuk Taman Kanak-kanak dan SD. Padahal harusnya dana pendidikan itu yang dipikirin pertama loh waktu tetapkan mau punya anak. πŸ‘ŒπŸ»

Karena ortu zaman kini mah harusnya udah lebih melek finansial ya dibanding ortu zaman dulu yang punya anak 15 aja yang penting dapat makan yaaa πŸ‘πŸ»

Nah semoga damai pilih sekolah, sebenernya yang harus disiapin itu uangnya dulu. Kalau uangnya udah ada, maka kita akan lebih leluasa pilih sekolah. Dengan sendirinya sekolah-sekolah itu akan tersortir berdasarkan budget yang kita punya. πŸ’†πŸ»‍♀️

Aku sama suami sudah punya plan SD dan kuliah @azxylo semenjak hamil, mulai nabung rutin semenjak ia lahir. Kaprikornus punya 6 tahun menabung untuk masuk SD. Untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas rencananya gres akan mulai nabung nanti sesudah ia masuk SD, jadi sama punya 6 tahun juga untuk nabung kan. Kenapa harus diprioritasin nabung? Biar nggak nyesel. πŸ‘»

Kan duka jikalau sebenernya dapat nabung untuk masuk sekolah inceran tapi nggak kesampaian sebab kurang waktu menabung. Iya waktu menabung memilih banget loh! Apalagi untuk SD yang cenderung lebih mahal dari Sekolah Menengah Pertama dan SMA. πŸ’ΈπŸ’ΈπŸ’Έ

Misal nih ya, butuh 10juta buat masuk SD tahun 2020 (btw jikalau SD swasta di Jakarta sih tidak mungkin budget segini). Kalau gres nabung setahun sebelum masuk SD kita harus nabung Rp 830ribu sebulan. Tapi jikalau nabungnya 5 tahun, cuma butuh nabung Rp 160ribuan per bulan! Lebih ringan kan jadinya. Kaprikornus nabung lah dana pendidikan dari sekarang! Nggak ada terlambat! πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻

Nah mumpung taun gres dan lagi pada semangat sama resolusi, baca juga part 2 cara menghitung dana pendidikan dan di part 3 gimana cara terbaik untuk nabung untuk pendidikan anak.

Ayo tag suami dan handai taulan, mari kita menuju 2018 memulai atau melunasi dana pendidikan anak! πŸŽ‰πŸŽ‰πŸŽ‰

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

2. Gimana cara menghitung dana pendidikan? πŸ’Έ

FYI, biaya sekolah anak itu tiap tahunnya naik sekitar 10-20%. Cara ngitungnya sebenernya simpel banget.

Pertama, tentukan mau sekolah di mana. Iya emang nggak kebayang banget sih lah ini anaknya belum lahir kok ya udah cari SD? Tapi browsing aja, banyak kok yang suka share soal biaya masuk SD. πŸ‘ŒπŸ»

Seru loh cari sekolah itu! Seru-seru stres dikit lah πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Tapi kan kita nggak perlu niscaya banget akan masuk ke situ yang penting tau kisaran biaya aja.

Kedua, itung harga “nanti” di tahun anak kita akan masuk sekolah. Misal, kini anak umur 1 tahun, mau SD 5 tahun lagi, biaya kini Rp 10juta. Biaya 5 tahun lagi dengan kenaikan rata-rata 10% per tahun jadi sekitar Rp 16juta. Rp 16juta dibagi nabung 5 tahun, per bulannya Rp 266ribu! Bayangin jikalau nabung mendadak setahun sebelum masuk SD, harus nabung lebih dari 1juta loh sebulan!

Sebagai bayangan, dulu kami pakai uang pangkal SD Mutiara Bunda Bandung tahun 2014 ditambah inflasi sekitar 10-20% ke tahun 2020, muncul deh angka yang sebagai target. *siap-siap stres* πŸ˜‚

‼️ Pastikan goals kita yaitu biaya di tahun anak kita mulai sekolah ya! Jangan pake biaya tahun ini sebab nggak akan kekejar. Sebisa mungkin itung angka tertinggi aja. Kaprikornus akan jauh lebih baik jikalau ngitung kenaikan per tahunnya 20%. ‼️

Ketiga, KONSISTEN nabung tiap bulan. Kalau ternyata “bolos” nabung bulan ini, bulan depan harus nabung dobel. Kalau nggak gitu ya percuma juga dong, nanti targetnya nggak akan tercapai. Kalau masih punya uang sih lebihin aja. Lebihin sebanyak-banyaknya! Biar tenang!

Nabungnya cuma buat uang pangkal ya? Kalau kira-kira uang SPP akan mengganggu cashflow bulanan, sebaiknya sih nabung buat SPP-nya sekalian. Aku hanya nabung uang pangkal sebab kini pun saya udah ada budget bulanan untuk bayar daycare kan. Kaprikornus udah yakin nggak akan ganggu cashflow, malah nyisa sih harusnya.

Nabungnya di mana? Emas boleh nggak? Reksadana ya? Asuransi pendidikan boleh nggak? BOLEH SEMUA! Nanti saya jelasin di foto berikutnya ya! ♥️
*ini nulis hingga caption ga cukup gini*

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

3. Nabung apa yang terbaik? (3/3 end) πŸ’ͺ🏻

BEBAS ASAL PISAHKAN DARI TABUNGAN LAIN DAN NGGAK BOLEH DIGANGGU GUGATπŸ”₯

Jangan juga nabung tanpa tau sasaran nanti kaget! “Oh ya tenanglah buat SD kan ada asuransi sama punya emas di sana dan di sini” Pertanyaannya: BERAPA? Sekarang punya berapa nanti jadi berapa? πŸ‘ŒπŸ»

Kalau punyanya sebukit emas hingga yakin punya ratusan juta sih cincailah buat uang pangkal SD plus SPP-nya 6 tahun. Ya kecuali sekolahnya mau international school, segitu paling buat setahun ya kan HAHAHAHA #bhaytemantemanmisqinqu πŸ‘‹πŸ»

Tapi jikalau kaya saya dan JG yang suka pusing antara nabung atau makan sushi sih ya kuncinya emang disiplin aja. Tiap gajian harus pribadi sisihkan ke rekening khusus buat dana pendidikan.

