Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri drama-daycare. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri drama-daycare. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Drama Daycare


Seperti sudah diduga sebelumnya, Bebe akan drama sesudah 10 hari liburan sama saya.

T_______T

Iya jadi kemarin saya dan JG memutuskan mengambil cuti terlama di dunia lol. Terlama untuk ukuran saya dan JG yang nggak pernah cuti. Cuti 4 hari plus libur Natal dan Tahun Baru jadi total 10 hari bersama Bebe. Yang dikhawatirkan apa?

Sejak awal yang saya khawatirkan ialah saya yang tidak mampu bersama Bebe lama-lama. Saya akan bosan dan capek sekali. Kaprikornus full time mom 10 hari ohmai. Kutakshanggupppp!

Tapi ternyata nggak hahahaha. Bebe sudah besar, sudah dapat diajak ngobrol dan main. Sudah dapat main dengan orang lain. Kaprikornus saya cenderung santai.

(Baca: Sedikit Cerita Liburan dan Tentang Vlogging)

Dramanya gres terjadi kemarin pagi. Bebe nempel terus hingga saya nggak dapat turun di kantor. FYI urutan jarak dari rumah ialah kantor saya, daycare, kantor JG. Kaprikornus saya selalu turun pertama. Biasanya Bebe selalu santai di carseat, kali ini nggak.

Sampai daycare dramanya berlanjut, beliau tampak kangen sekali pada daycare. Jalan-jalan keliling ruangan, masuk kamar, tiduran, cari mobil-mobilan TAPI SAMBIL PEGANG TANGAN SAYA.

WHY.

"Ibu jangan keja" like a million times.

T________T

Karena mbaknya Bebe sungguh pemberani beliau memutuskan "bu, saya angkat (paksa) aja ya? ini kayanya gini terus deh" Saya mengangguk, kemudian beliau mengangkat paksa Bebe dan saya pun pergi. Ngamuknyaaaaa, hingga kedengeran ke trotoar. Padahal saya sengaja keluar dari teras dan tunggu ojek di trotoar

T________T

Soalnya memang ada masa-masa Bebe manja ingin saya ikut antar ke daycare tapi hingga daycare beliau biasanya lempeng. Cium pipi saya dan pribadi main sama temennya. Libur terlalu usang memang setara dengan pembunuhan perlahan.

(Baca: Liburan Mengacaukan Disiplin!)

Sampai di kantor saya santai lah menikmati me time 😂😂😂 Pas dijemput drama lagi dia. Kata mbaknya seharian nggak nangis, pagi pun cuma nangis sebentar terus minta makan dan mandi.

Kebetulan Bebe lagi minta kendaraan beroda empat polisi besar alasannya ialah mobil-mobilan polisi yang beliau punya kecil.

Ibu: "Be, jikalau besok di daycare tidak menangis, ibu belikan kendaraan beroda empat polisi besar deh!"

Bebe: "Mau ibu, Salo ikut beli kendaraan beroda empat polisi besal"

Ibu: "Tapi besok ibu kerja, Xylo di mana?"

Bebe: "Nggak mau, Salo sama ibu, ikut ibu keja"

Oh no, ini anak nggak dapat disogok. LOL

15 menit kemudian sesudah bercerita main di kelas bersama gurunya. Dengan kebanggaan terpelajar dan jago tentunya.

Ibu: "Kalau anak terpelajar sih di daycare nya tidak menangis"

Bebe: "Salo ga nangis"

Ibu: "Iya jadi besok main sama kakak ya di daycare"

Bebe: "Nggak mau!"

Sungguh pendirian yang sangat berpengaruh dan tidak gampang goyah. Aku bangga. 😪

Terus saya jadi kasian, kepikiran, alasannya ialah ini kan masa adaptasi. Apakah jikalau nanti sesudah seminggu beliau nggak nangis lagi itu alasannya ialah beliau bahagia atau alasannya ialah beliau terpaksa menerima?

😩😩😩

Apakah beliau akan menyimpan dendam padaku alasannya ialah saya buang beliau di daycare?

*sinetron abis*

Ya intinya, saya dapat damai meninggalkan anak di daycare itu alasannya ialah dua alasan ini.

1. Daycarenya menerapkan nilai-nilai yang sama dengan saya. Serius saya survey dua daycare di sekitar daycare Bebe, bentuknya ya daycare bukan rumah. Nggak membedakan kamar anak pria dan perempuan, dua anak dimandikan sama-sama. Padahal fee bulanannya lebih mahal.

Apa kabar sih berguru gender dan rasa malu?

2. Bebenya kalem. Iya Bebe hanya menangis di hari pertama. Karena beliau masuk di umur 3 bulan hahahaha. Anak-anak yang masuk di umur 1-2 tahun sih nangisnya dari rentang seminggu hingga 2 bulan. IYA DUA BULAN MENANGIS SETIAP HARI MENCARI IBU YANG BEKERJA.

Stresnya kebayang.

T________T

Hari ini hari kedua ke daycare pasca liburan dan tadi pagi Bebe sudah masuk ke daycare dengan tangan di belakang menyembunyikan tikus-tikusan karet dan berencana nakut-nakutin mbaknya.

😂😂😂

Thank God cuma sehari doang ternyata dramanya! Saya pikir bakal seminggu! Saya masih dihentikan turun di kantor, tapi di pintu depan daycare sudah cium pipi saya dan masuk sendiri.

Tapi semenjak sore hingga malam hingga pagi memang saya tatar terus. Terus saya ulang-ulang jikalau besok ibu-ibu dan bapak-bapak kerja sementara belum dewasa akan main sama-sama di daycare. It works!

Kaprikornus jikalau saya mau otoriter men-judge. Anak-anak yang rewel dikala ditinggal ibunya kerja itu mungkin memang tidak nyaman dengan lingkungan selama ibunya kerja. Mungkin ya. Karena belum dewasa daycare itu jarang sekali drama ditinggal ibunya. Anak gres doang atau si Bebe abis liburan. Hahahaha.

(Baca: 5 Kondisi Tidak Butuh Daycare)

Ya nggak perlu semua anak di daycare juga, tapi gimana caranya lingkungan daerah anak bermain selama ditinggal kerja itu nyaman. Gitu aja sih.

Kekhawatiran sirna. Mari menikmati me time alias kerja lagi!

Semangat ibu-ibu! Selamat meeting! Jangan lupa bercermin dulu sambil senyum agar hepi!

💓

-ast-

Detail ►

Bebe Dan Daycare, 3 Tahun Kemudian

berenang di daycare. captured by @tazalyphoto

Saya masih ingat benar hari itu, Senin, 8 September 2014. Saya masih cuti, sengaja gres akan masuk kerja besoknya. Itu hari pertama saya membawa Bebe ke daycare dan meninggalkannya di sana. Itu juga hari pertama saya pakai jilbab, jilbab pink dengan sweater rajutan coklat. Semuanya masih saya ingat jelas.

Meski kini ingat, waktu itu rasanya blur. Saya menggendong Bebe yang masih sangat kecil dengan kain gendongan, naik motor bersama JG. Saya membawa 10 botol ASI dengan cita-cita akan lebih dari cukup hingga sore. Bukan alasannya ialah stok ASI saya kurang, tapi alasannya ialah membaca pengalaman ibu-ibu lain rata-rata anaknya hanya minum maksimal 500 ml ASI alias 5 botol kaca.

Ternyata kurang. Hari itu Bebe minum lebih dari 1 liter ASI alasannya ialah ia merasa absurd di daycare baru. Saya? Oh nangis dong tentu saja, saya nggak sekuat itu hahaha.

Seharian saya nangis-nangis, ngerengek ke JG ingin resign alasannya ialah nggak tega sama Bebe. Siang-siang resah hingga beliin boneka buat Bebe agar nanti pas pulang Bebe punya boneka baru. Padahal mah anaknya nggak ngerti hahahaha. Waktu itu umur Bebe 3 bulan 2 hari

Dan apakah saya jadi resign? Tentu tidak alasannya ialah besoknya di kantor pribadi ralat ke JG “aku nggak jadi resign hehe saya kerja aja saya suka kerja hehe.”

Ternyata di kantor senang yaaaa! Bebe di daycare aja! Hahaha.

(Baca: Review Daycare Bebe, Tweede Daycare)

Dari situlah perjalanan daycare Bebe dimulai. Bebe berguru banyak sekali, dan yang paling utama ialah berguru punya teman. Di umur 2 tahun beliau udah tahu bahwa ada anak yang lebih besar dan lebih kecil, ada anak pria dan anak perempuan.

Dia berguru banyak sekali. Belajar duduk, merangkak, jalan semua di daycare. Naik perosotan pertama kali bahkan sebelum dapat jalan, naik sepeda, berenang, berguru buka dan pake celana sendiri, makan sendiri, doa-doa, dan banyak lagi. Saya hingga ngerasa Bebe mungkin menganggap daycare ini rumahnya, lah di rumah sendiri cuma bobo doang tiap malem lol.

Teman-teman pun tiba dan pergi, alasannya ialah sudah punya mbak atau kembali diurus nenek. Hanya beberapa dari mereka yang bertahan semenjak usia 3 bulan hingga 3 tahun ibarat Bebe. Dan tahun ini, angkatan 2014 “lulus” semua, pindah ke daycare yang punya agenda pra-sekolah.

T______T

Meski super betah, urusan daycare ini juga nggak selalu mulus. Ada waktu-waktu di mana beliau cranky banget nggak mau di daycare maunya sama ibu aja. Tapi ya kaya yang pernah saya bilang, anak kan emang ada masa-masanya rewel ya.

Mau anak yang di daycare, yang sama nenek di rumah, yang sama ibunya. Pasti ada hari-hari di mana beliau nggak mood dan maunya nangis kan. Makara ya udah. Kalau kalian ngerasa anak rewel lebih baik sama ibunya, belum cencuuu. Kalau ibunya malah stres kan justru mending berpisah dulu ya kaannn. Daripada kenapa-napa.

(Baca: Drama Daycare)


Dan Bebe memang anaknya cenderung ekstrovert. Dia praktis approach anak lain untuk ngajak main meskipun sebelumnya nggak kenal sama sekali. Kecuali jika lagi nggak mood banget ya. Makara beliau di daycare senang alasannya ialah selalu punya teman!

Makanya saya mellow banget kemarin Kamis tiba-tiba udah hari terakhir aja beliau di daycare. Hiks. Sedihnya sedih banget.

Ya gimana nggak sedih, 3 tahun bolak-balik rumah yang sama setiap hari. Bobo siang di situ, mandi di situ, makan 3 kali sehari di situ.

T_______T

Apakah Bebe udah ngerti beliau akan pindah?

Saya udah jelaskan setiap hari semenjak 2 ahad kemudian dan beliau excited banget! Kayanya alasannya ialah beliau nggak ngerti apa itu perpisahan. Selama ini bagi Bebe, perpisahan hanyalah merelakan ibu pergi kerja, nggak lebih.

Sekarang misal lagi baca buku beliau bilang “ibu nanti saya baca buku sama guru bukan kak wina (guru daycare) ya?” atau “nanti di sekolah salo mandi sama guru ya ibu?” things like that. Dia emang udah bosen banget di daycare yang kini alasannya ialah beliau paling tua, anak pria gede sendiri pula. Ya yang lain udah duluan masuk preschool dari 1-2 bulan lalu. Saya aja nggak mau buru-buru alasannya ialah nyempetin survey ke banyak daerah dulu.

