Sekolah Dan Kelas Sosial
Makara semenjak duluuuu sekali saya sering sekali denger orang ngomong soal bisa bayar sekolah tapi "nggak bisa sama kehidupan sosialnya" atau "sekolahnya sih murah, gaulnya yang mahal". Dulu jikalau denger itu saya niscaya mikir "halah ya udah nggak usah gaul sama ibu-ibunya ajalah kelar" dan "ya masa alasannya yakni nggak bisa gaul jadi nggak mau sekolah di situ".
SUNGGUH PEMIKIRANKU TERLALU SEDERHANA.
Karena semakin cukup umur diri ini, semakin sadar pula bahwa kok ternyata sekolah dan kelas sosial ini ada hubungannya ya? BENCIK. Dan ya murung sih sebenernya.
T______T
Pemikiran ini mulai muncul sehabis uang SD Bebe terkumpul super ngotot dalam waktu 3 tahun aja dari sasaran 6 tahun. Kemudian JG bilang gini "ya kita jangan jadi berhenti nabung lah, kita tetep nabung aja. Siapa tau uang SD Bebe jadi bisa lebih banyak, jadi Bebe bisa SD di daerah yang lebih manis lagi".
Di sini mungkin kalian menganggap kami shallow ya alasannya yakni menganggap sekolah mahal = bagus. Ya pernyataan itu tidak selalu benar dan tidak selalu salah sih. Karena banyak juga anak yang sekolah mahal tapi kok gitu-gitu aja?
Tapi kan argumennya gampang, jikalau udah di sekolah mahal dengan kemudahan segambreng, guru yang pandai dan mengayomi, ia gitu-gitu aja apalagi jikalau ia di sekolah biasa? Sebaliknya jikalau ada anak pinter di sekolah biasa, apa mungkin ia akan jauh lebih pinter di sekolah dengan kemudahan dan guru yang lebih? Logika aja ini maahhhhh.
Ya udah pada dasarnya kami agak-agak yeaayy senang alasannya yakni ada kemungkinan Bebe bisa sekolah di daerah lebih bagus. Pilihan jadi lebih banyak dan lebih leluasa. Meskipun babay rencana liburan hingga entah kapan hahahaha. Ternyata nggak bisa hening nabung liburan sebelum Bebe bener-bener niscaya sekolah di mana. :(
(Baca juga: Kriteria SD untuk Bebe)
Sampai suatu hari saya nggak sengaja baca thread panjang di Twitter (yang tidak bisa saya temukan lagi sayangnya). Tentang seorang ibu orang US sih, ia curhat betapa ia berharap anaknya nggak usah diundang ke birthday party temen sekelas. Karena jangankan beli hadiah ultah, buat ongkos ke pestanya aja ia nggak punya.
Saya bacanya masih yang "wahhh kasiaannn" terus retweet alasannya yakni murung gitu. Tapi ya udah masih nggak mikirin amat. DAN KEMUDIAN KAMI NONTON VIDEO ULTAHNYA ANAK ARTIS YANG GEMAS. *tebak sendiri lol*
Di video itu si anak lucu ulang tahun di sekolah. Sekolahnya di sini nih deket rumah saya. International school dong ya, pengantarnya bahasa Inggris. Metode sih sama kaya sekolahnya Bebe, montessori. Tapi ia pake Reggio Emilia approach juga jadi ceritanya paket lengkap lah. Saya jadi ingin tau juga berapa ya tuition fee-nya? Browsing sana-sini ternyata nggak semahal international school lain. Ya mahal tapi jikalau dibanding yang lain ini lebih murah.
Tapi bahkan di international school yang "murah" itu aja, saya mencelos liat hadiah dari temen-temennya. Di situ saya gres ngerasa relate sama si ibu-ibu Twitter yang berharap nggak usah diundang aja ke ultah daripada resah harus ngasih kado apa.
(Baca: Apakah Anak Perlu Preschool?)
