Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

#Sassythursday: Rasisme



Gue nggak tahu jikalau sekolah di kota lain tapi belum dewasa sekolah di Bandung itu sadar ras sekali. Minimal kita punya teman dengan panggilan "Jawa" kan alasannya ia bukan orang Sunda?

Gue punya. JG juga.

Tapi dulu rasanya tak terpikir sama sekali bahwa itu yaitu hal rasis. Entah kami yang terlalu polos atau alasannya si "Jawa" pun tampaknya tidak murka atau kesal menerima julukan itu.

Poinnya adalah, kita dengan gampang menjuluki orang lain menurut rasnya dan kenapakah kita harus membeda-bedakan orang menurut ras?

Baca punya Nahla:

Entahlah mungkin naturalnya memang menyerupai itu. Kita merasa kita sama kemudian ketika kita menemukan seseorang dengan logat bicara yang berbeda, kita lantas tertarik dan lahirlah julukan yang rasis itu.

Masalahnya di mana? Mungkin bahwasanya tidak ada, tapi hal-hal menyerupai ini rawan menimbulkan perpecahan. Karena bisa saja orang minoritas itu menjadi tidak nyaman dan jadi timbul gesekan-gesekan yang sebenernya nggak perlu jikalau aja becanda ras itu nggak dilakukan.

Gue jadi inget temen yang orang Papua. Kulitnya hitam, rambutnya keriting. Seiring berjalannya waktu ia merawat diri dan mengubah kulitnya menjadi putih. Jauh lebih putih dibanding kulit orisinil Papua. Ia juga meluruskan rambut.

Kami dulu belakang layar men-judge ia alasannya "why are you trying so hard to be a javanese?" Sekarang sesudah dipikir-pikir, mungkin ia hanya "trying to fit in" alasannya jadi beda itu tidak mudah. Mungkin banyak ketidaknyamanan yang ia dapatkan dengan warna kulit aslinya sehingga ia berusaha jadi sama dengan orang-orang di sekitar dia.

Kasihan ya. :(

Tapi gue sendiri bisa dibilang beruntung alasannya ketika Nahla muncul dengan inspirasi menulis soal rasisme ini, gue sama sekali nggak tahu harus menulis apa. Gue gres sadar itu ternyata alasannya gue nggak terpapar soal rasisme. Gue nggak hidup di lingkungan yang begitu kolot dan membeda-bedakan orang menurut rasnya. Tapi gue tau, masih banyak daerah di negeri ini yang rasis sekali

Ditambah lagi dengan judgment rasis menyerupai "galaklah, batak sih!" atau "pelit banget sih kaya orang cina!". Well, orang galak nggak mesti batak dan orang pelit ada di setiap suku dan ras sih. Kenapa harus dikotak-kotakkan?

Kantor gue, perbedaan itu kerasa banget dan kami hidup berdampingan. Berbagai agama ada, yang tidak beragama ada, orang Jawa, Padang, Cina, hingga setengah Indonesia dan bukan orang Indonesia pun banyak. Hal-hal menyerupai ini tidak pernah jadi topik dialog and it's a good thing.

Buat kalian yang masih terima perlakuan rasis, ayo bersuara! Kalau ada yang becanda bawa-bawa ras dan kalian tersinggung, ayo bersuara! Minimal bilang aja "eh jangan rasis dong!" Karena mungkin aja si orang itu nggak sadar jikalau rasisme bisa menciptakan orang lain tersinggung. Mungkin ia menganggap itu biasa.

Dan dunia dikala ini lagi melek banget loh soal hal-hal menyerupai ini, thanks to Donald Trump yang rasis melulu orang jadi terbukakan matanya.

Hermione aja hingga berubah warna kulit jadi hitam saking di film-film Harry Potter sebelumnya, orang kulit hitamnya dianggap terlalu sedikit. Emoji aja bisa pilih warna kulit alasannya kenapa nggak? Kenyataannya nggak semua orang di dunia ini kaukasian kok.

BuzzFeed dan Cosmopolitan dong yang tercanggih. Mereka bikin artikel review lipstik dengan aneka macam warna kulit. Karena ya masa bikin artikel review satu warna lipstik tapi yang nyoba cuma orang kulit putih? Yang kulitnya coklat dan hitam juga ingin tahu dong gimana warna itu di kulit mereka.

Keren ya!

Apalagi ya? Ngantuk sih lolol. Cerita dong, ada yang pernah diperlakukan rasis?

PS: Setelah baca punya Nahla gue gres sadar jikalau hal rasis yang paling gue liat yaitu soal Ahok. Tapi yah, kasian banget sama yang masih teriak-teriak Ahok nggak layak jadi gubernur alasannya ia Cina. Kasian alasannya nggak bisa cari kekurangannya hingga teriak hal yang sebenernya nggak ada hubungannya dengan kemampuan jadi gubernur. Enough said. :)

-ast-

Saya bagi-bagi freebies loh! Quote untuk pajangan yang siap di-print dan dimasukkan ke dalam frame. Cek di sini yaaa: FREE PRINTABLE. Jangan lupa juga nonton video ahad ini, Get to Know Me Tag with KG & AST. Videonya ada di bawah postingan ini. :)

Tips Persiapan Tes Toefl Dan Ielts

[SPONSORED POST]



Kalau ngomongin tes TOEFL dan IELTS, saya punya satu penyesalan. Kejadiannya lima tahun lalu. Waktu itu, saya gres lulus kuliah dan memutuskan keluar dari pekerjaan pertama lantaran saya kerja bukan di bidang yang saya suka. Waktu itu kerja jadi sekretaris di perusahaan Korea sementara passion saya selalu menulis dan hal-hal kreatif lainnya.

Terus lantaran saya masih muda *EHM*, jadi nothing to lose, cuma kerja 6 bulan terus keluar, nggak peduli nggak bergaji yang penting senang hahahaha. Terus lantaran keinginan saya yaitu kuliah di luar negeri, saya pun mempersiapkan diri. Saya cari tau info-info beasiswa, cari-cari sekolah dan mikirin jurusan, hingga nemu beberapa kampus yang jadi incaran. Dan mereka mensyaratkan TOEFL IBT. Beda loh sama TOEFL biasa yang bukunya banyak beredar di toko buku.

Karena saya kalau ingin sesuatu itu niscaya niat, saya kemudian ambil private course preparation test untuk TOEFL IBT yang ternyata susahnyaaaa. Jauh lebih susah dari TOEFL paper based. Dua bulan penuh, seminggu 3 kali saya les private di sebuah kawasan les bahasa Inggris di Bandung. Saya selesaikan les dengan baik, nilai dari try out saya selama les sebetulnya cukup untuk daftar sekolah, tapi ...

*senyum nanar mengenang masa lalu*

Sebentar, apa itu TOEFL IBT?

TOEFL mah udah pada tau lah ya TOEFL itu Test of English as a Foreign Language alias tes untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggris kita. Nah TOEFL ini ada dua macam, paper based dan internet based test (IBT).

Paper based itu tes TOEFL yang tidak online, banyak forum yang menyelenggarakan tes TOEFL dengan biaya beragam, rata-rata dari Rp 400-600ribu. Soal yang harus dikerjakan pakai kertas aja yang dibagikan, yaiyalah namanya juga paper based.

Nah yang saya ikut preparationnya itu yang internet based alias tesnya online! Kaprikornus kita daftar tes, kemudian akan dikasih agenda tes, dan kemudian tiba untuk mengerjakan tesnya. Online kerasa berat banget lantaran nggak bisa lewat dulu untuk ngerjain soal yang lain. Per sesi ada break dulu tapi tetep aja panik, satu kali tes bisa menghabiskan waktu 4 jam. Cukup bikin panik sih makanya niat banget ambil preparation course dulu. Karena ada lohhh yang santai dan cuma mencar ilmu sendiri di rumah hahaha.

TOEFL IBT ini lebih mahal dari yang paper based. Biaya tesnya hingga USD 180 alias Rp 2juta lebih kalau pake kurs sekarang.

Ini sebabnya, sayang banget kalau mau ambil tes IBT tapi kurang persiapan. Padahal nilai TOEFL dan IELTS itu penting loh. Selain untuk cari beasiswa dan daftar sekolah, banyak juga perusahaan yang pasang nilai minimum TOEFL dan IELTS untuk calon karyawannya *melirik kantor sendiri lol*.

Apa bedanya TOEFL dan IELTS?


Beda tes TOEFL dan IELTS ada di cara penyelenggaraan dan sistem penilaiannya. TOEFL biasanya digunakan untuk tes universitas di luar negeri, beasiswa, penerima sertifikasi internasional, atau murid dan karyawan yang sedang mengajukan visa studi dan visa kerja. Sedangkan IELTS atau International English Laguage Testing System merupakan standardisasi tes keahlian bahasa Inggris di seluruh dunia. IELTS merupakan tes bahasa Inggris paling terkenal di dunia untuk studi, bekerja, dan migrasi ke luar negeri. Keduanya dijadikan standard internasional dalam hal menilai kemampuan bahasa Inggris seseorang untuk banyak sekali keperluan.

Nah lantaran mahal, jadinya persiapan pun harus sebaik mungkin dong! Masa mau keluar uang lebih dari 2juta terus ngerjain tes asal-asalan dan nilainya kecil. Percuma dong nanti nggak bisa digunakan juga.

