Cuti Melahirkan 6 Bulan? Bisa!
Bebe dititipkan di daycare semenjak usia 3 bulan. Karena daycare saya sanggup kerja dengan tenang. |
Seberapa banyak di antara kalian yang berhenti kerja dengan alasan punya anak? Banyak sih yang alasannya sebab waktu sama anak yang terlalu sedikit. Tapi makin usang makin banyak juga saya lihat wanita yang berhenti kerja sebab lingkungan yang nggak mendukung untuk tetap bekerja.
Beda dongeng jikalau orangnya emang nggak betah kerja ya. Ini orangnya seneng kerja, betah, tapi ternyata pas punya anak gres sadar jikalau kantornya hanya menyenangkan untuk orang yang single. Suka kasian deh jadinya. :(
Saya jadi bercermin sama diri sendiri. Iya sih saya dan JG nggak punya siapa-siapa di Jakarta, orangtua dan mertua di Bandung, jikalau dipikir rasanya susah banget punya anak. Capeekk banget. Tapi jikalau dipikir-pikir, capek itu nggak seberapa sebab lingkungan kami berdua itu supportif banget!
Saya kerja office hour, sanggup pulang jam 5 teng. Pagi boleh izin jikalau emang ada keperluan mendadak. Fleksibel lah jadinya. Makanya sayang banget sama bos dan kantor yang kini sebab saya sanggup dengan gampang anter jemput Bebe ke daycare.
Selain problem waktu, masih ada juga urusan menyusui. Di kantor saya dan JG udah ada ruang laktasi, ruang khusus untuk pumping. Disediakan juga kulkas dan nggak dipersulit sama sekali jikalau mau pumping di jam kerja. Makanya ya betah aja, lancar-lancar aja kerja meski punya anak tanpa punya mbak atau supir.
Ternyata nggak semua orang punya kemewahan itu ya. T_____T
Padahal buat ibu-ibu, hal sesederhana ruang kecil untuk pumping itu sanggup bikin betah di kantor loh! Kalau udah betah, kerja juga jadi maksimal sebab nggak galau lagi mikirin anak. Tapi bahkan cuti hamil aja katanya banyak yang dipersulit!
Waktu saya lempar topik ini di Twitter sebab lagi di event “Tumbuh Kembang Anak dan Dukungan Kebijakan Perusahaan” dari Danone Indonesia ahad lalu, banyak ibu-ibu yang jadi curhat sebab katanya cuti hamil aja nggak boleh 3 bulan. Mau nangis banget dengernya.
Padahal semua karyawan wanita diberi hak 3 bulan cuti hamil dan melahirkan, sementara karyawan pria diberi 3 hari penuh. Kenyataannya ada temen saya yang bilang jikalau beliau hanya diberi cuti melahirkan 2 bulan. Sisa cuti 1 bulan untuk jaga-jaga jikalau nanti harus cuti demi anak. Cuti tahunannya apa kabar? Susah dikasih katanya. Kenapa kantornya gitu banget yaaa. T_______T
Nah tapi ternyata nggak semua kantor kaya gitu loh! Masih ada kantor yang peduli pada karyawan wanita dan keluarga, salah satunya ialah Danone Indonesia.
Kalau kalian kerja di Danone Indonesia, cuti untuk ibu melahirkannya 6 bulan loh. Kaprikornus sanggup ninggalin anak kerja sehabis anaknya mulai MPASI dan nggak tergantung 100% pada ASI kan.
Dan untuk para suami, diberi jatah cuti 10 hari! Penting banget sebab ibu yang gres melahirkan biasanya galau gitu kan, jadi ada suami siaga yang sanggup nemenin dua ahad pertama. Bayi pun sanggup bonding lebih usang dengan kedua orangtuanya.
Danone Indonesia sudah setahun menerapkan sistem cuti 6 bulan ini. Salah satu alasannya adalah, jumlah karyawan yang seimbang antara pria & perempuan. Artinya wanita punya tugas sangat penting untuk kelangsungan perusahaan. Tapi sebelum cuti 6 bulan diberlakukan, banyak karyawan wanita yang malah resign sehabis melahirkan.
Untuk mendukung para karyawan wanita ini, kantor Danone Indonesia pun ramah anak, ada ruang laktasi dan kulkas untuk menyimpan ASIP. Kemudian ibu hamil pun punya satu grup khusus untuk menyebarkan gosip soal nutrisi dan konsultasi perihal makan sehat dengan tenaga kesehatan.
Udah? Belum! Danone Indonesia juga memberlakukan namanya flexwork. Artinya jam masuk kantor bebas dan boleh work from home bila memang dibutuhkan.
Hasilnya ternyata baiklah banget! Jumlah karyawan yang resign sehabis melahirkan menurun tajam, karyawan pun jadi semakin loyal dan pada balasannya meningkatkan produktivitas.
Menurut Direktur HR Danone ELN Indonesia, Evan Indrawijaya kebijakan parental ini pun tidak mengurangi hak karyawan. Gaji tetap diberikan full, tunjangan, serta bonus juga full, tidak prorata. Ya ampun cita-cita banget ya!
Sekarang muncul pertanyaan, jikalau gitu yang ngerjain kerjaan karyawan yang cuti siapa?
Beban pekerjaan karyawan yang cuti dibebankan pada timnya. Kalau masih kurang orang, maka dicarikan pengganti sementara. Kerennya, karyawan yang dibebani pekerjaan sebab timnya cuti itu juga menerima honor aksesori di luar honor biasanya. Iya dong kan kerjaannya nambah.
Dan kebijakan parental ini berlaku di semua group Danone Indonesia termasuk pabrik! Iri nggak? Apa malah udah buka LinkedIn dan cari lowongan di sana? Hahahaha.
Ayo kita berdoa sama-sama biar perusahaan lain juga dibukakan pintu hatinya supaya sanggup ramah anak dan ramah ibu bekerja ya!
-ast-
Posting Komentar