#Sassythursday: Wacana Berteman
Ini ialah penentuan #SassyThursday teralot. Sampai jam 9 malem belum tau mau nulis apa alasannya ialah auk yang lagi rame di timeline apa hahaha. Pada ngomongin politik dan agama semua duh malassss. Akhirnya muncullah topik yang simpel ditulis dan hanya akan berisi kisah langsung belaka muahahahaha.
Gue sama Nahla gila banget, aneehhh banget sering terjadi kesamaan. Bukan cuma sama-sama abstrak alasannya ialah terobsesi nanas dan terong atau suka warna-warna dan watercolor tropical kinda things tapi contoh pikir suka sama hingga merinding gitu hahaha asliii ngeri parah.
Tapi di sisi lain kami berdua juga beda banget. Gue lebih vokal dan suka bersuara sementara Nahla lebih pendiam. YESSS NAHLA PENDIAM, GENGS. Makara kali ini kami mau share bagaimana introvert-nya Nahla dan bagaimana extrovert-nya gue. Nahla yang introvert tapi simpel curhat ke orang sementara gue extrovert tapi jarang curhat sama orang lol.
Baca punya Nahla:
Gue juga gitu. Gue tipe yang memuji sepatu mbak-mbak yang nggak gue kenal tapi sama-sama ngantri beli Chatime wtf. Gue tipe yang mengajak ngobrol semua anak kecil yang gue temui di toko mainan. Gue tipe yang memuji baju anak orang lain di dalem lift. HANYA KARENA PENGEN NGOBROL AJAH. HAHAHAHA.
Aku anaknya suka mengobrol. Kadang ada yang annoyed dan terganggu banget kemudian lempeng dan menganggap gue nggak pernah muncul di kehidupan dia. Tapi kebanyakan sih hepi ya, apalagi jikalau dipuji. Cih, dasar insan huahahaha.
Gue tipe yang berbasa-basi sama semua driver taksi. Gue tipe yang menanyakan hal yang sama berjuta kali pada supir taksi baik taksi modern ataupun konvensional "udah berapa usang jadi supir taksi pak?". Percakapan dapat berlanjut hingga gue tau anaknya pesantren di mana, istrinya kerja apa nggak, anaknya berapa, panjang lebar. Nggak kelar-kelar malah jikalau beliau ceritanya seru gue suka sebel alasannya ialah keburu nyampe rumah lol.
Tapi yah, sebenernya, temanku sedikit gaes. Yes, gue bukan social butterfly yang punya sahabat di mana-mana dan selalu punya orang untuk diajak nongkrong bareng. Gue bahkan nggak pernah nongkrong hahaha. Gue jarang sekali ikut reuni. Temen gue sedikit banget. Ini mungkin menjawab kenapa gue nggak duduk kasus nikah diem-diem hahaha.
Nggak tau ya, gue ngerasa semakin sedikit teman, semakin sedikit orang yang harus gue bahagiakan. Semakin sedikit harus menjaga omongan alasannya ialah takut si A tersinggung, takut bapaknya si B bete, takut emaknya si C sakit hati. Ya gue juga mikirin hal-hal kaya gini tapi semakin kecil circlenya, semakin bebas beropini lah haha.
Gue punya sahabat *NAHLA, I COUNT ON YOU* beberapa orang tapi ya udah itu aja. Nggak punya lagi hahaha. Dan semakin sampaumur gue semakin membedakan mana yang statusnya kenalan (cuma pernah kenal), mana sahabat (sudah berteman usang dan masih maintain good relationship), mana sahabat (ini yang gue curhatin), mana sahabat socmed (berteman, suka ngobrol, tapi di socmed doang).
Makara iya, sebaliknya dari Nahla, gue anaknya nggak simpel curhat. Sedikit sekali orang yang tau masalah-masalah gue. Gue cuma kisah duduk kasus gue ke JG. Mungkin alasannya ialah anak pertama ya, gue terbiasa untuk menuntaskan duduk kasus sendiri. Nggak pernah kisah ke orangtua juga alasannya ialah saya anak
Gue nggak bilang ini good things ya, tapi entahlah lebih nyaman kaya gini. Cuma segelintir orang yang tau jikalau gue punya masalah, imbasnya gue nggak drama alasannya ialah nggak perlu mikirin saran-saran orang lain. Gue cuma mau dikasih saran sama orang yang berdasarkan gue bener-bener penting. Ini makanya gue males curhat di socmed alasannya ialah siapa mereka hingga dapat ngasih saran ke hidup gue?
*sombong lu* *bodo amat*
Gimana sih katanya suka ngobrol tapi nggak punya temen terus ngobrol sama siapa? Iya memang sukanya ngobrol sama orang gres alasannya ialah orang gres itu menarik banget. Banyak hal-hal yang kita nggak pernah kebayang sebelumnya. Btw jadi inget mau bikin series gres soal kisah bersama driver taksi online. NANTI YAAAA.
Kalau sama sahabat-sahabat dan handai taulan sih kadang curhat meski seringnya sih gue yang dengerin mereka curhat kemudian ngasih saran-saran semacam gue ini paling bener aja hidupnya. *maap gengs lol* Tapi gue seneng sih memberi saran dan menganalisis orang.
Saking seringnya ngobrol sama orang, gue dapat menganalisis orang dari CHATNYA. Apa beliau nulis sambil marah? Apa beliau bohong? Apa beliau becanda? Apa beliau ngetik sambil ribet?
*
Apalagi ya.
Oiya saking gampangnya Nahla kepancing gue kadang suka kasian sama beliau alasannya ialah anaknya inosen banget lol. Kan serem ya tau-tau kisah apa gitu ke orang yang nggak terlalu kita percaya. Gue sih justru menghindar kisah langsung DENGAN BERTANYA CERITA ORANG HAHAHA.
Daripada gue kisah hidup gue, mending gue tanya-tanya orang dan dengerin kisah hidup dia. Makara apakah saya beneran extrovert? HAHAHAHA. Aneh banget saya extrovert yang tidak simpel curhat sementara Nahla ialah introvert yang simpel curhat. Mungkin banget ini ada teori psikologinya cuma gue sama Nahla aja yang nggak ngerti dan menganggap ini gila lol.
Udah sih. Kalau kalian gimana? Geng saya apa geng Nahla nih? Apa nggak dua-duanya?
-ast-
Posting Komentar