Sassythursday Ft Gesiwinditalk: #Teamrealistis
Sering nggak sih dulu pas SD ada temen yang datang nelungkupin muka ke meja, ditumpu tangan terlipat kemudian ... nangis?
ITU BUKAN SAYA. Saya gres mulai nangis di sekolah pas Sekolah Menengan Atas (OH HORMONES), tapi tetep sebenernya saya terlalu aib terlihat lemah. Kenapa? Kalau berdasarkan BuzzFeed itu sebab saya masuk ke dalam kategori "people with no feelings" 😂
Baca yang lain di sini: #TeamRealistis atau #TeamMelankolis?
Pada pernah coba personality test Myers–Briggs Type Indicator nggak? Kalau belum sanggup coba tes di sini: https://www.16personalities.com/
Hasil saya nggak mengejutkan, ENTP dengan yes T-nya itu 90% thinking, 10% feeling. *prok prok prok* *slow clap* 👏👏👏
Orang ENTP ini disebut The Debater. Kami sanggup berdebat dan berargumen selama tidak debat bersama orang tolol, sori, selama orang diajak debat juga pakai data dan argumen dengan latar belakang yang jelas.
ENTP selalu percaya diri sebab kami tahu persis apa yang kami ucapkan. ENTP tahan di-judge, selalu mempertahankan pendapat, selalu bersedia serta tidak takut mengungkapkan pendapatnya meskipun ini membuatnya dimusuhi semua orang. Sounds familiar, eh?
Being so rational, ENTPs often misjudge others feelings and push their debates well past others’ tolerance levels. People with this personality type don’t really consider emotional points to be valid in such debates either, which magnifies the issue tremendously.Ya, saya orangnya rasional banget, semua harus ada klarifikasi logisnya, semua harus berdasar data dan fakta. Atau jikalau berdasarkan istilah orang-orang di sekitar saya, saya orangnya realistis, praktis, nggak mau ribet, nggak suka basa-basi. #TeamRealistis.
Dulu, sebelum tau soal urusan personality ini, saya suka males sama orang yang drama. Apa sih hidup kok disusah-susahin? Kalau pun susah, ya disimpen sendiri lah! Saya malas menyebarkan feeling saya, saya malas menyebarkan emosi sebab untuk apa? Realistis ajalah. *here we go, logic*
Makanya saya nggak pernah ngeluh di sosmed, nggak pernah drama, nggak pernah upload kesedihan, nggak pernah share kesusahan, nggak mau orang tau jikalau saya sakit.
Dulu saya selalu judge mereka yang upload hal murung di socmed sebagai drama queen. Sekarang saya gres mengerti bahwa itu sanggup terjadi sebab orang menanggapi "feeling" mereka dengan cara yang berbeda-beda.
Ada yang menyerupai saya yang selalu mencoba menghindari hal-hal menyerupai itu sebab saya tidak suka dikasihani. Saya akan merasa sangat awkward jikalau harus bikin status sedih-sedih kemudian dikomentari orang. Kalau contohnya saya sakit terus saya chat di group kantor kemudian temen-temen kantor pada bilang "cepet sembuh yaaa" itu saya rasanya awkward sekali. Entah kenapa.
Saya bahkan hide semua tanggal ulang tahun saya di semua sosial media. Biar apa? Biar dikit yang ngucapin ulang tahun. Saya malaassss diucapi selamat ulang tahun oleh orang yang tidak saya kenal dekat.
Pas lahiran juga saya nggak bikin pengumuman "Telah lahir putra pertama kami blablabla" sebab saya malas diselamati hahahahaha. Saya juga malas dijenguk, beneran deh. Call me weird but it's true!
Banyak lah orang yang dibilangin "selamat yaaa" atau "cepet sembuh yaaa" jadi semangat. Kalau saya justru lebih semangat jikalau didiemin aja. Bingung nanggepinnya. Asli.