Aku pakai reksadana (RD), sebab ia ngikut inflasi. Plis jangan tanya RD-nya apa ya sebab saya juga dulu dipilihin sama financial planner saya jadi maaf banget saya nggak berani rekomen ke orang (aku dulu pake QM Financial, browsing sendiri ya!).

Kalau pake planner sih hampir niscaya disaranin pake RD, tapi berdasarkan saya pribadi sih bukan berarti wajib di RD. IDEALnya sih memang pake RD. Tapi daripada mencar ilmu RD terus malah resah maju mundur nggak mulai-mulai nabung, saya sih saranin pake apa aja yang penting SEPAKAT sama suami, NYAMAN nabungnya, dan TAHU persis sasaran tabungannya berapa. πŸ‘ŠπŸ»

Buat yang pake asuransi pendidikan, kalian harus tahu akan dapet berapa di tahun berapa ya! Pastiin juga uang segitu cukup nggak untuk uang pangkal sekolah? Kalau nggak cukup tandanya harus nabung yang lain juga.

Karena ya sebenernya pendidikan kan sesuatu yang pasti, tidak butuh asuransi. Asuransi itu untuk sesuatu yang nggak tau kapan terjadi menyerupai asuransi kesehatan atau kematian/jiwa.

Begitu. Kaprikornus terjawab semua ya. Yang penting itu bukan APA investasinya tapi BUTUH BERAPA, KAPAN mau mulai dan KAPAN mau selesai. SEMANGAT YA SEMUANYA! Doakan saya dapat sering nulis tips kaya gini ya!

Yang mau nanya silakaaannnn. Tag temennya yang butuh gosip ini juga ya semoga mencar ilmu (dan stres) sama-sama! HAHAHA

#danapendidikan #danapendidikananak #tipsdapen_ast #tipsparenting_ast #clozetteid

*

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM AKU @ANNISAST YA! LUV!

-ast-

Detail ►

Mengubah Mimpi

Abis baca postingan mbak Ira soal bagaimana kehidupan sosmed dan urusan belanja, gue juga jadi pengen ikut curhat. Sebabnya apalah lagi jika bukan konser Coldplay yang harus dilewati begitu saja wahahahahahaha.



Ini udah sempet gue ceritain dikit sih di Instagram (klik dan baca captionnya!). Betapa gue duka sih nggak nonton Coldplay, tapi nggak galau banget. Sedih lah alasannya yaitu Coldplay gitu loh! Si Bebe aja namanya dari album Coldplay!

Tapi gue sadar diri dan nggak meratapi hingga cranky alasannya yaitu keputusan tidak nonton itu yaitu keputusan yang gue ambil dengan sangat sadar. Bukan yang pengen terus nggak punya duit atau dihentikan suami hahaha.

Duit ada lah, bisa lah ya nonton konser mah. Cuma kan sayang, sayang aja keluar uang segitu buat nonton konser. Belum tiket pesawat dan hotel kan. Sementara gue masih punya utang KPR, dana pendidikan gres 3/4 jalan, dan dana-dana lainnya sebagai akhir kita menentukan jadi orangtua lol. Harus diakui lah, sehabis punya anak dana-dana itu mendadak jadi diatur ulang dan dipikir ulang kan.

Terus gue antara besar hati sama miris sama diri sendiri alasannya yaitu gue menentukan untuk nggak senang-senang spontan demi diri sendiri. Beda sama beberapa tahun lalu.

Beberapa tahun kemudian gue gajian sendiri ya diabisin sendiri kan. Nonton konser ke Singapur minimal abis lah 4jutaan mah. Tapi gue nggak mikir panjang, masih pake belanja dan beli merchandise pula.

Padahal artisnya juga ke Indonesia dan pas di Indonesia gue nonton lagi konsernya alasannya yaitu harus liputan, artis yang sama. Sebut saja Bigbang lol. Abis liputan hari pertama besoknya gue BELI LAGI tiket untuk nonton konser hari kedua. Kalau dipikir kini mah GUE GILA APA GIMANA. HAHAHAHAHA

Dan gue bukannya kaya loh ya, emang dulu nggak punya tabungan aja. Punya tabungan hanya untuk dibelikan sesuatu, jadi beneran nggak punya duit nganggur banget. Nabung ah beli iPhone, nabung ah nonton konser, nabung ah beli sepatu. Begitu siklusnya. Yang mana lucu-lucu aja sih DAN senang huhuhuhu.

Kalau kini punya duit 4juta nganggur duh mending masuk dana darurat yang juga masih belum tercapai menyerupai juga dana pendidikan HAHAHAHAHA. SD mahal, saya sebal. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas pun mahal. Apalagi kuliah. Lha daycare aja mahal. T______T

(Baca: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak)

Terakhir gue nonton konser itu konser solo G-Dragon 2012 ya? 2012 apa 2011 sih lupa. Konsernya masih di MEIS Ancol, gue nggak liputan tapi emang sengaja aja mau nonton kesayangan, beli tiket festival. Berapa ya harganya Rp 1,5jutaan lah. Tapi itu gres mau nikah, boro-boro punya anak. Kalau kini gue lebih suka uang-uang itu jadi angka di tabungan. AKU KENAPA. APA AKU DEWASA. MENGAPA AKU DEWASA LOL.

Betapa anak bikin mimpi-mimpi jadi berubah. Segala hal yang dulu bikin gue hepi ternyata nggak lagi bikin gue hepi. Betapa anak bikin keuangan gue lebih tertata. Ya lo bayangin aja dulu gue beli sepatu seharga setengah honor sebulan. Itu gimana caranya coba? Masuk nalar ga?

Masuk nalar dong.

Karena semua orang punya cara membelanjakan uangnya sendiri. Dari dulu gue paling sebel sama yang nyinyirin gue ngabisin duit nonton konser tapi sendirinya spontan jika beli buku. Ada yang senang dengan nonton konser, ada yang senang dengan beli buku. Terserah dong mau dibeliin apa?

Ada yang senang pake sepatu mahal, ada yang senang liat angka di tabungan. Ada yang muda hura-hura, ada yang muda ngirit parahhh. Tau-tau beli rumah cash. Yha. Nggak ada yang salah, nggak ada yang benar.

