Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Sebuah Kisah, Patah Hati (Setelah Menikah)


Kutipan di foto itu jadi caption Instagram saya beberapa waktu kemudian usai seorang teman meraung-raung dan berkali bicara “ingin mati”.

Iya, berulang kali bilang ingin mati alasannya ialah sedang patah hati.

Kalau pertama kali berkenalan dengan yang namanya jatuh cinta ketika remaja, kita niscaya sudah terbiasa dengan senyum tak henti, perasaan sudah menyerupai animo semi, berbunga-bunga. Hidup rasanya kondusif sekali. :)

Sampai kemudian harus patah hati.

Menangis sesenggukan di kamar dengan tisu berserakan di lantai ala serial Hollywood. Duduk di bawah shower menyala pakai piyama. Tak tahu lagi harus bagaimana. Tak tahu lagi harus menangis di mana. Terlalu rapuh. Merana dan sengsara. Cuma ingin dia.

Rasanya benar-benar ingin mati.

Kata orang, cara terbaik untuk menyembuhkan patah hati ialah menemukan hati yang baru. Untuk kemudian jatuh cinta lagi, semoga hati yang sempat hancur di bawah serakan tisu dan rintikan shower itu terasa tergenggam kembali. Untuk kemudian dapat berdenyut lagi dan melupakan si pematah hati.

Jatuh cinta lagi memang cara paling simpel untuk menyembuhkan patah hati. Ironis? Tidak, toh untuk patah hati juga kita harus jatuh cinta dulu kan?

Maka masa-masa sebelum menikah pun dilalui dengan pengulangan momen-momen itu. Jatuh cinta, patah hati, jatuh cinta pada orang gres lagi, patah hati lagi, jatuh cinta lagi, hingga jadinya kita tetapkan untuk berhenti.

Kaprikornus ketika jatuh cinta terakhir kalinya hingga ingin menikah, sebagian besar di antara kita mungkin pribadi merasa kondusif selamanya.

YASSS, AKU TIDAK AKAN PATAH HATI LAGI! Ini kan jatuh cinta terakhirku, mari menua bersama!

Tapi hidup tidak dibentuk sebegitu mudah, darling. Menikah tidak sesederhana jatuh cinta, ke KUA, dan tinggal bersama menata rumah hingga tua. Pernah terpikir kah kalian bagaimana kacaunya patah hati sesudah menikah?

Iya, yang complicated dari dongeng teman saya ini ialah beliau sudah menikah. Orang yang membuatnya patah hati juga sudah menikah.

Rumit sekali. Karena jalan keluarnya tidak semudah ketika kita remaja. Tidak semudah, cari saja orang gres untuk jatuh cinta lagi.

Istri di rumah bagaimana? Bisakah jatuh cinta pada istri yang sama lagi sesudah jatuh cinta pada orang lain? Sayang dapat masih sama, tapi jatuh cinta lagi?

Sebut saja teman pria saya ini dengan X. Iya beliau laki-laki. Istrinya tanpa cela. Model-model istri yang foto Instagramnya bikin iri alam semesta. Ingat, foto Instagram tak menjamin hidup bahagia. Mungkin ia juga tak pernah sangka suaminya ternyata dapat jatuh cinta lagi. Untungnya ia tak tahu, setidaknya hingga hari ini.

Kemudian mari kita sebut wanita yang terjatuhi cinta (ah, mereka sama-sama jatuh cinta) ini dengan Y. Y juga punya suami yang sempurna. Pengertian luar biasa. Fun fact: dibanding istri X, Y ini biasa-biasa saja. Ya, bagus tapi Instagramnya tak bikin iri alam semesta.

GET IT?

Keduanya sejatuh cinta itu. Jalan atau makan bersama berdua? Tidak, jika pun iya tak pernah berdua. Berhubungan tubuh yang bikin deg-degan alasannya ialah dengan orang baru? Tentu terpikir berkali-kali. Tapi tak hingga hati.

Our chemistry is not in a sexual way, katanya. Cinta bukan melulu perihal raga, cinta dapat hadir dan menyenangkan bahkan tanpa hubungan badan. Kalau tanpa seks saja mereka sudah sejatuh cinta itu, kita dapat apa?

