Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri gosok-gigi-sama-bebe. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri gosok-gigi-sama-bebe. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Tips Menyikat Gigi Balita

Tips menyikat gigi balita aneka macam beredar di internet. Tapi biarlah ya saya mau share juga kisah Bebe hingga ia mau sikat gigi tanpa gulat, drama, dan air mata. LOL


Beberapa waktu kemudian Bebe difoto di Instagram sambil tersenyum dan pamer gigi. Kemudian ada yang berkomentar (hai mbak Mira!) memuji wah gigi Bebe anggun ya, niscaya rajin sikat gigi. Gigi Bebe memang putih higienis dan nggak keropos sama sekali (JANGAN SAMPAI). Giginya masih utuh. Ada kuning dikit di gigi depan tapi masih utuh banget,

Karena ibu Bebe praktis dibentuk gembira dan bahagia, maka saya tulis postingan ini. Hahahaha. Kemudian galau nulis judul mau pake "tips sukses" takut nggak sukses, mau bilang "tips pintar" kok ya sok pinter amat. Mau bilang "tips seru" ya mati-matian juga sih nggak seru-seru amat hahaha. Makara ya udalah to the point tips menyikat gigi balita.

Bebe dulu drama banget sikat gigi. Bikin frustasi banget, digigit lah, nolak lah, lisan ketutup rapet lah hingga nggak ngerti lagi masukin sikatnya gimana. Cuma ya tetep kan harus dipaksa baik-baik. Baik-baik lantaran dipaksa tapi ya nggak diomelin juga. Disabar-sabarin aja dibujukin. Sekarang sih syukurlah udah nggak pernah drama lagi. Malah maunya sikat gigi mulu, jikalau udah tamat niscaya minta odol lagi. -_____-

Ini ia tips menyikat gigi balita:

1. Biasakan semenjak bayi

Bebe sikat gigi semenjak belum ada giginya. Pas gusinya mulai keras gitu, disikat pake karet yang dimasukin ke jari itu loh. Digigit nggak? Digigit laahhh.

Sampai kini juga masih gigit sikat gigi kok. Tapi apa lantaran digigit kemudian menyerah? Apa lantaran digigit jadi rela anak nggak gosok gigi?

Ya pada dasarnya biasakan gosok gigi semenjak bayi. Pantang mengalah sebelum gigi tersikat semua!

(Baca: Mengajarkan Kebiasaan Baik pada Balita)

2. Buat rutinitas

Kapan pun Bebe mandi maka Bebe gosok gigi. Makara saya nggak bikin hukum gosok gigi sesudah makan atau gosok gigi pagi dan sebelum tidur. Kadang jikalau weekend ia sore udah dekil banget, ya sore mandi plus gosok gigi. Malem sebelum tidur niscaya mandi lagi dan gosok gigi lagi lantaran mandi ialah ritual sebelum Bebe tidur.

Nah waktu belum dapat kumur-kumur, saya juga nggak mengharuskan gosok gigi di kamar mandi atau wastafel. Pakai pasta giginya yang dapat ditelen juga kan jadi nggak ada urgensi ia harus di kamar mandi atau wastafel. Gosok gigi di mana aja, di kasur sambil main juga ayo aja yang penting gosok gigi. Setelahnya minum. Ini untuk membiasakan diri dengan gosok gigi aja sih. Di mana aja ayo daripada dipaksa ke kamar mandi/wastafel terus malah nggak jadi?

(Baca perihal pasta gigi dapat ditelan Bebe di sini)

Sekarang sih ia udah dapat kumur dan dibuang airnya. Makara kini pakai pasta gigi biasa soalnya yang dapat ditelan itu mahal hahaha. Makara kini (2 tahun 4 bulan) gosok gigi selalu di kamar mandi.

3. Sikat gigi bersama

Ini penting dan harus sambil akting "IBU SIKAT GIGI DULU AAHHH! HMMM! SEGAR YA SETELAH SIKAT GIGI." Ya akting-akting sok excited gitu loh.

Biarkan ia pegang sikat giginya sendiri, lama-lama Bebe suka mengalah gitu kemudian ketika kondisi sikat gigi masih dalam lisan dia, GOSOK!

Cicil aja gosoknya. Misal kini geraham bawah dulu kanan kiri, udah gitu mandi dulu, terus geraham atas kanan kiri, terus main air, terus gres depan. Berdua juga bisa, pegang berdua gitu sikatnya. Soalnya kadang ia bete gitu lantaran kelamaan disikat giginya, mati gaya dan nggak nyaman kali ya ada yang gusrek-gusrek gigi.

4. Pasta giginya yang enak

IYA INI NGARUH. Kalau nggak lezat nggak mau dia. Kalau udah dapat pilih supaya pilih sendiri. Waktu kecil sih saya cari kondusif rasa pisang lantaran Bebe suka pisang. Intinya cari yang jadi favorit anak.

5. Sikat giginya yang enak

Ini juga ngaruh! Bebe pernah saya belikan sikat gigi yang dapat dilipet terus jadi mobil. Ya dipake cuma sekali doang kemudian mingkem. Ternyata pas saya coba emang nggak lezat banget sih, keras dan kasar. Sekarang Bebe harus pake Oral-B Stages (ini bukan iklan) yang gambarnya Winnie The Pooh. Dia hingga tau yang gambar Tigger itu yang di daycare, yang Eeyore di rumah, yang Pooh di rumah nini. Begitulah. Harus cari yang bikin anak terobsesi.

Eh terus kemarin beli di AEON sikat gigi Tomica soalnya gemes lucu banget. Nggak tau deh mau apa nggak, belum dicoba hahaha.

6. Nonton video "Brush Your Teeth"

Ini nggak ngaruh di Bebe tapi ngaruh di anak beberapa temen saya. Makara gosok giginya sambil nonton videonya. Bebe entahlah nggak terpengaruh sama sekali dan tetep nggak mau. Ini videonya.


Mungkin dapat dicoba dengan video anak kecil lain lagi gosok gigi. Tidak ada salahnya mencoba peruntungan hanya bermodal kuota, buibu!

7. Perlihatkan gigi rusak

Ini ia turning point-nya. Suatu hari Bebe liat gigi abang sepupunya (namanya Alma) yang keropos. Sampai hitam gitu kan. Dan ia shock.

Bebe: "Ibu gigi Alma kenapa?"

Ibu: "Itu lantaran tidak sikat gigi, makanya harus rajin menggosok gigi ya!"

Kemudian ia mau gosok gigi dengan sukarela. Sejak ketika itu ia jadi suka merhatiin gigi orang. Kebetulan di daycare juga ada anak yang giginya keropos juga. Terus ia lapor jikalau temennya gigi rusak juga lantaran nggak pernah gosok gigi lol anakku praktis ditakut-takuti. -_____-

8. Puji dan ingatkan

Pujian harus sering diberikan "wah anak cerdik menyikat gigi!" bahkan kadang masih di kamar mandi aja saya peluk dulu saking urgent-nya itu pujian. Setelah tamat mandi, bawa ke kamar, laporkan lagi dong sama JG "Appa, tadi Xylo cerdik loh menyikat gigi!". Nanti Bebe akan berbinar gembira dan JG tentu harus puji lagi "WAHHH PINTAR SEKALI MAU MENYIKAT GIGI".

Ulangi dan ulangi lagi setiap hari. Hidupku penuh dengan akting excited memuji segala hal baik yang dilakukan Bebe. Nggak apa-apalah ya? HAHAHAHA.

(Baca: Selepas ASI, Apakah Anak Harus Minum Susu?)

*

Begitulah. Luar biasa, tips menyikat gigi balita doang hingga DELAPAN POIN loh ibu-ibu. Masih dapat bilang jadi ibu itu gampang? Btw please note ada kemungkinan Bebe giginya anggun lantaran nggak ngedot hahaha.

Soalnya rata-rata anak yang ngedot itu kan dot terus ketiduran kan. Nggak gosok gigi lagi dong? Mungkin itu sebabnya juga giginya jadi praktis rusak. Mungkin loh yaaa.

Share yukkk supaya gigi anak Indonesia bagus-bagus semua lantaran rajin menyikat gigi!

*modus*

LOL

-ast-

Detail ►

#Familytalk: Mengajarkan Kebiasaan Baik Pada Anak


Mengajarkan kebiasaan baik pada anak itu gampang-gampang susah. Gampang sebab ya tinggal dibiasakan. Susah sebab siapa deh yang bilang punya anak itu gampang?

Baca punya Isti:
Kebiasaan Baik pada Anak

Ini beberapa kebiasaan baik yang saya tanamkan pada Bebe.

1. Cuci tangan dan kaki


Kami bukan keluarga yang hygiene freak banget hingga segala dilap dulu sebelum dipegang Bebe. Tapi bila habis main di luar, ya harus basuh tangan dan kaki. Di daycare pun diajarkannya menyerupai itu.

So far so good, namanya anak dan air ya, nggak susah sama sekali nyuruh anak cuci-cuci mah hahaha.

2. Sikat gigi


Ini sempet drama banget. Pernah saya ceritakan di sini: Gosok Gigi Sama Bebe

Berikut-berikutnya meski pakai odol pun ia berpengaruh pendirian, nggak mau ya nggak mau. Suatu hari ada kegiatan dokter gigi di daycare, entah gimana si dokter mencontohkan bila gigi nggak disikat itu nanti dapat keropos. Dan kebetulan ada anak daycare yang giginya keropos, hitam, dan hancur gitu loh.

Bebe menyerupai tersadar pentingnya gosok gigi lol. Dia shock kenapa temennya giginya dapat begitu. Sekarang gosok gigi tanpa drama lagi, tinggal bilang aja: nanti giginya kaya xxx loh? Hiiii.

*kemudian mangap* Dan hingga kini gigi Bebe utuh semua huhu terharu banget.

#win

3. Meminta maaf

Ini masih peer. Entah anak perjaka doang apa anak cewek juga sih? Soalnya Bebe gengsinya udah gengsi perjaka banget. Kalau salah gengsi bila harus minta maaf duluan.

Beuh dibujukin hingga time out maksa ia untuk minta maaf. Tapi nggak selalu sih. Kadang ia sukarela ngasih tangan untuk salaman bila habis berantem sama temennya.

Kaya kemarin sore, di dalem playpen Bebe lagi berdua main sama temennya, sebut saja Z, umurnya 3 tahun lebih. Dan tiba-tiba Z nangis kejer dan ngambek berdiri ngadep dinding.

Mbaknya nggak tau kenapa tapi terperinci bila Z murka sama Bebe. Akhirnya Bebe disuruh minta maaf dan mau. Z nya ga mau. Bebe suruh peluk, Bebe peluk, Z nya ngambek. Sampai di daycare saya tanya.

Ibu: "Xylo kakak kenapa?"

Xylo: "nangis sama xylo"

Ibu: "kenapa hingga menangis?"

Xylo: "dipukul sama xylo"

T________T

Dia tau ia salah sebab mukul duluan makanya dengan simpel mau minta maaf. But whyyy harus pukul segala? Gimana cara ngajarin anak agar nggak pukul-pukul? Karena kadang bukan mukul kan tapi nepok nggak sengaja keras banget sebab belum tau kira-kira.

Nah bila Bebe nganggapnya ia nggak mukul (cuma ketepok nggak sengaja), itu nyuruh minta maaf dapat hingga berantem-berantem lah.