Iya iya ngerti ngasih selamat itu doa dan jenguk artinya sayang dan perhatian tapi untuk orang tanpa perasaan kaya saya, it's hell. Harus basa-basi berjam-jam padahal jaitan masih ngilu plus kurang tidur itu hell on earth banget. Hence this post, postingan marah-marah abis lahiran lol.
Sialnya, ini juga berlaku sebaliknya.
Iya, berlaku jikalau orang tiba-tiba nangis atau curhat sama saya. Saya nggak tahu harus gimana. Saya akan awkward dan mau kabur aja rasanya.
Ada yang menyerupai saya yang selalu mencoba menghindari hal-hal menyerupai itu sebab saya tidak suka dikasihani. Saya akan merasa sangat awkward jikalau harus bikin status sedih-sedih kemudian dikomentari orang. Kalau contohnya saya sakit terus saya chat di group kantor kemudian temen-temen kantor pada bilang "cepet sembuh yaaa" itu saya rasanya awkward sekali. Entah kenapa.
Saya bahkan hide semua tanggal ulang tahun saya di semua sosial media. Biar apa? Biar dikit yang ngucapin ulang tahun. Saya malaassss diucapi selamat ulang tahun oleh orang yang tidak saya kenal dekat.
Compliments make you super awkward because you have no idea how to take them.Saya merasa sangat awkward diberi perhatian sama orang lain hingga nggak bilang-bilang nikahan dan lahiran. Nikahan nggak bilang-bilang sebab selain awkward dan sayang uangnya, sebagian alasan lainnya adalah, saya malas basa-basi dengan orang yang nggak saya kenal dan saya nggak mau bikin orang repot-repot dateng ke nikahan saya.
Pas lahiran juga saya nggak bikin pengumuman "Telah lahir putra pertama kami blablabla" sebab saya malas diselamati hahahahaha. Saya juga malas dijenguk, beneran deh. Call me weird but it's true!
Banyak lah orang yang dibilangin "selamat yaaa" atau "cepet sembuh yaaa" jadi semangat. Kalau saya justru lebih semangat jikalau didiemin aja. Bingung nanggepinnya. Asli.
Iya iya ngerti ngasih selamat itu doa dan jenguk artinya sayang dan perhatian tapi untuk orang tanpa perasaan kaya saya, it's hell. Harus basa-basi berjam-jam padahal jaitan masih ngilu plus kurang tidur itu hell on earth banget. Hence this post, postingan marah-marah abis lahiran lol.
You have no clue how people can be so open with their feelings, when you’re constantly avoiding yours.Ini menjawab kenapa saya sedikit sekali punya teman. SEDIKIT SEKALI. Karena buat saya, semakin sedikit sahabat saya, semakin sedikit pula orang yang harus saya jaga perasaannya. Menjaga perasaan orang lain itu prioritas nomor sekian dalam hidup, apalagi jikalau orangnya kurang penting. Belum lagi harus jaga perasaan keluarga teman-teman kita, lah jikalau bapaknya korupsi terus gimana dong susah banget mau bikin status benci korupsi juga.
Sialnya, ini juga berlaku sebaliknya.
Iya, berlaku jikalau orang tiba-tiba nangis atau curhat sama saya. Saya nggak tahu harus gimana. Saya akan awkward dan mau kabur aja rasanya.
Ada temen kantor saya yang sanggup lembutttt banget sama orang. Kalau ada yang murung sebab suatu hal contohnya ia akan rangkul, pegang tangannya, dipeluk. Saya? Bengong, awkward, menghindar. Nggak tau harus ngapain.
*ingat, feeling saya hanya 10% lol*
Di satu sisi saya bahagia sebab saya bukan daerah curhat orang-orang. Buat saya, menjauh dari segala hal yang bersifat emosional itu menenangkan. Saya bukan tipe orang yang sering dicurhati orang kaya Gesi atau Nahla gitu sebab orang males kali deh curhat sama saya terus saya jawabnya yes or no doang.