Sesayang itu. :(

Perjalanan cinta mereka hanya alasannya ialah chat yang terlalu nyambung. Chat biasa yang jadi kebiasaan menyenangkan dan pribadi berubah jadi sinyal-sinyal kangen ketika sehari tak ada.

“Gue gres tau, ternyata bisa-bisa aja ya sayang sama dua orang di ketika yang bersamaan.”

YA BISA. But well, we learn something new everyday, don’t we?

Jatuh cinta tidak kenal status pernikahan. Jatuh cinta ya jatuh cinta. Mau sebaik apapun menjaga, namanya cinta kadang tiba di waktu yang sungguh tidak terduga.

Apa mereka salah? Ya mereka mengaku salah meski siapa saya hingga harus menyalahkan orang jatuh cinta? Apa menyalahkan dapat menciptakan keadaan jadi tenang? Tidak. Kaprikornus biarkan saja. Jatuh cinta ialah hak mereka, jika jadinya patah hati ya sudah dapat apa kita selain menemani?

Berteriak salah pada orang jatuh cinta, seolah kita tak pernah jatuh cinta. Hati tak pernah salah, jatuh cinta bukan masalah, hanya waktu yang kadang begitu kurang bimbing memecah belah.

Kenapa harus bertemu? Kenapa harus merindu?

Apa mereka menyesal? Yah, yang terang mereka jadinya berkali-kali berusaha berhenti, menyerah, berpisah. Nomor WhatsApp dihapus, Instagram diblock, tak perlu lagi bertemu muka, segala cara dilakukan semoga dapat lupa.

Ternyata toh tetap tidak segampang itu.

“Gue sayang istri, sama sekali nggak pengen pisah sama dia. Nggak pernah kepikiran sedikit pun cerai sama beliau alasannya ialah gue juga nggak pernah kepikiran sekali pun nikah sama Y. Tapi kenapa ya nggak dapat lupain dia?”

Orang jatuh cinta tidak punya penalaran katanya, tapi untungnya Tuhan masih menyisakan mereka sedikit logika. Kaprikornus sesudah berkali pisah dan kembali, bermeter-meter argumen, berhari-hari teriakan, dan berderai-derai air mata, mereka tetapkan benar-benar berpisah.

Stop hubungan ini alasannya ialah mau dibawa ke mana? Untuk apa dilanjutkan? Hanya untuk ketahuan? Hanya untuk menciptakan hidup berantakan?

Bicara pisahnya gampang, kenyataan menghadapi hari-hari sesudah perpisahan itu yang luar biasa sulit. Patah hati alasannya ialah pacar menduakan itu satu hal, patah hati pada selingkuhan alasannya ialah mengingat kebaikan istri itu hal lain.

Mereka saling menyalahkan. Menyalahkan satu sama lain, menyalahkan diri sendiri alasannya ialah membuka hati. Meski rasanya tentu, pasti, tak sengaja.

X makin tak karuan alasannya ialah Y pun sama kacaunya. Berkali menelepon hanya untuk memaki, tak mampu menata lagi hati. Katanya tak tahu lagi definisi kerja dan hidup tenang, di rumah hanya menangis semalaman. Tentu pelan-pelan, semoga tak ketahuan. :(


Sampai dua bulan kemudian, hari ini. Belum ada kemajuan. Masih tercerai berai, dengan luka besar yang masih menganga.

Patah hati, hingga mau mati.

Seperti dipaksa berpisah entah oleh siapa dan dengan alasan apa. Seperti diminta patah hati tanpa tahu harus jatuh cinta pada siapa lagi. Seperti harus sakit sendiri alasannya ialah sungguhlah tak dapat dongeng rasa ini pada istri.

Saya hanya dapat bilang: sabar. Sabar, semua orang pernah patah hati hingga mau mati. Waktu menyembuhkan, tidak sekarang, tidak besok, mungkin bulan depan, mungkin tahun depan, mungkin 10 tahun lagi.

Selama kau masih mau bersama istri dan anakmu, maka kau harus bertahan. Jangan mati.

Jangan mati dan jangan hingga ketahuan.

Ada yang punya obat sembuhkan patah hati sesudah menikah?

PS: Seperti fiksi? Nope, ini kisah nyata. Dicurhatin mulu soal ini pas lagi PMS kan jadinya ikutan ambyar. T______T

-ast-

Baca goresan pena terkait perihal Selingkuh dan Pelakor.

Posting Komentar