(Baca survey dan review daycare di sini)

Berkali-kali beliau bilang “aku ingin main sama Z tapi beliau bayi”. Z ini anak pemuda di daycare tapi masih setaunan gitu. Belum seru diajak main. Padahal hasil konsultasi sama psikolog kemarin, anak 3 tahun memang gres menyadari kebutuhan bersosialisasi. Berarti emang udah saatnya Bebe pindah, demi sobat gres yang sebaya!

Beberapa anak daycare yang pindah, pindah gitu aja nggak ada farewell atau apa. Saya nggak mau ngilang gitu aja, nggak tega huhuhu Akhirnya bikin farewell kecil-kecilan. Bikin hampers isi handuk, kaos kaki, taplak meja, dan nyetak foto kemudian di-frame. Fotonya foto yang ada Bebe dan ada mbaknya gitu.

Sorenya saya bawa nasi kotak terus makan sama-sama. SEDIH BANGETTTT BANGET BANGET. Pas jalan ke kendaraan beroda empat tuh yang kepikiran, wow nggak akan parkir di sini lagi, nggak akan ketemu bapak parkir ini lagi, nggak akan jajan cilor, beli nasi padang, dan mie aceh di sini lagi.

T________T

Tapi yah, ini kan proses natural. Bebe pindah alasannya ialah memang sudah umurnya. Saya juga harus tegar dan mempersiapkan mental untuk beberapa hari ke depan alasannya ialah Bebe harus lewat proses pembiasaan lagi.

Lebih praktis sih harusnya alasannya ialah beliau udah ngerti, tapi ya, tetep nervous alasannya ialah saya sendiri belum kenal mbak-mbak di daycare gres kan. Sama-sama pembiasaan ya, Be!

*

Tiga tahun pake jasa daycare, saya gres sadar jika selama ini saya dapat hening ninggalin Bebe kerja alasannya ialah beliau di daycare. Saya nggak perlu cek beliau udah nyampe rumah atau belum (pulang sekolah), nggak perlu cek makan apa, nggak perlu masak, nggak perlu mandiin. Hidup saya dipermudah banget sama daycare.

Kebayang jika pake mbak di rumah kayanya saya akan sering-sering cek ya. Belum lagi harus masak sendiri. Belum lagi mbaknya di rumah nggak ngajak main yang "edukatif". Daycare ini bener-bener demi peace of mind buat ibu bekerja kaya saya.

Saya dapat hening ajak beliau baca buku atau main malem-malem alasannya ialah saya nggak perlu stres lagi suapin beliau makan. Saya dapat happy main sama beliau full Sabtu dan Minggu tanpa gangguan mbak. Karena banyak kan tuh yang anaknya malah pilih mbak dibanding ibunya. Bebe nggak, ya alasannya ialah nggak punya mbak di rumah hahaha. Quality over quantity, yes?

Makara ya, begitulah. Doakan Bebe betah di daycare gres ya!

-ast-

Detail ►

Agar Anak Mau Ditinggal Kerja


Beberapa hari lalu, saya nanya di Instagram ada wangsit nggak untuk nulis blogpost apa? Kemudian pada ngasih wangsit gitu banyak. Makasih banget! Hari ini saya mau bahas satu pertanyaan dari mbak Nilasari:


JAWABANNYA: PERNAAAHHHH. SERING MALAH. HAHAHAHA.

Dulu waktu Bebe masih di daycare lama, ada masa-masanya Bebe ngamuk terus tiap ditinggal. Setiap pagi yang dianter kan saya dulu ke kantor tuh, nah beliau dari rumah udah nggak mau duduk di carseat, ngekepin saya terus. Atau kalaupun mau di car seat, begitu nyampe kantor beliau kejer nangis “ibu aja ibu aja”.

(Baca review daycare usang Bebe, recommended buat bayi!)

Seringnya saya nggak tega jadi ikut deh anter ke daycare. Menjauh dulu dari kantor terus balik lagi pake ojek. Nah dianter ke daycare juga bukannya jadi nggak drama, cuma MENUNDA AJA LOL. Alias saya pergi dari daycare juga beliau ngamuk kejer.

Kadang jikalau saya lagi tega banget, ya udah semoga aja di kendaraan beroda empat nangis kejer. Kalau lagi setengah tega, ya saya anter ke daycare tapi cuma nyampe pintu depan terus ya udah semoga aja beliau gedor-gedor pintu ngamuk. Kalau lagi nggak tega banget, saya masuk dulu ke dalem, mandiin dulu, suapin makan dulu, gelendotan dulu. Hanya untuk menunda nangisnya beliau aja. Ya iya abisan di mobil, di pintu depan, atau disuapin dulu sama aja nangis kejer kok!

Tapi Bebe cuma kaya gitu jikalau abis liburan aja. Abis weekend atau long weekend, Seninnya niscaya kejer. Apalagi jikalau abis libur panjang lebaran gitu weee kejernya 100 kali lipat hahahaha. Tapi ya gimana lagi ya kan. Ditinggal aja. Toh saya hingga kantor juga paling beberapa jam inget tadi Bebe nangis terus lupa lagi lol.

(Baca: Drama daycare Bebe pasca liburan taun lalu)

NAH, tapi sehabis pindah ke daycare baru, Bebe nggak nangis sama sekali. Udah masuk bulan keempat dan Bebe bahkan belum pernah nangis alasannya saya tinggal. Saya bahkan cuma nganter ke daycare hari pertama aja itu pun beliau nggak nangis sama sekali. KOK BISA?

Ibu: “Be, kau kok kini nggak pernah nangis jikalau pergi sekolah? Dulu di daycare usang nangis terus”

Bebe: “Daycare usang nggak seru, banyak baby saya nggak suka”

JENG JENG.

Setelah dikorek-korek, penyebabnya yaitu si Bebe males di daycare usang alasannya nggak ada anak seumurannya! Iya kan saya udah dongeng ya jikalau Bebe jadi anak paling bau tanah di daycare, sisanya bayi-bayi setaunan gitu. Males lah dia. Kalau di daycare kini ya anaknya seumuran dan banyak yang lebih tua. Makara beliau merasa seru.

Dan ya saya mungkin beruntung alasannya Bebe nggak termasuk anak yang tiap hari cranky jikalau ditinggal kerja. Tapi mungkin tips ini dapat bantu:

Komunikasikan jikalau SEMUA ibu bekerja dari Senin hingga Jumat

Bebe nggak tau ada yang namanya ibu rumah tangga. Setau beliau ya semua ibu kerja alasannya ibu bilangnya jikalau ayah-ayah dan ibu-ibu itu kerja, jikalau bawah umur main sama sekolah. Ini harus terus-terusan, tiap weekend saya selalu ngobrol jikalau kini Sabtu dan Minggu maka ibu temenin Bebe main. Besok Senin jadi ibu dan appa kerja, Bebe sekolah. Tiap Jumat juga kami selalu bilang jikalau hari ini Jumat, besok ibu nggak kerja.

INI SELALU. NGGAK PERNAH NGGAK. Biar beliau selalu inget jikalau ibu dan appa hanya akan available seharian buat beliau itu Sabtu-Minggu. Tiap Minggu juga bilang “seru ya hari ini main sama ibu, besok ibu kerja Xylo nangis nggak?” jikalau beliau bilang nggak mana pujilah dengan lebay dan berlebihan. Kalau beliau bilang iya nangis, ulanglah ceramah perihal semua ibu harus kerja.

Risikonya jikalau ada yang di luar kebiasaan, misal kerja di hari Sabtu, beliau PASTI protes. Tapi ya kan nggak sering-sering juga.

Pastikan anak nggak ngantuk pas ditinggal

Iya Bebe jikalau ngantuk pas ditinggal wihhh ngamuk banget! Ya jangankan ditinggal ya berdiri tidur atau ngantuk itu hampir niscaya moodnya masih belum elok lah.

via GIPHY

Nah kini gimana caranya pas anak ditinggal beliau dalam kondisi yang happy. Jangan selama siap-siap dicuekin terus tau-tau pergi, ya ngamuk lah dia. Saya sering nih begini, Bebe tidur, diangkat ke car seat tidur, eh pas kendaraan beroda empat berhenti saya turun beliau bangun. Nangis deh alasannya mungkin berdasarkan Bebe, saya lagi cranky berdiri tidur ibu kok malah pergiiiii?!

Makara ya, saya biasanya sogok sih. Seringnya sama buah gitu. Bebe gampang disogok buah. “Pergi yuk, di jalan ibu kupasin apel” terus udah deh beliau makan apel dengan happy. HAHAHA. Pokoknya harus happy, temukan apa yang bikin anak happy.

Atau malah pergi duluan aja pas anaknya masih tidur lol. Seperti biasa menunda kengamukan. lol

Pastikan anak happy di rumah

Ya ini alasannya ternyata Bebe bosen di daycare usang makanya beliau selalu cranky jikalau ditinggal. Coba tanya anak mungkin di rumah beliau bosen sama mbak terus? Mungkin bosen di rumah terus? Mungkin bikin rutinitas gres sepedaan atau apa ya duh saya beneran nggak tau. Bikin jadwal acara gitu mungkin?

Jangan ulur-ulur waktu pergi

Iya saya suka liat ini bawah umur daycare yang udah tau anaknya nangis. Eh alah ibunya sayang-sayang terus juga. Peluk-peluk juga. Anaknya makin mellow deh. Harus tegar juga kitanya jikalau pergi ya pergi. Gitu.

(Baca: Tips Memudahkan Anak Adaptasi di Daycare)

Kalau tetep nggak dapat juga ya gimana ya. T________T Emang anaknya sayang banget kali sama ibunya. Makanya saya maklum dan ngerti banget jikalau banyak ibu yang jadi berhenti kerja alasannya nggak tega ninggalin anak.

Huah. Nolong nggak sih ini tipsnya. Nggak tau tapi saya cuma melaksanakan ini aja. Dan satu hal lagi, percaya aja sih anak makin gede makin ngerti kok jikalau ibunya harus kerja. Kita juga harus yakin jikalau yang terbaik buat semuanya yaitu kaya gini. Karena balik lagi, saya belum mampu jadi ibu rumah tangga dan seharian ngurus anak. Nggak bakal berkualitas juga waktunya alasannya saya niscaya cranky.

JADIIII, STAY STRONG IBU-IBUUUUU!

-ast-

Detail ►

Memanjakan Bebe


Akhir-akhir ini Bebe sering nangis. Sering banget. Dari level nangis akting ke pojokan terus sesenggukan tanpa air mata, hingga nangis kejer beneran berurai air mata, ngamuk, hingga ngompol.

Sejak Senin hingga kemarin (saya nulis ini hari Kamis) setiap pagi Bebe nangis. Di kendaraan beroda empat ia meluk saya kenceng banget dan bilang "aku nggak mau ke daycare". Kemudian saya leleh dan anter ia ke daycare, bukannya turun di kantor. Di daycare ia ngamuk.

Terus saya mellow gitu ke JG, Bebe kenapa ya, duka deh jadi praktis nangis blablabla. Saya kemudian jadi baca-baca ihwal perkembangan balita tiga tahun, baca milestone, baca apa yang dirasakan orangtua, baca soal family tradition and discipline, dan gres kerasa digetok. Ternyata masalahnya ada di saya, bukan di Bebe.

Faktor utamanya ialah alasannya ialah saya gres ngerasa sayang banget sama Bebe! After 3 freaking years! Dulu pas Bebe 3 bulan dan pertama kali masuk daycare, orang-orang pada bilang "ya ampun tega amat bayi kecil ditaro di daycare!".

