Bebe Yang Jijikan Dan Sensory Play
Kalau kalian udah usang baca blog saya niscaya tau kalau saya nggak pernah main sensory sama Bebe. Pertama, males. Kedua, males beres-beresnya. LHA HAHAHA.
Yaaa, saya mikirnya ya mainan itu bentuk mainan edukatif biasa aja. Terserah dong mau main sensory apa nggak? Toh banyak juga orang yang kecilnya nggak sensory play tapi pinter-pinter aja. Kaprikornus saya selalu menganggap main sensory itu opsional.
Sampai saya kena batunya sebab daycare dan preschool Bebe yang kini montessori!
Padahal beneran deh, saya pilih daycare dan preschool kini bukan sebab montessorinya. Karena Bebe masih 3 tahun, saya pokoknya pilih daycare yang sesuai kriteria daycare idaman aja. Rumah luas dan nyaman, ada halaman, mainan banyak, dan yang paling penting: kamar dan kelas DIPISAH.
Survey ke 7 daycare dengan preschool/program belajar, cuma ini yang masuk ke semua kriteria yang saya mau. KEBETULAN ternyata mereka montessori, oh ya udah anggap nilai plus aja dong ya.
Ternyata nggak! Karena montessori tandanya banyak main sensory! Dan Bebe nggak kenal apa itu sensory play! *NGGAK BISA SANTAI*
๐ Foto yang hilang ๐ผ
Mistis yah sub-judulnya lol.
Tiap hari, miss dan teacher di daycare Bebe selalu kirim foto aktivitas seharian. Dan saya menyadari bahwa ada beberapa aktivitas di mana Bebe nggak ada fotonya. Awalnya saya mikir oh mungkin ia males kali. Soalnya sebab kelasnya tidak mengecewakan padat, dari awal masuk saya kasian sendiri sama Bebe.
Kaprikornus saya udah bilang sama Bebe “Be, kalau kau ngantuk atau nggak mau belajar, bilang sama miss aja ya. Tidur aja biar, bilang miss kau nggak mau belajar”
Orangtua macam apa ya yang nyuruh anaknya skip school begini HAHAHA. Abisan kasian ih anak kecil kok ya penuh planning gitu. Kali aja ia mau main ya boleh, gitu loh maksudnya. Karena anak lain semuanya udah mau 4 tahun gitu umurnya. Bebe paling kecil.
Padahal kegiatannya seru sih. Misal bulan ini temanya flora di sekitar kita, tema hari ini pepaya. Maka mereka jalan (NYEKER) ke taman liat pohon pepaya, pegang pohon pepaya, motong sendiri buah pepaya, makan sendiri. Kemudian menggambar dan melekat pepaya dan diakhiri dengan main dengan material montessori.
Nah foto Bebe suka ngilang di pecahan montessori! Ke mana dia!
Saya tanya ke gurunya, katanya "Xylo maunya main lari-larian aja bu, nggak mau disuruh pilih material". OOOHHH. Saya bilang "oh gitu ya udah nggak usah dipaksa ya miss"
YAKALI MASA MAU DIPAKSA.
๐ Bebe ngamuk ๐ผ
Bebe di daycare gres nggak nangis sama sekali. Saya udah pernah kisah di sini: Bebe Sekolah!
Anaknya emang ekstrovert sih, dari hari pertama ia pribadi dapat mingle sama anak lain gitu. Kaprikornus nggak ada tuh drama “ibu nggak boleh kerja” sama sekali. Sampai suatu hari sehabis sebulan Bebe kesudahannya nangis. Karena …
…
tangannya kena lem.
YES PEOPLE. TANGAN KENA LEM.
Kaprikornus aktivitas di kelas hari itu ialah menempel. Bebe ogah-ogahan colek lem pake jari. Terus missnya iseng nyolekin lem ke punggung tangan Bebe. Kemudian ia sakit hati banget dan marah.
Dia lari keluar kelas dan keluar rumah. Nangis ngamuk di teras manggil-manggil ibu hingga ketiduran di dingklik teras zzz. Kenapa ia begitu? Karena ...
๐ Bebe yang jijikan dan taat aturan ๐ผ
Sejak kecil, Bebe tuh udah geli sama tekstur. Dia nggak suka jalan di karpet garang atau rumput sintetis. Dia nggak suka saya pake jaket jins atau baju-baju yang ada teksturnya. Risihan lah padahal saya di rumah bukan yang hygiene freak gitu kenapa si Bebe demikian. Entahlah kupun kurang paham.
Jijikan ini combo sama taat aturan. Nggak tau deh antara anaknya memang bagus atau sebab kami tidak menegakkan hukum sambil marah-marah jadi ia malah nurut banget. Saya sama JG jarang (bukan nggak pernah lol) banget murka sama Bebe sebab ya untuk apa? Kaya percuma gitu. Kalau ngomong baik dapat ya kenapa harus murka gitu loh.
Paling simpel mah hingga kini Bebe nggak pernah coret-coret dinding sebab saya pernah kasih tahu kalau gambar ya di kertas. Kalau aturannya begitu ya ia nurut. Makanya hingga kini ia dapat main sepeda dengan gear lengkap itu sebab ya berdasarkan ia hukum naik sepeda emang gitu.
Terus kenapa saya bilang combo? Karena ada peraturan-peraturan yang jadi nyambung sama sumber kejijikan.
Contoh: “main ke luar HARUS pake sendal/sepatu ya Be!”
