Puisi Cinta Era Lalu
Siapa yang suka nulis puisi? SAYAAAAA!
Dulu saya anaknya nulis puisi banget, terpengaruh siapa lagi lah selain geng Cinta. Geng Cinta jadi dampak besar dalam hidup hingga waktu Sekolah Menengan Atas saya pernah bikin puisi satu halaman dan baca di radio!
Kaprikornus kegiatan apa ya namanya lupa, pokoknya kegiatan di mana jikalau kau anak sekolah dan punya bakat, kau boleh tampil dan siaran gitu. Dipandu sama penyiarnya dan saya pun baca puisi. Dih lupa banget puisi apa dan di mana sekarang, sebel padahal ingin tau hahahaha.
Baca yang lain:
Terus ya udah bikin puisi mulu random, awalnya tulis tangan, terus ditulis di notes hp Nokia 6600, terakhir di notes Blackberry. Dan ternyata saya cuma dapat bikin puisi jikalau lagi galau. 😂😂😂
Iya entah kenapa kegalauan melahirkan kekuatan dalam menentukan dan merangkai diksi. Makanya pas pacaran dan LDR sama JG produktip banget bikin puisi. Pas nikah? Yaelah males amat. Niat pun tak ada. 😂😂😂
Monmaap jikalau ada kata-kata geografi macam Selat Sunda alasannya dulu JG pernah ditempatkan di Lampung usang sekali. Alasan yang masuk nalar untuk nulis puisi kan? KAN? KAANNN? Pun pendek-pendek alasannya itu pas zaman semua orang puisian di Twitter. Kangen amat socmed tanpa politik.
Puisi-puisi ini nggak pernah dipublikasikan. Mentok JG doang yang baca. Ini pertama kalinya, entah berdasarkan orang lain bagus atau nggak. Apa layak disebut puisi apa nggak. Saya nggak terlalu paham juga sebenernya sih urusan puisi ini. Cuma pengen ngasih warta aja jikalau saya juga dapat loh (dulu) nulis mellow mendayu, bukan cuma teriak-teriak curhat aja. Hahahaha.
Enjoy!
Warning: Cheesiness scale: 10 out of 10. 😂😂😂
BOOM! 💣💣💣
Kaget nggak? Hahahaha. Yang mau ketawa silakan, yang enek dan mau muntah silakan loh. Masa muda ialah masa-masa paling layak ditertawakan, apalagi muda dan LDR lolol.
Udah itu aja. Yang mau share puisi lamanya juga boleehhh. Kalau sudah berlalu, mari kita tertawakan bersama. Kalau belum berlalu, sini tante pukpuk. Semua akan berlalu kok. ❤️
resah. gelisah. gundah.
lelah. marah.
panah. arah. darah.
merekah nikmat. lamat-lamat.
berat. hasrat. biar luka ini kubebat.
meski cacat.
Jarak dibatasi selat. Hati dibatasi rindu. Aku bangun tapi tak menapak bumi. Aku berjalan tapi menjejak kekhawatiran. Aku duduk dan tertunduk. Sedih tapi sudah tak dapat menangis.
Cepat pulang, sayang. Berpeluk menghabiskan malam. Bercerita tanpa terbatas sinyal yang kadang gila. Bercium yang bukan titik dua dan tanda bintang.
Kau minta saya beralasan. Alasan mencintaimu yang niscaya berujung pujian. Tapi sebenarnya tiap kalimat kebanggaan niscaya mempunyai kebalikan. Maka dengan itulah mencintaimu tak pernah butuh alasan.
Angka memaksa kita mengukur. Membuat jarak jadi punya makna. Apa gunanya jikalau rindu ini tetap sama?
Membayangkan terpuruk ke pelukanmu kala mengantuk. Tanpa harus menyadari jikalau saya hanya terduduk. Sendiri mencicipi rindu yang menusuk dan kosong yang merasuk.
Sejauh raga terpisah selat sunda tapi hati terus dipaut oleh rindu yang menghitung mundur waktu. #BaladaLDR
Seperti danau dihiasi bangau, taman bunga anggun berumput hijau limau, suaramu parau dan tak henti meracau: Ini saya yang rendah hati. Cinta kau setengah mati. TITIK.
Seperti ucapmu ihwal pertanyaan ‘sudah makan belum?’ yang tidak pernah begitu sederhana, bagiku 'titik dua dan kurung tutup’ darimu pun selalu dipenuhi tanda tanya.
Adalah kau di kota itu. Kota di mana mentari terpaksa besar kepala supaya dapat hadir di antara awan abu-abu. Apakah kau tahu bahwa rinduku memilihmu?
BOOM! 💣💣💣
Kaget nggak? Hahahaha. Yang mau ketawa silakan, yang enek dan mau muntah silakan loh. Masa muda ialah masa-masa paling layak ditertawakan, apalagi muda dan LDR lolol.
Udah itu aja. Yang mau share puisi lamanya juga boleehhh. Kalau sudah berlalu, mari kita tertawakan bersama. Kalau belum berlalu, sini tante pukpuk. Semua akan berlalu kok. ❤️
-ast-
Posting Komentar