Jadi di sini saya mau kasih beberapa tips untuk mempersiapkan diri tes TOEFL IBT dan IELTS:

- Persiapkan tes TOEFL dan IELTS minimal semenjak sebulan sebelumnya.

- Tonton tayangan berbasis bahasa Inggris atau mendengarkan radio bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan listening.

- Perbanyak kosakata dan gunakan dalam percakapan sehari-hari untuk melatih pronounciation nya.

- Biasakan membaca teks-teks bahasa Inggris yang ditulis oleh akademisi atau jurnal atau surat kabar berbahasa Inggris sebanyak mungkin. Kembangkan teknik scanning dan skimming dalam menemukan isu dengan cepat dan sempurna pada bacaan yang panjang.

- Cobalah menulis esai dalam bahasa Inggris dan minta masukan dari guru atau mereka yang lebih berpengalaman.

- Latihan! Latih diri untuk menjelaskan diri dalam bahasa Inggris, ini untuk membantu kemampuan speaking.

- Belajar intensif dan praktek terus semoga lancar dan tidak gagap melihat bentuk soal yang diujikan.

Kalau dirangkum menurut sesinya, bisa perhatikan tips di bawah ini.

Reading: perhatikan ide-ide utama, ringkasan, isu penting, kalimat penyisipan, kosakata, tujuan retoris dan ilham keseluruhan bacaan.

Listening: pahami ide-ide utama, detail penting, implikasi dan hubungan antara ide-ide. Berlatihlah untuk menjawab hanya dengan sekali mendengarkan.

Speaking: sampaikan ide-ide atau pendapat sesuai dengan topik yang dibahas, dan tidak hanya balasan “ya” atau “tidak”.

Writing: tuliskan ringkasan apa yang menjadi topik pembahasaan, dan terakhir menulis esai. Biasakan untuk selalu mengukur lamanya waktu berlatih.

Nah, kabar baiknya, ada platform gratis loh untuk kalian latihan. Platform ini disediakan oleh English First (EF) yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga penilaiannya bisa sama dengan skor TOEFL atau IELTS. Bisa coba di sini: www.efset.org

Gampang kaannn? Eh nggak ya? Hahahaha. Ya pada dasarnya sarannya akan selalu klasik sih, perbanyak latihan! Manfaatkan platform dari EF untuk mengukur sudah sejauh mana kemampuan kita.

Terus terus, penyesalan saya apa perihal tes ini?


Penyesalannya adalah, hingga detik ini, bertahun-tahun kemudian, saya belum kesampaian ikut tes TOEFL IBT. Sebabnya lantaran dulu saya berpikir ulang, apakah yakin akan diterima beasiswanya? Saya terlalu takut gagal hingga sayang rasanya mengeluarkan uang untuk tesnya sendiri. Padahal kalau nggak dicoba mana tau ya kan?

Dan lantaran maju mundur untuk tes TOEFL, semangat mencari beasiswa dan kuliah di luar negeri pun perlahan-lahan menguap. Kalau dibilang menyesal ya menyesal, kenapa dulu nggak ngotot aja tes dulu dan apply-apply dulu? Tapi alhasil saya diterima kerja di kawasan yang saya suka, menikah, punya anak, and the rest is history. Sampai kini saya resah apakah itu termasuk penyesalan apa bukan? :))))

Kaprikornus kalian yang masih muda-muda, ayo manfaatkan waktu sebaik mungkin. Dunia masih luas, masih banyak yang bisa dijangkau dan diraih. Semangat yaaa!

-ast-

Witch's Pouch Love Me Blusher In Sweet Coral Review


HOLAAAA!

Lama banget nggak nulis beauty ya, saya kan anaknya mood-moodan. Padahal punya banyak barang yang udah dipake dan belum direview. Karena apa? Karena nggak ada waktu foto-fotonya huhu.

Ini pun karenanya saya bawa ke kantor dan saya foto pagi-pagi di kantor. Kali ini saya mau review blush on!

Aku suka banget blush on i can't live without blush on lol. Kalau lagi pake bb cushion, saya biasanya nggak pakai bedak lagi. Biar nggak keliatan terlalu oily, saya pakai blush on. Pakenya dari tulang pipi hingga hidung huahahahah. Makanya blush on dengan warna natural itu penting banget buat aku!

Sebelum beli ini, saya pake Benefit Dandelion dan itu super! Diganti-ganti juga sama Benefit Posie Tint yang juga super! Kalau pake Benefit, kaya semua make up luntur sesudah seharian dan blush on tetep stay pink. Tapi kekurangan Benefit adalah, harganya juga super! HAHAHAHAHAHA. Dan Benefit Dandelion saya udah hit the pan. T____T

Jadilah dimulai pencarian blush on gres yang dapat mirip-mirip Benefit. Punya sih Bourjois Baked Blush Rose Ambre yang dapat stay seharian dan warnanya pigmented banget, tapi saya sayang-sayang alasannya yaitu nyarinya susah. -______- Nggak mahal tapi yang warna itu nyarinya susah banget. Sampai karenanya di Althea (MY ALL TIME FAV KOREAN ONLINE SHOP!) nemu merk namanya Witch's Pouch. Dan murah-murah yaaaa. Beli deh blush on-nya.

*astaga ini pengantar aja panjang bener*

OKE JADI INI DIA.

WITCH'S POUCH LOVE ME BLUSHER IN SWEET CORAL REVIEW.

Pertama kali, pegang first impressionnya, GEDE BANGET. Ini niscaya abadi deh laff. Pas dibandingin itu ukurannya sama kaya BB Cushion-nya Laneige. Packagingnya biasa aja sih kaya apa ya. Nggak kaya apa-apa sih, polos dan gambar topi penyihir untuk menekankan witch-nya. Fontnya juga font penyihir gitu. Dan dari plastik murah yang yaaa ... nggak apa-apa sih toh harganya nggak mahal juga lol.





Di packagingnya tertulis:

"Love me blusher gives natural and sophisticated sensation with high adherence and little flyaway powders that complete contour makeup."


Natural yes, sophisticated sensation saya nggak ngerti maksudnya apa lol, high adherence yaaa mayan lah meski nggak sekuat Benefit, and little flyaway NO. Asli ini powdery banget, fall out-nya banyak.




Ya kan. Itu swatch pake jari sih, jika pake kuas ya dikeprukin dulu la ya atau ditiup-tiup dulu ((( dikeprukin ))). Teksturnya sih halus, tapi banyak yang terbang-terbang kan why yah.

Pas saya coba sapu ke pipi weehhh pigmented banget. Memang tidak bijak menilai pigmentasi blush on hanya dari swatch jari girls. Betapa swatch jari tidak mengatakan performa maksimalnya. -_____-

Waktu pertama kali pake saya jadinya pakenya tebel banget alasannya yaitu saya pede ini bakalan sheer coveragenya. Tapi ternyata nggak lol. Kaprikornus catet ya, pake tipis-tipis aja.

Ada foto saya lagi pake tapi alasannya yaitu warnanya natural banget jadinya nggak nongol di foto. Fotonya di bawah sinar matahari yang bercahaya terperinci pula, makin aja nggak keliatan. Good thing sih buat saya alasannya yaitu tujuannya kan emang cari blush on untuk sehari-hari. Kalau buat difoto atau event sih emang kurang tebel, atau pilih warnanya yang nggak terlalu natural sih harusnya.




AKU SUKAAAAA.




- Gede, 11 gram bayangin aja, Bourjois Baked Blush itu cuma 2,5 gram loh.

- Nggak mahal, yaiyalah apalagi gede lol.

- Pigmented

- Nggak shimmery. Ini dead matte banget sih bayangkan bedak padat warna peach lol.

- Ada brushnya dan brushnya nggak sekasar punyanya Bourjois yang kaya ijuk banget huhu maafkan tapi ini kenyataan. Brush Witch's Pouch ini halus banget. Ini saya bikinkan .gifnya.


- Mayan awet. Nggak abadi 24 jam banget tapi ada seharian dipake di kantor tetep ada sisa pink nempel kok, nggak ilang amat.


- Fall out nya banyak.


MY FAV KOREAN BEAUTY STORE ALTHEA KOREA. YASSS.  http://id.althea.kr/love-me-blusher


140ribu


YES


4 out of 5

See you di #SelasaCantik berikutnyaaaa! :*

-ast-

#Sassythursday: Rokok



Topik ahad ini banget ya kan. Gara-gara menyebar isu "harga baru" rokok yang naik banyak, entah seberapa banyak alasannya nggak ada yang merokok di lingkungan keluarga gue.

Terus ternyata harga gres itu tidak dapat dikonfirmasi pada siapa-siapa alias hoax. Padahal para perokok udah panik hingga nyetok segala, yang nggak ngerokok udah hepi.

Gue nggak anti perokok. Silakan aja jikalau mau bakar rokok asal asepnya nggak kena muka dan baju gue. Bau. Apalagi harus deket-deket orang yang amis rokok udah nempel sama amis tubuh if you know what i mean.

Itu loh, tipe orang yang tangan dan badannya tetep amis rokok mau sebersih apapun beliau basuh tangan dan semahal apapun laundry bajunya. Bau rokok busuk semacam itu bikin mual banget.

Baca punya Nahla:



Gue bersyukur banget alasannya nikah sama orang yang benci rokok hahahaha. Di antara ibu-ibu yang nyindir suaminya dengan share info-info soal ancaman rokok, gue sih adem ayem.