Maka si Bebe keluar rumah selalu pake sendal dan sepatu dan ia jadi jijik kalau nggak pake. Dari kecil banget kalau ada anak daycare lain yang lari keluar nggak pake sepatu, BEBE AMBILIN SEPATUNYA DAN DIPAKEIN KE ANAK ITU.
Contoh lain, semenjak kecil saya nggak pernah murka kalau ia numpahin makanan atau minuman, ia pribadi tau diri aja pribadi ambil lap dan lap sendiri. Hasilnya? Dia selalu hati-hati dan berusaha nggak numpahin apapun.
Yang mana hal-hal kaya gini ternyata susah kalau sekolahnya montessori.
Saya liatin ke Bebe foto temen-temennya yang main sensory dan nanya kok Bebe nggak mau main ini?
Misal mindahin air pake sponge ia jawab "nggak ah tar tangan saya lembap terus airnya tumpah-tumpah kena meja" (males ia nanti harus pel sendiri)
Main air di halaman sambil nyeker "nggak ah nanti kaki saya basah" (karena main di halaman seharusnya ya pake sendal dong ibu!)
Finger painting “nggak ah nanti tangan saya kotor” (tangan kalau kotor aja pribadi dicuci, ini kok malah sengaja dikotor-kotorin? kan dapat pake kuas!)
Mindahin biji-bijian pake sendok, jawabnya "aku jijik sama biji itu"
GOD.
๐ Terus saya sedih ๐
Saya ngerasa gagal banget sebab kenapa sih Bebe kaya gitu? Saya beneran nggak apa-apa kalau Bebe skip kelas sebab ia ngantuk atau capek, tapi masa skip sebab jijik? Curhatlah sama geng kesayangan dan disuruh tes ini sama Gesi untuk nentuin ada yang ketinggalan nggak milestone-nya?
Saya coba dan nggak ada. Sampai 52 bulan juga Bebe masih oke. JG konsultasi sama temennya yang psikolog anak dan kesudahannya ditarik kesimpulan bahwa:
Bebe cuma kurang main sensory di rumah hhhh.
Malem itu juga saya bertekad dan mulai coba colek-colek lem di rumah. Random aja saya sama Bebe colek-colek lem ke kardus bekas susu. Nggak bikin apapun. Bebe awalnya resah gitu ngapain sih? Tapi saya cuekin aja dan saya colek-colek terus. Lama-lama ia ikut colek hingga beberapa menit kemudian ia mulai risih dan lari sendiri ke kamar mandi untuk basuh tangan. Saya diemin aja nggak paksa.
BESOKNYA DI SEKOLAH BEBE MAU COLEK LEM! Meskipun mukanya masih jijik dan beneran nyolek pake ujung telunjuk gitu. Hahaha. Nggak apa-apalah kemajuan.
Ternyata bener kata Gesi dan temennya JG, ia begitu sebab nggak terbiasa aja. (ya masa saya biasain jijik-jijikan sih? HAHAHA IBUNYA EMANG RESE)
Terus kemarin nyoba main kacang ijo dan tadi pagi sih ditanya Bebe bilang mau main biji-bijian di sekolah. Nggak tau deh hari ini, belum dikirim foto dan belum ketemu Bebe. SEMOGA BENERAN MAU YA.
Kaprikornus sesuai saran Gesi saya mau merencanakan mulai main sensory di rumah. Seminggu sekali mungkin (KALAU NGGAK MALES). Goalsnya belum akan sesuai teori kaya nyendokin dari kiri ke kanan blablabla, yang penting Bebe mau MEGANG dan NGINJEK dulu aja banyak sekali tekstur.
Soalnya sayang banget deh udah bayar sekolah terus Bebenya nggak mau ikut semua aktivitas cuma sebab nggak terbiasa melakukannya sama saya di rumah. Kaprikornus ibu peernya banyak banget ya. Banyak peer dan ogah rugi, ribet deh elah.
Tapi urusan hukum plus megang tekstur ini emang jadi bingungin sih. Misal ia makan jelly. Seharusnya makan jelly ya pake sendok dong ya supaya nggak lengket ke tangan. Tapi dalam rangka megang banyak sekali tekstur jadinya saya keluarin jelly dari cupnya dan taro aja di tangan ia terus Bebe resah "kok boleh saya pegang jelly? Nggak pake sendok aja ibu?"
GIMANA DONG BEEE. Akhirnya ya saya jawab "boleh deh, tapi abis itu harus pribadi basuh tangan ya!" Huhu. Padahal saya sendiri aja dapat risih banget tangan lengket apalagi mikirin harus nyeker di taman atau harus main pasir di pantai gitu oh no. No no no. T________T
*
Dan ya, untung aja Bebe preschool! Minimal saya jadi punya pembanding oh anak seumur ini harusnya sudah dapat apa. Kalau nggak mungkin saya akan tetep halu kalau Bebe anak paling hebat, padahal ternyata ya sama aja kaya anak lain hahaha.
“KOK MALAH BANDING-BANDINGIN ANAK SIH!”
Ya kalau milestone mah perlu dibandingin atuh. Kan udah terperinci umur sekian harus dapat apa minimalnya. Yang nggak perlu dibandingin itu urusan value di keluarga kan. Urusan mau minum susu apa nggak, toilet pembinaan umur berapa, disiplin duduk di high chair apa di lantai aja, dsb. Value keluarga mah beda-beda, tapi milestone sih udah ada standarnya kan.
Kaprikornus ya, itu aja! Next saya mau kisah juga soal Bebe yang mendadak penakut. Nanti yaaa!
See you!
-ast-
Posting Komentar