Yang bisa beli rumah cash boleh besar hati dan merasa sukses. Sebaliknya yang duitnya habis buat nonton konser atau liburan juga nggak usah kecil hati alasannya yaitu kalian melewati pengalaman yang berbeda. Pasti ada pelajaran yang bisa diambil kok gengs dari setiap dongeng masa lalu. Ada dongeng berbeda juga yang bisa diceritain sama anak cucu kalian. Ehm.

(Baca: bagaimana kehidupan sosmed dan urusan belanja, gue juga jadi pengen ikut curhat. Sebabnya apalah lagi jika bukan konser Coldplay yang harus dilewati begitu saja wahahahahahaha.



Ini udah sempet gue ceritain dikit sih di Instagram (klik dan baca captionnya!). Betapa gue duka sih nggak nonton Coldplay, tapi nggak galau banget. Sedih lah alasannya yaitu Coldplay gitu loh! Si Bebe aja namanya dari album Coldplay!

Tapi gue sadar diri dan nggak meratapi hingga cranky alasannya yaitu keputusan tidak nonton itu yaitu keputusan yang gue ambil dengan sangat sadar. Bukan yang pengen terus nggak punya duit atau dihentikan suami hahaha.

Duit ada lah, bisa lah ya nonton konser mah. Cuma kan sayang, sayang aja keluar uang segitu buat nonton konser. Belum tiket pesawat dan hotel kan. Sementara gue masih punya utang KPR, dana pendidikan gres 3/4 jalan, dan dana-dana lainnya sebagai akhir kita menentukan jadi orangtua lol. Harus diakui lah, sehabis punya anak dana-dana itu mendadak jadi diatur ulang dan dipikir ulang kan.

Terus gue antara besar hati sama miris sama diri sendiri alasannya yaitu gue menentukan untuk nggak senang-senang spontan demi diri sendiri. Beda sama beberapa tahun lalu.

Beberapa tahun kemudian gue gajian sendiri ya diabisin sendiri kan. Nonton konser ke Singapur minimal abis lah 4jutaan mah. Tapi gue nggak mikir panjang, masih pake belanja dan beli merchandise pula.

Padahal artisnya juga ke Indonesia dan pas di Indonesia gue nonton lagi konsernya alasannya yaitu harus liputan, artis yang sama. Sebut saja Bigbang lol. Abis liputan hari pertama besoknya gue BELI LAGI tiket untuk nonton konser hari kedua. Kalau dipikir kini mah GUE GILA APA GIMANA. HAHAHAHAHA

Dan gue bukannya kaya loh ya, emang dulu nggak punya tabungan aja. Punya tabungan hanya untuk dibelikan sesuatu, jadi beneran nggak punya duit nganggur banget. Nabung ah beli iPhone, nabung ah nonton konser, nabung ah beli sepatu. Begitu siklusnya. Yang mana lucu-lucu aja sih DAN senang huhuhuhu.

Kalau kini punya duit 4juta nganggur duh mending masuk dana darurat yang juga masih belum tercapai menyerupai juga dana pendidikan HAHAHAHAHA. SD mahal, saya sebal. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas pun mahal. Apalagi kuliah. Lha daycare aja mahal. T______T

(Baca: Cita-cita yang Tertunda Karena Anak)

Yang nggak pernah nonton konser niscaya nggak akan tau jika abis nonton konser itu euforianya bisa hingga lamaaaa banget. Minggu pertama masih cari-cari video konser di YouTube, ahad kedua masih senyum-senyum dengerin playlist konser, ahad ketiga mulai panik alasannya yaitu si artis kan tur tuh, lagi agenda di Malaysia weekend ini. Langsung heboh cek tiket dan cari calo HAHAHAHA. Minggu keempat mulai duka dan karenanya beli DVD konsernya lol. Lyfe of a fangirl.

Dan iya, gue pernah beli tiket di calo ... di SINGAPUR. Beli di Carousell Singapur, dulu Carousell Singapur itu macam Kaskus gitu jika di sini. Aplikasinya belum masuk Indonesia kaya kini hahahaha. Duh hidupku penuh nostalgia.

Kaprikornus yah, tetep duka gara-gara nggak nonton Coldplay hahahaha. Tapi menghibur diri alasannya yaitu yakin gue akan sebel sendiri jika spontan nonton terus uang di tabungan ngurang banyak. Dulu Singapur bisa jadi weekend gateaway alasannya yaitu dolar Singapurnya cuma Rp 6000 aja sis. Sekarang Rp 9500 ya ampun stres. Sekarang orientasiku uang, uang yaitu segalanya lolol.

Mimpi gue berubah seiring dengan gaya hidup yang berubah. Mimpi gue bukan lagi untuk diri gue sendiri, tapi juga untuk si Bebe yang gue beliin mainan lebih sering dibanding gue beli lipstik. Mimpi berubah dan itu tidak apa-apa.

Btw buat ciwik-ciwik yang belum nikah. Ayo ditanya dulu calon suaminya, masih boleh nonton konser nggak jika udah nikah. Kalau pun nggak dibolehin damai aja, begitu nikah dan punya anak juga kita sadar diri kok mikir dua kali mau nonton konser hahahaha.

Ya kecuali jika duit lo nggak bergantung sama gaji. Atau minimal rumah dan kendaraan beroda empat udah dibeliin orangtua dan mertua jadi nggak pernah kenal KPR dan KTA. Gaji sisa banyak deh.

Hidup emang gitu gengs. Atur ajalah asal senang ok!

:)

Kalau kamu, apa mimpi yang kau ubah sehabis punya anak?

-ast-

Detail ►

Kembali Mewujudkan Mimpi


Sejak awal pacaran, saya dan JG selalu menciptakan resolusi tahun gres bersama setiap tahun. Sudah pernah saya ceritakan kan ya, bagaimana kami selalu menciptakan list hal-hal yang ingin dicapai setiap tahun.

List itu kemudian didesain sedemikian rupa dan menjadi dua ukuran. Satu ukuran wallpaper hp dan satu lagi ukuran wallpaper laptop. Ketika tahun berganti, maka wallpaper pun berganti.