JG hates smokers so much he even suggested his office to ban smoking at the office's front lobby and they approved. Makara kini di luar gedung XL nggak ada yang ngerokok lagi, cuma boleh ngerokok di kantin, di smoking areanya. #win

Smoking area ini solusi paling baiklah sih berdasarkan gue. Lo ngerokok dan asepnya ya kehirup sesama perokok. Yang kasian jikalau di rumah punya bayi atau anak kecil. *ya anak gede juga kasian sih*

Karena kan abunya nempel di baju ya, terus hingga rumah meluk-meluk anaknya. Kasian anaknya.

Dan para perokok ini paling andal ngeles. Ngeles mulu kaya guru les. *WHAT* Serba mendadak pun kaya supir metromini dibajak anak STM tawuran. *ini apa sik?*

Kaya mendadak bahagia mencari udara segar dan nambah-nambahin beban nyuci baju.

"Nggak kok ngerokoknya cuma di luar rumah"

"Kalau ketemu anak ganti baju dulu kok"

Atau mendadak inget sejarah keluarga.

"Kakek gue aja umur 90 tahun ngerokok sehat wal afiat tuh"

Kakek lo ga makan junk food dari SD, broh.

Dan mendadak care sama urusan buruh.

"Kasian tau petaninya" atau "Kasian tau karyawan pabrik rokok"

Padahal buruh demo dihina-dina, kenapa buruh minta nambah upah. Ya buat beli rokoklah. Emang lo doang.

Kemudian mendadak peduli lingkungan.

"Lo nggak ngerokok tapi naik ojek, itu kan polusi"

Ya gue kan nggak ngisep knalpot truk di depan lisan gue. Dan lo meski naik kendaraan beroda empat kan kacanya dibuka juga alasannya sambil ngerokok. Why?

Plus mendadak merasa paling sehat.

"Gue ngerokok tapi hidup sehat kok, gue rajin olahraga"

Ummm, excuse me? Hidupnya kontradiktif amat ya.

Intinya buat gue, kalian yang ngerokok dan nggak tinggal sendirian alias tinggal sama keluarga apalagi sama anak, itu egoisnya sama orang yang bakar hutan dan bakar sampah. Orang lain cuma dapet ga enaknya doang. Kecuali ya kalian tinggal sendirian, terserah jikalau itu sih.

Dan tampaknya sia-sia berharap pemuda berhenti merokok alasannya cinta, girls. Liat aja ibu-ibu yang tahunan bujukin suaminya berhenti ngerokok dan suaminya keukeuh. Kalau pun berhenti, ya berhenti alasannya kemauan sendiri, bukan alasannya istri. Makara pesan moralnya bagi kalian yang belum nikah: jangan pacaran sama perokok lol.

See you next week!

-ast-

Tentang Melampaui Batas

[SPONSORED POST]


"Don't limit your challenge, challenge your limit."

Flashback ke lima tahun lalu, saya hingga kini masih sering termangu loh. Kok berani ya saya tinggal di Jakarta sendirian?

Waktu itu saya pengangguran, sudah lulus kuliah dan gres saja resign dari kawasan kerja saya alasannya yakni tidak betah. Maklum, pekerjaannya jadi sekretaris, nggak sesuai passion saya yang selalu menulis dan senang mendesain. I told this story a million times and repeat it again and again because that's how my story start.

Intinya saya untuk pertama kalinya #LampauiBatas dengan pergi sendirian ke Jakarta. Saya yang bahkan di Bandung pun selalu diantar ke mana-mana. Saya nekat bermodal Google Maps di Blackberry dan alamat kantor yang jadi tujuan interview. Turun travel dan naik taksi. Berjalan kaki mencari rumah sakit untuk tes kesehatan. Naik taksi lagi dan naik travel lagi. Pulang ke Bandung lagi usai tes penerimaan karyawan itu.

Interview sukses, saya diterima. Saya sangat excited dengan pekerjaan itu dan saya tidak menyadari dikala itu bahwa itu mengubah hidup saya sepenuhnya. Saya yang seumur hidup tinggal bersama orangtua kini sendirian di Jakarta. Saya harus mencari makan sendirian, saya harus jalan-jalan sendirian.

(Detailnya ada di postingan ini: Keputusan yang Mengubah Hidup)

Untuk pertama kalinya saya naik TransJakarta (yang ternyata nyaman ya asal tidak di jam sibuk), untuk pertama kalinya saya liputan keliling Jakarta. Keliling kota yang tidak saya kenal sama sekali sudut-sudutnya. Modal Google Maps dan kuota. Nekat.

Gimana nggak nekat, liputan saya itu kadang gres simpulan jam 12 malam. Saya sering sekali terdampar di pinggir jalan tengah malam alasannya yakni susah mencari taksi sementara TransJakarta sudah tidak beroperasi. Sekarang sih yummy ya tinggal pesan ojek online, lima tahun lalu?

Lima tahun kemudian yang lakukan ya pasrah duduk di trotoar menunggu taksi sambil menulis berita. Atau memesan taksi via telepon. Nggak ada takut-takutnya, maklum jiwa muda, jikalau dipikirin kini kok ngeri ya hahahaha. Apalagi jikalau pulang konser di Ancol, bok saya pernah jam 1 malem terdampar di gerbang pantai karnaval Ancol pulang liputan.

YES, BUKAN GERBANG UTAMA. Gerbang Pantai Karnaval yakni gerbang suram, kecil, dan jalan rayanya sangat berdebu. Ada jalan layang di depannya dan itu sepi banget. Yang lewat jalan itu cuma truk, pesan taksi pun nggak ada yang mau ambil. Tapi dulu senang bahagia aja, alhamdulillah selamat hingga kini hahahaha.

Memang kadang ada hal-hal yang harus kita lakukan me #LampauiBatas untuk mengetahui seberapa besar keberanian kita menghadapi hidup.

Selain duduk kasus pekerjaan dan kawasan tinggal, menikah juga buat saya yakni salah satu momen #LampauiBatas saya. Saya selalu punya ketakutan untuk menikah. Saya takut harus mengurusi rumah seharian dan tidak punya me time. Saya takut harus berhenti bekerja alasannya yakni punya anak. Saya takut tidak punya kebebasan yang sama menyerupai dikala belum menikah.

Tapi ternyata saya menikah, saya punya anak, dan segala kekhawatiran itu tidak terjadi.

(Baca: Orang-orang yang Bertahan Hidup)


Kalau di dunia blogging, saya sedang push the limit untuk bikin video seminggu sekali. Writing is always in my blood tapi syuting dan edit video belum pernah dilakukan huhu. Dulu pas kuliah ada sih mata kuliah yang harus syuting dan videoan TAPI BUKAN GUE YANG NGERJAIN HAHAHAHA. Kan kelompok gitu, saya giliran bikin script aja, yang syuting dan editnya mah temen saya yang lain.

Dan ternyata dahsyat ya emosi diaduk-aduk banget bikin video itu. Mana harus elok di depan kamera, harus mikirin topik, plus harus editnya pula. Berderai air mata banget deh. Tapi ternyata saya bisa, so far udah sebulan lebih saya aktif lagi di YouTube dan seminggu sekali setiap Senin masih on time upload video baru. Doakan selalu lancar yaaaa. Ini hal paling #LampauiBatas di sepanjang karier social media saya.

Nulis blog mah gampang, eksis di Instagram? Gampang juga lah tinggal stok foto. Twitter mah twit aja apapun yang diinget dan gunakan Facebook untuk share info lucu dari Buzzfeed. Tapi update YouTube, wah wah wah, nangis darah. Saya besar hati banget bisa bikin kesepakatan untuk bilang "new video every Monday" because it really pushes my limit. #LampauiBatas sekali!

Hidup ini penuh kejutan. Ketika kita berpikir hidup membosankan, kita hanya belum tahu bagaimana cara biar membuatnya lebih berwarna. Ayo lawan rasa malas dan takutmu, #LampauiBatas kemampuanmu! :)

-ast-

#Familytalk: Anak Dan Alam


Lahir di Bandung dan tinggal di Jakarta semenjak bayi, Bebe sedikit sekali terpapar alam. Dia tidak punya kesempatan main tanah atau manjat pohon menyerupai ketika saya kecil dulu. Mentok di rumah ibu saya di Bandung, Bebe main di taman bermain akrab rumah yang sebelumnya ialah lapangan voli.

Baca punya Isti:

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Pengalaman Naik Commuter Line sama Bebe)

Saya dan JG pun berwacana ingin kemping. Tapi lalu rempong sendiri sebab pengen kempingnya Instagram-able. Mau ke bumi perkemahan kok ya pengen tendanya dihias-hias garland warna pastel, pengen bawa dingklik lipat warna-warni, pengen ada kendaraan beroda empat VW Combi sebagai latar tenda ... KAPAN BIKINNYAAAAA. Nggak jadi-jadi deh pergi kemping sebab ribet persiapannya dibanding kempingnya.

Terus pengen glamping, eh taunya daerah inceran udah penuh hingga November. Baca-baca reviewnya makanannya tempatnya doang yang anggun tapi makanannya nggak lezat pula apalagi buat anak-anak. Bayar mahal cuma buat foto doang kok ya sayang. Ujung-ujungnya ngemol lagi ngemol lagi. Nggak bosan cuma tertekan sebab beban Bebe nggak tau alam hahaha.

