Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri tentang-baju-bayi. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri tentang-baju-bayi. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Ibu Yang Belum Sayang Anak

(Ini versi lebih detail dan lebih lezat dibaca dari Instagram Story ya. Saya lama-lama kesel sama Instagram Story sebab nggak dapat disearch dan dibaca ulang. Kaprikornus mau dipost di blog juga.)



Let me tell you a story.

Waktu otw nonton Crazy Rich Asian di Kemang Village (yoi udah usang ya hahahahaha), saya nebeng kendaraan beroda empat @andaws dan di satu topik, kami bahas soal orang-orang yang nggak pribadi sayang sama anaknya.

Andaws dongeng soal satu temennya yang nggak sayang sama anaknya hingga umur sekian bulan terus nanya: lo gitu juga nggak sih?

IYA DONG. MALAH SAMPAI SETAHUN. *LHO KOK BANGGA*

But yes, I did. And I really want all of you to know that it’s totally normal.

Saya ialah ibu yang nggak ngerasain sama sekali momen magical apalagi terharu waktu melahirkan. Boro-boro meneteskan air mata sambil IMD, sesudah Bebe lahir dan saya dibersihin, yang saya pikirin cuma satu: NGANTUK BANGET PENGEN TIDUR.

Ya maklum kontraksi 12 jam hingga induksi kan capek banget ya. Mana saya kurang darah jadi sambil transfusi dan lengan kaya nggak berfungsi saking pegelnya. Pindah kamar dari ruang bersalin, saya nggak nanya mana bayinya sama sekali dan pribadi tidur nyenyak hingga malem.

Sampai malemnya Bebe dibawa di ruangan saya (kami room in tapi Bebe kurang gula darah jadi gres dapat ketemu malem), saya cuekin ia sama sekali loh. Sampai JG bilang “coba nenenin nggak?” saya yang beneran mikir “harus kini banget ya?”

Wow setidak peduli itu boro-boro pumping dan sudah mulai stok ASIP menyerupai orang-orang.

Saya gres mulai sayang dan merasa wah punya anak itu lucu ya … sesudah sekitar satu tahun.

Kaprikornus selama satu tahun itu saya ngurus anak sebab kewajiban dan tanggung jawab aja. I had baby blues and sleep-deprived because Bebe was a difficult baby with colic. Dan itu traumatis sih buat saya. Sangat sangat traumatis dan membekas hingga sekarang.

Sampai sekarang, setiap liat orang hamil atau liat bayi, saya selalu mikirin betapa stresnya punya bayi. Kaprikornus nggak pernah punya perasaan "ya ampun bayi gemes banget jadi pengen punya bayi lagi". Nggak pernah sama sekali. Setrauma itu. :(

*

Selama satu tahun itu, Bebe nggak punya baju pergi sama sekali. Dia bahkan nggak punya sepatu hingga umurnya setahun. Kaprikornus ya cuma pake kaos kaki ke mana-mana.

Saya cuma beliin piyama lusinan, ke mall pun ia pake piyama. Dulu saya mikir itu sebab ya nyaman aja sih bayi pake piyama, tapi bila dipikir sekarang, saya pelit banget untuk beliin baju sebab saya nggak seexcited itu punya bayi.

Betul banget saya ngerasa bayi paling nyaman memang pake piyama dan saya beneran risih sama bayi yang dipakein baju kaya orang dewasa. Tapi di sisi lain, pelitnya saya akan urusan belanja baju bayi juga didukung dengan saya yang nggak sayang-sayang amat sama Bebe hahaha. Nangkep nggak sih?

Kalau sayang banget mungkin beli piyamanya yang mahal dan proper hahahaha nggak beli piyama lusinan dan bodo amat sama warna dan modelnya gitu.

Kaprikornus saya nggak pernah relate sama meme-meme atau jokes yang menyebut sesudah punya anak semua belanjaan buat anak. Nope. Yang belanja tetep saya, waktu itu Bebe (hampir) nggak pernah saya beliin apa-apa.

(Baca: Bebe dijudge orang di mall sebab pake piyama)

Ada fase denial cukup usang bila saya punya anak dan ya harus sayang sama anak ini, tapi gimana caranya? Bingung sendiri. Saya mulai nggak denial lagi dan beneran menganggap wah ini anakku dan saya sayang sekali sama dia, waktu Bebe umur 2 tahun.

Karena di umur 2 tahun itu segalanya udah lebih mudah. Dulu saya nganggep ia sebagai beban. Beban sekali, saya nggak tidur, siang harus kerja, saya ambisius sama hasil pumping, hidup jauh dari ortu dan mertua tanpa nanny dan ART.

Saya nggak punya kehidupan, nggak punya me time selain di kantor. Dua tahun, saya cuma keluar rumah sendiri 1 kali untuk outing kantor. Nggak nonton bioskop, nggak pernah pergi sama temen. Selalu sama Bebe. Untuk memastikan ia dapat nenen aja sih. Ambisius kan anaknya.

Iya ambisus soal ASI sebenernya sih. Urusan ASI dan pumping itu bukan soal Bebe. ITU SEMUA TENTANG SAYA. Tentang saya yang ambisius banget sama hasil pumping hingga bikin KPI untuk diri sendiri.

Iya semua pencapaian hingga dibikin sistem pumping itu UNTUK DIRIKU SENDIRI. Untuk pujian saya sendiri bila saya dapat lho begini dan begitu. saya selalu punya sasaran untuk apapun dan bila tercapai ya saya senang.

(Baca: Manajemen ASI Perah Tanpa Kejar Tayang)

Kalau kenal saya banget niscaya ngerti sih.

Bayar daycare mahal-mahal demi anak? Nggak, demi ketenangan saya sendiri. Saya yang keliling hingga 7 daycare sebab saya seambi itu. Toilet nggak sreg aja saya ogah, missnya saya nggak suka ya saya nggak mau. Repot emang jadi orang perfeksionis.

NGERTI KAN KENAPA CAPEK BANGET JADINYA.

Secapek itu hingga bila nulis di blog saya selalu menghibur diri dengan bilang “it’s gonna be worth it” atau “asal ia sehat deh whatever”. Karena bila ia sakit saya yang repot dan saya akan tambah capek.

via GIPHY

Sekarang? Sekarang di umur 4,5 tahun ini saya senaaaanggg sekali punya Bebe. Sesenang itu hingga aktivitas favorit saya ialah ngobrol sama Bebe hahaha.

Di kendaraan beroda empat pegangan tangan, kapan pun selalu pelukan dan ciuman, kami mengembangkan dongeng hingga tidurnya malem terus saking sebelum tidur terlalu banyak yang harus diceritain. Dia dongeng semuanya sama saya dan saya pun selalu ditagih dongeng sama ia ngapain aja di kantor.

Dia selalu dongeng hari ini murung kenapa, tadi kenapa nangis, dongeng kenapa ia bahagia sekali, dan dapat puluhan kali sehari bilang “aku sayang Ibu”.

(Efek dari praktik pandangan gres di blogpost ini lho “Because I Love You”)

Sekarang ia nggak minta mainan aja saya paksa-paksa beliin hahaha. Bodo amat ia tidur atau bilang nggak mau, bila saya suka ya beliin aja. Sepatunya udah satu laci sendiri. Bajunya lebih banyak dari baju kami berdua.

Sayang nggak dapat dan nggak perlu diukur pake uang tapi ternyata bila sayang bawaannya emang pengen beliin ini dan itu terus. Ini faktual dan nggak terbantahkan.

Waktu yang saya luangkan buat Bebe pun jadi less stressful. Semakin ia besar, semakin saya tau bila saya melaksanakan semua ini demi dia, finally.

JG: “Baru kali ini saya ngerasa sayang sama orang hingga rela ngelakuin aja buat dia. Semua uang saya buat ia juga saya rela.”

Saya: “DIH EMANG NGGAK MAU LAKUIN APA AJA BUAT AKU? Kayanya kau juga kasih semua uang kau buat aku”

JG: “NGGAK AH”

DIHHHHH. Rese amat manusia.

*

Lalu inti dan pesan moralnya apa?

Perempuan itu BISA lho nggak sayang sama anaknya bila punya banyak problem lain dalam hidup.

Perempuan itu BISA capek ngurus anak dan mengaku capek itu TIDAK APA-APA.

Perempuan itu BISA stress berat punya anak dan tidak mau punya anak lagi atau menentukan tidak punya anak sama sekali juga TIDAK APA-APA.

Menjadi ibu itu pilihan sebab tanggung jawab yang kita bawa itu seumur hidup. Hidup berubah selamanya sesudah punya anak dan nggak akan kembali lagi.

