Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri suami-yang-nyebelin. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri suami-yang-nyebelin. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Pelakor

Postingan ini sambungan dari postingan sebelumnya: Selingkuh. Silakan mau baca dulu yang ini, atau baca dulu yang sebelumnya, sama saja. :)


Di postingan sebelumnya itu saya menulis sedikit soal pelakor. Betapa istilah pelakor ialah istilah yang sungguh patriarki. Menyalahkan wanita atas sesuatu yang bukan salah ia sepenuhnya. Hey, it takes two to tango!

Dan goresan pena saya sebelumnya netral, bisa istri atau suami yang selingkuh. Kali ini sudut pandang saya dari pihak perempuan.

Di bawah ini kutipan dari goresan pena saya sebelumnya:
Iya, pelakor itu istilah patriarki. Menempatkan laki-laki sebagai poros dan yang salah niscaya pihak perempuan. Yang merebut si perempuan, laki-laki jadi korban, jadi objek yang direbut. Mirisnya, hujatan pelakor itu diucapkan serta jadi materi hinaan sesama perempuan. Kalau dalam kekerabatan menduakan saja yang dicaci wanita oleh wanita lain, bagaimana laki-laki mau dan BISA menghargai perempuan?

Pelakor. Istilah yang selain patriarki, juga sangat negatif. Makanya jadi rawan bully. Yang menduakan berdua, yang dibully perempuannya. Suami-suaminya justru lebih sedikit dicaci. Sedih deh. Rata-rata komentarnya ibarat di bawah ini:

"Sebagai sesama wanita masa nggak tenggang rasa sih? Kok ngerebut suami orang? Kok mau-maunya jadi simpenan lelaki beristri? Perempuan macam apa!"

Yah, padahal kan bisa dengan gampang dijawab dengan:

"Itu suami situ kok nggak tenggang rasa sih sama istrinya? Kok sempet-sempetnya merebut hati wanita lain? Mau-maunya punya simpenan padahal beristri! Suami macam apa!"

Iya dong, tenggang rasa itu seharusnya pada orang terdekat dulu. Pertanyakan dulu tenggang rasa suami pada istri sebelum kita mempertanyakan tenggang rasa wanita lain pada kita. Kenapa coba wanita lain harus kasihan sama kita, suaminya aja nggak kasihan sama istrinya sendiri. :(

Dan banyak lho wanita yang tidak mau didekati lelaki beristri, apalagi jadi selingkuhan atau simpanan. Kalau begini kan semakin terang kesalahan ada di siapa. Mengapa suami-suami ini masih mengejar wanita yang bahkan tidak mau jadi simpanan? Yang sadar benar bahwa wanita itu tidak mau jadi yang kedua? Adrenalin?

Banyak juga dongeng istri kedua yang nggak tau bila selama ini laki-laki yang berjanji akan menikahi ia ternyata sudah punya istri. Atau yang ngakunya sudah pisah ranjang dan siap cerai, padahal ternyata masih serumah sama istrinya dan istrinya nggak tahu apa-apa. Ada apa dengan cowok-cowok semacam ini ya.

T_____T

Tapi bahkan ceritanya sudah ibarat itu pun yang disalahkan tetap hanya si perempuan. Salah alasannya ialah mengacaukan rumah tangga orang. Padahal menduakan kan nggak mungkin sendirian, mbaksis. Kalau sendirian namanya masturbasi.

(Baca: Menikah untuk Menyenangkan Siapa?)

Ada juga yang mengakui bila suaminya jatuh cinta pada wanita lain. Yang salah siapa? Tetap pihak perempuan.

"Suami saya jatuh cinta pada kamu, kau kok meladeni?! Kamu kan tau ia punya istri!"

Jatuh cinta pada siapa itu tidak diatur oleh undang-undang. Kita tidak tahu akan jatuh cinta pada siapa. Dan bila suami bisa jatuh cinta pada orang lain, orang ketiga ini juga BISA jatuh cinta pada suami orang lain. Pertanyaan jatuh cinta itu bisa dengan gampang dijawab:

"Yah tante, sayanya juga jatuh cinta. Emang suami situ doang yang bisa jatuh cinta?"


Meski demikian ya memang ada juga wanita yang sadar benar didekati laki-laki yang sudah menikah namun tidak menolak. Selain jatuh cinta, mungkin punya dilema ekonomi?

Karena pihak ketiga ini juga motifnya banyak. Banyak yang bukan sekadar jatuh cinta atau cari tantangan. Yang hingga dinikahi atau disimpan biasanya malah alasannya ialah faktor ekonomi. Banyak banget kan denger dongeng suami-suami yang ternyata punya simpanan di kampung? Atau bila memang tinggal di kota, para simpanan ini biasanya rela jadi simpanan alasannya ialah gaya hidup kan?

Butuh sugar daddy untuk mempertahankan gaya hidup, butuh sugar daddy untuk bayar kuliah, butuh sugar daddy supaya masa depan terjamin. Bukan dongeng baru.

Itu bila di kota, bila istri kedua di kampung? Dikirimi uang tiap bulan juga udah senang ya kayanya. Yang penting bisa makan, yang penting anak bisa sekolah, dan yang terpenting, nggak dapet label perawan renta di kampung. Yang penting punya suami!

Dan ya, salahkan para suami yang begitu bakir mengatur uang sehingga bisa membayar gaya hidup sang simpanan, sehingga bisa jadi sugar daddy. Sehingga bisa membagi waktu dengan istri di kampung. :(

*

Kenapa sih suami selingkuh? Adakah yang salah dalam rumah tangga?

Pasti ada. Gara-gara LDR doang bisa jadi dilema kan. Bisa juga kaya yang saya bilang kemarin, suami nggak sanggup monogami. Istrinya baik, penyayang, istri idaman banget tapi ya memang dasarnya aja si suami emang nggak sanggup sama satu perempuan. Kan tetep zonk.

Suami nggak sanggup monogami itu dilema rumah tangga banget loh.

Kalau memang istrinya nyebelin? Ya bilang dong sama istrinya, daripada di depan selalu manis tapi di belakang punya simpanan. Sebagai istri juga harus mau mendengarkan keluhan suami soal dirinya, jangan baper duluan.

Jangan dikritik suami kemudian drama dan merasa bantuan terhadap keluarga jadi nggak dihargai. Suami kritik kita kurang perhatian, terus drama nangis-nangis "aku tuh yang ngurus belum dewasa kita loh!" Ya kan nggak berhubungan. Ngurus anak berdua, ngasih perhatian ke satu sama lain juga harus berdua. Intinya sering-sering ngobrol lah. Daripada cari temen ngobrol lain? ;)

Suami-suami juga harus membebaskan istrinya untuk tetep mengerjakan passion, jangan cuma disuruh ngurus rumah tangga doang. Ini mah istrinya dikekang, segala dilarang, suatu hari menduakan atau poligami dengan alasan "istri nggak bisa diajak ngobrol serius selain urusan rumah tangga". YA NURUT NGANA. Yang larang siapa, yang salah tetap istri.

(Baca: Menikah dalam Satu Kata)

Tapi ya harus diakui juga memang ada istri-istri yang menguji kesabaran. Buat suami-suami dengan istri yang memang menyebalkan, solusinya cuma dua. Sabar seumur hidup atau ceraikan! Jangan malah menduakan kemudian membela diri dengan kekurangan istri. Itu jahat, itu menyakitkan.

Istri-istri juga. Kalau suami ada kurang itu ya dibicarakan lah. Kita nggak sempurna, ia juga. Kalau memang capek alasannya ialah suami nggak pernah bantu ngurus rumah ya bilang baik-baik, bukannya malah semua dikerjain sendiri tapi sambil ngedumel. Capek. Plus nggak sehat. Stres sendiri kan jadinya.

Dan hiks beneran lho saya murung sama perempuan-perempuan yang berteriak menyalahkan orang ketiga. Maaf sekali tapi bagi saya itu ialah bab dari denial, dari ketidakmampuan untuk mendapatkan kekurangan diri dan kekurangan suami. Dari ketidakmampuan mendapatkan ada kesalahan dari kekerabatan suami istri.

Kalau memang merasa punya dilema dalam rumah tangga, cari dukungan profesional. Banyak kan konsultan pernikahan. Kalian butuh orang ketiga untuk menengahi. Kalau salah satu tidak mau? Yakin masih niat mempertahankan pernikahan?

Komitmen itu harus direncanakan, bukan cuma dibutuhkan akan tetap terjaga. Rencanakan bahwa kita harus jaga ya komitmen ini. Bawa topik menduakan sebagai sesuatu yang biasa. Yang bisa dibicarakan kapan pun dengan suami.

*

Satu lagi soal bully pelakor: jangan memaksakan standar ideal kita pada orang lain.

Ini berlaku bagi orang-orang yang di socmed berteriak menyalahkan pelakor. Padahal kenal juga nggak sama pasangan suami istri itu, kenal suaminya nggak, kenal istrinya nggak. Cuma tau dongeng dari Instagram kemudian bully si pelakor. Kebetulan semua yang terlibat sering muncul di TV jadi merasa tahu semua sisi hidup mereka? Padahal nggak ya.

Mereka membully alasannya ialah memaksakan standar ideal soal ijab kabul pada orang lain. Padahal istri yang diselingkuhi belum tentu sakit hati hingga harus dibela sejagat social media lho. IYA BELUM TENTU.

(Baca: Pernikahan dan Kesetiaan)

Tahukah kalian bahwa tidak selamanya menduakan itu menyakiti?

Kebanyakan iya, saya setuju, tapi bila lantas bilang semuanya sih saya nggak setuju. Karena saya tau beberapa orang yang suaminya menduakan terus ya udah tetep senang "biarlah yang penting gue masih dikasih duit tiap bulan" atau "biarlah yang penting sekolah anak aman, gue bisa belanja, gue hepi, ia hepi, anak gue hepi". ADA.

Karena apa? Karena tujuan menikah setiap orang beda-beda. Nggak semua orang nikah alasannya ialah memang cinta.

Kan banyak juga yang nikah alasannya ialah status sosial. Kalau nikah sama si A maka ia akan jadi bisa bergaul dengan level sosial yang mana. Model pemanjat sosial begini nih yang biasanya lempeng aja bila pun pasangannya mau punya simpenan. Lha emang dari awal nggak cinta kan. Sebel doang mungkin levelnya bukan sakit hati.

Atau nikah alasannya ialah bisnis, bila nikah sama si O maka bisnis akan lancar, networking akan bagus. Bisnis lancar. Punya anak yang banyak semoga warisan terjamin aman.

Atau alasannya ialah politik. Kalau nikah maka karier politik lancar. Maka kemudian apa yang jadi dilema bila masing-masing tidak menghargai komitmennya? Apa yang jadi dilema bila kemudian salah satu selingkuh? Yang penting ijab kabul masih berjalan sesuai tujuannya kan?

Yang ribut kalian doang, merekanya bisa aja adem ayem sebenernya.

*

Kaprikornus ya, sebagai wanita bersuami, ayo kita berkomplot dengan suami-suami kita supaya kita tidak termakan untuk selingkuh. Ayo bicara, ayo ngobrol, ayo pillow talk. Bukannya berkomplot dengan perempuan-perempuan tidak dikenal dan berharap mereka tidak menyelingkuhi suami kita. :)

Jangan lupa baca goresan pena sebelumnya ya! Klik: selingkuh. Jangan lupa juga follow Instagram saya di @annisast! (lah kok modus lol)

-ast-

PS: Tulisan ini harus diberi credit pada Nahla alasannya ialah sepertiganya hasil brainstorming berdua lol.