T________T

4. Magic Words

The magic words yang selalu disebut orang kan tiga ya, "tolong, terima kasih, dan maaf". Tapi saya punya satu lagi adalah "permisi". Soalnya kaya nggak sopan gitu bila mau lewat Bebe bilangnya "awas ibu awas". Otomatis saya ralat "PERMISIIII".

Magic words work best bila kita contohkan tentunya. Exaggerate tentu saja. Pembicaraan saya dan JG di depan Bebe emang 90% akting excited.

Me: "Appa TOLONG DOONGGG ambilkan minum!"

JG: "Ini ya ibu"

Me: "WAAHHH TERIMA KASIH APPA SUDAH MENGAMBILKAN MINUM UNTUK IBU"

Every. Single. Time.

And it works!

Bebe naturally sudah pakai "tolong dong", "makasihhh", "permisiii", cuma "maaf" doang yang kadang kala hahahahah

5. Beres-beres

Anak nggak mau beresin mainan? Bebe mauuuu! Wuhuuu! Karena di daycare dibiasakan beres-beres mainan kan, dan sambil nyanyi! Liriknya gini, nyanyikan pake nada "are you sleeping"

"Beres beres, beres beres, sekarang, sekarang.
Ayo beres beres, ayo beres beres, sekarang! Sekarang!"

SETIAP BERES-BERES, NYANYI! Kalau lagu simpulan beres-beres belum selesai, ULANG NYANYI LAGI!

Kalau awalnya ia nggak mau, nggak apa-apa. Ajak aja terus untuk beres-beres sambil kitanya nyanyi. Lama-lama bila saya mulai nyanyi, Bebe otomatis eksklusif beres-beres. Yasss!

6. Potong kuku

Potong kuku sebab bila kuku panjang itu sakit banget bila nggak sengaja kecakar. Dan Bebe tipe yang berdiri bila dipotong kukunya lagi tidur maka harus dicari strateginya.

Udah pernah saya ceritain sih, adalah dengan bilang di kukunya ada cacing bila ga dipotong hahahaha. Bebe taunya cacing itu cacing tanah jadi ia serem sendiri dan selalu kalem bila dipotong kuku.

Malah kini jadi nyuruh saya potong kuku terus sebab "hiii kuku ibu panjang ada cacing hiii"

Exactly what we always said, words by words.

LOL

7. Goodbye kiss

Saya sama JG tipe yang suka PDA hahaha silakan sebel sama kami berdua. :|

Ya nggak french kiss di kereta atau di eskalator juga sih kaya orang-orang Singapur lol. Tapi peck doang bila di The Sims mah, muah gitu. Dan itu kami lakukan setiap hari sebelum saya turun dari mobil. Kalau pake motor, ya teteeeppp. Bonus diliatin satpam kantor lol.

Nah kini sama Bebe pun gitu. Harus cium sebelum saya masuk kantor. Bebe kadang ceria banget cium, kadang "jangan cium ibuuuu!"

Kenapa anak 2 tahun udah nggak mau dicium ibunya.

T_________T

Well ya, itu beberapa kebiasaan baik yang saya ajarkan pada anak saya. Ada ilham lain?

-ast-

Detail ►

Bebe's Story 34 - 38


6 Desember 2016.

Hari ini Bebe sempurna 2 tahun 6 bulan. Mungkin ini terrible two sedang klimaksnya sebab bila ini belum klimaks, saya dapat sakit kepala mikirin klimaksnya gimana. Bebe sedang sangat, sangat, sangat keras kepala. Apa yang ia mau harus dituruti.

Semalam mendadak nggak mau gosok gigi sebelum tidur. Padahal sebelumnya mau-mau aja bahkan ngajak ke kamar mandi sendiri untuk gosok gigi. Semalam nggak mau. Nangis kejer kaya disiksa. 😪

Kalau lagi nangis gitu beliau benci JG with no reason HAHAHAHAH. Pokoknya bila lagi tantrum beliau benci banget dideketin JG apalagi digendong. Pasti teriaknya "ibu aja ke ibu aja". Padahal saya yang maksa beliau gosok gigi lol. Soalnya gigi beliau rapi banget dan itu niscaya sebab beliau rajin gosok gigi semenjak bayi. Masa kini tiba-tiba nggak gosok gigi padahal yang dimakan makin beragam?

Saya nggak terima.

Walhasil semalam sekitar 40 menit lah beliau dijaga JG di dapur teriak-teriak "mau ibu aja!" like a gazillion times. Kalau mau ke saya, syaratnya harus mau gosok gigi. Sekitar 5 menit sekali saya tengokin, dan tanya "sudah mau gosok gigi?" beliau jawab "NGGAK MAU GOSOK GIGI! MAU IBU AJA!". 😪

"Tidak boleh, bila mau ke ibu harus mau gosok gigi," I SAID THAT ALSO GAZILLION TIMES.

Sampai alhasil ya maulahhhh. Lagi kenapa sih harus nggak mau segala coba. Akhirnya nangisnya udah selesai sebab mungkin beliau bosan dan beliau bilang "mau ibu, gosok gigi di kamar sama ibu". OKE! Gosok gigi deh di kasur lol lagi odolnya odol bayi yang nggak berbusa gitu. Yang penting gosok giginya kan bukan di mananya? LELAH ZIZ LELAH.

(Baca: Terrible Two Tips: Menghadapi Anak 2 Tahun)


Oke lanjut ke celetukan-celetukan Bebe bulan ini! Banyak sekali yang terjadi dari beli sepeda, nonton bioskop pertama kali, hingga kepentok kusen jendela berdarah-darah hingga ke UGD. -________-

#34

Nasihat bulan ini dari Bebe: "Ih ibu ini kukunya panjang, potong dulu yuk!"

Ibu *dalam hati* : "THAT'S MY LINE!"


#35

JG finally beli sepeda, supaya dapat naik sepeda bonceng Bebe. Bebe super excited dan selalu mengaku-ngaku bila itu sepeda beliau bukan sepeda JG. Mereka main sepeda di CFD tiap ahad pagi jadi ibu di rumah dapat main dandan-dandanan plus foto-foto yay!

Minggu kemudian sebelum pergi.

Bebe: "Ibu, Salo main sepeda sama appa! Ibu ditinggal aja ibu nggak diajak!"

Berjam-jam kemudian mereka pulang.

Bebe: "Ibu tadi di jalan Salo mau pulang aja. Salo cari-cari ibu."

HAHAHAHAH TADI KATANYA IBU DITINGGAL AJA HIH!

#36

Bebe sudah hafal warna, cuma kadang bila di-tes suka ngotot aja sengaja nggak pengen bener. Apalagi bila sama JG. Suatu hari JG mengatakan warna merah.

JG: "Ini warna apa, Be? Me?"

Bebe: "HIJAU"

JG: "Merah ah, kan sudah tahu merah"

Bebe: "HIJAU APPA!"

JG: "Yeee merah ini"

Bebe: "IH APPA! INI MERAH!"

JG: "LAH IYA DARI TADI APPA BILANG INI MERAH!"


#37

Tiap sore, yang saya tanyakan pertama kali yaitu "Xylo hari ini nangis nggak?" sebab itu memilih mood beliau seharian.

Ibu: "Xylo hari ini menangis nggak?"

Bebe: "Nangis"

Ibu: "Nangis kenapa?"

Bebe: "Lupa!"

Hmmm, saya curiga, Belum pernah sekali pun Bebe jawab lupa kenapa menangis. Lupa menyimpan mainan sih sering.

Nyampe rumah beliau dongeng lagi tanpa ditanya.

Bebe: "Ibu, tadi Epin nangis, Salo juga nangis" (Epin yaitu nama temannya)

Ibu: "Wah kenapa ya nangis?"

Bebe: "Epin jatuh dari sepeda, Salo lupa"

*keukeuh lupa kenapa nangis*

Saya masih curiga tapi nggak maksa. Dia masih lanjut cerita.

Bebe: "Ibu tadi ada doktel"

HMMMMMM.

Ibu: "Jangan-jangan Salo nangis sebab ada dokter gigi? Tidak mau buka lisan ya?"

Bebe: "Iya betul"

😂😂😂 alhasil ngaku juga anak bayik!


#38

Makara sore itu saya udah di daycare nunggu JG, Bebe mainan gorden. Kesel banget sebab nggak dapat dibilangin jangan sebab takut jatuh. Dia loncat-loncat di balik gorden, depan jendela.

TAU-TAU NANGIS.

Saya buka gordennya dan beliau nangis bilang "ibu ini sakit kejeduk huhuhu"

Saya kesel dong dan selewat cek jidat beliau nggak merah atau abuh "ibu bilang juga jangan main di sini, nggak kelihatan kan jadi kejeduk!"

Tiba-tiba beliau gosok alis kanan sambil masih nangis bilang "ini sakit ibu" DAN BLAR TAU-TAU DAHINYA BERDARAH.

T__________T

Makara tadi nggak kelihatannya itu sebab sobek kecil banget dan di antara bulu-bulu alis. Eh malah digosok jadi lukanya makin lebar. Tangannya udah darah semua, pelipisnya juga.

Oke saya nggak panik, saya angkat dan bawa ke ruang tengah daycare. Minta tolong mbaknya bawa air panas dan dibersihkan pakai tisu berair air panas. Saya pribadi foto dan kirim JG, JG dateng pribadi cus ke UGD.

Di UGD lukanya dibersihkan lagi, butuh JG dan 4 suster (3 pemuda 1 cewek) untuk pegangin sebab beliau berontak dan berpengaruh banget! Saya yang gendong, dan dokter bersihin lukanya.

Nggak dalem, nggak perlu dijahit. Cuma panjang aja sekitar 1,5 cm. 😪 Diperban rapi, harus diganti sehari dua kali selama 3 hari, kemudian beliau kembali ceria, Sampai rumah udah loncat-loncat lagi di kasur WHY.

Dan luka itu kemudian jadi alasan untuk segala hal.

JG: "Be, itu ada upil sini appa ambil"
Bebe: "Nggak mau appa, Salo lagi sakit!"

Ibu mau pergi kerja: "Cium dulu dong!"
Bebe: "Jangan cium ibu, Salo sakit!"

YAELAH.

Perban itu nggak boleh ada yang ganti kecuali ibu. Besoknya di daycare kebetulan jadwal dokter, kepo dong beliau mau liat lukanya. Dia buka sedikit perbannya, SEHARIAN NGGAK BOLEH ADA SENTUH LAGI LOL. Makara seharian beliau main dengan perban ngaplek setengah terbuka. -________-



*

ITU AJA!

Bulan ini berat sebab beliau maunya begadang mulu. Bobo dulu sih jam 10-11an gitu tapi kemudian jam 2 bangun. Pernah pas kapan beliau bangkit biasanya main doang, ini minta susu lah. Saya bangkit ambilin susu coklat, terus beliau bilang stroberi dong ibu. Sambil merem saya ke dapur lagi ambil susu stroberi. Selesai minum susu, beliau mau minum air putih, dan minta diisi ulang botolnya. Saya jalan lagi ke dapur astagaaa.

