Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Memanjakan Bebe


Akhir-akhir ini Bebe sering nangis. Sering banget. Dari level nangis akting ke pojokan terus sesenggukan tanpa air mata, hingga nangis kejer beneran berurai air mata, ngamuk, hingga ngompol.

Sejak Senin hingga kemarin (saya nulis ini hari Kamis) setiap pagi Bebe nangis. Di kendaraan beroda empat ia meluk saya kenceng banget dan bilang "aku nggak mau ke daycare". Kemudian saya leleh dan anter ia ke daycare, bukannya turun di kantor. Di daycare ia ngamuk.

Terus saya mellow gitu ke JG, Bebe kenapa ya, duka deh jadi praktis nangis blablabla. Saya kemudian jadi baca-baca ihwal perkembangan balita tiga tahun, baca milestone, baca apa yang dirasakan orangtua, baca soal family tradition and discipline, dan gres kerasa digetok. Ternyata masalahnya ada di saya, bukan di Bebe.

Faktor utamanya ialah alasannya ialah saya gres ngerasa sayang banget sama Bebe! After 3 freaking years! Dulu pas Bebe 3 bulan dan pertama kali masuk daycare, orang-orang pada bilang "ya ampun tega amat bayi kecil ditaro di daycare!".

(Baca: Tips Adaptasi di Daycare)

Dan saya nggak paham kenapa harus nggak tega sih? Tega-tega aja ah! Hari pertama ok saya nangis alasannya ialah khawatir, tapi hari-hari berikutnya ya biasa aja. Sayanya nggak drama atau apa. Ya itu tadi, ternyata dulu saya belum ngerasa se-attach itu sama Bebe. Huhu. Maaf ya, Be. :(

Makin gede wow Bebe makin menyenangkan ya, bisa diajak komunikasi, bisa diajak ngobrol, nggak ngebosenin, nggak usah nenenin, segala-gala bisa sendiri. Saya jadi seneng banget deket-deket dia, main sama dia, dan ngobrol sama dia. Baru kerasa wow punya anak itu lucu banget ya!


Saya overwhelming sama semua kemampuan ia dan lupa kalau ia sebenernya masih balita dan harus diperlakukan sebagai balita. Saya lupa kalau saya harus membiarkan Bebe menangis alasannya ialah anak kecil menangis itu wajar! Anak yang di daycare, anak yang sama nanny di rumah, anak yang sama ibunya di rumah, semua niscaya menangis kan kalau memang sedang emosi? Kaprikornus menangis itu tidak apa-apa!

(Saya aja hingga lupa saya pernah nulis 5 Alasan Anak Butuh Menangis)

Saya lupa kalau saya dihentikan memanjakan Bebe. Saya lupa kalau harusnya saya tegas dan tidak memanjakan ia dengan banyak hal yang bahwasanya tidak perlu. Wah bener-bener sih kalau dirunut ke beberapa bulan terakhir, untuk pertama kalinya saya beli macam-macam barang yang terhitung nggak murah untuk Bebe. Dari baju, sepatu, mainan, hingga sepeda.

Padahal semenjak bayi Bebe nggak pernah saya belikan barang apalagi mainan. Beli mainan murah aja nggak! Mainan Bebe dibeliin sama ibu saya atau hadiah dari orang. Saya dulu sama sekali nggak bisa relate sama ibu-ibu yang mengeluh model:

"setelah punya anak apa-apa belanja buat anak dulu, ibunya jadi jarang belanja"

atau

"ke mall niatnya beli tas sendiri, hingga sana malah beliin sepatu anak"

No, saya nggak pernah kaya gitu. Bahkan segala baju lucu aja nggak pernah saya beliin. Saya tetep belanja banyak untuk diri saya sendiri, Bebe secukupnya aja, sepatu aja cuma punya satu, nggak kaya ibu-ibu lain yang sepatu anaknya banyak banget hahaha.

Sampai beberapa bulan kemudian hhhh. Tiba-tiba kok rasanya beli banyak barang banget buat Bebe. Sampai saya berulang kali bilang ke JG, he's so spoiled!

Bilang doang tapi, tiap ia minta apa juga dikasih. Anaknya nggak minta apa-apa juga tiba-tiba saya beliin apa gitu. T_____T Minta barang khususnya ya, cuma kalau nolak mandi, nolak berhenti nonton, gitu-gitu sih masih dimarahin.

Padahal dari dulu ia tantrum banget kan, tapi dulu sayanya tega. Karena dulu ia nangis doang sambil marah-marah, kalau kini nangis pake perhiasan "aku maunya ibu" atau "aku nggak mau mainan, saya mau ibu". Jadinya sayanya leleh deh.