Kalau mau ditulis di kertas juga lebih manis lagi. Tempel di dinding sebelah kasur, atau di pintu kulkas, atau di pintu kamar. Di mana saja asal selalu terlihat.

Dari tahun ke tahun hampir semua yang kami tulis terwujud. Bahkan tahunnya belum selesai, biasanya semua resolusi sudah di tangan! Wallpaper pun sanggup diganti. Malah pernah dalam setahun menciptakan dua list resolusi saking semua sudah terkabul di setengah tahun pertama.

(Detail di sini: Resolusi Tahun Baru)

Maka kami pun menciptakan resolusi yang lebih dan lebih lagi. Tidak muluk-muluk ibarat mulai berolahraga, resolusi kami biasanya seputar gaji, gadget baru, atau liburan ke luar negeri. Intinya hal-hal yang ingin dicapai di tahun itu.

Kecuali tahun ini.

Desember 2016 saya merenung apa yang ingin saya capai di tahun 2017. Tidak ada. Saat itu ibarat tidak ada. Rasanya kami sudah merasa cukup dengan harta benda. Saat itu yang di otak saya hanya dua:

1. Konmari-kan rumah Bandung dan Jakarta. Ini sudah hampir selesai. Hampir alasannya yaitu sepertinya tidak akan selesai 100%. Berkat Konmari, saya juga berpikir ulang untuk membeli sesuatu yang kurang penting dan ini rekor hahaha.

Saya dongeng lengkap di sini: Beres-beres Rumah dengan Metode Konmari Yuk!

2. Menyelesaikan dana pendidikan Bebe untuk masuk SD. Masih 3-4 tahun lagi memang deadline-nya, tapi kalau sesuai rencana selesai tahun ini niscaya selesai. Berkat beberapa rezeki yang tidak terduga Alhamdulillah. Biarlah sudah 3 tahun tidak liburan asalkan uang SD Bebe selesai dulu. Tidak damai rasanya liburan dengan utang uang pendidikan hahaha.

Lengkapnya sanggup dibaca di sini: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Dengan demikian, dua hal itu tau-tau 85% selesai. Saya dan JG pun mulai merenung. Apa lagi yang ingin kita capai?

Chat demi chat di siang hari, dialog di kendaraan beroda empat pagi-pagi, diskusi dikala makan malam, alhasil merumuskan mimpi baru. Mimpi usang yang dulu rasanya jauh sekali kini rasanya makin erat dan sayang jikalau tidak dikejar dengan berlari lebih cepat, Untuk mimpi yang ini deadline-nya agak panjang, tidak satu tahun.

Saya pun pribadi menciptakan wallpaper baru. Wallpaper resolusi dengan deadline terpanjang, empat tahun. Tidak sanggup saya ceritakan alasannya yaitu masih terlalu jauh. Lewat mimpi itu muncul tekad-tekad baru. Tekad yang menciptakan hati bergemuruh jantung berpacu kencang. Nervous dan excited. Kami niscaya bisa!

*TUMBEN SIS PUITIS AMAT NULISNYA HAHA*

Dan punya mimpi ibarat ini deg-degannya emang bikin murung dan mellow hahaha. Meskipun saya dan JG anaknya konkret banget, niscaya ada laahh ketakutan untuk gagal. Maka kami pun mendiskusikan plan B dan C - nya. Kaprikornus nggak ada yang namanya gagal, yang ada hanya mengganti rencana dengan rencana berikutnya.

Meski deg-degan, punya mimpi juga bahagia sekali! Rasanya hidup kembali punya tujuan sehabis setengah tahun hanya diam, leyeh-leyeh, beres-beres kenangan dan buang berbagai barang yang selama ini numpuk nggak jelas, cuma jadi energi negatif doang.

Aku senang!

Oiya selain menulis dan memvisualkan resolusi, kami juga biasanya berpegangan tangan erat-erat, memejamkan mata, dan meneriakkan mimpi itu berkali-kali di dalam hati. Pake arahan start dan stop. Caranya gini:

1. Tentukan kalimat tujuan, detail dan spesifik. Misal "mau beli kendaraan beroda empat merek A dari dealer alias gres bukan kendaraan beroda empat bekas paling lambat bulan September 2018".
2. Tentukan siapa yang akan kasih arahan start dan stop
3. Pegangan tangan kuat-kuat dan merem, tukang arahan bilang "START!"
4. Masih pegangan tangan, merem, teriakkan dalam hati kalimat yang tadi sudah disepakati. Teriakkan berkali-kali sebanyak mungkin hingga tukang arahan bilang "STOP!"

Sounds stupid? Kalian terlalu negatif kali hahahaha.

Teriak dalam hati sama-sama gini bikin pikiran konkret coba deh. Bikin hati rasanya makin mantap sama tujuan. Dulu waktu masih main sama temen-temen, kami biasanya begini ramean. Kaprikornus misal ada yang ingin sesuatu, kami merem sama-sama dan teriak dalam hati sama-sama. Ini cara lain untuk berdoa, juga berteriak biar universe mau bekerja sama. Afirmasi. :)

Kaprikornus ya, pesannya untuk kalian yang belum nikah, kalau memang berniat nikah maka carilah pasangan yang sanggup diajak berdiskusi mewujudkan mimpi. Yang sanggup excited merumuskan masa depan ingin dibawa ibarat apa.

Yang udah nikah mah nggak usah dibilangin lagi lah ya, niscaya udah punya lah mimpi sama-sama kalau memang komunikasinya manis mah, ya kan ya dong?

Doakan saya ya gengs! Kalau kalian lagi nganggur boleh loh merem dan teriakkan dalam hati "semoga Annisa Steviani berhasil menerima apa ya ia inginkan!"

MAKASIHHHH. SELAMAT MEWUJUDKAN MIMPI!

-ast-

Detail ►

Mengatur Keuangan Keluarga


Halo semuanya! Udah usang banget ya nggak nulis soal keuangan. Topik mengatur keuangan keluarga ini sebenernya jadi salah satu topik yang banyak direquest banget. Cuma saya maju mundur nulisnya alasannya ialah ah perasaan saya atur uang tiap bulan ya gitu aja.

Nggak mungkin atur macem-macem alasannya ialah duitnya nggak sebanyak itu juga hahahaha. Makin dikit duit makin dikit yang harus diatur dong? LOL. Tapi alasannya ialah banyak banget yang dm dan komen minta ditulis, baiklah saya coba ya!

