Tentang Bandung Zoo (Dan Kebun Hewan Lainnya)
Iya sih dapat “ngeles” pergi ke kebun binatang untuk pengetahuan. Tapi seberapa banyak di antara kita yang baca serta INGAT apa yang tertulis di papan petunjuk nama binatang di depan tiap kandang? Boro-boro elaahhh, nonton binatang-binatang itu duduk bosan di sangkar doang kan? Sudahlah mengaku saja.
Makara buat saya, ke kebun binatang sama halnya dengan nggak jadi vegetarian. Padahal ya tau banget sayuran lebih sehat dari daging sapi, tau juga jikalau sapi menyumbang kehebohan global warming, tapi gimana ya masih nggak dapat hidup tanpa sirloin steak huhu. KEEGOISAN MANUSIA SELAIN BERKEMBANG BIAK MENUH-MENUHIN BUMI. :(
Mixed feelings-nya kenapa? KARENA BEBE SUKA BANGET KE KEBUN BINATANG. T_____T
Umur gres 4 tahun, ke kebun binatang udah 4 kali. Pertama ke Singapore Zoo dan Ragunan waktu Bebe masih kecil banget. Ketiga, tahun 2016 ke Kebun Binatang Bandung. Ketiga, hari Rabu kemarin ketika kebun binatang Bandung udah berubah nama jadi Bandung Zoo.
Waktu ke Ragunan saya biasa aja dan cenderung waaa binatangnya mayan ya, kandangnya luas, binatangnya nggak kurus. Tampak ibarat kebun binatang yang terurus lah. Maklum punya pemprov DKI kan ya, jadi niscaya harusnya ada dana khusus untuk merawat binatangnya.
Paling shock waktu ke kebun binatang Bandung tahun 2016. Di situ saya merasa bersalah alasannya kondisi binatangnya superparah. Saya inget banget ada beruang yang kurus dan cuma muter-muterin sangkar doang kaya stres.
Jalan yang harus dilalui pun buruk plus kotor banget. Rada kapok ke kebun binatang alasannya kaya ditampar gitu, merasa jadi cuilan penyebab kenapa kebun binatang survive. Ya alasannya ada pengunjung-pengunjung kaya kami ini kan. HUHU.
Nah, liburan kemarin, alasannya JG udah di Jakarta, ayah saya ngajak ke kebun binatang. Katanya kini gres dibeli sama yayasan baru, ganti nama juga jadi Bandung Zoo.
Harga tiket masuk Bandung Zoo 2018 itu Rp 40ribu, udah nggak pake tiket lagi tapi pake gelang konser, barcode-nya di-tap gres pintu masuknya kebuka. Katanya binatangnya udah lebih keurus, nggak kurang gizi lagi. Ya udah pergi deh. Mumpung di Bandung juga sih kan semoga Bebe quality time sama aki nini.
Ternyata yaaa, jauh lebih baik daripada 2016 meskipun masih tetep kasian sih. Kandang macan dan singa sempit banget, sangkar orangutan nggak ada kawasan teduhnya hingga beliau pake karung buat nutupin kepala :(. Kasian juga liat burung hantu dan beberapa kelelawar yang siang-siang bangun, mereka bukannya harusnya tidur ya?
Ada plang di mana-mana menyebutkan jikalau tiap binatang diitung makanannya sama hebat gizi dan nggak kelaparan. Well, ya nggak kelaparan sih tapi nggak liat binatang yang happy juga. Semua bosan. Iyalah siapa juga yang nggak bosan jikalau dikurung di sangkar ya?
Si Bebe pengen naik unta sama gajah pula. Gajahnya sih biasa aja ya, nggak mengkhawatirkan. Tiap satu puteran dikasih makan/batang tebu, yang jaga nggak bawa pentungan sama sekali. Kalau berhenti di tengah jalan untuk liat sesuatu juga nggak dipaksa disuruh jalan. Santai aja gitu.
EH DI UNTA TUNGGANG TUH PARAH. Mulut unta hingga berbusa, muter-muter sekian kali boro-boro dikasih makan, minum aja nggak. Terus saya nanya "kang, ini nggak dikasih minum dulu? Kasian dari tadi". Si abangnya (dia bawa pentungan huhu) jawab "nggak usah bu udah biasa" YA TUHAN SEDIH BANGET.
