Dear Ibu-Ibu Instagram
Dear ibu-ibu masa kini, rekan-rekan sejawatku di jagat Instagram,
Berat ya jadi ibu zaman sekarang. Malam-malam sepi, bosan sendirian pumping atau menyusui, hiburan satu-satunya ialah social media. Apalagi yang bisa dilakukan dengan sebelah tangan?
Scroll, scroll, scroll Instagram.
Ah lucu juga jika foto pake ini, beli ah! Klik bookmark, pindah ke aplikasi marketplace. Search barang yang tadi, ada!
Cek beberapa toko untuk perbandingan harga. Klik wishlist, gambar hati pun jadi merah, masuk ke dalam daftar impian yang entah kapan bisa tanggapan dibeli semua. Pas gajian aja deh dibayarnya!
Ingat! Cek dulu harga di marketplace sebelum beli di online shop Instagram alasannya ialah biasanya lebih murah! Kecuali jika emang cuma jual di Instagram ya.
Betapa Instagram menciptakan standar punya bayi dan balita jadi berubah ya.
Kok anaknya si A bajunya lucu-lucu banget, kok anaknya si B udah berenang di spa bayi sih, kok anaknya si C bangku makannya gemes! Mau!
Kalau dipikir-pikir mau untuk apa ya. Mau alasannya ialah butuh atau mau alasannya ialah ingin foto juga di Instagram?
Ah jika ini saya juga nggak bisa ngeles, iya ngaku salaahhh. :)
(Baca: Alas Foto untuk Instagram | Serba-serbi Ring Light Demi Instagram!)
Seberapa sering kita bela-belain beli barang yang bekerjsama tidak perlu jika saja Instagram tidak ada?
Iya sih semenjak dulu juga ibu-ibu sudah mendandani anaknya. Tapi seberapa besar pressure Instagram terhadap kelangsungan uang belanja kita?
Baju lucu dengan print limited edition, milestone card yang bekerjsama bisa dibuat sendiri, banyak sekali baju dan kostum yang hanya bisa digunakan sekali kemudian masuk lemari, selimut motif yang mahal padahal anaknya nggak terlalu suka, bibs gemes yang malah sayang jika kena kotor makanan, endebrei endebrei.
Kemudian handphone jadi tidak cukup lagi untuk foto. Mulai browsing kamera mirrorless, mulai browsing lensa. beli properti foto yang mana emang dikeluarinnya buat properti doang nggak bisa dipake apa-apaan lagi maakkk. Sekotak tuh ngejugruk di rumah.
Iyaaa, di rumah saya. Hahaha. Mana nih yang samaan juga, tos dulu sini gandengan sama-sama semoga kaya pager betis demo. :')
*Btw mending jika buat foto anak, lha saya banyakan buat foto diri sendiri. :))))))*
Yang lebih penting apaaaa? Yang penting anggun difoto hahahaha.
Belum lagi masa-masa MPASI yang sungguh menyiksa bagi ibu-ibu bekerja dan tidak suka ke dapur kaya saya. Boro-boro dibuat dan dihias pernak-pernik Daiso, kuliner saya dimakan aja udah untung banget. Kebanyakan malah weekend makan buah doang, biarkan gizi seimbang dijaga oleh daycare lol.
Tertekan alasannya ialah ibu-ibu lain begitu banyak waktu dengan hias MPASI? Unfollow aja kelaarrr. Sekarang sih alasannya ialah udah lewat masa-masanya, saya santai aja sama yang suka upload MPASI dihias. Malah ngerasa ih lucu-lucu banget sih. Dulu mah sebal hahahaha. Merasa gagal, merasa nggak mampu, padahal nggak berusaha juga. Ya maklum ya, beralasan lebih praktis dibanding bertanding. Apeu lol.
Tapi katanya segala sesuatu akan lebih ringan jika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Tidak semua orang perlu punya hal yang sama bukan? :)
IYAAAAA. Kalau mulai merasa terganggu, iri, atau malah menjadikan lubang dalam hati maka unfollow.
...
Ujar saya yang nyinyirin artis Instagram aja jadi blogpost nyahahaha. Becanda doang kok itu gengs, serius, tapi nggak serius saya iri atau apa. Nulisnya aja sambil ketawa-tawa. Lucu-lucuan aja menyuarakan hati ibu-ibu yang mungkin ingin cari temen, baiklah yaaa? YAAAA.
(Baca: Tentang Hidup Sempurna Artis Instagram)
Kaprikornus sekali lagi, rekan sejawatku di Instagram, tidak apa-apa kok beli barang lucu-lucu demi foto bagus. Tidak apa-apa juga terobsesi dengan feed Instagram demi kebahagiaan hakiki. Tertawalah dan anggap menata feed ialah komedi. Lucu-lucuan aja, jangan dibikin stres apalagi dibikin utang. Olrait?
Jangan lupa, kita bisa iri pada feed orang, tapi bayi kita tidak. Ia tidak akan protes kenapa bibs bayi sebelah motif geometrisnya lebih anggun dibanding bibs beliau yang gambar kartun biasa.
Ya, akan ada masanya beliau membandingkan barang dengan barang temannya tapi nanti. Nanti sekali beberapa tahun lalu. Dan ketika masa itu datang, ia mungkin sudah tidak mau difoto sambil ditata dengan properti.
Saya ngaku salah. Bukan untuk Bebe tapi untuk saya sendiri. Entah seberapa banyak barang yang saya beli hanya alasannya ialah Insta-worthy. Entah kapan saya akan berhenti. Yang terang untuk ketika ini, feed Instagramku ialah kebahagiaanku. :))))
Sampai jumpa di Instagram! Foto noise jangan di-upload ya!
Follow saya juga dong @annisast. HAHAHAHA MODUS KAPANPUN DI MANA PUN!
With love,
-ast-
yang gres beli lensa Cina murah meriah demi feed Instagram yang lebih baik 😂😂😂
Posting Komentar