Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Pria Maskulin & Seksualitas

Menikah dengan JG, saya sering dianggap abnormal oleh banyak orang. Maklum ia kan seleranya rada asing ya. Warna kesukaan? Pink dan turunannya. Motif kesukaan? Floral, of course!



KOK MAU SIH SAMA COWOK KAYA GITU? KAN NGGAK MASKULIN!

Well, pertama saya tidak melihat orang dari sisi itunya dulu sih. Rada percuma jikalau maskulin cuma dari luarnya doang terus dalemnya kosong. Saya nggak suka sama perjaka yang jikalau diajak ngobrol cuma “yaaa yaaa oh gituuu” doang. Cuma jadi pendengar, nggak dua arah gituloh, sama aja kaya ngomong sama tembok. Dialog apa monolog? Tapi ingat, itu kan saya.

Pun dengan perempuan, saya mending temenan sama orang yang dari sisi look ya B aja tapi dapat diajak ngobrol banyak hal. Daripada berteman dengan ciwi-ciwi berkilauan, lezat dilihat, serta lezat dipajang di feeds Instagram tapi level obrolannya yaaaa kurang aja gitu. Maaf ya garang tapi saya beneran nggak tahan sama orang yang otaknya kurang meskipun otak saya juga nggak luber amat sih. -_____-

Yang cantik/ganteng DAN pintar? OH BANYAK. Tau banget individu-individu ibarat itu juga mengembangkan bumi dengan kita, cuma ya pergaulan saya kurang luas mungkin ya, risikonya nggak nemu. Lagian jikalau nemu juga mungkin dianya yang nggak mau alasannya sayanya yang niscaya risikonya kurang banget. Nggak seimbang 😂😂😂

Kedua nah ini nih yang hari ini mau saya bahas, alasan utama kenapa saya kalem aja mau JG pake floral from head to toe juga. Semua alasannya saya tidak punya batasan perjaka harus begini dan begitu. Seperti pun JG tidak pernah membatasi alasannya saya wanita saya harus melaksanakan ini dan itu.



Bagi kami, batasan soal gender itu hanya sebuah konstruksi sosial. And remember, don't let society define you! Kan "be yourself" cenah waktu dulu nulis di buku diary zaman SD juga. HAHAHA.

Dia bebas berekspresi, saya juga bebas. Itu kan cuma duduk perkara selera aja ya. Masalah suka nggak suka doang. Kami tetap punya batasan yang kami sepakati bersama. Tapi pada dasarnya jikalau ia bisa, maka saya juga bisa.

Whereas people are still so scared of the concept: feminism :)))



Dan ini juga nggak selalu bekerjasama dengan preferensi lho. Hanya alasannya saya menikah dengan orang yang bahagia floral, nggak berarti saya suka SEMUA perjaka yang bahagia floral. Saya tetep suka cowok-cowok maskulin kok. Sepanjang mereka nyaman mengekspresikan diri aja.

Yang menganggap JG abnormal atau unik, kalian terjebak stereotypes. Cowok harus maskulin, perjaka nggak boleh pake floral, perjaka harus gagah, perjaka nggak boleh nangis, perjaka nggak boleh fragile, perjaka harus ini dan itu. Siapa sih yang bilang harus hayoooo?

Baca dulu inilah: Laki-laki Itu Manusia 

Kenapa saya pengen bahas ini, alasannya ini berkaitan dengan seksualitas.

Stereotypes in sexualities

Dulu, dulu sekali waktu saya masih liat dunia cuma hitam dan putih, saya juga stereotyping kok. Semacam:

1. Cowok lentik PASTI gay dan pacarnya niscaya perjaka maskulin berotot anak gym.

2. Cewek yang lesbian, satunya niscaya anggun dan girly banget sementara pacarnya niscaya tomboi dan pake stelan kaya cowok.

Akrab banget ya sama stereotype kaya gitu?

Kemudian saya berguru banyak hal, melihat dunia dari banyak sekali sisi, menyadari bahwa dunia bukan cuma hitam dan putih. And realized that I was TOTALLY wrong.

Kedua pernyataan saya di atas itu hanya stereotype yang selevel dengan “pasangan straight itu cowoknya harus maskulin dan ceweknya harus feminin”. Resapi baik-baik, jangan double standard.

Nggak ada yang HARUS dalam seksualitas, darling. Seksualitas itu spektrumnya luas sekali dan tidak dipengaruhi sama penampilan luar seseorang.

Bisa banget kan cewek tomboi tidak lesbi jatuh cinta sama perjaka maskulin? Atau cewek feminin jatuh cinta sama perjaka nggak maskulin? Nggak selamanya perjaka maskulin akan jatuh cinta sama cewek feminin kan? Bisa banget cowoknya feminin dan ceweknya feminin juga.

Bisa lah mana buktinya nggak bisa? :))))

Kenapa tiba-tiba bahas ini? Karena The Try Guys hahahahaha.


Sayang banget sama mereka ya ampunnnn. Nggak ngerti lagi kok bisa-bisanya saya sesayang ini sama YouTube stars HAHAHAHAHA

Channelnya cari sendiri lah males amat. Mereka berempat ini vibesnya gay banget. Yang nggak kenal, cuma kebetulan nonton dari recommendation, dan terjebak stereotypes udah niscaya komen jikalau mereka gay sih. Apalagi Zach ini (background hijau), keliatannya fragile banget.

