Menikah Beda Kasta Dan Urusan Mertua
Dari postingan yang kemarin yang ihwal sekolah dan kelas sosial, aneka macam yang DM saya jika dulu mencicipi hal serupa. Gimana rasanya selalu minder di sekolah alasannya yakni temen-temennya jauh lebih kaya. Kaprikornus kasusnya beda kelas sosial di lingkungan sekitar kan ya.
Nah tapi terus ada yang DM beda sendiri. Pertanyaannya: gimana jika nikah sama orang yang kelas sosialnya beda? NAH DARI DULU NIH PENGEN NULIS INI.
Gesi nulis juga, baca ya! Menikah Beda Kasta dan Urusan Mertua versi Grace Melia
Karena selama ini saya selalu menekankan kesamaan PRINSIP sebelum menikah. Dan prinsip itu dapat didiskusikan serta disepakati. Makanya salah satu postinan saya yang terpopuler yakni 30 pertanyaan yang harus ditanyakan sebelum menikah. Tapi seinget saya, saya belum pernah bahas sedikit pun urusan beda kasta dalam urusan keuangan dan kemungkinan
Sebagai background, jika dari sisi keluarga, keluarga saya dan JG nggak ada di kelas yang sama. Dulu keluarga JG tinggal di gang, hidupnya susah alasannya yakni bapaknya dulu cuma tenaga honorer dan belum jadi PNS, nggak punya kendaraan beroda empat apalagi liburan, bapaknya kerja keras agar 4 anaknya dapat sekolah dan harus kuliah. Keadaan mulai membaiknya kapan coba? Setelah JG kerja. :))))
Kaprikornus beliau kerja awalnya ya untuk keluarga banget. Beli kendaraan beroda empat agar kakaknya yang lagi hamil dapat lebih nyaman jika pergi-pergian, beli rumah agar mamanya dapat tinggal di kawasan yang lebih tenang. Makin idola banget nggak nih sama JG? XD
Untungnya bapaknya masih kerja banget untuk sekolah adik-adiknya jadi ya kami nggak perlu biayain adik-adik serta keluarga JG. Keadaan keluarganya juga udah jauh lebih baik daripada dulu. Nah sesudah kaya gini gres saya ketemu sama dia. Kaprikornus ketemunya emang beliau keliatannya udah "selevel" sama saya dan keluarga.
Nggak kok keluarga saya nggak kaya raya hahahahaha. Tapi emang saya nggak pernah hidup susah. Nggak pernah tau rasanya kurang uang untuk beli sesuatu atau kurang ongkos. Nggak punya kendaraan beroda empat sendiri dan naik angkot banget kok ke sekolah dari SD hingga kuliah. Mungkin alasannya yakni anak pertama ya, adik-adik saya sih mencicipi kondisi keluarga yang jauh lebih baik. Adik-adik saya dianterjemput supir jika les, saya sih dianterjemput ayah dulu soalnya belum punya supir pas saya kecil mah.
Anyway dari situ aja kalian dapat liat ya perbedaan itu bekerjsama dapat aja ada tapi kesudahannya nggak ada alasannya yakni apa? Karena saya sendiri dari dulu takut pacaran sama orang kaya hahahahahahaha.
Dulu ada temen saya yang kaya banget. Tipe yang tiba-tiba mobilnya gres alasannya yakni yang usang diambil paksa sama bapaknya. Diambil paksa alasannya yakni dinilai sudah terlalu tua. Padahal kendaraan beroda empat usang umurnya gres 2 tahun hahahaha.
Dia nggak naksir saya tapi itu semakin mengukuhkan bahwa saya nggak akan mau nikah sama anak orang kaya. Karena like duh, yang paling sederhana aja saya harus menggunakan baju apa ketika ketemu keluarganya? Hidup sudah penuh duduk masalah tak perlulah ditambah-tambah lol.