Bebe pernah sih diajak ke Floating Market Lembang, main kelinci hingga puas, sayanya jajan hingga kenyang. Meskipun saya kasian plus nggak tega sebab kelinci-kelinci itu dibully sama anak-anak. Dicolok-colok mulu pake wortel, dijejelin terus ke mulutnya, ditarik kupingnya, digendong kasar. Huft. Galau abis, mending ngebelain kelinci apa ngebelain Bebe nggak tau apa itu kelinci?

Dan besok Bebe mau ke Kuntum Farm, Bogor. Baru kerasa berat banget nyari alam sebab alamnya udah nggak ada. Sampai bela-belain ke Bogor deh biar mainnya nggak di mall terus. Uang yang keluar kayanya sama tapi pengalamannya beda.

(Baca: Anak dan Alam

Taman itu tentu jauh dari definisi “alam”. Ya gimana, tanahnya sudah diganti paving block. Mendinglah ada taman bertanah sedikit di pojokannya untuk melihat cacing. Dan sebab jarang bertemu pepohonan, Bebe takut melihat daun yang banyak. Kalau daun pohon kecil di pot sih nggak takut, tapi begitu pohonnya gede, Bebe takut. -_____-

Sebagai ibu-ibu millennials saya merasa gagal. Ibu-ibu millennials kan harusnya lebih akrab dengan alam dan membiarkan anak bereksplorasi dengan alam. Tapi gimana, selain saya juga sibuk, main dengan alamnya harus di mana coba? Di Taman Menteng atau Taman Surapati? Kalau dua itu sih sering.

(Baca: Traveling with Babies for Dummies)

Saya juga pengen ajak Bebe ke pantai tapi diduga beliau akan risih dan nggak mau kena pasir sih kakinya. Bebe itu risihan banget anaknya. Nginjek karpet bulu aja jinjit. Apalagi nginjek pasir, nanti pasirnya nyelip-nyelip di jari, duh saya aja mikirinnya males. Maklum saya sendiri anaknya nggak suka pantai, soalnya panas, gerah dan lengket. HAH. Gimana masa depan Bebe bila gini.

Apa pindah aja gitu ya ke pedesaan yang masbodoh dan sepi, punya ayam dan sapi, lalu saya di rumah baking dan Bebe homeschooling. JG mencangkul tanah supaya gembur dan siap ditanami. *WHAT* *brb cari rumah di Lembang* *deket* *anaknya cemen*

Kenapa gitu Bebe harus kenal alam?

Ya biar seger aja. Biar nggak liat kendaraan beroda empat sama gedung mulu. Liat sapi kek sekali-kali.

Abis ini niscaya pada nostalgia deh, waktu kecil mah liat sapi kerbau kambing praktis blablabla. Manjat pohon di halaman rumah blablabla. IYAAA ini bukannya nggak mau tapi di mana.

Ada inspirasi jalan ke mana biar anak dapat lari-larian dan liat alam? Tapi jangan jauh-jauh dari Jakarta soalnya saya males traveling jauh-jauh apalagi sama Bebe. Capek duluan mikirinnya hahahaha.

-ast-

Jg Vs Ast: Motorcycle Vs Beauty Terms


UPDATE: VIDEO ADA DI BAWAH YAAA.

So gaes, kalian tau kan saya anaknya suka nyusahin diri sendiri? Rekor ternyusahin akhir-akhir ini yakni bikin komitmen "NEW VIDEO EVERY MONDAY" di YouTube.

SUSAH BANGET YA AMPOONNN.

Andai saja saya anaknya suka menjilat ludah sendiri, maka sudahlah tidak akan kulakukan wtf.

Me: "duh saya resah deh mau video apa ahad ini."

JG: "Udalah kau akui kesalahan, tulis satu postingan di blog jikalau kau minta maaf, bilang aja kau khilaf gitu janjiin satu video gres tiap senin."

-________-

Karena yunow, syuting video seminggu 3x mah gampang, ngeditnya kan naudzubillah ya. Video ahad ini yakni video JG vs AST, di mana kami bertanya pada satu sama lain. Saya ditanya istilah soal motor, dan JG saya tanya istilah beauty. Yang kalah harus makan makaroni ngehe yang pedes amit-amit sesendok makan.

(Baca: Hal-hal yang gres gue tau sehabis sebulan di YouTube ...)

Syutingnya bikin mules, videonya 25 menit, ngeditnya berhari-hari, renderingnya sejam, uploadnya 2 jam.

Pas udah berhasil ke-upload EEHHHHH ADA YANG ERROR. Kusadari sehabis mantan saya komen di videonya katanya ada yang error. Hae mantan, makasih ya, jikalau ga dikomenin saya ga tau. :(

Jadilah itu video di-private kembali. Abis errornya tidak mengecewakan lama, 30 detikan dan itu klarifikasi soal video dan rulesnya. Nggak nyambung banget kesudahannya jikalau itu stuck dan terputus, saya kan anaknya perfectionist. *sigh* Mau render ulang kini juga tapi kan ngerjain videonya di laptop rumah, jadi ya file mentahnya di rumah.

Kaprikornus ya begitulah. Ini jadi postingan alasan doang alasannya yakni saya nggak upload video hari ini. Hiks. Sebel harus diprivate padahal udah 10 views. *BARU 10 VIEWS KELES*

Besok pagi saya upload yaaaa.

See you tomorrow!

-ast-

UPDATE, SELASA 30 AGUSTUS. INI DIA VIDEONYA.

Nggak Suka Alam Dan Lebih Suka Mall? Ini Sebabnya!


Apakah kalian termasuk orang-orang ibarat saya, yang lebih nyaman membisu di rumah atau di ruangan tertutup yang nyaman ibarat mall dibanding harus bertelanjang kaki di pasir pantai?

Saya iya, dan beruntungnya menikah dengan orang yang juga ibarat itu. Yang jikalau traveling maunya ke kota-kota juga. Bolak-balik ke Singapura untuk kembali duduk manis di foodcourt mall. Atau menentukan ke Ho Chi Minh city yang ramai kendaraan dibanding ke Halong Bay yang indah dan serba biru.

Sebelumnya saya ngerasa absurd sendiri. Kok orang-orang bisa bilang “kangen pantai” hingga mau mewek? Kok orang-orang bilang maritim yaitu vitamin sea sementara saya liat orang foto di pantai aja pribadi gerah. Saya risih membayangkan butir-butir pasir melekat di antara sela jari. Saya risih membayangkan harus panas-panasan, lengket, dan silau sebab matahari.

Pertanyaan ini terjawab dikala talkshow KEB bersama Jiwasraya selesai ahad lalu. Pembicaranya Psikolog Elizabeth T Santosa (yang anggun banget lafff <3). Mbak Lizzie menyebutkan 8 kecerdasan yang bisa dimiliki setiap anak dan bagaimana cara mengasahnya. Surprisingly, ada yang namanya kecerdasan naturalis!

Iya jadi setiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Ini 8 kecerdasan itu:

Linguistik: kemampuan memakai kata-kata secara efektif. Cocok menjadi pembaca berita, pembicara, editor, wartawan,dll.

Matematis-logis: kemampuan mengolah angka, memakai kebijaksanaan atau penalaran dengan baik. Cocok menjadi insinyur, peneliti, programmer, dll.

Visual Spasial: kemampuan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat. Cocok menjadi perancang, arsitek, pelukis, dll.

Kinestetik: kemampuan memakai seluruh badan untuk mengekspresikan pandangan gres dan perasaan. Cocok menjadi penari, atlet, mekanik, dll.

Musikal: kemampuan menangani banyak sekali bentuk musik dan mengekspresikannya. Cocok menjadi musisi, produser, penyanyi, kritikus, dll.

Interpersonal: kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Cocok menjadi public relation, negosiator, marketer, dll.

Intrapersonal: kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasar pemahaman tersebut. Cocok menjadi peneliti, psikolog, penulis, dll.

Naturalis: kemampuan mengenali dan mengategorikan spesies tanaman dan fauna di lingkungan sekitar. Cocok jadi pelopor lingkungan, dokter hewan, dll.

Nah klarifikasi Mbak Lizzie di kecerdasan naturalis itu bikin saya agak bengong. Baru tahu bahwa kesukaan pada alam itu juga cuilan dari kecerdasan ibarat kesukaan pada matematika!

Masalahnya saya suka dipandang sebelah mata jikalau bilang nggak suka pantai. Pake ngotot bilang Indonesia indah lah blablabla. Iya tahu kok, pantai dan gunung itu indah … jikalau liatnya di foto aja hahahaha. Orang menganggap saya absurd sebab mereka menganggap pantai itu relaxing sementara saya mikirinnya aja stres.

Terus diperburuk sama tren traveling. Di zaman di mana semua orang berlomba-lomba untuk traveling dan ngajakin jalan-jalan, saya males maunya bobo aja di rumah hahaha. Kaya kebawa arus pengen glamping, tapi terus baca-baca reviewnya dan sesudah dipikir-pikir kayanya saya dan JG nggak akan ngerasa nyaman, bobonya yummy nggak ya takut banyak nyamuk, jalannya jauh nggak ya, panas nggak ya hambar nggak ya, makanannya yummy nggak ya.

(Baca: 5 Masalah Taman di Jakarta)

Ujung-ujungnya selesai ahad kemudian ke Kuntum Farmfield, Bogor pagi-pagi, dan makan siang di Lippo Mall. Damai. Bebe kena udara segar dan ketemu binatang dan makan siang tetep adem dan nyaman di mall.