Aturan mobil-mobilan dapat jatoh ke balik kasur terus beliau sibuk cari hp untuk nyalain senter dan senter-senterin mobil-mobilan yang jatuh. Terus buka YouTube sendiri DAN JG *yang padahal dari tadi bobo doang* NGGAK TAHAN LAGI. JG rampas hpnya dan Bebe pribadi murka hingga ketiduran. #win

Bebe juga lagi hobi roll depan. Literally jungkir balik. Mau ngapain pun roll depan dulu. Pake celana, sambil posisi siap roll depan. Mau bobo, roll depan dulu 5-10 kali lah. Nonton film aja sambil guling-guling roll depan PERMISI MAKSUDNYA APA YA? Akhirnya Bebe melaksanakan hal tanpa tujuan. -_____-

Dan yah, pertama kali nonton bioskop. Bebe dan JG nonton 'Moana' supaya saya dapat nonton 'Fantastic Beasts and Where to Find Them'. Kalem banget katanya sepanjang film yay! Seru deh bila gitu nanti lagi udah dapat diajak nonton bila ada film anak-anak.

*

PANJANG YAAAA. See you next month!

-ast-

Detail ►

Memahami Anak

Kemarin saya Insta Story soal kesulitan menjadi ibu. Dari semua tanggapan yang masuk, 80% menjawab sulit menahan emosi. Karena anak banyak tingkah, banyak ulah, iseng dan lain sebagainya.



Sementara bagi saya, hal yang tersulit ketika jadi ibu yaitu ketika saya menyadari bila saya tidak sanggup lagi hanya fokus pada diri sendiri.
 Sekarang dan selamanya, hidup saya akan terbagi dengan anak. THAT FACT HIT ME REAL HARD.
 

Mungkin lantaran nggak ada yang menyiapkan saya untuk punya anak. Saya sendiri nggak pernah menyiapkan diri untuk punya anak. Waktu kuliah sih centhyl banget pengen nikah muda lah segala rupa. Begitu kerja waw nikah aja mikir-mikir banget panjang lebar. Heran juga kenapa kecemplung sekalian dan punya anak hahahaha.

Eh terus kebetulan sini kan orangnya perfeksionis dan ambisius ya. Oke gundah kok sanggup punya anak, tapi sehabis punya ya lakukan segala hal untuk membesarkan anak. Hahaha. Se-nggak pede itu sama insting keibuan diri sendiri lantaran ya seumur hidup nggak punya imajinasi apa-apa ihwal jadi ibu.

Kemudian tiba problem berikutnya, problem sulit sebagai ibu: mengelola ekspektasi. Saya punya ekspektasi pada Bebe PLUS saya punya ekspektasi diri pada saya sebagai orangtua. That’s the hardest part. Damn.

Meski merasa nggak punya insting keibuan, saya yakin pada satu hal: saya tahu 100% akan membesarkan Bebe ibarat apa. Sebagai orangtua, saya dan JG merumuskan hal-hal (kita sebut saja values) semoga Bebe sanggup jadi individu yang kita harapkan. Yang selalu sanggup punya keputusan sendiri, mandiri, tidak bigot, dan menghargai perempuan.

Values ini nggak dirumuskan pas lagi hamil gitu. NGGAK SAMA SEKALI. Pas hamil cuma kepikiran satu hal: Bebe harus jadi orang yang sanggup ambil keputusan. UDAH ITU DOANG. Lebih lantaran rese sama JG yang nggak sanggup ambil keputusan.

(Ceritanya ada di sini: Anak dan Pengambilan Keputusan)

Seiring berjalannya waktu, semakin Bebe meninggalkan masa bayi, kami semakin sering mendiskusikan ihwal sikap Bebe, cari tahu ke sana sini, konsultasi dengan psikolog anak, dokter tumbuh kembang, dll. Kami butuh backup science, research, anything untuk menghadapi Bebe. Untuk memahami kenapa beliau melaksanakan ini dan itu.

Karena bila pake insting doang wah murka sih pasti. Emosi saya nggak sanggup menghadapi anak yang waktu bayi high needs dan jadi highly sensitive ketika balita. Kalau saya nggak cari penjelasannya secara science, dijamin saya akan sering marah-marah.

Waktu Bebe umur 3 tahun, kami ketemu dengan Montessori dan yay makin kokoh deh valuesnya. Satu mantra Montessori yang perlu disimpan dalam hati dan diterapkan sehari-hari:

“Setiap hal yang dilakukan anak niscaya bermakna”

PASTI LHO. Menurut kita nggak jelas, berdasarkan anak mah ya terperinci lah. Apalagi anak umur 2 tahun gitu yang sedang gundah melihat dunia dan berusaha memahami emosinya sendiri,. Kalau bukan kita yang memahami beliau dan mengajarkan soal emosinya, siapa lagi?

Ingat, apa yang tidak masuk nalar bagi kita, mungkin sangat masuk nalar bagi mereka.

Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan lantaran ingin menyebalkan tapi lantaran mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita.

Dua paragraf di atas dari goresan pena usang saya: The Terrible Terrible Two. Tulisan itu juga mungkin sanggup bantu untuk ibu-ibu yang susah nahan emosi.

Kaprikornus apa aja values yang kami terapkan di rumah? Dan gimana values ini sanggup bantu untuk mengelola emosi? Values kami secara umum adalah:

ANAK ITU SUBJEK. BUKAN OBJEK.

Sebagian besar pernah saya tulis di blog ini. Tapi belum pernah dibentuk list kaya gini. Detailnya:

Anak yaitu individu sendiri. Dia anakku tapi beliau BUKAN aku.

Saya nggak mau memaksakan diri saya pada anak. Misal hanya lantaran saya suka gambar, Bebe harus jadi suka gambar juga. Atau lantaran saya dan JG seneng tampil, maka beliau harus seneng tampil juga.

Bebe bukan kami. Dia individu sendiri. Kaprikornus saya dilarang kecewa ketika ia tidak mau atau menolak melaksanakan hal yang berdasarkan saya baik. Yang berdasarkan saya menyenangkan. Yang tetapkan sebuah hal menyenangkan atau nggak itu ya Bebe sendiri.

Ini salah satu cara memahami anak. Less stressful juga lantaran jadinya nggak pernah maksa apa-apa untuk anak.

Kami menghargai semua pendapat Bebe dan tidak pernah meremehkannya.

Ini nih yang sering banget saya liat. Orangtua yang meremehkan anak dan bahkan bilang “alah anak kecil tau apa?” atau “alah kaya yang ngerti aja kamu”.

Anak ingin tahu sesuatu kemudian malah diremehkan lantaran beliau tidak tahu. Kalau kita malas menjelaskan sesuatu sama anak, jangan salahkan bila suatu hari anak juga malas menjelaskan sesuatu sama kita.

via GIPHY

Kami memberi kebebasan untuk melaksanakan apapun yang ia ingin lakukan.

Jika berbahaya, boleh tetap dilakukan asal diawasi. Kaprikornus bebas banget mau ngapain juga boleh. Mau guling-guling di aspal atau nggak pake sepatu ke luar rumah bahkan ke mall sekalipun boleh. Kalau bahaya? Ya didampingi. Makanya sukaaaa sekali sama Montessori.

Karena di Montessori, materi practical lifenya real sekali. Gelas ya pake gelas kaca, gunting ya gunting beneran (bukan gunting anak), semua pake benda yang sama untuk orang dewasa. Kaprikornus kini bila Bebe minta potong roti misal pake pisau beneran ya dikasih pisau beneran TAPI DITEMANI, DIAWASI.

Diberi tahu risikonya. Ini menjadikan rasa percaya diri dan tanggung jawab anak.


Kami memvalidasi emosi. Kamu boleh marah, boleh sedih, boleh kecewa.

Emosi itu normal. Iyalah, lha kita aja sanggup kesel masa anak kecil nggak boleh. Ibunya aja praktis cranky di ketika lapar, masa pas anaknya lapar terus cranky malah kita marahin “KAMU KENAPA SIH?!” Laper bos!

Sejak umur 3 tahun, saya juga sudah memberi tahu bila kau sanggup marah, IBU JUGA BISA. Kalau kau sanggup duka dan nangis, IBU JUGA BISA. Ini bikin anak berempati. Misal saya abis teriak gitu ya lantaran beliau nggak tidur-tidur, beliau eksklusif diem kan. Saya peluk dan tanya “kamu duka kan bila saya marah? Aku juga duka lho bila kau marah”

Nextnya bila beliau murka TINGGAL SINDIR AJA HAHAHA. Nggak deng, tapi labeli emosinya “Wah anak ibu marah-marah terus, kecewa ya lantaran harus berhenti nonton” atau “Oh iyaaa kau duka ya ya udah boleh nangis tapi dilarang makan coklat malem-malem”. Ya masa anak duka nggak boleh nangis. Nanti makin sedihlahhh.

Nangis yaitu salah satu cara mengeluarkan emosi. Nangis itu sehat. Baca nih di sini: 5 Alasan Anak Perlu Menangis

Kaprikornus bila beliau nangis, kami kebal. Kami nggak kalah apalagi marah. Diemin aja sih hahahaha.

Kami akan selalu mendengar Bebe. Selalu dan tidak akan pernah memintanya berhenti bicara.

Bebe yaitu prioritas. Semua ucapannya kami dengar baik-baik jadi ya beneran nggak sanggup ngobrol berdua JG bila ada Bebe lantaran motong mulu beliau sebel dicuekin. Kaprikornus nggak pernah kesel bila Bebe ngomong terus, lantaran ya udah jadi prioritas aja.

Baca lengkapnya di sini: Parenting Butuh Teori!

We treat him like adults.

Menurut Montessori, anak yaitu orang cukup umur yang terjebak dalam badan yang kecil. 
Jadi ya bila kita sebel lantaran satu hal, anak juga niscaya sebel. Saya dongeng apapun sama Bebe dongeng apapun. Saya percaya beliau mengerti. Bahasanya aja yang diubahsuaikan dengan bahasa anak 4 tahun.

Kaprikornus nggak pernah insiden saya menolak menjelaskan dengan alasan "alah udalah nggak akan ngerti kau masih kecil". Saya jelaskan dulu, panjang lebar, bayi keluarnya gimana aja saya liatin videonya (yang gentle birth ya yang nggak jerit-jerit), so far belum ada pertanyaan beliau yang ketika saya jelaskan beliau tetep nggak ngerti. DIA MENGERTI. Anak nggak ngerti itu lantaran kita nggak sanggup jelasinnya. Period.

Kami mengungkapkan sayang dengan kata-kata.

Teori oonnya nih ya, ngungkapin sayang pake kata-kata itu nggak gampang. Nggak semua orang bisa. Kaprikornus bila ngungkapin sayang aja udah biasa, dibutuhkan ngungkapin hal lain juga bisa. “Aku sayang kamu” itu kalimat tersering diucapkan di rumah kami. Saya ke JG, saya ke Bebe, JG ke Bebe, Bebe ke JG semua sesering itu bilang “aku sayang kamu”.

Kaprikornus inget dongeng beberapa ahad lalu, saya lagi mandi, Bebe lagi makan Puyo tapi nggak abis. Terus malah diaduk-aduk dimainin, TUMPAHLAH ITU PUDING, Bebe terus beresin sendiri kan. Perang belum dimulai, JG belum ngomel nih.

Selesai tumpahan puding di meja masuk lagi ke cupnya, EH LOH TUMPAH LAGI. Mulai emosi dong ya. JG (yang dari tadi sambil basuh piring) bilang “kan appa sudah bilang jangan dimainkan! Tutup terus simpan!”