Jangan punya anak untuk mengikat suami selingkuh, jangan punya anak demi menyenangkan hati orang lain.

Demikian supaya tercerahkan!

-ast-

Detail ►

Untuk Kalian, Ibu-Ibu Yang Gres Saja Melahirkan Anak Pertama


Ini untuk kalian yang ketika ini mungkin masih berada di bidan atau rumah sakit. Dengan luka di vagina yang menciptakan khawatir untuk ke kamar kecil apalagi untuk buang air besar. Atau dengan luka di perut yang berdenyut. Sama saja. Tidak apa. :)

Lihat ke sebelah kalian, ada insan kecil tidak berdaya. Tubuhnya ringkih, jari-jarinya tak lebih panjang dari satu ruas jari kita. Ia menggunakan baju yang kita belikan berlusin-lusin. Setumpuk baju kecil yang dicuci dan disetrika dengan senang hati.

Si bayi kemudian terbangun. Matanya belum bisa membuka sepenuhnya. Pandangannya masih blur, mencoba memahami dunia.

Pelan-pelan saja, anakku sayang. Dunia akan menunggu. Menunggu kau cukup waktu untuk mengerti kejamnya sindiran teman-teman ibu dan teman-teman nenekmu perihal segala tetek bengek pengasuhanmu.

*

(Baca: Dear, Working Mom)

Cobaan pertama sebagai ibu dimulai. Air susu yang diperlukan banjir mengalir usai melahirkan belum juga keluar. Baru hari pertama dan perawat yang tidak erat malah memaksa memberi susu formula. Ibu dan mertua juga memperlihatkan membelikannya. Orang-orang ini, nenek bagi si bayi malah ikut panik sebab omongan perawat yang tidak masuk akal.

Ya tidak masuk akal, kalian sudah tahu benar bahwa lambung bayi hanya seukuran kelereng dan ia bisa bertahan hidup tiga hari tanpa makan apapun. Tapi tolong, bisakah seseorang menjelaskan ini pada suster? Pada ibu? Pada mertua?

Stres, air mata mulai menetes. Kepercayaan diri yang sudah susah payah dibangun bahwa kalian niscaya bisa menyusui mulai runtuh. Kalian mulai menangis dan murka pada suami. Marah pada ibu dan mertua yang terlalu gampang dipengaruhi dan tak percaya anak sendiri.

Sabar ya, kalian. Sungguh tidak ada lagi kata yang sempurna selain sabar. Sabar, ini hanya akan jadi satu dari jutaan cobaan kesabaran. Dari banyak sekali perselisihan hanya sebab kalian mempertahankan pendapat perihal anak kalian

Saya bisa bilang begitu sebab saya pernah ada di sana. Makara kalian tenang saja, bila butuh teman, ada saya di sini.

Saya yang menyusui anak saya di hari kedua sebab hari pertama saya terlalu lelah melahirkan dan transfusi darah. Juga sebab di hari pertama gula darah anak saya terlalu rendah sehingga ia butuh supply 2 ml susu formula. Diteteskan ke mulutnya dengan pipet. Tidak apa-apa.

Tidak apa sebab mungkin tanpa itu anak saya entah bagaimana sebab ia lahir dalam kondisi lemas. Tapi 2 ml yang menyelamatkan anak saya itu jadi 2 ml susu formula pertama dan terakhir dalam hidupnya.

Berikutnya saya terus menyusui. Saya menyusui dengan puting pecah. Setiap ia menangis saya akan katupkan verbal rapat-rapat, menyiapkan diri untuk rasa sakit. Rasa sakit yang kemudian menjadi terbiasa, menjadi kebal, sebab toh tak kunjung sembuh.

Sampai verbal kecil itu melekat pada puting, dan rasa perih itu mulai menjalar. Tak peduli seberapa berpengaruh areola dijejalkan, hanya puting yang berusaha ia isap, maklum si bayi masih belajar. Pun dengan saya yang sebenarnya sudah khatam teori perlekatan. Tetap saja, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mengepalkan tangan kuat-kuat, berdoa supaya saya diberi kekuatan untuk tetap bisa keras kepala.

(Baca: Catatan 6 Bulan Ng-ASI)

Saya juga menyusui dengan kondisi bayi kolik, perutnya sakit sebab kembung. Sialnya, ia kolik sebab terlalu usang menyusu, menyusu sebab menangis, menangis sebab kolik, mbulet, pusing. Dan saya hanya bisa menangis. Menangis bersama bayi saya yang menangis.

Saya tidak lagi tahu hari apalagi tanggal. Yang saya tahu saya harus terbangun satu jam sekali. Tanpa tahu lagi mana siang mana malam. Saya hanya menyusui satu jam dan tidur satu jam. Makan pun disuapi. Mandi pun bila sempat, itu pun terburu-buru.

Karena di antara kecipak air mandi selalu terbayang bunyi tangis bayi, tangis bayi yang hampir selalu hanya bayangan. Makara mandi pun tak pernah tenang. Ah, masa-masa itu. Masa-masa di mana ASI bisa menyembur hanya sebab saya senang bisa mandi. :')

Lelah sekali. Tapi saya yang beruntung punya support system yang luar biasa sehingga saya bisa menyusui sambil bekerja dengan lancar. Sampai tiga tahun kemudian. Iya, saya menyusui anak saya hingga ahad lalu, hingga usianya 2 tahun 10 bulan.

Makara untuk kalian ibu-ibu yang gres melahirkan anak pertama, saya ingin bilang bahwa menyusui itu tidak mudah. Sama sekali tidak mudah. Jangan bayangkan iklan televisi dengan ibu dandan elok rambut rapi, menyusui bayi yang tidur dengan damai. Tidak seindah foto-foto aesthetic di Instagram. :)

Tidak. Menyusui itu sulit dan harus melewati proses belajar. Menyusui itu proses perkenalan antara bayi dan ibu. Ya meski ia sudah menemani kita 9 bulan, bukan berarti kalian saling mengenal. Kenali ia lewat sentuhan, lewat pelukan, lewat dialog yang mungkin akan terus ia kenang.

(Baca: 13 Hal yang Hanya Bisa Dimengerti Ibu Menyusui)

Untuk kalian yang menyusui dengan puting yang datar atau malah masuk ke dalam, percayalah kalian niscaya bisa! Ayo ke konselor laktasi, ayo ke coba dengan masukan seluruh areola ke dalam verbal bayi, ayo kalian niscaya bisa!

Kalian tidak sendirian, banyak sekali ibu-ibu lain yang juga berputing datar namun kesannya sukses menyusui. Bahkan banyak ibu yang tidak pernah hamil, mengadopsi anak dan juga sukses menyusui. Usahakan sebaik mungkin, sekeras kepala mungkin, sekeras motivasi kalian akan bayangan susu formula yang uangnya bisa dibelikan lipstik atau skin care. :)))))

Tetap tidak bisa atau ASI tetap entah ke mana? Sudah tidak apa-apa. Manusia hanya bisa berusaha mencari jalan, kesannya tetap Tuhan yang menentukan. Seperti yang sudah saya pernah bilang, ASI itu rezeki. Yang gampang maka bersyukurlah, yang kesulitan maka percayalah Tuhan akan beri rezeki dalam bentuk lain.

Sekali lagi, bila kalian butuh teman, saya di sini. Juga teman-teman saya. Kami akan jadi pemandu sorak bagi kalian semua! SEMANGAT SEMUANYAAAA! *kibas pompom*

Share ke sahabat kalian yang gres melahirkan! :)

(Baca postingan Tentang ASI/Manajemen ASIP untuk ibu bekerja ya! KLIK!)

Jangan lupa follow saya di Instagram ya @annisast!

Detail ►

Sex Education Untuk Balita

Kemarin saya buka question box di IG dan banyak yang request topik sex education untuk balita. Surprise alasannya yakni mikir “oh iya ya emang nggak pernah nulis soal ini di blog”.



Padahal banyak banget sih yang dapat diceritain. Terakhir saya bahas soal edukasi seks untuk balita itu gres sekadar mengajarkan perbedaan pria dan perempuan. Dan itu udah tahun 2016 lho, Bebe umurnya masih 2 tahun!

Postingannya dapat dibaca di sini: Mengajarkan Gender pada Balita

Sekarang, 2 tahun kemudian, pembicaraan soal seks kami udah makin advance sih kecuali satu yang Bebe belum tanya dan saya masih deg-degan jawabnya: Gimana caranya sperma ketemu sel telur?

Belum nyampe otak Bebe ke situ dan tiap di buku ada kalimat itu saya skip dulu. Kaprikornus hingga kini beliau masih mikir jikalau bayi itu puff! muncul begitu saja di perut. Saya BELUM ceritakan soal caranya alasannya yakni anak seumuran Bebe masih dongeng segala hal ke temen-temennya di sekolah tanpa filter kan.