(Baca: Tips Adaptasi di Daycare)

Dan saya nggak paham kenapa harus nggak tega sih? Tega-tega aja ah! Hari pertama ok saya nangis alasannya ialah khawatir, tapi hari-hari berikutnya ya biasa aja. Sayanya nggak drama atau apa. Ya itu tadi, ternyata dulu saya belum ngerasa se-attach itu sama Bebe. Huhu. Maaf ya, Be. :(

Makin gede wow Bebe makin menyenangkan ya, bisa diajak komunikasi, bisa diajak ngobrol, nggak ngebosenin, nggak usah nenenin, segala-gala bisa sendiri. Saya jadi seneng banget deket-deket dia, main sama dia, dan ngobrol sama dia. Baru kerasa wow punya anak itu lucu banget ya!


Saya overwhelming sama semua kemampuan ia dan lupa kalau ia sebenernya masih balita dan harus diperlakukan sebagai balita. Saya lupa kalau saya harus membiarkan Bebe menangis alasannya ialah anak kecil menangis itu wajar! Anak yang di daycare, anak yang sama nanny di rumah, anak yang sama ibunya di rumah, semua niscaya menangis kan kalau memang sedang emosi? Kaprikornus menangis itu tidak apa-apa!

(Saya aja hingga lupa saya pernah nulis 5 Alasan Anak Butuh Menangis)

Saya lupa kalau saya dihentikan memanjakan Bebe. Saya lupa kalau harusnya saya tegas dan tidak memanjakan ia dengan banyak hal yang bahwasanya tidak perlu. Wah bener-bener sih kalau dirunut ke beberapa bulan terakhir, untuk pertama kalinya saya beli macam-macam barang yang terhitung nggak murah untuk Bebe. Dari baju, sepatu, mainan, hingga sepeda.

Padahal semenjak bayi Bebe nggak pernah saya belikan barang apalagi mainan. Beli mainan murah aja nggak! Mainan Bebe dibeliin sama ibu saya atau hadiah dari orang. Saya dulu sama sekali nggak bisa relate sama ibu-ibu yang mengeluh model:

"setelah punya anak apa-apa belanja buat anak dulu, ibunya jadi jarang belanja"

atau

"ke mall niatnya beli tas sendiri, hingga sana malah beliin sepatu anak"

No, saya nggak pernah kaya gitu. Bahkan segala baju lucu aja nggak pernah saya beliin. Saya tetep belanja banyak untuk diri saya sendiri, Bebe secukupnya aja, sepatu aja cuma punya satu, nggak kaya ibu-ibu lain yang sepatu anaknya banyak banget hahaha.

Sampai beberapa bulan kemudian hhhh. Tiba-tiba kok rasanya beli banyak barang banget buat Bebe. Sampai saya berulang kali bilang ke JG, he's so spoiled!

Bilang doang tapi, tiap ia minta apa juga dikasih. Anaknya nggak minta apa-apa juga tiba-tiba saya beliin apa gitu. T_____T Minta barang khususnya ya, cuma kalau nolak mandi, nolak berhenti nonton, gitu-gitu sih masih dimarahin.

Padahal dari dulu ia tantrum banget kan, tapi dulu sayanya tega. Karena dulu ia nangis doang sambil marah-marah, kalau kini nangis pake perhiasan "aku maunya ibu" atau "aku nggak mau mainan, saya mau ibu". Jadinya sayanya leleh deh.

Dan ternyata iya, ngasih barang-barang yang ia mau pribadi seketika itu efeknya tidak mengecewakan kerasa. Bebe yang sebelumnya dapat bangun diatas kaki sendiri dan jarang nangis, kini jadi nangisan banget.

Sedih deh ah. Langsung merasa bersalah alasannya ialah jadi ibu yang kurang tegas dan kalah sama anak.



Akhirnya nemu ini di babycenter and I plead guilty! Yang merah dari babycenter, dan yang ditulis biasa ialah perasaan saya ya. (deuh si eceu, apa-apa pake perasaan lol)

Leaving your child for the day or evening can be tough. Parents often have separation anxiety too – and sometimes a parent's anxiety can fuel it in the child. If your child is having a hard time saying goodbye, you might want to examine your own attitude toward parting. You could be inadvertently causing a problem if:

Ninggalin Bebe kapan pun berat banget rasanya sekarang. Belum hingga pengen resign sih, gres hingga ngerasa bersalah. Dan ya harus diakui ternyata memang attitude saya yang bikin ia jadi manja. Apa aja? SEMUANYA YANG DI BAWAH INI.

🙅 Your goodbyes take more than a minute or two and involve many hugs and kisses, tips, and reminders to the sitter or the child.

Oh tentu saja. Bukan a minute or two lagi, lebih dari 10 menit malah alasannya ialah harusnya saya turun di kantor ini malah ikut dulu menjauh ke daycare Bebe. Sepanjang perjalanan malah peluk-peluk dan cium-cium terus. Tsk. Padahal dulu memandang sebelah mata ibu-ibu yang kurang besar lengan berkuasa kaya gini. *sigh*

🙅 You leave and then return quickly just to check on your child or give one last kiss.

Nggak leave and return quicky sih tapi molor-molorin waktu semoga bisa lebih usang peluk Bebe. Hah saya menyesal sekali. :(

🙅 You ask, "Will you miss me?" or are visibly emotional about leaving.

Saya ngomong "Ibu kangen juga kok sama Bebe kalau Bebe di daycare and blablabla kalimat sayang-sayangan". Yang bikin mellow kok ya diri sendiri ah sebel.

🙅 You provide complicated explanations for why you have to go and make elaborate promises about what you'll do together when you get back.

Iya ini ngaku salah. Mana saya hingga iming-imingi mainan! Kalau tidak nangis nanti ibu pulang bawa mainan baru. Kemudian ia tambah drama "aku nggak mau mainan saya mau ibu" T_________T

🙅 Your child's sharp antennae and busy imagination will pick up on your cues. A cheerful, confident attitude goes a long way in making partings pleasant. Keep in mind that it's healthy for a 3-year-old to spend time in the company of other adults, so by making goodbyes short and sweet, you're doing him a big favor.

Ya, kalimat terakhir akan selalu saya ingat. Bebe lebih kondusif dan lebih produktif di daycare daripada hanya di rumah bersama saya yang nggak bahagia. Saya yang ikut mellow dan duka banget pas naro Bebe di daycare jadi imbas negatif buat Bebenya sendiri. Harus ceria ya nanti lagi! #monolog

source: babycenter 

Tapi ya, jadi orangtua kan pembelajaran seumur hidup nih, ya udah saya terima kesalahan saya dan mulai menata hati serta kebijaksanaan semoga bisa kembali tegas sama Bebe. Dan emang kerasa banget loh Bebe manja kalau ada saya doang!

Kemarin pagi hasilnya nguat-nguatin hati dan tetep turun di kantor. Bebe ngamuk di-strap di car seat. Nggak nyampe 5 menit JG chat katanya Bebe udah berhenti nangis dan pribadi ceria. YAELAAHHH.

Hari-hari sebelumnya berarti emang sayanya yang drama. Pake hukum nganter ke daycare segala, mandiin, nemenin makan, dan ikut duka pas hasilnya saya tetep harus berangkat kerja. Besokannya juga sama, pake cium-ciumin terus selama di mobil, ngamuk deh hasilnya pas turun di daycare.

Lagian saya ngapain drama coba, kalau pun Bebe di rumah seharian sama saya, niscaya ada aja kok yang bikin ia nangis. Yang ada malah makin praktis ngambek alasannya ialah saya manjain. Sementara di daycare ia jarang banget nangis.

Well, itulah dongeng ahad ini dari saya. Semoga bisa diambil hikmahnya ya bahwa bila merasa anak manja maka bercermin dulu pada sikap kita sendiri. :)

Selamat simpulan pekan!

-ast-

Detail ►

Bebe's Story 39 - 43


Bulan ini berat sekali ibu-ibuuuu. Karena sepertiganya di Bandung liburan Natal hingga Tahun Baru terus Bebe jadi clingy banget sama saya. T_____T

Saya bukan tipe melankolis jadi Bebe clingy itu aduhhhh pusing! Ini jikalau tipe melankolis udah resign nih dari kantor. Saya mah masih kerja aja biasa. Hahahaha.

Kasian sih, tapi Bebe mencar ilmu banyak di daycare percayalah. Dia dapat hingga di sini sebab mencar ilmu berteman, mencar ilmu toleransi di daycare dan mencar ilmu kehidupan sama saya. Maksudnya jikalau saya 24 jam sama dia, mungkin saya tidak akan sewaras ini, begitu pula Bebe.

Kaprikornus inget kemarin ada ibu-ibu yang bilang anaknya suka coret-coret tembok. Bebe pernah tentu saja, sekali doang. Karena saya kasih tau jikalau coret di tembok tidak baik, tiap nemu dinding penuh coretan di jalan saya selalu bilang jikalau itu tidak baik.

Solusinya JG tempel karton besar di dapur untuk Bebe coret-coret. Sekarang tiap lewat jalan yang dindingnya penuh coretan Bebe akan bilang "ibu itu coret tembok tidak baik".

Saya kemudian mempertanyakan, apa saya punya kesabaran untuk mengobrol dengan Bebe sebanyak itu jikalau saya nggak kerja? Kalau saya seharian bersama Bebe, apa Bebe akan tetap memandang saya sama? Karena saya nggak kerja dan kelamaan sama beliau itu beliau jadi manja banget.

Sering juga liat ibu-ibu yang males jawabin pertanyaan anaknya, ya males sih emang jikalau ditanya hampir 24 jam ya kan apalagi berdasarkan ibunya "pertanyaannya kurang penting".

Tapi sebab saya hanya punya sedikit waktu sama Bebe, saya jadi jawab semua pertanyaan Bebe. SEMUA. Belum pernah saya suruh beliau membisu atau tidak menjawab. Kalau tidak tahu saya bilang tidak tahu nanti kita cari tahu sama-sama ya. Tapi dijawab, bukan membisu atau ssstt menyuruh diam.

Saya paling kasihan sama anak yang disuruh berhenti bertanya sama orangtuanya. T______T

Oke cukup ihwal saya.

Kaprikornus tiap malem Bebe masih nggak mau jawab jikalau ibu kerja Bebe di mana? Biasanya beliau jawab dengan ceria "daycare!" kini nggak mau. Pagi-pagi meluk kenceng banget sayanya nggak boleh mandi. Sampai daycare nangis tentu saja. Maunya di daycare tapi mau sama ibu.

T______T

Udah baca blogpost Drama Daycare ini kan? Nah itu hari kedua doang beliau kalem, hari berikutnya kembali kejer. Kalau di carseat ketiduran, saya turun di kantor, di daycare JG yang nggak boleh pergi hahahaha. Auk ah stres.

Di luar itu semua Bebe mulai dapat menunjukkan ketertarikan pada sesuatu. Dan beliau gres  tahu jikalau beliau tidak punya maka beliau dapat beli. Dia juga dapat memuji dengan "lucu!" wah gantungan lucu! Pin lucu! Ini lucu! Semua aja yang beliau anggap anggun beliau puji dengan "lucu!" Nggak usah ditanya memalsukan siapa ya plis.

Ini celetukan Bebe bulan ini.

#39

Bebe tidak punya kendaraan beroda empat polisi, terus saya belikan di Borma, 8ribuan dapet dua biji. Segede upil. Kecil banget tapi gemes, panjangnya paling 3 cm. Dua hari pertama excited, hari berikutnya bosan.

Bebe: "Ibu, kendaraan beroda empat polisi besal mana?"

Ibu: "Memangnya Xylo punya?"

Bebe: "PUNYAAAAA"

Ibu: "Yang mana? Ibu tidak tahu?"

Bebe: "Salo punya, beli dulu"

HAHAHAHAHAHAHA

#40

Di Ciwalk.

"Wah om itu ngeloko! Kabuuullll!"