Bebe diem, nggak mau beresin dia. Saya beres mandi, nanya ada apa. Terus saya bilang “Bereskan, kau salah. Kamu harus bereskan”. Terus beliau beresin sambil sedih.

Selesai beberes hingga dilap pakai tisu, Bebe akhirnya bilang “tadi saya nggak sengaja tumpahin lagi itu lantaran mau tutup terus susah tutupnya, jadi tumpah lagi”

HUAAAAAA. Langsung seketika saya peluk dan bilang “thank you for telling me this, saya bahagia kau tetap bertanggung jawab membereskan dan saya juga bahagia lantaran kau berani bilang bila tadi kau tidak sengaja” kemudian JG juga peluk dan minta maaf lantaran sudah menuduh Bebe mainin puding.

MAU MEWEK SIH SUMPAH.

via GIPHY

Karena gimana ya, saya waktu kecil (dan saya yakin kalian di generasi saya juga punya pengalaman serupa), takut aja gitu ngakuin hal-hal kaya gitu ke orangtua apalagi bila abis dimarahin. Kalau ortu udah murka ya kita nggak punya pembelaan. Kalau pun akhirnya kita sanggup membela diri, kemungkinan besar jadi berantem kan sama ortu?

Udah mah kita nggak ngerasa salah, dimarahin, ortunya nggak minta maaf. Wah sebel sih. Nggak heran pas remaja saya berantem terus sama ibu hahahaha.

Kami akan support apapun yang ia inginkan selama tidak melanggar hukum yang berlaku.

Yes. Bebe BEBAS melaksanakan apapun tapi dengan hukum yang berlaku. Aturannya nggak banyak kok, kurang lebih gini doang:

1. YouTube hanya weekend (ini hukum sehabis beliau umur 3 tahun). Baru boleh nonton SETELAH makan.
2. Makan tidak sambil nonton
3. Tidur malam maksimal jam 10
4. Wajib gosok gigi sebelum tidur
5. Harus tidur siang meski weekend
6. Di kendaraan beroda empat harus di car seat

Sisanya bukan hukum tapi lebih ke tanggung jawab:
1. Kalau numpahin sesuatu ya beresin
2. Tiap nyampe rumah, masukin sepatu ke rak sepatu kemudian basuh tangan dan kaki.
3. Kalau salah, sengaja tidak sengaja harus minta maaf


Jangan lupa jelaskan lantaran akibatnya. Kaprikornus nggak pernah drama nggak boleh makan es krim lantaran udah malem. Karena beliau tau sendiri bila beliau makan es krim tandanya beliau harus gosok gigi. Malah kadang beliau jadi males makan yang manis-manis lantaran males gosok giginya lagi. Internal motivation itu bila udah terbentuk jadinya praktis banget hidup kita. Anak jadi mandiri, tetapkan segalanya sendiri, sesuai dengan value yang selama ini diterapkan dalam keluarga.



*

Udah segitu valuenya. Sungguh ekspektasi yang sangat tinggi ya. Nggak heran terlalu takut punya anak kedua. Selain takut bayar daycare, takut juga nggak sanggup mempertahankan idealisme ini HAHAHAHA. Iya idealisme kami bukan BLW atau MPASI homemade emang. Kalau urusan itu mah seraahhh yang penting anak mau makan. Hahahaha.


(Baca: How Are We Gonna Raise Our Kids?

Apa sanggup kaya gini selalu dilakukan? Karena udah terbiasa sih bisa. Kami juga saling mengingatkan TERUS JANGAN BAPER. Kaprikornus saya bila udah capek terus Bebe nanya-nanya saya jawabnya suka asal. Misal Bebe tanya “Bu, kenapa sih lalala” terus saya jawabnya “kenapa yaaaa lantaran begitu deh pokoknyaaaa” Males-malesan asli.

Pasti eksklusif ditegur JG “heh kok jawabnya asal amat” gitu. Jangan baper bila ditegur. Sebaliknya juga, bila JG kaya gitu ya saya tegur juga. Langsung ingetin “ih nanti beliau males nanya lagi loh” gitu.

Kenapa value ini harus saya jembreng kaya gini? Karena saya yakin, berangkat dari sini lah kenapa saya sanggup sabar dan nggak praktis emosian ketika menghadapi tingkah Bebe. Karena saya berusaha paham ilmunya dan selalu berusaha memahami pola pikirnya. MUNGKIN kalian susah nahan emosi lantaran belum merumuskan secara detail, ingin ibarat apa anak kalian?

Kalau sudah dirumuskan, semua akan lebih praktis lantaran kalian tahu persis goalsnya apa. Kalian akan sadar kenapa anak melaksanakan itu? Anak kok begini, saya salah apa? Semua tidak akan blur lagi.

Ya kecuali anaknya masih di bawah 2 tahun ya. Itu masih fase pasrah aja buibu HAHAHA. Di 1,5 tahun sih kayanya Bebe mecahin gelas (karena emang dikasih gelas kaca) dan saya eksklusif colekin kaca ke kakinya biar beliau tahu itu sakit. Dari situ beliau selalu pake gelas kaca dan nggak pernah mecahin lagi.

KALAU PUN mecahin lagi ya udah nggak usah dimarahin sih. Kaya orang cukup umur nggak pernah mecahin gelas aja. Orang cukup umur aja sanggup nggak sengaja jatohin, anak kecil juga bisa. Treat them like we treat ourselves, like adults!

JADI HARUS BANGET NIH BIKIN LIST VALUES BEGINI?

Ih nggak haruslah. Siapa yang bilang harus. Ketika punya anak yang harus itu cuma punya penghasilan yang sanggup ngasih makan anak SISANYA BEBAS. Nggak ada harus ini itu. Valuesnya juga diubahsuaikan dengan value keluarga, di mana kita merasa sanggup melaksanakan itu dan mencontohkannya pada anak. Tiap keluarga niscaya beda dong ya value yang dipegangnya, semacam company culture perusahaan gitu, tiap perusahaan niscaya beda.

Cuma di saya ini berhasil bikin emosi saya lebih stabil, lantaran saya tau apa yang saya perjuangkan. Bikinnya juga nggak perlu sekaligus kok. Hari ini membiasakan satu hal baik, ahad depan membiasakan satu lagi, bulan depan satu lagi. Satu perubahan kecil pelan-pelan lebih baik dibanding nggak berubah sama sekali. <3

Satu lagi, sanggup kaya gini lantaran kami sehat fisik dan mental, lantaran kami nggak punya problem pribadi lain. Kalau kalian punya problem pribadi lain dan jadi nggak fokus urus anak, semoga cepet ketemu solusinya yaaaa. Aamiin.


-ast-

Detail ►

Selepas Asi, Apakah Anak Harus Minum Susu?


Apakah anak harus minum susu UHT atau susu formula sehabis lewat 2 tahun?
Pertanyaan itu tiba dari pembaca blog saya via email beberapa hari lalu. Jawabnya ya sesuai pengalaman aja, saya nggak bilang harus atau nggak harus alasannya yaitu saya kan bukan dokter, bukan mahir gizi juga. :)

Karena biasalah ibu-ibu masa kini, seneng banget kontroversi. Soal susu yang dulu nggak pernah jadi materi perdebatan, kini rame bener. Bener nggak sih nggak butuh susu sehabis 2 tahun? Kalau nggak minum susu apa nggak kurang kalsium?

*ya maklum ibu-ibu tambah pinter sis* *iya iya*

Sebenernya saya sendiri juga mempertanyakan hal itu sih. Di antara kubu anti susu dan kubu fans susu, saya balasannya mengambil jalan tengah.

Sebentar, enaknya sih kita bahas satu-satu ya antara kedua kubu ini. Biar mencerahkan lah, brightening gitu (dikata skin care).

Pro susu

Yang ini ibu-ibu yang ngasih susu buat anaknya. Malah sehari bila dapat dikasih target, harus 3 gelas! Kalau nggak nanti kalsiumnya nggak cukup, takut anaknya jadi pendek dan giginya kurang kuat. Lagian dulu kan kita semua minum susu juga nggak kenapa-kenapa kok.

Anti susu

Yang ini ibu-ibu yang nggak ngasih susu buat anaknya. Sebagian besar alasannya yaitu memang menjalankan tumpuan makan food combining dan jadi tim #KibulanSusu. Anti susu alasannya yaitu naturally susu sapi memang nggak cocok buat badan insan dewasa. Susu hanya cocok untuk bayi, itu pun ASI bukan susu sapi. Lagian susu hanya mengandung kalsium padahal tulang juga butuh magnesium.

*

Saya sebagai ibu-ibu masa kini tentu saja gundah harus ikut yang mana hahahaha. Masalahnya bahkan dokter aja terbagi dua kubu. Dokter siapa dulu nih? Ada dokter yang anti susu, ada dokter pro susu, ada dokter selow nyantai kaya saya hahaha. Makara ya semua juga dapat bilang "kata dokter gue sih blablabla".

Oke jadi pada dasarnya saya sendiri bukan keduanya. Seperti biasa saya ambil jalan tengah ajalah semoga aman. Bukan nggak punya pendirian tapi bila kontroversial gini kan yang dapat kita percaya tinggal diri sendiri dan Tuhan ya nggak?

Makara gini.

Selepas 1 tahun, Bebe udah nggak minum ASIP alasannya yaitu udah nggak mau. Mulai saya kasih UHT (iyaaa, UHT boleh dari 1 tahun, di kotaknya emang 2 tahun tapi kan itu dalam rangka mensukseskan ASI 2 tahun).

Saya kasih Ultra Mimi (bukan iklan) dan ia mau semua rasa. Selang-seling sehari satu rasa untuk mengenalkan ia ke banyak sekali rasa dan ia mau semua. Sampai dapat ngomong tuh, 1,5 tahunan, mulai nawar, maunya coklat doang. Udalah kasih coklat doang. Sampai umurnya 2 tahun pas, ia masih minum UHT sekotak sehari.

Beberapa bulan terakhir minum susunya makin banyak. Sehari dapat 4-5 kotak! Tapi sehabis ditelaah lebih lanjut, ia minum susunya banyak bila makannya sedikit. Kalau di daycare makannya banyak (dan ngabisin masakan orang) ia kadang sehari nggak minta susu sama sekali.

Maka balasannya bila weekdays di daycare, tetap saya bekalkan susu. Mau diminum silakan, nggak diminum nggak apa-apa, asal makannya habis. Kadang diminum kadang nggak. Kalau di rumah alias weekend doang, alasannya yaitu sudah dipastikan makannya nggak habis, jadi bolehlah minum susu 4 kotak sehari. Kadang pake sereal atau oatmeal semoga sekalian kenyang.

Makara intinya, nggak mewajibkan minum susu dan nggak ngelarangnya juga. Karena yah, secukupnya ajalah, nggak 100% begini atau begitu. Yang terperinci saya masih keukeuh sama merek satu itu alasannya yaitu nggak ada garemnya dan gulanya sedikit.

Minum susu coklat setiap hari bikin gigi rusak nggak sih?

Bebe bukan anak yang minum susu hingga ketiduran sih. Dia minum susu di kotak (kalau di rumah) dan di gelas (kalau di daycare) jadi nggak mungkin sambil tiduran hahaha. Anaknya emang nggak mau pake dot dari umur 6 bulan jadi ya gosok gigi lah sebelum bobo. Dan syukurlah nggak ada drama gosok gigi, kenapa coba?

