Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Apakah Anak Perlu Preschool?

Ya, ini pertanyaan aku banget. Terutama sebab aku nggak mau buru-buru pindah daycare. Makanya pas kebetulan kemarin jadwal psikolog anak, aku pribadi tanya!


Daycare Bebe yang kemarin soalnya nyaman banget buat bayi hingga usia 3 tahunan. Karena memang nggak ada acara preschool-nya. Ada kelas sih tiap hari 2 jam, cuma ya seputar baca buku, menggunting, menempel, mewarnai, dan kadang kegiatan motorik halus gitu. Nggak ada kurikulum atau goal khusus.

Kegalauan aku diperparah sebab anak lain yang udah masuk usia 3 tahun juga, dipindahkan oleh orangtuanya ke daycare yang ada preschool-nya.

Emang harus ya anak sekolah di umur 3 tahun?

Kan masih kecil banget!

Menurut psikolog anak di daycare Bebe (namanya mbak Diana btw hehe), bukan preschool-nya yang penting tapi kegiatan sehari-hari anak. Apakah mendukung untuk perkembangan motorik, kognitif, dan sosial?

Kalau anak hanya di rumah, tapi ibunya rajin main stimulasi motorik, berguru yang mendukung stimulasi kognitif, dan main dengan sobat sebaya menyerupai tetangga untuk kebutuhan sosial, maka tolong-menolong tidak perlu preschool. Di rumah aja cukup.

Untuk anak menyerupai Bebe yang di daycare, insya Allah, dua kebutuhan pertama terpenuhi. Yang aku khawatirkan justru yang ketiga, apakah tidak apa-apa Bebe bermain dengan anak yang lebih muda terus? Perlu nggak sih ia main dengan sobat sebaya?

Surprisingly, mbak Diana bilang PERLU. Teman seumuran perlu sebab di usia 3 tahun, anak gres sadar jikalau ia ialah penggalan dari lingkungan sosial. Dia akan berguru interaksi yang berbeda dengan interaksi ia dengan anak yang lebih kecil.

Iya sih, dengan anak kecil itu Bebe cenderung meremehkan. "Dia kan masih kecil, ibu" atau "ah nggak mau, ia belum bisa ngomong" things like that. Nah jikalau dengan sobat sebaya mainnya memang lebih seru, bisa main role play atau main Lego sama-sama. Karena kemampuannya setara.

Kalau di rumah punya saudara kandung menyerupai adik gimana?

Sekali lagi, mbak Diana bilang berbeda. Apalagi relasi dengan adik biasanya dibumbui cemburu jadi akan berbeda dengan sobat sebaya. Dan di antara adik atau abang itu salah satu niscaya jadi leader atau yang berkuasa, jadi ya memang sebaiknya anak punya sobat main yang benar-benar seumuran. Maka preschool jadi jawaban.

Nah tapi kan aku dan JG anaknya kritis banget ya lol. Makara JG tanya ke temen kuliahnya yang juga psikolog anak. Apakah anak perlu preschool dan bermain dengan sobat sebaya?

Jawaban temennya JG? NGGAK PERLU-PERLU AMAT.

Hahahaha.

Menurut temennya JG, pendidikan usia 0-6 tahun itu nggak ada sasaran apa-apa jadi masih bisa freestyle banget, yang penting menyediakan sebanyak mungkin kesempatan untuk ia eksplor segala sesuatu. Yang penting di usia 6 tahun, anak bisa percaya diri, kreatif, aktif, mandiri, dan terangsang rasa ingin tahunya.

"Untuk sekarang, bisa membersamainya bermain menyenangkan itu udah keren banget"

Gitu katanya. Makara belum butuh sobat sebaya amat asal orangtuanya perhatian.

Hmmm. Mari mikir sama-sama hahahahahaha. Berarti pada dasarnya bisa perlu atau tidak perlu tergantung kebutuhan.

Kalau ibunya ibu rumah tangga dan bisa selalu membersamai anak bermain dengan menyenangkan sih berarti sepakat aja nggak perlu preschool. Tapi jikalau kaya aku yang kerja dan nggak sanggup harus bikin ini itu kaya ibu-ibu andal lain, ya mending preschool/PAUD aja.

TERJAWAB YA BUIBUUUU!

Kalau belum mau preschool mah banyak-banyakin kegiatan di rumah aja. Modal ngeprint doang juga kayanya banyak ya di Pinterest mainan edukatif buat anak. Jangan lupa sore-sore keluar rumah dan main sama anak tetangga.

Bebe sih di rumah nggak punya temen main sama sekali makanya daycare yang ada preschool-nya jadi tanggapan atas semua pertanyaan banget. Malem-malem tinggal quality time sama saya, baca buku atau mewarnai. Ah punya anak ternyata nggak ribet. *PLAK* *ANDA JANGAN BERBOHONG* *LOL*

Ya mau dipikirin ribetnya juga ribet banget lah bikin istigfar ahahaha. Mau dianggap praktis juga kok ya udah dibantu banget nih sama segala jasa daycare dan preschool. Tinggal GoJek doang nih harusnya bikin GoBaby, jasa langganan anter jemput bayi dan anak sekolah gitu hahaha. Aman jaya deh aku tinggal nunggu di kantor doang lol.

*di-judge ibu-ibu se-nusantara disuruh kembali ke rumah*

Oiya pelengkap sedikit ihwal milestone anak 3 tahun selain urusan sosial. Harus udah bisa lompat maju, lompat mundur, dan bangkit satu kaki! Bebe mah udah bisa banget ya, anaknya nggak bisa kayanya jalan dengan kalem tanpa dibumbui lari sambil lompat-lompat. Berdiri satu kaki juga bisa.

Kata mbak Diana, ini akan kuat sama perkembangan otaknya di masa depan. Anak yang gagal melompat ketika balita, akan punya kesulitan berpikir atau kemampuan intelektual yang berbeda dibanding anak yang bisa melompat ketika balita.

HMMM APAKAH AKU KURANG MELOMPAT YA SAAT KECIL SEHINGGA TIDAK BISA KULIAH DI AMERIKA?

Oke deh, demikian laporan psikolog kali ini. Konsul psikolog terakhir nih di daycare huhu. Tiga bulan ke depan supaya bisa share dengan psikolog di daycare gres ya!

Selamat hari Rabu!

-ast-

JANGAN LUPA IKUTAN GIVEAWAY AKU YA! HADIAHNYA BALANCE BIKE! INFO KLIK DI SINI!

Posting Komentar