Misal ada orang nggak dikenal curhat:
"Mba kenapa ya saya susah sekali untuk mulai nulis blog? Saya butuh semangat"
Jawaban instant versi saya: "Oohhh duh, gimana yaaa"
*kemudian mikir keras harus bilang apa lagi yang sanggup menyemangati orang itu* *dua hari kemudian* *lupa bales kelamaan mikir*
Jawaban instant versi Gesi atau Nahla: "wah ayo semangat mba, niscaya sanggup kok, mungkin butuh waktu khusus blablabla"
*jawaban motivator penuh semangat dan mengembalikan kepercayaan diri orang lain*
Sumpah gue nggak talenta sama sekali jadi motivator. -_______- Mba Windi juga dijamin jawabnya akan sekadar "OH, OKE SIP!" LOL
Kecuali yang curhat yakni temen deket yang saya tau persis latar belakang hidup ia dan ia nggak akan tersinggung jikalau saya ngomong apa adanya.
(Baca: Tentang Berteman)
Maka dari itu, saya sering banget dibilang judes, dibilang heartless udah biasa saking jikalau ngomong ya apa adanya sesuai realita. Nggak mikirin perasaan orang. Sebenernya bukan nggak mikirin tapi nggak kepikiran sebab keburu menyebutkan fakta duluan. I only speak the truth and sometimes, truth hurts.
Nah tapi kadang saya sanggup mellow parah gitu dan itu biasanya sebab PMS. Kalau udah nggak ngerti kenapa saya mendadak drama, nah saya biasanya cek aplikasi iPeriod dan voila! paling 3-4 days remaining gitu hingga saya mens lol. Bahkan orang paling realistis pun kalah sama hormon. 😪 Saya hingga punya tag sendiri namanya "tentang hidup" jikalau dibuka isinya postingan emosional jawaban PMS semua. 😂
Makara gimana? Masa nggak punya perasaan banget? Nggak pernah nangis?
Nangis dong SAMA JG TENTU SAJA hahaha. Lemah banget depan JG mah tidak berdaya, manja luar biasa lol, nangis terossss. Tapi di depan orang lain saya awkward jikalau harus lemah, saya selalu menunjukkan saya pribadi yang kuat. Sama keluarga aja saya nggak pernah mau bikin khawatir, selalu kuat, selalu jadi orang yang ambil keputusan.
Sisi melankolis saya cuma di urusan pacaran sih 😂. Biasanya people with no feelings benci menye-menye tapi saya sukaaaa. Cuddling yakni hobi. Hahahaha. Deep down inside, saya melankolis, sama orang tertentu aja tapi hahaha.
*ingat, feeling saya hanya 10% lol*
Di satu sisi saya bahagia sebab saya bukan daerah curhat orang-orang. Buat saya, menjauh dari segala hal yang bersifat emosional itu menenangkan. Saya bukan tipe orang yang sering dicurhati orang kaya Gesi atau Nahla gitu sebab orang males kali deh curhat sama saya terus saya jawabnya yes or no doang.
Misal ada orang nggak dikenal curhat:
"Mba kenapa ya saya susah sekali untuk mulai nulis blog? Saya butuh semangat"
Jawaban instant versi saya: "Oohhh duh, gimana yaaa"
*kemudian mikir keras harus bilang apa lagi yang sanggup menyemangati orang itu* *dua hari kemudian* *lupa bales kelamaan mikir*
Jawaban instant versi Gesi atau Nahla: "wah ayo semangat mba, niscaya sanggup kok, mungkin butuh waktu khusus blablabla"
*jawaban motivator penuh semangat dan mengembalikan kepercayaan diri orang lain*
Sumpah gue nggak talenta sama sekali jadi motivator. -_______- Mba Windi juga dijamin jawabnya akan sekadar "OH, OKE SIP!" LOL
Kecuali yang curhat yakni temen deket yang saya tau persis latar belakang hidup ia dan ia nggak akan tersinggung jikalau saya ngomong apa adanya.