Karena ada anak daycare giginya buruk banget, hancur. Makara tiap ia nggak mau gosok gigi saya bilangin giginya nanti rusak loh kaya xxx hahaha ia parno setengah jijik gitu liat gigi rusak jadi selalu mau gosok gigi.

(Baca dongeng Bebe gosok gigi di sini)


Kenapa susu UHT dan bukannya susu bubuk?

Pernah saya jelaskan di postingan waktu jalan-jalan ke pabrik Ultrajaya, alasannya yaitu kandungan susu UHT lebih baik dan lebih terjaga dibanding susu bubuk. Itu alesan sok-sok an aja sih, alasan pada dasarnya mah alasannya yaitu mudah aja. Sekotak sekali minum, nggak perlu bikin dulu, nggak perlu basuh gelas dan sendok. Kalau dibekel ke mana-mana pun mudah banget.

Iya saya nyampah banget gaes maafkan ya bumi. :(

*

Udah sih itu aja. Yang terperinci jangan menyalahkan orang dengan pilihannya. Nggak minum susu ya terserah, minum susu ya terserah juga, nggak minta susunya sama kalian juga kan. Hahaha.

See you!

-ast-

Detail ►

Bebe's Story 27 - 33


HALOOOO.

Bebe's Story ini mau aku bikin bulanan aja ah jadi rekap omongan Bebe sebulan. Hahaha. Tapi mulai bulan depan deh, yang bulan ini rekap 2 bulan soalnya ternyata terakhir bikin Bebe's Story ini bulan September.

#27

Bebe's first encounter with Bahasa Sunda.

Bebe: "Ibu! Salo harodang!"

Bebe: "Ibu! Tangan cepel nih cepel!"

HAHAHAHAHA. Tau dari mana ya btw. Padahal di rumah nggak ada yang ngomong Sunda juga, apalagi di daycare mbaknya orang Betawi semua. Nggak akan aku translate ah buat yang nggak ngerti lol.

*

#28

Di sebelah daycare ada rumah makan Padang di mana aku sama JG bila udah laper banget makan dulu di situ gres pulang.

Bebe: "Ibu itu kucing, kucing makan apa ibu?"

Ibu: "Apa ya ibu tidak tahu"

Bebe: "Kucing makan padang"

BAHAHAHAHAHA.

*

#29

Bebe gres berguru bilang abjad S dan F. Sebelumnya random aja ia ngomong diganti pake abjad lain. Masalahnya suka nggak konsisten. Dan aku nggak pernah lolosin Bebe ngomong cadel. Nggak pernah sekali pun makanya kini ia ngomongnya nggak cadel sama sekali. Kapan pun di mana pun akan kukritik bila ngomong cadel lol. *obsesif*

Bebe: "Ibu, mau tisu dong. Tisu bacah"

Ibu: "BASSSAH ah bukan bacah." *menekankan abjad S nya*

Bebe: "BASSSSSSSAH"

Ibu: "Iya pintar, tisu basah"

Bebe: "Tisu bacah"

WHY 'S' DI TISU BISA TAPI 'S' DI BASAH GA BISA?

Ibu: "VAN"

Bebe: "FEN"

Ibu: "FLUSH"

Bebe: "FELAS"

Ibu: "VICKS"

Bebe: "FIKS"

Ibu: "FOTO"

Bebe: "SOTO"

Ibu: "FFFFOTO, FFFFOTO"

Bebe: "FOTO"

Bebe: "Mau dong ibu Salo disoto"

AAARRGGHHHHH.

*

#30

Siapa ibu-ibu zaman kini yang dapat survive tanpa lagu belum dewasa di YouTube? Ayo acungkan tangannya? Oh ada, baiklah kalian 1% dari populasi ibu-ibu millennials lol.

Bebe hobi banget nonton video lagu-lagu ini dan bahasa Inggris ia acak-acakan dong tentu saja.

Ibu: "Rain rain go away, come again another day"

Bebe: "Bukan gitu ibuuu"

Ibu: "BENER IH"

Bebe: "WEY WEY GO AWEY. GITUU IBU GITUUU"

-______-

Ibu: "Baa baa black sheep, have you any wool?"

Bebe: "YES SIR YES SIR TIBEPUL!"

Ibu: "Three bags full. THRIII BEGS FULLLL"

Bebe: "TIII BEEE PULLL"

-______-

Ibu berhenti nyanyi.

Bebe: "Ibu lupa yah? (liriknya)"

-______-

*

#31

Film favorit Bebe yaitu Zootopia dan Cars. Dia hafal semua adegannya, habis ini si A ngapain, habis ini si B ngapain.

Bebe: "KOKOOLAK!"

Ibu: "Apa sih?"

Bebe: "Itu loh ibu, Judy"

Ibu: "Judy ngomong apa?"

Bebe: "Gini ... KOKOOOLAK!"

Ibu: "KAPAAANNN JUDY NGOMONG GITU?"

Bebe: "Ada ibuuu, itu Judy yang kelinci ngomong gitu"

Ibu: "Iya ibu tau tapi itu apa artinya"

Bebe: "KOKOOOLAK!"

GOD PLEASE HELP. ONLY YOU CAN HELP US AT THE TIME LIKE THIS. YOU'RE THE ONE. AMEN.

Bebe: "PID ... AYEM PID!"

Ibu: "IBU TAU IBU TAU!"

Bebe: "Itu Cars"

Ibu: "SPEED, I AM SPEED!"

Bebe: "IYAAAA!"

*confetti bertebaran, terompet kemenangan ditiup, kepada ibu Annisa silakan naik ke mimbar untuk memperlihatkan speech kemenangan*


*

#32

Baru nyampe ke daycare.

Bebe: "Ibu, ibu rambut Salo jangan dipotong ya!"

Ibu: "Emang kenapa?"

Bebe: "Biar ganteng!"

Ternyata didoktrin mbak-mbak daycare bila rambut botak itu ga ganteng. Huft.

*

#33

Bebe hobi banget nasihatin. Ya monkey see monkey do lah, aku nasihatin terus ujung-ujungnya ia yang nasihatin aku dan nasihatin dirinya sendiri.

*numpahin minum sendiri* *ibu nggak ngomong apa-apa*

Bebe: "Tuhkan tumpah kaannn"

*selesai minum susu kotak*

Bebe: "Ayo buang, buang ya ke kawasan sampah ya"

*ibu sedang masak*

Bebe: "hati-hati panas ya ibu"

*baru tau bila ada gigi geraham ibu yang ompong*

Bebe: "Ibu gosok gigi ya semoga tidak dicabut dokter"

*habis mandi keluar kamar mandi*

Bebe: "hati-hati ya nanti terpeleset"

Sotoy banget anak bayiikkkk.

See you next month!

-ast

Detail ►

The Terrible Terrible Two (Part Two)

Ya jadi ahad kemudian saya udah dongeng sedikit soal Bebe dan drama Terrible Two-nya. BTW kemarin terulang loh beliau mau turun dari Grab tapi nggak mau pulang. Mau berdiri aja di pinggir jalan. WHY?


TIPS MENGHADAPI TERRIBLE TWO BY ANNISAST

Pahami jalan pikiran anak

Bahwa ya, kita harus memahami jalan pikiran anak 2 tahun. Apa yang tidak masuk logika bagi kita, mungkin sangat masuk logika bagi mereka.

Tempatkan diri pada point of views anak. Kadang mereka melaksanakan hal menyebalkan bukan alasannya yaitu ingin menyebalkan tapi alasannya yaitu mereka ingin mencoba hal baru. Kebetulan hal barunya menyebalkan bagi kita. Kadang loh ya, alasannya yaitu ada kalanya mereka juga coba-coba, jikalau begini ibu murka nggak ya? Oh marah, sepakat nangis.

-__________-

(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)

So far saya masih waras sih malah JG yang nggak sabaran. Padahal waktu hamil beliau yang bilang "pasti kau marah-marah terus deh, nanti Bebe sama saya niscaya bisik-bisik ngomongin kamu". LOOK AT YOU NOW LOL.

JG sama Bebe berantem mulu kan saya yang pusing yah. Padahal pilihannya kan bilangin baik-baik atau diemin aja supaya nangis. Nggak perlu jadi teriak-teriak berdua. 😥

Iya, bicara baik atau diamkan menangis

Yah, teriak-teriak atau membentak tidak ada gunanya percayalah. Ngomong baik-baik kadang masih didengar. Kalau masih terus ngamuk dan teriak-teriak ya udalah tinggalin aja asal tempatnya aman.

Kemarin malem Bebe rekor nangis berkali gara-gara hal yang mustahil dilakukan.

1. Ingin diem di pinggir jalan. Nangis di depan pintu ruang tamu minta dibukain ingin ke jalan, udah pake sepatu sendiri pula. Setengah jam hingga saya tinggalin makan dulu. Selesai makan saya tanya: "Bebe mau apa?"
Bebe: "mau jalan-jalan"
Ibu: "oke sebentar ya ibu ganti baju dulu"

2. Kemudian beliau duka alasannya yaitu saya tinggal lagi KE KAMAR DOANG. Nangis lagi dong bilang "nggak usah ganti baju, ibu. Salo mau nenen ajaaaa". Oke balasannya saya gendong, saya lepasin sepatunya.

3. NANGIS LAGI. Karena bete sepatunya saya bukain, maunya buka sendiri. Udah buka sendiri kemudian nenen kemudian tidur.

4. Setengah jam kemudian beliau bangkit DAN NANGIS LAGI WITH NO REASON! Apakah mimpi buruk? Saya tinggalin lagi di kamar sekitar 10 menit.

5. Akhirnya tenang, saya bukakan daerah minum, DAN NANGIS LAGI KARENA INGIN BUKA TEMPAT MINUM SENDIRI. Huft kemudian saya minta maaf dan Bebe bobo lagi.

INI ADA APA? T______T

Tapi ya memang harus gitu. Nggak saya teriakin, nggak saya hardik alasannya yaitu tidak ada gunanya gengs. Kalau dapat bicara baik maka bicara baik. Kalau tidak, maka tinggalkan sajalah dulu. Dia nangis juga terlama ya paling setengah jam lah, kuat-kuatin aja. Setelah 15 menit juga nangisnya mulai berjeda, nangis terus liat semut, nangis terus mainin gantungan kunci, nangis terus ngapain kek gitu. Diamkanlah.


Biarkan mandiri

Cuci tangan sendiri, gosok gigi sendiri, makan sendiri, pake baju sendiri, kenapa nggak boleh basuh baju sendiri? Kenapa nggak boleh masak sendiri? Kenapa nggak boleh main bola tengah malam?

Makara selama kita mau beliau mandiri, fasilitasi kemandirian itu. Fasilitasinya dengan ... kesabaran. Makan biarlah berantakan, pake celana biarlah 10 menit sendiri, mau basuh baju sendiri? Ya dibantu aja. Nggak pernah saya larang alasannya yaitu saya tidak mau melarang dengan hal yang tidak masuk akal.