Intinya ya selalu berprinsip: find someone in your own league. Menikahlah dengan yang selevel dalam hal apapun termasuk ekonomi. Karena jika nggak begitu repot ngejarnya. Kalian selamanya akan jadi "si miskin" dalam keluarga dan akan banyak hal yang nggak kalian mengerti.
Belum lagi hidup kalian mau nggak mau niscaya akan ditanggung oleh salah satu pihak. Rumah dan seisinya dibeliin mertua, kendaraan beroda empat dibeliin mertua, HP dibeliin mertua, dana pendidikan anak ditabungin sama mertua, belanja bulanan dibelanjain mertua, supir dan nanny digaji mertua, uang kalian utuh banget makanya dapat liburan ke mana-mana. Tapi yang terjadi berikutnya biasanya adalah, keputusan rumah tangga kalian juga niscaya jadi ada campur tangan mertua.
Disuruh punya anak lagi nggak dapat nolak alasannya yakni "loh anak pertama aja kami yang biayai kan?" meski tidak tercetus tapi mungkin tersirat. Mertua minta apa niscaya nggak dapat nolak. Selalu ada urusan balas akal kan?
DAN INI BISA SAJA TIDAK TERJADI LOH YA. Saya nggak mau generalisir juga. Pasti ada mertua kaya raya tepat di luar sana yang nggak mau ikut campur urusan rumah tangga anaknya padahal ikut biayain semua. Cuma kebetulan nggak ada temen saya yang begitu hahahaha.
Temen-temen saya yang mertuanya lebih kaya niscaya ikut campur. Karena mereka menganggap dengan ngasih uang dan ikut campur sebagai bentuk sayang. Ikut campur nggak selamanya salah, tapi sekalinya salah (masa insan nggak pernah salah?) gimana mau ngeluh atau komplain sih orang selama ini hidup kalian dicukupi kan?
Sebenernya hal ini nggak akan terlalu repot jika kalian tipe nrimo. Oh kata suami gini, sepakat nurut. Oh kata mertua gini, sepakat nurut. Tapi jika tipenya kaya saya yang selalu punya pandangan sendiri dan nggak mau diganggu gugat orang lain? Ya repot. Makanya hingga kini nggak deh berusaha minta uang atau pemberian apapun dari orangtua dan mertua. Termasuk pemberian jagain Bebe alasannya yakni ya, kami hidup dengan cara ingin hidup dengan kami sendiri apapun itu.
Kaprikornus ya, menikahlah dengan yang sekasta jika kalian ingin hidup tenang. Menikahlah kemudian cari uang sendiri jika kalian ingin ijab kabul yang benar-benar diputuskan berdua tanpa campur tangan pihak lain.
Oiya, saya juga jadi inget beberapa waktu kemudian share soal KPR di Instagram Story. BANYAK BANGET BANGET BANGET yang gundah soal KPR alasannya yakni DP-nya dibayarin mertua. Mau dijual bilangnya bingung, mau diterusin kok ya nggak betah dan pengen pindah, dan lain sebagainya. Intinya jadi serba gundah alasannya yakni semenjak awal keputusannya tidak hanya berdua.
Kalau kalian tidak duduk masalah dengan hal-hal ibarat ini dan memang bertujuan pengen hidup yummy meski tidak punya suara, go ahead lah cari pacar kaya. Tapi jika kalian ibarat saya yang ingin ngatur hidup sendiri, mending cara pacar selevel dan kerjalah sendiri. Definisi hidup senang kan beda-beda ya buat semua orang. Ada yang lebih suka banyak uang meski sebenernya gretekin gigi tiap ada urusan keluarga, ada yang lebih suka damai-damai aja meski mau liburan aja nunggu anak masuk SD dulu lol.
Demikian. Semoga mencerahkan bagi kalian-kalian yang masih gundah soal pernikahan. Next saya mau bahas gimana mensiasati gaya hidup yang beda bagi suami istri. Istri boros suami ekonomis atau sebaliknya. NANTI YAAA.
Selamat weekend!
-ast-
Posting Komentar