BENER-BENER KARENA INI.

Triggernya alasannya yakni sempet ketemu dan ngobrol santai sama psikolog di sebuah event. Dia dongeng ada ibu-ibu di sekolah anaknya (udah kelas 6 SD) yang komplain alasannya yakni anaknya diceritain soal proses pembuahan sama temennya di sekolah. Anak itu ceritain gimana caranya sperma ketemu sel telur dan dapat jadi bayi, which niscaya dong ada kata-kata penis masuk ke vagina.

Si ibu merasa dongeng itu too much buat anaknya, doi panik, dan KOMPLAIN KE SEKOLAH. Terus yang salah alhasil ibu yang jelasin soal proses pembuahan ke anaknya. Iya jadi beliau yang salah, padahal anaknya udah kelas 6 SD juga. Emang masuk akal nggak sih jikalau kelas 6 SD udah mempertanyakan gimana dapat sel telur ketemu sama sperma. Lha si Bebe aja gres 4 tahun udah ingin tau banget soal bayi dalam perut. -______-

Saya sadar saya bener-bener sangat berpotensi jadi ibu si anak yang menceritakan proses pembuahan itu. Akhirnya saya rem dan hindari dulu bab itu mungkin hingga Bebe SD. Atau mungkin hingga beliau dapat “jaga rahasia”. Sampai beliau dapat dibilangin “tapi jangan dongeng ke temenmu ya, agar mereka diceritain ayah ibunya juga”. Sekarang terperinci belum bisa. Sekarang mah apa juga beliau ceritain ke temen sekolah kok.

Sekarang saya mau menjelaskan cara edukasi seks untuk Bebe di umur 4,5 tahun. Saya tahu cara ini mungkin terlalu ekstrem untuk sebagian dari kalian. Tapi saya nggak mau ambil risiko sih. Semakin gede, rencananya sih akan blak-blakan aja soal semuanya. Apapun yang beliau mau tanya, beliau boleh tanya dan saya akan jawab. Memang ini sungguh sebuah tekad.

Mungkin jikalau udah remaja beliau dapat jadi risih, mungkin malu, tapi harus kami duluan yang ngasih tahu beliau sebelum beliau tahu sendiri, tahu dari orang lain atau bahkan coba sendiri. Harus kami yang ngasih tahu beliau soal proses seks, risiko, nilai yang dianut, dan segalanya. Nggak dapat guru, nggak dapat orang lain.

Sudah siap belum ibu-ibuuuu?

(Dulu pernah juga nulis sekilas: Pendidikan Seks untuk Anak)

Rasa aib level 2

Kalau secara teori kan usia balita itu cuma memperkenalkan nama kelamin dengan nama bergotong-royong (penis dan vagina!) dan mengajarkan rasa aib aja. Itu tentu sudah.

Di level 1, rasa aib hanya diajarkan sekadar dihentikan telanjang di luar kamar dan kamar mandi. Ini dapat diajarin dari sebelum 2 tahun banget sih.

Kalau kini di level 2 (HALAH NGARANG LHO INI LEVELNYA) beliau udah otomatis aib sendiri. Bahkan saat sepupu-sepupunya hambar aja buka baju sebelum mandi di luar kamar mandi, Bebe tetep teguh pendirian. Dia cuma buka baju di kamar mandi, pakai handuk keluar kamar, dan hanya mau pakai baju di kamar.

Rasa aib ini emang harus dibiasain dari kecil banget sih. Mengasah wacana privasi dan private parts juga jadi lebih gampang.

Tentang private parts

Speaking of privacy and private parts … ini yang paling bikin deg-degan sih alasannya yakni banyak info pedofil. T_______T Saya brainwash banget jikalau yang boleh pegang penis dan pantat Bebe cuma ibu, appa, miss di sekolah, dan nini (kalau di Bandung mandi seringnya sama nini soalnya).

Ini diulang-ulang banget setiap kali inget. Saya juga tanamkan jikalau private parts itu bukan cuma penis dan pantat. Kalau tidak suka pipinya dicolek orang nggak dikenal juga beliau boleh marah.

Iyalah boleh marah. Aneh deh kenapa nyolek pipi anak kecil orang lain itu dianggap masuk akal ya?

Lha kita emang suka tiba-tiba pipinya dicolek strangers? Kan nggak! Kalau kita nggak suka ya jangan lakuin itu juga ke anak kecil alasannya yakni ya LO SIAPA JUGA COLEK-COLEK. IH.

Mandi bareng

Saya mandi bareng banget sama Bebe dari beliau bayi alasannya yakni seru aja. Selain itu efektif juga jikalau emang di rumah cuma berdua sama Bebe. Tapi masuk 3 tahun, saya stop mandi bareng.

Selama 3 tahun itu kami mencar ilmu banyak hal banget wacana anatomi tubuh. Tentang wanita tidak punya penis dan punyanya vagina. Laki-laki tidak punya payudara dan wanita punya.

Awalnya berhenti mandi bareng agar Bebe nggak liat nenen sih. Kasian kan abis weaning, masih harus liat nenen hahahaha. Lama-lama sekalian aja saya bilang alasannya yakni sudah besar jadi tidak mandi bareng ibu lagi. Kebetulan momennya pas dengan “kedewasaan” Bebe: weaning, masuk sekolah, berhenti screen time di weekdays, stop mandi bareng.

(Baca proses weaning Bebe: Menyapih Diri Sendiri)

Tapi sama JG sih masih banget hingga kini beliau mandi bareng. Lama-lama kebentuk sendiri juga soal ini. Di mall udah jarang mau ikut ibu ke toilet wanita jikalau nggak terpaksa. Dia protes “aku laki-laki, saya nggak mau ke kawasan perempuan”. Fine! *loh kok ngegas*

Jelaskan semuanya dengan JELAS dan BENAR

Dimulai dari awal banget yaitu penis dan vagina diakhiri dengan ... JANGAN NGELES!

Sama saya sih Bebe bahas apapun alasannya yakni saya nggak pernah awkward. JG tuh masih suka awkward hahahaha. Kalau beliau nanya ke JG dan JG jawabnya bingung, ya saya yang jawab aja sih. Bukannya TIDAK dijawab.

Intinya kami nggak mau bikin pembahasan soal kelamin yakni sesuatu yang tabu. Jelasin bayi lahir alasannya yakni baca buku soal bayi. Ya tunjukkin aja.

“Ini vagina saya kan ya (tunjuk vagina di luar celana). Rahimku di sini (tunjuk posisi rahim), kepala kau ada di bawah sini ya udah terus kau keluar deh dari vaginanya.”

Sesuai ekspektasi beliau nanya “tapi kepala bayi kan besar, vagina kan kecil?”

Saya kasih lihat aja video gentle birth atau water birth sambil dijelasin jikalau rahim dan vagina itu lentur dan kepala bayi belum keras kaya kepala kamu, bisa-bisa aja keluar dari vagina. Jelasin juga ada yang anaknya lahir lewat operasi juga, nggak semua anak keluar dari vagina.

Kenapa videonya harus water birth atau gentle birth, alasannya yakni ibu-ibu yang gentle birth kan kalem-kalem amat ya. Nggak jerit-jerit, jadi nggak mengerikan sama sekali.

Manusia itu mamalia

Ini proses menormalkan proses kelahiran sih. Child birth sering dianggap mengerikan alasannya yakni melibatkan darah kan. Bebe kebetulan udah tau mamalia dan jenis-jenis hewan, saya tinggal bilang aja insan itu mamalia. Manusia melahirkan dan menyusui menyerupai mamalia lainnya.

Kemudian weekend itu kami binge watching semua mamalia melahirkan. Sebut aja binatang apa, kami udah lihat hampir semua binatang mamalia melahirkan. Demi menormalkan proses kelahiran!

Sampai kini Bebe menganggap melahirkan itu hal normal aja. Nggak tabu, nggak malu-malu, nggak aneh. Tetep pake tambahan yang dapat melahirkan itu orang besar ya!

Beri batasan

Batasan ini gres saya kenalkan sehabis pembicaraan dengan psikolog itu. Langsung “dheg” gimana jikalau di sekolah Bebe dongeng soal bayi keluar dari vagina ke temennya dan ibu temennya freak out. HUAAA PANIK.

Sekarang Bebe diwanti-wanti hanya boleh bicara soal penis dan vagina di rumah dan di sekolah. Jangan teriak di mall gitu. Alasannya adalah, ngeliatin penis kan aib maka diteriakin juga malu. Ngeliatin penis ke ibu kan nggak malu, diomongin ke ibu juga nggak malu.