Kaprikornus buat kalian yang men-judge sebab ada sebagian insan yang nggak suka alam, saya kini bisa balik nanya: “emang lo suka matematika?” (kecerdasan matematis-logis) Atau “emang lo bisa ngomong natural di depan kamera?” (kecerdasan interpersonal).

Terus pribadi mikir juga, pantes ada anak yang nggak suka banget main di rumput (naturalis) tapi bahagia menyanyi (musikal). Ada anak yang risih banget megang watu sebab kotor tapi arif main lego (spasial-visual). Semua orang punya kecerdasan masing-masing, tidak fair jikalau anak dibilang tidak cerdas hanya sebab ia tidak suka matematika dan dibilang tidak cinta Indonesia hanya sebab tidak suka main di pantai.

Dan jangan lupa, ada juga ibu-ibu yang suka "ngebolang" jalan-jalan main blusukan hingga ke hutan dan gunung manalah sementara ada ibu-ibu yang sukanya shopping aja ke mall.

Begitulah. Intinya mbak Lizzie sih menjelaskan ini dalam konteks pencarian minat dan talenta anak ya, tapi nggak sabar pengen nulis ini dulu hahaha. Spesifik soal apa yang terjadi sama saya dan alam terutama pantai. Semoga nanti bisa nulis lebih detail soal pencarian minat dan talenta anak sesuai kecerdasan yang dimilikinya.

See you!

PS: Dua hari sebelum talk show ini saya masih bingung soal alam. Postingannya bisa dibaca di sini Anak dan Alam.

-ast-

#Sassythursday: Fame And Drugs


Judulnya bronx banget ya. Padahal mah mau ngomongin aa Gatot Bradjamusti dan Reza Artamevia. Betapa Reza pernah sangat populer dan kini beliau ditangkep polisi dan aktual make narkoba.

Gue rada mellow gimana gitu ngeliat Reza. She was a fabulous diva back then. Dengan dress kemben yang nggak ketat di bab dada tapi ngebentuk cup gitu. Baju model gitu ciri khas beliau banget. Tipe dress yang akan jadi korban nyinyiran "baju kok gitu amat? kurang materi ya?"

 Padahal mah mau ngomongin aa Gatot Bradjamusti dan Reza Artamevia #SassyThursday: Fame and Drugs

Jokes yang nggak pernah lucu. *sigh*

Baca punya Nahla:

Dari backing vocal Ahmad Dhani, jadi diva dan lagunya hits, nikah sama Adjie Massaid. Punya anak dua, Zahwa dan Aaliyah udah ngetop dari dulu semacam Rafathar lah ya jika zaman sekarang. Dan lalu cerai. Adjie menikah lagi dengan Angelina Sondakh dan kedua anak itu ikut Adjie dan Angel. Ada apa dengan Reza? Katanya dikala itu udah ikut aa Gatot?

Kenapa belum dewasa yang masih kecil itu tidak menentukan ikut ibunya?

Hubungan Zahwa, Aaliyah, dan Angelina Sondakh pun baik sekali. Dulu waktu Twitter awal-awal banget, gue follow mereka bertiga dan mereka bahagia. Sampai blar, Adjie meninggal (too soon, God), Angel masuk penjara.

Beberapa tahun kemudian, ibu kandungnya narkoba.

Kebayang nggak sih. Orang renta lo cerai, bapak lo meninggal, ibu tiri lo masuk penjara, dan ibu kandung lo narkoba.

T________T

Yang gue pertanyakan: kenapa harus make narkoba?

Ya alasannya ialah pengen aja sis.

Ya nggak dapat dong kaya gitu.

#monolog

Maksud gue ketika lo single, mungkin kekhawatiran lo make narkoba ialah ketagihan terus jadi miskin. Antara ketangkep polisi atau mati sakau (atau ditembak Duterte di Filipina).

Tapi ketika lo punya anak, harusnya mikir lebih panjang dong ya jika mau macem-macem? Apalagi lo orang terkenal. Kaprikornus anak orang populer aja udah berat apalagi ditambah dengan narkoba. Emaknya pun! Kok gue jadi nggak habis pikir.

Ya tapi memang banyak hal di dunia ini yang nggak perlu dipikirkan sih.

Kemarin juga bahas ini di kantor dan muncul dugaan: "pantes aa Gatot dibilang 'guru spiritual' ya, dibikin fly mulu mah kurang pengalaman spiritual apa!"

Hmmm. Iya juga.

Dan tadinya dengan judul itu gue mikir: kenapa ya banyak artis narkoba?

Tapi sehabis dipikir-pikir, loh ya pemakai narkoba yang bukan artis juga banyak sih harusnya. Cuma jika artis karenanya dapet spotlight lebih aja sih.

Lagian berat kali ya jadi artis yang akrab dengan dunia kaya gitu. Ya gimana, jam kerja ga tentu tapi uangnya banyak. Beda sama kita-kita ini yang kerja kantoran, mau party malemnya juga mikir-mikir takut besok masuk angin dan nggak dapat kerja. Nanti dipecat piye?

Salut banget sama artis-artis terutama anak grup band yang pernah kena narkoba terus kini bersih. Macam Slank gitu yang satu grup band make semua. Atau Ari Lasso yang dikeluarin dari Dewa 19 alasannya ialah make, ya daripada menghipnotis yang lain? Atau Hedi Yunus yang disuruh break dulu dari Kahitna untuk rehab. Whoa, informasi infotainment tahun 90an banget yah hahaha.

Intinya naon sihhh ngalor ngidul beginiii. Auk ah, udah jam 2.27 pagi jadi maap maap jika agak ngelantur. Intinya sih prihatin liat Reza. Kasian gituloh akoohhh.

Jauhi narkoba gaes. Mending nonton YouTube gue ajalah di bawah. HAHAHAHAHA.

Cowo-cowo tau ga arti baking, strobing, kabuki, waterline? Cewe-cewe tau ga arti knee down, jump start, dan burn out? Tebak-tebakan, yang gagal jawab makan makaroni ngehe sesendok! Yok nonton yok! *maksa*

See you next week!

-ast-

#Familytalk: Mengajarkan Kebiasaan Baik Pada Anak


Mengajarkan kebiasaan baik pada anak itu gampang-gampang susah. Gampang sebab ya tinggal dibiasakan. Susah sebab siapa deh yang bilang punya anak itu gampang?

Baca punya Isti:
Kebiasaan Baik pada Anak

Ini beberapa kebiasaan baik yang saya tanamkan pada Bebe.

1. Cuci tangan dan kaki


Kami bukan keluarga yang hygiene freak banget hingga segala dilap dulu sebelum dipegang Bebe. Tapi bila habis main di luar, ya harus basuh tangan dan kaki. Di daycare pun diajarkannya menyerupai itu.

So far so good, namanya anak dan air ya, nggak susah sama sekali nyuruh anak cuci-cuci mah hahaha.

2. Sikat gigi


Ini sempet drama banget. Pernah saya ceritakan di sini: Gosok Gigi Sama Bebe

Berikut-berikutnya meski pakai odol pun ia berpengaruh pendirian, nggak mau ya nggak mau. Suatu hari ada kegiatan dokter gigi di daycare, entah gimana si dokter mencontohkan bila gigi nggak disikat itu nanti dapat keropos. Dan kebetulan ada anak daycare yang giginya keropos, hitam, dan hancur gitu loh.

Bebe menyerupai tersadar pentingnya gosok gigi lol. Dia shock kenapa temennya giginya dapat begitu. Sekarang gosok gigi tanpa drama lagi, tinggal bilang aja: nanti giginya kaya xxx loh? Hiiii.

*kemudian mangap* Dan hingga kini gigi Bebe utuh semua huhu terharu banget.

#win

3. Meminta maaf

Ini masih peer. Entah anak perjaka doang apa anak cewek juga sih? Soalnya Bebe gengsinya udah gengsi perjaka banget. Kalau salah gengsi bila harus minta maaf duluan.

Beuh dibujukin hingga time out maksa ia untuk minta maaf. Tapi nggak selalu sih. Kadang ia sukarela ngasih tangan untuk salaman bila habis berantem sama temennya.

Kaya kemarin sore, di dalem playpen Bebe lagi berdua main sama temennya, sebut saja Z, umurnya 3 tahun lebih. Dan tiba-tiba Z nangis kejer dan ngambek berdiri ngadep dinding.

Mbaknya nggak tau kenapa tapi terperinci bila Z murka sama Bebe. Akhirnya Bebe disuruh minta maaf dan mau. Z nya ga mau. Bebe suruh peluk, Bebe peluk, Z nya ngambek. Sampai di daycare saya tanya.

Ibu: "Xylo kakak kenapa?"

Xylo: "nangis sama xylo"

Ibu: "kenapa hingga menangis?"

Xylo: "dipukul sama xylo"

T________T

Dia tau ia salah sebab mukul duluan makanya dengan simpel mau minta maaf. But whyyy harus pukul segala? Gimana cara ngajarin anak agar nggak pukul-pukul? Karena kadang bukan mukul kan tapi nepok nggak sengaja keras banget sebab belum tau kira-kira.

Nah bila Bebe nganggapnya ia nggak mukul (cuma ketepok nggak sengaja), itu nyuruh minta maaf dapat hingga berantem-berantem lah.