Karena sebagai pecinta toko mainan dan wajib keliling toko mainan tiap ke mall, saya tau persis harga-harga kado itu. Semuanya jutaan HAHAHAHAHUHUHUHU. Atau ya mungkin ada kado-kado murah tapi tidak ditunjukkan dalam video ya siapa tau kan mari kita positive thinking lol.
Sekarang ambil tengahnya satu kado Rp 2juta. Sekelas ada 20 anak. Apakah dalam setahun saya harus punya budget Rp 40juta untuk beli kado DOANG? Kado buat ANAK ORANG pula? Nggak mungkin dong kita kasih mereka kado murah jikalau pas anak kita ultah ia ngasihnya kado mahal?
*merunduk makin rendah menyerupai orang berilmu* *berilmu dan minder beda tipis*
Saya kisah sama JG kemudian kami berdua menghela napas. Ternyata ini yang dibilang orang sebagai "mampu bayarnya tapi nggak bisa gaulnya" dalam urusan menentukan sekolah. Sedih banget.
Sedih alasannya yakni ngerasa ya gap-nya akan ada terus. Orang kaya makin pinter dan ya gedenya makin kaya. Yang kelas menengah kebanyakan ya stay di tengah, kebanyakan akan jadi karyawan si orang kaya. Yang di bawah ya lebih susah lagi ngejarnya, kecuali sangat sangat sangat pintar.
Itu gres urusan kado ultah dan katanya banyak ya sekolah yang melarang rayain ultah di sekolah. Tapi tetep aja, gimana urusan gaulnya si anak? Urusan temen-temennya liburan ke negara entah apa sementara ya kami jikalau liburan ya nggak bisa bayar sekolah di situ. Urusan mainannya, urusan bajunya, urusan jajan dan makan di luarnya. HUHU.
Sekarang aja ada anak daycare-nya Bebe yang mobilnya Alphard. Si Bebe mempertanyakan loh: kenapa ia mobilnya besar sementara kita kecil? Anak 3 tahun bisa tau jikalau kendaraan beroda empat itu beda-beda. Sejujurnya saya sempet resah jawabnya dan nanya sama temen kantor "anak lo pernah nanya gitu nggak? Enaknya dijawab apa?" Untungnya masih bisa dijawab "mobil itu yang penting bisa jalan dan ada AC-nya, kita cuma bertiga jadi kendaraan beroda empat kecil gini cukup sekali".
Kebayang di umur 13 tahun pertanyaannya akan kaya apa jikalau sekolah di daerah yang nggak sesuai kelas sosial.
T______T
Oh iya. Ada lho anak yang tidak peduli sama hal-hal kaya gini. Ada banget saya tau belum dewasa yang nggak mikirin hal-hal ginian dan nggak peduli sama barang-barang kepunyaan temennya. TAPI YANG MIKIRIN JUGA ADA BANGET KAN. Dan kita nggak tau anak kita di golongan yang mana jadi ya apakah nggak sebaiknya memang pilih sekolah yang sesuai kelas sosial?
Pusing ya jadi orangtua. Saya pribadi relate gitu sama Geum Jandi pas masuk Shinhwa High School. Dia sempet nggak mau kan alasannya yakni takut sama pergaulannya, tapi orangtuanya ngotot alasannya yakni ingin anaknya dapet yang terbaik, gratis pula. Orangtua di mana-mana ternyata memang sama, bahkan di drama Korea. *HALAH*
Makara ya gitulah sharing hari ini. Tapi pedoman kaya gini mungkin hanya muncul dari kami-kami yang mati-matian nabung buat sekolah anak hingga nggak punya apa-apa. Kalau yang nggak ngoyo mungkin nggak mikir gini ya. Entahlah.
Kalian tipe yang mana? Sekolah di mana-mana sama aja atau mati-matian cari sekolah "sempurna" kaya saya dan JG?
-ast-
Posting Komentar