FYUH.

Kalau kalian yang justru panik atau risih liat vagina orang lain sih gimana yaaaa. Bingung juga. Balik lagi saya nggak liat itu secara seksual sih, murni edukasi aja. Saya sama sekali nggak terganggu liat ibu-ibu telanjang, topless, water birth dengan vagina divideoin.

Sama menyerupai saya nggak terganggu liat lumba-lumba atau panda melahirkan. Terserah lah jikalau abis ini malah salah fokus dan bilang: insan kok disamakan dengan binatang. TERSERAH. Bodo amat.

Saya sendiri ya nggak bakalan lah bikin video water birth fokus ke vagina kemudian di-upload gitu. Tapi saya nggak pernah memaksakan standar saya untuk orang lain. Malu dan tabu kan berdasarkan kita. Kalau berdasarkan orang lain nggak malu, nggak apa-apa banget. Malah banyak yang menganggap video semacam itu empowering woman. Woman can do anything!

Kalau kalian ngerasa ini terlalu ekstrem dan tetep nggak mau liatin proses lahiran alasannya yakni menawarkan kelamin orang lain, kayanya kalian harus tanya pemuka agama deh sebaiknya gimana jelasinnya. Kalau saya sih nggak mau pake kata-kata “nanti jikalau udah gede juga kau tau” alasannya yakni wow terlalu berisiko.

Prinsipnya jikalau beliau udah nggak penasaran, beliau nggak akan cari tahu sendiri diam-diam. Kalau soal seks yang dianggap tabu dari yang tertabu aja udah terbuka, semoga hal lain juga beliau mau selalu cerita.

Dan kami, orangtuanya harus jadi orang pertama yang beliau tanya untuk apapun. APAPUN. Bahwa ia akan selalu diterima di rumah, apapun kondisinya. Bahwa ia akan selalu anak kami, apapun alasannya. *mulai mellow* T_______T

Gitu sih. Kalian gimana ngajarin soal seks ke anak?

-ast-

Detail ►

Bebe Cacar Air


Akhirnyaaaa, Senin ini dapat jadi Senin "normal" di mana kami bertiga pagi-pagi udah di kendaraan beroda empat untuk kerja dan ke daycare. Minggu kemudian cukup heboh soalnya sebab Bebe cacar air.

Kenapa heboh? Karena cacar air kan menular, jadi Bebe nggak dapat ke daycare. Walhasil, saya dan JG harus bergantian cuti dan main sama Bebe di rumah.

Oke ini dongeng lengkapnya demi pengingat di masa depan!

💉Tanda-tanda Cacar Air 

Berawal dari Rabu malam 12 Juli lalu, malem-malem sebelum tidur saya mandikan Bebe. Wah apa nih ada 3 bintik kecil sekali di leher kanan dan bawah leher belakang. Kecil sekecil digigit semut, kecil banget hingga nggak keliatan amat, jikalau diraba gres kerasa jendul. Karena takut gatel, malem itu juga udah saya kasih bedak salicyl.

Saya nggak kepikiran cacar. Karena Bebe kulitnya sensitif dan alergian jadi emang sering muncul merah sebab reaksi alergi. Pun sensitif nggak dapat sembarangan ganti sabun sebab antara merah iritasi atau ngelotok gitu kulitnya. And they said bayi ASI nggak alergian hih. T_______T

Besok siangnya, supervisor daycare fotoin punggung Bebe dan nanya itu kenapa bu? Saya jawab nggak tau ya, apa biang keringet? Terus supervisornya nanya, apa mungkin cacar bu? Saya masih nggak kepikiran hahahaha.

Pas dijemput mbaknya (bukan supervisor) bilang "bu, berdasarkan saya sih ini cacar bu. Ke dokter aja bu, saya yakin deh ini cacar" Memang mbak daycare itu juara banget deh buat gini-ginian hahaha, anaknya banyak sih yaaa. Emangnya saya, anaknya cuma satu lol.

(Baca semua tentang daycare di sini)

Saya iya iya aja, malah bilang "tunggu besok deh, jikalau besok jadi banyak gres ke dokter". Abis ngomong gitu kok ya jadi panik sendiri hahaha. Kalau besok beneran banyak masa malah gres ke dokter? Ya udah pas JG dateng alhasil eksklusif minta ke UGD aja semoga tenang.

Dan cobaannya banyak huhu. Macet ampun-ampunan sebab pas ganjil, sementara plat nomer kendaraan beroda empat kami genap. Mau ke Semanggi aja muter-muter lewat Karet deuh. JG hampir putus asa, duh macet banget, duh laper saya tadi nggak makan siang, duh ini ono. -__________-

💉Di UGD

Btw saya dulu nggak tau kenapa banyak orang parno sama UGD. Pas ahad depannya JG ke UGD RSUD di Bandung saya gres tau kenapa orang parno hahaha. Next post ya!

Kali ini sih kami ke RS Jakarta, pokoknya jikalau UGD niscaya ke sini sebab nggak pernah rame dan parkir gampang. Bebe lagi seneng banget sebab gres dibeliin kostum PJ Masks dan ia keukeuh masuk RS pake kostum. -_______-

Diperiksa dokter pake kostum juga dan jumawa banget, mana dokternya manis dan juga ikut manggil ia dengan "Gecko". Diperiksa jadi lancar banget sebab Gecko-nya kalem abis. Dan iyes, faktual cacar.


Kami pun nanya kok dapat ya, ketularan di mana? Kata dokternya "bisa di mana aja bu, di mall atau di daerah umum lain. Virus cacar kan nular lewat udara dan dapat tahan di udara hingga 24 jam"

Saya dan JG melongo di tempat. T_______T

Bengong bukan sebab shock Bebe cacar hahahaha. Ya nggak apa-apa sih cacar, penyakit yang umum lah ya di kalangan belum dewasa zzz. Tapi kami mikirin gimana nih nggak dapat masuk kerja? LOL.

Kata dokternya bagus ketauan masih awal gini jadi dapat eksklusif ditekan virusnya pake obat. Malem itu masih 3 biji juga bintik kecilnya tapi dokternya udah ngeliatin beberapa area dan bilang "di sini nanti muncul bu, di sini juga, blablabla"

Terus ya udah diputuskan ganti-gantian cuti deh! Sampai saya nemu inspirasi cemerlang: KITA KE BANDUNG AJA!

Pertimbangannya rumah ibu di Bandung lebih besar dibanding kontrakan di Jakarta jadi Bebe nggak akan bosan harus berhari-hari di dalam rumah. Kedua, Bandung dingin, in case Bebe lari-larian di dalam rumah pun ia nggak bakal keringetan dan nggak bikin cacarnya gatel. Ketiga, nggak perlu mikirin masak dan makan hahahaha.

Malam itu mendadak packing dan sepakat besok pagi berangkat ke Bandung!

💉Di Bandung

Pagi sebelum berangkat, bintik kecil itu alhasil jadi besar segede jagung dan isinya air. Nah jikalau gini gres saya yakin ini cacar hahaha. Tapi ditanya gatel apa nggak jawabannya nggak. Bebe juga nggak demam. Katanya makin muda kena cacar, makin nggak berasa apa-apa.

Saya SD kena cacar dan gatelnya ampuuunnn. Pengen garuk juga nggak boleh kan. Kaprikornus ya inget betapa tersiksanya. Bebe mah kalem aja kaya nggak sakit sama sekali. Lagian Bandungnya emang adem banget, pagi-pagi 17-19 derajat celcius. Tengah hari aja cuma 23-24 gitu enaaakkk.

Cuma cukup repot sebab saya bener-bener jagain semoga ia nggak keringetan banget. Sedikit keringetan eksklusif ganti baju. Sedikit-sedikit dikasih salicyl semoga cepet kering. Untungnya yang banyak itu di punggung jadi Bebe nggak sadar jikalau itu sebenernya parah. Di perut cuma ada 4, dua besar dua kecil. Di kaki 1, di tangan beberapa, di muka cuma 3 kecil-kecil pula. Total saya hitung cuma 27 titik.

Sedikit banget, nggak keliatan cacar lah. Liat anak temennya JG yang cacar juga, se-muka aja kayanya lebih dari 20 deh, kasian huhu. Dan semoga ia kalem alhasil dilibatkan untuk pake salicyl jadi ia bertugas ngebedakin perut dan kaki, saya bedakin punggungnya. Sehari 3 kali sis kaya gitu, bersin-bersin gatel idung banget kena bedaknya.

Hari Minggu udah kering semua yeaaayyy!