T________T

4. Magic Words

The magic words yang selalu disebut orang kan tiga ya, "tolong, terima kasih, dan maaf". Tapi saya punya satu lagi adalah "permisi". Soalnya kaya nggak sopan gitu bila mau lewat Bebe bilangnya "awas ibu awas". Otomatis saya ralat "PERMISIIII".

Magic words work best bila kita contohkan tentunya. Exaggerate tentu saja. Pembicaraan saya dan JG di depan Bebe emang 90% akting excited.

Me: "Appa TOLONG DOONGGG ambilkan minum!"

JG: "Ini ya ibu"

Me: "WAAHHH TERIMA KASIH APPA SUDAH MENGAMBILKAN MINUM UNTUK IBU"

Every. Single. Time.

And it works!

Bebe naturally sudah pakai "tolong dong", "makasihhh", "permisiii", cuma "maaf" doang yang kadang kala hahahahah

5. Beres-beres

Anak nggak mau beresin mainan? Bebe mauuuu! Wuhuuu! Karena di daycare dibiasakan beres-beres mainan kan, dan sambil nyanyi! Liriknya gini, nyanyikan pake nada "are you sleeping"

"Beres beres, beres beres, sekarang, sekarang.
Ayo beres beres, ayo beres beres, sekarang! Sekarang!"

SETIAP BERES-BERES, NYANYI! Kalau lagu simpulan beres-beres belum selesai, ULANG NYANYI LAGI!

Kalau awalnya ia nggak mau, nggak apa-apa. Ajak aja terus untuk beres-beres sambil kitanya nyanyi. Lama-lama bila saya mulai nyanyi, Bebe otomatis eksklusif beres-beres. Yasss!

6. Potong kuku

Potong kuku sebab bila kuku panjang itu sakit banget bila nggak sengaja kecakar. Dan Bebe tipe yang berdiri bila dipotong kukunya lagi tidur maka harus dicari strateginya.

Udah pernah saya ceritain sih, adalah dengan bilang di kukunya ada cacing bila ga dipotong hahahaha. Bebe taunya cacing itu cacing tanah jadi ia serem sendiri dan selalu kalem bila dipotong kuku.

Malah kini jadi nyuruh saya potong kuku terus sebab "hiii kuku ibu panjang ada cacing hiii"

Exactly what we always said, words by words.

LOL

7. Goodbye kiss

Saya sama JG tipe yang suka PDA hahaha silakan sebel sama kami berdua. :|

Ya nggak french kiss di kereta atau di eskalator juga sih kaya orang-orang Singapur lol. Tapi peck doang bila di The Sims mah, muah gitu. Dan itu kami lakukan setiap hari sebelum saya turun dari mobil. Kalau pake motor, ya teteeeppp. Bonus diliatin satpam kantor lol.

Nah kini sama Bebe pun gitu. Harus cium sebelum saya masuk kantor. Bebe kadang ceria banget cium, kadang "jangan cium ibuuuu!"

Kenapa anak 2 tahun udah nggak mau dicium ibunya.

T_________T

Well ya, itu beberapa kebiasaan baik yang saya ajarkan pada anak saya. Ada ilham lain?

-ast-

Main-Main Dengan Binatang Ternak Di Kuntum Farmfield Bogor


Kuntum Farmfield atau Kuntum Nurseries Bogor itu ternyata seru ya! Jalan-jalan ke Kuntum ini udah jadi perihal semenjak Bebe kecil. Sejak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Tapi dulu malas sebab Bebe belum dapat jalan, males lah belum ngerti pula.

Nah terus sebab semakin hari Bebe semakin suka hewan dan hafal hampir seluruh nama hewan (thanks to buku Faunapedia lol) balasannya memantapkan niat untuk ke Kuntum mendadak! Rencana hari Kamis, Sabtu berangkat. Jangan banyak mikir-mikir lah nanti nggak jadi hahahaha!

(Baca: Bebe's Fav Book + Tempat Favorit untuk Beli Buku Anak)

Malem sebelum ke Kuntum, saya brief Bebe dengan ngeliatin ia blog-blog orang yang ada foto-foto Kuntumnya, jadi ia nggak kaget akan ngapain aja di Kuntum (makanya di opening video ia udah hafal banget mau ngapain padahal gres pertama kali ke sana).

Nggak nyampe 2 jam perjalanan kayanya udah nyampe deh ke sana. Enak banget soalnya kawasan di kota, dari keluar tol itu nggak jauh sama sekali. Iyahhh, soalnya di pinggir jalan Tajur. Aku laff banget sebab selama ini pengen ajak Bebe ke Taman Safari tapi kok ya stres mikirin ke puncaknya.

dedek dedek kambing yang gemez. 
suami saya gendong ayam aja bahagia
ANGSA! *lupa kapan terakhir kali liat angsa* *apa belum pernah yaaa*

Harga tiket masuk Kuntum Farmfield (per Juli 2016) jadi 40ribu, padahal sebelumnya 30ribu. Anak di bawah 2 tahun nggak perlu bayar. Mahal sih berdasarkan saya sebab ya, nggak dapet apa-apa. Kalau di Floating Market Lembang atau Farmhouse gitu kan dapat dituker minuman atau sosis. Di sini nggak dapet apa-apa. Dapet deng, dapet tiket masuk. -_______-

Di dalem dapat beli susu sapi untuk anak kambing (weird i know, kenapa kambing dikasih susu sapi? Nanti dibully sebagai anak sapi gimana? Ibu kambing niscaya males pumping nih, pumping dong!) sebotolnya 5ribu aja. Bisa beli juga sayuran dan wortel sebakul untuk kelinci, marmut, dan kawan-kawannya. Lima ribu juga. Padahal yaaa, susunya dari sapi mereka juga. Rumput dan wortelnya juga mengambil dari kebun sendiri tampaknya. Jago bisnis banget yang punyaaaa lol.

serius banget ngasih makan marmut. jikalau lagi makan sendiri susah serius. :|
kelinci sayang sayang. multitasking, satu tangan elus, satu tangan tunjuk yang lain
kelinci ini menggigit tangan JG. WHY GOD WHY.
ke kuntum sama kesayangan-kesayangan ini. :*
Pesan moral: DATENGNYA PAGI-PAGI! Karena jikalau siang panas. Kami kemarin dateng jam setengah 9an gitu yummy deh udaranya pas. Belum ada matahari yang panas banget. Dan agak nggak tega sebab semua binatangnya tampak kelaparan. Anak kambing ngembik-ngembik terus dan rebutan susu. Sapi juga moo-nya memelas. Tapi jikalau kata JG ya wajar, memang harus nggak dikasih makan dulu sebab kan yang dijual yaitu experience anak ngasih makan ke binatang. Kalau binatangnya kenyang mah piye?

Binatangnya sendiri banyaaaakkk. Dari ikan, kambing kecil, kambing besar, sapi, kelinci, marmut, tupai, ayam dan segala unggas, hingga kuda. Semua dapat dikasih makan dan dipegang langsung.

Bebe naik kuda lohhhh! Bayar 30ribu sekali puteran yang yaahhh ... deket banget lol. Pertama kalinya Bebe naik kuda. Sampai-sampai dulu jikalau main sepeda ia bilang sepedanya sebagai "motor polisi", kini ia bilang sepedanya "kuda". Anakku imajinasinya luar biasa muahahahaha.

horse-riding selfie *SOK*
Oiya di foto dan video Bebe tampak pemberani sekali ya. Padahal itu dapet bujukin hingga mau pegang. Percayalah, Kuntum ini isinya anak balita nangis atau kabur dari hewan dengan ayah dan ibu yang bujukin semoga anaknya mau ngasih makan hahahahaha.

Terus apalagi ya?

Ada kawasan makan nggak sih kok saya nggak merhatiin. *failed* Yang terang pas makan siang sih kami  melipir ke mall semoga cuek sebab puanas banget jikalau siang. Jangan lupa bawa baju ganti sebab sesudah main bajunya kedaluwarsa kelinci. Apalagi yang model Bebe gitu segala dipegang, kedaluwarsa kelinci banget bajunya.

Udah sih itu aja. Recommended sih menurutku untuk kawasan piknik keluarga yang nggak jauh dari Jakarta.

Cek videonya di bawah ini yaaa. Komen dan like jikalau suka! Aku nggak foto-foto banyak sebab fokus bikin video hahahaha. Nonton yaaaa!


See you!

-ast-

Selepas Asi, Apakah Anak Harus Minum Susu?


Apakah anak harus minum susu UHT atau susu formula sehabis lewat 2 tahun?
Pertanyaan itu tiba dari pembaca blog saya via email beberapa hari lalu. Jawabnya ya sesuai pengalaman aja, saya nggak bilang harus atau nggak harus alasannya yaitu saya kan bukan dokter, bukan mahir gizi juga. :)

Karena biasalah ibu-ibu masa kini, seneng banget kontroversi. Soal susu yang dulu nggak pernah jadi materi perdebatan, kini rame bener. Bener nggak sih nggak butuh susu sehabis 2 tahun? Kalau nggak minum susu apa nggak kurang kalsium?

*ya maklum ibu-ibu tambah pinter sis* *iya iya*

Sebenernya saya sendiri juga mempertanyakan hal itu sih. Di antara kubu anti susu dan kubu fans susu, saya balasannya mengambil jalan tengah.