Detail ►

Beda Prinsip


Dulu ya waktu masih punya TV di rumah dan suka nonton infotainment, satu hal yang selalu bikin saya mengernyit ialah alasan perceraian para artis yang bisa dirangkum dalam dua kata: BEDA PRINSIP.

Dulu saya selalu menganggap alasan beda prinsip itu sebagai alasan yang mengada-ada dan kurang real. Lagian masa alasannya ialah beda prinsip aja hingga harus cerai sih ih, yang beda agama aja banyak yang pernikahannya langgeng. Padahal apa yang lebih berprinsip dibanding agama coba?

Kemudian saya tumbuh cukup umur dan saat tetapkan menikah, prinsip yang dulu saya anggap sesuatu yang unreal itu ternyata penting banget!

Prinsip atau value lebih yummy jikalau sama memang, kecuali kalian orang yang sangat tenggang rasa, tepo seliro, bisa bertahan dan saling menghargai satu sama lain seumur hidup.

(Baca: 30+ Hal yang Harus Ditanyakan Sebelum Menikah)

Kalau kalian kaya saya yang sebisa mungkin menghindari konflik, nggak sabaran, ingin selalu punya teman untuk diskusi, maka ya mending dari awal nikahin orang yang menghargai values yang sama.

Apa aja values itu? Ya tentukan sendiri. Tentukan apa yang penting buat kalian dan diskusikan dengan pasangan kalian.

Contoh yang sepertinya sederhana padahal tidak sederhana sama sekali: istri boleh kerja nggak sehabis nikah?

Itu kedengerannya kaya persoalan simpel: “suami larang istri boleh aja dong alasannya ialah itu hak suami”.

Alesannya bisa macem-macem ada yang beralasan “Karena sayang, jadi supaya aja suami capek kerja keras cari uang (seolah istri di rumah nggak capek ngurus rumah)” ada yang bilang “istri urus anak aja supaya rumah diurus pembantu”. Banyak.

Padahal nggak sesimpel itu. Urusan melarang bekerja ini ada di area gender equality dan ini cakupan yang sangat luas plus sensitif.

(Baca: Mengurangi Pertengkaran Rumah Tangga)

Makara daripada tanya calon suami dengan “kamu bolehin saya kerja nggak sehabis nikah?” tanya dulu soal “gimana berdasarkan kau soal gender equality?”

Karena balasan dari pertanyaan kedua akan menawarkan akan ibarat apa beliau memperlakukan kalian sehabis nikah. Kalau ditanya pertanyaan pertama terus jawabannya “boleh kok” terus kalian percaya padahal sehabis nikah kesudahannya beliau melarang alasannya ialah “dulu saya bolehin alasannya ialah honor saya kecil, kini honor saya cukup jadi ga usah kerja lagi”.

Coba jikalau tanyanya soal gender equality. Bisa ketaker banget loh beliau pria ibarat apa. Bisa pribadi ketauan apakah beliau menganggap wanita bisa setara secara akademis dan karier atau beliau menganggap wanita sebagai pengurus rumah tangga.

Satu hal, jikalau ternyata balasan beliau ialah wanita harus membisu di rumah dan kalian 100% sepakat dengan itu ya go ahead. Maka prinsip kalian udah sama.

Tapi jikalau kalian percaya wanita dan pria harus setara ya jangan dilanjutin. Mending nggak usah jadi nikah percayalah padakuuu .

Kalau kalian menikah nanti kalian sedih. Nanti kalian nggak akan lagi hidup sepenuhnya alasannya ialah selalu ada penyesalan “padahal sebenernya saya pengen xxx”. Hidup dalam penyesalan itu nggak yummy gengs.

(Baca: How are We Gonna Raise Our Kids?)

Dan jikalau udah nikah, persoalan yang kayanya remeh juga bisa jadi besar alasannya ialah ya namanya prinsip ya, susah diubah. Hal yang kayanya nggak mungkin bikin berantem aja bisa banget jadi materi perpecahan.

Kalau saya sendiri memang gres sama JG yang ngerasa klik banget. Soulmate akuhhhh uwuwuwuw gemas. Hahaha.

Selama nikah, gres satu kali berantem alasannya ialah beda prinsip. Masalahnya yaitu … Bebe masuk playgroup tahun ini apa tahun depan? HAHAHAHAHA. Tampak remeh tapi bikin mayan tegang juga sih alasannya ialah sama-sama ngotot (saya lebih ngotot sih 😂).

Abis JG keukeuh amat tahun ini sementara saya ngerasa Bebe masih kecil laahh, belum butuh sekolah. Tapi JG ingin Bebe sekolah supaya cepet bisa bahasa Inggris. Ambisius banget! Makara kesudahannya sehabis merenung usang bersama-sama, diambil jalan tengah yaitu Bebe mencar ilmu bahasa Inggris di rumah lol.

Tapi ya so far so good lah, we share the same values. Dari urusan agama, politik, gender, komitmen, kejujuran, dan banyak lah. Tapi saya mikirnya kami bisa ibarat ini alasannya ialah kami banyak berdiskusi sih sebelum nikah. Ya maklum orangnya nggak bisa nggak ngomong ya hahahaha.

(Baca: Suami yang Nyebelin)

Satu hal, sehabis saya nikah gini gres saya sadar bahwa cerai itu tidak apa-apa! Dalam artian saya tidak akan judge orang bercerai alasannya ialah saya nggak ada di posisi mereka.

Karena insan bisa berubah, insan bisa TIDAK berubah, insan bisa jadi sangat menyebalkan sekaligus menyenangkan, dan sebagainya. Makara cerai alasannya ialah beda prinsip itu sangat bisa terjadi, bukan cuma mengada-ada. Jangan suka judge orang cerai alasannya ialah kita nggak tau ada persoalan sebesar apa di baliknya.

Makara buat kalian yang belum nikah, ayo samakan visi misi, prinsip, value, apapun itu namanya dengan calon suami/istri. Buat kalian yang udah nikah dan ngerasa beda prinsip, banyak-banyak sabar ya. Huhu. Abis gimana dong.

Udah ah kepanjangan, kupusing.

Selamat weekend!

-ast-

Detail ►

Suami Yang Nyebelin

Hai gengs, libur nih ya dan dari kemarin Nahla sibuk banget recording plus saya padet banget di kantor jadi kami nggak bahas #SassyThursday sama sekali! Terus jadi diajakin kolabnya sama #GesiWindiTalk jadi ya udalah saya nebeng aja daripada nggak nulis hahahaahha

Temanya bikin mikir banget: hal-hal yang menyebalkan dari suami. Iya tadi saya melamun dulu mikirin, apa ya?



Punya Mba Windi: Suami Nyebelin


No lah bukan lantaran saya sama JG nggak pernah berantem. We do, we argue, we fight, we yell to each other (ok mine is louder) but at the end of the day we're stuck together, right? HAHAHAHAHAHA

Tapi mungkin lantaran saya orangnya nggak melankolis, jadi saya benci mikirin hal-hal yang bikin saya sebel. Mikirin aja males apalagi disuruh nulis hah. 😶

First of all, jikalau kalian temen-temennya JG, kalian niscaya menganggap ia annoying banget hahahahaha. Annoying gengges gitu gengs. Itu semua disebabkan oleh ia hampir nggak punya rasa malu. 😂

Ya nggak lari di lapangan sambil telanjang juga, tapi seberapa banyak dari kalian yang berani tampil nyanyi di kawinan orang padahal sadar banget bunyi fals? Seberapa banyak dari kalian yang photobomb DENGAN SENGAJA selfie geng cewek-cewek gemes di mall?

Ya jadi misal ada cewek-cewek lagi selfie terus ia bangun aja di sebelah mereka gitu ikutan pose. That kind of prank, that kind of gengges-ness. Kalau kata Nahla, JG kenapa senseless banget sih? 🤔

Atau misal lagi milih telor di supermarket gitu terus ada lagu Shape of You-nya Ed Sheeran (somebody pls block this song why it's on loop EVERYWHERE IN THIS WORLD enough is enough 🤢) dan JG dapat pilih telor sambil joget aja seluruh badan.

Joget megol-megol beneran gitu dan biasanya yang tersinggung pertama ialah Bebe. Dia akan teriak "appa, diam!" atau "appa! jangan joget!" oh men, Bebe dalam waktu bersahabat kayanya akan males ikut-ikut kami ke daerah umum lantaran ayahnya suka malu-maluin. 😓

Lalu apakah saya malu? Apakah saya sebal sama kejadian-kejadian itu? Nggak sih 😂

Dan hingga kini pertanyaan default jikalau ketemu temen-temennya ialah "kok mau sih nikah sama orang model begini?" 🤔

Ya maulah ia kan annoyingnya sama orang lain hahaha. Sama saya nggak begitu cara nyebelinnya. Lagian saya nikah sama JG lantaran JG dapat diajak diskusi hampir segala hal.

Iya dari lipstik, politik hingga urusan dunia kaya Trump atau Duterte. Kemarin mbak @tikabanget hingga shock lantaran pas kenalan JG bilang "lipstiknya bagus banget sih! Apa mereknya?" Mbak Tika galau kenapa ini pemuda ngerti amat lipstik! Hahahaha.

Karena ia se-random itu, orang nyangkanya hidup kami nggak serius banget padahal most of the time diskusi kami ialah masalah-masalah serius. And I love that! Saya bahagia pada orang yang dapat diajak bicara perihal banyak hal.

Makanya hingga kini JG nggak mau saya berhenti kerja lantaran ia takut saya jadi berhenti update sama dunia luar. Ya kini kerja di media, update banget lah ya apa yang terjadi, jadi materi diskusi dan materi ngobrol itu banyak. Nggak melulu problem anak.

Plus ia bertanggungjawab sama semua urusan rumah tangga, saya tinggal leyeh-leyeh doang main sama Bebe. Kebayar dong ya kerandomannya jikalau di daerah umum. 😂




Yang kedua kenapa saya biasa aja sama tingkah asing JG, KARENA AYAH SAYA JUGA BEGITU. OH GOD DADDY HAS A REPUTATION TO SAVE SO I COULDN'T TELL MUCH.

Satu aja dongeng ya. Kaprikornus waktu kecil saya sama adik saya ngiket rambut ayah sama karet jepang kecil warna-warni. Rambut ayah panjangnya sekitar 3 cm. Ngiketnya banyak jadi kaya duri-duri gitu. Seluruh rambutnya kami iket terus kami ketawa-tawa lantaran kocak banget jadinya.

Setelah final apa yang ayah lakukan? Gendong kami berdua keliling RT dengan rambut begitu. HAAAAHHH MALU 😭

Nggak keitung lah seberapa banyak kerandoman si ayah. Dulu suka saya share di Twitter tapi foto-fotonya ilang lantaran yah, foto-foto Twitter zaman pake UberTwitter kan ilang semua ya.

Random lainnya: jikalau ditanya orang nggak dikenal suka ngaku namanya Usman padahal bukan. Orangnya ya percaya lah terus manggil dengan Pak Usman. 😭

Makin renta ayah makin nggak random sih tapi kalian follow @PEMBIMBINGUTAMA nggak sih di Twitter? Nah jikalau kalian suka jokesnya @PEMBIMBINGUTAMA maka kalian akan suka sama ayah saya. HE'S PEMBIMBINGUTAMA IN REAL LIFE. Cek IG nya aja deh @acengabd. Persis banget sama @PEMBIMBINGUTAMA. Lagi ayah saya kan dosen, jadi ia memang pembimbing utama 😂😂😂

OK BACK TO JG.