Senin siang pulang ke Jakarta sebab ibu dan ayah harus ke Makassar. Selasa Rabu saya di rumah, Jumat Sabtu JG di rumah. Jumat sebagian besar udah copot, Sabtu udah copot semua. Senin ini kembali ke daycare yeaaayyy!

Selain ganti baju, minum obat juga peer banget sebab tiap minum obat saya harus akting. "WAA OBATNYA WANGI SEKALIII. ENAK YA!" atau "EH INI OBAT APA SIH KOK ENAK? XYLO HEBAT YA MINUM OBATNYA PINTAR!".

Obat anyir yang dimaksud ialah vitamin doang. Obat benerannya (anti virusnya) itu puyer dan nggak ada rasanya sama sekali, jangan-jangan itu tepung lol. Sekali dicampur ke air minum ia dan habis. Berikutnya sesendok vitamin eksklusif taro puyer atasnya, jadi sekali hap eksklusif masuk dua obat. Kulelah ekting, maklum bukan ektris. T_______T

💉Yang dilakukan dikala Bebe cacar

Bebe sembuhnya cepet banget. Tiga hari kering semua, cuma saya emang nunggu copot semua dulu luka keringnya gres masuk daycare sebab takut nularin orang.

1. Ganti baju sesering mungkin. Bebe ganti baju 4 kali sehari, tiap ganti baju dibedakin ulang. Pertimbangannya jikalau ada yang pecah, pecahannya nempel di baju, takut jadi bikin bintik gres di daerah lain. (ini entah bener apa nggak secara medis)

2. Makan banyak dan obat jangan kelewat. Minum vitamin dan madu. Karena cacar emang harus dilawan dengan daya tahan badan baik.

3. MANDI! Kalau nggak mandi gatel ih. Kata dokter mandi aja pake dettol semoga sekalian matiin kuman-kuman. Bebe malah berendem air anget pake dettol. Kalau bule-bule gitu berendem oatmeal dong katanya semoga nggak gatel.

4. Jangan minum air kelapa sekaligus sama obat. Dulu katanya minum air kelapa semoga merah-merahnya cepet keluar. Tapi lebih logis klarifikasi air kelapa menetralkan obat sih. Hahaha. Terserah tapi kan yang penting minum air putih aja yang banyak.

5. Jangan digaruk takut jadi bekas. Bebe nggak ngerasa gatel untungnya dan ia nggak colek-colek bekasnya sih untungnya juga. Lebih sebab nggak ngerti kali ya. Haha

Saya pake salicyl doang, beberapa orang nyaranin acyclovir dan udah beli. Cuma jikalau salep gitu peer banget kan harus ditotol satu-satu. Mana kesentuh dikit aja Bebe ngamuk. Akhirnya ya bedakan aja. Kalau bedak kan tinggal tumpahin aja yang banyak ke punggung terus usap dikit juga rata.

*

YAAA BEGITULAAHHH CERITANYA. Capek ya. Nulisnya capek hingga males selip-selipin link related post hahaha.

Kok dapat cacar sih emang nggak vaksin? Kaprikornus lewat dua tahun dan semua vaksin "wajib" selesai saya blas nggak cek-cek buku vaksin lagi. Pas kemarin rame kempen MR saya jadi cek dan woiyaaaa selain MMR belum PCV juga ketunda-tunda terus.

PCV sama Hepatitis A lah akhirnya. Terus dokternya bilang "abis ini cacar air ya bu" dan nulisin tanggal cacar air bulan Agustus. Minggu depannya Bebe cacar hhhh. Kaprikornus nggak usah vaksin cacar kan ya jikalau udah gini?

Anyway selamat hari Senin semuanya! Semoga sehat-sehat semua ya semoga kerjanya lancar!

-ast-

Detail ►

Dear Ibu-Ibu Instagram


Dear ibu-ibu masa kini, rekan-rekan sejawatku di jagat Instagram,

Berat ya jadi ibu zaman sekarang. Malam-malam sepi, bosan sendirian pumping atau menyusui, hiburan satu-satunya ialah social media. Apalagi yang bisa dilakukan dengan sebelah tangan?

Scroll, scroll, scroll Instagram.

Ah lucu juga jika foto pake ini, beli ah! Klik bookmark, pindah ke aplikasi marketplace. Search barang yang tadi, ada!

Cek beberapa toko untuk perbandingan harga. Klik wishlist, gambar hati pun jadi merah, masuk ke dalam daftar impian yang entah kapan bisa tanggapan dibeli semua. Pas gajian aja deh dibayarnya!

Ingat! Cek dulu harga di marketplace sebelum beli di online shop Instagram alasannya ialah biasanya lebih murah! Kecuali jika emang cuma jual di Instagram ya.

Betapa Instagram menciptakan standar punya bayi dan balita jadi berubah ya.

Kok anaknya si A bajunya lucu-lucu banget, kok anaknya si B udah berenang di spa bayi sih, kok anaknya si C bangku makannya gemes! Mau!

Kalau dipikir-pikir mau untuk apa ya. Mau alasannya ialah butuh atau mau alasannya ialah ingin foto juga di Instagram?

Ah jika ini saya juga nggak bisa ngeles, iya ngaku salaahhh. :)

(Baca: Alas Foto untuk Instagram | Serba-serbi Ring Light Demi Instagram!)

Seberapa sering kita bela-belain beli barang yang bekerjsama tidak perlu jika saja Instagram tidak ada?

Iya sih semenjak dulu juga ibu-ibu sudah mendandani anaknya. Tapi seberapa besar pressure Instagram terhadap kelangsungan uang belanja kita?

Baju lucu dengan print limited edition, milestone card yang bekerjsama bisa dibuat sendiri, banyak sekali baju dan kostum yang hanya bisa digunakan sekali kemudian masuk lemari, selimut motif yang mahal padahal anaknya nggak terlalu suka, bibs gemes yang malah sayang jika kena kotor makanan, endebrei endebrei.

Kemudian handphone jadi tidak cukup lagi untuk foto. Mulai browsing kamera mirrorless, mulai browsing lensa. beli properti foto yang mana emang dikeluarinnya buat properti doang nggak bisa dipake apa-apaan lagi maakkk. Sekotak tuh ngejugruk di rumah.

Iyaaa, di rumah saya. Hahaha. Mana nih yang samaan juga, tos dulu sini gandengan sama-sama semoga kaya pager betis demo. :')

*Btw mending jika buat foto anak, lha saya banyakan buat foto diri sendiri. :))))))*

Belum lagi kepanikan ulang tahun. Bikin apa yaaa? Custom dan pake tema dong ya semoga lucu. Biar lucu jika apa? Kalau difoto hahahaha. Browsing Pinterest, DIY atau bayar orang. Sama aja. Yang puas bikin sendiri hebaatt, yang mending bayar juga nggak apa-apa lah. Yang penting jadi ya nggak?

Yang lebih penting apaaaa? Yang penting anggun difoto hahahaha.

Belum lagi masa-masa MPASI yang sungguh menyiksa bagi ibu-ibu bekerja dan tidak suka ke dapur kaya saya. Boro-boro dibuat dan dihias pernak-pernik Daiso, kuliner saya dimakan aja udah untung banget. Kebanyakan malah weekend makan buah doang, biarkan gizi seimbang dijaga oleh daycare lol.

Tertekan alasannya ialah ibu-ibu lain begitu banyak waktu dengan hias MPASI? Unfollow aja kelaarrr. Sekarang sih alasannya ialah udah lewat masa-masanya, saya santai aja sama yang suka upload MPASI dihias. Malah ngerasa ih lucu-lucu banget sih. Dulu mah sebal hahahaha. Merasa gagal, merasa nggak mampu, padahal nggak berusaha juga. Ya maklum ya, beralasan lebih praktis dibanding bertanding. Apeu lol.

Tapi katanya segala sesuatu akan lebih ringan jika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Tidak semua orang perlu punya hal yang sama bukan? :)

IYAAAAA. Kalau mulai merasa terganggu, iri, atau malah menjadikan lubang dalam hati maka unfollow.

...

Ujar saya yang nyinyirin artis Instagram aja jadi blogpost nyahahaha. Becanda doang kok itu gengs, serius, tapi nggak serius saya iri atau apa. Nulisnya aja sambil ketawa-tawa. Lucu-lucuan aja menyuarakan hati ibu-ibu yang mungkin ingin cari temen, baiklah yaaa? YAAAA.

(Baca: Tentang Hidup Sempurna Artis Instagram)

Kaprikornus sekali lagi, rekan sejawatku di Instagram, tidak apa-apa kok beli barang lucu-lucu demi foto bagus. Tidak apa-apa juga terobsesi dengan feed Instagram demi kebahagiaan hakiki. Tertawalah dan anggap menata feed ialah komedi. Lucu-lucuan aja, jangan dibikin stres apalagi dibikin utang. Olrait?