Dan ternyata iya, ngasih barang-barang yang ia mau pribadi seketika itu efeknya tidak mengecewakan kerasa. Bebe yang sebelumnya dapat bangun diatas kaki sendiri dan jarang nangis, kini jadi nangisan banget.

Sedih deh ah. Langsung merasa bersalah alasannya ialah jadi ibu yang kurang tegas dan kalah sama anak.



Akhirnya nemu ini di babycenter and I plead guilty! Yang merah dari babycenter, dan yang ditulis biasa ialah perasaan saya ya. (deuh si eceu, apa-apa pake perasaan lol)

Leaving your child for the day or evening can be tough. Parents often have separation anxiety too – and sometimes a parent's anxiety can fuel it in the child. If your child is having a hard time saying goodbye, you might want to examine your own attitude toward parting. You could be inadvertently causing a problem if:

Ninggalin Bebe kapan pun berat banget rasanya sekarang. Belum hingga pengen resign sih, gres hingga ngerasa bersalah. Dan ya harus diakui ternyata memang attitude saya yang bikin ia jadi manja. Apa aja? SEMUANYA YANG DI BAWAH INI.

🙅 Your goodbyes take more than a minute or two and involve many hugs and kisses, tips, and reminders to the sitter or the child.

Oh tentu saja. Bukan a minute or two lagi, lebih dari 10 menit malah alasannya ialah harusnya saya turun di kantor ini malah ikut dulu menjauh ke daycare Bebe. Sepanjang perjalanan malah peluk-peluk dan cium-cium terus. Tsk. Padahal dulu memandang sebelah mata ibu-ibu yang kurang besar lengan berkuasa kaya gini. *sigh*

🙅 You leave and then return quickly just to check on your child or give one last kiss.

Nggak leave and return quicky sih tapi molor-molorin waktu semoga bisa lebih usang peluk Bebe. Hah saya menyesal sekali. :(

🙅 You ask, "Will you miss me?" or are visibly emotional about leaving.

Saya ngomong "Ibu kangen juga kok sama Bebe kalau Bebe di daycare and blablabla kalimat sayang-sayangan". Yang bikin mellow kok ya diri sendiri ah sebel.

🙅 You provide complicated explanations for why you have to go and make elaborate promises about what you'll do together when you get back.

Iya ini ngaku salah. Mana saya hingga iming-imingi mainan! Kalau tidak nangis nanti ibu pulang bawa mainan baru. Kemudian ia tambah drama "aku nggak mau mainan saya mau ibu" T_________T

🙅 Your child's sharp antennae and busy imagination will pick up on your cues. A cheerful, confident attitude goes a long way in making partings pleasant. Keep in mind that it's healthy for a 3-year-old to spend time in the company of other adults, so by making goodbyes short and sweet, you're doing him a big favor.

Ya, kalimat terakhir akan selalu saya ingat. Bebe lebih kondusif dan lebih produktif di daycare daripada hanya di rumah bersama saya yang nggak bahagia. Saya yang ikut mellow dan duka banget pas naro Bebe di daycare jadi imbas negatif buat Bebenya sendiri. Harus ceria ya nanti lagi! #monolog

source: babycenter 

Tapi ya, jadi orangtua kan pembelajaran seumur hidup nih, ya udah saya terima kesalahan saya dan mulai menata hati serta kebijaksanaan semoga bisa kembali tegas sama Bebe. Dan emang kerasa banget loh Bebe manja kalau ada saya doang!

Kemarin pagi hasilnya nguat-nguatin hati dan tetep turun di kantor. Bebe ngamuk di-strap di car seat. Nggak nyampe 5 menit JG chat katanya Bebe udah berhenti nangis dan pribadi ceria. YAELAAHHH.

Hari-hari sebelumnya berarti emang sayanya yang drama. Pake hukum nganter ke daycare segala, mandiin, nemenin makan, dan ikut duka pas hasilnya saya tetep harus berangkat kerja. Besokannya juga sama, pake cium-ciumin terus selama di mobil, ngamuk deh hasilnya pas turun di daycare.

Lagian saya ngapain drama coba, kalau pun Bebe di rumah seharian sama saya, niscaya ada aja kok yang bikin ia nangis. Yang ada malah makin praktis ngambek alasannya ialah saya manjain. Sementara di daycare ia jarang banget nangis.

Well, itulah dongeng ahad ini dari saya. Semoga bisa diambil hikmahnya ya bahwa bila merasa anak manja maka bercermin dulu pada sikap kita sendiri. :)

Selamat simpulan pekan!

-ast-

Posting Komentar