Sebentar, enaknya sih kita bahas satu-satu ya antara kedua kubu ini. Biar mencerahkan lah, brightening gitu (dikata skin care).

Pro susu

Yang ini ibu-ibu yang ngasih susu buat anaknya. Malah sehari bila dapat dikasih target, harus 3 gelas! Kalau nggak nanti kalsiumnya nggak cukup, takut anaknya jadi pendek dan giginya kurang kuat. Lagian dulu kan kita semua minum susu juga nggak kenapa-kenapa kok.

Anti susu

Yang ini ibu-ibu yang nggak ngasih susu buat anaknya. Sebagian besar alasannya yaitu memang menjalankan tumpuan makan food combining dan jadi tim #KibulanSusu. Anti susu alasannya yaitu naturally susu sapi memang nggak cocok buat badan insan dewasa. Susu hanya cocok untuk bayi, itu pun ASI bukan susu sapi. Lagian susu hanya mengandung kalsium padahal tulang juga butuh magnesium.

*

Saya sebagai ibu-ibu masa kini tentu saja gundah harus ikut yang mana hahahaha. Masalahnya bahkan dokter aja terbagi dua kubu. Dokter siapa dulu nih? Ada dokter yang anti susu, ada dokter pro susu, ada dokter selow nyantai kaya saya hahaha. Makara ya semua juga dapat bilang "kata dokter gue sih blablabla".

Oke jadi pada dasarnya saya sendiri bukan keduanya. Seperti biasa saya ambil jalan tengah ajalah semoga aman. Bukan nggak punya pendirian tapi bila kontroversial gini kan yang dapat kita percaya tinggal diri sendiri dan Tuhan ya nggak?

Makara gini.

Selepas 1 tahun, Bebe udah nggak minum ASIP alasannya yaitu udah nggak mau. Mulai saya kasih UHT (iyaaa, UHT boleh dari 1 tahun, di kotaknya emang 2 tahun tapi kan itu dalam rangka mensukseskan ASI 2 tahun).

Saya kasih Ultra Mimi (bukan iklan) dan ia mau semua rasa. Selang-seling sehari satu rasa untuk mengenalkan ia ke banyak sekali rasa dan ia mau semua. Sampai dapat ngomong tuh, 1,5 tahunan, mulai nawar, maunya coklat doang. Udalah kasih coklat doang. Sampai umurnya 2 tahun pas, ia masih minum UHT sekotak sehari.

Beberapa bulan terakhir minum susunya makin banyak. Sehari dapat 4-5 kotak! Tapi sehabis ditelaah lebih lanjut, ia minum susunya banyak bila makannya sedikit. Kalau di daycare makannya banyak (dan ngabisin masakan orang) ia kadang sehari nggak minta susu sama sekali.

Maka balasannya bila weekdays di daycare, tetap saya bekalkan susu. Mau diminum silakan, nggak diminum nggak apa-apa, asal makannya habis. Kadang diminum kadang nggak. Kalau di rumah alias weekend doang, alasannya yaitu sudah dipastikan makannya nggak habis, jadi bolehlah minum susu 4 kotak sehari. Kadang pake sereal atau oatmeal semoga sekalian kenyang.

Makara intinya, nggak mewajibkan minum susu dan nggak ngelarangnya juga. Karena yah, secukupnya ajalah, nggak 100% begini atau begitu. Yang terperinci saya masih keukeuh sama merek satu itu alasannya yaitu nggak ada garemnya dan gulanya sedikit.

Minum susu coklat setiap hari bikin gigi rusak nggak sih?

Bebe bukan anak yang minum susu hingga ketiduran sih. Dia minum susu di kotak (kalau di rumah) dan di gelas (kalau di daycare) jadi nggak mungkin sambil tiduran hahaha. Anaknya emang nggak mau pake dot dari umur 6 bulan jadi ya gosok gigi lah sebelum bobo. Dan syukurlah nggak ada drama gosok gigi, kenapa coba?

Karena ada anak daycare giginya buruk banget, hancur. Makara tiap ia nggak mau gosok gigi saya bilangin giginya nanti rusak loh kaya xxx hahaha ia parno setengah jijik gitu liat gigi rusak jadi selalu mau gosok gigi.

(Baca dongeng Bebe gosok gigi di sini)


Kenapa susu UHT dan bukannya susu bubuk?

Pernah saya jelaskan di postingan waktu jalan-jalan ke pabrik Ultrajaya, alasannya yaitu kandungan susu UHT lebih baik dan lebih terjaga dibanding susu bubuk. Itu alesan sok-sok an aja sih, alasan pada dasarnya mah alasannya yaitu mudah aja. Sekotak sekali minum, nggak perlu bikin dulu, nggak perlu basuh gelas dan sendok. Kalau dibekel ke mana-mana pun mudah banget.

Iya saya nyampah banget gaes maafkan ya bumi. :(

*

Udah sih itu aja. Yang terperinci jangan menyalahkan orang dengan pilihannya. Nggak minum susu ya terserah, minum susu ya terserah juga, nggak minta susunya sama kalian juga kan. Hahaha.

See you!

-ast-

#Sassythursday: Youtube Stars

 Makara gres aja ada lagi selebgram yang putus #SassyThursday: YouTube Stars 
Makara gres aja ada lagi selebgram yang putus. Dia nggak nangis drama sih tapi gue kasian deh jadinya. Mana udah lamaran dan ada videonya di YouTube, kupikir mereka akan nikah. :( Dan alasannya ya anaknya bukan yang caper banget gitu. Well, itu berdasarkan gue. Tapi bila hanya alasannya ia suka pakai bikini terus kalian menganggap ia caper mah ya ga apa-apa hahaha.

Nah terus kemudian saya teringat ucapan seseorang beberapa waktu lalu. Kurang lebih gini "kenapa sih pada suka sama selebgram? Artis aja bukan!".

Definisikan dulu "artis". Kalau berdasarkan lo artis yaitu orang yang muncul di TV, itu kan alasannya lo nonton TV. "Artis" atau "seleb" buat gue ya orang-orang yang ngetop di social media alasannya gue nggak nonton TV. Hiburan gue ya socmed, jadi fair dong berdasarkan gue bila mereka dibilang seleb juga.

Baca punya Nahla:

Kalau YouTube, gue cinta YouTube banget! Dari dulu! Dari zaman David Choi dan Michelle Phan masih culun! Gue download entah berapa banyak video-videonya David Choi alasannya keren banget (di zaman itu).

Sampai kini gue punya 2 akun YouTube. Satu buat subscribe YouTubers lokal, satu lagi buat subscribe YouTubers luar. Karena bila luar gue nontonnya semacam make up, beauty, cover song, reaction video. Sementara bila lokal topiknya random aja, gue suka nonton apa ajalah yang penting lucu. Dan alasannya mix gitu interestnya, gue nggak suka timeline gue jadi campur aduk. Makanya niat abis punya dua timeline YouTube lol.

Salah satu YouTube stars alias seleb YouTube yang lagi gue liatin banget itu Young Lex. Bukan, bukan alasannya ia lagi sama Karin terus. Gue udah liat Young Lex dari sebelum ia erat sama Karin. Belum usang sih, 2-3 bulan terakhir lah. Itu juga dikasih tahu Nahla. Hahahaha. Kata Nahla "kasar banget, kak!" Tapi semenjak kapan rap nggak kasar? :)))))

 Makara gres aja ada lagi selebgram yang putus #SassyThursday: YouTube Stars
source: instagram.com/young_lex18

Dan pas nonton beberapa videonya, ternyata ini anak inspiratif amat! Dia udah tahu passion ia dari kecil banget dan ia usaha banget untuk itu. Nonton video Draw My Life-nya deh. Kerasa banget usaha untuk bisa hidup dengan passionnya. Dia juga bukan dari keluarga yang mampu, ia sempet jadi OB untuk bisa biayain kuliah dan hingga kini udah ngetop banget tetep tinggal di gang. :)

Cara ia ngerangkul fansnya juga sepakat berdasarkan gue. Dia bisa ngerti posisi fans yang masih muda, yang maunya tindik kuping, absen sekolah, dan encourage mereka untuk nggak melaksanakan itu (dulu) minimal hingga lulus sekolah.

Lagu dan videonya juga elok untuk ukuran DIY semua ya. FYI, gue zaman dulu emang suka lagu rap-rap lokal gitu. Anak Ardan Radio Bandung niscaya erat lah sama Ebith Beat A atau Alit (Alit da Baong), atau 7 Kurcaci, Fade 2 Black, Saykoji, dan SoulID. Waktu Ebith bikin lagu soal lirik ia dicuri sama Kremlin itu gilaaa, pecah banget. *MAAP YA MASA LALU BANGET CERITANYA LOL* *sementara itu Nahla dengerinnya klasik dan main biola lolol*

Young Lex ini jadi nostalgic buat gue, alasannya meski kini gue dengernya Justin Bieber yang lebih adem, gue tau banget rasanya jadi anak muda yang meledak-ledak dan diwakili sama lagu rap dari grup-grup indie lokal.

Tapi satu hal, ibarat yang Nahla bilang, ngomongnya kasar. Dan ia nulis "official" dengan "officialy". :))))))

Ini contohnya. Yang baper dan mau shock bilang "anak zaman kini kok gini amat" plis jangan nonton. Karena di judul videonya aja udah terperinci tuh explicit.