Jangan lupa, kita bisa iri pada feed orang, tapi bayi kita tidak. Ia tidak akan protes kenapa bibs bayi sebelah motif geometrisnya lebih anggun dibanding bibs beliau yang gambar kartun biasa.

Ya, akan ada masanya beliau membandingkan barang dengan barang temannya tapi nanti. Nanti sekali beberapa tahun lalu. Dan ketika masa itu datang, ia mungkin sudah tidak mau difoto sambil ditata dengan properti.

Saya ngaku salah. Bukan untuk Bebe tapi untuk saya sendiri. Entah seberapa banyak barang yang saya beli hanya alasannya ialah Insta-worthy. Entah kapan saya akan berhenti. Yang terang untuk ketika ini, feed Instagramku ialah kebahagiaanku. :))))

Sampai jumpa di Instagram! Foto noise jangan di-upload ya!

Follow saya juga dong @annisast. HAHAHAHA MODUS KAPANPUN DI MANA PUN!

With love,
-ast-
yang gres beli lensa Cina murah meriah demi feed Instagram yang lebih baik 😂😂😂

Detail ►

Survey Lovely Sunshine Daycare Jakarta

Halo, kali ini saya mau menyebarkan hasil survey Lovely Sunshine Daycare Jakarta Pusat yang terletak di Jalan Danau Poso Benhil. Review di sini bukan berarti saya pernah mencoba menitipkan anak di sini ya, ini hasil survey dan tanya-tanya pada daycare yang bersangkutan. 

Tulisan ini yaitu pecahan dari review dan survey daycare di Jakarta yang saya lakukan dalam rangka cari daycare untuk Bebe, anak saya yang usianya 3 tahun, jadi sudut pandangnya memang toddler bukan bayi. Ini dapat jadi bayangan aja sebab survey satu-satu itu menyita waktu sekali kan. Tapi sebaiknya, ya datenglah ke beberapa daycare untuk survey dulu sebelum tetapkan mau ke daycare yang mana. Baca juga postingan lain tentang daycare di sini. :)


Lovely Sunshine Daycare ini bahwasanya yaitu sasaran utama dari calon preschool dan daycare Bebe. Hanya saja tahun kemudian saya sempat main ke sini dan rasanya kurang sreg. Tapi waktu itu saya nggak terlalu tanya detail sebab memang iseng doang, ahad kemudian saya dan JG balik lagi ke sini untuk tanya se-detail mungkin dan ... tetep kurang sreg hehehe.

Ini detailnya ya. Setiap daycare yang saya review, saya tulis detail yang sama semoga dapat dibandingkan satu sama lain.

🏡 Lokasi

Lovely Sunshine ini terletak di Jalan Danau Poso no 157, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Strategis buat yang kerjanya di tempat Sudirman - Kuningan - Slipi. Daycare di tempat Benhil ini ada beberapa, cuma yang ada preschool-nya hanya Lovely Sunshine ini (cmiiw).

🏡 Kondisi bangunan

Rumah dua lantai, masuk dengan fingerprint jadi nggak perlu ngebel terus nunggu dibukain pintu. Plus point sebab nunggu dibukain pintu sebel hahaha. Di lantai satu untuk kelas dari 3 hingga 6 tahun, lantai dua untuk bayi hingga usia 2 tahun.

Anaknya banyak ada 30-an anak tapi berdasarkan saya sih rumahnya terlalu kecil untuk nampung anak sebanyak itu. Ruang mainnya nggak terlalu besar, nggak ada halaman depan cuma ada halaman belakang kecil tempat tangga-tanggaan sama jungkat-jungkit. Kelasnya juga sempit.

Ini tidak mengecewakan bikin mikir soalnya Bebe anaknya nggak mau diem, di kelas sempit bisa-bisa nggak bebas. :(

🏡 Rasio caregiver dan anak

Di Lovely Sunshine, satu mbak nggak terus menerus pegang anak yang sama. Sistemnya per kelas, jadi tiap kelas ada 1 teacher dan 2 caregiver. Di kelas pre-K untuk usia Bebe, waktu survey ada 6 anak. Masih ok sih ya rasionya. Pas lah.

Caregiver-nya juga dikasih pelatihan berkala. Kata supervisor, jikalau ada komplain baju tertukar pun caregiver pribadi ditegur sebab artinya ia kurang konsentrasi. Wow.

🏡 Jadwal harian

Nah di luar ruangan yang sempit, saya nggak sreg sama jadwalnya yang terlalu banyak di kelas. Ini agenda yang saya tangkep dari pembicaraan sama supervisornya. Baiknya di-confirm ulang ya buibu!

1. Dateng ke daycare pagi-pagi, anak dianter ortu pribadi masuk kelas masing-masing
2. Mandi
3. Masuk kelas lagi, makan di kelas
4. Belajar di kelas, dari jam 9-12
5. Makan siang di kelas lagi
6. Tidur siang di kelas lagi (dipasang kasur)
7. Jam 2-6 (bangun tidur siang hingga dijemput), bergantian pakai ruang main dengan kelas lain. main tidak bersama anak yang lebih besar/lebih kecil jadi main di ruang bermain pakai jadwal.
8. Makan sore di kelas

Kok di kelas terus ya? Nggak bebas main di ruang main sebab harus bergantian dengan anak kelas lain. Kalau anaknya udah gede dan tujuannya sekolah sih sepakat ya, jikalau saya kan justru tujuannya Bebe main, sekolah cuma aksesori aja jikalau beliau mau.

🏡 Mandi

Ini juga kurang sreg sebab mandinya berdua-berdua, katanya (iyes saya nanya) sebab anak banyak sementara kamar mandi cuma satu. Berdua-berdua nggak pemuda cewek sih tapi saya nggak mau huhuhuhu.

Dan anaknya emang banyak banget sih, 30an anak kali ya ada.

🏡 Makan

Makannya standar daycare pada umumnya, 3 kali sehari makan berat, sekali buah dan sekali biskuit. Susu bawa sendiri.

🏡 Tidur

Tidur di kelas menyerupai yang udah saya jelasin di atas. Ternyata banyak daycare dengan konsep kaya gini ya. Saya gres tau, soalnya daycare Bebe kini terpisah banget antara kelas, kamar anak cowok, kamar anak cewek, dan kamar bayi.

🏡 Program preschool

Yes ada agenda preschool dari Pre-K (3-4 tahun), K1 (4-5 tahun), K2 (5-6 tahun). Untuk pre-K masih pakai bahasa Indonesia, untuk K1 dan K2 udah mulai pakai bahasa Inggris. Diajari membaca tapi tidak dipaksa, hanya pengenalan abjad dan angka.

Kami ngobrol dengan teachernya, konsep belajarnya itu disiplin dan konsisten. Karena dengan konsistensi, anak akan disiplin sebab terbiasa.

Tiap ahad ada goals untuk masing-masing anak, jadi nggak memaksakan goals yang sama ke semua anak. Kalau anak nggak nyampe goals-nya maka dikomunikasikan dengan orangtua. Cukup sepakat sih ya berdasarkan aku.

🏡 Mainan

Mainannya tidak mengecewakan banyak, ada ayunan dan perosotan. Ada rumah-rumahan yang gres dicuci juga pas saya survey. Ada kompor dan masak-masakan yang Bebe suka banget! Ada mobil-mobilan polisi yang dapat dinaikin. Sampai kini jikalau liat kendaraan beroda empat polisi Bebe bilang "itu kendaraan beroda empat polisi kaya di sekolah aku". Hahaha.

🏡 Jam buka - tutup - overtime


Buka jam 7, tutup jam 6. Overtime-nya sepakat loh, ada toleransi waktu 15 menit jadi gres dihitung overtime jikalau udah jam 6.15 sore. Pas banget buat saya dan kalian-kalian yang overtime terus hahahaha.

🏡 CCTV

Ada CCTV tapi saya lupa tanya apa dapat diakses orangtua atau nggak. :S

🏡 Toilet training

Ini juga nggak nanya deuh. Lupaaaa.

🏡 Report harian

Report daycare diberikan harian dan report preschool mingguan.

🏡 Punishment

Tidak ada punishment/hukuman. Kalau anak salah sebab misal merebut mainan temannya, berdasarkan supervisornya nggak dieksekusi gimana-gimana, cuma contohnya anak hanya disuruh membisu beberapa menit di karpet merah (karpet karet puzzle itu loh).