Ya meski menyenangkan ia juga insan lahhh punya kekurangan. Yang paling nyebelin ialah simpel banget tersinggung yassalaaaammm. Pantes Adit sama JG akur banget ya soalnya sama. 🤔

Gampang tersinggung level gini loh:

Dia: "Kok kau murka sama aku?"

Saya nggak ngerasa murka jadi kesel dibilang marah.

Saya: "apa sih saya nggak marah!"

Dia: "Tuh kan bentak!"

Saya: "Lah ya udah maaf"

Terus ia sebel hingga besok paginya astaga. Lagi mens apa gimana. 😭

Udah sih itu doang HAHAHAHAHA REMEH TAPI PAS KEJADIAN NYEBELIN ABIS.

Saya juga sebel jikalau ia suka cuddling padahal pulang kerja dan belum mandi. Aku merasa kotor. Atau usel-usel pas belum cukuran. EW SEBEL SAMA KUMIS. Pasti saya kabur wek.

Dan satu lagi, ia suka salah naro barang DI KULKAS. Tapi yang ini saya udah nggak pernah ngomong sih, ya udah ajalah biar. Kaprikornus kadang saya nemu piring kotor di kulkas, atau nemu kotak makan kosong. Random.

Dan itu bukan Bebe yang naro tapi JG. Toddlernya ada dua emang di rumah ini. Sama-sama ambekan pula. Yang satu threenager yang satu thirtynager 😶

Tapi yang terpenting, JG selalu ada buat saya. ♥️ Kebanyakan adanya malah hingga jikalau di kantor aja nelepon dapat 15 kali sehari. 😩 Kalau ia sibuk aja nggak nelepon sama sekali, giliran saya sibuk ia nelepon tiap 20 menit 😩

Udah ah capek amat nulis panjang-panjang lagi liburan. Selamat bobok manis semuanyaaaa!

-ast-

Detail ►

Suamiku Sayang

GILA CRINGEY ABIS JUDULNYA. Ini saya udah PASTI dinyek banget nih niscaya gara-gara judul ini HUHU BIARLAH SEKALI-KALI YA.


Iya jadi akhir-akhir ini saya sibuk banget hingga capek. SIBUK NGETS mana lagi bulan berkat jadi jam tidur keganggu kan mau nggak mau ya ngantuk dan lemes. Dari urusan kantor yang nggak akan pernah selesai, ketambahan urusan buku.

Iya keliatannya saya nggak pantes ngeluh tapi beneran nggak nyangka ngirim-ngirim barang itu melelahkan ya. Untung dari awal kepikiran pake Tokopedia (jangan tanya kenapa nggak pake yang lain ya, we have our own reason, nggak endorse juga kok).

Kebayang bila nggak pake marketplace, maka kami harus terima order via email/WhatsApp, itung ongkir manual, nunggu orang transfer, terus konfirmasi bayar, terus rekap alamat dan print. Ini alasannya pake marketplace, saya tinggal print alamat doang kelar.

DIPIKIR CUMA BEGITU. Ternyata tetep capek juga alasannya harus bolak-balik bawa dari apartemen saya ke apartemen Adit. Naik turun dan masukin kendaraan beroda empat berapa kali tuh. 100 buku itu sama sekali nggak ringan lho. Pake travel bag gede aja harus dua biji.

Dari ambil buku dari penerbit, naikin ke dari parkiran ke kamar untuk saya tanda tangan, pack ulang bawa ke apartemen Adit, Gesi tanda tangan, janjian lagi sama Adit, angkut lagi ke apartemen kami, bungkusin, tempelin alamat, kroscek ke data di Toped, packing lagi, ANGKUT LAGI bawa turun ke parkiran untuk dikirim.

Masih juga harus masukin resi satu-satu. Sementara pulang malem terus. Waw sungguh merasa pribadi butuh ajun (dan merasa nggak mampu punya bisnis sampingan lol).

UNTUNGNYA PUNYA ASISTEN. HUHU. KASIAN SUAMIKU ASISTEN YANG PALING CAPEK KARENA BOLAK-BALIK NGANGKUT BUKU. Sampai kemarin pagi pun ia yang bawa ke JNE deket kantor sementara istrinya molor lagi alasannya ngantuk sumpah.

Padahal di rumah saya juga nggak ngapa-ngapain. Kalian tau kan ustaz-ustaz suka bilang “istri itu tugasnya manager rumah tangga”. Saya literally manage DOANG. Pasti tidur duluan alasannya ia masih beres-beres atau bila bulan berkat gini abis subuh saya tidur lagi sementara ia ya beres-beres.

(Baca: Mengatur Keuangan Keluarga)

Sebagai manager, tentu saya manage urusan uang yang bahkan ia nggak pernah tau persis nominal uang kami ada berapa. Yang penting bila ia mau sesuatu selalu boleh beli (kecuali mintanya Harley wtf). Yang penting makanan selalu ada, gimana pun caranya. Katering atau beli apa aja JG nggak pernah protes kecuali bila keseringan jajan mahal alasannya ia takut uang abis hahah. Pagi-pagi saya kasih to do list apapun juga dikerjain.

Saya cuma diminta nyuci. NYUCI ITU MENCET TOMBOL DOANG. Karena yang masukin cuciannya dia, yang jemurnya ia juga, yang ambil dari jemuran ia juga.

Yang masak ia juga, yang basuh piring ia juga, yang beres-beres rumah ia juga. Yang ngomel alasannya si Bebe berantakin rumah ya ia juga hahaha.

Sampai pada titik saya bilang:

“Sayang akibatnya saya tau pembagian kiprah kita, saya berkarya, kau ngerjain kiprah rumah tangga ya?”

HAHAHAHA. #win

Ya iya dong bila saya nggak berkarya nanti nggak jadi istri membanggakan kan gimana. Bagi JG, punya istri membanggakan itu lebih penting dibanding istri yang ngerjain kiprah rumah tangga.

via GIPHY

Dan ya dapat kaya gini alasannya perjanjian awal sebelum nikahnya emang kaya gini sih. Dia bercita-cita jadi stay at home dad, di rumah beres-beres, masak, main sama Bebe dan nunggu saya pulang kerja.

nyuruh pindah kerja semoga ia dapat ongkang-ongkang dan ngelem alamat pembeli dagangan itu maksudnya *DIJELASKAN*

JADI SEBAGAI ISTRI APA KONTRIBUSINYA? MMM APA YA LOL.

Saya bantu kookkkk bantu banget dengan bacain Bebe buku setiap hari, ngajarin Bebe baca tulis, main sama Bebe, dan ya pokoknya urusan edukatif sama Bebe sih urusan saya alasannya si Bebe nggak dapat serius bila sama JG mah.

Alhamdulillah ya ternyata sehabis dipikir-pikir ada bantuan juga lol.

Bersyukur banget punya suami kaya gini. Yang jarang banget berantem dan bila pun sekalinya berantem nggak pernah lama-lama alasannya kangen. Nggak lama-lama itu 15 menit doang gengs. Huhu.

Emang bila sama orang lain ia nyebelinnya sumpah. Suka malu-maluin alasannya suka nyapa orang nggak kenal di mall sok bersahabat gitu (Adit yang introvert hingga stres HAHAHA). Suka juga gabung makan siang sama geng orang lain di kantin kantor yang padahal nggak kenal sama sekali.

Suka tiba-tiba joget di kawasan umum, dari Bebe awalnya aib dan kesel sama appa hingga kini ia ikutan joget juga. Untung kini udah nggak suka ngeyel pengen nyanyi di nikahan orang. Dulu suka nyanyi di nikahan orang padahal suaranya fals huhu. Mengapa.

(Cerita lebih detail pernah ditulis di sini: Suami yang Nyebelin)

Saya juga nggak pernah dilarang-larang mau ngapain pun, ya alasannya saya juga nggak pernah larang-larang. Larang rambut gondrong sih soalnya niscaya ketombean jijik huhu. Dan yang terpenting, semua uang ia dari gaji, THR, hingga bonus ya saya dong yang pegang HAHAHAHAHA.

Eh jadi pengen nulis perihal larang-larang ini deh nanti ya. *kebiasaan suka janji-janji pengen nulis apa tau-tau ketumpuk terus lupa lol*

Jangan lupa baca di buku “Susahnya Makara Ibu” ya gengs. Ada surat menyentuh hati di bab terakhir untuk suami-suami kami yang selalu full support. *ujung-ujungnya promo lol*

1460, always.

-ast-

Baca kisah lain di Tentang Kami atau When It's Only Jg & AST!

Detail ►

Menularkan Kebahagiaan


Makara saya lagi baca-baca wacana how to raise a well-adjusted child terus nemu ini. Selesai baca pribadi senyum banget alasannya merasa ini saya dan JG, kami berdua begini banget uh sungguh love. Oiya saya bacanya di Rumitnya Menikah)

Makanya jika kalian ngerasa sama suami rasanya kok ya berantem terus, ya mungkin waktunya bercermin apa jangan-jangan kitanya yang lagi panas juga? Kerasa kan saat-saat PMS itu punya risiko berantem lebih tinggi dibanding jika lagi nggak PMS? Ya itu dia, alasannya kita panas, disenggol dikit nyolot, ya yang nggak sengaja nyenggol juga karenanya kebawa nyolot deh.

Coba deh rem sedikit, nggak selalu harus menang kok. Meskipun kita bener, kadang yang diharapkan ialah ya diem aja nggak usah ngotot. Kalau ngotot tar berantem, padahal berantemnya dilema receh. Ah buang-buang energi aja.

Makara untuk orang-orang yang judes kaya saya, PENTING sekali punya pasangan atau sahabat yang happy cenderung hiperaktif untuk menciptakan suasana selalu "hidup". Kebayang istrinya judes kaya saya terus suaminya juga senggol bacok. Kelar lah kehidupan, berantem terus pasti.

Tapi hal ini nggak berlaku waktu pas masih pacaran HAHAHA. Saya ialah pacar annoying, demanding, dan clingy. Ya bodo amat, jika nggak suka tinggalin aja lol. Kalau nggak mampu handle saya pas pacaran, maka nggak berhak terima saya sesudah nikah. ASEK. KESEL NGGAK LO SEMUA BACANYA? XD

(Baca: Pacaran Bertahun-tahun, Nikah atau Putus?)

Salah satu yang saya suka dari screencapture di atas ialah kalimat terakhir:

Being well-adjusted has just about everything to do with teaching yourself that the world is not about you.

Tau kan teladan dongeng keretakan rumah tangga yang paling banyak diceritakan ulang: berantem alasannya hal-hal kecil, suami mencet odol dari tengah mulu, istri maunya dari belakang dong agar rapi.

Atau ada kisah, suami NGOMEL alasannya istri salah potong wortel. Istri potong bundar sementara suami maunya setengah lingkaran. Saya jadi pengen pukpuk suaminya dan nanya "punya dilema hidup yang berat banget ya? MASA GITU AJA DIMASALAHIN DAN NGOMELIN ISTRI SIH?!"

Karena ya, ngapain atuh lah gitu aja marah. T_____T Mengapa alasannya hal kecil kaya gitu berantem. T_____T Kan nggak perlu ya.

Kalau masih merasa perlu marah, tandanya kalian belum well-adjusted dan sesuai quote di atas: nggak semua hal itu wacana kalian. Nggak semua hal ADA HUBUNGANNYA dengan kalian. Dunia nggak berkonspirasi untuk bikin kalian apes, nggak usah geer HAHAHA.