Oiya, saya dan JG ialah penganut uang suami ialah milik bersama. Makara ya semua rekening suami dipegang bersama saya, kecuali rekening honor saya HAHAHAHA. Kalau JG mau beli sesuatu ya tinggal bilang niscaya dibeliin kok. Tinggal kasih aja ATM-nya atau dia pake kartu kredit dia dulu tar saya yang bayar (ya pake duit dia alias duit bersama lol).

Tiap bulan saya full yang atur uang, bayar-bayar segala macem. JG bahkan nggak pernah tau berapa tagihan kartu kredit atau apa KPR bulan ini udah dibayar apa belum? Semua di saya alasannya ialah saya bossy jadi seneng atur lol #controlfreakalert. Makara jika kalian tipe yang dikasih sekian sama suami, ya sesuaikan aja ya!

Kok dapat JG nggak pegang uang? Alkisah dulu pas pertama pacaran, saya gres tau dia nggak dapat atur duit hingga tagihan kartu kredit banyak banget! Pacaran sama saya pribadi saya atur dan tagihan cc lunas semua. Makara ya udah dari pacaran saya yang pegang uang. Karena dia simpel terpengaruhi sale dan anaknya males mikirin uang jadi mending saya yang atur. Toh mau beli apa juga dibeliin kok nggak pernah ditolak ya kecuali uangnya memang habis hahaha.

(Buat yang belum nikah ini harus dibahas banget loh, nanti uang akan siapa yang pegang! Kelarin dulu checklist ini ya!)

Makara ini cara cocok di saya dan mungkin nggak cocok di kalian. Adjust sana-sini nggak masalah. Asal nggak ganggu pos! Dan ini kayanya akan panjang, saya bagi jadi beberapa section ya!

πŸ’Έ Pisahkan rekening tabungan dan rekening belanja πŸ’°

SEKALI LAGI: HARUS DIPISAH REKENINGNYA! Makara minimal punya 2 rekening. Satu buat nabung, satu buat belanja sehari-hari.

Karena saya detail dan perfeksionis, maka saya punya 5 rekening supaya tidak saling mengganggu. Banyak? Lihat dulu kegunaannya, yummy deh punya banyak sesuai kegunaan gini. *enak nurut ngana hahaha*

πŸ’° BCA: Ini rekening honor JG, begitu gajian pribadi transfer bayar segala-galanya dan bagi ke rekening lain di bawah ini. Nanti sisanya akan pas untuk uang belanja sebulan. Belanja, jajan, makan, pulang ke Bandung, di sini semua. Bener-bener atm sehari-hari lah.

πŸ’° BNI: Dulu sebenernya honor JG ke BNI, jadi kartu kreditnya BNI. Nah tapi ternyata lebih yummy jika rekening kartu kredit terpisah sama rekening gaji. Tujuannya apa? Biar jika abis pake cc agak gede dapat pribadi transfer ke sini meskipun tagihan belum muncul.

Misal abis beli tiket pesawat 1,5juta, ya pribadi transfer ke sini 1,5juta. Atau beli sesuatu yang promo jika pake kartu kredit, ya pribadi bayar juga ke rekening ini. Makara bulan depan pas tagihan muncul, paling kurang receh-receh kaya beli makan, pulsa, Grab atau Uber gitu. Makara nggak kaget sama tagihan CC. Ya asal nggak makan 300ribu tapi 10 kali aja hahahaha. Tetep kaget jika gitu mah.

Caranya, catet semua pengeluaran kartu kredit! Saya punya notes di HP yang isinya list pengeluaran. Nggak perlu pake apps lah ribet. Di notes aja tinggal tulis misal pulsa 129ribu, makan di Shaburi 340ribu, dll. Makara pribadi keliatan udah pake seberapa banyak. Bulan depan jika udah dibayar tinggal hapus listnya, bikin lagi baru.

Oiya, kami cuma pake satu cc! Saya punya kartunya tapi cuma turunan dari cc JG aja jadi limit cuma setengahnya. Satu juga cukup banget kok, biaya tahunan cuma satu, plus tagihan jadi ke satu tempat, bayar sekaligus. Ayo kini ambil gunting, keluarin kartu kredit kedua dari dompet, dan gunting kartu kredit kalian jika punya lebih dari satu hahahaha.


(Tulisan usang dari tahun 2015 tapi relevan: tentang kartu kredit)


πŸ’° Commonwealth: Punya rekening di sini alasannya ialah reksadana saya di Commonwealth. Kami pakai reksadana yang manual dan bukan autodebet alasannya ialah nggak tau dapat autodebet hahahaha norak. Tapi nggak apa-apa sih, alasannya ialah udah dibudgetin kan sekian tiap bulan harus masuk reksadana, ya tinggal disiplin aja transfer manual.

Kalau lagi dapet uang lebih juga semua kami masukin dulu ke dana pendidikan (dapen) alasannya ialah ingin dapen SD buru-buru selesai! Tahun ini selesai sih. Harusnya dapen SD itu kan nabung di reksadana 6 atau 7 tahun (dari Bebe lahir hingga SD), tapi ini (akan) selesai di Bebe di umur 3,5 tahun aja. I’m so proud! HAHAHAHA Bodo amat nggak liburan bertahun-tahun yang penting uang SD Bebe aman. #priorities

Selain reksadana, rekening ini juga buat rekening tabungan. Sebenernya tabungan dana darurat sih, tapi alasannya ialah sering banget darurat ya kepake terussss. Makara jangan samakan dengan definisi dana darurat yang harus punya sekian kali honor ya! Itu saya nggak nyampe-nyampe hahahaha sesat banget.

Intinya jika ada uang lebih dan semua pos udah aman, saya masukin ke sini. ATM-nya nggak perlu dibawa-bawa. Darurat yang saya maksud ini kaya kendaraan beroda empat tiba-tiba harus turun mesin lah, ke bengkel lah, Bebe harus pindah daycare dan lupa mikirin uang pangkal lah, gitu-gitu loh.