Ini sebab tiap ada orang merokok saya bilang ke Bebe jikalau itu tidak baik dan harus jauh-jauh. Mungkin beliau menyangka merokok = orang jahat maka harus kabur.


#41

Bebe sudah terlalu usang mandi. Takut masuk angin soalnya di Bandung dingin. #AsianMom

Ibu: "Be udah dong mandinya, sikat gigi di luar aja yuk!"

Bebe: "Di sini aja ibu"

Ibu: "Di luar aja deh, dingin"

Bebe: "Jangan ibu nanti ada mobil"

AHA!


#42

Tetangga di Bandung punya anjing namanya Snowy.

JG: "Be, panggil anjingnya, Snowy! Snowy! gitu!"

Bebe: "ANJING! ANJING!"

JG: "SSSTTT BE jangan teriak anjing anjing. nama anjingnya Snowy. Panggil aja Snowy! Snowy!"

Bebe: ""ANJING! ANJING!"

HAHAHAHAHAHAHA

#43

Bebe gres mengerti serunya nonton. Tapi saya larang nonton sambil nenen sebab yah, nggak tau kenapa semoga disiplin aja.

Ibu: "Jadi mau nonton atau nenen?"

Bebe: "Nenen"

Ibu: "Ya udah matikan filmnya"

Bebe: "Nonton"

Ibu: "Yeee, yang betul. Nonton apa nenen?"

Bebe: "Nonen"


Selain itu Bebe juga gres mengerti soal mengembangkan mainan. Berbagi kuliner sih selalu dilakukan, beliau nggak pernah pelit soal makanan. Cuma urusan mainan nih.

Nah kata "gantian" pun jadi nempel banget di kepala Bebe. Lagi macet "Macet ya ibu? Gantian mobilnya ya ibu? Seperti Salo main perosotan? Seperti Salo main ayunan?" IYAAAAA.

Dan ya, makin menentukan orang. Mana yang akan beliau sapa mana yang tidak akan. Mana yang mau dipeluk dan tidak (clue: hanya ibu). Mana yang mau beliau cium dan mana yang tidak (clue: hanya ibu JUGA).

Ya begitulah.

See you next month!

Detail ►

On Work Life Balance


Pernah liat gif ini nggak sih? Sempet viral di Twitter beberapa bulan kemudian dan tentu saja saya RT sepenuh hati. Malah saya liatin terus-terusan sambil ngelamun alasannya kok iya banget ya. You can't have it all.


Ketiganya dapat "on" bila high salary diganti dengan "more saving" dengan syarat punya ortu atau mertua yang rajin ngasih uang untuk ditabung. Serius. Kalau kaya saya dan JG yang nggak pernah terima uang dari ortu dan mertua (nggak ngarep dan nggak pernah mau minta sih tepatnya), ya udah cuma dapat memandangi gif ini dan mikir banget.

Nulis ini juga alasannya abis ngobrol sama JG yang bilang "hidup kita gini-gini aja ya" alasannya gres naik honor dikit, daycare Bebe naik juga. Naiknya banyak pula Rp800ribu hahahahaha. Wajar sih naik segitu alasannya dari kemarin sejujurnya kami emang ngerasa kemurahan banget untuk ukuran daycare + preschool montessori. Materialnya aja lengkaaappp banget dan material montessori beneran bukan ala-ala. Style-nya juga montessori bukan cuma urusan material aja.

Nggak usah ngingetin soal bersyukur ya, alasannya tau dari mana sih kalian bila kami nggak bersyukur? Mengeluh itu manusiawi apalagi bila abis dapet email perubahan harga daycare lol.

Saya jawab "ya nggak apa-apalah kaya gini, tapi kan kau dapat anter jemput Bebe tiap hari, saya juga dapat tiap malem quality time sama kalian".

Iya, work life balance.

Satu hal yang mungkin bikin saya betah kerja hingga kini alasannya kehidupan saya seimbang banget. Beruntung emang kami berdua punya kantor yang jam kerjanya pasti, pressure-nya so so, hampir nggak pernah lembur, dan fleksibel untuk urusan izin/cuti. Kekurangannya ya itu, di bab high salary HAHAHAHAHA.

Karena ya, nggak ada yang gratis di dunia ini, darling. Kalau mau honor gede, ya kerjanya usang ATAU pressure-nya gede banget. Kerja usang dengan pressure tinggi sih bye aja ya sama work life balance. Kapan ketemu anak? Kapan ngobrol sama suami? Stres hingga dibawa ke rumah dan nggak happy ketemu anak. Sedih kan. Ya kecuali emang nggak punya anak.

Dulu pas awal pacaran, saya dan JG kerja di daerah yang nggak tau waktu banget deh. JG harus selalu on call, bawa laptop ke mana-mana, beberapa ahad sekali pergi ke luar kota dapat berbulan-bulan #MantanPejuangLDR. Saya sendiri juga gitu, masuk Sabtu Minggu atau kerja hingga tengah malem ya udah nasib, nggak ada urusan dapat ganti hari libur kaya sekarang. Waktu persiapan nikah, kami tetapkan enough is enough dan biarlah honor JG berkurang hingga setengah lebih ASAL nggak perlu on call, punya jam kerja pasti

Prioritas kami terang bukan uang. Dan meski waktu itu tetapkan dengan sadar, hingga kini masih harus ngingetin diri sendiri aja bahwa kami bukannya nggak mau terima kerjaan dengan honor yang jauh lebih besar. Nggak mau bila bayarannya ialah mengurangi waktu sama keluarga.

Karena proposal itu banyak lho. Apalagi dari startup yang berani bayar tinggi ya. Tapi duh namanya perusahaan gres merintis ya, kadang kerjaan satu tim harusnya bertiga dikerjain sama satu orang. Gajinya sih honor bertiga, tapi kan saya bukan hidup buat kerja doang. Plus tau persis temen-temen kami banyak yang gajinya jauh lah lebih gede, tapi ya kerjanya juga lebih "usaha" HAHAHAHA. Nggak sesimpel hidup kami banget.

Kaprikornus kami bertahan dengan honor yang so-so aja tapi ya itu, JG dapat quality time sama Bebe anter jemput ke daycare dan saya sendiri masih dapat melaksanakan banyak hal lain, gambar, sesekali nulis blog, dan nemenin Bebe bermain dan berguru (kaya majalah Bobo lol).

Jadi gimana tips semoga hidup dapat seimbang bagi ibu bekerja?

1. Komit nggak akan ngambil kerjaan yang waktu kerjanya nggak pasti


Saya sih kerja di industri kreatif yang cenderung lebih fleksibel ya, tapi JG yang engineer dan kerja di korporasi aja dapat kok kerja on time dari jam 8 hingga jam 5. JG bisa-bisa aja loh kembali jadi engineer demi honor 2-3 kali lipat, tapi mikirin harus LDR dan saya nganter jemput Bebe sambil kerja itu rasanya kok nggak gitu ya maunya. Kaprikornus kami berdua komit untuk selalu kerja di kantor dengan jam kerja pasti. Jangan simpel tergiur proposal kerja, biar aja kerja di daerah yang sama dan honor naiknya dikit-dikit daripada ambil risiko di daerah gres terus jadi nggak dapat lama-lama sama Bebe.

2. Work smart

Karena kami nggak pernah ngelembur, waktu di kantor harus dimanfaatkan sebaik mungkin biar kerjaan yang beres banyak dan nggak nunda ngerjain sesuatu. Karena banyak loh saya liat orang-orang yang lembur justru alasannya sesiangnya santai banget. Malah ngobrol, jalan-jalan, chat sama temen-temen, makan siang pulangnya telat, dll. Jangan dong, bila lembur alasannya kitanya nggak dapat bagi waktu sih nggak fair banget loh buat anak yang ditinggal di rumah.

3. Luangkan waktu SETIAP HARI

IYA SETIAP HARI. Dulu sih kami pergi dan pulang sama-sama alasannya di kendaraan beroda empat itu quality time banget ngobrol sambil macet-macetan. Meskipun dulu kantor dan rumah saya deket banget, saya tetep nunggu dijemput di kantor biar dapat ngobrol di mobil. Temen kantor dulu hingga ada yang nanya "kenapa nggak pulang duluan aja sih daripada nunggu lama?" Saya jawab "loh kan poinnya itu pulang sama-sama, bukan pulang sendirian" :D

Sekarang pergi dan pulang sendirian alasannya kini rumahnya di tengah, dulu sih kantor saya yang di tengah jadi sekalian pulang jemput saya dulu huhu saya merasa kosong. Tapi gimana lagi ya, balasannya ya tiap malem nyempetin duduk bareng di meja makan deh, JG makan (saya udah makan duluan di kantor), Bebe ngemil-ngemil, ya ngobrol deh pokoknya. Selama di jalan dari daycare hingga ke rumah juga Bebe telepon pake loudspeaker (biar JG dapat denger) dan ngobrol sama saya sepanjang jalan.

Disempet-sempetin dan bila udah ketemu jangan main hp! Terbantu banget sih sehabis Bebe lepas gadget, ngobrol lebih efektif.

5. Pillow Talk sama Bebe

Sebelum tidur, saya minta Bebe dongeng dulu. Cerita apa aja suka-suka Bebe, kadang dongeng di sekolah ngapain aja, atau malah beliau ceritain ulang Upin Ipin yang pernah ditonton. Sama satu ritual lagi, berguru ngeja sebelum tidur. Bukan berguru baca ya, tapi ngeja kaya "N A?" Bebe jawab "NA" gitu. Atau "A G?" "AG" gitu-gitu deh. Hurufnya Bebe yang pilih sendiri. Pokoknya sebisa mungkin berguru atau baca buku. *mamah mamah ambisius*

6. Jalankan hobi

JG suka main bola, suka lari sendirian, kadang nonton bioskop sendirian, ya boleh-boleh aja sih. Saya juga gambar, kadang masih ambil job dari blog, dan banyak lagi. Waktu sendirian untuk ngerjain hobi itu menyenangkan alasannya ya kadang kita emang butuh sendirian kok. Asal komit punya waktu untuk sama-sama dan nggak rusuh waktu salah satu mau sendirian. Nikah sesimpel itu kok. *YAKEENNNN? LOL*

Ingat tips dari Will Smith ini deh.



7. Bebe di daycare

Kalau jam kerja udah niscaya dan jarang lembur, taro anaknya di daycare deh beneran. Tutup kuping sama siapapun yang kontra kecuali mereka bayarin hidup kalian (salah satu alasan kenapa nggak mau terima uang dari ortu/mertua alasannya nggak mau melibatkan mereka dalam diskusi soal keluarga/anak lol). Kenapa taro di daycare, alasannya daycare bikin tenang jiwa raga banget.

Nggak ada drama mbak mendadak pulkam, nggak ada drama susah makan, nggak ada drama takut kurang gizi, nggak ada deg-degan takut kurang kegiatan/stimulasi, nggak ada kekhawatiran anak takut nggak dapat sosialisasi. Damai. Ya lebih mahal daripada bayar mbak, tapi damai. Ngurangin banyak stres banget alasannya kita tau anak ada di tangan orang yang ngerti gimana cara ngedidik anak.

*

Udah sih gitu aja. Balik lagi, ini kan tujuannya work life balance ya. Kaprikornus ya emang harus milih. Kalau kalian emang harus milih high salary alasannya harus biayain orangtua dan adik-adik ya jalani aja alasannya gimana lagi ya kaannn. Kalau punya pilihan sih dapat milih, bila nggak punya pilihan ya apalagi selain nikmati aja. :)

Demikian sharing hari ini. Semoga dapat diambil faedahnya yaaa.