Makara itulah cikal bakal mencuci baju dengan random tanpa rencana di siang hari. 😑

Kompromi, beri klarifikasi dan tepati janji

JG nih suka nggak sabaran. Makara Bebe dimarahi. Padahal kenapa harus dimarahi? Dia tidak melaksanakan kesalahan, cuma bagi kita menyebalkan kan? Masa out of the blue nyuci siang-siang. Atau jikalau memang berbahaya, ya jelaskan baik-baik.

Coba bilang jikalau kita mengerti. "Ibu mengerti Xylo duka dan kecewa, tapi kompor itu panas, bukan untuk mainan belum dewasa ya". Jangan judgmental alasannya yaitu kita aja bete di-judge, anak juga lah.

Bebe juga nggak lagi di-time out alasannya yaitu kurang efektif. Cukup ditinggalkan saja di daerah beliau menangis atau nggak ditanggepin, Bebe biasanya sudah cukup tersiksa. Karena meski beliau super ingin mandiri, beliau juga masih butuh ayah ibunya untuk mencari kenyamanan.

Biasanya jikalau sudah menangis, saya bertanya "menangisnya sudah? jikalau sudah minum dulu ya". Selanjutnya beliau terbiasa meminta minum supaya damai sesudah menangis lama. Tidak boleh lagi berhenti menangis eksklusif nenen dalam rangka beliau harus dapat berhenti menangis sendiri tanpa nenen.

Beri tanggung jawab

Ya, anak butuh klarifikasi dan tanggung jawab. Misal "oke Xylo boleh menonton satu film lagi, tapi setelahnya Xylo matikan laptopnya kemudian tidur ya." Ulang dua atau tiga kali bahwa sesudah film selesai laptop akan beliau matikan sendiri kemudian tidur. Ketika filmnya selesai, tunggu beliau untuk menutup laptopnya sendiri. Jangan eksklusif diambil alih.

*TIPS: Kalau setel film, startnya dari tengah film jangan dari awal jadi nontonnya ga usang hahaha*

Setelah film selesai, pilihannya ada tiga. Dia ngamuk ingin terus nonton (happened a lot), ngambek tapi nggak ngamuk, atau manis mematikan laptop dan menutupnya. Kalau ngamuk, maka harus konsisten. Simpan dan sembunyikan laptopnya, beri klarifikasi dan biarkan menangis hingga berhenti sendiri. Jangan dimarahi!

Kalau dimarahi maka kita murka dan beliau murka padahal bekerjsama tidak perlu. Tetap jaga tone suara. Kalau beliau ngambek tapi tidak ngamuk, tagih janjinya. Biasanya mengulang akad beberapa kali udah luluh sih. Dia matikan laptop alasannya yaitu beliau tau beliau harus tepati janji.

Jelaskan juga perihal perasaannya, sejajarkan mata kita dengan mata beliau "wah jikalau muka Xylo menyerupai ini artinya Xylo sedang marah. Xylo murka dan kecewa pada ibu alasannya yaitu dihentikan nonton lagi, padahal nonton itu seru ya? Tapi kan tadi sudah berjanji, ayo kini matikan laptopnya. ". Ulang dan ulang hingga ia mengerti.

Kalau manis, maka puji! Anak bahagia sekali dipuji alasannya yaitu keputusannya mematikan laptop menyerupai diapresiasi.

Konsisten dan kesabaran yaitu kuntji!

(Baca: Kebiasaan Baik yang Harus Bebe Lakukan)

Tinggalkan anak jikalau kita lagi bete

Buibu yang sendirian di rumah, sabar ya huhu. Kalau saya lagi kesel banget sama Bebe daripada teriak mendingan tinggalin dulu aja. Soalnya teriak nggak akan ngaruh sama teriakan lagi.

Kalau menerapkan tips-tips di atas saya jamin saat anak meltdown ngamuk heboh, yang dirasakan bukan lagi kesel tapi pengen ketawa. Kadang ngerasa lucu aja sama jalan pikiran Bebe yang ajaib. Dan alasannya yaitu kitanya tidak berteriak, kita juga akan lebih santai dan tidak stres. Kalem ajah, namanya juga anak kecil. Jangankan dia, kita aja jikalau emosi suka ingin teriak dan nangis kan.

Lagi dua tahun ini beliau sudah tahu mengungkapkan sayang. Sering peluk-peluk dan cium-cium brutal saya sambil bilang "cium ibu kelas-kelaaasss!". Makara yah, lucu HAHAHAHAHA. Anak sendiri dibilang lucu terus lah bodo amat.

Kenapa sih emangnya jangan dimarahi? Karena most of the time, anak nggak melaksanakan kesalahan. Dia nggak pukul temennya, beliau nggak salah lah pokoknya, cuma mau melaksanakan hal nggak masuk logika orang remaja aja jadi ngapain dimarahi? Malah kitanya capek sis, yang dimarahi juga akan tetep nangis.

Udah sih itu aja. Terrible two is still long way to go and there's still threenager phase lol.

Being a mom of toddler is how to cope with never-ending tantrums so take it as your daily dose of humor. Giggle instead of scream back. Don't be a tantrum toddler in front of your tantrum toddler. Be happy! :D

*ngomong simpel amat sis lolol*
*dih btw jadi kangen modern family amat*

-ast-

Detail ►

Rutinitas Dan Peraturan Untuk Balita

Setelah nulis blogpost soal Anak yang Bisa Mengambil Keputusan, saya dapet email dari seorang ibu yang juga selalu memberi pilihan pada anaknya. Tapi anak wanita yang umurnya gres 3 tahun ini jadi keras kepala banget.


Emailnya panjang sekali alasannya bercerita runtut, saya tulis poin-poinnya aja ya:

1. Ibu ini udah bertekad akan mengajarkan wacana memberi pilihan dan menghargai pilihan pada anak semenjak hamil. (seniat itu kan sama kaya saya lol)
2. Anaknya jadi keras kepala dan tidak mau memilih. Ngeyel ingin pilihan lain. Kaprikornus kadang seharian nggak mandi dan nggak makan. Padahal udah dijelasin berulang-ulang mandi untuk apa, makan untuk apa.
3. Ibu ini pun jadi ngerasa senjata makan tuan. Iya sih anaknya jd tahu apa yg beliau mau tapi kemudian beliau ingin mempengaruhi lingkungan untuk menuruti pilihannya itu, sesalah apapun.

Kira-kira apa yang miss kok anaknya jadi nggak dapat diatur banget?

Saya tidak bertanya sih, tapi bila hingga tidak mandi dan makan seharian saya menerka alasannya peraturan yang kurang tegas dan rutinitas yang kurang konsisten. Iya, punya balita itu emang harus tegas dan konsisten lho!


Note: saya bukan expert dan nggak pernah ngaku expert juga sih lol, saya bicara dari pengalaman saya dan hasil konsultasi sama psikolog aja ya. Dicoba aja dulu siapa tau works di anak kalian.

Intinya balita itu belum ngerti konsep waktu. Betul mereka tahu pagi, siang, malam, tapi kan belum ngerti soal jam. Kaprikornus rutinitas dan aktivitas harian itu penting banget.

Fungsinya dua, supaya aktivitas dan moodnya juga terjaga. Kaprikornus anak tetap diberi pilihan DENGAN koridor peraturan dan rutinitas.

Contoh memberi pilihan dengan peraturan (Bebe hanya boleh nonton di weekend):

1. Boleh nonton YouTube bila sudah mandi dan makan. Kalimat pilihannya: “Kalau mau nonton ya mandi dan makan dulu, bila tidak mau mandi dan makan ya tidak apa-apa juga tapi kau tidak boleh nonton”
2. Boleh nonton asal les renang
3. Boleh nonton tapi dikasih alarm 2 jam, pasang alarm di depan dia.

Kaprikornus semua “ancaman” dihubungkan dengan sesuatu yang beliau suka.

Kalau ngeyel? YA EYELIN JUGA. Kuat-kuatan aja sih. Anak harus tau, meski ia diberi pilihan, orang cukup umur punya kendali atas peraturan.


Misal beliau nggak mau mandi, ngotot banget nggak mau mandi. Terus beliau pengen main sepeda ke luar, ya udah dihentikan tegas aja. “kamu boleh main sepeda keluar SETELAH mandi. Kalau tidak mau mandi, membisu di rumah.”

Ada kemungkinan beliau nggak jadi main sepeda banget kan alasannya segitu malesnya mandi. Ya udah diemin aja. Berikutnya coba suruh mandi dengan alasan main air dulu atau disuruh bawa mainan apa untuk dibawa mandi. Plus pake akting “wah seru banget deh kayanya mandi bawa mobil-mobilan yang ini” dll.

Kalau masih ngeyel juga, andalan saya sih satu, “boleh tidak mandi tapi tidur sendiri ya, ibu tidak mau tidur sama anak yang belum mandi”. Abis itu udah niscaya mau mandi.

Kalau ngeyelnya usang banget hingga kemaleman, pas mau tidur saya nggak mau bacain buku atau dongeng dulu. Sebagai konsekuensi beliau kelamaan disuruh mandi. Nah sebel kan tuh beliau alasannya rutinitas sebelum tidur ialah baca buku dan cerita.

Nextnya beliau nggak mau mandi, dapat dibilang “kalau tidak mandi sekarang, terlalu malam kau tidur, kita tidak baca buku dan tidak cerita”.

Begitu pula dengan makan. Kalau makan dapat dikasih pilihan dengan masak sendiri. Telor dadar aja sih andalan, jadi dari pecahin telor, aduk, ngasih garem, hingga bangun di depan kompor. Biasanya pribadi mau.

Kaprikornus memberi pilihan bukan berarti anak jadi memutuskan SEMUAnya sendiri. Bukan berarti dibiarkan, anak tetep harus berguru disiplin kan. Disiplin melaksanakan rutinitas menyerupai makan, mandi, atau tidur.

KALAU MAU LHO. Maksudnya bila orangtuanya memang mau seniat itu disiplin ya.

Karena kenyataannya saya sih nggak ambil pusing soal mandi pagi atau makan HAHAHA. Saya cuma saklek sama 3 hal yang berdasarkan saya prioritas:

1. Mandi sebelum tidur. alasannya bila nggak mandi tidurnya nggak nyenyak.
2. Gosok gigi sebelum tidur. Kalau abis gosok gigi makan lagi, HARUS gosok gigi lagi.
3. Jam tidur alasannya itu ngaruh ke mood beliau di sekolah besok paginya.

Pagi saya udah nggak ambil pusing, mau mandi ayo, nggak mandi ya udah seka waslap aja. Ganti seragam terus sekolah. Pusing tiap pagi harus drama mandi dulu. Sudahlah toh sebelum tidur mandi, tidur full AC, nggak amis kok.

Malem pulang sekolah mau makan boleh, nggak mau ya udah. Yang terang lewat jam 10 mau laper-laper minta makan juga nggak bakal saya kasih.

Kalau weekend, pagi-siang nggak mandi terserah asal sebelum tidur mandi. Makan juga ditawarin aja, bila nggak mau tawarin yang lain, oatmeal, buah, roti, apapun yang penting ada yang masuk. So far bila nggak mau sama sekali itu emang belum laper atau belum pup sih.

Nah bila anak sehari-hari sama ibunya di rumah saya nyerah banget nggak dapat ngasih saran gimana biar anak mau makan. Soalnya ya nggak ngalamin kan. Paling bila pas lagi liburan di Bandung biasanya Bebe disuapin ibu saya dan saya tidak muncul sih. Begitu saya muncul, suka jadi males makan dia. Aneh memang.