Intinya Zach kemarin bikin video dan posting di Instagram jikalau ternyata ia punya pacar yang telah disembunyikan selama 2,5 tahun (yang dua, Keith (biru) sama Ned (pink) sih dari awal emang bilang punya pacar/nikah dan punya anak). Lha si Zach ini selalu ngaku single lho.

Dia ya modelnya kaya JG banget. HAHAHAHA. Nggak maskulin sama sekali, pake floral dan warna pastel di setiap kesempatan. ❤️


Nggak masuk sama semua checklist perjaka maskulin. Badan berotot? Nay. Gayanya gagah? Naahhh. Stelannya monokrom? SUPER NAH. Tapi ya pacarnya perempuan, anggun banget kan ya tuh liat deh fotonya, ibarat BCL lol. 🤣

Liat Zach dan pacarnya ini saya jadi inget, bukan sekali dua kali JG ditanya “gay ya?” atau “wah udah nikah dikira gay”. Padahal dari bentuk tubuh sih ia “cowok” banget, cuma ya kebetulan barang-barangnya pink semua (WELL, CORAL SIH) dan punya banyak barang motif floral. 
Masih banyak banget orang stereotyping seksualitas hanya dari warna. Rada galau sih kok ya warna dan motif aja dapat punya gender. :))))

MELIHAT ZACH, AKU JUGA JADI MERASA PUNYA TEMAN HAHAHAHA. Kaprikornus merasa jikalau cowok-cowok suka floral ibarat JG itu banyak dan itu normal. Tidak unik-unik amat (JG PASTI KECEWA LOL).

Gay yang menikah

Meskipun begitu, banyak juga sih orang yang merasa gay tapi alasannya tuntutan agama, society, dan keluarga, jadi mereka menikah. Ada yang terpaksa, mungkin juga ada yang tidak.

Kalau haqulyaqin selamanya dapat menyimpan diam-diam dari istri sih berdasarkan saya yaaa, gimana ya, nggak apa-apa juga sih. Intinya asal jangan menyakiti istri aja alasannya kan istri pas dinikahi nggak tau apa-apa. :(((

Kalau menyakiti sih ya brengsek namanya. Mau gay atau bukan, kan nggak boleh menyakiti orang lain. Huhu.

Masalah ini hingga ada support groupnya di Facebook. Group khusus untuk para suami atau istri yang pasangannya diketahui non-heteroseksual. Sedih sih ya kebayang, orang yang kita nikahi ternyata punya diam-diam sedemikian besar.

Groupnya dapat dilihat di sini, namanya Menanti Mentari. (denger nama groupnya aja udah mellow)

Satu lagi, sekalian aja mumpung bahas soal seksualitas. Jarang-jarang juga kan.

Asexual & Aromantic

Pernah denger nggak?

An aromantic is a person who experiences little or no romantic attraction to others. Where romantic people have an emotional need to be with another person in a romantic relationship, aromantics are often satisfied with friendships and other non-romantic relationships. Source.



An asexual is someone who does not experience sexual attraction. Asexuality does not make anyones life any worse or any better, they just face a different set of challenges than most sexual people. Some asexuals do participate in sex, for a variety of reasons. Source.

Nangkep ya? Kurang lebih asexual ialah orang-orang yang tidak setertarik itu pada seks dan aromantic ialah orang-orang yang nggak tertarik sama korelasi romantis.

Kenapa saya bahas ini alasannya sempet mikir, orang-orang yang nggak nikah hingga usia udah bau tanah gitu MUNGKIN BANGET LHO mereka bahwasanya asexual atau aromantic. Cuma alasannya term ini tidak umum di Indonesia jadi ya alasan mereka tidak menikah sebagian besar ialah “karena belum nemu yang cocok aja, masa dipaksain”.

Familiar banget dong dengan argumen itu?

Mereka sendiri mungkin tidak sadar jikalau mereka bahwasanya tidak terlalu tertarik pada konsep seks berpasangan atau justru tidak tertarik pada korelasi romantis secara umum. Nggak sadar alasannya nggak pernah tau ada orang yang dapat begitu. MUNGKIN LHO YA INI.

Kaprikornus ketemu orang kok ya nggak pernah nyambung, ada yang ngedeketin, mereka nggak tertarik. Terus aja begitu. Padahal ternyata ya memang nggak punya ketertarikan seksual atau impian untuk bekerjasama romantis. Atau punya tapi keinginannya tidak sebesar itu jadi prioritasnya selalu hal lain.

*

Udah sih gitu aja. Cuma pengen share soal ini sama kalian untuk menambah wawasan aja ahahaha. Dengan sebuah pesan, jangan menilai orang dari luarnya saja. Seperti series “Ngobrol Tanpa Melihat” Kitabisa.com ini lho, nonton dululah yang belum nonton. Saya nggak ada kerjasama apapun lho sama mereka tapi video ini membukakan mata banget jadi kalian harus nonton.


Happy weekend!

-ast-

Posting Komentar