T______T
(Oiya jikalau naik unta + gajah tunggang di Bandung Zoo itu bayar lagi per orang Rp 30ribu. Makara itungannya emang wisata "mahal" ya, nggak terlalu cendol juga jadinya, nggak rame-rame amat padahal kemarin liburan.)
SIALNYA BEBE SENENGNYA SUPER.
Sampai malem sebelum tidur pas pulang dari kebun binatang itu saya brainwash bahwa binatang itu harusnya nggak dikandangin lho, kasian ya mereka bosan, plus diingatkan pula soal predator, rantai kuliner (dia pernah mencar ilmu di sekolah) blablabla.
Dia iya iya aja dengerin saya dan komen “kasian ya ibu buaya kandangnya sempit, padahal jikalau beliau tau sebelahnya sangkar burung mungkin burungnya dimakan sama buaya”.
Iya sih kasian sama buaya tapi hingga 3 hari kemudian beliau masih semangat dongeng detail ke semua orang beliau liat apa aja di kebun binatang. Ceritanya excited parah gitu huhu.
Dia excited saya kepikiran.
Kepikiran hingga browsing “Bandung Zoo” dan kaget banget ketika liat salah satu suggestion-nya yaitu “Bandung Zoo Petition”. PETITION APA?
Setelah baca-baca ya Tuhan ternyata ini yang namanya kudet ya. Benci pake term “kudet” tapi beneran itu momen saya kaget banget alasannya hello, kantor usang saya nulis lho! Kok saya dapat nggak tahu! Nggak tahu apa lupa apa nggak peduli sih. Saya hingga angkat laptop dari kamar dan liatin beberapa video YouTube ke ayah ibu.
Ternyata sepanjang tahun 2017 itu kebun binatang Bandung alias Bandung Zoo banyak kasus banget ya. T_______T
Yang paling parah yaitu beruang yang saking kurusnya, tulang rusuknya keliatan. Dia kelaparan hingga makan eenya sendiri. GILA MAU NANGIS. T_______T Saya yakin itu beruang yang sama yang saya liat stres di 2016, alasannya ya gitu di videonya sama geleng-geleng dan muter-muter alasannya stres.
I won’t go into details but basically not only the bears that ARE suffering but some other animals too. Baru tau juga di tahun yang sama ada jerapah mati dan di perutnya ketemu banyak plastik. Dan masih banyak kasus lain!
Search aja di Google atau YouTube “bandung zoo sun bears” JANGAN pake bahasa Indonesia alasannya entahlah mungkin yang nulis nggak sebanyak itu ya. Padahal hingga masuk YouTube-nya The Dodo loh sumpah aib abis.
Malu dan duka banget sih. Cukup lah ya, untuk sementara nggak ke kebun binatang dulu deh ya. Kadang sayanya juga sih yang terlalu yakin “alah paling binatangnya hepi” gitu kaya di SIngapore Zoo, orangutan aja gelantungan senang kan. Lha di sini? T_______T
Gila berat banget jadi orangtua mau bikin anak seneng aja ribet ya Tuhan. Ngerti banget banyak pilihan hiburan lain, tapi ya (oke ini alesan doang emang, salahkan saja saya T______T) belum dewasa itu emang seneng banget ya liat binatang. Hiks.
Makara ya, jikalau kalian tipe insan yang nggak simpel merasa bersalah sama kondisi bumi, go ahead lah. Anak-anak hepi kok ke kebun binatang, asal jangan dikasih makan seenaknya ya. Jangan pada ngerokok juga KARENA YA GILA AJA LO NGEROKOK SAMBIL BAWA DUA ANAK
Tapi jikalau kalian tipe yang suka mikir “apa yang dapat kita kasih buat bumi?” NGGAK USAHLAH UDAH. Sampai kini aja saya masih kepikiran makanya nulis blogpost ini.
Ya udah pada dasarnya sebisa mungkin liat binatangnya di alam bebas aja yaaa. Nggak usahlah itu nonton sirkus binatang atau nontonin binatang hidup. Kalau yang nonton makin dikit kan harusnya industrinya juga nanti hilang sendiri. Ke museum aja nonton binatang mati gres boleh. Kurang-kurangin jadi makhluk egois, bumi ini bukan cuma milik manusia.
source |
-ast-
Posting Komentar