Gitu aja sih. Ada yang kurang nggak ya? Atau ada yang mau menambahkah?

-ast-

Detail ►

Bebe 4 Tahun 4 Bulan

Sebuah posting nanggung bagi saya yang apa-apa ingin pas. Saya tuh anaknya suka ingin pas gitu lho nggak suka angka yang aneh. Kaprikornus maunya update nanti di 4 tahun 6 bulan tapi kok ya kelamaan sebab 4 bulan terakhir banyak yang terjadi. Takut keburu lupa.


(Btw saya apa-apa ingin pas level ngedit Brightness/Contrast di aplikasi apapun angkanya nggak mau nggak bulet hahahahahahaa. Harus kelipatan 5. Gemes deh sama diri sendiri hih.)

Okay dari postingan 4 tahun itu updatenya banyak banget! Terutama hal-hal ini:

Bahasa Inggris

AKHIRNYA BEBE MAU NGOMONG BAHASA INGGRIS! Padahal 3 bulan kemudian itu masih ngambek loh. Masih dapat teriak sama saya “NGGAK PAKE BAHASA INGGRIS!” gitu.

Tapi ya saya nggak kapok masih kadang suka ngomong pake bahasa Inggris dan kini ia mau jawab. Dia bahkan pretend play pake bahasa Inggris sekarang. Ibu terharu banget beneran sebab kan preschool-nya nggak bahasa Inggris.

Terus dapat dari mana?

PEPPA PIG AJA, BEB.

Bebe dulu nggak saya bolehin nonton Peppa Pig. Pertama, kepala keluarga pig itu kenapa bentuknya kaya titit gitu sih kesel amat nggak perjuangan lebih lucu dikit gitu. Kedua, fat shaming Daddy Pig terus sebel dehhhh.

Kan serem jika ia jadi bilang ke orang gendut-gendut gitu wow bukan anakku. Tapi pas kapan saya bolehin nonton SAMBIL SAYA IKUTAN NONTON LHO KOK LUCU HAHAHAHAHAHA.

Lucu banget jokesnya cukup umur banget, ngetawain parenting, ngetawain hidup, gengsi-gengsinya ortu/kakek nenek sama anak, tapi AMAN banget dikonsumsi anak kecil. Plus kalimat yang dipake itu kalimat bahasa Inggris sederhana dengan logat British yang pronounciation-nya jelaaaasssss banget.

Baru nonton sebulan pribadi loh Bebe bisa. Ya sebulan nonton tiap weekend doang padahal kan. Kaprikornus mungkin gotong royong dari dulu udah nempel tuh saya suka ngomong bahasa Inggris tapi gres ngongnya sekarang.

Dia bahkan dapat ceritain ulang episode Peppa Pig pake bahasa Inggris. HUHUHUHU HEBAT.

Achievement unlocked! Tidak khawatir lagi soal yang satu ini!

(Baca perjalanan Bahasa Inggris Bebe di sini: Bebe dan Bahasa Inggris dan perihal Multilingual di sini: Multilingual pada Anak)

Kemandirian

Beberapa ahad kemudian perasaan masih resah mandi sendiri kini udah dapat banget DAN BERSIH. Kaprikornus emang goals anak preschool itu berdikari kan ya. Bisa buka baju sendiri, pakai sendiri, mandi sendiri, makan sendiri, basuh tangan dan kaki sendiri.

Kalau hingga rumah sih otomatis ia taro sepatu di rak dan lari ke kamar mandi untuk basuh tangan kaki. Tapi internal motivation untuk mandi sendiri ini gres muncul akhir-akhir ini.

Oh tentu ibu ambisius dong yah jadi masih ditawarin mau mandi sendiri atau dimandiin. Tapi jika mandi sendiri ia udah dapat banget loh urutan hingga kawasan tersembunyi kaya leher depan, belakang, belakang kuping, sela-sela paha. Dan pake sabunnya banyaaakkkk.

Percobaan pertama rambut depan nggak kena sampo plus ada sisa sabun di kaki. Percobaan kedua sehabis dikasih tahu rambut depan harus disampoin, berhasil banget lho. Bersih dan nggak licin sama sekali.

Tapi ya lama. Biar ajalah sekalian main air kan ya. Ibu main hp hahahaha

Kalau gosok gigi sih masih belum percaya sebab ya takut aja nggak higienis sih. Kaprikornus meski ia udah sikat sendiri, tetep saya atau JG sikatin ulang.

Males-malesan berguru Math tapi semangat sekolah

Bebe tuh jika hari Minggu suka bilang “hari minggunya usang banget, saya mau sekolah”.

Terharu nggak sih. Macam anak pinter gitu bosan di rumah dan lebih suka sekolah ahahahahahahaha. Padahal ya mungkin sebab di sekolah banyak temen eym.

Tapi males-malesan banget jika disuruh berguru Math huhuhuhu. Padahal cuma disuruh ngitung hingga 15 doang. Tapi ya udah PASTI nggak dipaksa yaaa. Mood anak tetep di atas segalanya lagian masih kecil nanti ku diseruduk ibu-ibu yang anti calistung di bawah 7 tahun.

Tumbuh kembang

Per bulan ini udah 2 kali ke Dokter Aman Pulungan menyerupai yang sudah kujelaskan di sini yaaa. Bebe dan Tinggi Badan 

Di pertemuan kedua, kami harus nunggu 3 ahad sehabis vitamin habis sebab dokter Aman syibuk. Ya terima ajalah doi soalnya emang sibuk banget jadi pembicara terus. *IKRIB* Maklum kan Presiden Asia Pacific Pediatric Association. Sibuknya ya gitu.

Di pertemuan kedua ini Bebe dirontgen untuk cek bone age. Katanya masih normal dan nggak harus khawatir apa-apa. Saya bilang saya nggak khawatir sih dok, CUMA PENGEN BEBE TINGGI AJA AHAHAHAHAHAHA. Ambisius nggak tau diri lha saya aja pendek lol.

Ya udah pada dasarnya dikasih vitamin D lagi sama kalsium terus udah. Rese nih Bebe makin gede makin nggak mau makan sayur. Percakapannya gini:

Ibu: "Be, ini di sajian ada oyong, kau kok nggak makan?"

Bebe: "Iyalah, oyong KAN SAYUR IBU. Aku memang nggak mau"

LHA. Karena sayur makanya harus dimakan malih. Pusing ibu. Padahal kami makan sayur banget lho di rumah. Tidak selamanya monkey see monkey do ternyata.

Dan yang terdrama … ialah soal negosiasi.

Bukan sekali dua kali ya ia masuk kamar ngambek TERUS DIKUNCI AJA DONG. Kemudian menyerupai mamah-mamah di sinetron dengan anak remaja, saya pun ngetok-ngetok pintu “Xylo buka dulu dong pintunya”

DIH. Kupikir adegan tidak akan terjadi at least 10 tahun lagi.

T_______T

Kali pertama saya cuekin bodo amat ia ngunci diri di kamar TERSERAH. Lama-lama ia ketawa-ketawa sendiri auk ngapain. Terus kayanya ia lupa lagi murka dan buka pintu HAHAHAHA.

Kali kedua nih bikin emosi sebab saya abis mandi, masih pake handuk, ia ngambek sebab saya suruh mandi. Ngunci pintu lagi dong astaga. Lha ibu emosy.

Ya gimana nggak emosy sih, dingin dong kan bajunya di lemari. Lemarinya di kamar. Terus gimana bukanya? Ya pake kunci. Kunci kamar kami tuh semacam kunci toilet zaman dulu loh. Dari dalem tinggal pencet doang, dari luar dapat pake kunci biasa.

Itu ngambeknya astaga, ia tersinggung sebab lagi murka kok ya ibu masuk ke area privat. Waw. Anak yang diberi privasi semenjak kecil begini ternyata gedenya. Sakit kepala juga.

Apalagi ya. Udah panjang gini hahahaha. Tar jika JG inget sesuatu ditambahin deh. Patut digarisbawahi jika blog ini kan diary kehidupan termasuk pertumbuhan Bebe jadi monmaap jika nggak faedah bagi khalayak ramai okeee.

Semangat hemat demi uang SD!

-ast-

Detail ►

Liburan Dadakan Ke Singapura


Sejak tahun lalu, kami berempat (saya, Gesi, Nahla, dan Mba Windi) udah planning untuk liburan bareng. Dulu sih pengennya ke Bangkok, tapi kok ya nggak perjuangan cari tiket atau apa. Ya gitulah perihal doang, namanya juga anak muda. *pret*

Terus awal Oktober kemarin, Gesi tiba-tiba diajak meeting sama Facebook. Katanya akan ada seleksi untuk para community leaders di South East Asia dan bila terpilih akan dibawa ke Singapura tanggal 6-8 November.

Detik itu juga saya sama Mba Windi yang pribadi teriak “IKUTTTT!” Bodo amat Gesi kepilih seleksi apa nggak HAHAHAHA. Kami berdua pribadi search tiket pesawat disertai banyak sekali bahaya ke Gesi “kalau hingga program Facebook nggak jadi, kau harus tetep berangkat sama kita ya!”

>.<

Sementara Nahla masih galau alasannya yakni pertama, paspor ia habis jadi harus perpanjang dan itu harus nyempetin banget 2 hari urus perpanjang paspor. Kedua, H-1 berangkat ia ada konser jadi lagi sibuk nyiapin konser banget. Sampai karenanya Nahla nggak jadi ikut deh. Sedih. T____T Tapi ya maklum lah, namanya juga dadakan ya. Emang kami aja sih yang spontan dan simpel kena peer pressure hahahaha.

Waktu berlalu sambil deg-degan alasannya yakni paspor saya juga habis dan gres kebagian bikin paspor sekitar 10 hari sebelum berangkat. Plus Gesi yang nervous alasannya yakni harus interview dulu sama Facebook untuk memilih ia bisa pergi atau nggak.

Akhirnya sehabis dua kali wawancara sama Facebook Singapore dan HQ, GESI KEPILIH JADI PERWAKILAN INDONESIA WOOOWW SO PROUD! Makara dari Indonesia perwakilannya itu Gesi sama Asma Nadia. Keren ya!

(Baca pengalaman saya bikin paspor via WhatsApp di sini!)

Cuma ternyata eventnya geser jadi 7-9 November, jadi ya udah Gesi pergi duluan tanggal 6 supaya bisa seharian ikut main dulu sebelum padet sama jadwal event besokannya. Satu hal yang bikin super excited yakni pas Gesi bilang bila ia dikasih nginep di Marina Bay Sands (MBS) dengan kamar sendiri dan nggak digabung sama akseptor lain! WOW!

Wow alasannya yakni ngarep bisa nebeng!

Karena selama ini saya ke Singapur itu jarak paling deket ke MBS itu mentok cuma ke Merlion dan sekitarnya aja kan. Sebagai rakyat kelas menengah di negara dunia ketiga, MBS itu hanya terbatas sebagai background foto.

Paling jalan-jalan di mallnya dan foto di sungai-sungaian bawah mall itu. Bolak-balik ke Singapur nggak pernah lah sekali pun kepikiran nginep di MBS! Cek rate aja nggak berani!