-ast-

Detail ►

Bebe Dan Toilet Pembinaan (2)

GOOD NEWS, PEOPLE! THE WAR HAS FINALLY ENDED!

Alhamdulillah ya ternyata postingan toilet pelatihan ini cuma ada  Bebe dan Toilet Training (2)
Alhamdulillah ya ternyata postingan toilet pelatihan ini cuma ada 3. TIGA DOANG SIH TAPI SETAHUN WOY.

T_______T

Iya saya cek postingan pertama pas psikolognya Bebe nyaranin toilet pelatihan itu bulan Oktober tahun lalu. Setahun banget nih prosesnya? Oh tentu tidak hahaha.


Baca dulu coba yang tahun kemudian agar ceritanya nyambung:
Makara waktu Februari itu ya paling tahan 2 ahad lah nggak pake diapers. Selanjutnya pake lagi sebab (kalau nggak salah) ketemu lagi kegiatan psikolog terus psikolognya ganti!

Terus hubungannya apa, ceu?

Intinya selama ini di daycare 3 bulan sekali ketemu sama psikolog namanya Mbak Diana, tapi kebetulan pas jadwalnya, Mbak Diana nggak dapat dateng. Makara daycare cari psikolog pengganti. Nah psikolog pengganti ini bilang bila sebaiknya, weaning dan toilet pelatihan itu jangan sekaligus nanti anaknya bingung.

Bagi kita mungkin hanya berhenti nenen dan berhenti pake diapers, tapi buat anak, keduanya ialah dua hal yang sangat besar dan mengubah hidup. Hal-hal besar kaya gini harus dilakukan satu per satu!

Wow, saya tercerahkan banget!

Karena sebelumnya Mbak Diana selalu menyemangati, ayo niatin weaning, ayo niatin toilet training, pokoknya peer semenjak Bebe umur dua tahun itu ya dua itu. Sebagai ibu ambisius ya saya niatkan dua-duanya lah walau berakhir di niat belaka hahaha. Praktiknya nanti dulu, yang penting Bebe udah terus dikasihtahu bahwa suatu hari ia tidak nenen dan tidak pakai diapers lagi.

Karena dibilang harus satu-satu, ya udah alhasil saya pakaikan ia diapers lagi dan fokus berhenti nenen dulu. Argumennya jelas, saya lebih pengen ia berhenti nenen dibanding pipis di kamar mandi hahaha. First thing first lah, yang ribet diduluin dulu lol.

Akhirnya nenen berhasil berhenti tanpa drama apapun tapi diapers masih terus dipake. Apalagi Bebe kemudian cacar air dan roseola infantum ya ampun ribet lah mikirin anak sakit terus ngompol.

(Baca: Bebe Menyapih Diri Sendiri dan Bebe Cacar Air)

Jadi gimana kok dapat Bebe nggak ngompol lagi? 💆🏻

Gimana yaaaa. Beneran saya nggak pake teori apapun! Nggak pake toilet pelatihan dalam 24 jam lah, 3 hari lah, cuti lah, ini itu. Nggak sama sekali. Tau-tau dapat aja gitu bilang mau pipis.

Percaya nggak?

HAHAHAHAHA KAYA GAMPANG TAPI YA NGGAK SEGAMPANG ITU JUGA.

Ayo kita ingat-ingat kronologinya. Dan menyerupai biasa akan detail agar saya ingat dan dapat baca ulang. Yeay aye!

🎊 Lebaran

Abis libur lebaran, mbak daycare bilang “bu, pokoknya saya udah niatin masuk libur ini Xylo harus udah nggak pake pampers lagi”.

Oke siaaappp. Mbak daycare kadang lebih ambisius dari ibunya sih emang. Dia gemes sendiri sebab si Bebe ngompol itu lempeng, ga risih atau malu. Dari situ mulailah Bebe nggak pake diapers. Di rumah?

OH YA PAKE DONG.

Jangankan di rumah, pulang dari daycare aja udah dipakein diapers lagi sebab duile males amaaatt sama urusan ngompol. Tapi kata mbaknya, bila siang udah nggak pernah ngompol. Bukan sebab bilang, tapi sebab rajin diajak pipis.

Oke. Niatnya waktu itu sebelum pindah daycare dan mulai sekolah ia harus udah lepas diapers sebab saya takut dijudge ibu-ibu lain di sekolah. Hih masa anak udah preschool masih pake diapers? MALU KELES. GITU.

Takut dijudge sebagai ibu pemalas. Padahal emang iya, cuma ogah ngaku sama orang gres kenal HAHAHA.

🎊 Kenyataannya?

Dipikir-pikir kasian juga ya Bebe harus mikirin sekolah gres dan mikirin harus pipis di toilet. Pindah sekolah kan super big thing jadi ya nggak mungkin lah harus dua-dua dipikirin sama toilet training. Akhirnya selama sounding soal sekolah, saya pakein ia diapers lagi dan ngomong pake bahasa Indonesia. Takut ia stres.

(Dan ternyata sounding berhasil, pindah sekolah nggak drama. Ceritanya ada di sini: Bebe Sekolah! dan dongeng soal Bahasa Inggris di sini: Bebe dan Bahasa Inggris)

Ya udahlah saya terima di-judge hahahahahahaha. Hari pertama sekolah bawa diapers sebungkus. Dan ya, itu diapers pertama dan terakhir Bebe di sekolah. KYAAAAA.

🎊 The process

Dari awal saya jelasin ke gurunya bila Bebe di daycare usang udah lepas diapers. Cuma di rumah emang masih pake. Akhirnya selama di daycare, Bebe selalu terus dicoba ditanya sama missnya mau pipis nggak? Dan jawabannya selalu nggak. Saya tanya Bebe, kenapa sih bila pipis nggak mau bilang?

“Soalnya saya aib bilang sama miss bila mau pipis”

YA AMPUN.

Iya sih ya, sama orang belum kenal ngomong mau pipis gimana yaaa. Nggak dapat bilang “permisi bu, toilet di mana ya?” gitu kan. Karena nggak dapat pipis sendiri hahaha. Kasian Bebe.

Akhirnya saya biarin aja deh. Biar ia penyesuaian dan kenalan dulu sama sekolahnya. Cuma tiap weekend bila di rumah doang ya saya nggak pakein diapers. Ngompol ya ngompol. Kalau lagi jalan ke luar ya pakein diapers aja. Karena sayanya udah siap jadi ya nggak stres. Nggak dibikin pusing lagi.

Ini mungkin yang mba Windi bilang bahwa toilet pelatihan lah dikala anaknya siap. Bebe udah tau bila ia harus pipis di kamar mandi, cuma kadang last minute banget ngomong pipis jadi ya kelepasan pipis di celana.

Minggu ketiga di sekolah, udah nggak pake diapers. Dan udah nggak ngompol sebab rutin “dipaksa” diajak pipis. Cuma ya pas pulang ngompol di mobil. Sempet juga sekali ia main sama saya di teras luar, jongkok lihat semut, eh tiba-tiba paving blocknya basah. Pipis ia hahahaha. Terus ia shock bengong, mungkin masih lupa bila ia nggak pake diapers kan.

Dua kali ngompol di car seat, jadi pelajaran buat ibu yang kenapa sik oon amat nggak kepikiran bila HARUS pipis dulu lah di daycare sebelum pulang. Ya udah besoknya sebelum pulang pipis dulu. Setelah itu kondusif ternyata.

Tantangannya cuma tinggal malem pas tidur. Tapi saya udah nggak mikir apa-apa sih, lepas aja bodo amat. Seburuk-buruknya yang terjadi pun hanya ngompol kan.

Akhirnya dari riset harian, saya tau pattern-nya. Bebe tiap malem sebelum tidur selalu mandi, pipis dong pasti. Nah bila abis mandi minum susu sekotak, maka ia probabilitas ia ngompol akan sangat rendah. Tapi bila minum susu dua kotak, ia PASTI ngompol.

Ya udah kini saya kasih susunya sekotak doang. Mayan kan ngirit HAHAHAHA.

Terus ya udah gitu doang. Apaan sih ya nggak terang amat saya cerita.

Intinya kini udah hampir 2 bulan di daycare baru, Bebe udah dapat nahan pipis dan udah dapat bilang bila mau pipis. Udah nggak pernah ngompol sama sekali, udah nggak last minute ngomong mau pipis. Di mall dan di daerah umum juga kondusif jaya, jalanan macet pun ia dapat tahan.

Diingetin buat pipis cuma sekali pas berdiri tidur sebab ia biasanya masih mong gitu kan melamun jadi ya diingetin pipis gres pergi ke daycare.

Saya nggak beraninya bila ke daerah kaya CFD gitu, jadi ahad kemudian masih saya pakein diapers. Eh tapi terus ia bilang dong “ibu saya pake pampers ya? Aku boleh pipis di sini aja?” HAHAHAHA PINTAR. Terus ia pipis sambil berdiri di tukang baso lol.

Gitu doang. Gampang kan? Alah siapa bilang toilet pelatihan susah hahahahahaha. Tinggal lepasin aja diapersnya kok. Nggak perlu pelatihan pants segala soalnya ... mahal. Yang penting niat. Udah gitu aja. *SOMBONG TAK TERKIRA* hahaha

Selamat hari Rabu!

-ast-

Detail ►

Bebe Sekolah!


Hari ini hari kedelapan Bebe sekolah dan ya, saya cukup terharu sih sama perkembangannya. Iya, gres 8 hari udah kerasa beda!

Oke jadi daycare dan preschool Bebe ini konsepnya montessori. Nah, meskipun montessori itu lagi hype banget dan kaya diagung-agungkan semua ibu hingga pada niat #montessoridirumah, saya sendiri nggak jadi yang gremetan pengen banget Bebe sekolah montessori.

Pertama alasannya ya ini kan cuma preschool, saya sendiri jadinya belum punya goal apa-apa untuk Bebe. Yang penting ia dapat bergaul aja sama anak seumurannya alasannya di daycare usang kan ia main bener-bener sama anak kecil.

Terus kenapa hasilnya saya pilih preschool montessori?

Mmmm, nggak begitu. Preschool ini saya pilih bukan alasannya metode montessorinya, tapi alasannya daycare-nya bagus! Karena kan sebenernya preschool-nya mah sebentar banget ya, sehari cuma 2 jam. Sisanya kan justru ia main di daycarenya, jadi saya pilih alasannya sesuai dengan daycare yang saya mau.

Rumahnya luas, kena sinar matahari, ada playground luaaassss, mainan, sepeda, buku banyak banget, dan anak tidak selalu di kamar. Anak bebas ke mana pun. Lokasinya di perumahan sepi pula, jadi dapat naik sepeda di jalan depan rumah atau jalan-jalan ke taman. Beda sama daycare yang pernah saya review ini (KLIK DONG). Kaprikornus kebetulan aja bila metodenya montessori.

(Review daycare usang Bebe, 3 tahun loh di sini: Tweede Daycare Benhil)

🍎 Sosialisasi

Sejak awal kami cari preschool (sekitar bulan Juni), saya udah sering bilang ke Bebe bila nanti ia akan pindah sekolah.

Dua ahad sebelumnya hari H pindah, sosialisasi makin gencar. Bahwa nanti temannya akan anak besar semua, setiap hari saya kasih kalimat-kalimat yang menyiratkan sekolah itu seru sekali. Dan ia memang belum liat sekolahnya hingga hari pertama.

"Main sama anak kecil kan nggak seru ya, Be? Nanti di sekolah, temannya anak besar semua loh!"

"Be, nanti gurunya bukan Kak Wina lagi, gurunya cendekia loh. Nggak apa-apa kan ganti guru?"