(Baca: Suami yang Nyebelin)

Nah urusan kekaleman menular ini juga berlaku ketika menghadapi anak loh! Kenapa saya dan JG suka ketawa-tawa aja jika Bebe ngamuk, ya alasannya kami satu bunyi untuk tetap santai ketika Bebe ngamuk. Makara ya kami paling ngetawain aja alasannya muka Bebe jika nangis itu lucuuuu banget. Menghayati gitu. #shamelessmom

Saya paling sebel soalnya jika denger dongeng istri dimarahin suami alasannya anaknya jatoh atau kejeduk. Ya udah sihhh, emang itu istrinya sengaja mau anaknya jatuh atau kejeduk? Emang jika dijaga suami DIJAMIN tidak akan jatuh dan kejeduk hayo?

Demikian. Daripada banyak ngomel dan menularkan kesebelan, mending ketawa-ketawa dan tularkan kebahagiaan! Ayo santai sama-sama agar seluruh dunia ikut santai juga!

-ast-

(Baca postingan wacana nikah lainnya di tag TENTANG NIKAH)

Detail ►

Anak Dan Orangtua

Seminggu terakhir lagi heboh banget di timeline wacana anak yang tuntut ibunya yang sudah 83 tahun. Tuntutannya nggak main-main, Rp 1,8 miliar! Terus 90% komentar adalah: anak durhaka! Nggak tahu diri!

Oh well.


Yang saya lakukan pertama kali tentu mencari tahu ada apa. Ini kan perkara "unik" ya. Nggak tiap bulan ada anak nuntut orangtua, jadi niscaya ada apa-apanya. Dan semakin banyak saya membaca, semakin saya tidak ingin judge siapa-siapa.

Apalagi semenjak baca pernyataan si anak, wawancara khusus dengan Kumparan, kalau beliau ingin memberi pelajaran pada keluarga yang selama ini selalu memanfaatkan sang ibu.

Khayalan saya begini. KHAYALAN LOH YA INI. *BOLD CAPSLOCK*

Si ibu yaitu ibu zaman dulu. Pertama usianya memang sudah sepuh kan, kelahiran 1934 bayangin aja. Umur si ibu 83 tahun, sementara umur Yani (anak yang menuntut) 53 tahun. Beda usia 30 tahun.

Sementara Yani anak kesembilan dari 13 bersaudara. Berarti si ibu menikah muda, pribadi punya anak banyak. Ya ibu saya aja nikah umur 25, nenek saya nikah umur 25, saya nikah umur 25. Ini 30 tahun anaknya udah 9 kan.

Mungkin, mungkin dalam perjalanannya si ibu tidak dapat selalu adil. Banyak kan anak sakit hati sama ibunya dan ibunya nggak pernah tahu itu. Mana mah nikah muda dengan banyak anak. Plus belum dewasa juga merasa ibunya kaya raya (ini asumsi) jadi memanfaatkan ibunya untuk dukungan ke bank segala macem. Si ibu dalam rangka "sayang anak" jadi nggak dapat nolak anaknya mau apa.

Cuma Yani ini yang bener usaha, jadi beliau sebel sama sodara-sodara lainnya yang selama ini hidup yummy doang memanfaatkan si ibu. Sampai Yani dan suami nutup utang kakaknya dulu lah, dikasih kerjaan dulu lah. Selalu ada sodara kita yang nyebelin kaya gitu kan?

Selalu ada anggota keluarga yang terbiasa hidup yummy dari orangtua dan merasa selalu ada keluarga yang bantu, jadi hidup enak-enakan. Usaha ganti-ganti, kerja berat dikit ngeluh. Ngutang mulu ke anggota keluarga yang lain. Ngerepotin mulu tapi perjuangan nggak keliatan. Makanya Yani ini kesel, beliau ingin kasih pelajaran sama abang dan adiknya yang selama ini selalu ngerepotin.


*KHAYALAN SELESAI*


Tulisan sehabis ini harap dibaca pelan-pelan. Pelan-pelan ya. Dan saya (seperti biasa) tidak bicara soal agama, saya bicara dari sisi manusia. :)

Satu yang jadi pikiran dan cukup mengganggu saya adalah, kita selalu melihat dari sudut pandang anak durhaka pada orangtua. Pernahkah kita berpikir sebagai orangtua, bahwa kita juga mungkin "durhaka" pada anak?

Apakah semua orangtua menjalankan kiprahnya dengan sangat baik sehingga kita dapat pribadi judge semua orang yang tidak baik pada orangtua sebagai anak durhaka? Anaknya keterlaluan, memangnya seorang ibu PASTI tidak keterlaluan pada anak?

"Ya kan orangtua udah ngurus kita dan biayain kita semenjak bayi" TRUE. Itu benar. Dan ini tidak perlu dijawab dengan "apa anak pernah minta dilahirkan?" no, tidak sesederhana itu. Tapi ini dapat dirunut semenjak awal sekali, semenjak kita menikah.

Kita lihat dari sudut pandang kita sebagai orangtua.

Kita menikah, siapa yang senang ketika strip dua muncul? Siapa yang sangat senang belanja peralatan bayi, survey rumah sakit, senam hamil? Sebagian besar orang niscaya senang lah. Sebagiannya lagi yang kebobolan. Alih-alih senang biasanya mereka stres lol.

Siapa yang senang ketika anak pertama kali dapat berguling? Bisa jalan? Bisa ngomong "mama" pertama kali? KITA KAN. KITA BAHAGIA. Kita beliin mainan macem-macem dengan alasan supaya anak bahagia, padahal kita beliin anak mainan alasannya kita senang liat anak main dengan tenang. Liat anak senang punya mainan baru.

Kaprikornus logikanya tolong dibalik, bukan kita yang menciptakan anak senang kemudian suatu hari nanti si anak harus membalas itu. Tapi kita senang alasannya punya anak, kita senang melihat anak kita makan enak, kita senang melihat anak kita punya sepatu baru. Kita senang alasannya punya anak, bukan justru anak yang senang alasannya kita. Nangkep kan ya?

Ini jadi melandasi pertanyaan berikutnya: sebagai orangtua, pamrih kah kita?

Masuk akalkah kalau suatu hari nanti kita murka pada anak yang sudah terpelajar balig cukup akal "Durhaka kau sama orangtua! Siapa yang ngasih makan kau dari kecil?!"

Kok jadi pamrih gitu. Kalau nggak mau ngasih makan ya jangan. Kalau nggak mau urus ya titip panti asuhan. Ini kan kita kasih makan anak juga dengan bahagia, MPASI aja dihias-hias dan share di Instagram. Kita rela melaksanakan semua itu kan? Karena itu hal yang bikin kita senang kan?

Kaprikornus mari bercermin sama-sama. Beri yang terbaik untuk anak dan jadilah yang senang pertama kali ketika ia meraih mimpi-mimpinya. Ayo semua mulai investasi dana pensiun jadi ketika pensiun, kita tidak terlalu merepotkan anak. Apalagi kalau anak sudah berkeluarga.

Dan ya, meski demikian, bukan berarti jadi pembenaran untuk tidak sopan dan tidak berbuat baik pada orangtua loh ya. Berbuat baik lah. Kalau sudah kenal bertahun-tahun kita juga niscaya suka berbuat baik kan pada orang lain dengan alasan "udah kenal usang banget". Apalagi sama orangtua? Udah kenal semenjak lahir kan.

Kecuali kalau orang yang sudah kita kenal usang ini suka KDRT misalnya. Ya udahlah gimana lagi. Mungkin lebih baik kalau ditinggalkan aja. Hiks. Ini salah satu perkara "keterlaluan" kan. Kalau si ibu suka nyiksa sih berdasarkan saya udahlah tinggalin aja. Nggak sehat, nggak berarti tetep harus dihormati alasannya udah udah ngelahirin kita. Dia aja nggak menghargai kita sebagai manusia, untuk apa kita menghargai dia?

Khusus buat para orangtua dengan balita: jangan juga terlalu manjain anak. Sekarang anak nggak dikasih jajan nangis kemudian dikasih, 15 tahun kemudian nggak dikasih motor bisa-bisa bunuh ibunya alasannya tidak terbiasa dengan rasa kecewa.

Udah gitu aja. See you!

-ast-

Detail ►

Review Si Doel The Movie

[SPOILER ALERT]

Kalau kalian baca blog aku semenjak lama, kalian niscaya tau ya dampak film AADC sama hidup saya. Sengaruh itu lho sama kehidupan. Kalau yang satu ini, aku ngerasa nggak ngaruh tapi kok ya punya penggalan besar dari masa kecil saya.

Dari belum ada filmnya aja, Si Doel ini tuh salah satu topik banget di group keluarga saya. Jokes kami tuh sering banget yang Si Doel related. Adik aku malah ngefans banget dan sering share link-link untuk streaming. Hampir semua episode apalagi episode yang ikonik gitu kami sekeluarga hapal semua hahaha.



Makara pas ada Si Doel The Movie, bahasan di group ya jadi terus-terusan soal filmnya HAHA. Adik aku yang pertama nonton duluan sebab beliau paling ngefans, disusul ayah dan ibu plus adik bungsu yang nonton bareng bertiga, terakhir aku dan JG gres nonton berdua weekend ini sesudah maksa adik pertama untuk nungguin Bebe di rumah selama kami nonton lol.

JADI GIMANA FILMNYA?

Well, kalian nonton Si Doel hingga mana dulu nih? Sampai Doel nikah sama Sarah?
SAMA DONG KAYA SAYA.

Padahal itu gres season 6 (finale. Ada yang bilang finalnya itu season 7 tapi aku nggak nemu) dari Si Doel Anak Sekolahan. Setelah itu ada series dan FTV-nya lagi jadi jikalau kalian nggak nonton dan nggak ada yang dapat ditanya sih udah dijamin hah hoh nggak ngerti. Makara alur atau urutannya itu gini:

- Si Doel Anak Sekolahan (TV Series, 6 season, 1994-2003) - tamat dengan Doel nikah sama Sarah
- Si Doel Anak Gedongan (TV Series, 2005) - tamat dengan Sarah kabur ninggalin Doel.
- Si Doel Anak Pinggiran (FTV, 2011) - tanpa pernah menceraikan Sarah (karena doi ngilang, bos), Doel nikah siri sama Zaenab yang juga janda.

Film yang di hari kesebelas udah dapet 1,3juta penonton ini jadinya nostalgic banget. Saya sih mewek dari AWAL BANGET PAS OPENING. :( Mewek gara-gara denger bunyi Babe aja sih. Sesederhana mikirin orang susah yang mati-matian pengen anaknya sekolah. OH SO RELATABLE.

Dan ya, emang sebaper itu sih sama keluarga Doel. :’(

Sedih sebab series ini tayang usang banget hingga pemerannya ya lekat dengan perannya. Saya juga gitu. Liat sepeda ontel eksklusif inget Engkong Ali yang selalu pilih kasih sama cucu tapi nggak suka sama si Mandra yang anak sendiri. Inget Babe, inget mas Karyo. Meninggal semua. Inget juga sama mang Eman tukang kiridit panci orang Tasik yang nangis duduk di tanah pas Babe meninggal.

T______T

Overall filmnya bagus kok dengan latar belakang Amsterdam. Cinematic dan udah kaya film zaman kini yang shotnya beragam. Shot di series-nya kan bosenin banget, long shot aja jaraaaanggg, paling cuma jikalau mau liatin rumah & warung plus babe tiduran sambil kipas-kipas. Sisanya ya close up aja ngobrol ganti-gantian antar pemain drama gitu. Muka nyak, ganti muka babe, mundur dikit medium shot, balik close up lagi hahaha. Jarang ada adegan close up berdua gitu, shotnya ganti-gantian mulu, syutingnya ganti-gantian juga kali ya lol.

Saya bahas satu-satu per abjad aja ya!