Betapa zaman kini setiap orang bisa mengejar cita-citanya sendiri lewat social media. Gue ngebayangin rapper lokal zaman dulu struggling untuk cari uang dan bertahan hidup dengan passion alasannya ya gimana. Kalau mau cari uang banyak harus mainstream lewat TV, tapi bila nongol di TV sebagian idealisme niscaya terjual alasannya mau nggak mau harus ngikutin pasar. Nggak bisa seenak udel.

Kalau di YouTube? Mau anjing-anjingin orang juga bila emang videonya elok mah tetep ada yang apresiasi, makin banyak yang nonton udah niscaya dapet penghasilan. Yang penting berkarya sebaik mungkin! Kolaborasi dengan aneka macam orang! Liat aja Young Lex views videonya jutaan dan ia percaya banget sama konsep kolaborasi, ia kerja sama sama banyak orang dan itu keren berdasarkan gue.

Makanya gue ketawa waktu ada yang bilang "Anak-anak kaya gitu nanti dicek HRD di masa depan, siapa yang mau memperkerjakan mereka?"

Woh, modal ratusan ribu followers di YouTube dan Instagram mah bisa hidup banget. Siapa yang bilang mereka mau kerja di perusahaan orang di masa depan bila bisa hidup dengan passion tanpa harus bergantung orang lain? Nih ya, asal karyanya bagus, fans banyak, buka bisnis yang sesuai sama pasar followers mereka. Pasti laku. Kuncinya cuma work haardddd!

YouTube itu second largest search engine in the world loh. Kedua sehabis Google (makanya dibeli Google juga). Hampir niscaya nggak akan tutup atau bangkrut. Gila, they rule the world! Duh gue mesti bikin satu goresan pena khusus nih soal bagaimana Google menguasai dunia hahaha.

Sementara itu di luar sana juga banyak ibu-ibu yang panik "kenapa harus ngomongnya agresif banget sih! Kalau ditiru anak kecil gimana?" Dijawab eksklusif sama Young Lex di salah satu video dia. Kata Young Lex dari zaman dulu juga udah banyak lagu agresif kenapa kini ia doang yang disalahin, di tamat video Jamrud - Surti aja ujungnya "surti f*ck you". Dan Jamrud kurang mainstream apa, muncul di TV loh mereka, video klip Surti itu. Nggak kaya YouTube yang user pilih tontonan sendiri. :)))))))

Dua sisi banget ya kan jadinya. Di satu sisi gue appreciate banget sama kerja keras orang-orang kaya Young Lex untuk berkarya sesuai apa yang ia suka. Sisi lainnya, kini gue juga punya anak.

...

Orang-orang semacam ini yang gue kagumi dulu, ternyata agak bikin khawatir juga sehabis punya anak hahaha. Kuncinya tetep cuma satu sih, ya dijaga dong anaknya jangan hingga nonton bila belum cukup umur. Bukan tontonan bawah umur kok itu, terperinci ada tulisannya explicit content.

*ngomong praktis bener, punya anak remaja aja belum pernah*

Karena ya, bila ia udah cukup dewasa dan ia tetapkan untuk jadi jadi rapper mah ya udah nggak apa-apa. Asal yakin sama passionnya sih kenapa nggak? Selama nggak nyakitin orang lain dan bisa jadi ide untuk banyak orang.

Kemudian banyak juga yang bilang "anak YouTube  itu kenapa sih suka ngerasa lebih sepakat dari artis TV?".

(anak YouTube tok ya secara kini artis TV juga punya series di YouTube yang viewsnya tetep gedean anak YouTube orisinil lol)

Kalau dari sisi kualitas ya sama-sama ajalah. Kan cuma tergantung selera mau suka sama yang mana. Mau yang tayangannya punya peraturan penyiaran atau nggak?

Dan anak YouTube juga nggak semuanya ngomong agresif gitu kan. Meskipun YouTubers luar juga yang agresif ngomongnya emang yang subscribers nya puluhan juta.

Banyak juga kok YouTubers lokal yang manis-manis. Bikin video beauty, parody, atau vlog konyol kaya Jovi Hunter yang bahkan considerate banget. Nggak ngerokok, nggak ngomong agresif di depan kamera meskipun ia mengakui ia sebenernya perokok dan suka ngomong kasar. Aduh saya superlaff deh sama Jovi. <3

Lagian akui sajalah, di mana-mana anak indie lebih ngerasa keren kok dibanding yang mainstream. Bukan cuma anak YouTube, banyak juga band-band yang stay indie, nggak mau masuk label besar alasannya nggak mau masuk TV dan disetir kapitalisme, disetir undangan pasar untuk diiringi joget basuh - jemur baju. :)))

Dan mungkin juga alasannya perjuangannya beda. Ya gimana, semua serba DIY, bikin lagu sendiri, rekaman sendiri, syuting video sendiri, modelnya ia sendiri, ngedit pun sendiri, udah gitu mati-matian cari penonton sendiri. Meski banyak yang udah punya tim, tetep aja timnya jauh jauh jauh lebih kecil dari korporasi TV. Timnya pun temen-temen sendiri. Semangatnya beda. 

Kalau grup musik yang muncul di TV kan berkarya nih, udah gitu terperinci diatur sama administrasi akan on air di mana, off air di mana. Ketaker lah sebulan kira-kira akan dapet uang berapa. Lah YouTube? Udah mati-matian bikin semuanya sendiri, masih harus deg-degan "ada yang nonton ya?".

Huft panjang juga ya. Kalian gimana? Punya YouTube stars favorit? Atau masih nonton TV?

-ast-

Althea Birthday Box Haul

[SPONSORED POST]



Hola!

Kali ini saya mau share beauty haul yang tertunda hahaha. Kalau yang follow Instagram saya sih mungkin udah tau ya alasannya yakni saya udah posting soal haul ini banyaakkk. Di blog sebenernya di-draft dari usang tapi gres sempet posting sekarang. >.<

Salah satu produknya bahkan udah pernah saya review di sini. Apakah ituuuu?

Yak! Althea Korea Birthday Box!



Althea ini kawasan belanja produk Korea favorit aku. Udah nggak keitung berapa temen yang teracuni untuk belanja di Althea ini. Saking murahnya!

Ongkirnya pun free untuk pembelian di atas 500ribu. Percayalah, belanja di Althea mah 500ribu sanggup banget dapet banyak untuk stok alasannya yakni harga barangnya sanggup cuma setengah dari harga counter di sini. Hati-hati kalap banget deh belanja di sini.



Nah alasannya yakni Istimewa ulang tahun, akhirnya sanggup party kit! Boxnya pun berubah warna pinknya, biasanya pink soft, ini jadi jadi pink fuschia gitu laff. Dapet topi dan balon juga. Meriah banget! :)

Apa aja yang saya beli?

The Face Shop CC Cushion x My Other Bag



INI LOVELY BANGET <3

FYI, My Other Bag yakni merk tas asal Los Angeles yang menciptakan tas kanvas bergambar parodi designer's bag. Nah My Other Bag kerja sama bareng The Face Shop untuk bikin case CC Cushion!

Kebetulan, saya suka CC Cushion The Face Shop. Aku pernah review di sini. Bilangnya nggak mau beli lagi tapi ternyata kalau packagingnya lucu mah ternyata saya beli beli juga. :| Shadenya masih tetep sama V201. Totalnya sendiri ada 3 shade, V103, V201, dan V203 plus udah ada SPF50+ PA+++.

Spesialnya, ada bonus cermin dan tas kanvas kecil dari My Other Bag yang match sama case cushionnya. SUPERLAFF!

Witch's Pouch Love Me Blusher



Ini juga udah saya review di sini Witch's Pouch Love Me Blusher in Sweet Coral Review. Sejak saya nulis, hingga kini ini jadi daily blush on aku.

Warnanya elok dan matte jadi nggak menor untuk sehari-hari. Staying powernya juga tidak mengecewakan oke, nggak ilang banget meskipun digunakan seharian.

Dan sehabis digunakan berkali-kali saya jadi makin suka sama brushnya alasannya yakni lebar dan halus. Worth to buy! Gede banget pun, entah akan habis kapan alasannya yakni hingga kini pun belum cekung sedikitpun alasannya yakni pigmented banget jadi seoles sanggup buat sepipi.

Guerisson 9-Complex Cream



Aku beli ini alasannya yakni ... penasaran. Karena kulit saya kering banget kan saya jadi sering coba-coba moisturiser hahaha. Dan yang satu ini Istimewa alasannya yakni terbuat dari ...

...

Minyak kuda aka horse oil.

Tenang, kuda-kuda ini nggak dibunuh cuma buat skin care kok. Dagingnya dimakan. *loh kok jadi enek bilangnya* Iya di Jepang mah hingga ada sashimi daging kuda loh. Manusia memang menyeramkan. :|

Guerisson 9-Complex Cream ini menjanjikan kelembaban yang sanggup meregenerasi, menghaluskan, dan memudarkan hiperpigmentasi dan mengurangi kerutan. Tampak menyerupai all in one moisturiser kan.

Tapi saya belum pake alasannya yakni masih masuk antrian. Aku kini lagi pake rangenya Vitacreme. Aku harus disiplin ngabisin skin care alasannya yakni kalau nggak bakalan saya buka terus colek-colek doang, sayang nanti kadaluarsa.

*

Oke itu aja!

Once again, happy birthday Althea! Stay fabulous!