"Be, sekolah Bebe besaaarrr sekali. Seru loh mainannya banyak, ada tenda dua, ada perosotan, banyak lah pokoknya"

Dan masih banyak lagi versi kalimat kaya gitu.

🍎 Hari pertama

Hari pertama yang resah siapa? Ibu dan appa tentu saja. Bebe sih semangat banget alasannya ia udah membayangkan sekolahnya seru. DAN UNTUNGNYA SERU!

Dia dateng masih pake baju tidur, saya eksklusif kenalin ke teachernya. Saya kasih liat bahwa ini loh rak bukunya, ini loh rak mainannya, ini loh ruang mainnya. Kemudian ia main sepeda. Saya tanya, mau liat kamar sama kamar mandinya dulu nggak? DIA MENGGELENG, SODARA-SODARA.

"Ibu dan appa boleh kerja?"

DIA MENGANGGUK, PEMIRSA.

Kemudian saya dan JG dicium dan bye kami berangkat deh ke kantor HAHAHAHA. Sungguh mudah. Nggak drama sama sekali hingga sekarang. Hari ketiga saya udah nggak anter, turun di kantor aja. Dia nggak nangis, nggak canggung atau apa. Semangat banget hingga sorenya nggak mau pulang.

Nah terus tiap hari kan dikirimin foto tuh sama missnya, hari pertama siang-siang liat foto kegiatan Bebe kok kayanya kalem amat ya. Saya forward ke group keluarga, adik saya bilang "kayanya masih kalem deh mbak, kaya yang pendiem".

Sorenya saya ngintip dulu pas jemput, ohhh pendiem bangeeettt! Dia lagi colek-colek temennya sambil bilang "aku dapat nyanyi robocar poli loh!" Kemudian ia nyanyi lagu robocar poli teriak-teriak sambil main piano plastik. Sungguh anakku pendiam, menyerupai ibu dan appanya. -_______-

Missnya juga nanya "bu, ini biasanya emang di daycare ya, berdikari banget nggak kaya anak baru" UHHH I'M SO PROUD HAHAHA.

🍎 Perubahan sehabis sekolah

Hari pertama sekolah ia makan 3 kali sendiri dan habis semua! Makan bubur kacang ijo sendiri juga habis semua! Duh emang di rumah dan di daycare usang dimanja banget sih makan selalu disuapin. Seminggu ini gres sekali ia makannya nggak habis. Mungkin nggak suka, nggak apa-apa saya mah nggak pernah maksa hehehe.

Siang udah nggak pake diapers dan cuma ngompol sekali. Ganti baju sendiri. Sekarang apa-apa maunya sendiri gitu. Pas baca-baca di website sekolahnya, goalsnya itu ternyata emang anak mandiri. Aku terharu banget deh sumpah.

Udah seminggu juga nggak nonton YouTube dan pegang HP cuma weekend doang itu pun pake alarm 1 jam doang. Ini sih emang niat sayanya juga ya, tapi menyenangkan juga ya punya anak yang nggak terdistraksi HP itu. LOVE!

🍎 Ngapain aja di sekolah?

Di sekolahnya kegiatannya banyak banget. Di hari pertama aja ia berguru siklus hidup kodok (lengkap dengan alat bantu dari karet, YES KECEBONG KARET), main badminton, meres jeruk, main-mainan montessori, dan menggunting serta melekat kodok kertas.

Kaprikornus tiap bulan ada tema-temanya gitu. Tiap hari ada aktivitas pelajarannya juga. Seru lah pokoknya, saya sendiri takjub gitu wow ternyata Bebe dapat ya!

Lucunya pas ke taman, Bebe harus jalan sambil ngegandeng dua toddler gitu jadi berguru tanggung jawab ahahahaaha gemash. Mana dikirimin foto terus, mantengin cctv terus, terharu lah pokoknya.

🍎 Kok serius amat belajarnya?

Iya banyak yang khawatir bila anak terlalu dini mulai berguru nanti katanya bosen sekolah pas gede. Saya menentukan nggak percaya hahaha. Kalau nanti misal pas SD Bebe nggak mau sekolah ya ditanya kenapa nggak mau? Kalau emang nggak mau banget ya udah nggak usah sekolah HAHAHAHA.

Rich Chigga aja nggak sekolah kan, ia homeschooling 2 tahun doang terus sisanya nonton YouTube tiap hari. Dan sori, saya nggak terima debat soal Chigga ya. *anaknya lemah sama rapper* XD

Saya nggak duduk kasus sih, ASAL KULIAH. Kaprikornus ya nggak perlu sekolah formal nggak apa-apa, tapi harus kuliah. Tandanya harus ambil ujian persamaan atau IB kan (kalau mau kuliah di luar negeri). Terserah nggak mau SD, SMP, Sekolah Menengan Atas tapi HARUS KULIAH. :)

*

Kekurangan sekolah Bebe ini cuma satu. JAUH BANGET DARI KANTOR DAN RUMAH. Deketnya dari kantor JG dan ya itu cukup bikin stres sih. Capek banget dapat 1,5 jam di jalan, dua kali lipat lebih usang dibanding dari daycare lama. Cuma alasannya bertiga di kendaraan beroda empat ya udah ketawain ajalah. Toh puas juga sama sekolahnya.

So yaaa, I think that's all! Sampai jumpa di kisah selanjutnya!

-ast-

Detail ►

Agar Anak Mau Duduk Di Car Seat

Yak, ini yakni pertanyaan semua umat terutama ibu-ibu dengan bayi yang sering pergi-pergi, gimana sih caranya biar anak mau duduk di car seat? Gimana biar anak betah di car seat?

 ini yakni pertanyaan semua umat terutama ibu Agar Anak Mau Duduk di Car Seat

Hai hai semuanya.

Saya kembali dengan artikel parenting. Finally! Seperti yang sudah saya bilang di atas, saya akan mengembangkan tips ihwal bagaimana biar anak betah duduk di car seat.

Soalnya saya sering dapet pertanyaan ini "Bebe kok mau sih duduk di car seat? Anakku susah banget!".

Sebelum masuk ke tips, ibu-ibu yang hamil atau gres melahirkan juga suka nanya saya: "mau beli car seat deh buat anak, beli merek apa ya?" Jawaban pertama saya niscaya "butuh banget car seat? akan digunakan sesering apa?" Kalau cuma sebulan sekali ke rumah nenek mah anaknya nggak bakal mau sih dijamin. Kecuali ibunya strict banget anak jerit-jerit ngamuk tetep di-strap di car seat ya. Ya udah good lah bila gitu.

Kalau kaya saya kan anak nangis di car seat niscaya saya turunin dan nenenin, bila kalian model kaya saya begini terus cuma di car seat sebulan sekali, nggak bakal kepake udah. Nggak perlu beli, sayang. Dipake minimal seminggu sekali deh gres anaknya kemungkinan besar mau. Kalau nggak rutin dipake mah nggak perlu beli sekali lagi yaaa.

Bahaya nggak? Ya ancaman lah. Duh boro-boro concern car seat ya tapi di Indonesia, supir taksi online aja masih banyak yang nggak mau pake seat belt. Gemes.

Ya buibu, ini ya tipsnya.

Perkenalkan sedini mungkin


Ya, umur berapa Bebe pertama kali duduk di car seat? Dua bulan. Technically ia malah bobo sebab belum dapat duduk. Bandung-Jakarta pake car seat dan ia rewel. Kenapa rewel? Nanti akan dijelaskan di poin selanjutnya.

Kemudian di usia 5 bulan ia tiap hari duduk di car seat sebab ia pergi ke daycare berdua sama JG. Bebe di daycare dari 3 bulan sih tapi dua bulan pertama saya ikut anter ke daycare sebab kami pake motor gengs, belum beli kendaraan beroda empat hahahaha. Deket sih nggak nyampe 5 kg tapi berat astaga, pinggang saya sakit semua. Iya saya memang cemen.

Kaprikornus bila ditanya kenapa betah? Ya sebab ia naik car seat semenjak bayi SETIAP HARI KERJA, pulang dan pergi. Itu aja udah cukup alasan sih lol. Tapi bacalah duluuu poin-poin berikutnya. Hahahaha.

Cek kenyamanan car seat


Ya, Bebe rewel diduga sebab car seat nggak nyaman. Car seatnya waktu itu minjem punya temen saya dan kurang tebel gitu busanya jadi nggak nyaman. Pas beli sendiri merek Joie sih kondusif jaya.

Perhatikan juga ukuran car seat. Bebe pernah tiba-tiba rewel banget nggak mau di car seat, ternyata sebab car seat nya kekecilan. Diganti yang gres pribadi mau dan nggak ada masalah.

Yang penting empuk lah udah.


(Klik image di bawah untuk baca tentang jenis dan menentukan car seat)

Matahari is no no

Bayi dan balita tidak erat dengan matahari, gengs. Matahari menciptakan cranky. Kalau bayi sih mending kacanya ditutup penghalang beling gitu loh yang diceplok-ceplok di kaca. APA DEH NAMANYAAAA. Ya pokoknya penghalang matahari.

Kalau kaya Bebe sih udah gedean (2 tahun 7 bulan) udah dapat pakai kacamata item lol. Bebe punya 2 kacamata item, yang satu h&m dan itu tidak nyaman digunakan toddler, nggak usah beli. Mungkin bila 5 tahunan udah dapat sebab di Bebe nggak nyangkut sama sekali hahaha. Bebe pake kacamata Superman beli di Kidz Station gitu semenjak ia umur 2 tahunan lah. Jadinya ia kalem sebab tidak silau. Kalau silau ia berisik dan marah-marah "SILAU IBU SILAAUUU!" -__________-


 ini yakni pertanyaan semua umat terutama ibu Agar Anak Mau Duduk di Car Seat
kiri kacamata superman, kanan kacamata h&m

Bawa mainan atau ...

pasang gadget HAHAHAHAHHA. Maaf ya saya emang gagal banget jadi ibu idealis idaman kalian semua. Saya pasang dudukan hp di beling samping Bebe jadi ia dapat nonton sambil duduk di car seat. Itu udah niscaya kalem lah dijamin nggak gagal.

Kalau gagal mungkin ia ngantuk atau laper makanya cranky. Kalau bayi-bayi belum ngerti nonton sih dapat digantung mainan yang suara kincring-kincring macam di baby bouncer ya. Bebas lah, berikan apa yang bayi kalian sukai.

Nonton ihwal Car Safety

Ini works well banget sama Bebe abis kemarin drama daycare itu, selain ia nggak mau juga duduk di car seat sebab takut saya strap terus saya tinggalin huhu. Sekarang ia udah nggak drama tapi itu worth separate blog post!

Intinya Bebe mau duduk lagi di car seat sebab saya kasih tonton film ihwal car safety. Bebe lagi suka Robocar Poli jadi kebetulan banget! Episode Poli di bawah ini ihwal car safety dan pentingnya duduk di car seat untuk anak-anak. Kaprikornus bila ia nggak mau duduk saya tinggal bilang "kata Poli apa?" dan bila mau duduk saya akan puji "wah berilmu ya berdasarkan pada Poli" IYA BUKAN MENURUT PADA IBU HUUUU.


Terakhir, temani dan tunjukkan bila kita pun pakai seatbelt. Seatbelt itu keren, puji setiap ia mau duduk di car seat. Gitu aja sih. Saya juga nggak ekstrem banget tapi most of the time Bebe di carseat. Kalau ibu-ibu yang andal kaya si Gilang temen saya mah beuh, mau nenen aja kendaraan beroda empat harus berhenti dulu. Saya nggak tahan ah, nenen ya nenen dulu. Kalau bobo ya taro lagi di car seat.

Begitulah. Semoga berkhasiat yaaa.