πŸ’° Niaga: ini rekening KPR. ATM-nya mati, internet banking lupa password. Ya udah pasrah tiap bulan cuma transfer ke sini buat bayar cicilan rumah. Tiap bulan saya lebihin juga 50ribu jadi saya yakin ini rekening ada isinya tapi biarlah anggap uang kaget lol.

πŸ’° Mandiri: Nah ini rekening honor saya makanya ditaro terakhir hahahaha. Gaji saya nggak utuh sih dipake perintilan kaya beli listrik atau isi GoPay buat berdua gitu. Kalau utuh mah yummy banget hahaha. Gaji JG kurang banyak jika mau honor saya utuh, tapi ya nggak apa-apa lah toh saya juga kerja bahagia hati daripada termangu di rumah? Nggak kuaaattt.

Dari rekening ini saya biasanya belanja. Belanja itu kaya beli baju, beli mainan buat Bebe, beli sepatu, dll. Rekening ini juga buat rekening job dari blog, jika angkanya gede biasanya setengahnya saya masukin ke tabungan yang di Commonwealth itu. Kalau nggak gede-gede amat ya seketika abis lah dijajanin hahahaha.


Makara pisahkan rekening sesuai kebutuhan! Jangan ambil uang dari rekening yang bukan haknya!

πŸ’Έ Buat list pengeluaran πŸ’° 

Bagi dua, list pengeluaran bulanan dan tahunan. Bulanan sih biasanya udah khatam banget ya buibu, tahunan nih yang suka kagetan.

Bulanan, misalnya: semua cicilan (rumah, kendaraan beroda empat jika ada, dll), investasi, uang bulanan sekolah, listrik, internet, pulsa, koperasi, zakat gaji, gajian mbak, katering bulanan, bayar kartu kredit, apalagi sih ya pada dasarnya tagihan bulanan lah. Bayar ya pake honor bulan itu. Sisakan uang HANYA untuk makan di rekening belanja. Kemudian bagi empat atau lima sesuai jumlah ahad di bulan itu.

MISAL NIH YA. Setelah bayar segala macem, sisa untuk belanja harian 2juta, dibagi 4 jadi 500ribu seminggu. Tandanya seminggu cuma boleh abis 500ribu. Kalau sehari belanja 50ribu, 7 hari abis 350ribu. Weekend dapat jajan Rp 150ribu.

Tahunan, misalnya: pajak mobil/motor, STNK, zakat fitrah, kurban, PBB, asuransi tahunan, dll. Bayar pake apa? Pake THR atau penghasilan tahunan ibarat bonus dari kantor. Iya jadi pengeluaran bulanan dibayar dengan penghasilan bulanan, pengeluaran tahunan dibayar dengan penghasilan tahunan.

Intinya disiplin mingguan, bulanan, dan tahunan! *toyor diri sendiri*

(Detail alokasi THR dapat di baca di sini! THR UNTUK DIHABISKAN!)

KALAU ADA SISA BARU BELANJA! JANGAN BELANJA SEBELUM BAYAR CICILAN, TAGIHAN, DAN INVESTASI. Kalau punya uang urutannya yang pertama hutang, kedua investasi. Sisanya belanja.

Pengeluaran itu rutin kok! Makara hampir niscaya sama tiap bulan. Ya kadang ada yang kaget juga makanya harus punya tabungan untuk kondisi darurat. Nah selain pengeluaran rutin, satu lagi yang harus dibahas, asuransi.

πŸ’Έ Asuransi πŸ’° 

Asuransi itu PROTEKSI ya. PROTEKSI ITU PERLINDUNGAN. Makara saya nggak terima pertanyaan wacana asuransi pendidikan alasannya ialah males jelasinnya. Googling aja sendiri niscaya udah banyak yang bahas.

Yang paling penting dari segalanya itu asuransi kesehatan. Iya saya ngerti asuransinya Allah aja, ngertiiii banget. Tapi saya sendiri kerasa banget nggak pernah mikirin biaya rumah sakit alasannya ialah punya asuransi kesehatan.

Asuransinya dari kantor juga nggak apa-apa banget. Saya juga pake asuransi kantor JG kok. Cuma pastiin aja kita tau plafonnya, jatah rawat jalan berapa, rawat inap berapa. BPJS juga boleh, ya asal tahu persis plafonnya ya. Saya dari kantor BPJS tapi belum pernah pake alasannya ialah selalu pake asuransi kantor JG aja yang simpel tinggal liatin kartu asuransi.

Kan yummy tuh, begitu hamil pribadi pilih dokter yang sesuai plafon jadi tiap bulan dapat kontrol full dengan USG. Melahirkan juga tinggal sesuaikan kelas sesuai plafon. Anak demam tengah malem dan bikin khawatir ya pribadi ke UGD aja. Nggak perlu mikirin, duh bayarnya berapa ya, jika harus tes darah gimana ya, jika harus rawat inap gimana ya. Uang bulan ini cukup nggak ya.

Begicu.

Don’t get me wrong ya, meski sakit dikit pribadi ke rumah sakit, saya masih RUM kok. Bebe hampir nggak pernah minum obat, tapi ya yang penting ke dokter dulu, tahu penyebabnya dulu. Urusan obat dibayar apa nggak ya kita yang nentuin. Apalagi urusan obatnya diminum apa nggak, ya terserah ibunya laahhh.

Asuransi ini biar damai aja, peace of mind. Kasarnya jika sakit ya tinggal mikirin sembuh, nggak perlu mikirin bayarnya.

Yang kedua asuransi jiwa. Ini penting untuk tulang punggung keluarga. Yang kerja hanya suami, maka suami harus punya asuransi jiwa! Makara jika kalian istri-istri yang tidak berkarier, beli asuransi jiwa ya untuk suaminya! Beli asuransi jiwa murni aja. Tujuannya, jika suami meninggal (namanya umur ya T________T) kalian akan punya pegangan. Minimal sekolah belum dewasa nggak akan berantakan. Pakai uang tanggungan asuransi.

(Baca wacana tahap menyiapkan dana pendidikan di sini!)

Udah sih gitu aja alokasi uang. Simpel kok sebenernya alasannya ialah dilakukan berulang-ulang kan. Yang penting TERENCANA DAN LAKUKAN SESUAI RENCANA. Disiplin ialah kunci utama.

