Gara-Gara Susu Racun
Duh ini kenapa Seninnya tau-tau udah jam setengah 6 aja. Saya lagi melongo doang ini nunggu dijemput alasannya nggak bikin blogpost apa-apa hahaha. Harus banget nih Senin nulis? Cerita random aja semoga ya?
*BIARLAH BLOG JUGA BLOG GUE LOL*
Pengen dongeng Sabtu kemarin waktu dateng ke parents meeting di sekolah Bebe. Pembicaranya kuliah montessori di Kanada. Lulus kuliah beneran jadi guru Taman Kanak-kanak montessori juga di Kanada. Dia bicara soal dasar montessori selama 2 jam lebih, plus ada praktiknya juga.
Satu hal, orangnya negatif. T_____T
Oke mungkin bukan orangnya, tapi pemilihan kata-katanya. Saya yang tadinya semangat mau share kesudahannya di sini jadi drop gitu alasannya yaaa, ngerasa nggak satu frekuensi aja sama beliau. Kaprikornus mau share juga nanggung hahaha.
Salah satu topiknya itu wacana gimana masakan juga dapat ngaruh sama kualitas anak (iyalah ya anak kurang gizi gimana dapat konsen di sekolah kan). Dia minta satu pola susu yang biasa diminum anak. Standar bawah umur minumnya si susu kotak kecil dong ya, dikasih lah satu kotak susu itu ke dia. Terus dia ngitung gulanya ada 9 gram dalam satu kemasan rasa coklat.
(Baca: Selepas ASI, Apa Anak Harus Minum Susu?)
Dia bilang 9 gram itu sekian sendok teh, dikali berapa kotak yang diminum anak maka anak makan gula sekian sendok teh sehari. Quote-nya kurang lebih gini:
"Kita nggak tahu gula jenis apa yang dikasih. Anaknya jadi aktif banget kan? Kalian cuma kasih racun ke anak kalian."
TITIK. ASLI NGGAK ADA PENJELASAN APA-APA LAGI SOAL SUSU.
AND WOW GIRL, RACUN IS A STRONG WORD.
Saya colek JG terus JG bisik "kalemmm, terserah dia lah mau ngomong apa"
Iya sih tapi aku beneran heran deh. Maksudnya dia ngomong di lembaga terbuka, nggak dapat gitu ngomongnya positif? Ngomong gini kan bisa.
"Kita nggak tahu gula jenis apa yang dikasih. Anaknya jadi aktif banget kan? Tandanya terlalu banyak mengkonsumsi gula. Efek sampingnya lalalalala"
MENGAPA RACUN? Apakah benar ada anak yang keracunan sehabis minum susu kotak?
HHHH. Mungkin sayanya lagi mens jadi kesel, tapi beneran deh, dia pikir dia dapat ngasih semangat ke ibu-ibu sehabis DIA JUDGE NGASIH RACUN ke anak?
Kenapa ya ada orang-orang yang jikalau ngomong soal parenting itu seolah dia paling bener sedunia dan ibu lain hanya meracuni anaknya? Dan emang kenapa jikalau anak aku aktif toh aku nggak ngeluh juga. Toh aku hepi punya anak aktif alasannya aku nggak mau punya anak pendiam.
OH TERUS SEBELUM ITU DIA BILANG GINI *tiba-tiba inget*
"Makanya ASI itu penting banget alasannya itu bonding ibu dan anak. Kalau ibunya nggak kasih ASI, jangan salahin jikalau di masa depan anak nggak sayang sama ibunya"
O________O
Gila di dunia konkret mata aku udah super melotot hingga mangap banget. Itu jahat banget banget banget. Kenapa dia begitu, apa dia nggak tau jikalau banyak anak adopsi yang sayang banget juga sama orangtua angkatnya padahal YA JELAS NGGAK DIKASIH ASI. Judgmental banget sih nggak ngerti deh ijk.