Nyak

Mellow sih sebab sakit tapi masih dapat akting, masih dapat inget skenario. Dan termellow sebab ada wawancara sama Rano Karno yang bilang jikalau film ini udah jadi perihal dari dulu tapi akibatnya diwujudin sebab Nyak yang minta huhu. Sepanjang film nyak cuma nasihat-nasihatin semua orang gitu.

Sedihnya sebab nggak dapat nggak mikirin nyak harus main film dalam kondisi sakit sebab butuh uang nggak sih. SEDIH BANGET PADAHAL ASUMSI DOANG INI. T_______T

Atun

Atun ternyata sudah jadi bundaaaa ahahahahaha. Kocak banget anaknya udah SMP. Ternyata Atun udah punya anak semenjak series sebelumnya. Nikah sama mas Karyo tapi terus meninggal ya ampun apes amat ya ini hidup satu keluarga. :(

Terpengen noyor sebab Atun nggak nganggep Zaenab sebagai istri bang Doel banget deh. Ngomong nggak dijaga! Ya ngerti Atun sama Zaenab dari dulu temenan tapi KOMPOR IH SUMPAH.

Mandra



Tanpa Mandra apalah film ini. Semua celetukannya bikin ngakak banget. Senatural itu untuk jadi orang primitif. Kata ayah, Mandra jikalau main di film/series lain yang sutradaranya bukan Rano Karno suka norce, tapi jikalau di Si Doel selalu natural. IYA YA. Kok dapat yaaaa.

Saya juga yakin beliau niscaya biang kerok di film/series selanjutnya dalam drama cinta segitiga ini. Enough said.

Zaenab

Ini cewek hidupnya kok kasian amat yaaa. Seumur hidup naksir Doel hanya untuk ditinggal nikah. Seumur hidup jadi nomer dua banget lho, seumur hidup jealous sama Sarah, seumur hidup ngerasa kalah terus sama Sarah. Sampai udah nikah pun tetep Doelnya belum cerain Sarah.

Pesan susila untuk orangtua, JANGAN MATRE! Hidup anak lo awut-awutan jikalau lo matre! HUH. Dari dulu paling sebel sama ibunya Zaenab, untung nggak nongol di film. Cuma bunyi bapaknya doang yang muncul di opening.

Yang paling awkward ialah Zaenab menyebut diri sendiri dengan “saya”. AYE LAH HARUSNYA. Aye itu Zaenab banget. Tapi tetep Maudy Koesnaedi bagus banget sih gils.

Sarah

Pas Sarah nemuin Doel, keliatan punggungnya dulu kan ya. Pas balik tubuh …



SISSY PRISCILLIA?

SUMPAH MIRIP BANGET JAHAHAHAHAHAHA.

Makara kakaknya boleh deh, jadi Cornellia Agatha, Sissy, Vanesha HAHAHA. Kesel nggak lo tiga-tiganya muncul di film legend gitu, Doel, AADC, Dilan. XD



Tapi orisinil sepanjang film aku kesel banget sama Sarah. DRAMA ABIS IH HIDUP LO.

Lagi hamil kabur dari rumah hingga 14 tahun dan nggak ngabarin itu selfish banget sih. MAUNYA APA. Mau cerai ya bilang dong. Nyebelin banget, gantungin suami sendiri kaya gitu. Atau jikalau mau ngilang ya ngilang selamanya. JANGAN LABIL. Bilang aja ke anaknya jikalau papa udah meninggal kek.

Paling sebel pas di selesai film beliau bilang tahun depan mau pindah ke Jakarta for good. Saya sama JG eksklusif liat-liatan.

NO. Stay there. Yu menambah duduk perkara yang yu buat sendiri. Yu membisu saja di Belanda.

via GIPHY

Saya: “Anaknya tahun depan mau Sekolah Menengan Atas pendek amat, masa kecil gitu sih”

JG: “Stunting kali?”

KAMPRET. :)))))

Beneran masih di bawah pundak Doel sama Sarah banget. Masih SD deh kayanya yang jadi anak itu.

Doel

YU JUGA KAMPRET.

Dari dulu kan si Doel ini emang nggak pernah netepin pilihan. Naksir sama Sarah, Sarah mau apa selalu diiyain, tapi gitu juga sama Zaenab. PHP yang sebenarnya.

Katanya Doel udah dijodohin dari kecil sama Zaenab, lha tapi kan dilepeh mulu sama ibunya Zaenab. Lagian punya dignity sedikit gitu lho udah dihina-hina kok ya masih ajaaa baik-baikin Zaenab. Sampai Sarah kabur juga sebab Doel nolongin Zaenab yang keguguran tapi NGGAK BILANG-BILANG.



JG: “Jadi dari dulu Doel mau sama Sarah tapi maintain Zaenab supaya nggak kehilangan fans ya?”

OHSOTRUEEEE!

Mau sama cewek ini sih tapi yang itu dimaintain juga supaya ada yang ngejar-ngejar terus. Kita niscaya punya nih satu temen yang begini kerjaannya. Cih.

Terus Doel ini tipe yang repressed feeling banget deh ingin rasanya kubuatkan akad dengan psikiater *jejelin xanax*

Hans

Aktingnya awkward tapi sesudah dipikir-pikir beliau memang harus awkward sepanjang film sebab harus set up sepupunya yang labil pada suaminya yang sudah ditinggal selama 14 tahun. HARUS AWKWARD EMANG FIX.

Koh Ahong

Definisi bergotong-royong dari susah move on. T_______T KASIAN BANGET SIH KOH AHONG. Sayang banget sama Zaenab hingga nggak nikah sama siapa-siapa tapi Zaenabnya nggak mau.

Padahal zaman dulu nyaknya Zaenab nyodor-nyodorin Ahong banget ya sama Zaenab. Kalau Betawi orisinil zaman kini apa masih relate jodohin anak sendiri sama pengusaha batako? Yakin mau dijodohin sama Ahong atau lebih baik pilih pemimpin muslim?

*HENING*

Anyway, yang emang ngefans banget sama Si Doel sih nonton aja sebab ya menghibur. Nostalgic  dan entertaining lahhhh. Mandra kocaaakkkk. Tapi kerasa banget ini film cuma teaser untuk bridging ke selanjutnya. Antara film lagi atau series gres sih. Katanya Rano Karno udah mau balik ke entertainment lagi kan udahan berpolitiknya.

Makara siapa yang udah nontoooonnnn?

Btw males cari foto sebab mereka nggak siapin still cuts buat promo gitu. Cek aja sendiri di Instagram @sidoelanaksekolahan yaaa!


-ast-

Detail ►

Ide Basa-Basi Tanpa Bikin Tersinggung


Asumsinya bertemu sahabat lama. Berteman di media umum dan sering bertegur sapa di dunia maya. Saat bertemu, apa yang harus dibicarakan?

Nggak semua orang bisa basa-basi sementara basa-basi dirasa wajib apalagi jikalau bertemu langsung. Mau ngomong apa ya? Mending di socmed bisa bales pake like atau emoji doang. Kalau ketemu?

Awkward moment banget kesudahannya kan jikalau cuma "halo" cipika-cipiki terus diam. Kaprikornus keluarlah kata-kata yang biasanya malah jadi menyinggung padahal yang ngomong kadang nggak mikir dua kali jikalau perkataannya bisa melukai.

"Kok gemukan?" atau "Kok kurusan?" --> padahal tidak yakin benar ini orang kurusan atau gemukan, cuma kayaknya aja sih. Ya mana tau, nimbang tubuh bareng aja belum pernah.

"Kok iteman sih?" "Kucel amat neng?" --> none of your business.

"Belum isi aja nih?" *sambil pegang perut* --> percayalah meski bukan aku yang dibeginikan, aku dan suami beberapa kali menegur orang yang berkata ibarat ini pada orang lain. Kami bilang "Ibu tidak sopan, ibu dihentikan bertanya ibarat itu." Butuh keberanian luar biasa tapi orang-orang ini harus berhenti.

"Kapan nambah (anak)?" --> situ Tuhan?

Well. Belum apa-apa udah emosi deh jadinya. Tapi yah, tidak semua orang punya kemampuan interpersonal yang baik. Tidak semua orang tahu bagaimana harus bersikap tanpa melukai orang lain.

(Baca: Mempertanyakan Rezeki)

Dan sebagai orang yang memang suka ngobrol, aku beri wangsit basa-basi yang (semoga) tidak akan menciptakan orang tersinggung.

Tanyakan kabar

Standar lah ya. Justru sesudah tanya kabar ini yang krusial. "Hai apa kabar? *ngomong apa lagi ya* ... krik krik krik"

Tanyakan keluarga yang kita tahu persis keberadaannya atau pernah kita temui atau kita lihat fotonya di media sosial

"Anak yang paling besar kelas berapa sih sekarang? Sekolahnya di mana sih?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar sekolah.

"Ibu apa kabar? Duh udah usang ya nggak ketemu ibu. Ibu masih suka jahit?" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar hobi orangtua. Ceritakan juga hobi orangtua kita.

"Adik kau yang dulu SD itu sudah kerja ya sekarang? Kerja di mana? Oh ya anak zaman kini memang lebih suka punya bisnis sendiri ya" --> bisa dilanjutkan wacana dialog seputar bisnis.

Ingat, jangan tanya yang kita tidak tahu persis. Bagaimana jikalau sudah meninggal? Akan jadi lebih awkward lagi.

Tanyakan soal hobi

"Masih suka yoga? Sekarang yoga di mana?" --> jikalau nggak ngerti soal hobi dia, ini kesempatan kita untuk bertanya dan berguru hal baru. Saya senaaaanggg sekali ketemu orang dengan hobi yang tidak aku mengerti sebelumnya. Bisa jadi tahu banyak hal gres dan orang yang diajak bicara pun biasanya bahagia membicarakan hobi dia.

Ide pertanyaan seputar hobi yang kita tidak ketahui sebelumnya:
- Tanya wacana alat-alatnya, belinya di mana, ada produk lokalnya apa harus impor.
- "Ada komunitasnya nggak?"
- "Mahal nggak sih?" atau jikalau DIY "belajarnya di mana?"
- "Sejak kapan suka hobi ini?"
- DAN BANYAAAKKK LAGI. Nanti ngalir dengan sendirinya kok.

Kalau kebetulan ngerti soal hobinya, bagus dong jadi punya topik dialog yang sama. :)

Rumah

"Rumah masih di A? Kan kerja di kota B? Ditempatin siapa sekarang?" --> lalu bisa bercerita seputar harga rumah atau kontrakan.

"Rumahnya lucu banget deh di Instagram, siapa yang dekor?" --> lalu bisa mengobrol soal Ikea, dekor rumah, dan online shop Instagram lol

"Rumah orangtua masih di Gerlong?" --> lalu bisa mengobrol soal rumah orangtua, tinggal dengan siapa mereka, dll.

Pekerjaan (hanya jikalau kita tahu persis soal ia masih bekerja atau tidak)

"Eh masih kerja di agency A? Ada yang ngehubungin gue waktu itu nanya job ABCD ..." --> ini jikalau kalian blogger atau influencer nyahahahaha

"Neng, katanya resign ya? Pindah kerja atau di rumah aja?" --> PERTANYAAN KRUSIAL, HATI-HATI JANGAN JUDGE.

Jawaban:

A. Kaprikornus ibu rumah tangga. Saran reaksi: "Wah keren euy, aku mah niscaya nggak akan sanggup jadi ibu rumah tangga." --> lanjutkan mengobrol soal anak. Hindari dialog seputar sayang gelar kuliah, sayang karier, dll. None of your business.