-ast-

Detail ►

Bebe Yang Jijikan Dan Sensory Play

[LONG POST]


Kalau kalian udah usang baca blog saya niscaya tau kalau saya nggak pernah main sensory sama Bebe. Pertama, males. Kedua, males beres-beresnya. LHA HAHAHA.

Yaaa, saya mikirnya ya mainan itu bentuk mainan edukatif biasa aja. Terserah dong mau main sensory apa nggak? Toh banyak juga orang yang kecilnya nggak sensory play tapi pinter-pinter aja. Kaprikornus saya selalu menganggap main sensory itu opsional.

Sampai saya kena batunya sebab daycare dan preschool Bebe yang kini montessori!

Padahal beneran deh, saya pilih daycare dan preschool kini bukan sebab montessorinya. Karena Bebe masih 3 tahun, saya pokoknya pilih daycare yang sesuai kriteria daycare idaman aja. Rumah luas dan nyaman, ada halaman, mainan banyak, dan yang paling penting: kamar dan kelas DIPISAH.

Survey ke 7 daycare dengan preschool/program belajar, cuma ini yang masuk ke semua kriteria yang saya mau. KEBETULAN ternyata mereka montessori, oh ya udah anggap nilai plus aja dong ya.

Ternyata nggak! Karena montessori tandanya banyak main sensory! Dan Bebe nggak kenal apa itu sensory play! *NGGAK BISA SANTAI*

🍎 Foto yang hilang 🌼

Mistis yah sub-judulnya lol.

Tiap hari, miss dan teacher di daycare Bebe selalu kirim foto aktivitas seharian. Dan saya menyadari bahwa ada beberapa aktivitas di mana Bebe nggak ada fotonya. Awalnya saya mikir oh mungkin ia males kali. Soalnya sebab kelasnya tidak mengecewakan padat, dari awal masuk saya kasian sendiri sama Bebe.

Kaprikornus saya udah bilang sama Bebe “Be, kalau kau ngantuk atau nggak mau belajar, bilang sama miss aja ya. Tidur aja biar, bilang miss kau nggak mau belajar”

Orangtua macam apa ya yang nyuruh anaknya skip school begini HAHAHA. Abisan kasian ih anak kecil kok ya penuh planning gitu. Kali aja ia mau main ya boleh, gitu loh maksudnya. Karena anak lain semuanya udah mau 4 tahun gitu umurnya. Bebe paling kecil.

Padahal kegiatannya seru sih. Misal bulan ini temanya flora di sekitar kita, tema hari ini pepaya. Maka mereka jalan (NYEKER) ke taman liat pohon pepaya, pegang pohon pepaya, motong sendiri buah pepaya, makan sendiri. Kemudian menggambar dan melekat pepaya dan diakhiri dengan main dengan material montessori.

Nah foto Bebe suka ngilang di pecahan montessori! Ke mana dia!

Saya tanya ke gurunya, katanya "Xylo maunya main lari-larian aja bu, nggak mau disuruh pilih material". OOOHHH. Saya bilang "oh gitu ya udah nggak usah dipaksa ya miss"

YAKALI MASA MAU DIPAKSA.

🍎 Bebe ngamuk 🌼

Bebe di daycare gres nggak nangis sama sekali. Saya udah pernah kisah di sini: Bebe Sekolah!

Anaknya emang ekstrovert sih, dari hari pertama ia pribadi dapat mingle sama anak lain gitu. Kaprikornus nggak ada tuh drama “ibu nggak boleh kerja” sama sekali. Sampai suatu hari sehabis sebulan Bebe kesudahannya nangis. Karena …



tangannya kena lem.

YES PEOPLE. TANGAN KENA LEM.

Kaprikornus aktivitas di kelas hari itu ialah menempel. Bebe ogah-ogahan colek lem pake jari. Terus missnya iseng nyolekin lem ke punggung tangan Bebe. Kemudian ia sakit hati banget dan marah.

Dia lari keluar kelas dan keluar rumah. Nangis ngamuk di teras manggil-manggil ibu hingga ketiduran di dingklik teras zzz. Kenapa ia begitu? Karena ...

🍎 Bebe yang jijikan dan taat aturan 🌼

Sejak kecil, Bebe tuh udah geli sama tekstur. Dia nggak suka jalan di karpet garang atau rumput sintetis. Dia nggak suka saya pake jaket jins atau baju-baju yang ada teksturnya. Risihan lah padahal saya di rumah bukan yang hygiene freak gitu kenapa si Bebe demikian. Entahlah kupun kurang paham.

Jijikan ini combo sama taat aturan. Nggak tau deh antara anaknya memang bagus atau sebab kami tidak menegakkan hukum sambil marah-marah jadi ia malah nurut banget. Saya sama JG jarang (bukan nggak pernah lol) banget murka sama Bebe sebab ya untuk apa? Kaya percuma gitu. Kalau ngomong baik dapat ya kenapa harus murka gitu loh.

Paling simpel mah hingga kini Bebe nggak pernah coret-coret dinding sebab saya pernah kasih tahu kalau gambar ya di kertas. Kalau aturannya begitu ya ia nurut. Makanya hingga kini ia dapat main sepeda dengan gear lengkap itu sebab ya berdasarkan ia hukum naik sepeda emang gitu.

Terus kenapa saya bilang combo? Karena ada peraturan-peraturan yang jadi nyambung sama sumber kejijikan.

Contoh: “main ke luar HARUS pake sendal/sepatu ya Be!”

Maka si Bebe keluar rumah selalu pake sendal dan sepatu dan ia jadi jijik kalau nggak pake. Dari kecil banget kalau ada anak daycare lain yang lari keluar nggak pake sepatu, BEBE AMBILIN SEPATUNYA DAN DIPAKEIN KE ANAK ITU.

Contoh lain, semenjak kecil saya nggak pernah murka kalau ia numpahin makanan atau minuman, ia pribadi tau diri aja pribadi ambil lap dan lap sendiri. Hasilnya? Dia selalu hati-hati dan berusaha nggak numpahin apapun.

Yang mana hal-hal kaya gini ternyata susah kalau sekolahnya montessori.

Saya liatin ke Bebe foto temen-temennya yang main sensory dan nanya kok Bebe nggak mau main ini?

Misal mindahin air pake sponge ia jawab "nggak ah tar tangan saya lembap terus airnya tumpah-tumpah kena meja" (males ia nanti harus pel sendiri)

Main air di halaman sambil nyeker "nggak ah nanti kaki saya basah" (karena main di halaman seharusnya ya pake sendal dong ibu!)

Finger painting “nggak ah nanti tangan saya kotor” (tangan kalau kotor aja pribadi dicuci, ini kok malah sengaja dikotor-kotorin? kan dapat pake kuas!)

Mindahin biji-bijian pake sendok, jawabnya "aku jijik sama biji itu"

GOD.

🍎 Terus saya sedih 😟

Saya ngerasa gagal banget sebab kenapa sih Bebe kaya gitu? Saya beneran nggak apa-apa kalau Bebe skip kelas sebab ia ngantuk atau capek, tapi masa skip sebab jijik? Curhatlah sama geng kesayangan dan disuruh tes ini sama Gesi untuk nentuin ada yang ketinggalan nggak milestone-nya?

Saya coba dan nggak ada. Sampai 52 bulan juga Bebe masih oke. JG konsultasi sama temennya yang psikolog anak dan kesudahannya ditarik kesimpulan bahwa:

Bebe cuma kurang main sensory di rumah hhhh.

Malem itu juga saya bertekad dan mulai coba colek-colek lem di rumah. Random aja saya sama Bebe colek-colek lem ke kardus bekas susu. Nggak bikin apapun. Bebe awalnya resah gitu ngapain sih? Tapi saya cuekin aja dan saya colek-colek terus. Lama-lama ia ikut colek hingga beberapa menit kemudian ia mulai risih dan lari sendiri ke kamar mandi untuk basuh tangan. Saya diemin aja nggak paksa.

BESOKNYA DI SEKOLAH BEBE MAU COLEK LEM! Meskipun mukanya masih jijik dan beneran nyolek pake ujung telunjuk gitu. Hahaha. Nggak apa-apalah kemajuan.

Ternyata bener kata Gesi dan temennya JG, ia begitu sebab nggak terbiasa aja. (ya masa saya biasain jijik-jijikan sih? HAHAHA IBUNYA EMANG RESE)

Terus kemarin nyoba main kacang ijo dan tadi pagi sih ditanya Bebe bilang mau main biji-bijian di sekolah. Nggak tau deh hari ini, belum dikirim foto dan belum ketemu Bebe. SEMOGA BENERAN MAU YA.

Kaprikornus sesuai saran Gesi saya mau merencanakan mulai main sensory di rumah. Seminggu sekali mungkin (KALAU NGGAK MALES). Goalsnya belum akan sesuai teori kaya nyendokin dari kiri ke kanan blablabla, yang penting Bebe mau MEGANG dan NGINJEK dulu aja banyak sekali tekstur.

Soalnya sayang banget deh udah bayar sekolah terus Bebenya nggak mau ikut semua aktivitas cuma sebab nggak terbiasa melakukannya sama saya di rumah. Kaprikornus ibu peernya banyak banget ya. Banyak peer dan ogah rugi, ribet deh elah.

Tapi urusan hukum plus megang tekstur ini emang jadi bingungin sih. Misal ia makan jelly. Seharusnya makan jelly ya pake sendok dong ya supaya nggak lengket ke tangan. Tapi dalam rangka megang banyak sekali tekstur jadinya saya keluarin jelly dari cupnya dan taro aja di tangan ia terus Bebe resah "kok boleh saya pegang jelly? Nggak pake sendok aja ibu?"

GIMANA DONG BEEE. Akhirnya ya saya jawab "boleh deh, tapi abis itu harus pribadi basuh tangan ya!" Huhu. Padahal saya sendiri aja dapat risih banget tangan lengket apalagi mikirin harus nyeker di taman atau harus main pasir di pantai gitu oh no. No no no. T________T

*

Dan ya, untung aja Bebe preschool! Minimal saya jadi punya pembanding oh anak seumur ini harusnya sudah dapat apa. Kalau nggak mungkin saya akan tetep halu kalau Bebe anak paling hebat, padahal ternyata ya sama aja kaya anak lain hahaha.

“KOK MALAH BANDING-BANDINGIN ANAK SIH!”

Ya kalau milestone mah perlu dibandingin atuh. Kan udah terperinci umur sekian harus dapat apa minimalnya. Yang nggak perlu dibandingin itu urusan value di keluarga kan. Urusan mau minum susu apa nggak, toilet pembinaan umur berapa, disiplin duduk di high chair apa di lantai aja, dsb. Value keluarga mah beda-beda, tapi milestone sih udah ada standarnya kan.

Kaprikornus ya, itu aja! Next saya mau kisah juga soal Bebe yang mendadak penakut. Nanti yaaa!

See you!

-ast-

Detail ►

Tantrum Yang Kembali

Nggak pernah kebayang sebelumnya jikalau saya akan balik lagi menghadapi fase tantrum! Kaprikornus orangtua emang banyak surprise-nya. Nggak perlu lagi lah itu di-surprise-in suami dibeliin iPhone 8 plus setangkai mawar. NGGAK LAH NGGAK PERLU AKU MAH ISTRI SOLEHAH YANG NGGAK BANYAK MAUNYA HAHA. #KEBOHONGAN

sembunyi dari kenyataan sulitnya jadi toddler

Kaprikornus beberapa bulan ke belakang itu Bebe lagi manis-manisnya, nggak pernah ngambek, jarang sekali nangis. Bahkan nggak pernah nangis sama sekali termasuk waktu hari pertama di daycare. Tapi udah dua ahad terakhir kok ya nangis terus?