Dan nggak lah, saya juga nggak selalu mulus ngatur semuanya. Saya sering misal dalam 2 bulan keuangan awut-awutan semua, nggak dapat nabung sama sekali. Tabungan “dana darurat” tiba-tiba berkurang banyak banget alasannya ialah ya, belanja ini itu atau banyak pengeluaran tidak terduga. Tapi satu hal, sesusah apapun kita, jangan pernah otak-atik dana pendidikan anak!

NO!

Itu dulu aja! Karena nggak lucu lah spontan beli HP terus ngambilnya dari dana pendidikan. Gila lah itu mah jangan hingga tragedi ya! Boleh spontan beli sesuatu, ambil dari tabungan, DAN JANGAN LUPA UNTUK MENYESALINYA.

Penyesalan akan berujung ngirit pada bulan berikutnya kok. Makara beberapa bulan sekali niscaya ada masanya splurge belanja terlalu banyak, tapi beberapa bulan berikutnya hemat seirit mungkin hingga nggak belanja apapun sama sekali. Seperti contohnya bulan ini hiks, akhir bulan kemudian terlalu spontan padahal pengeluaran darurat aja banyak banget hingga tabungan jadi tipis banget nget nget lol.

Namanya juga hidupppp.

Ralat: namanya juga hidup kelas menengah yang bertahan dari gajian ke gajian ya kaannn. Pantes kan banyak yang niat banget wirausaha, katanya bosan jadi karyawan. Wow sungguh orang-orang yang membutuhkan tantangan hidup banget alasannya ialah saya belum siap banget stres jadi bos harus mikirin honor orang *anaknya cemen* XD

Udah sih itu aja. Semoga ada yang terinspirasi!

Nanya-nanya boleh di komen atau dm Instagram ya! Nanti saya compile jadi blogpost selanjutnya!

Nggak terima pertanyaan di bawah ini, ini sering banget ditanya dan saya gundah jawabnya:

1. Reksadananya apa? Nggak berani rekomen alasannya ialah saya pun direkomen financial planner dulu. Belajar dulu aja seputar reksadana, akibatnya apa, dll. Jangan beli alasannya ialah ikut-ikutan! *judes* Paling simpel ke Commonwealth dateng terus tanya sama mbak-mbak cs-nya. Mereka mau kok ngeladenin pertanyaan kita termasuk nanya reksadana apa yang returnnya bagus.

2. Asuransi ini anggun nggak? Nggak tau alasannya ialah bukan distributor asuransi. Pastiin aja sesuai kebutuhan ya. Kalau butuhnya asji ya asji murni aja, nggak usah jadi ditambahi asuransi + investasi, investasi sendiri aja di reksadana ok!

-ast-

Update 30 Oktober:

Btw gres aja baca twitnya teh Ligwina Hananto dan ternyata dia pernah nulis ibarat banget sama goresan pena ini! Padahal waktu nulis ini saya belum baca goresan pena itu, cuma memang follow Twitternya entah dari kapan dan emang pake QM Financial sih tahun 2013 untuk ngatur uang. Makara mungkin udah ngeletek tanpa perlu nyontek lagi hahaha. Artikelnya teh Wina dapat dibaca di sini ya! Klik untuk baca pribadi dari expertnya!

Detail ►

Hal-Hal Yang Berubah Sesudah Pilkada Dki


Halo! Lama nggak nulis #SassyThursday dan sekalinya nulis topiknya pribadi yaaa gitulah. Jarang-jarang gue nulis politik di blog kan, tapi kali ini pengen aja nulis. Mungkin sanggup kasih pandangan lain, mungkin juga nggak. :)

Baca punya Nahla:

Oke jadi pasca urusan pilkada dan demo-demo itu, yang berubah bukan cuma gubernur Jakarta tapi juga BANYAK hal lainnya. Betapa efeknya besar banget dan membukakan mata

Apalagi pasca gubernur gres tiba-tiba bahas pribumi, sengaja atau tidak sengaja cuma makin menguatkan bahwa di posisi ini loh kita. Sementara banyak yang memperjuangkan kesetaraaan manusia, ini malah ras aja diungkit-ungkit terus. :(

Sedih sih tapi ya, duka aja dibilang kafir kali deh gue, terserahlah. Ini ia hal-hal yang gue rasakan sendiri berubah sesudah demo dan pilkada:

Orang jadi berani menawarkan diri bahwa ia paling "beragama"

Tidak apa-apa share soal agama di media sosial, yang jadi duduk kasus ialah dikala orang MEMAKSAKAN agama dan kepercayaan pada orang lain. Paksaan itu apapun bentuknya, ialah kondisi yang tidak nyaman.

Sementara yang terjadi ialah bikin status terus, komen sana-sini, copas terus di group WhatsApp mengajak ini itu alasannya ialah merasa benar. Tandanya kalian memaksa orang lain untuk ikut ambil bagian. Kalau tidak ambil bab maka orang itu kafir dan tidak membela agama. Wow, speechless.

Bertanya apa agama orang lain aja dianggap nggak sopan loh, ini mempertanyakan kepercayaan orang yang seagama. Sangat-sangat tidak sopan. Saking sebelnya, JG hingga nggak mau ngaku cuma supaya orang-orang ini kesel doang dan merasa "menang".

Kaprikornus (oke ini sebenernya agak cringey diceritain tapi biarlah supaya contoh) JG dari kecil rajin solat, dari SD rajin ke pengajian-pengajian (maklum anak Gerlong). Tapi ada orang-orang annoying yang menganggap JG "keliatannya" nggak beragama dan suka iseng aja gitu nanya "tadi jumatan nggak?"

YA NURUT NGANA? Ya udah sama JG dijawab "nggak ah, udah pernah" -_______- Karena itu pertanyaan annoying dan kejauhan gitu loh. Kemudian mereka negur lalala harusnya gini harusnya gitu. Orang-orang judgmental dan merasa paling ngerti agama gini loh yang nyebelin dan bikin nggak nyaman.

:(

Sebaliknya orang-orang jadi berani nunjukkin bila ia nggak beragama

Banyak temen-temen gue yang sebelumnya Islam tapi kemudian jadi "nggak ah, I'm done with religion". BANYAK. Karena mereka nggak kenal-kenal amat sama agama terus tiba-tiba dihadapkan pada Islam yang "begitu". Yang memaksa, yang rasis, yang sama sekali tidak damai. Ilfeel, aib sendiri kemudian bye beneran deh jadinya.