🏡 Anak sakit

Nggak nanya masa lupa. Tapi pas keliling-keliling sih nggak ada kamar isolasi ya. Tanya sendiri ya buibuuuu!

🏡 Lain-lain

Ada field trip dan main ke taman cuma jadwalnya kurang jelas. Visit dokter anak dan dokter gigi setiap 3 bulan.

🏡 Biaya

Biaya Daycare dan Preschool Lovely Sunshine: Rp 3,2juta/bulan
Admission fee: Rp 2juta
Biaya preschool (tanpa daycare): Rp 1,95juta/bulan

Murah loh itungannya untuk daycare dan preschool. Worth it lah untuk orangtua yang anaknya udah usia preschool dan masih butuh daycare.

Dan namanya daycare ya, cocok-cocokan banget antara orangtua dan daycare itu sendiri. Temennya Bebe udah dua orang preschool di Lovely Sunshine. Dari segi fee bulanan juga itungannya murah dengan pertimbangan biaya daycare Jakarta Pusat yang lain

Oke itu beliau review daycare pertama. Masih ada dua daycare lain di sekitar Jakarta Pusat dan Selatan yang akan saya review tapi nantiiii jikalau sempet hahaha.

Selamat cari daycare buibu!

REVIEW TWEEDE DAYCARE BENHIL (DAYCARE BEBE 3 TAHUN TERAKHIR)
REVIEW KIDEE DAYCARE BLOK S/SENOPATI
REVIEW HAPPY TREE HOUSE DAYCARE SETIABUDI

-ast-

Detail ►

Bebe 4 Tahun

Waw, Bebe udah 4 tahun ya. Detik-detik menjelang uang tabungan SD keambil ini. Deg-degan hahaha.


Duluuuu, dulu waktu Bebe gres lahir hingga beliau 2 tahun, saya selalu rutin nulis perkembangan beliau setiap bulan. Bisa dibaca di tag ini: Tentang Bebe.

Tapi kemudian nyerah sebab yaaa, makin pengen keep kisah Bebe untuk diri sendiri *posesif*. Juga sebab males jika ditanya-tanya “oh udah dapat A ya, anakku sih udah B” atau sebaliknya “oh kok udah dapat ya, anakku kok belum ya?” Kaprikornus trigger untuk banding-bandingin ya malessss.

Ok kenapa gres kini nulis Bebe 4 tahun padahal ultahnya udah bulan lalu?

Karena gres mau rayain ultah di sekolah hari Kamis ahad ini HAHAHAHA. Pas hari H ultah sih saya kasih surprise tiup lilin di rumah. Kaprikornus pas JG dan Bebe masuk rumah, udah ada masakan ringan bagus ultah gitu. Bebe seneeeengggg banget. Tapi ternyata beliau masih ngarep ultah di sekolah.


Berulang-ulang bilang:

“Aku mau tiup lilin di sekolah”

“Aku tuh mau bagi-bagi masakan ringan bagus loh ke temen-temen”

KAN KUKASIAN YAAA.

Ya udah hasilnya diputuskan hari Kamis ini mau ultah di sekolah. Loh, jika nggak rencana kok udah bikin souvenir?

Souvenir ini akan jadi kisah terpisah. Sekarang mau kisah punya anak 4 tahun yang rasa-rasa punya anak 14 tahun.

Iyaaa, dramatis banget. Di 3 tahun emang sih udah mulai berasa kaya teenager (ya makanya dikasih nama the threenager phase) tapi di 4 tahun ini beneran kaya punya ABG.

Misal saya dan JG lagi ngobrol berdua di sambil makan malem. Dia ngeliatin kami berdua makan terus tiba-tiba lari ke kamar dan tengkurep di kasur. Pas ditanya jawabannya “aku ga ada temennya”. NGGAK ADA TEMENNYA NGOBROL A.K.A. DICUEKIN.

T________T

Suatu hari beliau juga pernah bilang "ibu nggak sayang lagi sama aku" cuma sebab tidak boleh sesuatu yang sangat nggak penting hingga saya aja lupa. HUHU. Penting dan tidak penting memang punya makna yang beda banget antara saya dan Bebe.

Terus apa-apa ngototan banget, semua ya harus sesuai sama apa yang beliau mau. Negosiasi terus-terusan, ngobrol terus-terusan, sebab ya komunikasi yaitu kunci utama yakhaannn.

Apa jadi makin mandiri? In a way, yes. Udah dapat makan sendiri, pipis sendiri, cebok sendiri, pake baju sendiri, sebisa mungkin sendiri. Tapi jika lagi ngantuk atau masih ngantuk, ya semua maunya sama ibu. Mau mandi pagi aja harus digendong ke kamar mandinya ya Tuhan cardio-ku setiap pagi banget deh.

Bebe juga udah ngerti konsep keluarga! Alhamdulillah hasilnya udah tau definisi kakek nenek dan nini aki. Soalnya sebelumnya saya mati-matian gitu ngejelasin jika nenek itu ibunya appa. Dia gundah banget dan mukanya mikir. Dia mikir sebab bagi Bebe, ibu yaitu saya seorang dan ibu-ibu lain di daycare. Gimana dapat nenek yaitu ibunya appa padahal appa udah gede?

Dia malah sempet mikirrrr banget sebab saya save nomor hp ibu saya dengan nama "IBU". Bebe gundah kenapa setiap video call itu mau video call nini kok yang ditelepon I-BE-U IBU?

Pusing nggak sih jelasinnya. Dia selalu mikir bahwa yang namanya ibu itu anaknya niscaya kecil. Kaprikornus beliau belum ngerti konsep anak dapat jadi bakir balig cukup akal dan punya anak lagi. Belum ngerti jika semua orang bakir balig cukup akal juga ya punya ibu. Tapi sekarang, sesudah bermeter-meter klarifikasi perihal konsep anak orangtua, Bebe udah ngerti. Kaprikornus suatu hari beliau tiba-tiba bilang:

“Nenek itu mamahnya appa kan ya? Kakeknya itu papahnya appa?”

HUAAAA IBU TERHARU.

-_________-

Dari konsep anak dan orangtua ini juga beliau makin tertarik sama urusan bayi di dalam perut dan GIMANA cara keluarnya. Bukan gimana cara dapat ada di dalem sih, belum nyampe sana jadi masih simpel jelasinnya. Gimana saya kasihtaunya? Ya liatin aja videonya lol.

Saya follow doula Angela Gallo (CARI SENDIRI) dan beliau suka posting video melahirkan yang natural gitu, home birth video. While I personally prefer giving birth at the hospital, home birth video lebih “aman” buat bawah umur sebab biasanya nih kan ibu-ibu kalem gentle birth gitu bukan ibu-ibu panikan jerit-jerit kaya gue lol. Kaprikornus ya ngeden sekali brojol kepala, ngeden dua kali, keluar deh semua bayinya.

Ini belahan dari sex education lho!

Si Bebe kini baunya juga udah buka busuk bayiiii. Sebel. Masuk usia 4 tahun, busuk keringetnya udah nggak yummy banget. Nggak ada lagi momen nyiumin busuk keringet yang adiktif itu. Bau mulutnya juga udah bakir balig cukup akal banget. Nggak ada lagi bau-bau susu bayi.

Apalagi ya? Dari segi bahasa, beliau masih ngambek jika harus ngomong bahasa Inggris. Padahal beliau ngerti lho, satu kalimat saya full bahasa Inggris beliau paham banget dan mau jawab pake bahasa Indonesia. Gimana ya agar mau jawab pake bahasa Inggris juga uhuhuhuh susah banget jadi orangtua. *KELUH*

Udah sih kayanya itu aja. Bingung juga mau bahas apa lagi. Selamat 4 tahun jadi ibu untuk diriku sendiri!

-ast-

Detail ►

Why I Love Jakarta | #Sassythurday Ft #Gesiwinditalk

OH HOW WE LOVE JAKARTA! By we I mean me and JG, dunno about Bebe because well, he's a baby ah gimana sih elah ginian harus dibahas.



Oke jadi #SassyThursday ahad ini collab lagi sama #GesiWindiTalk because why not duh. Tema tiba dari Nahla yang sungguh kreatif yaitu perihal mengapa kami begitu cinta kota masing-masing hingga nggak mau pindah satu sama lain! Bahkan saya nggak mau pindah ke Tangerang atau BSD meskipun tau persis di sana enak. Ya tapi lezat jikalau kerja dan segala-galanya di Tangerang/BSD juga yekaannn.