Baru tau kemarin ternyata rate semalemnya aja beda dikit sama UMR Kota Bandung … dikali dua. Iya bisa ngehidupin dua keluarga dalam sebulan dong tandanya huhu. Makara selama ini cuma bisa iri dengki sama orang-orang yang foto di Infinity Pool. Aahhh, pokoknya MBS itu keinginan banget lah!

Eh terus ternyata dibolehin sama Facebooknya asal semua biaya lain selain Gesi ditanggung sendiri. YEAY! Akhirnya kami tambah satu extra bed dan sarapan. Udah yakin di sana niscaya kami akan norak banget hahahaha

Saya sebagai anak yang berkala tentu pribadi bikin itinerary 3 hari di Google Sheet dan di-share ke mereka. Cari-cari hotel untuk malam pertama alasannya yakni kan nginep di MBS sesuai jadwal aja tanggal 7-8.

Oke jadi ini summary liburan kami kemarin. Kalau nggak ditulis takut lupa!

Baca kisah Gesi dan Mba Windi:

Day 1: Hello Kitty Orchid Garden, Bugis, Orchard

Flight kami beda kota semua. Saya dari Jakarta, Mba Windi dari Medan, dan Gesi dari Jogja. Gesi dateng duluan, Mba Windi, terus saya terakhir. Di itinerary, dari Changi itu kami makan di Hello Kitty Orchid Garden, taro barang di hotel, jalan ke Haji Lane buat foto-foto, ke Bugis, terus makan malem di Orchard.

EH ALAH DI HELLO KITTY CAFE AJA BETAH BANGET HAHAHAHA. Makara ini tempatnya di Terminal 3 Changi, kami makan, foto-foto dan ngobrol hingga lamaaaaa banget. Kesorean deh nyampe hotelnya zzz. Keburu gelap jadi mau ke Haji Lane juga udah nggak mungkin alasannya yakni niatnya cuma foto. Skip lah karenanya pribadi ke hotel terus ke Bugis.




Di Bugis, Gesi pribadi histeris dan belanja baju. Mba Windi belanja oleh-oleh. Saya nemenin aja sambil foto-foto alasannya yakni apa ya. Nanti saya tulis deh apa yang bikin saya jadi nggak belanja sama sekali di Singapur kemarin. Asli saya cuma beli coklat buah tangan buat di kantor dan dua mobil-mobilan buat Bebe dan JG.

Saya ngeliatin orang kemudian lalang, foto-foto, dan ya nemenin belanja. Abis itu cus ke Orchard dan makan di food courtnya ION mall. Ini andalan banget alasannya yakni tempatnya nyaman, yaeyalah ya food court mall gitu.



Ke Orchard itu rencananya mau ke ION Sky itu yang di lantai 56. Baca-baca blog orang katanya gratis. Nanya sama security katanya udah tutup alasannya yakni kemaleman. Ya udah deh nggak jadi.

Akhirnya ya jalan-jalan di sekitar Orchard dan Lucky Plaza aja selayaknya turis Indonesia. Terus balik ke hotel dan ngobrol hingga jam 1 pagi. Serasa sleepover zaman Sekolah Menengan Atas gitu huhu kusenang.

Kami nginepnya di Summerview Hotel Bugis. Enak deh, tempatnya bagus, cuma satu blok dari Bugis Street dan deket banget sama MRT Rochor. Deket banget banget kaya cuma kelewat satu gedung gitu. Makara ia ada di antara MRT Rochor dan Bugis.

Day 2: Marina Bay Sands!

Hari kedua Gesi dikabari akan dijemput supir jam 9.30. Pagi-pagi mandi, dandan bareng-bareng, sarapan, dan tunggu dijemput. Dipikir-pikir ini kayanya pertama kali ke Singapur dan hingga dijemput supir segala hahahaha biasanya MRT ke mana-mana lah.

Mobilnya Innova putih btw. Dan sebagai teman yang tidak tahu diri tentu kami protes:

“KOK MOBILNYA NGGAK ALPHARD SIH GESSSS?!”

HAHAHAHAHAHA. *dijutekin Gesi*

Karena belum waktunya check in, kami berdua dikasih dua temporary keycard buat saluran ke semua area hotel. Sementara Gesi syuting video interview, kami pun main-main ke Sky Observation Deck dan WHOAAA NORAK DEH BODO AMAT. Norak alasannya yakni Merlion bila diliat dari lantai 57 itu cuma segede kecoa doang asli.



Sebenernya Sky Observation Deck ini bisa bayar katanya bila mau masuk SGD 23 atau berapa gitu. Tapi bila free kan hepi ya nggak? Makara ya udah kami foto-foto di sini hingga Gesi selesai. Abis itu makan di food court MBS mall, ke toko mainan, dan cus ke Art Science Museum.

Di Art Science saya beneran yang wow banget! Karena itu sebenernya area festival biasa, dengan partisi hitam, tapi kok ya mesmerizing! Nanti lah ya kisah di blogpost terpisah bila masih mood nulis hahahaha.



Malemnya Gesi ada dinner dan kami pun berpisah *alah*. Saya dan mba Windi kembali ke hotel, istirahat bentar, terus galau makan di mana ya?

Makan di foodcourt mall MBS lagi males. Akhirnya kembali lah ke habitat kaum kelas menengah Endonesia yaitu … BUGIS JUNCTION. HAHAHAHA.

Makan, jalan-jalan, mba Windi sempet beli buah tangan dulu kemudian ke Sevel jajan-jajan dan balik ke hotel untuk taro barang. Baru nyampe kamar eh Gesi udah nelepon, ia udah selesai acaranya. Ya udah cukstaw ke Gardens By The Bay!

Malem elok banget yaaaa! Ya siang juga elok sih, tapi bila malem rasanya kaya di film-film. Lampunya biru berpendar. Bikin ngelamun banget. Tapi alasannya yakni udah kemaleman, dome-domenya udah pada tutup dan beberapa emang tutup alasannya yakni maintenance.



Kami jalan, foto-foto, duduk sambil ngobrol, jalan lagi, foto-foto lagi, duduk lagi, hingga nggak sadar udah jam 11 malem. Sementara besok pagi kami masih punya niat mulia untuk BERENANG DI INFINITY POOL LOL. Makara ya udah jalan pulang deh berikut nyasar. -_________-

Abisan bloon sih emang, mau jalan pulang malah patokannya menuju SuperTree Groove, lah SuperTree itu ada dua yakan. Yang satu deket hotel yang satu menjauh. Terus kami jalan ke yang jauh. T____T Baru sadar pas saya shock KOK SUPERTREE-NYA BEDA! Ya emang bedaaaa. Beda taman sisss.



Padahal MBS hotel setinggi itu tapi terabaikan. Akhirnya ya udah jalan dengan mata siaga berpatokan menuju hotel, alasannya yakni harusnya emang gitu lah kan mau pulang ke hotel zzz.

Nyampe kamar saya udah capek banget. Mandi terus pribadi bobo selimutan. Lupa bumi alam hahahaha. Geci masih sibuk ngepoin sosialita IG Singapur yang jadi topik bahasan sepanjang jalan, Mba Windi? SIBUK BIKIN CAPTION YANG LEBIH PANJANG DARI JALAN KENANGAN.

Day 3: Infinity Pool dan Sarapan di Hotel

Sarapan di MBS ini salah satu sumber kegalauan saya alasannya yakni SGD 45 sis! EMPAT RATUS MAPULUH RIBU BELUM PAJAK. Sarapan setengah juta itu kok ya kaya kemahalan. ☹️

Makara malemnya saya udah ke Sevel, beli oat sama yogurt. Cuma 3,5 dolar lah ya. Tapi terus kepikiran hahaha. Karena ya udah nyampe sini, masa sih nanggung amat sarapan di kamar pake quaker oat. Tapi ya masa juga 500ribu buat sarapan doang kan mending beli sepatu. 😪

(Baca: Problematika Kelas Menengah yang Selalu Harus Memilih Prioritas)

Akhirnya bodo amat lah! Bayar aja! Kalau saya kerja gini-gini aja, seumur hidup jadi kelas menengah, seumur hidup juga saya nggak akan bisa nginep di sini lagi bila bayar sendiri.

Lagian juga saya mikir hotel di Jakarta juga buffetnya harga segitu kok. Makara harusnya ini keitung murah alasannya yakni ini kan di Singapur. Cek hidangan makan malem, harganya sama juga kaya hotel di Jakarta. Pasti worth it.

Pagi berdiri tidur dengan kaki yang berat banget alasannya yakni udah 2 hari full jalan. Cuci muka, gosok gigi, bangunin Geci dan Mba Windi kemudian ganti baju renang! YEAAYY INFINITY POOL WE’RE COMING!



Saya sempet ragu mau nyebur apa nggak ya. Karena waktu itu saya ngerasa akan sakit. Pas berangkat itu saya gres sembuh flu dan belum fit banget. Tapi ya udalah ganti baju renang dulu.

Sampai atas beneran saya kedinginan banget! Bathrobe nggak ngaruh sama sekali hingga saya minta duluan handuk kering untuk bungkus badan. Cuma alasannya yakni bak udah di depan mata, ingin tau banget pengen liat ujungnya kaya apa.

Akhirnya saya jebur, gantian foto-foto, terus pribadi naik lagi. Minta handuk gres lagi supaya anget dan nunggu Gesi sama Mba Windi selesai foto. Kepala saya udah mulai pusing.

Nyampe kamar pribadi mandi air panas dan ganti baju. Dandan dikit terus cus sarapan.

DAN SARAPANNYA ENAAKKK. Kepala pribadi nggak pusing lagi hahahaha. Ya lezat hotel sih. Terakhir saya makan buffet di hotel itu di Raffles Hotel Jakarta, bulan pahala kemarin. Ya mirip-mirip lah rasanya.




Karena ogah rugi jadinya kami lamaaa banget di sini. Padahal tadinya mau mampir ke Gardens By The Bay lagi. Penasaran sama domenya.

Karena kelamaan, karenanya balik ke kamar pribadi ambil koper terus check out deh. Naik MRT ke Changi dan menghabiskan 2 jam berikutnya menguasai bangku pijit hahahahaha.

*

Overall saya happy banget kemarin bisa liburan! Tahun ini absurd f*cked up banget, kemalingan dua kali rasanya sial banget hingga saya ngerasa nggak layak lagi dapet sesuatu yang menyenangkan. Saya hingga mikir “alah ini paling paspor nggak jadi jadi nggak bisa berangkat” T_______T

Ternyata jadi berangkat, terharu banget. Special shoutout to our husbands! Untuk mas Teguh dan JG yang bahkan nggak mempertanyakan mau apa ke Singapur, bila Gesi mah udah terang kan ya. You guys deserve a gold medal as the best husbands in the world HAHAHAHA

“Eh Gesi diundang Facebook ke Singapur, saya ikut ya”

“Ok”

“Tiga hari doang kok”

“Lah sebentar banget, nggak seminggu aja?”

SEMINGGU AKU MELLOW NINGGALIN BEBE.

Tentang ini layak jadi satu blogpost alasannya yakni banyak yang kepo bener “eh terus JG gimana di rumah sama Bebe?” ya nggak gimana-gimana sih lol.

See you next holidaayyyyy!

-ast-

PS: ini fotonya miring-miring gini ya males edit amat bila di laptop hahahaha bila di instagram kan foto miring lurusinnya simpel lol

Detail ►