(Baca: Untuk Kalian Ibu-ibu yang Baru Melahirkan Anak Pertama)
Tapi aku sama JG nggak mau memicu keributan kan jadi ya udah kami diam. Saya BERUSAHA membisu sih sebenernya alasannya JG mah nggak kesel-kesel amat kayanya hahaha. Biasalah suami-suami kan suka menanggapi segala sesuatu dengan lebih hening ya padahal mah istrinya udah nangis bombay. Hormon itu mah gengs. #kalem
Terus ada beberapa lagi lah kalimat dia yang negatif cuma kepanjangan jikalau diceritain semua.
Abis acara, aku diskusi sama JG dan setuju jikalau pembicara kaya gini sih emang harus 100% ideal dong ya, kan tugasnya dia emang ngasih tau mana yang "benar" berdasarkan ilmu yang dia punya. Urusan diterapkan atau nggak kan keputusan kita sendiri. Tapi tetep aja aku rolling eyes sama pemilihan kata-kata dia huhuhu.
*
Intinya *narik nafas* tolonglah hormati keputusan ibu-ibu lain. Kalian tim susu atau tim kibulan susu, ya jangan jadi nyalahin keputusan satu sama lain. Oh anak lo nggak minum susu, OK! Oh anak lo minum susu 10 kotak sehari, OK JUGA!
Ya okelah, kenapa nggak sihhhh. Karena faktor penentu kan banyak ya, yang nggak minum susu ya belum tentu jadi lebih pinter dibanding anak yang minum susu. Nggak dapat lah lo tarik kesimpulan gitu aja. Yang narik kesimpulan kaya gitu niscaya belum baca blogpost aku soal si neng A deh. *KEMBALI KE DIA LOL*
Kalau lo berhasil ASI 2 tahun ya udah hebat, jikalau lo nggak ngasih ASI sama sekali alasannya udah perjuangan tetep nggak keluar YA UDAH HEBAT JUGA. Kalau anak lo santai nggak pernah tantrum, ya udah hebat. Kalau anak lo tantrum di mall terus lo sabar nungguin dia selesai marah, YA UDAH HEBAT JUGA.
Kalau lo berhasil pake popok kain selamanya dan mampu basuh sendiri tanpa punya mbak ya udah hebat. Tapi jikalau lo nyerah di hari kedua dan pribadi pake pospak YA MASA NGGAK HEBAT? Kenapa ukuran andal apa nggak diukur dari hal-hal kaya gitu sih? Ibu yang ngasih yang terbaik itu ibu yang hebat!
Iya pada dasarnya semua ibu yang berusaha itu hebat! Jangan dengerin apa kata ibu-ibu lain yang sok paling tepat ya! Biar aja kita nggak sempurna, yang penting kita senang dan anak kita sehat sentosa!
Dan ya jikalau pun Bebe nggak dapat jadi astronot kerja di NASA alasannya aku kasih gula di susu 5 kotak sehari YA NGGAK APA-APA LAH. Kita selalu ingin anak kita jadi yang terbaik, tapi yang paling penting itu jadi orang baik. Dan minum susu tidak akan mengubah dia jadi orang jahat kan?
And speaking of racun, duile zaman kini jikalau gula di susu anak yang terang diawasi BPOM aja dibilang racun gimana masakan lain ya nggak? Hahaha. Apa coba zaman kini yang nggak racun dan nggak mengakibatkan kanker? Sayur aja harus organik jikalau mau beneran bebas pestisida mah. Mahal ya buibu.
Ok I'm sorry for the rant.
Anggap aja reminder untuk senantiasa tidak kritik keputusan ibu-ibu waras lain. Semoga Seninnya tidak jadi lebih jelek ya!
Thank you!
-ast-
PS: I googled her and found nothing. Kayanya doi emang cuma praktisi aja dan jadi konsultan deh nggak pernah jadi pembicara di mana-mana. Ilmunya sih lancar banget ngelotok cuma yaaa, semoga ada yang kasih beasiswa untuk public speaking ya. Aamiin.
Posting Komentar