Baca punya mereka, siapa tau jadi pengen jalan-jalan ke sana!
Windi Teguh: Why I Love Medan
Grace Melia: Why I Love Jogja
Mevlied Nahla: BSD, Tangsel, dan Segepok Kenangan


Tadinya saya agak ragu gitu, mau Bandung apa Jakarta ya? Ya cinta sih sama Bandung tapi yaiyalah, Bandung kan hometown. Yang namanya kampung halaman mah selalu dirindukan ya nggak? Karena terlalu banyak kenangan dan keluarga besar di sana semua. Plus keluarga mertua juga, ya niscaya sayang lah sama Bandung.

Tapi kan kadang harus ninggalin yang disayang demi sesuatu yang dapat lebih sayang sama diri kita sendiri kaaan. ASIK.

Jakarta kayanya sayang banget sama saya HUHUHUHUHU. Level mellownya udah setara sama waktu ninggalin Bandung ini jikalau harus ninggalin Jakarta.

Karena di Jakarta, saya terperosok cinta.
Karena di Jakarta, cinta memilihku dengan nyata.
#eaaa jangan pada close tab ya lol 😂

(Itu juga kutipan dari puisi cinta masa lalu gengs, kolab kami sebelum ini. KLIK DAN BACA YAAAA)

Duh gue resah bikin list nggak ya hahaha. Bikin aja kali ya.

🏣 Jakarta Kota Mimpi 🚀

Itu benar. Itu tidak cheesy atau klasik, itu benar. Masih benar, minimal buat saya sendiri. Gimana nggak, saya pindah ke Jakarta sebab satu twit!

Dari satu twit yang kemudian bawa saya ketemu banyak banget artis Korea, wawancara aneka macam artis Korea, nonton konser gratis. Mimpi jadi kasatmata banget sebab pada dikala itu, saya lagi suka Korea banget!

Oke saya nggak tergila-gila sih ya kaya orang-orang hingga nabung atau apa, tapi saya lagi suka Korea banget dan Jakarta mewujudkan mimpi itu. Siapa yang kepikiran sih dapat ngobrol face to face sama Lee Min Ho jikalau nggak pindah ke Jakarta? Dirangkul Lee Seunggi? Ngobrol sama Siwon? Bigbang? Super Junior? Infinite? YOU NAME IT.

Hampir semua artis Korea yang ngetop pada zaman itu saya temui semua FOR FREE cuma sebab satu keputusan pindah ke Jakarta. Dan mimpi itu berlanjut pada mimpi berikutnya yaitu bikin buku di GagasMedia.

Yes, mimpi gue pas SMA/kuliah se-spesifik itu "mau nulis buku diterbitin GagasMedia". Dan itu terjadi sebab saya pindah ke Jakarta. Plis yang suka Korea dan mau beli bukunya masih ada di Tokopedia atau BukaLapak.

(Cerita lengkap dapat dibaca di sini: Keputusan yang Mengubah Hidup, Pindah ke Jakarta)

🏣 Jakarta Tidak Pernah Sepi 🚀

Bagi orang ekstrovert kaya saya, Jakarta itu menyenangkan sekali! Di Bandung jam 9 malem aja sepi banget, di Jakarta saya nggak takut bangun di pinggir jalan jam 12 malem pulang liputan nunggu taksi. Oh wow saya sungguh pemberani.

Zaman belum nikah, dapat nongkrong lama-lama hingga pagi, banyak temen, banyak makanan, sinyal selalu bagus, ah saya cinta. Gimana ceritanya coba jam 11 malem Semanggi masih macet. 😂😂😂

Di Bandung jam 8 malem aja saya suka udah horor sendiri pulangnya hahahahaha. Tapi yah, untuk ukuran saya yang nggak punya kecerdasan naturalis alias nggak peduli nggak nginjek tanah atau liat sawah, Jakarta is heaven! 🌠

🏣 Jakarta Sumber Suara 🚀

"Kepada ibu Annisa dinantikan di sumber suara"

Lawas nggak sih, apa event zaman kini masih ada yang menyebut area pengaturan sound system itu sebagai "sumber suara"? 😂😂😂

Intinya Jakarta yaitu sumber suara, sentra segalanya. Banyak event, banyak acara, banyak brand, banyak diskon. Jadinya banyak pilihan! Iya dari milih makanan, milih baju, hingga pilihan serius macam kerja di mana atau sekolah di mana.

Ya maklum ya ibukota. Sekolah dari yang bobrok hingga yang uang tahunannya setara harga satu rumah juga ada. Begitu pula dengan kerjaan, dari yang cuma malak di stasiun hingga honor sebulan ratusan juta.

Dihadapkan dengan pilihan sebanyak itu kita jadi apa?

JADI SEMANGAT! 💪🏻

🏣 Jakarta Penyemangat Hidup 🚀

Ini yaitu sumber kemellowan di posting-posting dengan tag Tentang Hidup. Ya gimana nggak mellow sih, liat ibu-ibu luntang-lantung di pinggir jalan bawa bayi sementara di jalan mobil-mobil yang lewat harganya miliaran.

Kesenjangan sosial itu kasatmata adanya dan terjadi di depan mata! Kadang sedih tapi semoga dapat jadi semangat dan sumber syukur ya.

Ya persis caption IG saya beberapa ahad lalu. Tentang gimana tempat rumah saya itu berdempetan banget rumah-rumah glamor yang garasinya seukuran kontrakan saya, sementara di belakangnya rumah-rumah petak yang bahkan nggak punya teras.

Tanpa hidup di Jakarta mungkin harapan saya nggak akan setinggi ini. Di Jakarta saya dan JG ketemu aneka macam orang hebat, orang andal yang kadang bikin minder tapi tanpa disadari bikin kami jadi menggantung mimpi lebih tinggi.

Juga ...

Kami bahagia di Jakarta sebab jauh dari orangtua HAHAHAHAHAHAHAHA

Jauh tapi nggak jauh-jauh amat jadi dapat pulang kapan aja termasuk weekend. Cuma ya, kami enjoy tinggal nggak terlalu erat dengan orangtua sebab jadi dapat ambil semua keputusan sendiri. Apalagi urusan Bebe.

Plus ...

Kami nggak tau mau kerja apa di Bandung. 😭😭😭

Really, kemarin JG sempet mau pindah ke kantor Bandung tapi kok ya tampak jenjang karier jadi lebih sulit ah sudahlah. Apalagi saya, nggak bakal dapet honor yang sama lah jikalau kerja di Bandung mah. 😭

(Baca: Tips Survive di Jakarta No Nanny No ART untuk Ibu Bekerja)

Sementara harapan dan gaya hidup sudah begini. Karena hal tersulit bukan naikin gaya hidup, tapi nuruninnya. 😔

🚓🚕🚗 TAPI JAKARTA MACET! 🚙🚚🚓

Memang iya weee. Percaya nggak sih saya sama JG itu jarang sekali mengeluhkan macet Jakarta? Kami berdamai sekali dengan kemacetan ini.

Padahal radius kantor saya, kantor JG, dan rumah jikalau dari daycare itu nggak hingga 10 km. 5 km lah, rata-rata ditempuh dengan 1,5 jam perjalanan jikalau lagi waras.

Kalau lagi nggak waras, kantor JG - daycare aja yang hanya 2,5 km dapat ditempuh dalam waktu? EMPAT JAM. HAHAHAHAHAHAHA.

Tapi kan banyak solusi juga, ya nggak perlu bawa kendaraan beroda empat kan dapat naik ojek. Kaprikornus kendaraan beroda empat taro di daycare, ke kantor JG pake ojek atau kadang pake sepeda. Aman terkendali kok, survive kok hahahaha.

Terus orang suka nanya: kenapa nggak motoran aja sih supaya nggak macet? Kan deket juga.

Ah motoran juga macet di Jakarta mah lol. Malah lebih capek jatohnya sebab naik motor, macet, keringetan. Beda setengah jam doang sih mending macet dan naik mobil, at least duduk nyaman. nggak keringetan, ngobrol enak, dapat sambil denger radio ketawa-tawa, Bebe dapat bobo dengan nyaman.

Kalau udah begitu masa mau ngeluhin macet lagi?

*

Tapi yah, harus diakui kadang bosan juga di Jakarta hahahahahaha. Bosan sebab ya namanya manusia, niscaya ingin lebih kan. Maunya sih JG kerja di Singapur gitu, saya di rumah aja blogging dan YouTube-an lol.

Juga urusan Pilkada DKI yang makin mengukuhkan jikalau Indonesia nggak layak huni, ingin pindah ke luar negeri aja. Huhu. Ingin ingin doang tapi perjuangan nggak. Argh.

Kaprikornus yah, itu alasan saya 6 tahun betah di Jakarta dan JG 9 tahun (apa 10 tahun ya). Kalau kalian? Senangkah di kota tempat tinggal sekarang? Kenapa?

-ast-

Detail ►