B. Pindah kerja. Saran reaksi: "Oiya jadi apa sekarang? Masih jadi wartawan?" --> lanjutkan mengobrol seputar kerjaan.

(Baca: Dunia Tidak Selebar Daun Kelor, Jangan Gampang Baper!)

Dan yang terakhir ini yakni basi-basi yang tidak akan pernah gagal:

Puji (karena semua orang bahagia dipuji)

Kalau cewek:

"Lipstiknya bagus banget sihhhhh! Apa itu apa itu?" --> lanjutkan mengobrol soal lipstik yang tidak akan selesai meski sudah berjam-jam lol.

"Alis cetar bangeett. Pake pensil alis apa?" --> lanjutkan mengobrol soal makeup dan beauty guru.

"Tasnya lucu amaaatt? Beli di mana sih? Oh di Bandung? Di mananya?" --> lanjutkan mengobrol soal tas dan daerah beli tas lucu.

Kalau cowok:

"Motornya keren euy. Ini modif sendiri?" --> laki gue bisa ngobrol panjang sama orang nggak dikenal cuma ngomongin motor.

"Weh, sepatunya mantep. Lokal itu?" --> lanjutkan mengobrol soal sepatu.

Apalagi ya jikalau cowok? Duh gue nggak ada wangsit jikalau perjaka mah. Ya kalian para perjaka ngomongin apalah yang bisa menciptakan jadi dialog panjang.

Kalau orangnya bawa anak, puji anaknya, ajak obrol anaknya.

"Eh cantik/ganteng kelas berapa sekarang?" --> berdasarkan orangtuanya anak niscaya elok atau ganteng kan.

"Rambutnya bagus yaaa keriting" dan jikalau rambutnya lurus "Rambutnya bagus yaaa lurus".

KARENA RAMBUT KERITING DAN LURUS SAMA AJA. Kaprikornus harus sama-sama dipuji.

"Wah topinya Ironman nih, suka Avengers nggak?" --> lanjutkan mengobrol soal film favorit.

Kalau orangnya biasa-biasa aja dan nggak puji-able? 

Jangan maksa muji alasannya biasanya jadi tambah awkward. Ngomongin apa aja bisa sebenernya, aku mah hingga stroller aja bisa jadi materi dialog sama ibu-ibu yang nungguin anak di playground. 

Kalau orangnya nggak suka ngobrol dan hanya jawab sepotong-potong?

Ya udah jangan dipaksa ngobrol. Orang pendiam itu kan ada 2 macam. Satu yang bener-bener tidak suka ngobrol dan yang satu lagi suka ngobrol tapi malu. Yang tipe pertama tidak usah dipaksa, ya kaliii masa maksa-maksa orang. Tipe kedua biasanya beberapa menit juga udah cair.

Intinya sebisa mungkin jangan mengomentari fisik dan rezeki.

Bilang orang kurusan atau gemukan atau iteman atau putihan atau nanya kapan punya anak itu nggak ada keuntungannya sama sekali. Nggak bakal bisa berlanjut dialog juga. Yang ada malah selamat kau dapet award sebagai orang nyebelin.

Dan memang pertama kali ketemu orang sesudah sekian usang itu niscaya ada perasaan awkward kok. Santai aja nanti juga cair sendiri. :)

Semoga mempunyai kegunaan yaaa.

See you!

-ast-

(Baca postingan tentang kehidupan lainnya di sini)

Detail ►

Memaknai Pilihan


Aih gres Senin udah ngomongin pilihan. Gara-garanya Jakarta jikalau bulan pahala itu macetnya 3 kali lipat dari biasa kan ya. Saya jadi merenung soal pilihan-pilihan.

Juga dikompori oleh salah satu komentar di statusnya Gesi ahad kemudian di postingan Suami Nyebelin (baca yaaa, gimana nyebelinnya JG lol).

Isi komentarnya gini (saya copas):

“Katanya sih mak, kerja d Jakarta itu stres nya 3x. Stres perjalanan pergi, stres pekerjaan dan stres perjalanan pulang hehhee.. Cabal ea kelens 😉”

Terus aku murung baca komen itu hahahaha lagi PMS emang waktu itu. Sedih sebab kenapa orang stres tapi tetap bertahan?

Stres sebab kerjaan di kantor baiklah aku masih ngerti. Nggak semua kerjaan stress-free dan banyak jenis pekerjaan yang memang menciptakan tingkat stres jadi lebih tinggi. Itu satu hal. Tapi kasian banget dong jikalau udah stres sebab kerjaan, stres juga sebab pergi dan pulang kantor.

Padahal pergi dan pulang kantor kan efek dari bekerja. Karena bekerja di kawasan yang mengharuskan kehadiran maka harus pergi dan pulang kantor. Jika tidak bekerja maka tidak digaji. Jika tidak digaji maka harus makan dari mana. Makara yah, untuk stres yang satu ini emang nggak ada solusi kecuali pindah kerja.

Oke berarti asumsinya orang yang stres sebab kerja di Jakarta yakni kerja kantoran. Jangan bahas yang kerja bernafsu ya, itu mah udah level lain dari kejamnya Jakarta.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup di Jakarta)

Nah kini lanjut ke dua stres lain yang disebut si mbak. Yaitu pergi dan pulang kantor. Pulang pergi pakai kendaraan beroda empat atau TransJakarta sehingga kena macet. Atau justru pake kereta yang sekeras hutan belantara.

🚗 Pilihan 1: ke kantor naik mobil

YA UDAH PASTI MACET. UDAH PASTI ITU MAH. Pergi lebih pagi. Stres sebab kurang tidur? Tidur dulu di kendaraan beroda empat pas nyampe kantor. Ada temennya JG yang begitu dan kayanya ia nggak stres, buktinya ia hepi-hepi aja hahaha

🏡 Pilihan 2: rumah di pinggiran

Nah kan udah tau stres sebab macet kenapa atuh beli rumah di pinggir terus ditempati. I just don’t get it. Kalau senang sebab tinggal di rumah sendiri ya udah nggak usah ngeluh stres sebab macet.

🏠 Pilihan 3: ngontrak rumah deket kantor

Nah dapat aja kan rumah di pinggiran itu dikontrakin, terus ngontrak rumah di Jakarta. Less stres banget pasti. Nambah cost ngontrak? Ya kan itu harga yang dibayar dari perjalanan. :)

🏢 Pilihan 4: pindah kerja ke kawasan deket rumah

Yaiya jikalau nggak mau pindah rumah ya pindah kerja HAHAHAHAHA

🚴 Pilihan 5: naik motor

YOI. Selama bulan pahala ini kami naik motor sebab macetnya nggak masuk akal. Makara lebih cepet lah niscaya meskipun tetep macet juga. Minimal sebelum buka puasa udah nyampe rumah lah. Kalau nggak mau naik motor, ya udah nikmatin naik kendaraan beroda empat macet. Weee. 😂

🚉 Pilihan 6: naik kereta

Ya kan ini solusi banget sih. Yang tinggal di Bogor aja banyak kok dan survive kerja di Jakarta sebab pemberian kereta. Nggak mau naik kereta sebab males penuh? YA JANGAN KERJA JAUH-JAUH MAKANYAAAA.

🚲 Pilihan 7: naik sepeda

Iya JG biasanya naik sepeda jikalau nggak bulan puasa. Cepet dan sehat!

See, aku aja dapat ngasih 7 pilihan loh. Tinggal dicari yang terbaik kan. Dan udah banyak orang yang karenanya nyerah, resign, pindah lagi ke kota asal sebab nggak mampu kerja di Jakarta. Itu tidak apa-apa. Itu pilihan kalian. Kalau kalian masih bertahan di Jakarta, ya itu juga pilihan kalian. Poin aku adalah, maknai setiap pilihan yang sudah kalian buat. :)

Apa aku dan JG nggak stres tiap hari di Jakarta yang macet dan panas?

Jawabannya: NGGAK.

Saya dan JG nggak stres tinggal di Jakarta sebab kami senang tinggal di kota ini!

Well yah benci polusinya sih tapi kan seberapa sering sih jalan siang-siang panas di antara kemacetan penuh metromini? Nggak pernah. Makara ya nggak terlalu kerasa juga.

Macet 4 jam jikalau mau dikeluhin bisa, tapi mengeluh untuk apa? Kalau mau ngeluh mah macet 1 jam juga dapat banget dikeluhin. Kami memaknai pilihan kami untuk tinggal di Jakarta dengan bahagia. Kami memaknainya dengan tidak banyak mengeluh pada hal-hal yang sudah di luar kuasa.

(Baca: Kenapa Kami Cinta pada Jakarta)

Bukan sekali dua kali aku harus menunggu hingga jam 7 atau setengah 8 malam di teras daycare sebab JG belum juga tiba menjemput. Panas, banyak nyamuk, tapi apa aku ngeluh kemudian aku stres menyalahkan macet Jakarta yang bikin JG telat jemput padahal cus dari kantor jam 5? Nggak lah sebab untuk apa.

Cuma bikin berantem doang loh ngeluh itu. Yaiya aku kesel nunggu, tapi kan JG juga kesel macet. Sama-sama kesel jadi ketawain aja. Hahahaha.

Saya juga dapat banget pesen ojek atau taksi online terus pulang duluan berdua sama Bebe tapi apa poinnya? Saya di rumah termangu berdua Bebe dan JG stres macet sendirian hingga rumah kan kasian. Makara aku selalu menentukan untuk menunggu. Karena macet bertiga itu dapat sambil ngobrol, dapat sambil nyanyi, dapat sambil bego-begoan. Quality time banget. Nggak apa-apa macet asal sama-sama. #prinsip

Toh dapat sambil makan malam juga sebab sudah pesan katering makan malam yang diantar ke kantor siangnya. Toh Bebe dapat sambil main juga sebab di teras daycare ada perosotan, ayunan, sepeda, dan bola. Toh dapat nonton YouTube juga jadi nggak bosan. Toh dapat sambil jajan cilor dan putu yang lewat depan daycare.

Kalau aku bisa, kalian juga niscaya bisa. Cari kantor yang remote office! Pindah industri! Pindah kerja! Gaji jadi lebih kecil? Why not jikalau jadi nggak stres dan jadi lebih bahagia. Coba dipikir lagi, siapa tau passionnya yakni berkebun atau beternak sapi? Bahkan buah-buahan dan daging aja banyak yang jual di Instagram loh.

Ih ngegampangin! Pindah kerja nggak segampang itu kali? Udah coba belum? Yakin nggak mau pindah kerja atau nggak mau ganti gaya hidup sebab kerjaan yang deket rumah gajinya lebih kecil? ;)

Apalagi jikalau masih single ya, wah pilihan itu BANYAAAKKK sekali. Kalau udah nikah dan punya anak, pilihannya lebih terbatas kan sebab jam kerja aja inginnya yang pasti. Tapi jikalau kita mau berusaha aku yakin selalu ada kok. Selalu adaaaa selama kita yakin dan percaya DAN TERBUKA pada hal baru. Rezeki kan nggak bergantung dari kantor ya nggak?

Mengeluh itu pilihan. Bahagia itu pilihan. Tinggal bagaimana kita memaknai pilihan itu. :)

Selamat hari Senin gengs! Macet banget loh hari ini! Hahahaha

-ast-

Detail ►

Belajar Kalem


Sebelum kalian-kalian di dunia kasatmata protes “WOY, LO KALEM SEBELAH MANA DEH?!” mari saya luruskan dulu bahwa postingan ini hanya berlaku untuk kekaleman dalam menghadapi masalah, bukan kekaleman dalam berghibah di meja makan siang. NGERTI, BEBS? NGERTI DONG YA!

