Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Mengajarkan Emosi Pada Anak


Kemarin di group ibu-ibu, salah satu temen saya bilang jikalau anaknya nggak dapat mengekspresikan rasa senang. Nggak pernah dapat bilang "aku senang sekali" gitu. Terus saya pribadi AHA! udah usang mau nulis ini kok lupa terus ya? Padahal udah dikasih tahu sama psikolog dari usang banget. Dari Bebe mulai tantrum parah, umur setahunan kali ya.

Yang harus diingat itu satu: anak tidak tahu emosi jikalau tidak diajari. Iya ia tidak tahu bahwa perasaan ingin berteriak alasannya ialah tidak boleh beli mainan itu ialah kesal dan kecewa. Dia tidak tahu bahwa perasaan ingin melompat dan tertawa terus itu namanya bahagia. Makara ya harus diberitahu cara berekspresinya!

Nggak kok, nggak perlu beli buku wacana ekspresi/emosi hehehe alasannya ialah kan anak mengalami ini setiap saat. Kitanya aja yang harus selalu siap untuk melabeli emosi yang sedang dirasakan anak.

Atau cari printable gratisan aja dari pinterest terus print sendiri. Soalnya jikalau saya mah sebisa mungkin beli buku yang dapat baka hingga ia Taman Kanak-kanak atau SD hahaha. Serasa rugi beli buku bayi banyak-banyak lol.

(Baca: Tips Membeli Buku Balita dan Beli Buku Anak di Mana?)

👶 Gimana caranya?

Kita pecah per teladan emosi ya!

Senang: setiap anak terlihat senang kita harus tanya, senang apa nggak? Kalau ia jawab senang, terus kejar dengan "kalau senang ayo teriak sambil melompat yeaayyy!" Lakukan SETIAP anak terlihat senang.

Sedih: sesudah nangis sesenggukannya berhenti, peluk dulu, sejajarkan mata, kemudian bilang "ini namanya sedih. Kamu murung alasannya ialah kita harus pulang dari rumah aki, di sini (tunjuk dadanya) rasanya tidak enaakkkk sekali. Makara kau menangis alasannya ialah kau sedih. Sini peluk". Lakukan SETIAP anak terlihat sedih.

Marah: sama menyerupai sedih, sesudah tantrumnya berhenti, sejajarkan mata dan bilang "ini namanya marah. Kamu murka alasannya ialah tidak ibu belikan mainan. Marah itu boleh, yang tidak boleh itu menendang dan memukul. Kalau marah, kau boleh sendiri dulu, ibu dan appa tidak akan ganggu". Lakukan SETIAP anak marah.

Sampai kapan harus bilang begitu? Sampai anak tahu emosi apa yang sedang dirasakannya. Kalau ia udah dapat mengidentifikasi, berikutnya nggak perlu selalu diulang, hanya mengingatkan jikalau ia lupa.

Jadi ya lama-lama memang terbiasa. Dia dapat manage perasaannya alasannya ialah tau "aku mencicipi A maka saya harus A". Saya dan JG pun nggak putus asa ini anak kenapa sih? Karena ya ia bilang "aku senang!" atau "aku murung huhuhuhu" atau bahkan hanya ngangguk kemudian buang muka alasannya ialah ia sangat marah.

Sedih, kecewa, dan murka itu biasanya ditunjukkan dengan nangis. Karena pusing kesannya saya selalu bilang "kalau marah, Xylo boleh sendiri dulu. Tapi jikalau sedih, sini yuk dipeluk. Kalau murung terus dipeluk itu nanti tidak murung lagi". Dia biasanya bilang "aku marah" kemudian balik tubuh ATAU "sedih huhuhu" kemudian meluk saya.

Dan emosi itu banyak sekali, cuma yang inti itu aja. Jangan lupa labeli setiap ia ngantuk dan capek. Ini penting semoga nggak cranky. Waktu kecil gitu kan ya, udah tantrum ngamuk-ngamuk eh ternyata ngantuk. Sekarang Bebe jikalau ngantuk cuma bilang "aku ngantuk" terus saya jawab "ya udah coba merem deh, siapa tahu tidur". Terus ia merem dan tidur. Soalnya jikalau dijudge dengan "ya udah tidur" ia suka tersinggung alasannya ialah "siapa bilang saya ngantuk dan HARUS tidur?" Makara ya, pemilihan kata-katanya juga harus dipikirkan sekali.

(Baca: 5 Alasan Anak Perlu Menangis)

👶 Kenapa harus melabeli emosi?

Ini bikin anak lebih kalem, serius. Terutama untuk anak yang udah dapat ngomong ya. Anak jadi tahu apa yang ia rasakan dan bagaimana mengatasinya. Karena yang terpusing dari komunikasi sama anak itu kan kadang kita nggak tau ia sedang mencicipi apa dan harus diapain kan? Bikin pengen judes "ya udah kau maunya apa?!" gitu kan.

Ini juga salah satu perjuangan kita untuk mengerti anak dan menciptakan anak mengerti kita. Mengajarkan empati, bahwa orang lain pun dapat mencicipi emosi menyerupai yang ia rasakan. Contoh:

"Appa sedang marah, ayo jangan kita ganggu dulu, Xylo juga jikalau sedang murka tidak mau diganggu kan?"

atau

"Ibu lagi sedih, ibu mau dipeluk. Xylo juga jikalau sedang murung maunya dipeluk ibu kan?"

And it works! Pernah JG kenapa gitu lupa pokoknya ngomong ke saya nadanya tinggi. Biasanya jikalau gitu saya melipir dulu alasannya ialah ya masa dingototin. Dengan manisnya Xylo nyusulin dan bilang "ibu, appa marah. Tapi nanti appa tidak murka lagi ya" terus meluk saya. HUHUHU TERHARU. Makara jikalau anak kalian kaya gini juga, ya mungkin kalian sudah melabeli emosinya dengan benar. Meskipun tanpa sadar lol.

*

SATU HAL LAGI PESANKU UNTUK KALIAN SEMUA, SEPERTI YANG PERNAH KUTULIS DI CAPTION INSTAGRAM:

"BAHWA CRANKY TIDAK MENGENAL USIA"

via GIPHY

Kita aja kadang hepi banget senang selalu dunia rasanya warna-warni, tapi kadang rasanya gloomy parah hingga duduk tegak aja nggak dapat kan. Makara plis anaknya jangan dimarahin ya jikalau sedang cranky atau mengatakan emosi. Menunjukkan emosi kan lebih baik daripada tidak berekspresi. Kita yang cukup umur aja suka sulit mengendalikan emosi, apalagi anak kecil.

Gituloh buibu. Sekian dan terima kasih lohhhh udah baca hingga selesai!

See you!

-ast-

Posting Komentar