(Baca: Tentang Berteman)
Maka dari itu, saya sering banget dibilang judes, dibilang heartless udah biasa saking jikalau ngomong ya apa adanya sesuai realita. Nggak mikirin perasaan orang. Sebenernya bukan nggak mikirin tapi nggak kepikiran sebab keburu menyebutkan fakta duluan. I only speak the truth and sometimes, truth hurts.
Nah tapi kadang saya sanggup mellow parah gitu dan itu biasanya sebab PMS. Kalau udah nggak ngerti kenapa saya mendadak drama, nah saya biasanya cek aplikasi iPeriod dan voila! paling 3-4 days remaining gitu hingga saya mens lol. Bahkan orang paling realistis pun kalah sama hormon. 😪 Saya hingga punya tag sendiri namanya "tentang hidup" jikalau dibuka isinya postingan emosional jawaban PMS semua. 😂
Makara gimana? Masa nggak punya perasaan banget? Nggak pernah nangis?
Nangis dong SAMA JG TENTU SAJA hahaha. Lemah banget depan JG mah tidak berdaya, manja luar biasa lol, nangis terossss. Tapi di depan orang lain saya awkward jikalau harus lemah, saya selalu menunjukkan saya pribadi yang kuat. Sama keluarga aja saya nggak pernah mau bikin khawatir, selalu kuat, selalu jadi orang yang ambil keputusan.
Sisi melankolis saya cuma di urusan pacaran sih 😂. Biasanya people with no feelings benci menye-menye tapi saya sukaaaa. Cuddling yakni hobi. Hahahaha. Deep down inside, saya melankolis, sama orang tertentu aja tapi hahaha.
Gimana sih katanya situ extrovert?
Iya saya bahagia ngobrol, bahagia basa-basi, tapi sama orang yang nggak saya kenal. Orang yang cuma sekali saya temui. Ya itu tadi, driver taksi online, mbak-mbak yang antri sama-sama. Saya ajak obrol mereka bukan sebab saya mau berteman, tapi sebab pengen ngobrol aja. Kalau lanjut jadi teman, eerrr, what about no?
LOL.
Lagi jikalau orangnya nyebelin kan sanggup pribadi kita tinggalin detik itu juga. Semakin renta saya lebih menentukan menghabiskan energi untuk orang-orang yang penting buat hidup saya. Jadinya malah kadang terlihat heartless sama orang lain yang kurang akrab. Ya maap, waktu saya sedikit, saya ingin habiskan dengan orang yang benar-benar penting. 💗
Iya saya bahagia ngobrol, bahagia basa-basi, tapi sama orang yang nggak saya kenal. Orang yang cuma sekali saya temui. Ya itu tadi, driver taksi online, mbak-mbak yang antri sama-sama. Saya ajak obrol mereka bukan sebab saya mau berteman, tapi sebab pengen ngobrol aja. Kalau lanjut jadi teman, eerrr, what about no?
LOL.
Lagi jikalau orangnya nyebelin kan sanggup pribadi kita tinggalin detik itu juga. Semakin renta saya lebih menentukan menghabiskan energi untuk orang-orang yang penting buat hidup saya. Jadinya malah kadang terlihat heartless sama orang lain yang kurang akrab. Ya maap, waktu saya sedikit, saya ingin habiskan dengan orang yang benar-benar penting. 💗
Enaknya jadi orang realistis adalah, nggak mudah tersinggung sama omongan orang. Nggak mudah masukin hati omongan orang. Nggak mudah baper, apalagi jikalau memang benar hahahaha.
Kalau ada orang komen nyelekit tapi benar, saya biasanya "oh gitu ok". Tapi jikalau kaya Nahla gitu biasanya "dia kenapa? ia salah apa sama aku?" HAAHAHAHAHA. Nggak salah apa-apa sih kan cuma nyebut fakta lol.
Kamu termasuk yang mana? #TeamRealistis bersama saya dan Mba Windi atau #TeamMelankolis bersama Nahla dan Gesi?
Kamu termasuk yang mana? #TeamRealistis bersama saya dan Mba Windi atau #TeamMelankolis bersama Nahla dan Gesi?
-ast-
Posting Komentar