Kalau judes, itu perpanjangan dari saya yang suka to the point. Nggak suka basa-basi. Bagi orang yang suka basa-basi dan nggak enakan ya jadinya judes. Padahal saya cenderung santai loh dalam menghadapi sesuatu.

Boleh dicek di semua akun socmed, saya bukan tipe orang yang reaktif. Bukan tipe orang yang lagi rame perkara apa, pribadi ikutan bikin status juga. Bukan tipe yang praktis nge-reply orang defensif juga. Yaaa, diem-diem ajalah, kecuali emang diajakin Nahla bikin #SassyThursday ya. Saya sih hari-hari mah banyakan juga share video lucu atau menyentuh hati gitu. *halah

Tapi patut kalian garis bawahi, kalau saya BISA santai sekarang-sekarang doang sesudah nikah. HAHAHAHAHAHAHA. Dulu mah saya annoying lah super.

Sedikit dari drama saya waktu pacaran sanggup dibaca di postingan ini: Mengurangi Intrik Rumah Tangga

Pokoknya saya drama banget lah waktu pacaran. Sebisa mungkin menggunakan prinsip kalau sanggup ngerepotin beliau kenapa nggak? HAHAHAHA.

Prinsip itu tidak disengaja sih, maksudnya nggak niat ngerepotin. Emang manja aja, anaknya suka dimanjain. Rese ya. Rese banget level kalau pengen makan sesuatu YA ANTER KE RUMAH DONG SEKARANG JUGA.

Kalau nggak dibeliin ngambek bodo amat.

via GIPHY

Mungkin sebab di rumah anak pertama, udah punya adik dari umur 3 tahun, jadi selalu jadi yang berpengaruh dan sanggup diandalkan ya. Kaprikornus kalau punya pacar, saya memindahkan beban andalan itu ke pacar. Kurang lebih begitu.

Maka dari itu, mengingat masa muda yang sungguh sesuai dengan definisi cewek-cewek nyebelin, saya merasa BERHAK nulis tips berguru kalem. HAHAHAHAHAHA.

Jadi gimana caranya sis?

Pacaran sama orang yang sama nyebelinnya lol. Karena JG itu nyebelin banget, saya mau rese gimana juga beliau nggak peduli hahahaha. Bukan tipe yang mau-mau aja disuruh nganterin makanan malem-malem atau mau-mau aja diminta jangan futsal dan pergi sama saya.

NGGAK PERNAH MAU HIHHHH. Dia mah bodo amat saya marah-marah telepon nggak diangkat juga yang penting sanggup main PS sehari semalem. Emang rese dia, sama resenya sama saya. XD

Sama resenya, sama emosiannya, sama nggak mau kalahnya, sama keras kepalanya. Pokoknya kalau berantem itu kaya ngaca sama diri sendiri deh. Mau debat juga ngga bakal ada yang menang sebab energi ngototnya sama banyak. Maklum ultah cuma beda 2 hari ya, sama-sama Libra (kalau cocok aja ngomongin zodiak lol).

Ya udah pada dasarnya selama pacaran itu seringgggg banget berantem dan saya nggak peduli lho. Berantem ya berantem aja emang kenapa. Nggak pengen putus soalnya sayaaanggg banget hahahaha. Dan berantem nggak pernah lebih dari sehari sebab kangen lol. Kalian tau kan tipe-tipe pacaran yang seru banget dan nyambung di segala lini tapi juga exhausting banget kalau berantem. Mirip-miriplah sama kata orang, "jangan hepi banget nanti murung banget". Nah kurleb begitulah.

(Baca: Pertemanan Orang Dewasa)

Pas udah nikah TERNYATA saya lama-lama males juga berantem. Padahal terhitung jarang lho, nggak sebulan sekali amat ngotot-ngototan. Tapi tetep aja males. Kalau sanggup nggak ngomel kenapa harus ngomel sih? Lagian pas udah nikah kalau berantem besok paginya niscaya baikan sebab kami LUPA sama emosinya lol. Kaprikornus udah nggak pernah pergi kerja dalam kondisi berantem gitu. Tidur menyembuhkan hahahahaha.

Sekalinya berantem jadinya sebel banget sebab kok kita berantem sih? Kalau berantem gini kenapa nikah sih?

Kaprikornus masuk tahun kedua nikah saya bertekad untuk nggak berantem lagi SAMA SEKALI, sebab berantem itu capek dan nggak sanggup kabur gitu sebel. Bete juga mau gimana. Mau dongeng ke orang lain juga nggak mungkin kan sebab nggak suka umbar masalah. Mau posting di socmed ya nggaklah saya kan punya personal branding yang harus dijaga HAHAHA.

via GIPHY

Akhirnya saya berguru meredam emosi.

IYA, SAYA LHO. SAYA YANG RESE INI LOL.

SUSAHNYA YA TUHAN.

Ada masa-masa di mana JG ngomongnya udah naik dan saya tersinggung tapi saya BERUSAHA diem. Itu hingga nahan gigi gemeretekan gitu loh mau marahnya.

Tapi saya diem.

Karena untuk apa. Akhirnya saya hingga pada simpulan di postingan yang sebelumnya itu. Nggak boleh naikin bunyi kalau:

1. nggak penting dan nggak berfaedah
2. NGGAK MENGUBAH KEADAAN
3. sekiranya menyakitkan

Contoh:

Mobil mogok, JG panik sebab udah telat mau pergi kerja. Ngomongnya udah naik banget “aduh kenapa sih ini nggak nyala-nyala!”

Opsi tanggapan saya dua:

a. “MANA AKU TAU KOK NANYA AKU SIH?!”

b. “Ya udah biarlah, pesen Grab aja dulu kini gres tar malem panggil montir”

Opsi tanggapan beliau berikutnya bila saya jawab a: “YA KAMU KENAPA IKUTAN MARAH SIH, BANTUIN JUGA NGGAK BLABLABLABLA NGOMEL” *berakhir saya panas juga dan hasilnya berantem kemudian manyun*

bila saya jawab b, ada kemungkinan beliau masih panas juga dan saya akan tetep BERUSAHA kalem. Atau ya beliau juga nggak jadi marah.

Itu saya coba terus menerus sebab JG awalnya NGGAK SADAR kalau saya nggak lawan beliau lagi. Kaprikornus beliau masih praktis naikin suara. Lama-lama terbiasa loh. Terbiasa untuk nggak panas dan senggol bacok.

Lama-lama yaaa kaya nggak pengen ikutan murka lagi dan diem aja. JG nya juga lama-lama nggak praktis murka loh. Inget, kekaleman itu menular!

Kaprikornus ya udah kini kalau pengen marah, yang diinget pertama yaitu “marah/ngomel nggak ya? untuk apa ya marah/ngomel? ah nggak usah deh” gitu. Atau kalau lagi bete juga atau lagi capek, ya udah diem aja nggak usah nanggepin marahnya orang lain. Yang penting diri sendiri dulu jangan marah-marah.

via GIPHY

Apalagi buat kalian yang suaminya kalem. Apa nggak resah sendiri kita murka padahal dianya diem? Kenapa harus ngomel kalau yang diomelin aja kalem?

Kecuali kalau suami kalian KDRT ya, seek help! Kalau sekadar beda pendapat atau emosi gara-gara kunci ilang, macet, mogok, telat jemput sekolah, lupa bawa tas anak ke sekolah, gitu-gitu sih nggak usah lah dibikin berantem. Kalemmmm aja.

Meskipun nggak marah, kalau sebel jangan dipendam juga. Ya harus bilanglah agar beliau tau. Bilangnya lewat chat aja jangan ngomong pribadi hahahaha. Yang penting tersampaikan. Demi kehidupan yang less drama.

Sama anak juga kami berdua begitu lho. Bebe numpahin air, mecahin gelas, jatoh, apapun ya nggak perlu dimarahin lah. Rata-rata yang beliau lakukan out of curiosity kok. Masa iya sengaja numpahin air agar saya sebel, geer amat. Numpahin air agar tau rasanya main air di lantai kan? :))))

Sama hal-hal di luar kuasa kita juga. Kaya macet atau antrian panjang gitu, kenapa harus murka kalau emang antriannya panjang? Kalau dipotong antrian gres saya murka DAN TEGUR.

Terus apa kekaleman ini selalu berhasil? NGGAKLAH. Apalagi kalau lagi PMS ya wihiiiii sanggup panjang lebar saya chat ngomel-ngomel kalau beliau nyolot. Nggak apa-apalah sebulan sekali ya, asal nggak ngotot-ngototan lagi di dunia nyata. Itu cukup.

Kaprikornus yuk berguru santai yuk. Susah tapi niscaya sanggup kok. Kerasa banget bedanya kehidupan santai dan kehidupan kalian sebelumnya.

Ayoooo ambil kaca, siapa yang masih suka ngomel-ngomel padahal tau nggak terperinci juntrungannyaaaa? :D

-ast-

Detail ►

#Ayoirit2018


Hashtag sebelumnya #MenujuIrit2018 tapi kok resah sendiri. Kalau “menuju” berarti gres niat doang ya. Kalau gitu kapan iritnya? Hahaha. BTW saya ngomong-ngomong soal hemat ini tuh sebagai pemicu dan pengingat diri loh ya. Syukur-syukur ada yang mau ikutan ngirit juga lol. GIMANA CARANYA, KAAKKK?

Pertama harus terang dulu pos masing-masing pengeluaran. Ini mah udah niscaya dilakukan kan ya. Kalau belum dapat baca di sini: Mengatur Keuangan Keluarga. Kedua, harus tau persis dan cari banyak bocor di mana. Duh bener-bener deh ini bikin nyess banget hahaha. Karena kadang bocornya ini nggak berasa sama sekali, nggak berasa tapi nyesel. Hahaha.

Kalau kami sih kalian udah pada tau kan ya bocornya di mana. Di mall lah di mana lagi. Kaprikornus dapat nggak, nggak ke mall sama sekali? NGGAK HAHAHAHA.

Ada yang bocornya di kopi ya kan? Ngopi terus nggak diitung abis berapa. Pas iseng dijumlahin cost ngopi buat sebulan malah shock sendiri kok ya gede banget?

Ada yang bocornya di online shop. Berasa cuma beli barang murah kok, diskon pula. Tapi seminggu sekali dateng paket ke kantor. Ya tetep abis banyak, sis.

Kenapa sih mau hemat katanya udah bener diatur keuangannya? Iya banget! Udah diatur banget kok uang ini ke mana uang itu ke mana, yang jadi duduk kasus yakni kami ingin menabung lebih banyak dengan penghasilan yang tetap.

Karena opsi nambah penghasilan belum ada, sementara kami udah gregetan pengen nabung lebih banyak, jadi satu-satunya cara ya mengurangi pengeluaran. Dan ya pengeluaran paling praktis yakni budget “entertainment”. Sama financial planner dikasih loh budget ini, malah nggak dikurangin sama sekali dari pas awal bikin plan. Mungkin mereka takut kami stres hahahaha.

Kaprikornus pas gajian transfer semua budget ini ke tabungan. Disisain uang buat bensin dan belanja mingguan doang serta jaga-jaga kali ada yang ngajak ke mall lagi hahahaha. Plus jaga-jaga takutnya ada temen lahiran lah, ada yang nikahan lah. Selalu ada uang-uang nggak terduga kaya gitu kan.

Uang jaga-jaga ini kecil banget deh pokoknya. Sebisa mungkin jangan dipake huhu. Nggak apa-apalah nggak usah beli baju, skin care (untungnya) masih banyak stock, makeup emang jarang beli. Mari kita iriittt!