Kaprikornus bila kalian menganggap segala demo dan urusan Pilkada ini mengangkat nama Islam, ya mungkin di satu sisi benar. Tapi kalian juga harus tau bila ada sisi lain yang menganggap sebaliknya. Ya sisi yang kalian bilang kafir sih. 

Dan orang-orang ini jadi tidak mengajarkan agama pada anak-anaknya, atau justru mengajarkan semua agama. Supaya anaknya sanggup milih sendiri dan jadi nggak kaya mereka, harus berpuluh tahun hidup dengan agama turunan orangtua kemudian ilfeel sendiri gara-gara apa? Gara-gara Pilkada. Hiks. Sedih.

(Baca: Balita Ditanya Agamanya Apa: Agama dan Manusia)

Teman-teman minoritas jadi nggak nyaman


Kata Jessicha temen kantor gue "setelah urusan pribumi ini gue makin ngerasa gue Cina sih".

T______T

Ini jahat sih. Orang-orang ini juga dari zaman kakek neneknya udah di sini kali, sama kaya kalian, kenapa dibeda-bedakan sih? Bikin nggak nyaman banget.

Iri alasannya ialah mereka kaya? Karena mereka berkuasa? Ya kalian ke mana aja hingga nggak sanggup kaya dan berkuasa?

Lagian stereotyping banget sih bilang "Cina = kaya". Karena bila ia kaya dan ia keturunan Chinese maka kita bilang “ah pantes kaya, Cina sih”. Tapi bila orang Jawa kaya keluarga Sutowo kaya raya kita nggak bilang apa-apa, nggak bilang "ah pantes kaya, Jawa sih". Padahal mereka KAYA RAYA BANGET LOH. Berkuasa dan kuat juga.

Dan orang itu sanggup jadi kaya alasannya ialah kerja bukan alasannya ialah rasnya apa! Pun demikian dengan Ahok sanggup jadi pemimpin yang disukai banyak orang alasannya ialah ia KERJA.

*fyuh asing nulisnya capek banget gue*


Banyak yang jadi pengen pindah negara

Pindah ke Eropa gitu yang lebih tenang atau pindah ke mana pun yang orang rasisnya nggak sebanyak di sini dan di Amerika. T_______T Banyak yang jadi nyeletuk "duh rasanya pengen pindah negara aja" saking hopeless-nya sama negara ini.

Gue sama JG pengen banget sih dan hidup dari nol sebagai minoritas dan bukan pribumi. Terutama pengen Bebe sekolah di luar dari kecil aja supaya nggak sekolah di sini. Ingin membesarkan Bebe di lingkungan yang lebih kondusif.

Pengen pindah tapi keinginan yang terbatas keinginan KARENA NGGAK USAHA APA-APA. Nggak perjuangan dan sebenernya takut nggak sanggup survive alasannya ialah niscaya berat banget. Dasar pribumi! Kurang usaha!

Dan ya, yang paling kerasa dari hidup gue sendiri justru ini:

Batal sekolahkan Bebe di sekolah Islam

Sejak Bebe lahir, kami sudah punya incaran sekolah. Kebetulan sekolahnya sekolah Islam, SDIT lah. Sekolahnya bagus, inklusi, kami cocok sekali dengan metode belajarnya. Maka dana pendidikan pun dihitung menurut sekolah ini.

(Baca: Tahap Menyiapkan Dana Pendidikan Anak)

Sampai tahun kemudian pas urusan Pilkada ini lagi panas-panasnya, kami pribadi diskusi dan tetapkan nggak jadi menyekolahkan Bebe ke sekolah Islam. Mulailah lagi pencarian SD Bebe. Kali ini goalsnya jelas, nggak homogen.

Karena sekolah Islam sudah niscaya semua muridnya Islam. Pilkada ini menyadarkan kami bahwa selain agama, penting sekali mengajarkan Bebe bila ia ialah bab dari dunia yang heterogen. Karena tidak semua orang sama dengan kita, dan tidak sama bukan berarti salah.

Malah pas lagi pusing-pusingnya cari sekolah, sempet kepikiran apa sekolahin di sekolah Kristen aja gitu ya supaya ia ngerasain jadi minoritas? Itu sebelum tau bahwa banyak juga ya SD yang nggak tanya agama anak apa. Ada dan itu cukup bikin lega sih.

Karena gue pernah tuh interview orang, ia SD di sekolah Islam populer di Jakarta tapi cuma hingga kelas 3, kelas 4 ia pindah dan hingga kuliah selalu di sekolah Katolik. Dia dipindahkan alasannya ialah ibunya melihat kecenderungan ia jadi judge agama lain sebagai agama yang salah. Ibunya nggak mau dan alhasil sekolahlah ia sebagai murid minoritas hingga ia kuliah. Sampai kini ia muslim, begitu pun dengan ibunya.

Mengingatkan diri untuk selalu mengajari anak wacana perbedaan

Ya, ngajarin Bebe mendapatkan perbedaan dan menghargai pilihan hidup orang lain itu jadi peer paling berat sih.

Gue paling jelasin wacana ukuran manusia, warna kulit, disabilitas, dan tidak ngasih gender pada warna atau mainan. Kaprikornus ya gue selalu bilang sama ia hal-hal yang ia tau aja misal "iya ada anak yang badannya kecil, ada yang badannya besar, tidak apa-apa. Kecil tidak apa-apa, besar juga tidak apa-apa".

Atau dikala ia mau beli buku mewarnai Princess ya gue beliin aja. Toh hingga kini juga warna favorit JG pink. Menyetarakan hal-hal dari yang paling sederhana dengan impian ia sanggup mendapatkan bahwa semua orang tidak sama.

Dan ya, pada dasarnya gue nggak mau ia jadi rasis dan judgmental. Bahwa sesuatu yang kita yakini benar, dihentikan hingga menyakiti orang lain.

*

Oke gitu aja sih. Kalian gimana? Ada imbas apa Pilkada sama kehidupan? Nggak ada banget nih yakin? :)

-ast-

Detail ►