Bukan ngamuk atau marah, tapi berurai air mata sambil nangis murung dan sesenggukan. Drama deh. Padahal ya nggak jadi ngambek sambil goleran kaya dulu, cuma nangis aja. Apa yang terjadi pada anakku?

Setelah melalui aneka macam proses interview alias ya ditanya-tanya aja, diduga sih sebab Bebe sedang bingung. Dia kok ya ngerasa udah besar, di sekolah termasuk golongan anak paling besar sebab udah preschool, tapi kadang masih pengen manja. Pas manja beliau kesel sendiri, kok saya manja sih! Aku kan udah besar!

Hmmm. Baca sana-sini, ini bukan juga masuk gejala threenager sih. Kaprikornus ku harus bagaimana?

(Baca: Drama Threenager)

Pertama saya telusuri diri inti masalahnya. Kaprikornus ternyata si Bebe itu hanya mengekspresikan diri. Cuma berdasarkan kita ekspresinya itu lebay zzz. Kaya tadi pagi.

Pagi-pagi saya bangunin terus disuruh pipis sebelum pergi sekolah. Tiba-tiba beliau nangis dan bilang “nggak mauuuu” sambil air mata dan ingus keluar semua dan sesenggukan.

Nah jikalau tantrum kan biasanya nggak mau dipeluk sebab marah, jikalau ini mau aja. Dipeluk, digendong, pipis, pake celana, digendong lagi, mau semua nggak berontak TAPI SAMBIL NANGIS.

Abis itu kalem dikit, saya suruh pake sepatu. Tapi beliau malah duduk aja sepatunya nggak dipake. Ya udah sebagai ibu sigap, saya gendong lagi tadinya ya udah pake sepatu di kendaraan beroda empat aja toh? TETOT! KEJER MAMENNN. Nangis murung lagi katanya saya mau pake sepatu di rumah.

Lha dari tadi sepatunya didiemin aja nggak dipake kan. Terus hasilnya beliau pake sendiri sambil sesenggukan. Saya gendong dan masuk mobil, beliau meluk masih murung banget ya ampun kaya abis kenapa gitu deh.

👩 “Be, kau kenapa sih nangis segala? Emang sedih?”

👶 “Iya”

👩 “Jadi jikalau murung maunya nangis keras-keras kaya tadi?”

👶 “Iya”

Wow oke. Ibu hargai perasaan Bebe hahahaha. Karena segini mending banget lah ya nggak pake program ngambek. Murni nangis doang, jadi nggak memperlambat apapun. Kalau pake program goleran kaya waktu umur 2 tahun kan bye aja deh ya segala telat.

Saya juga nggak bilang “jangan nangis dong” atau apa. Ya udah iya aja deh. Karena kasian masa orang murung nggak boleh nangis?

Paling dikasih hikmah standar aja “Ya udah jikalau murung boleh nangis, tapi nggak semua yang Bebe mau bisa ibu kasih ya” atau sesuai dengan insiden tadi pagi “ya boleh nangis tapi tetep sebelum pergi harus pipis dulu daripada ngompol di car seat”. Kurang lebih begitu sambil usap-usap punggung. Pengen ketawa banget deh jadinya. Ni anak begini doang drama apalagi patah hati ya nggak? #EAAA

Yang jelas, saya sih sekalian mengajarkan emosi pada Bebe. Bahwa jikalau begini maka Bebe marah, Bebe kecewa. Boleh murka dan kecewa asal tidak memukul atau menendang. Gitu-gitu deh. Udah khatam kan ya hahaha.

(Baca: Kebohongan Saya pada Anak Saya)

Perdramaan ini bikin saya sama JG speechless, sebab moodnya jadi harus dijaga banget! Ya dua pilihan sih, jagain moodnya beliau atau terlanjur beliau meltdown ya udah gimana lagi, biarin aja nangis deh. Kalau beliau nangis pas di mall, saya sama JG berhenti jalan dulu dan tunggu beliau selesai nangis.

Dan kini sebab beliau ngomongnya udah jago, Bebe andal banget komplain.

👶 “Appa marah-marah terus saya nggak sayang appa”

👩 “Emang ibu nggak marah-marah?”

👶 “Ibu juga marah-marah terus tapi saya sayang”

👩 “Xylo emang nggak pernah marah-marah?”

👶 “Pernah”

👩 “Iya Xylo marah-marah juga boleh, ibu sama appa tetep sayang”

Dia diem aja. Kalau dipikir-pikir mah pembicaraan macam apa coba itu. Auk amat kurang terang hahaha.

Dan ya, sebab ketika murka pun beliau meluapkannya dengan maksimal, ketika sayang pun beliau maksimal. Maksudnya ya sayang bilang sayang, sebel bilang sebel, mau peluk ya peluk, nggak mau ya nggak mau.

Udah? Belum. Drama nangis ini dibumbui juga dengan drama “aku capek”. Kaprikornus beliau di sekolah semua-mua sendiri. Sampai ambil makan dari daerah nasi sendiri, makan sendiri, tambah nasi sendiri, taro piring di daerah piring kotor sendiri, pokoknya serba mandiri.

Di rumah beliau bingung. Secara otomatis beliau akan bilang “aku makan sendiri aja” sebab kebiasaan di sekolah kan. Eh tapi terus beliau inget semacam “ih ada ibu di rumah kenapa saya nggak minta suapin aja”. Kemudian beliau drama, tiba-tiba memelas dan bilang gini:

“IBU HUHU TANGAN AKU PEGEL ADUH ADUH TANGAN AKU PEGEL AKU NGGAK BISA MAKAN SENDIRI HUHU”

via GIPHY

Ya udah hasilnya disuapin.

Kaprikornus ya, kapan ini akan berlalu? Saya nggak akan sompral dan berharap semoga selalu dikasih kemampuan untuk ketawa tenggang rasa ngeliat Bebe bergulat dengan emosinya. Lucu ya punya threenager! Hahaha. Definisi sebenar-benarnya dari “lagi lucu-lucunya”. Udah nggak nenen, nggak ngompol, makan table food, nggak perlu bawa gendongan ke mana-mana. Super luv!

Di sini siapa yang anaknya suka drama juga kaya Bebeee? Ayo ketawa sama-sama. HAHAHAHA.

-ast-

Detail ►

Bebe 3 Tahun


WAAAA BEBE UDAH 3 TAHUN WAAAA. Nggak kerasa ya? Kerasa banget lah hahahahaha.

Nggak deng. Ya kerasa nggak kerasa. Kalau mau dirasa mah ya kerasa banget punya anak lah tiap hari kan sama-sama, bayar daycare tiap bulan pula, plus beli diapers dan susu kotak. Tiap mau bayar daycare kaya ditampar “nih risiko lo punya anak!” lol Belum lagi susu, sehabis berhenti nenen sebulan dapat 4 dus loh hahahaha banyak amat.

Kalau diitung-itung dapat buat beli kendaraan beroda empat loh wowwww. Pantes kendaraan beroda empat kami buruk HAHAHAHAHAHA. Nggak apa-apa kendaraan beroda empat buruk tapi Bebe di daycare laahhh. Dibanding kendaraan beroda empat manis tapi kerja nggak tenang. Huhu.

Kaya tadi pagi sambil siap-siap kerja, saya lagi siapin tas daycare Bebe. JG cerita, ada temen kantornya curhat soal hidup rumah tangga. JG dengan sabar memberi saran-saran bijak yang mendukung dan membangun.

JG: “Padahal saya tuh pengen banget bisikin ke beliau ‘NGARANNA GE HIRUP BRAY!’”

(artinya kurleb: namanya juga hidup bro plislah ga usah drama)

Saya: “Hahahaha kasian ih. Sayang, itu dong tolong bawain pampers, yang di daycare abis”

JG: “Hah udah abis lagi, harus beli lagi dong abis ini?”

Saya: “NGARANNA GE HIRUP BRAY!”

LOLOL

Oke jadi Bebe udah 3 tahun nih. Udah dapat apa aja? Banyak yaaa. Udah dapat berteman sama ibu jadi seru banget! Seru banget bikin rolling eyes HAHAHAHAHA.

Intinya kini Bebe udah tahu pria dan perempuan. Pengajaran gender semenjak diniku berhasil huhu. Dan kini sebab ibu perempuan, ibu dihentikan jadi abjad laki-laki. Pokoknya ibu Elsa aja (Frozen lah apalagi). Kalau di PJ Masks ibu Owlette, jika di Robocar Poli ibu Amber. Pokoknya semua abjad pink buat ibu aja.

Kalau saya keukeuh pilih abjad laki-laki, Bebe akan murka “KAN IBU PEREMPUAN!”

Hahahaha

Nenen udah nggak, ditawarin pun nggak mau (cari ribut emang emaknya nawar-nawarin lol). Toilet pelatihan masih dalam proses yang kuyakin tak perlu dibentuk deadline juga ya sama kaya nenen. Ngomong udah lancar, manggil diri sendiri udah bukan Alo atau Salo tapi Saylo atau Zaylo. Bahasa Inggris udah dapat merangkai satu dua kata macam “so many cars” (tentang bahasa Inggris ini akan saya tulis terpisah). YEAYYYY.

(Baca: Bebe 2 Tahun

Yang paling heboh ialah segala sesuatu harus dinegosiasikan terlebih dahulu. Kalau kita ambilkan keputusan maka beliau akan ngamuk hah sebel abis. Misal beliau lagi nonton di HP terus saya bilang “sudah ya nontonnya, kita tidur”. Saya harus nunggu beliau matikan sendiri hpnya, jika saya pribadi matikan beliau akan ngamuk.

Paling sebel ialah perundingan posisi pakai celana. Misal abis pup gitu terus mau pake celana kan. Saya akan bilang “ayo berdiri dulu pake celana” beliau akan jongkok terus bilang “kalau gini boleh?”. Ya mana dapat kan makein celana sambil jongkok. Maka saya bilang “ga boleh, berdiri aja”.

Dia akan ganti posisi setengah jongkok “kalau gini?”, ganti posisi tangan di atas “kalau gini?”, ganti posisi tiduran di lantai “kalau gini?”

T__________T

Stres banget lah makein celana doang. Hiks.

Kemudian kesannya untuk pertama kalinya Bebe akan merayakan ulang tahun yeaaayyy.

Tahun pertama cuma bagi-bagi hampers aja. Tahun kedua blas nggak ngapa-ngapain. Tahun ketiga sebab request dari anaknya sendiri jadinya mau tiup lilin dalam rangka berhenti nenen. Ribetnya ya ampuunnn.

(Baca: Akhirnya Bebe Menyapih Dirinya Sendiri)

Mana Bebenya labil pula, hari ini ingin masakan ringan manis Super Wings, besok ingin masakan ringan manis Mickey Mouse, besok ingin masakan ringan manis Ultraman. Hah. Nggak ibu kasih semua. Kuenya jadinya … nanti aja ah surprise hahaha.

Terus tadinya saya sok mau extra gitu dengan hias-hias daycare tapi ahstralah males ya cin. Makara nggak bikin apa-apa deh. Undangan aja via WhatsApp lol.

So yeah. Tiga tahun Bebe artinya udah tiga tahun juga saya jadi ibu. Semoga bahagiaaaa dan sehat sentosa. Aamiin.

*Btw buat orang Sunda, yang bener ngaranna kan bukan ngarana? Kan berasal dari kata ngaran ditambah imbuhan na jadi ngaranna dong ya? Kan nami juga namina. Makara n-nya harusnya dua dong ya? Plislah ada yang jawab saya browsing nggak nemu. *DIBAHAS*

Detail ►