Terakhir, jangan bawa uang cash ke kantor atau bawa secukupnya. Karena punya cash itu nyebelin sih, jadi jajan-jajan tidak penting ibarat mendadak ingin memanggil OB dan titip pempek kantin Kompas atau mendadak jadi pengen es podeng dan somay. Tidak punya uang cash menciptakan kalian tidak dapat jajan perintilan yang jika dikumpulin seminggu dapat 100ribu banget. Sebulan dapat 400ribu dong. Segitu cuma buat pempek dan somay sih sebel ya. T_____T

Dengan cara ini kami dapat nabung 2 kali lipat lebih banyak, terharu banget. Hiburannya di rumah ngapain? Saya gambar, Bebe nggak terlalu peduli cuma beberapa kali ngajak “beli ciskek yuk, ibu?” tapi nggak maksa pengen beli banget, JG ya gitulah ia mah sibuk sendiri juga praktis anaknya. Kalau mau nonton, sewa film usang aja di iTunes, 29ribu udah dapat nonton bertiga. Murah meriah daripada ke bioskop. Biarlah ketinggalan film gres juga. Toh emang udah ketinggalan dari semenjak punya anak lol.

Meskipun ya saya masih terbayang-bayang Shaburi hingga detik ini hahahahaha.

Tapi ya, bagi kami bertiga, ngurangin ke mall aja udah prestasi banget. Kerja seharian, mau pulang eh kok macet banget, ya udalah mampir dulu ke mall. Enam bulan terakhir kaya gitu terus. Enam bulan hidup lezat foya-foya terus kini tiba-tiba harus nurunin standar makanan dan gaya hidup itu susaaahhh banget rasanya. Tapi dapat kok! Tergantung niatnya, alasannya yakni buktinya kami sebulan ini baik-baik aja.

Terus harus kolusi banget sama suami dan saling mengingatkan. JG hingga bilang "berantem, berantem ya kita jika salah satu ada yang ngotot pengen makan mahal!" Dan siapakah yang ngajak makan di luar duluan? TENTU SAJA DIRI INI YANG SULIT MENAHAN DIRI. Dan apakah JG tergoda? TENTU TIDAK. Dia mah sama makanan mah nggak praktis tergoda, sama MAINAN noh huh.

Minggu-minggu awal saya sama JG ngikik-ngikik sendiri aja alasannya yakni mati gaya. Ngapain ya kita? Tapi lama-lama nggak berasa juga ya. Weekend kemarin lari di CFD, grocery shopping, beberes rumah, makan, main sama Bebe, tau-tau udah jam 4. Tau-tau udah jam 7, eh tau-tau udah Senin lagi. Semoga kaya gini terus ya.

Semoga kita semua dapat lebih rajin menabung ya agar tercapai semua cita-cita!

Semangaaattt!

-ast-

Detail ►

When It's Only Jg & Ast #147 - #150


HOLA! Sungguh lah ya semakin hari semakin nggak terang blogpost gue. Nggak apa-apalah ya yang penting update!

#147 Denny Sumargo

Saya: "Eh Denny Sumargo blablabla"

JG: "oh ia yang nggak ada bulu keleknya ya sayang?"

Saya: "HAH?"

JG: "Biasalah becandaan Twitter"

Kemudian saya googling dong DAN TERNYATA ADA HIH APAAN SIH. *masih ga ngerti hingga sekarang* *merasa gagal sebagai AnakTwitterTM*


#148 Kentut

Macet terus di kendaraan beroda empat ada yang kentut kan males banget ya. Eh terus suatu hari JG kentut terus-terusan. Masuk angin kali dia.

Saya: "KAMU AH KOK KENTUT TERUS!"

JG: "Nope it’s only the excess" *kalem*

Saya: "EXCESS WHAT!"

JG: "Excess kentut yang tadi lah!"

Saya: "IT’S STILL FART!"

via GIPHY

#149 Debat

Kalau udah macet banget banget Bebe biasanya bosen di car seat. Dia mau turun dan ya melaksanakan hal-hal ajaib yang ancaman lah. Dari lompat-lompat hingga duduk di bawah gitu. Tapi kadang saya suka kasian jadi saya lepas dulu, nanti jikalau udah lancar gres duduk di car seat lagi. Suatu hari mulailah ia lompat-lompat di mobil.

JG: "Be, it's dangerous"

Bebe: "Nggak saya hati-hati saya nggak jatuh"

Saya: "Udalah nggak usah debat, ini anak udah dapat jawabnya"

JG: "WHY?!"

Saya: "Ya gitulah kaya kau jikalau debat selalu aja punya jawabannya"

JG: "Oh like you"

Saya: "NO EXACTLY LIKE YOU"

JG: ...

Saya: "oh wow now we're debating"

He's just like us *surrendered*

via GIPHY

#150 SITI


Alias si tikus, kisah semalam omg nggak damai banget jiwa gara-gara siti!

Kaprikornus ahad kemudian tengah malem JG kebangun mau pipis. Masuk kamar lagi pribadi bangunin saya dengan muka horor.

"ADA TIKUS" 🐁

Aduh saya ngantuk banget plus takut juga kan terus cuma bilang "hah gimana dong duh serem" KEMUDIAN BOBO LAGI. JG juga bobo lagi terus besok paginya lupa jikalau semalem liat tikus.

Iya saya sama JG takut banget tikus. Ya saya sih takut segala rupa ya tapi jikalau JG kan pecinta binatang gitu KECUALI TIKUS. Kaprikornus liat tikus dapat yang pribadi horor dan nggak mau ke mana-mana diem di kamar aja pintu ditutup.

Padahal rumah kami ketutup semua lho! Mungkin masuk lewat pintu depan pas lagi beres-beres barang turun dari kendaraan beroda empat atau gimana. Soalnya selama 4 tahun tinggal di sini, gres 2 kali ada tikus. Kaprikornus yakin mereka bukan bikin rumah dan beranakpinak di rumah kami.

Waktu yang pertama itu pas Bebe belum lahir. Nemu tikus nyasar juga dan JG pribadi pake sepatu bot plus sarung tangan. Bawa sapu siap menghadapi tikus.

TERUS JIPER SENDIRI. Ujung-ujungnya ngetok tetangga sebelah dan minta tolong ditangkepin sementara JG jerit-jerit masih dengan sepatu bot dan sarung tangan. T______T

NAH SEMALEM KOK YA APES BANGET SAYA YANG NEMU TIKUSNYA. HUHU. 🐭

Jam 9an gitu udah pada siap tidur saya mau pipis. Jalan ke kamar mandi pas di depan pintu ada tikus ngeliatin dan saya shock lompat seketika. Si tikus (mulai kini akan dipanggil siti sebab geli ih nulis tikus gitu hoek) ngibrit juga ke belakang kloset.

via GIPHY

Saya balik ke kamar gemeteran.

"Aku liat tikus di kamar mandi saya ketemu banget saya belum pipis saya mau pipis"

T______T

JG malah jadi tidur, narik selimut dengan muka sedih. Saya panik sebab mau pipis banget. Setelah memohon-mohon jadinya kami bertiga berpegangan tangan jalan ke dapur menuju kamar mandi untuk mengantar saya pipis.

T______T

Saya senter belakang kloset siti udah nggak ada TAPI TERUS DIA KE MANA? Karena nggak berpengaruh takut ngompol jadinya saya pasang jojodog di depan pintu, naik jojodog dan lompat ke atas kloset. Pipis sambil jongkok di kloset sebab nggak mau kaki kena lantai kamar mandi takut siti lewat. Bebe udah panik dan digendong JG. Kami kembali ke kamar dengan pegangan tangan juga. Mencekam banget asli.

via GIPHY

Kembali ke kamar terus saya jadi nggak mau tidur sebab ya gimana dong masa hidup semalaman bersama neng siti? Besok pagi mandi gimana? Akhirnya JG nelepon mamah, kata mamah beli lem aja. Ya beli lem terus besok pagi yang buangnya siapa duhhhh. Panik.

Tapi lem emang opsi paling masuk nalar sih. Kalau senteg gitu malah horor sebab siti masih hidup dong masuk ke jebakan, jikalau pas sentegnya diangkat ia kabur gimana? LEM LAH SOLUSI BANGET.

Cek Go-Mart set set set, order lem tikus. Sambil mikirin gimana ini. Bebe udah termangu aja ia juga shock sebab appa ibunya shock. Terus kami pelukan sambil nunggu kakak Go-Jek dateng. Langsung kerasa laper banget nggak tau kenapa. Pesen Go-Food deh beli mie aceh padahal hampir jam 10 malem. Apalah hidupku tanpa Go-Jek ya ampun. -_______-

Lem datang. Kami diem di ruang makan sambil semua lampu diterangin. JG sama Bebe nggak mau duduk di lantai hih dasar penakut. Saya ngoles lem di dus susu Ultra Mimi Bebe yang untungnya ada yang belum dibuang. Kemudian mikirin umpannya apa ya?

Kata ibu saya kasih aja kerupuk zzz emang mau siti makan kerupuk? Apakah siti balita? Keliatannya sih badannya kecil. Kata ayah maulah niscaya ketangkep. Tapi nggak punya kerupuk ih! Di kulkas ada cumi asin tapi kok berasa sayang ya dibentuk umpan HAHAHA. Mana cuminya besar-besar gitu kan yummy buat oseng-oseng. Kata JG lepasin kepalanya aja astaga pelit amat ya hidup. Ya udah sebab nurut suami jadinya saya lepasin kepalanya dan ditempel di tengah lem.

Masalah selanjutnya, kami takut itu dus cuma ketabrak doang terus ia sadar jikalau itu jebakan dan jadinya kabur! Gimana caranya supaya dusnya stay gitu. Dengan brilian jadinya saya naro mutu (temennya coet gengs, ulekan) di pinggirnya gitu. Dengan pertanyaan mengerikan "BESOK KALAU TIKUSNYA KETANGKEP NGAMBIL MUTUNYA GIMANAAAA?"

via GIPHY

Singkat kisah pagi hari tiba sehabis malemnya kami makan mie aceh di kamar sebab setakut itu ke dapur. JG bangunin saya "sayang berdasarkan kau kena nggak tikusnya?"

Kami pegangan tangan berdua awwww romantis sebab Bebe masih tidur. Lihat ke dapur DAN KETANGKEP. SI SITI MERONTA-RONTA GITU OMG HOROR TERHOROR LEBIH HOROR DARI FILM HOROR THAILAND.

Mana saya mau pipis (kenapa sih lagi gini mau pipis mulu elah) saya tutup mata ke kamar mandi dan pas saya ngelewat perangkap SITI MENCICIT! Refleks saya teriak terus JG teriak juga sebab nyangka saya nemu temennya siti di kamar mandi. HHHH.

Abis itu balik ke kamar dan main HP. Lama usang lama, liat jam udah jam 7 kurang. Ini mau pergi jam berapa biasanya jam 7 kurang udah pergi kerja. Bebe aja hingga udah bangun.

Saya: "Sayang kapan ih mau buang tikus, ini telat nggak kita?"

JG: "Nantilah saya buying time dulu"

-________-

JG: "Congkelnya gimana ya supaya ia nggak nempel ke kardus lagi?"

Saya: "HAH NGAPAIN DICONGKEL UDAH BUANG AJA SAMA KARDUSNYA!"

JG: "Takut kelaparan nanti ia nggak dapat makan"

...

via GIPHY

TAMAT. Kira-kira apa yang terjadi pada siti itu sekarang? Comment below! HAHAHAHA *NYEBELIN*

Maaf ya buat yang namanya siti saya tidak maksud apa-apa cuma stres aja T_____T

-ast-

Detail ►